LEGALITAS USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DIKAITKAN DENGAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

  

LEGALITAS USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

DIKAITKAN DENGAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

  1

  2 Lukmanul Hakim , Eka Travilta Oktaria .

  

ABSTRAK

  Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terutama dalam hal ini mendorong para pelaku usaha untuk mendirikan usaha depot air minum isi ulang yang dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi pelaku usaha. Dalam mendirikan usaha depot air minum isi ulang pelaku usaha wajib memperhatikan legalitas kegiatan usaha, sehingga dalam menjalankan kegiatan usahanya, bagi pelaku usaha akan mendapatkan perlindungan hukum terhadap usaha yang dijalaninya. Begitupun bagi konsumen yang akan mengkonsumsi air minum isi ulang dapat terhindar dari perilaku curang atau tidak adil yang dilakukan oleh pelaku usaha. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah legalitas usaha yang dimiliki depot air minum isi ulang serta kaitannya pada perlindungan terhadap konsumen pengguna depot air minum isi ulang.

  Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan Yuridis Normatif - Empiris yaitu dengan cara mempelajari serta mengkaji bahan-bahan atau teori-teori yang berkaitan dengan pemenuhan legalitas usaha depot air minum isi ulang. Data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara studi pustaka dan data primer sebagai penunjang data skunder dengan cara wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu seleksi data, klasifikasi data, dan sistematika data. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara kualitatif.

  Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa pelaku usaha depot air minum isi ulang pada umumnya belum memenuhi legalitas usaha terhadap usaha yang dijalaninya. Dokumen legalitas bentuk usaha dapat diketahui dalam akta pendirian perusahaan, nama perusahaan, serta merk perusahaan. Setiap usaha yang menjalankan kegiatan usahanya wajib memenuhi syarat legalitas operasional usaha. Setiap perusahaan yang telah memenuhi syarat legalitas operasional usaha tersebut dinyatakan sebagai usaha yang mempunyai bukti legalitas kegiatan usaha. Dokumen Legalitas kegiatan usaha yang dimaksud terdiri atas Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Bukti Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Pembukuan. Depot air minum isi ulang diwajibkan memiliki sertifikat laik hygiene sebagai legalitas usaha yang khusus dari dinas kesehatan, dan depot air minum isi ulang telah memenuhi legalitas kegiatan usahanya, seperti memiliki tanda daftar usaha perusahaan, surat izin usaha perdagangan, dan surat izin tempat usaha. Perlindungan hukum terhadap konsumen dapat ditempuh dengan cara Preventif dan Represif. Berdasarkan

  Pasal 19 UUPK, pelaku usaha bertanggungjawab memberi ganti kerugian, pengembalian uang ataupun pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila terbukti bersalah. Selain itu, menurut Pasal 23 UUPK pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dapat digugat melalui badan penyelesaian sengketa konsumen atau mengajukan kebadan peradilan ditempat kedudukan konsumen. 1 Kata Kunci : Legalitas, Usaha, Depot Air Minum, Perlindungan Konsumen.

  Dosen Fakultas Hukum, Universitas Bandar Lampung 2 Email : lukman517422@gmail.com Dosen Akuntansi, Akademi Akuntansi dan Manajemen Mitra Lampung Email : ekatravilta@yahoo.com

  Sistem perekonomian yang sehat seringkali bergantung pada sistem perdagangan yang sehat, sehingga masyarakat juga membutuhkan adanya peraturan hukum yang dapat menjamin kepastian terhadap sistem perdagangan tersebut, kaidah-kaidah hukum yang mengatur berbagai persoalan yang timbul dalam aktivitas antar manusia dalam bidang perdagangan. Keadaan perekonomian yang sekarang ini semakin sulit, menyebabkan terjadinya persaingan diberbagai bidang kehidupan, termasuk persaingan dalam dunia bisnis. Mengingat kegiatan bisnis semakin meningkat dari hari ke hari, maka tidak mungkin dihindari terjadinya sengketa atau konflik diantara para pihak yang terlibat.

  Kemajuan teknologi yang semakin berkembang perusahaan dituntut pula untuk dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka perusahaan tersebut harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang semakin kompetitif dengan melakukan strategi yang tepat agar tidak tersisih dalam persaingan.

  Salah satu contoh dalam perkembangan teknologi saat ini adalah adanya Keberadaan depot

  • –depot air minum isi ulang yang merupakan salah satu bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha akan semakin bertahan dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (untuk selanjutnya disebut UU WDP).

  bisnis air minum isi ulang ini dalam dunia usaha tercermin dari dasar pertimbangan dikeluarkannya UU WDP, yaitu sebagai upaya dalam mewujudkan 3 Lihat dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 3

  Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

  pemberian perlindungan hukum, serta juga pembinaan kepada dunia usaha dan perusahaan khususnya golongan ekonomi yang lemah. Dalam penyusunannya diperhatikan pula kebiasaan-kebiasaan yang benar-benar hidup dalam masyarakat pada umumnya dan dunia usaha pada khususnya.

I. PENDAHULUAN

  Air minum adalah air yang memiliki proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi adalah total bakteri coliform dan escericia coli. Air yang dibutuhkan manusia meliputi air layak pakai yang bersih yang sehat untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan air minum.

  4 Usaha air minum isi ulang

  merupakan bentuk usaha kecil dalam dunia usaha mampu untuk memperluas lapangan kerja yang baru memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya bagi pelaku uasaha. Usaha kecil sangat berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya. Namun pada kenyataannya, usaha kecil masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranannya secara optimal dalam perekonomian nasional. Pada kenyatannya menunjukkan bahwa usaha kecil masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, pemodalan, sumber daya manusia, 4 Rumondor P. 2014. Identifikasi Bakteri Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Manado.

3 Pentingnya kegiatan

  Jurnal e- Biomedik, Volume 2, Nomor 2, 2014 (Online). (http://download.portalgaruda.org./article.php?) teknologi, serta iklim usaha yang belum mendukung perkembangannya.

  Seiring dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yang menjadi alternatif adalah dengan menggunakan air minum isi ulang yang diproduksi oleh Depot air Minum Isi Ulang (DAMIU). Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen.

  menengah berinteraksi dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang akan mengarah ke perkembangan hukum. Hubungan antara ilmu dan teknologi dengan bidang hukum menyebabkan temuan teknologi yang menghasilkan produk-produk berdampak positif dan negatif bagi masyarakat. Untuk itu diperlukan aturan-aturan hukum yang baru untuk mengaturnya serta pemanfaatan perkembangan ilmu dan teknologi untuk kepentingan hukum.

  Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat, yang merupakan salah satu kebutuhan primer yaitu air minum, maka pelaku usaha akan semakin terdorong untuk melakukan usaha dalam bidang air minum. Hal tersebut disebabkan karena dalam memenuhi kebutuhan air minum, setiap keluarga untuk memasak air minum untuk kebutuhan sehari-hari dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk memanfaatkan efektivitas dan efisien waktu dari berbagai kesibukan para pengguna air minum, dalam memenuhi kebutuhan air minum tersebutdengan membeli air minum bersih di depot-depot air minum isi ulang. Hal ini dikarenakan 5 Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI .2004.

  Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan RI No.651/MPP/Kep/10//2004 tentang persyaratan teknis depot air minumdan perdagangannnya .

  Jakarta : Mentri Perindustrian dan Perdagangan RI

  praktis serta harga yang ditawarkan relatif murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

  Mendirikan usaha air minum isi ulang yang sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi. Sebab telah tersebar diseluruh wilayah Indonesia, termasuk di Bandar Lampung. Berbagai upaya telah dilakukan pelaku usaha air minum isi ulang dalam menjalankan usahanya tersebut. Secara optimal, untuk mendapatkan legalitas usaha yang telah dijalankan serta peningkatan kualitas terhadap produk yang dihasilkan sehingga pelaku usaha mendapatkan perlindungan hukum dalam menjalankan usahanya. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam jangka waktu yang relatif panjang.

5 Perkembangan usaha kecil dan

  Untuk memperoleh legalitas usaha dan meningkatkan kualitas produksi, pelaku usaha perlu meningkatkan standar mutu air minum yang telah ditetapkan oleh instansi- instansi yang terkait dan menangani standar mutu yang akan dipasarkan. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan ketat dari Dinas Kesehatan.

  Pengetahuan konsumen tentang air minum isi ulang yang masih terbatas, seringkali menjadikan masyarakat diperlakukan kurang adil atau dirugikan. Hal tersebut merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha akibat adanya produk air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar dan syarat kesehatan. Sehingga banyak pelaku usaha yang tidak mempunyai legalitas dalam menjalankan usaha air minum isi ulang.

  Pelaku usaha air minum isi ulang sekarang ini sudah semakin banyak dan besar. Hal tersebut terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah depot usaha air minum isi ulang diberbagai tempat sehingga dalam menjalankan kegiatan usahanya akan terjadi persaingan sesama perusahaan air minum isi ulang.

  Lahirnya usaha atau bisnis baru ini juga menimbulkan masalah, yaitu masih banyak pelaku usaha yang melihat usaha depot-depot air minum isi ulang ini sangat menjanjikan, terutama dalam hal biaya yang relatif murah, produksi yang cepat, serta efisiensi waktu yang dibutuhkan. Di samping itu pelaku usaha air minum isi ulang banyak yang melakukan pelanggaran seperti air yang diproduksi tidak memenuhi standar kesehatan, sebab air tersebut mengandung bakteri e coli sehingga masyarakat dan konsumen diperlakukan kurang adil.

  Pelaku usaha dalam mendirikan usaha depot air minum isi ulang sering tidak memperhatikan legalitas terhadap usahanya. Hal inilah yang membuat masyarakat seringkali tidak memperoleh perlindungan hukum, karena banyak depot-depot air minum isi ulang yang tidak mempunyai legalitas usaha.

  diharapkan dapat memberikan informasi secara jelas dan lengkap yang memaparkan mengenai legalitas usaha dan dikaitkan juga kedalam perlindungan terhadap konsumen depot air minum isi ulang.

  8 7 Ibid, Hlm.50. 8 Abdul kadir Muhammad, 2010, Hukum Perusahaan Indonesia , PT Citra Aditya Bakti,

  Menurut Molengraff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan. Molengraff memandang pengertian perusahaan dari sudut ekonomi saja karena tujuan memperoleh penghasilan dilakukan dengan cara memperdagangkan barang, menyerahkan barang, dan perjanjian perdagangan.

  ” Rencana Undang-Undang “Wetboek van Koophandle” di hadapan Parlemen, bahwa “perusahaan” ialah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak terputus-putus dengan terang-terangan dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba.

  toelichting

  Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan), yang dilakukan secara terus menerus atau teratur (regelmatig), terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Menurut pemerintah Belanda, pada waktu membacakan “memorie van

  I. PEMBAHASAN A. Legalitas Usaha Dalam Depot Air Minum Isi Ulang

  7 Penelitian ini

  Metode Penelitian

  Menurut Abdulkadir Muhammad penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu yang terjadi dalam masyarakat.

  Penelitian Hukum , Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Hlm.102.

  Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. 6 Abdulkadir Muhammad, 2004. Hukum dan

  8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Serta dilakukan juga Pendekatan secara Empiris yaitu dengan meneliti dan mengumpulkan data primer sebagai pendukung data sekunder yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui observasi dan wawancara dengan responden atau narasumber yang berhubungan dengan legalitas usaha depot air minum isi ulang.

  mengkaji mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum perusahaan berdasarkan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan serta Undang-Undang Nomor

  Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang disebut juga dengan penelitian hukum teoritis atau penelitian hukum dogmatik karena tidak mengkaji pelaksanaan impementasi hukum.

6 Penelitian ini meneliti dan

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari legal adalah resmi, sesuai dengan aturan atau Perundang

  • –undangan, sedangkan legalitas merupakan perihal sah. Legalitas suatu usaha merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pelaku usaha, baik dalam hukum, non badan hukum maupun usaha perseorangan.

9 Sumber hukum perusahaan adalah

  setiap pihak yang menciptakan kaidah atau ketentuan hukum perusahaan. Pihak

  • –pihak tersebut dapat berupa badan legislatif yang menciptakan Undang –

  Undang, pihak

  • –pihak yang mengadakan perjanjian menciptakan kontrak, Hakim yang memutus perkara menciptakan kebiasaan dalam kegiatan usaha jadi, hukum perusahaan itu terdiri atas kaidah atau ketentuan yang tersebar dalam Perundang –undangan, kontrak, yurisprudensi, dan kebiasaan yang mengacu dalam kegiatan usaha.
  • – Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan mengenai Bentuk usaha adalah badan usaha yang berfungsi sebagai organisasi yang menjalankan kegiatan usaha. Bentuk usaha tersebut harus memenuhi persyaratan yang diatur oleh Undang- Undang Wajib Daftar Perusahaan. Setiap bentuk usaha yang telah memenuhi persyaratan Undang –Undang tersebut akan dinyatakan sebagai bentuk usaha yang sah dan juga telah mempunyai legalitas bentuk usaha. Bentuk usaha tersebut dapat berupa : Persekutuan Badan Hukum, dan Perseorangan.

  dapat diketahui dalam akta pendirian perusahaan, nama perusahaan, serta merk perusahaan. Setiap usaha yang menjalankan kegiatan usahanya wajib memenuhi syarat legalitas operasional Bandung, Hlm. 7. 9 Kamus Besar Bahasa Indonesia,2010, Hlm. 238. 10 Abdul Kadir Muhammad, Op. Cit, Hlm. 73 1111 Ibid, Hlm. 297. usaha. Setiap perusahaan yang telah memenuhi syarat legalitas operasional usaha tersebut dinyatakan sebagai usaha yang mempunyai bukti legalitas kegiatan usaha. Dokumen Legalitas kegiatan usaha yang dimaksud terdiri atas Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Bukti Tanda Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Pembukuan.

  Mencoba bisnis baru dibidang air minum isi ulang, ternyata tidak dibutuhkan modal yang terlalu besar, hanya saja dibutuhkan tempat yang strategis. Ternyata dapat meningkatkan penjualan hingga 50%, selain harga tentunya yang lebih kompetitif. Bisnis air minum isi ulang ini semakin banyak diminati oleh pelaku usaha maupun konsumen, dikarenakan harga air minum yang sudah mempunyai merek terkenal semakin tinggi, bahkan air kemasan botol pun semakin mahal walaupun kandungan mineral yang terdapat pada air minum ini boleh dibilang tidak jauh berbeda dengan air minum isi ulang yang dijual di depot- depot pengisian air minum isi ulang.

10 Menurut ketentuan Undang

  Mendirikan usaha air minum isi ulang ini lebih sederhana jika dibandingkan dengan perusahaan persekutuan atau badan hukum. Pendirian usaha ini tidak memerlukan perjanjian karena hanya didirikan oleh seorang pengusaha. Dalam mendirikan usaha depot air minum isi ulang ini juga tidak memerlukan legalitas bentuk usaha, tetapi ada legalitas lainnya, seperti surat izin dari dinas kesehatan dan sertifikat laik hygiene yang dikeluarkan oleh dinas terkait. Bagi depot air minum yang tidak memiliki sertifikat laik hygiene itu akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan lisan, tertulis sampai pencabutan izin usaha. Sebab air minum yang diproduksi oleh depot-depot tersebut akan pula dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, jika tidak memiliki sertifikat laik hygiene

11 Dokumen legalitas bentuk usaha

  , masyarakat telah dirugikan oleh pemilik usaha air minum tersebut. Meskipun usaha yang dijalani oleh pelaku usaha itu hanya merupakan usaha kecil, tetapi harus diperhatikan pula oleh pelaku usaha bahwa akta pendirian tersebut sangat penting untuk keberlangsungan usahanya.

  Berdasarkan hasil riset yang telah air minum isi ulang tidak memiliki akta pendirian sehingga dapat dikatakan bahwa usaha depot air minum isi ulang tersebut tidak mempunyai legalitas bentuk usaha terhadap usaha yang dijalaninya dan depot ini dapat dikatakan sebagai bentuk usaha perseorangan dikarenakan tidak memiliki akta pendirian usahanya.

a. Nama Usaha Depot Air Minum Isi Ulang

  Nama usaha depot air minum isi ulang merupakan jati diri yang dipakai oleh para pelaku usaha untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya. Dengan adanya nama usaha tersebut maka depot air minum isi ulang yang ada dapat dikenal dan diketahui oleh masyarakat keberadaannya. Nama usaha ini dapat ditemukan di dalam surat-surat resmi yang ada dalam perusahaan.

  Nama usaha akan melekat pada bentuk usahanya, seperti contoh yang ada pada depot usaha air minum isi ulang yang merupakan bentuk usaha perseorangan. Nama yang diambil dari nama pribadi pemilik dibolehkan, misalnya “depot Anna”, akan tetapi dilarang memaka nama pribadi sebagai nama perusahaan yang memberi kesan seolah-olah perusahaan itu milik orang lain yang namanya dipakai itu. Sebagai contoh, pemilik depot air minum isi ulang itu bernama Andy tidak boleh menggunakan nama depotnya dengan nama depot Anna. Nama ini memberikan kesan bahwa depot tersebut milik Anna padahal milik Andy.

  Penggunaan nama usaha juga dilarang menggunakan nama usaha dengan nama pribadi yang mirip dengan nama perusahaan orang lain karena akan data membingungkan masyarakat dan konsumen. Misalnya pemilik depot air minum isi ulang bernama Sandy memberi nama kepada depotnya dengan nama depot Sandy, padahal sudah ada depot dengan nama yang sama. membentuk nama usaha dan disatukan dengan bentuk hukum usahanya, misalnya PT. Andy, nama ini dibolehkan karena PT. adalah bentuk hukum perusahaan dan Andy adalah nama pribadi pemilik. Akan tetapi, dilarang menggunakan nama usaha yang memberi kesan seolah-olah jenis usaha itu berbentuk persekutuan, padahal jenis usaha itu berbentuk perseorangan. Misalnya, depot Andy adalah usaha perseorangan, tetapi diberi nama Andy & co, nama ini menunjukan nama persekutuan firma.

  Penggunaan nama juga dilarang untuk memakai nama perusahaan orang lain yang sudah ada dan dipakai lebih dahulu walaupun terdapat sedikit perbedaan. Hal ini akan membingungkan masyarakat dan konsumen, misalnya sudah ada perusahaan penerbitan PT. Citra Aditya Bakti Bandung. Kemudian muncul perusahaan penerbitan baru yang bukan dari grupnya yang diberi nama PT. Citra Aditya Usaha Bandung. Nama perusahaan yang baru ini bertentangan dengan etika bisnis dan akan menimbulkan persaingan usaha yang bersifat melawan hukum. Nama perusahaan yang baru ini tidak dibolehkan karena akan merugikan perusahaan yang sudah ada lebih dahulu. Bentuk hukum persekutuan atau perseorangan akan diketahui ketika mendaftarkan usahanya. Setiap usaha yang berbentuk persekutuan harus didaftarkan, jika tidak berarti usaha itu berbentuk perseorangan.

  b. Merek Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Dalam praktikanya seringkali terjadi bahwa nama usaha dijadikan juga merek usaha dalam satu lingkungan jenis usaha tertentu. Ada kemungkinan juga terjadi bahwa nama usaha megandung merek orang lain atau merek yang mengandung nama usaha orang lain.

  Di dalam surat izin yang dimiliki disebutkan merek usaha, tetapi hanya disebutkan nama usahanya saja. Bagi konsumen tidak akan kebingungan dalam menyikapi hal tersebut, karena banyak yang menganggap bahwa nama usaha dan merek usaha merupakan hal yang sama, walaupun sebenarnya menurut hukum perusahaan itu sangat berbeda arti dan maknanya.

  Pelaku usaha air minum isi ulang yang akan menjalankan kegiatan usahanya harus memperhatikan legalitas bentuk usaha yang berfungsi untuk dapat menjalankan kegiatan usaha, sehingga pelaku usaha yang telah memiliki legalitas bentuk usaha dapat menjalankan kegiatan usahanya dan terlindungi secara hukum dan bagi konsumen sendiri akan merasa terlindungi dari pelaku usaha yang tidak adil dan yang berbuat curang, kecuali dengan adanya izin usaha dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan serta Dinas Kesehatan.

  Berdasarkan uraian-uraian yang telah disebutkan di atas diketahui bahwa usaha depot air minum isi ulang pada umumnya tidak memiliki legalitas bentuk usaha yaitu tidak memiliki akta pendirian, nama usaha serta merek usaha. Hal ini disebabkan karena pelaku usaha depot air minum isi ulang itu merupakan usaha perseorangan, sehingga pelaku usaha tidak perlu memiliki akta pendirian. Dengan tidak memiliki akta pendirian, nama dan merek usaha, maka usaha depot air minum isi ulang tidak memiliki legalitas bentuk usaha yang dijalaninya tersebut.

  Masih banyak pelaku usaha yang berlaku curang serta tidak adil terhadap air minum yang diproduksinya, seperti masih ditemukan depot air minum yang menjual air yang mengandung bakteri e coli, padahal penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare, hepatitis dan tifoid menduduki peringkat tertinggi. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pasti akan mutu standar dari proses pembuatan air minum isi ulang

  Dengan menjamurnya depot air minum isi ulang, belum dapat menjamin bahwa air yang dikonsumsi masyarakat bebas dari bakteri dan zat lain yang membahayakan kesehatan. Kondisi inilah yang memacu dinas-dinas terkait untuk dapat menindaklanjuti hal seperti ini. Mulai saat ini, setiap usaha depot air minum harus mengantongi sertifikat laik sehat yang dikeluarkan oleh dinas terkait, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan.

  Pelaku usaha juga harus mengurus sertifikat laik sehat, setiap depot-depot air minum isi ulang diwajibkan melakukan uji berkala. Uji berkala dilakukan setiap penggantian air baku atau pembersihan tandon air, atau minimal tiga bulan sekali terutama untuk pemeriksaan kadar bakteriologi, serta depot-depot air minum isi ulang juga diwajibkan untuk mempunyai legalitas terhadap usaha yang dijalaninya, sehingga akan adanya perlindungan hukum yang menjamin beroperasinya usahanya tersebut. Untuk memperoleh sertifikat laik hygiene pelaku usaha dapat megajukan permohonan tertulis terlebih dahulu kepada Dinas Kesehatan untuk dapat memeriksa kualitas air baku dan air hasil produksinya. Setelah mengajuan permohonan tersebut, maka tim dari Dinas Kesehatan akan langsung ke lapangan untuk mengambil sampel air minum isi ulang.

  Pemeriksaan sampel dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu uji fisik, uji kimia, dan uji mikrobiologi. Pemeriksaan sampel dilapangan hanya terbatas pada uji fisik air minum saja, sedangkan untuk uji kimia dan mikrobiologi hanya dapat dilakukan di laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung. (4) Kekeruhan

  Setelah didapat dari hasil

  5 NTU pemeriksaan laboratorium akan (5) Suhu disampaikan kepada pelaku usaha

  3 C selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari untuk b.

  Parameter Kimiawi pemeriksaan mikrobiologi dan 10 (1) 0,2

  Aluminium (sepuluh) hari untuk pemeriksaan kimia. mg/I

  Besi mengenai parameter kualitas air minum mg/I isi ulang yag harus memenuhi laik (3) 500

  Kesadahan

  hygiene dan diperiksa di laboratorium mg/I

  Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung. (4) 250 Klorida mg/I

  Syarat dan ketentuan parameterkualitas air (5) 0,1 Mangan minum, sebagai berikut: mg/I

  1. berhubungan (6) 6,5-8,5 Parameter yang PH dengan kesehatan (7) Seng 3 mg/I a.

  (8) 250 Parameter Mikrobiologi (per Sulfat 100 ml) mg/I

  (1) (9)

  2 E Coli Tembaga

  (2)

  Sumber : Dinas Kesehatan

  Total bakteri kolifon

  Kota Bandar Lampung b.

  Kimia an-organik (mg/I) (1)

  Dilihat secara fisik, konsumen Arsenic

  0,01 dapat mendeteksi apakah air minum itu (2) Fluoride layak untuk dikonsumsi atau tidak. 1,5 Dilihat dari segi fisik, air minum tidak

  (3) boleh memiliki bau, rasa, dan warna Kromium

  0,05 (harus jernih). Baik dalam kemasan baru (4) maupun yang ada di depot-depot air

  Cadnium 0,003 minum isi ulang. (5)

  Melalui tes laboratorium dapat Nitrit 3 diteliti dari segi kimiawai, air minum

  (6) harus bebas dari kandungan zat kimia Nitrat 50 berbahaya, seperti logam berat (air raksa

  (7) atau merkuri), timbale (Pb), aluminium Sianida

  0,07 (Au), besi, serta klorida. Berdasarkan (8) hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

  Selenium 0,01 Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, 2. air minum isi ulang tersebut akan aman

  Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan dikonsumsi jika disertai data hasil a. penelitian yang valid, misalnya jumlah

  Parameter Fisik (1) sampel yang diambil, kandungan air

  Bau dan rasa tidak berbau dan minum isi ulang dan sebagainya. berasa Setiap usaha depot air minum isi

  (2) ulang khususnya yang terdapat di Warna

  15 TCU Bandarlampung, sebaiknya melakukan (3) pengujian pada kualitas air minum isi

  Total zat padat terlarut 1000mg/I ulag serta dapat dipublikasikan kepada konsumen. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dan konsumen tahu serta tidak ragu ketika akan mengkonsumsi air isi ulag tersebut.

  Pada prinsipnya, air minum isi ulang banyak dijual oleh pelaku usaha layak dikonsumsi oleh konsumen, karena Kesehatan. Intinya, air yang layak diminum melewati tiga syarat kelaikan sehat, yaitu dari segi fisik, kimia, dan mikrobiologi. Jika syarat standar kesehatan tersebut oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang telah terpenuhi, maka depot tersebut akan diberikan sertifikat izin laik hygiene dari Dinas Kesehatan. Bagi usaha depot air minum isi ulang tersebut sudah dapat untuk menjalankan kegiatan usahanya di bidang air minum isi ulang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Pengawasan Air Minum pada Depot Isi Ulang.

  Selanjutnya menurut pemilik depot air minum isi ulang zam-zam yang berada di daerah untung suropati mengatakan bahwa legalitas memang hal yang sangat penting terutama dalam meyakinkan konsumen akan air yang dikonsumsi merupakan air yang berstandar dan telah diuji sehingga konsumen tidak lagi perlu takut akan air yang akan dikonsumsi. Selain itu penerapan laik hygienis oleh dinas kesehatan memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi konsumen yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum isi ulang.

  • –pihak lain. Perbuatan untuk melindungi sesuatu tesebut diatur oleh hukum yang berlaku, artinya hukum mencegah dengan ancaman hukuman apabila ada pihak lain yang melanggar, maka pihak lain yang merasa dirugikan berhak menuntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

  Berdasarkan survei awal yang dilakukan secara mandiri didapati bahwa beberapa depot air minum isi ulang (DAMIU) yang ada di Kota Tomohon masih belum melakukan pengolahan secara tepat dan benar, misalnya dalam penanganan air hasil pengolahan, jenis peralatan yang digunakan, serta belum adanya pemeriksaan secara rutin terhadap kualitas air minum hasil produksiPemeriksaan fisik depot air minum isi ulang dengan angka sesuai dengan buku Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Kementerian Kesehatan tahun 2014.

  12 Dengan adanya legalitas terhadap

  usaha depot air minum isi ulang, maka konsumen dapat lebih terjamin. Dinas terkait yang mengeluarkan legalitas usaha juga harus teliti dan tepat dalam mengeluarkan sertifikat laik sehat kepada pelaku usaha sehingga konsumen dapat lebih mendapatkan perlindungan. Legalitas kegiatan usaha ini penting bagi pelaku usaha, dikarenakan dengan adanya legalitas kegiatan usaha, pelaku usaha dapat menjalankan kegiatan usahanya dengan benar dan jujur, sehingga akan terhindar dari perbuatan curang dan kurang adil yang seringkali dilakukan oleh para pelaku usaha depot air minum isi ulang.

  B. Perlindungan Konsumen Dalam Pelaksanaan Kegiatan Usaha Depot Air Minum Isi Ulang

  Kata “Perlindungan” mempunyai arti, antara lain tempat berlindung, perbuatan penyelamatan, memberikan pertolongan, membuat sesuatu menjadi aman. Perlindungan adalah perbuatan yang melindungi sesuatu dari gangguan yang dapat merugikan, yang dilaksanakan oleh pihak

  Istilah Konsumen berasal dari alih bahasa yaitu kata consumer (Inggris

  • – Amerika), atau consument/konsument (Belanda). Secara harfiah kata consumer itu adalah setiap orang yang
  • 12 Filisita V Pandeinuwu1, HIGIENE SANITASI

      DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA TOMOHON TAHUN 2015, PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi

    • – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302
    • – 2493

    • – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Konsumen adalah Setiap orang memakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
    • –masing dengan baik dan lancar serta memperoleh keuntungan yang sebesar –besarnya.
    • –Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Ada tiga unsur utama yang terdapat dalam konsep perlindungan hukum menurut Undang –Undang
    • – Undangan yang melindungi kepentingan konsumen dari perbuatan pelaku usaha yang kurang baik. Dengan adanya Peraturan Perundang –undangan tersebut berarti hukum memberikan jaminan terhadap para subjek hukum atas kepentingan dan haknya. Jaminan akan kepastian hukum, ukurannya secara kualitatif ditentukan dalam Undang –
    konsumen adalah suatu cara atau perbuatan hukum untuk melindungi kepentingan konsumen dari suatu perbuatan yang merugikan. Maka yang dimaksud perlindungan konsumen adalah usaha atau perbuatan untuk melindungi konsumen, berupa perlindungan hukum dalam bentuk ketentuan

    • – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen. Sebenarnya kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen adalah setara karena hubungan antara pihak tersebut sederajat dan timbal balik (reciprocal) serta memiliki hak dan kewajiban yang timbal balik pula. Namun pada kenyataannya konsumen selalu berada pada posisi yang lemah. Pelaku usaha lebih cenderung memanfaatkan kelemahan dan ketidaktahuan konsumen akan haknya.

      dapat diketahui bahwa perlindungan 14 Lihat Penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

      15 Berdasarkan uraian diatas maka

      Undang Perlindungan Konsumen untuk memberikan perlindungan konsumen, baik dalam bidang hukum privat (perdata) maupun bidang hukum publik.

      dengan adanya Peraturan Perundang

      14 Adanya jaminan hukum dikaitkan

      c. Perlindungan Konsumen.

      b. Kepastian Hukum.

      Menurut Pasal 1 angka (1) Undang

      Perlindungan Konsumen yaitu: a. Adanya Jaminan.

      konsumen lebih rendah dari pelaku usaha sehingga konsumen memerlukan perlindungan hukum terhdap kepentingannya. Namun berbeda dengan kelompok masyarakat pelaku usaha, kepentingan mereka dalam penggunaan suatu produk adalah untuk membuat prosuk lain atau memperdagangkannya, baik berupa barang ataupun jasa yang merupakan bidang usaha atau profesi mereka. Perlindungan yang mereka perlukan adalah bagaimana menjalankan bisnis mereka masing

      1999 tentang Perlindungan Konsumen

      Hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen dimana masing – masing pihak memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda, namun terkadang dalam hubungan hukum ini posisi 13 Lihat Penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

      Konsumen sering kali menjadi objek aktivitas bisnis untuk memperoleh keuntungan yang sebesar –besarnya bagi pelaku usaha. Hal ini didukung oleh sikap mental konsumen yang menerima atas perlakuan pelaku usaha tanpa melakukan tuntutan hukum. Hal tersebut perlu dilakukan oleh konsumen untuk melindungi dirinya dari gencarnya pelaku usaha yang menawarkan barang atau jasa yang belum diketahui kualitas produknya. Untuk itulah diperlukan suatu sikap kritis dari konsumen agar ia tidak selalu berada pada posisi yang lemah.

      13 Pasal 1 angka (1) Undang

      Pasal 1 angka (2) Undang

      menggunakan suatu barang, dan konsument adalah pemakai terakhir dari barang dan jasa yang diserahkan kepada mereka dari pengusaha (produsen dan pedagang perantara).

      1999 tentang Perlindungan Konsumen 15 Ahmadi Miru dkk, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen , Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 2

    • –ketentuan tertulis yang memuat hak dari konsumen dan melalui lembaga
    • –lembaga yang ditentukan oleh badan hukum untuk dapat menyelesaiakan setiap kegiatan atau perbuatan pelaku usaha yang merugikan konsumen air minum isi ulang.
    • >–hal yang merugikan dan membela serta memperjuangkan hak
    • –hak konsumen yang telah diakui dan disepakati oleh lembaga
    •   Dalam ilmu hukum, perlindungan hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a.

      • –lembaga perlindungan konsumen yang tergabung dalam International Organization of Consumers Union (IOCU).

        Perlindungan secara Preventif Keselamatan konsumen melalui perundang

      • –undangan dan peraturan– peraturan yang dilaksanakan sebagai hukum yang menanggulangi keadaan yang tidak diharapkan dan memberikan perlindungan bagi seseorang, sekelompok masyarakat dari suatu keadaan yang telah terjadi yang tidak diinginkan.

        b.

        Perlindungan secara Represif Upaya penanggulangan keselamatan konsumen yang dilakukan oleh lembaga perlindungan konsumen, swadaya masyarakat, pelaksanaan dan kesalamatan konsumen dilaksanakan sebagai pelaksana hukum yang menanggulangi keadaan yang tidak diharapkan dan memberikan perlindungan bagi seseorang, masyarakat atau sekelompok masyarakat dari suatu keadaan yang tidak diinginkan.

        Dalam pelaksanaan kegiatan usaha mempunyai suatu hubungan hukum konsumen dengan pelaku usaha yaitu bersifat timbal balik artinya baik konsumen maupun pelaku usaha masing

        Salah satu lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat adalah Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau sering disebut dengan YLKI yang hingga saat ini masih aktif mengawasi kegiatan perlindungan konsumen. Sebagai lembaga perlindungan konsumen swadaya msyarakat Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia bermaksud memberikan bimbingan dan perlindungan kepada masyarakat selaku konsumen agar terhindar dari hal

        Menurut Ketua YLKI Lampung saat ini konsumen telah dijamin oleh undang-undang perlindungan konsumen khususnya dalam hal jaminan kesehatan pengguna depot air minum dalam hal ini adalah konsumen yang mengkonsumsi air minum depot telah diberikan izin serta legalitas usaha yang baik dari instansi dan pengawasan yang cukup ketat oleh dinas kesehatan yang mengeluarkan sertifikasi laik hygiene.

        C. Tanggungjawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Bila Terjadi Kerugian Akibat Mengkonsumsi Air Minum Isi Ulang Dalam UUPK

        Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Pengertian tanggungjawab pelaku usaha dalam penelitian ini adalah keadaan yang disebabkan oleh pelaku usaha air minum isi ulang berkaitan dengan produksi dan distribusi yang terjadi karena kesalahan, kelalaian dan kurang hati-hati. Oleh sebab itu, pelaku usaha diwajibkan menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya) sebagai risiko dari perbuatan

      • – masing memiliki hak dan kewajiban secara seimbang. Konsumen diberikan perlindungan secara represif yang artinya diberikan perlindungan oleh suatu lembaga perlindungan konsumen, swadaya masyarakat yang merupakan lembaga nonpemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang bertugas menangani dan mengawasi kegiatan perlindungan konsumen.
      tersebut.

        Tanggungjawab pelaku usaha diatur dalam Pasal 19 UUPK yang menyatakan bahwa: a. pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan b. ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi d. pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

        (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan e. ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

        Tanggungjawab pelaku usaha dalam hal ini terkait dengan hak konsumen dan kewajiban pelaku usaha. Dimana dalam Pasal 4 UUPK menyatakan konsumen memiliki hak antara lain:

        Hak ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan dalam memakai atau menggunkan barang dan/jasa (dalam hal ini air minum isi ulang). Oleh karena itu, setiap pelaku usaha air minum isi ulang dalam memproduksi air minum isi ulang berkewajiban untuk: a) memenuhi persyaratan peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah; b) menjamin bahwa air hasil produksinya aman dan tidak berbahaya bila dikonsumsi.

        2. Hak untuk memperoleh informasi Hak ini dimaksudkan agar konsumen mendapat informasi yang benar dan jelas untuk setiap barang/jasa yang akan digunakannya dan konsumen dapat memilih barang/jasa yang dibutuhkan serta terhindar dari berbagai kerugian. Informasi yang dibutuhkan konsumen air minum isi ulang meliputi: a. bahan baku air;

        b. parameter yang berhubungan dengan kesehatan; c. proses pengolahan.

        3. Hak untuk memilih Konsumen memiliki hak untuk memilih barang/jasa yang dibutuhkan secara bebas atas dasar keyakinan diri sendiri bukan karena pengaruh lingkungan luar. Dalam memilih, konsumen berhak untuk menentukan pilihannya baik kualitas maupun kuantitasnya. Untuk menjamin hak pilih konsumen ini, maka diciptakan iklim usaha yang sehat dab tidak monolistis.

        4. Hak untuk didengar Konsumen dalam hal ini berhak didengar pendapatnya, baik secara kolektif maupun indvidu berkaiatan dengan kualitas suatu barang/jasa yang dapat berakibat merugikan konsumen. Hak untuk didengar ii diwujudkan dengan cara mengadu kepada pelaku usaha apabila konsumen merasa dirugikan atau dikecewakan atas barang/jasa hasil produksinya.

      1. Hak untuk memperoleh keselamatan a.

        5. Hak untuk mendapatkan advokasi Hak ini dimaksudkan untuk menjamin hak-hak konsumen dari pelaku usaha yang tidak baik. Sehingga ada jaminan mutu terhadap suatu barang/jasa yang diproduksi pelaku usaha. Adapun kewajiban pelaku usaha menurut Pasal 7 UUPK adalah: a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta member pejelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; c. memperlakukan dan melayani konsumen secara benar, jujur, dan tidak diskriminasi;

        d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku; e. member kesematan kepada konsumen untuk menguji atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu, serta memberikan jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan;

        f. memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau pengganti atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; g. memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau pengganti apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Hak-hak konsumen dan kewajiban pelaku usaha di atas dimaksudkan untuk menciptakan tanggungjawab pelaku usaha terhadap konsumen. Konsumen mempunyai hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Hak atas informasi yang benar dan jujur dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh gambaran yang benar tentang suatu produk (dalam hal ini air minum isi ulang), karena dengan informasi tersebut konsumen dapat memilih produk yang diinginkan/sesuai kebutuhannya serta terhindar dari kerugian akibat kesalahan dalam penggunaan produk.

        Informasi yang merupakan hak konsumen air minum isi ulang tersebut diantaranya adalah mengenai bajan baku air, parameter yang berhubungan dengan kesehatan, serta proses pengolahan. Informasi ini sangat penting bagi konsumen untuk memilih barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. Maka apabila terjadi kelalaian atau kesalahan yang dilakukan pelaku usaha yang mengakibatkan kerugian terhadap konsumen, wajib memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

        Berdasarkan Pasal 19 UUPK, pelaku usaha bertanggungjawab memberi ganti kerugian, pengembalian uang ataupun pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku apabila terbukti bersalah. Selain itu, menurut Pasal 23 UUPK pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dapat digugat melalui badan penyelesaian sengketa konsumen atau mengajukan kebadan peradilan ditempat kedudukan konsumen.

        II. PENUTUP A. Kesimpulan

        Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitan ini adalah sebagai berikut: 1.

        Legalitas Usaha yang ada di dalam Usaha Depot Air Minum Isi Ulang antara lain: a.

        Nama Perusahaan; b.

        Merek Perusahaan; c. Laik Higienis yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

        2. Perlindungan Konsumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :