Pariwisata promosi kawasan pariwisata pulau

Tempat wisata terindah di indonesia, salah satunya Danau Sentarum
Dari 10 danau terbesar di Indonesia, Danau sentarum adalah danau sekaligus surga rawa yang masih
tersembunyi dan belum banyak diketahui para turis manca negara.

Ini karena letaknya yang agak terpencil di Jantung Borneo (HoB), tak jauh dari perbatasan antara Negara
Indonesia dan Malaysia.

Mengapa kami sebut ia tempat wisata danau terbaik di Kalimantan?

Yaitu karena danau pasang surut terbesar di Asia Tenggara ini adalah rumah berbagai jenis flora dan fauna
endemic yang langka. Salah satunya adalah habitat alami super red arwana atau the Asian Arwana (Scleropages
formosus) yang harganya mahal sekali dan paling dicari para kolektor ikan di dunia.

Danau ini juga merupakan ekosistem unik, habitat berbagai jenis flora dan fauna langka dan unik. Lebih dari 290
jenis ikan air tawar berada dalam ekosistem hamparan banjir ini, yang terbagi dalam 120 genus dan 40 famili.

Jika kebetulan anda naik perahu di pagi atau sore hari di sekitar danau, anda akan menyaksikan rombongan
burung dewa suku Dayak, yaitu kelompok burung enggang (Bucerotidae) yang terbang denganmelintas di langit,
tepat di atas kepala anda.

Pda bulan Desember, anda masih bisa bertemu dengan keluarga Orangutan (Pongo pygmaeus) yang sedang

mencari makan di sekitar danau tersebut.

Rumah Terbaik Flora-Fuana Langka
Para ahli mencatat tak kurang dari 675 species flora yang hidup di sana, dan 33 jenis diantaranya merupakan
jenis endemic. Tak cuma itu, para ahli juga menemukan 10 jenis baru. Jenis anggrek, baru berhasil di data 135
saja, termasuk angrek hitam (Coelogyne pandurata) yang melegenda.

Oh ya, tumbuhan yang hidup di sini sangat spesifik, karena secara fisik penampakannya berbeda dengan flora
yang tumbuh di luar kawasan danau.

Selain itu dari 515 jenis mamalia yang ada di Indonesia, 29% atau 147 jenis hidup kawasan Danau yang indah
ini, termasuk Orangutan yang menurut para pakar 97 % DNA-nya mirif manusia.

Mamalia lain yang endemic disana adalah Bekantan (Nasalis larvatus), Kepuh (Presbytis melalophos cruniger),
Ungko Tangan

Super Red Arwana

Hitam (Hylobates agilis), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Kelempiau Kalimantan (Hylobates muelleri) dan
jenis lainnya.


Bagi anda yang hobi bird watching, dari total 1.519 jenis burung yang teridentifikasi di Indonesia 20% bisa anda
temukan di Danau Sentarum yang climatology-nya mirif dengan Amazon ini.

Singkat kata, Danau ini adalah rumah dan surga terbaik bagi berbagai jenis mahluk. Karena itu tahun 1999
pemerintah Indonesia menetapkan kawasan ini sebagai kawasan Taman Nasional dengan luas lebih kurang
132.000 ha. Keputusan ini menyusul ditetapkannya Danau ini menjadi salah satu situs Ramsar tahun 1994,
yaitu kawasan konservasi lahan basah yang berlaku secara internasional.

Anda akan sangat beruntung jika bisa menjelajani dan berenang di danau ini. Wajar bukan kalau Travel Lemon
menyebut Danau ini salah satu tempat wisata terbaik di Pulau Borneo, bahkan di Dunia.

Keturunan Para Headhunter dan Nelayan Danau Terbaik
Tak hanya keindahan dan keunikan danau yang akan anda temukan disana, kehidupan masyarakat di sekitar
danau juga tidak kalah unik dan menarik. Disana anda bisa bertemu langsung dengan keturunan suku Dayak
yang melegenda dan dikenal sebagai pemenggal kepala (headhunter).

Terutama suku Dayak Iban, Sebaruk, Sontas, Kenyah dan Punan yang masih tinggal di rumah betang (long
house) khas masyarakat Dayak yang panjangnya mencapai 186 meter dan lebar rata-rata 6 meter. Mereka
adalah suku-suku yang hidup dari berladang dan berburu, walau sebagian sudah ada yang bekerja di kota.


Jika anda beruntung, anda bisa tinggal di long house mereka untuk belajar bagaimana hidup yang selaras
dengan alam, belajar tentang kebudayaan mereka yang berpusat kepada hutan dan alam semesta.

Di beberapa sekitar tepi danau, anda juga bisa bertemu dan bergaul dengan para nelayan lokal yang sehariharinya menangkap ikan dengan peralatan tradisional yang sederhana.

Cara terbaik pergi ke Danau Sentarum
Jika anda mencari di dalam peta atau google map, silahkan mencarinya di antara, 045'-0102 Lintang Utara dan
11157'-11220 Bujur Timur. Danau ini terletak dalam sebuah cekungan Sungai Kapuas, di Jantung Borneo yang
berjarak sekitar 700 km jauhnya dari muara sungai yang menuju laut Cina Selatan.

Secara administratif danau yang luar biasa ini masuk dalam Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat.
Indonesia.

Sejak beberapa tahun terakhir ini Pemerintah daerah Kapuas Hulu bekerjasama dengan agen-agen wisata dan
para pihak, mulai mempromosikan kekayaan Danau Sentarum dengan menggelar festival Taman Nasional
Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Biasanya acara ini digelar setiap bulan
Desember.

Bagi anda yang pergi pertama kali ke Danau itu, ada bisa memilih beberapa opsi rute perjalanan. Bisa melalui

jalan darat maupun kombinasi antara jalan darat, jalan sungai dan jalan udara.

Dari kota Pontianak, ibu kota Propinsi Kalimantan Barat menuju Lanjak (pintu masuk Danau Sentarum), anda
dapat menggunakan taxi. Tarif taxi jenis Kijang Innova adalah sekitar Rp 550.000 per orang dengan lama
perjalanan 18-21 jam.

Alternatif tercepat jalan darat adalah naik taxi dari Kuching ke distrik Lubuk Antu, Malaysia Timur. Kemudian
masuk melalui border Nanga Badau (Kapuas Hulu) menuju Lanjak. Dari Kuching International Airport (KIA) anda
hanya memerlukan sekitar 12 jam.

Tetapi jika anda memiliki mabuk jika berkendaraan darat, sebaiknya anda naik pesawat terbang dari Pontianak
ke Putusibau. Anda hanya perlu jam penerbangan dan dari kota putusibau bisa naik kendaraan umum atau taxi
travel menuju Lanjak dengan jarak tempuh sekitar 2 jam.

Jika ingin merasakan sensasi kombinasi perjalanan, anda boleh naik public transport dari Pontianak-SintangSemitau, lalu dilanjutkan perjalan menyusuri sungai dengan speedboat Semitau-Bukit Tekenang-Lanjak. Waktu
tempuh kurang lebih 6-8 jam, tergantung cuaca dan pasang surut air.

Untuk keamanan dan kenyamanan, setibanya di Lanjak Travel Lemon menyarankan anda segera hubungi
petugas pos Taman Nasional untuk mengurus Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).
Bagaimana dengan akomodasi? Anda jangan kuatir, karena di Lanjak terdapat cukup banyak penginapan

sederhana dan rumah penduduk.

Untuk berkeliling danau, sewalah perahu atau speedboat. Harga sewanya relative murah, tetapi anda harus
pandai bernegosiasi. Atau sebaiknya anda bisa membaca bagaimana cara aman traveling di hutan
Kalimantan.

Danau Sentarum
Menuju Wisata Dunia (Bagian 1)
FDS Menuju Gerbang Wisata Internasional
Viodeogo
Diterbitkan Borneo Tribune

Sambutan adat Dayak Iban pada Festival Danau Sentarum I, Lanjak, Kecamatan
Batang Lupar (28/11). Nilai budaya setempat menjadi salah satu unsur kekuatan
menaikkan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri.
Saya meliput penyelenggaraan Festival Danau Sentarum yang pertama kali digelar 28
November -2 Desember 2011 lalu di Lanjak, Kecamatan Batang Lupar. Saya ingat dari
bacaan dan tayangan televisi, di Papua memiliki Festival Asmat, di Kabupaten Asmat.
Suatu festival adat memperkenalkan istiadat masyarakat Papua. Ia juga festival yang
menunjukkan panorama alam kepada para pengunjung wisata. Kini wisata itu, menjadi

salah satu agenda tujuan para pelancong wisatawan dalam negeri dan luar negeri.
Di Vietnam terdapat Ha Long Bay, dengan luas sekitar 1.500 persegi, berserakan 1.996
pulau karang, kawasan itu tercatat dalam warisan UNESCO. Di dalamnya, terdiri dari
pulau-pulau dengan 435 jenis tanaman, 22 spesies hewan laut, dan 76 spesies burung,
28 varietas mangrove, 315 spesies ikan, serta 545 spesies hewan invertebrate dan 234
jenis koral.
Kedua tempat di atas sudah terkenal keberadaannya sebagai tujuan destinasi wisata
baik bagi Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah negara Vietnam. Gabungan
panorama alam dan kemampuan masyarakat mengolah kebiasaan turun temurun dari
para leluhur di Asmat dan Ha Long Bay ada di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu kini punya gebrakan peluang baru, supaya mata
dunia tertuju mau datang ke Kapuas Hulu. Di kecamatan Batang Lupar, terbentang luas
lahan basah dan segala isi flora dan faunanya. Namanya Danau Sentarum. Lewat
kawasan dengan luas 132.000 ha itu, lewat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemkab
Kapuas Hulu ingin menunjukkan Danau Sentarum sebagai salah satu kawasan wisata
untuk dikunjungi.
Lewat Festival Danau Sentarum, Pemkab Kapuas Hulu ingin memperkenalkan 500 jenis
tumbuh-tumbuhan, 260 jenis ikan, 300 jenis burung, 11 jenis kura-kura air tawar, 3 jenis
buaya dan kekayaan adat istiadat dan budaya masyarakat setempat dari etnis Dayak
Tamambaloh, Iban, Kantuk, dan Melayu kepada mata nasional dan internasional.

Ia adalah puncak dari kegiatan serangkaian promosi Pemkab Kapuas Hulu mengenalkan
Danau Sentarum. Sebelumnya dimulai dari mengenalkan Desa Sadap, Kecamatan
Embaloh Hulu sebagai Desa Wisata. Dengan konsep home stay, wisatawan atau peneliti
yang ingin tahu cara memukat ikan, merajut manik-manik menjadi gelang, kalung, baju,

menari, dan bermain musik adat Iban ada di tempat itu. Kemudian diadakan lokakarya
Pengembangan Ekowisata dan Lingkungan Air Kawasan Danau Sentarum dan Taman
Nasional Betung Kerihun.
Tak tanggung-tanggung Dirjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI hadir.
Malah Kepala Balai Taman Nasional Danau Sentarum, Ir. Soewignyo menapak kakinya
di Kapuas Hulu. Dalam setahun, sedikit sekali Soewignyo berada di Kapuas Hulu. Ia
berada di Sintang, tempat kantor kerja TNDS. Semestinya Danau Sentarum di Kapuas
Hulu, tiap hari paling tidak ia berada di Kapuas Hulu. Pemkab Kapuas Hulu dibikin
geram lokasi kantor TNDS di Sintang. Jawaban lokasi TNDS tidak bertempat di Kapuas
Hulu, hanya bisa wartawan dapatkan dari suara Soewignyo.
Kehadiran Soewignyo ibarat oase di tengah padang gurun pasir yang tandus dan kering
kerontang. Kantor TNDS harus berada di Putussibau memang menjadi harapan besar.
“Tahun 2012, kantor TNDS akan berada di Putussibau. Kami menggunakan kantor
sementara TNBK,” kata Soewignyo. Selama ini, kantor TNDS di Sintang, karena Surat
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 34/Kpts-II/4 Februari 1999 dan di

tanggal 1 Februari 2007 melalui Permen Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007, UPT
Kantor Balai TNDS di Kabupaten Sintang.
Dengan luas 132.000 Ha, TNDS memerlukan seorang ‘Bapak’ yang tidak jauh dari
anaknya. Dengan begitu, Pemkab Kapuas Hulu mudah melakukan koordinasi dengan
pihak TNDS. Bupati Kapuas Hulu, AM. Nasir mengemukakan isi hatinya kepada peserta
lokakarya waktu itu, “Kami tidak ingin Kapuas Hulu yang melimpah hasil alamnya,
tetapi masyarakatnya berada di garis kemiskinan, tanpa perhatian dari pemerintah
pusat,” ujarnya.

Menuju Wisata Dunia (Bagian 2)
Raup Rupiah Industri Pariwisata

Lanjak

Banyak yang bilang menuju Kabupaten Kapuas Hulu begitu melelahkan karena
perjalanan yang begitu jauh. Hal itu disadari Pemkab Kapuas Hulu yang hendak menjual
jasa pariwisata Danau Sentarum sebagai salah satu cara memperoleh PAD asli daerah.
Berbagai alternatif transportasi, disediakan pengunjung menuju Kapuas Hulu.
Wisatawan dengan jiwa berkantong backpaker ada dua cara menuju Kapuas Hulu dari
Pontianak.

Pertama dengan naik Bis. Tersedia bis dengan fasilitas AC Eksekutif, dengan harga Rp
250 ribu. Kursi dapat direbahkan. Kelas ekonomi harga bervariatif mulai Rp 100 – Rp
125 ribu. Era mobil Taxi saat ini, pun dapat dicarter, bervariasi harganya, dari Rp 300
ribu – Rp. 400 ribu. Jarak Pontianak-Putussibau, 14 Jam. Dengan menggunakan Bis dan
Taxi, memang kelelahan menyebar dari leher, punggung, dan bokong.

Alternatif kedua, dengan menggunakan pesawat terbang Pontianak - Putussibau, kurang
lebih 40 menit menggunakan pesawat terbang Trigana Air atau Kalstar. Harganya dari
Rp 700 ribu. Danau Sentarum terletak di Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, jadi dari
Putussibau ke Danau Sentarum wisatawan naik lagi kendaraan selama 3 jam.
Tapi biasanya alternatif lain, menggunakan speedboat, dari Sintang-Semitau-Danau
Sentarum jaraknya lebih dekat 4 jam saja. Biaya kurang lebih sama dengan naik burung
mesin. Lewat akses ini, wisatawan bisa langsung menikmati sungai Kapuas dengan
panorama alam dan rumah-rumah penduduk di tepi sungai.
Menuju Danau Sentarum dengan jalur darat Putussibau-Lanjak boros bensin dan waktu.
Lalu dari Lanjak ke dermaga speedboat atau sampan membawa para pelancong wisata
menuju baru Danau Sentarum. Ini kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Drs.
Alexander Rombonang, MMA, rute singkat sesungguhnya.
“Kalau jalan bagus dari Desa Kedungkang hanya 18 kilo tapi 8 kilo lagi belum bisa
dilewati, karena jelek berupa tanah. Desa Kedungkang sebelum Lanjak, karena kondisi

jalan jelek mau tidak mau ke Lanjak dulu. Di Desa Kedungkanlah pemandangan indah
Danau Sentarum bisa terlihat langsung,” kata Rombonang.
Pada Festival Danau Sentarum yang akan datang, akses jalan harapannya bisa langsung
ke Desa Kedungkang. Jadi Lanjak sebagai information center, pameran wisata, pusat
perekonomian kreatif berbasis kerakyatan; penjualan souvenir, festival, hingga sajian
khas masyarakat Dayak Iban, Tamambaloh ber-home stay ria di rumah-rumah
penduduk.
FDS I yang lalu, Lanjak bagaikan kerumuman pesta kunang-kunang dalam waktu 5 hari.
Kesepian berubah menjadi keramaian saat FDS. Bila pagi hari sebelum FDS, Lanjak
hanya rutinitas aktivitas pelajar berangkat sekolah, warga berdagang, mobil-mobil
ilegal plat Malaysia wara-wiri membawa barang dagangan dari kecamatan Badau. Kini,
selama FDS, masyarakat Kapuas Hulu tertuju pada Lanjak. Tumpah ruah tanpa kenal
waktu, Lanjak ibarat gula yang dikerubumi semut. Mobil-mobil legal Malaysia masuk
secara resmi pun mudah dijumpai.

Menuju Wisata Dunia (Bagian 3)
Sensasi Getaran Ombak Tour Cruising
Pesona danau lahan basah ini memikat hati bagi para pelancong menyusuri aliran
sungai di kawasan Danau Sentarum. Penyelenggaran Festival Danau Sentarum I,
menambah keingintahuan sebagian orang datang melihat dari dekat Danau Sentarum.

Panitia mencoba memperkenalkan kepada publik keanekaragaman Danau Sentarum
yang selama ini belum pernah tahu tentang Danau Sentarum. Saat FDS I, panitia
membuat konsep Tour Cruisingberlabuh dari satu pulau ke pulau lainnya yang ada di
danau itu dengan menggunakanspeedboat.

Floating House di Pulau Melayu

Catatan bagi pengunjung lain waktu ingin menghabiskan waktu seharian berada di
Danau Sentarum perhatikan cuaca. Komunikasikan keinginan
dengan driver speedboat yang membawa hendak membawa kita. Saat tour cruising,
cuaca di Lanjak, sedang tidak bersahabat. Mendung saja, gelombang air sungai Danau
Sentarum mulai naik. Silih berganti cuaca langit Desa Lanjak menemani kami yang
hendak merasakan tantangan ber-tour cruising ria. Tujuan pertama singgah di Pulau
Melayu, pulau tak berpenduduk terletak di tengah hamparan sungai Danau Sentarum.
Sebelum mencapai Lanjak, ada yang namanya Tanah Genting Lanjak. Ia merupakan
tanjakan beraspal. Tepat di titik ketinggian puncak Tanah Genting Lanjak, panorama
Danau Sentarum terlihat. Dan Pulau Melayu, pulau dari 3 pulau di Danau Sentarum
yang kasat mata terlihat dari ketinggian itu.
Saya bersama 3 rekan media massa, asli putra kelahiran Kapuas Hulu. Lama tinggal di
Kota Putussibau, tapi baru pertama kali inilah mereka mengunjungi Danau
Sentarum. Speedboatyang kami tumpangi membelah sungai Danau Sentarum. Sensasi
ombak sungai Sentarum menerjang sisi-sisi speedboat. Terjangan ombak semakin kuat,
karena di kiri-kanan kami, speed boat membawa rombongan pengunjung tak mau kalah
saling mendahului.
Tetap saja, rasa khawatir membayangi benak saya. Terlempar di dalam sungai Sentarum
dengan kedalaman 4 meter lebih karena hantaman ombak speedboat. Berenang bukan
masalah, tetapi alat komunikasi dan kamera selamat tinggal.
Selama 15 menit, adu kecepatan antar speedboat lain akhirnya mengantar kami sampai
di Pulau Melayu. Pulau ini gersang. Karang-karang batu hitam diselimuti lumut-lumut
hijau pulau itu. Aneka rumbuh-tumbuhan berada di pulau itu. Susah sekali menemukan
tempat untuk duduk bersantai, karena batu-batunya yang curam ke bawah.
Singgah pertama di pulau itu, pengunjung menyaksikan perlombaan sampan yang
diikuti para pedayung-pedayung seluruh kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu. Terik
panas matahari, begitu menyengat. Rombongan burung-burung putih terbang rendah di
atas kepala.
Berikutnya menuju Pulau Pandan. Hampir sama seperti dengan Pulau Melayu,
karakteristik dari pulau ini. Pulau tak berpenghuni, dan merupakan bongkahan batu
karang besar. Bedanya, hanya pada kenyamanan untuk menikmati pemandangan tanpa
harus khawatir dengan batu-batu curam seperti di Pulau Melayu. Di bibir batu tempat
speed boat bersandar, ada sebuah Lanting (perahu berukuran penginapan –floating
house disediakan Pemkab Kapuas Hulu bagi pelancong-pelancong yang ingin menyusuri
sungai Danau Sentarum sambil menginap berhari-hari di atas goyangan air sungai.
Dibandingkan dengan pulau Melayu, di pulau ini terdapat bangunan rumah tak
berpenghuni dan tak terawat. Ada pondok wisata. Konon, bangunan ini milik

Kementerian Kehutanan. Di dalamnya hanya coret-coretan di dinding, dan kaca-kaca
jendela yang pecah di sana sini. Bau pesing.
Menarik dari pulau ini, menjadi tempat masyarakat melakukan sesajian kepada Sang
Maha Pencipta. Saat kami datang, sekelompok ibu-ibu mengelilingi sesajian untuk satu
gundukan batu yang diyakini melindungi Danau Sentarum, menjaga kehidupan dan
kelimpahan hasil sungai seperti ikan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran
sungai Danau Sentarum. Sesajian dari nasi, telur, dan daging ayam.
Berdiri di bibir daratan Pulau Pandan terbentang hamparan sungai Danau Sentarum
yang begitu luas. Di pulau ini, bukit-bukti hijau yang menglilingi Danau Sentarum lebih
terlihat jelas, karena jaraknya dekat. Bagi para fotografer,
pemandangan lansdcape seperti ini bisa menjadi koleksi potongan-potongan frame yang
indah. Hutan Manggrove terbentang luas.
Matahari bergerak semakin ke arah senja. Speedboat mengarah ke tujuan terakhir di
Pulau Tekenang. Dari kejauhan rumah-rumah kayu berpenghuni, keramba ikan, dan
MCK kayu. Di sinilah Pemkab Kapuas Hulu dan pihak Taman Nasional Danau Sentarum
menyediakan Pusat Informasi dan Riset Lapangan Bukit Tekenang beserta penginapan.
Pulau Tekenang sudah masuk di Kecamatan Selimbau, tepatnya di Dusun Parit, Desa
Dalam. Ia berada dalam pengawasan Seksi Pengelolaan TNDS wilayah II Semitau, Balai
TNDS yang pusat kantornya di Kabupaten Sintang.

Pulau Tekenang

Speedboat bersandar di satu bangunan dengan ukiran khas Melayu, warna kuning
hijau. Karena mayoritas penduduk di kecamatan ini didominasi etnis Melayu. Di tepitepi bibir daratan berpasir, bangkai motor bandung, bangkai speed boat tak berfungsi
lagi dibiarkan saja dihempas air sungai. Satu nelayan sedang memancing di atas
sampannya. Jenis-jenis pohon seperti Tembesu, Tembesu Rebung, Bambu, ada juga
pohon Rengas, menutupi bangunan Pusat Informasi dan Riset Lapangan TNDS. Suasana
sejuk rindang.
TNDS menyediakan berbagai informasi tentang Danau Sentarum dari kehidupan biota
flora dan faunanya hingga, kebiasaan sehari-hari masyarakat di seputaran Sentarum. Di
bangunan bergaya rumah hujan tropis dominan unsur kayu mulai dari lantai, dan
dinding. Pengunjung terasa dekat sekali dengan alam. Ada ruangan pertemuan,
ruangan terbuka -memajang foto kehidupan masyarakat Sentarum memukat ikan,
menenun manik-manik, dan panorama alam Danau Sentarum bernafas teknik fotografi.
Bangunan ini juga beberapa bilik kamar tempat menginap. Tampak bersih dan terawat.
Menuju Wisata Dunia (Bagian 4)
Menjaga Kelestarian Laboratorium Raksasa
Suasana semakin gelap. Tiba waktunya untuk kembali ke Lanjak. Angin malam begitu
dingin, ingin secepatnya segera kembali ke Lanjak. Karena angin malam berdampak
pada air pasang. Selain itu, secepatnya kembali pulang bila tidak ingin nyasar di
tengah-tengah sungai. Suasana terang saja bisa sesat, seperti dialami teman-teman dari

media elektronikspeedboat yang mereka tumpangi nyasar. Bahkan kami pulangnya pun
nyasar di kegelapan malam sungai Sentarum. “Harusnya ada rambu-rambu sepanjang
lintasan sungai Danau Sentarum,” pikir saya.

Koes Plus di penutupan FDS I

Saat musim kemarau bulan lalu hamparan padang rumput Danau Sentarum menjadi
primadona. Karena air sungai yang menyusut. Biasanya dengan naik motor saja bisa
menyusuri luasnya Danau Sentarum. Teringat dengan pengalaman teman tersesat
selama dua jam tidak bisa kembali ke Lanjak. “Sampai sekarang orang bisa tersesat,
karena tidak jelas mana arah keluar. Kami tersesat hingga 2 jam lebih,” kata Yuliana
Reo, seorang PNS di lingkungan Pemkab Kapuas Hulu.
Tantangan di atas disadari oleh Pemkab Kapuas Hulu dan mengolah tantangan itu
menjadi bagian daya tarik wisata alam Danau Sentarum ke dunia luar. Pemkab Kapuas
Hulu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, berupaya mempromosikan Danau
Sentarum semaksimal mungkin ke dunia luar. Salah satunya dengan rencana
membangun Tourism Information Center. “Segala akses informasi tentang wisata
Kabupaten Kapuas Hulu bisa diketahui lewat TIC itu,” kata Alexander Rombonang,
Kadis Budpar Kapuas Hulu.
Danau Sentarum selain memiliki eksotisme panorama alam yang memanjakan mata,
pengunjung yang ingin dalam lagi mengetahui isi dari Danau Sentarum, coba difasilitasi
oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Kapuas Hulu. Bagi para peneliti ilmu alam dan sosial
inilah laboratorium raksasa. Saya tertarik pada 2 potensi alam yang ada di Danau
Sentarum, yaitu Ikan, dan Madu.
Di antara sekian banyaknya spesies jenis ikan di Danau Sentarum, Ikan Arwana menarik
perhatian saya. Ikan ini menjadi ikon Kapuas Hulu terutama ikan Arwana jenis Super
Red. Di tempat lain, seperti provinsi Papua, ada jenis arwana hijau, di Sumatera Arwana
Gold. Untuk menjaga ikan ini dari kepunahan, ada kesepakatan bersama secara lisan
dengan tidak membawa pulang ikan ini keluar dari Danau Sentarum. Peraturan secara
tertulis, dilarang menggunakan pukat jermal kurang dari 2 inci. Supaya arwana-arwana
kecil di perairan Danau Sentarum tetap hidup di habitatnya. “Apalagi menggunakan
sentrum, masyarakat di sana sudah lama menjaga nilai-nilai kearifan lokal untuk
menjaga kelestarian Ikan Arwana,” kata Alexander, yang baru dua bulan menjabat
menjadi Kadis Kebudayaan dan Pariwisata ini.
Kemudian madu, di Danau Sentarum, madu-madu asli dari pohon-pohon sekitar Danau
Sentarum menjadi favorit bagi masyarakat sekitar. Bahkan menjadi buah tangan bagi
pengunjung luar Kapuas Hulu.
Rasa madu dari lebah-lebah itu biasanya berbeda-beda. Terasa manis sekali bila musim
padi tiba, bila pahit karena lebah-lebah lebih memilih menyimpan madunya di pohon
Pukat. Kalau rasa madu asam-asam, lebah-lebah itu mengkonsumsi durian sebagai
sumber makanannya. “Ada asosiasi PICIA, yang merupakan kelompok petani-petani

lebah di sepanjang aliran sungai Danau Sentarum. Madu Kapuas Hulu dari Danau
Sentarum sudah mendapatkan Sertifikasi Nasional dengan ISO Quality Control,”
ucapnya. Namun, dalam 2 tahun ini gagal panen karena perubahan iklan. Salah satu
cara supaya tetap bertahan produksi lebah dan madu Danau Sentarum, berbagai NGO
lokal dan luar negeri seperti Riak Bumi dan Cifor –Bogor, membantu kelestarian
manisnya madu Sentarum.
Kekayaan alam Danau Sentarum lebih banyak lagi selain ikan Arwana dan Madu yang
ke depannya menjadi produk-produk unggulan pariwisata Kapuas Hulu dan bahan
penelitian bagi para akademisi. Terpenting adalah, masyarakat setempat tuan di atas
tanah sendiri. Masyarakat setempat bukan penonton saja melihat speed-speed turis
melintas di depan rumah terapung mereka, tetapi melek pariwisata dengan potensi
yang ada.
“Masyarakat menjadi tour guide lokal, mampu berbahasa Inggris memperkenalkan
daerah di sini,” ujar Alexander. Program pelatihan belajar bahasa Inggris dan
pengetahuan wisata sudah dilaksanakan 11 Desember 2011 lalu. Tour guide lokal iu
juga, nanti kata Alex mendapatkan kartu driver speed boat bersertifikasi.
Sebelumnya sudah dijalankan Konsep Desa Wisata di Desa Sadap, Kecamatan Embaloh
Hulu. Desa itu diharapkan menjadi cerminan bagi desa-desa lain yang ingin desanya
menjadi desa wisata. “Menjual jasa pariwisata memang tidak mudah, tapi paling
sederhana menjual jasa pariwisata dengan selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan
wisatawan,” terangnya.
Kebersihan memang menjadi problema dunia wisata yang ada di Indonesia. Perhatian
kebersihan pun menjadi sorotan wisatawan lokal pada Danau Sentarum yang menuju
destinasi wisata dunia, dan laboratorium raksasa. Murniati, warga Putussibau
menyayangkan keindahan pulau Melayu yang harus kotor karena banyak sampah
minuman kalen, botol minuman keras, plastik-plastik snack. “Daya tarik wisata Danau
Sentarum bisa berkurang karena tidak optimal pengelolaannya,” kata Murniati.
Ada satu pepatah dari Bumi Uncak Kapuas, “Minum air Kapuas, pantang tidak kembali”,
pepatah itu bisa tidak berlaku bila potensi alam Danau Sentarum tidak dirawat sebaik
mungkin. “Saya suka pemandangan Danau Sentarum, apalagi makan duriannya.
Rasanya lebih enak dibandingkan Durian Bangkok. Saya akan kembali tahun depan, tapi
pesan saya, jangan sampai kekayaan alam itu rusak oleh kita sendiri,” kata Yon
Koeswoyo, personil band Koes Plus saat konser di penutupan Festival Danau Sentarum
1.

http://yanuariusviodeogo.blogspot.co.id/2011/12/danau-sentarum.html

Puluhan pengunjung membanjiri stan-stan pameran yang dipajang dalam Expo Danau
Sentarum National Park The Exotic Wetland Ecosystem The Exotic Wetland Ecosystem
yang digelar selama dua hari, 31 Oktober – 1 November, di lantai 2 Mega Mall Pontianak.
Pameran keindahan alam Taman Nasional Danau Sentarum itu resmi dibuka, Sabtu (31/10)
siang.
ARIF NUGROHO, Pontianak
DALAM Perhelatan akbar ini, panitia memajang puluhan foto yang menggambarkan
kekayaan sumber daya alam dan beranekaragaman hayati, serta sosial budaya masyarakat
sekitar Taman Nasional Danau Sentarum. Tak lupa juga produk-prodak olahan khas, seperti
anyaman dan madu hutan.
Dalam kesempatan itu, Sahdin Junaidi, kepala Balai Taman Nasional Danau Sentarum
mengatakan jika taman nasional yang satu ini merupakan kawasan yang unik dan eksotik.
Bahkan, dia secara berani memastikan jika keanekaragaman sumber daya alamnya tidak
dimiliki oleh daerah lain.
Dikatakannya, Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) merupakan kompleks
danau-danau, terdiri dari 20 buah danau besar dan kecil. Kawasan ini mempunyai luas
132.000 hektare, terdiri atas 89.000 hektare hutan rawa tergenang dan 43.000 hektare
daratan. Selain itu memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang luar biasa dan tak dimiliki
daerah lain.
Keistimewaan taman yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu ini juga memiliki 829 spesies
tumbuhan dan 21 spesies di antaranya endemik TNDS dan jenis yang dilindungi, termasuk
10 spesies di antaranya merupakan spesies baru. Hewan mamalia di TNDS ada 147
spesies. Sekitar 32 spesies di antaranya spesies yang dilindungi, dan 64 persen hewan
mamalia itu endemik Borneo. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 persen di antaranya
merupakan ikan endemik air tawar Borneo. Untuk Aves terdapat 311 jenis spesies dan 68
jenis diantaranya yang dilindungi, Reptil 67 spesies dan 12 jenis diantaranya adalah yang
dilindungi.
Taman nasional ini juga tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar terlengkap di
dunia. Selain hutan yang bagus dan menjadi habitat lebah, TNDS juga menjadi habitat
berbagai jenis ikan air tawar. Dari segi ukuran, misalnya, ada jenis ikan terkecil, yang
dikenal dengan nama ikan Linut (Sundasalanx cf. microps) berukuran 1 – 2 sentimeter,
dengan tubuhnya yang transparan seperti kaca, hingga ikan berukuran panjang dua meter
seperti ikan Tapah dari genus Wallago. Ada pun ikan yang bernilai ekonomis dan di
konsumsi warga misalnya, ada ikan gabus, toman, baung, lais, belida, dan jelawat.
Khusus ikan hias, di TNDS terdapat ikan silok atau Arwana (scleropages formosus) dan
Ulang-uli (Botia macracranthus) yang berhasil menembus pasaran internasional dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pada kawasan ini tercatat paling tidak 120 jenis ikan,
serta terdapat beberapa jenis spesies yang hanya dimiliki oleh Danau Sentarum dalam
artian tidak ditemukan di belahan dunia lain.
Untuk itu, dengan mengandeng instansi dan lembaga, pihaknya akan mengemas Taman
Nasional ini menjadi paket wisata yang menjadi daya tarik wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. “Ini kita lakukan dengan bekerjasama dari berbagai pihak. Taman Nasional
ini memiliki atraksi yang menarik yang perlu dikemas sehingga bisa meningkatkan perannya
dan nilai daya tarik yang tinggi,” katanya usai membuka Expo Danau Sentarum, kemarin.
Sahdin mengakui dalam mengembangkan potensi wisata Kalimantan Barat yang satu ini
tidak gampang. Banyak kendala yang harus dilewati, salah satunya infrastruktur. Namun, hal

tersebut bukanlah menjadi persoalan utama. “Yang terpenting itu adalah objek wisatanya,
yang mana untuk Danau Sentarum ini memiliki keunikan. Dimana ketika air menjadi surut
orang-orang bisa masuk ke tempat tersebut, dan hal inilah yang ingin dilihat dari wisatawan
dan ini menjadi keunikan tersendiri,” ujarnya
Sahdin berharap dengan digelarnya Expo tersebut, wisatawan banyak yang datang
berkunjung, dan wisata yang ada bisa menjadi lebih dikenal.
Di sisi lain, direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, Bambang Supriyanto,
juga menuturkan hal serupa. Menurutnya, Danau Sentarum memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. “Taman ini menjadi sebuah ikon internasioanal, di mana taman ini memiliki keunikan
tersendiri,” katanya.
Menurut Bambang, ada lima syarat yang perlu diperhatikan dalam perkembangan wisata.
Antara lain aksesbilitas, budaya yang harus dikembangkan, atraksi wisata yang ada,
akomodasi, dan agency dalam pemaketan tempat-tempat wisata. “Tentu untuk akses agar
untuk mempermudah menjangkau lokasi wisata, dan ini tentunya Pemerintah Daerah yang
menjadi perhatian, budaya sendiri yang mana sangat banyak sekali dalam menuju objek
wisata tersebut budaya-budaya yang ada dikawasan itu sehingga ini juga menjadi salah satu
daya tarik bagi pengunjung, akomodasi tentu adanya homestay berbasis masyarakat
dengan standar internasional, dan agency wisata pastinya,” bebernya.
Bambang melanjutkan, perlunya kerjasama investor swasta dalam mengembangkan potensi
wisata yang ada di taman nasional tersebut. Sebab baginya tidak hanya Danau Sentarum
saja yang perlu dijamah oleh pengunjung, masih terdapat objek wisata lain yang sangat
berpotensi.
“Seperti tadi yang sudah disampaikan yaitu infrastruktur atraksi yang menarik perlu kita
kemas, dalam kesempatan inilah kita mengajak berbagai pihak sehingga sama
meningkatkan perannya, namun dorongan dari masyarakat seperti menjaga lingkungan,
dengan tidak membakar hutan, melindungai satwa yang ada didalamnya itu juga perlu
diperhatikan,” ucapnya
Selain itu, Bambang mengakui jika Danau Sentarum dan Betung Kerihun menjadi salah satu
yang distinasi yang perlu dikembangkan di Indonesia. “tanggal 27 Oktober 2015,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian pariwisata telah
mendatangani MoU, dan Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Betung
Kerihun menjadi salah satu pilihan,” terangnya.
Sementara itu Albertus Tjiu, manajer Program Kalimantan Barat WWF Indonesia
mengungkapkan, ada nilai penting taman nasional ini tetap dijaga. Selain keunikannya,
Danau Sentarum memiliki sumber daya alam dan ekosistem yang luar biasa. Dana
Sentarum juga sebagai tempat migrasi burung, sehingga keanekaragaman Danau Sentarum
semakin lengkap. “Danau Sentarum adalah kawasan yang penting untuk tetap kita jaga,”
pungkasnya. (*)
http://www.pontianakpost.com/keunikan-danau-sentarum-jadi-daya-tarik-wisata

KOMPAS.com - Danau Sentarum ini bukan danau biasa! Berdiam sebagai sebuah
taman nasional, Danau Sentarum merupakan daerah hamparan banjir seluas
132.000 ha berupa kumpulan danau-danau besar dan kecil yang berjumlah 20 buah.
Danau Sentarum adalah lahan basah, hutan rawa air tawar, serta hutan hujan tropik
yang tergenang di Pulau Kalimantan. Inilah sebuah bentangan alam tipe ekosistem
hamparan banjir paling luas sekaligus langka yang masih tersisa dalam kondisi baik
di Indonesia, bahkan juga di Asia Tenggara.
Selama 8 hingga 10 bulan dalam setahun, Danau Sentarum akan terendam air
dengan kedalaman 6 hingga 15 meter dan menyebabkan hutan sekitarnya
tergenang. Diperkirakan ada sekira 16 triliun meter kubik air per tahun di kawasan
ini. Dua sungai utama yaitu Sungai Tawang dan Sungai Leboyan menjadi
penghubung antara Danau Sentarum dengan Sungai Kapuas. Sungai Tawang
merupakan sungai yang menghubungkan Sungai Kapuas dengan Danau Sentarum
lalu Sungai Leboyan berhulu ke Sungai Embaloh.
Ada sebuah keunikan saat musim kemarau panjang, yaitu sebagian besar air Danau
Sentarum akan mengering lalu mengubah kawasan ini menjadi padang tandus
dengan tanah terbelah di sana sini. Hanya tersisa sedikit genangan dimana ikanikan yang tadinya berada di danau kemudian mencari tempat hidup di kolam-kolam
kecil yang tersisa. Selain itu, ada hal yang berbeda dengan warna air danau yang
menggenangi hutan luas tersebut, yaitu bewarna hitam kemerahan. Itu disebabkan
karena air danau mengandung tanin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya.
Danau Sentarum diperkirakan terbentuk pada zaman es (Pleistosen). Saat ini Danau
Sentarum menjadi rumah bagi sekitar 675 jenis flora meliputi 154 jenis anggrek
alam. Ada juga 754 jenis fauna meliputi 266 jenis ikan, 310 jenis burung, 147
mamalia, dan 64 jenis reptil dan ampibia.
Pijakan kaki wisatawan mulai berdatangan ke puncak pandang untuk melihat
langsung keindahan bentangan alam memukau ini. Di Bukit Lanjak, Nanga Kenelang
dan Bukit Tekenang, wisatawan dapat melihat panorama Danau Sentarum lalu
mengabadikan kemolekannya dengan kamera kesayangan mereka.
Melengkapi hari-hari di sini adalah bersampan serta mengamati beraneka burung
dan hewan lainnya. Ada beragam hewan yang dapat dilihat, yaitu: bekantan,
siamang, orangutan, tupai, macan pohon, tupai besar, beruang madu, buaya, dan
yang paling terkenal adalah ikan arwana yang harganya selangit di pasaran
penggemar ikan hias.
Ibarat sebuah keranjang wisata yang lengkap, selain menikmati keanekaragaman
hayati, di Taman Nasional Danau Sentarum, wisatawan juga disuguhi beragam daya

tarik budaya yang memikat. Sudah banyak wisatawan berinteraksi langsung dengan
beberapa suku tradisional di sekitar danau ini, seperti suku Dayak Iban, Dayak
Sebaruk, Dayak Sontas, Dayak Kenyah dan Dayak Punan. Mereka hidup di sebuah
rumah adat bernama rumah betang (dikenali juga dengan nama panjang atau
lamin).
Rumah adat tersebut memiliki ciri khas panjang rata-rata 186 meter dan lebar 6
meter. Dihuni 20 hingga 50 kepala keluarga yang hidup dengan ikatan adat kuat
namun begitu ramah kepada pengunjung. Selain suku dayak di sekitar danau ini
juga dihuni suku Melayu yang berprofesi sebagai petani dan nelayan.
Secara keseluruhan ada sekira 45 dusun permanen dan 10 dusun musiman di
Taman Nasional Danau Sentarum dan terus diupayakan dengan 64.000 hektar
untuk diusulkan menjadi daerah penyangga.
Untuk mereguk keindahan Danau Sentarum maka masuki dahulu ibu kota Provinsi
Kalimantan Barat, yaitu Pontianak. Berikutnya lanjutkan perjalanan ke SintangSemitau menggunakan kendaraan roda empat sekitar 11 jam atau Sintang-Semitau
menggunakan longboat (nama lokalnya bandong) sekira 7 jam. Dari Semitau ke
Taman Nasional Danau Sentarum dapat ditempuh menggunakan perahu motor
cepat melalui Lanjak.
Alternatif untuk meringkas perjalanan, manfaatkan perjalanan udara dari Pontianak
ke Putussibau yang terbang sekitar 2 jam. Berikutnya lanjutkan dari dermaga di
Putussibau ke Nanga Suhaid dengan perahu motor cepat sekitar 6 jam. Perjalanan
selama itu akan disuguhi pemandangan pesisir sungai dan pastinya akan
menjumpai beragam kekayaan hayati Kalimantan.
Pastikan Anda melapor ke kantor Taman Nasional Danau Sentarum untuk
kemudahan informasi dan perizinan. Pihak balai taman nasional akan membantu
memfasilitasi dan memberi informasi kebutuhan Anda mulai dari transportasi hingga
tempat bermalam.
http://travel.kompas.com/read/2012/12/10/18125749/Danau.yang.Memukau.di.Rimba.Kalimantan

Upaya kegiatan mempromosikan tempat kunjungan wisata di daerah tidak semudah dengan
kegiatan serupa yang dilakukan untuk produk-produk perusahaan. Disamping karakternya
yang berbeda, tempat wisata perlu dijual dengan memanfaatkan jasa kegiatan public
relations di pasar internasional.
Promosi tempat tujuan wisata sangat diperlukan oleh daerah-daerah yang memiliki banyak
potensi di tanah air. Tentunya upaya kegiatan ini menjadi sangat penting dalam kerangka
penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia sampai kepada Pemerintahan Daerah Tingkat II.
Promosi tempat wisata yang dirancang dengan baik akan memberikan tambahan penerimaan
asli daerah, dan mendorong proses multiplier perkembangan ekonomi lokalitas di sekitar daerah
tujuan wisata.
Tetapkan Tujuan Promosi Yang Terintegrasi
Promosi tempat wisata daerah merupakan kegiatan dari para pelaku ekonomi di lokalitas
perekonomian tertentu yang memiliki potensi tempat wisata yang menarik. Nah.. potensi tersebut
dapat berupa keindahan alam yang menonjol, kekayaan budaya yang unik, situs tempat yang
bersejarah, even pesta budaya dan keagamaan, serta potensi pusat-pusat kegiatan ekonomi,
perdagangan dan investasi yang unik tidak dimiliki oleh lokalitas alternatif lainnya.
Tujuan kegiatan promosi wisata ini harus dirumuskan dengan jelas dalam rencana atau cetak
biru pengembangan perekonomian daerah, sehingga akan menjadi barometer untuk
pelaksanaan program promosi itu sendiri, sekaligus sebagai rujukan untuk kegiatan-kegiatan
uang terkait.
Tujuan promosi wisata daerah dapat dikategorikan ke dalam beberapa tujuan berikut ini:
(a) Mempromosikan lokalitas wisata sebagai tujuan wisata yang menarik dan menguntungkan
wisatawan
(b) Meningkatkan dan memantapkan citra wisata daerah di pasar domestik dan internasional
(c) Menyebarkan pengetahuan tentang produk-produk wisata yang telah dikembangkan
(d) Membangun dan membina komunikasi yang efektif dengan media dan pers internasional.
Tujuan promosi wisata daerah tersebut hendaknya dipilih beberapa saja agar dapat
terselenggarakan dengan baik, mengingat keterbatasan anggaran daerah yang dimiliki.
Bangun Strategi Promosi
Strategi promosi merupakan siasat atau inisiatif kegiatan stratejik yang akan dilakukan untuk
merealisasikan tujuan promosi wisata yang telah ditetapkan. Didalamnya terkandung makna
wawasan rencana kegiatan yang akan diselenggarakan dalam jangka menengah, yaitu dalam
satu sampai dengan tiga tahun ke depan. Dalam hal ini sebaiknnya dihindari penyusunan inisiatif
yang pelaksanaannya baru dapat direalisasikan dalam jangka panjang.
Untuk tujuan mempromosikan daerah tujuan wisata maka secara umum terdapat beberapa
strategi utama yang dapat dijalankan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II. Strategi tersebut antara
lain:
? Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations
? Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata
? Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata
? Penetrasi kegiatan public relations internasional
Rumuskan dan Lakukan Program Promosi yang Jitu
Program-program yang lebih teknis untuk menjalankan strategi promosi ini dapat dirumuskan
dengan melihat pada kompetensi maupun keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah,

sekaligus kendala dan kelemahan yang dimilikinya. Untuk memenuhi tujuan ini, perlu dilakukan
suatu audit menyeluruh pada wilayah wisata yang akan dikembangkan.
Setelah audit tersebut dilakukan, Pemerintah Daerah Tingkat II atau organisasi yang secara
khusus menanganinya dapat merumuskan program-program yang lebih tehnis. Contoh programprogram teknis tersebut antara lain dapat berupa kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations
(a) Program pengembangan unit organisasi public relations
(b) Program kunjungan para kuli-tinta (visiting journalist program)
(c) Pengembanan press release maupun fitur wisata
(d) Persiapan mengikuti even-even terkait
(e) Program pembentukan imaje
(f) Pengembangan perpustakaan dan pusat informasi wisata
(g) Keikutsertaan dalam keanggotaan urusan wisata domestik dan luar negeri
(h) Program pengendalian manajemen krisis.
2. Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata
(a) Survei harapan wisatawan
(b) Audit potensi wilayah dan wisata
(c) Program pengembangan produk wisata yang ada
(d) Program pengembangan produk wisata yang baru
(e) Pengembangan kualitas dan kemasan produk wisata
(f) Program ecoproduct dan ecotourism
(g) Penyelenggaraan trade show
(h) Program product awareness dan distribusi.
3. Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata
(a) Program pelatihan untuk agen pemasar, media dan konsumen di dalam negeri.
(b) Perluasan jejaring distribusi melalui kegiatan promosi bersama dengan perusahaan
penerbangan, perhotelan, pelayaran cruise, operator tur perjalanan dan instansi terkait lainnya.
(c) Program kegiatan iklan tempat wisata di media terpilih
(d) Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan pameran wisata dan seminar wisata
(e) Mengembangkan materi-materi kunjungan wisata melalui video, slide dan brosur
(f) Membangun dan memelihara web wisata daerah.
4. Penetrasi kegiatan public relations internasional
(a) Program presentasi pada potensi buyers
(b) Memilih dan mengikuti tradeshow luar negeri
(c) Program kunjungan pendidikan dan buyers visit
(d) Berpartisipasi dalam organisasi internasional dan marketing councils
(e) Koordinasi dengan agen penyelenggara perjalanan internasional
(f) Pengembangan coop advertising, coop direct mailing, dan coop brochure
(g) Mengikuti seminar perdagangan dan wisata luar negeri
(h) Menyelenggarakan misi perdagangan dan road show daerah.

Read more: http://www.traveloista.com/#ixzz43gkJfvF4