Gangguan jiwa pada anak

  Gangguan jiwa pada anak Dewi Suriany

  Perkembangan Manusia

  • Perubahan sejak konsepsi hingga meninggal
  • Perubahan berbagai aspek :
    • – Fisik – Kognitif – Sosial – Personal

  

Biological development

  

Perkembangan psikoseksual

  • Freud • Struktur Id, Ego, Super ego
  • Kesadaran :
    • – Sadar – Pra sadar
    • – Bawah sadar

  • Lima fase perkembangan psikoseksual

  Perkembangan kognitif

  • Piaget • Perkembangan tersusun atas berbagai fungsi dan struktur
    • – Fungsi : inborn biological mechanisms that are the same for everyone, remain unchanged during lifetime; help construct internal cognitive structures
    • – Struktur : change repeatedly

  • Memiliki 4 periode perkembangan
    • – Sensorimotor (0-24 months)
    • – Preoperational period (Ages 2 to 6 years)
    • – Concrete operational period (6 - 11 years)
    • – Formal operations period (11 years -

      adulthood)

  

Perkembangan psikososial

  • Erick Erikson • Epigenetic principles
  • Terdapat 8 stages dalam perkembangan sosial
    • – Trust vs mistrust
    • – Autonomy vs shame & doubt
    • – Initiative vs guilt
    • – Industry vs Inferiority – Identity vs role confusion
    Common child psychiatric problems

  • Attention Defcit Hyperactivity Disorder • Disruptive Behaviour Disorders • Afective Disorders • Anxiety disorder
  • Traumatic stress disorder
  • Autistic Spectrum Disorders

  Autisme 

  Autisme Infantil pertama digambarkan oleh Leo Kanner (l943) dalam tulisan

klasiknya " Autistic

Disturbances of Afective Contact", dimana telah

dipublikasikan dalam

jurnal yang sekarang

sudah tidak diterbitkan lagi (berakhir), The Nervous Child.

GANGGUAN AUTISME

  • Salah satu jenis gangguan perkembangan pada anak yang kompleks dan berat

    (termasuk dalam gangguan perkembangan

    pervasif)
  • • Biasanya gejala sudah tampak sebelum anak

    berusia 3 tahun
  • Gejala utama meliputi beberapa gangguan perkembangan dalam bidang; komunikasi, interaksi resiprokal dan adanya perilaku yang terbatas atau perilaku stereotipik lainnya.

  Angka kejadian

  • Victor Lotter (1966), prevalensi diperkirakan sekitar 0.2 - 0.4 per mil. Namun saat ini prevalensi diperkirakan sekitar 1.5 - 2.0 per mil.
  • Ratio antara anak alaki-laki dan perempuan sekitar 2.6 – 4 : 1
  • Prevalensi yang lebih tinggi pada penelitian yang terbaru yang telah dilakukan, sekurang-kurang separuh dari penderitan gangguan retardasi mental berat di deteksi adanya autistik .
  • Tidak ada perbedaan yang jelas dari antara ras, etnik, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan

  

Gejala

1. Gangguan Komunikasi

  • Keterlambatan perkembangan berbicara & tak ada usaha untuk berkomunikasi non-verbal (bahasa tubuh/isyarat)
  • Yg dapat berbicara tampak: sulit utk memulai atau mempertahankan percakapan dgn orang lain
  • • Bahasa strereotipik, pengulangan, aneh: mis meracau,

    echolalia (membeo)
  • Tak memahami pembicaraan orang lain
  • Tidak berespons saat dipanggil, kurang variasi & spontanitas dlm bermain pura2/ permainan imitasi

  

Gejala

2. Gangguan dalam Interaksi Sosial

  • Hendaya perilaku nonverbal
  • Kurang variasi & spontanitas dlm bermain pura2/ permainan imitasi sosial • Tidak mau mengadakan kontak mata.
  • Ekspresi wajah dan postur tubuh kaku
  • Gagal membangun relasi dgn anak seusianya, lebih suka asyik sendiri.
  • • Tak ada keinginan utk berbagi kesenangan dgn orang lain.

  • Tak ingin mengadakan hubungan emosional & sosial timbal balik.
  • Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.

  

Gejala

3. Gangguan Perilaku

  • Acuh tak acuh terhadap lingkungan, asyik dengan dunianya sendiri.
  • Perilaku terpusat pada 1 pola perilaku tertentu atau minat terbatas atau berulang-ulang pada satu hal, misalnya terpukau oleh benda bergerak atau berputar, kelekatan thd benda tertentu (repetitif dan steriotip)
  • • Perilaku tidak terarah, misalnya; mondar-mandir, lari2,

    lompat2, manjat2, mengepak-ngepak, teriak2 • Agresif atau menyakiti diri sendiri.
  • Melamun atau bengong
  • Kelekatan pada benda tertentu

  Gejala

  4. Gangguan Emosi

• Tertawa-tawa, menangis, marah-marah tanpa sebab.

  • Emosi tak terkendali: ‘ngambek’ • Rasa takut yang tidak wajar.

  5. Gangguan Sistim Indera

  • Menjilat atau mencium benda, tak mau mengunyah • Menutup telinga bila mendengar suara tertentu.
  • Tidak suka memakai baju dgn tekstur kasar.
  • Sensitif terhadap sentuhan tertentu.
  • Tahan terhadap rasa sakit.

  

Gejala

6. Fungsi kognitif

  • Kebanyakan anak (75%) dengan Gangguan perkembangan pervasif mengalami keterbelakangan mental dengan IQ verbal jauh lebih rendah daripada IQ tindakan.
  • Terkadang terdapat anak dengan gangguan perkembangan pervasif menunjukkan kemampuan khusus yang luar biasa. Pada anak- anak tersebut bakat yang luar biasa dapat terlihat pada bidang musik, seni, ingatan, kalkulasi penanggalan, dan memecahkan teka-teki.

  

Diteksi dini

Kuesioner M-CHAT

• Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan.

  • Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang

    tua/ pengasuh/petugas karena ada 1 (satu)

    atau Lebih: 1. Keterlambatan bicara.

  2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.

  3. Perilaku yang berulang-ulang.

  

Daftar pertanyaan

A. Pertanyaan pada orangtua / pengasuh (Ya/Tidak)

  1. Senang di ayun-ayun, diguncang-guncang

  2. Tertarik memperhatikan anak lain

  3. Suka memanjat tangga

  4. Suka main ciluk-ba, petak umpet

  5. Bermain pura-pura membuat minuman

  6. Meminta dengan menunjuk

  7. Menunjuk benda

  8. Bermain dengan benda kecil B. Pengamatan perilaku anak (Ya/Tidak)

  

1.Anak memandang mata pemeriksa

  2.Anak melihat ke benda yang ditunjuk

  3. Bermain pura-pura membuat minum

  4.Menunjuk benda yang disebut

  Interpretasi CHAT

  1.Risiko tinggi menderita Autis :

  tidak A5, A7, B2-4

  2.Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4

  

3.Kemungkinan ggn perkembangan lain :

tidak 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1, B5

  4.Normal

  

Etiologi

  • Blm jelas
  • Multifaktorial

    • Faktor genetik, faktor neuriobiologi otak (kerusakan khas

    pd sistem limbik
  • Faktor neuro kimiawi otak: hiperdopaminergik menyebabkan hiperaktiftas
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh
  • • Gangguan pencernaan terhadap susu sapi, tepung terigu

    dan gandum, timbulnya perilaku yang lebih hiperaktif, agresif dan tidak terkendali
  • • Dikenal adanya 5 buah logam berat yang dianggap racun

    bagi otak yaitu; antimon (Sb), Arsen (As), Cadmium (Cd),

  Tatalaksana

  • Psikofarmaka • Terapi perilaku
  • Terapi okupasi
  • Speech-language Therapy • Terapi integrasi sensorik
  • Terapi Orthopaedagogik

    • Auditory integration training

    (AIT)
  • Terapi kelompok

  Tatalaksana

  

1. Psikofarmaka: Risperidon dgn dosis

inisial 0,01 mg/kg BB b.i.d. Lalu tappering up sesuai kebutuhan

  

2. Terapi perilaku (behavioral therapy)

Membantu anak untuk mempelajari perilaku yang diharapkan dan membuang perilaku bermasalah yang berorientasi pada kehidupan

  Tatalaksana

  3. Terapi okupasi

  o Melatih koordinasi & kekuatan motorik halus o Manfaat tambahan: melatih konsentrasi, memberikan pemahaman dasar pra- akademik (warna, bentuk, arah, bagian tubuh, dsb)

  4. Terapi wicara

  o melatih bahasa reseptif & ekspresif o Dilatih utk mengeluarkan kata-kata o Memperbaiki artikulasi Gangguan pusat perhatian dan hiperaktif dr. Dewi Suriany, Sp.KJ

GANGGUAN PUSAT PERHATIAN DAN HIPERAKTIF (GPPH=ADHD)

  • Defsit atensi /hiperaktiftas

  (atention defcit and hiperactive disorder) terdiri gejala tidak ada atensi, perilaku impulsif serta hiperaktif

  • Usia awal ketika masa bayi sudah bisa nampak
  • Terutama ketika anak sulit

  

Epidemiologi

  • Amerika serikat: 2 hingga 20% pada anak-anak sekolah dasar
  • Angka konservatif :3-7% pada anak sekolah dasar prapubertas
  • Orang tua anak-anak ADHD : hiperkinesis, sosiopati,gangguan penggunaan alkohol, serta gangguan konversi

  

Etiologi

  • Etiologi multifaktor, faktor genetik, struktur anatomi dan neurokimiawi dan psikososial
  • Faktor genetik: saudara kandung anak hiperaktif memiliki risiko kira-kira dua kali utk memiliki gangguan dibanding dgn populasi umum. Untuk saudara kembar monozigot lbh tinggi dibandingkan dizigot
  • Faktor kerusakan otak: beberapa anak dapat disebabkan kerusakan otak rgn pada sistimsaraf pusat dan perkembangan janin dan perinatal. Pada masa bayi awal dapat karena infeksi, gg
  • Banyak neurotransmitter dapat terlibat. Hipotesis pemberian stimulan memberi perbaikan ADHD. Kemungkinan disfungsi kedua sistem adrenergik dan dopaminergik yang berperan
  • Faktor neurofsiologi: EEGterlihat abnormak nonspesifk yang tidak beraturan.PET (positron emision tomography ditemukan berkurangnya aliran darah otak serta laju metabolik area lobus frontalis pada anak, dan pada remaja ditemukan metabolisme glukosa berkurang
  • Faktor psikososial: stres spt gg keseimbang

  

KRITERIA DIAGNOSTIK

GPPH

1. INATENSI : Dua atau lebih gejala menetap 6 bln

  

sampai tingkat maladaptif dan tidak konsisten

dengan perkembangan a. Sering gagal memberikan perhatian secara rinci dan kurang hati-hati dlm tugas sekolah dan aktiftas lain

  b. Sering sulit pertahankan perhatian pada tugas atau aktiftas permainan c. Sering tampak tidak mendengarkan

  d. Sering sulit mengerjakan tugas sesuai

  LANJUTAN KRITERIA DIAGNOSTIK GPPH

  e. Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan f. Sering menghindari, enggan atau menolak tugas yang butuhkan usaha mental lama

  g. Sering hilang barang-barang atau hal-hal yg diperlukan untuk tugas sekolah atau dirumah

  LANJUTAN KRITERIA DIAGNOSTIK GPPH

2. HIPERAKTIFITAS ( 2 gejala )

  a. Sering gelisah, tangan kaki bergerak-gerak atau menggeliat di tempat duduk b. Selalu meninggalkan tempat duduk dikelas

  c. Sering berlari-lari dan memanjat-manjat

  

d. Sering kesulitan bermain atau aktiftas secara

tenang

e. Selalu bergerak seakan-akan didorong sebuah

motor f. Banyak bicara

  LANJUTAN KRITERIA DIAGNOSTIK

GPPH

  3. GEJALA IMPULSIF

  a. Sering menjawab pertanyaan sebelum selesai ditanyakan tanpa dipikir b. Sulit menunggu giliran

  c. Usil dan mengganggu anak lain

  Timbul gejala hiperaktif-impulsif sebelum usia 7 tahun

  Tujuan Terapi :

  • • Meningkatkan hubungan antara keluarga,

    guru, teman
  • Menurunkan kenakalan dan perilaku- perilaku merusak
  • • Meningkatkan kualitas dan efsiensi dalam

    belajar, pekerjaan dan meningkatkan hasil dari pekerjaan tersebut
  • Meningkatkan kemandirian sesuai umur
  • Meningkatkan kepercayaan diri
  • Meningkatkan keselamatan diri

PENATALAKSANAAN GPPH

  • Pendekatan pendidikan: agar anak diberikan tempat duduk yang mudah diawasi guru disekolah. Bila tidak bisa diatur bersekolah di sekolah dengan berkebutuhan khusus
  • Modifkasi perilaku
  • • Obat metilphenidat (ritalint, concerta) dosis 0.3-1 mg/kg bb 2 kali pemberian /rujuk psikiater

  • Agen lini kedua: antidepresan bupropion,
Depresi pada anak

  • Kesedihan dan persepsi negatif pada diri dimana

    telah nyata dan mudah dikenali dari perilakunya,

    kemampuan kognitifnya, penampakan umum atau oleh orang di sekitarnya
  • Keluhan-keluhan somatik yang tidak khas seperti fatik, nyeri perut atau nyeri kepala • Penarikan diri dari sosial atau anhedonia.
  • Isolasi • Mood yang iritabel lebih-lebih pada keluarga
  • Terlalu sensitif terhadap kritik atau penolakan
  • Pikiran bunuh diri atau kematian

  

Terapi

  Psikofarmaka:

  • Tricyclic antidepresan (Imipramin 1.5 mg -5mg/kg BB/hari)
  • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ( Fluoxetine 10 mg-20 mg / hr
  • Mood stabilizer
    • – Asam valproate 20 mg/kg BB/hr, kdr

  • Psikoterapi:
  • Terapi kognitif-perilaku: menggunakan proses berpikir merestrukturiisasi dan menyelesaikan masalah
  • Terappi bermain: melalui bermain (therepeutic communication) terapis memahami keinginan, fantasi,trauma psikis dan disalurkan lewat aktiftas bermain
  • • Familly therapy, social learning (melepaskan