Massa dan Ruang dalam Arsitektur

M a ssa da n Ru a n g D a la m Ar sit e k t u r
Ant a r ik sa

Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa arsitektur itu harus didekati dari
perasaan, jadi ada dialog antara lingkungan dan jiwa kita. Jadi ruang menurut
kelompok ini, adalah adanya dialog antara lingkungan dengan kita dalam arti 3
demensi. Tokohnya adalah Robert Vischer dan Theodor Lipps, mengatakan bahwa
ada 2 ukuran yang dibedakan untuk menilai, yaitu 1) Optical observation, bentuk
adalah bentuk; dan 2) Aesthetical observation, hanya menekankan pada isi.
Kemudian Theodor Lipps juga membedakan ruang menjadi 2, ialah 1) Ruang
geometric; dan 2) Ruang aesthetic. August Schmarsow, mempertegas apa yang
dimaksud dengan ide dan ruang serta bentuk dan ruang. Menurut August
Schmarsow bentuk, adalah hasil dari ide. Karena bergerak pad aide, kemudian
membedakan 3 macam ruang, yaitu 1) Ruang yang tactile (tangible); 2) Ruang yang
mobile; dan 3) Ruang yang visual. August Schmarsow melihat, bahwa kalau kita
ingin mengcreate ruang, kita harus puny aide dan harus didasarkan pada konsepkonsep dasar yang nantinya dapat direalisasikan pada 3 dasar ruang tersebut di
atas.
Alois Riegl, adalah yang menemukan teori mengenai artistic volition (pengalaman).
Kita menangkap bentuk kalau kita berpengalaman. Artistic volition tidak
tergantung dari pada bahan, cuaca maupun keadaan geografis, tetapi banyak
tergantung pada tujuan bahan mentah dan teknik. Karena dasarnya adalah vision,

maka artistic volition hanya digunakan atau dikenakan pada elemen-elemen yang
formal dapat ditangkap secara optis. Dengan demikian, artistic volition hanya
memperhatikan beberapa unsur saja, yakni 1) warna (color); 2) ruang (space); 3)
bidang (plane); dan 4) garis besar secara keseluruhan (outline).
Empathy to Planar Vision

Tokohnya adalah Heinrich Wolfflin dengan anthropomorphic psysiognomy, yang
dasar falsafahnya adalah suatu kepercayaan bahwasannya satu bentuk manusia
lebih tinggi dari bentuk apapun di dunia. Jadi semua patokan-patokan
perencanaannya didasarkan dari bentuk manusia, dengan demikian Heinrich
Wolfflin dapat dikatakan selalu menekankan massa sebagai dasar dari arsitektur.
Emphaty, adalah suatu projeksi imaginative dari suatu pikiran yang subjektif
kepada suatu objek. Oleh karena itu, pada akhir abad ke-19 terdapat 2 sekolah
arsitektur, yaitu 1) Yang berpendapat dan mempertahankan idea dari ruang; dan 2)
Adalah sekolah yang menggunakan pendekatan anthropomorphic symbolism.
Heinrich Wolfflin lama-lama dasar pemikirannya berubah karena pengaruh Adolf
Hildebrand, dari pemikiran interpretasi psikologi kebentuk visual yang formal. Ada
5 rumusan yang dikembangkan oleh kelompok ini (Heinrich Wolfflin, Adolf
Hildebrand, dan Alois Riegl) sesuai dengan perkembangan arsitektur pada waktu
itu, antara lain adalah: 1) The urge for the gigantic. Suatu pendekatan arsitektur

yang didaktis (kolosal), misal piramida, kolom-kolom yang ada di kuil-kuil besarbesar. Akan tetapi, ruang-ruangnya kurang memberikan dampak disebut kosong.
1

2) The wishful reading of cubic reality as a plane. Perkembangan arsitektur yang
mulai dengan bidang-bidang (kubus). 3) The cosmic view of the universe as a finite
whole. Pandangan kosmis di Barat lebih luas, dengan batasan teori keterbatasan
alam. 4) The fear of large open space. Adanya perasaan takut pada ruang yang
besar, kita tahu pada jaman itu kekuasaan raja sangat mutlak, maka
dikembangkan ruang-ruang yang besar. Ada pendapat ruang-ruang yang besar tidak
mengenakkan suasana. 5) The drive to stuff empty surface of walls with
decoration in most dwellings. Menghilangkan ornamen, dekorasi maupun hiasan
dinding pada tempat tinggal (rumah). Kalau kita perhatikan pada jaman itu, tidak
ada tembok yang kosong, semua diisi dengan dekorasi, lukisan, dan lain
sebagainya.
Pernyataan Massa dan Ruang

Tokoh yang mencoba mengungkapkan teori ini, adalah Brinckmann. Rumusannya
banyak memasukkan idea ruang ke dalam urban interior. Brinckmann menyatakan
manifestasi dari bagian exterior massa arsitektur adalah hasil kemudian daripada
penyelesaian ruang dalam yang ada di dalamnya. Arsitektur yang baik, adalah

arsitektur yang memanifestasikan integrasi ruang luar dan ruang dalam. Dengan
analisa dan perkembangan yang telah dipikirkan oleh Brinckmann, kemudian
mengintroduksi beberapa istilah penting dalam arsitektur, adalah:
Raumbildung
(space
formation);
Raumfassung
(spatial
framing);
Raumanschauung
(spatial
intuition);
Raumwirkung
(spatial
effect);
Raumgestaltung (spatial design); Raumgefuhl (feeling for space); dan
Raumanordnung (spatial disposition).
Bernini, adalah seorang tokoh yang mencoba mengetrapkan teorinya pada ruangruang yang ada dalam kota. Bernini mencoba menyatukan ruang yang dibina dalam
kota dengan ruang yang ada di dalam bangunan. Tokoh lain, adalah Frankl. Frankl
tidak puas dengan pendapat yang ada pada waktu itu, karena ingin melihat

sebetulnya bagaimana perkembangan daripada ruang itu sendiri. Kemudian Frankl
menulis morphology daripada ruang (morphology= urutan terjadinya ruang). Untuk
mengetahui morphology ruang perlu 3 langkah penelitian di dalam arsitektur,
ialah: 1) Historical scientific research of data. Data-data sejarah, untuk ini harus
diadakan penelitian; 2) A theoretical framework of idea. Setelah punya data, kita
harus
punya
kerangka
ide
(pola
pemikiran)
yang
teoritis;
dan
3) Application of these ideas ti the historical facts. Setelah keduanya kita
dapatkan lalu digabungkan. Frankl juga menyimpulkan bahwa ada 4 buah kategori
bentuk, ialah 1) spatial form (bentuk spasial ruang); 2) corporeal form (bentuk
pasif/bentuk nyata); 3) visual form (bentuk visual); dan 4) purposive intention
(bentuk yang mempunyai tujuan).
Ruang Organik dan Geometrik

Tokohnya adalah Erich Mendelsohn. Yang menyimpulkan dari penelitiannya bahwa
expressionism dibina oleh 3 macam arsitek, adalah: 1) Adalah mereka yang
memegang prinsip crystalline symbolists yang mengagungkan simbolik,
mengagungkan pengalaman ideal di atas keadaan yang realistis; 2) Adalah arsitek
yang selalu menggunakan analisis ruang (dikelompokkan dalam arsitek intelektual);
2

dan 3) Adalah kelompok arsitek yang mencari bentuk dari bahan dan konstruksi
(bahwasannya ada teori elastis, bahannya elastis). Ekspresionisme menurut Erich
Mendelsohn harus memenuhi ketiga-tiganya, ekspresionisme sangat terkenal
sebelum tahun 1920-an, cepat tumbuh cepat mati, tahun 1923 ekspresionisme
mati. Erich Mendelsohn adalah orang yang dimanis. Oleh karena itu, konsep
arsitektur menurutnya harus memenuhi konsep dinamis dan fungsional. Dengan
demikian, arsitektur dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu 1) Satis,
berarti menggunakan struktur-struktur yang rasional, yang disebut kelompok
klasik; 2) Dinamis, menggunakan struktur-struktur emotional gothic; dan 3) Elastis,
menggunakan struktur-struktur yang hidup.
Teori Untuk Arsitektur Hari Depan
Kalau kita ingin menjadi arsitek dihari depan, kita harus berpindah dari konsep
dasar falsafah crystalline ke organic, yakni 1) Kita harus tetap memperhatikan

koordinat, karena koordinat ini sebetulnya adalah titik tolak daripada susunan dari
arsitektur, kita harus memperhatikan style yang lalu sampai sekarang; 2) Kita harus
memperhatikan geometri; dan 3) Kita harus memperhatikan organic mulai dari
tahap pendekatan intuitif sampai dengan analisis. Theo van Doesburg menulis satu
pengertian dasar yang menyinggung mengenai hakekat pendapat yang bergerak
dari dasar ekspresi massa ke ekspresi ruang. Pada tahun 1925, Theo van Doesburg
merumuskan hukum-hukum ruang yang ternyata menemukan banyak variasi dan
variasi itu tidak terhingga menurutnya. Beberapa rumusan/patokan ruang yang
dapat diajukan antara lain, sebagai berikut: 1) Spatial kontras, ruang-ruang
tersebut dapat dikontraskan; 2) Spatial desonan, dimana ruang-ruang tersebut
dapat desonan jadi tidak harmonis; dan 3) Spatial komplemen, ada ruang yang
komplemen yang mendukung. Teori elementarisme dari Theo van Doesburg:
Didasarkan pada pendapat yang lebih dinamik, bidang horizontal dan vertikal tidak
memuaskan,karena terlalu statis dan pengungkapannya banyak menuju ke arah
regional. Jadi Theo van Doesburg mencoba elemen di dalam ruang, mencoba
mendapatkan ruang yang dinamis. Tokoh yang lain, adalah Eleazer Lissitzky, lebih
moderat dan dapat mengerti teori ruang dari Malevich, salah satu tokoh arsitektur
dari Rusia, yang merumuskan suprematisme pada tahin 1913. Menurut Eleazer
Lissitzky ada dua cara untuk merencanakan, yaitu 1) melalui ruang; dan 2) melalui
bahan.

Bagaimanapun juga menurutnya bentuk harus direncanakan sesuai dengan gerak
dalam ruang. Tahun 1925, Eleazer Lissitzky mengajukan beberapa teori ruang,
antara lain: 1) Planimetric Space. Ruang ini dapat dibentuk dari dua dimensional
(secara fisik melalui bidang-bidang dua dimensional). 2) Perspective Sapace. Ruang
ini dapat dibentuk dengan menggunakan titik temu pyramid atau kerucut. Di sini
ruang selalu dibatasi. 3) Irrational Space. Ruang ini dapat menggunakan ruang
perspektif dalam jumlah yang tak terhingga. 4) Imaginary Space. Ruang ini dapat
diperoleh/diproduksikan melalui film, di sini tidak ada space sesungguhnya.
Le Corbusier seorang arsitek dari Prancis mengatakan, bahwa estetika arsitektur
didapat dari simplicity dan clarity (kesederhanaan dan kejelasan), dari banayk
fenomena keindahan dari unsur-unsur arsitektur. Kemudian Le Corbusier
menguranginya menjadi 4 kategori: 1) Massa; 2) Bidang; 3) Denah (plan); dan 4)
Garis-garis yang menentukan. Dengan demikian hanya menggunakan bentuk-bentuk
elementer, antara lain: 1) Kubus; 2) Piramida: dan 3) Kerucut.
Tokoh lain, ialah Andre Lurcat, mengatakan bahwa arsitektur hanya ditentukan
3

oleh 4 elemen, di antaranya: 1) Isi; 2) Permukaan; 3) Ruang; dan 4) Cahaya. Pada
bagian lain, Vladimir Tatlin, pada tahun 1919 merumuskan mengenai ruang, ialah:
1) Volume; 2) Bahan; dan 3) Konstruksi. Berlage, menolak satu pendekatan

arsitektur dari luar ke dalam, ingin arsitektur ditempatkan dari dalam baru ke luar.
Oleh karena itu, Berlage merumuskan beberapa dasar pendekatan dari hasil
pemikirannya mengenai style-style baru, ialah: 1) Dasar dari semua komposisi
adalah geometri, gerakan yang modern itu unity; 2) Semua karakteristik dari stylestyle yang lama harus ditolak; dan 3) Bentuk arsitektur harus dikembangkan
dengan memperhatikan fungsi. Ada seorang teoris yang mencoba memberikan
warna pada Modern Architecture, ialah M. Schindler. Pada tahun 1912, menulis
buku Manifesto, ada butir-butir yang perlu diketahui, adalah: 1) Bahwa alat
arsitektur dalam seni adalah ruang; 2) Ruang merupakan bahan mentah, jadi ruang
merupakan bahan mentah dari arsitektur; dan 3) Menekankan pada keuntungan,
bila kita menggunakan fungsi sebagai dasar perencanaan. Tokoh lain dari Amerika,
adalah Louis Sullivan, mencari bentuk asli melalui pemikiran genetik mekanistik
(tingkah laku dari manusia), kemudian dapat merumuskan Form Follow Function.
Di sini ruang sangat penting sekali, karena bentuk massanya mengikuti fungsi, jadi
kebalikannya. Teori ini juga disebut bentuk komplementer (Complementary form).

Antariksa © 2008

4