3.2. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Aspek Fungsi Sosial dan Estetika Taman Bendosari Kota Salatiga = Evaluation of Social and Aesthetic Function Aspects at Bendosari Park of Salatiga City
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Juni 2017 hingga 22 Juni 2017 di Taman Bendosari, Kota Salatiga. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa Taman Bendosari merupakan salah satu taman yang sering dikunjungi oleh masyarakat kota Salatiga sehingga perlu dievaluasi mengenai fungsi sosial dan fungsi estetikanya.
3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata, 1983). Sedangkan penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang terukur dengan angka. Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan metode survei, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah (Masyhuri dan Zainuddin, 2008). Metode survei ini biasanya digunakan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (Riduwan, 2010).
3.3. Tahapan penelitian
Fungsi sosial dan fungsi estetika b.
Observasi lapangan dan studi literatur
9 Menyusun modul perawatan
Mengusulkan pedoman untuk
perawatan tamanDisusun berdasarkan hasil analisis data kuesioner, wawancara dan evaluasi mandiri
8 Menyusun rekomendasi Memberikan saran untuk perbaikan taman
SWOT (Strengts Weaknesses Opportunities Threats)
Menganalisa kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman taman sehingga diperoleh rekomendasi
7 Analisis SWOT (Strengts Weaknesses Opportunities Threats)
SBE (Scenic Beauty Estimation)
KPI (Key Performance Indicator) b.
Mendapatkan kesimpulan dari
data yang diambil mengenai taman a.SBE (Scenic Beauty Estimation)
Tabel 3.1. Tahapan penelitianNo Aktivitas Tujuan Metode
Kuesioner tertutup dengan materi foto
Kuesioner tertutup b.
Mendapatkan data
penilaian taman sebagai
bahan evaluasi b. Mendapatkan datapenilaian pengunjung
terhadap lanskap fasilitas
utama taman a.SBE (Scenic Beauty Estimation) a.
Fungsi sosial dan fungsi estetika b.
5 Pengambilan data evaluasi a.
Wawancara terstruktur
4 Wawancara kepada pengelola taman Mengetahui lebih dalam tentang Taman Bendosari
Studi literatur → Observasi lapangan
3 Evaluasi mandiri seputar taman Mengetahui karakteristik Taman Bendosari
2 Dokumentasi foto Mendapatkan bahan untuk evaluasi yang menggunakan metode SBE (Scenic Beauty
Estimation ) serta untuk bahan
pembuatan modul Teknik fotografi sederhana1 Mengurus perizinan Mendapatkan izin penelitian
6 Analisis data kuesioner a.
3.4. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah pengguna Taman Bendosari Kota Salatiga.
Sampel yang digunakan sebagai unit analisis akan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah cara penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Karakteristik dari sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pengguna taman yang sedang beraktivitas di Taman Bendosari Kota Salatiga serta berusia di atas 12 tahun. Menurut Singarimbun (1989), penelitian yang menggunakan analisis data dengan statistik, jumlah sampel minimal adalah sebanyak 30 responden. Jumlah responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden, sedangkan untuk mendukung hasil kuesioner dilakukan wawancara terstruktur kepada satu orang pengelola taman dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga.
3.5. Teknik Pengumpulan Data 1.
Dokumentasi foto Dokumentasi foto diperlukan untuk mendapatkan bahan evaluasi yang menggunakan metode SBE (Scenic Beauty Estimation) serta sebagai bahan pembuatan modul dimana teknik pengambilan fotonya menggunakan teknik pengambilan foto sederhana.
2. Evaluasi mandiri Evaluasi mandiri seputar Taman Bendosari Kota Salatiga diawali dengan studi literatur yang dilanjutkan dengan melakukan observasi lapangan.
Evaluasi ini didasarkan pada kriteria fungsi sosial dan fungsi estetika dari berbagai sumber yang sudah dirangkum kedalam definisi variabel (Tabel 2.1). Evaluasi mandiri ini digunakan untuk bahan analisis SWOT (Strengts Weaknesses Opportunities Threats).
3. Wawancara Wawancara dilakukan kepada satu orang pengelola untuk mengetahui informasi lebih mendalam tentang Taman Bendosari. Wawancara yang dilakukan berpedoman pada instrumen penelitian menggunakan metode wawancara terstruktur.
4. Evaluasi aspek fungsi sosial dan fungsi estetika Pengambilan data evaluasi aspek fungsi sosial dan fungsi estetika dilakukan menggunakan metode kuesioner tertutup yang didasarkan pada kriteria aspek fungsi sosial dan fungsi estetika dari berbagai sumber yang sudah dirangkum kedalam definisi variabel (Tabel 2.1).
5. Penilaian kualitas lanskap Penilaian kualitas lanskap dilakukan menggunakan metode SBE (Scenic
Beauty Estimation) . SBE merupakan penilaian keindahan suatu lanskap
dengan melihat foto hasil pemotretan. Menurut Kaplan (1988) dalam Suganda 2016, penilaian manusia terhadap pemandangan melalui foto sama baiknya dengan menilai pemandangan secara langsung. Evaluasi SBE ini fokus kepada fasilitas utama taman.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data untuk evaluasi aspek fungsi sosial dan fungsi estetika pada penelitian ini menggunakan metode Key Performance Indicator (KPI). Cara penilaian kuesioner untuk evaluasi aspek fungsi sosial dan fungsi estetika pada penelitian ini adalah dengan membubuhkan tanda (√) pada kolom evaluasi nilai aktual dengan selang nilai 1 sampai 3, dimana nilai 1 berarti tidak sesuai, nilai 2 berarti kurang sesuai, dan nilai 3 berarti sesuai dengan standar. Selanjutnya nilai KPI untuk kuesioner evaluasi aspek fungsi sosial dan fungsi estetika ini diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut :
= dimana : KPI = nilai kesesuaian dengan standar Nilai aktual = nilai berdasarkan penilaian responden Nilai standar = nilai maksimum yang terdapat pada setiap indikator. Berdasarkan selang nilai penilaian pada kuesioner, maka nilai KPI ini akan memiliki nilai terendah 0.33 dan nilai tertinggi 1 pada setiap indikator apabila dilakukan perhitungan (Hidayah, 2010).
Nilai 0,33 ≤ KPI < 0,67 berarti “Tidak sesuai kriteria standart”, jika nilai KPI ≥ 0,67 maka “Sesuai dengan standart” (Kania, 2010). Nilai KPI inilah yang akan menentukan penggambaran sejauh mana aspek fungsi sosial dan fungsi estetika pada taman tercapai .
Penilaian kualitas lanskap Taman Bendosari dianalisis secara statistik untuk mendapatkan nilai SBE dari setiap titik pemotretan lanskap melalui penggunaan nilai z. Data dari setiap lanskap dikelompokan berdasarkan skala penilaian dari 1- 10 dan untuk setiap skala dihitung jumlah frekuensi (f), frekuensi kumulatif (cf), peluang kumulatif (cp), dan nilai z untuk setiap skala penilaian. Kemudian dicari z rata
- – rata dari setiap foto untuk mendapatkan nilai SBE (Daniel dan Boster, 1976 dalam Napisah, 2009). Nilai SBE diformulasikan sebagai berikut :
SBEx = (Zlx – Zls) x 100
dengan SBEx = Nilai SBE lanskap ke-x Zlx = Nilai rata-rata lanskap ke-x Zls = Nilai Z standar
Dalam menilai kualitas estetika lanskap menggunakan metode SBE, terdapat beberapa model yang dapat dilakukan. Asgitami (2017) melaksanakan penelitian SBE dengan menilai kualitas estetika beberapa lanskap yang berbeda karakteristik namun tidak dibandingkan dengan gambar lanskap lain yang mempunyai karakter sama pada masing-masing gambar lanskap yang diujikan dan nilai Zls yang dijadikan standar adalah nilai z terendah dari beberapa gambar lanskap yang diujikan. Napisah (2009) melaksanakan penelitian SBE dengan menilai kualitas estetika beberapa pohon dengan jenis yang sama, atau dengan kata lain dibandingkan dengan pohon sejenis dan nilai Zls yang dijadikan standar adalah nilai z yang paling mendekati nol dari beberapa gambar lanskap sejenis yang diujikan. Suganda (2016) dan Khakhim, dkk (2008) melaksanakan penelitian SBE dengan menilai kualitas estetika gambar lanskap asli yang dibandingkan dengan gambar simulasi yang mempunyai karakter yang sama, sedangkan gambar lanskap asli dijadikan sebagai kontrol, atau dengan kata lain nilai Zls merupakan nilai Z gambar lanskap asli.
Pada penelitian ini, model SBE yang dijadikan acuan adalah model yang dilakukan oleh Suganda (2016) dan Khakhim, dkk (2008). Pembanding yang digunakan adalah gambar lanskap taman lain dengan karakter yang sama. Setelah didapatkan nilai SBE maka lanskap dapat digolongkan dalam kategori tinggi (SBE >20), sedang ( SBE antara -20 sampai 20 ), rendah ( SBE < -20) (Daniel dan Boster, 1976 dalam Mahardi, 2013).
Proses selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT (Strengts Weaknesses
Opportunities Threats) untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di
Taman Bendosari sehingga diperoleh rekomendasi. Menurut Wahkyudi dan Rais (2009),
metode analisis SWOT dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar dan berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 (empat) sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi - sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu: S = Strengths, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. W = Weaknesses, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. O = Opportunities, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. T = Threats, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.