laporan pencemaran tanah dan air

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DAN BUNGA MATAHARI
(Helianthus annuus L.) SEBAGAI UPAYA
UNTUK MENANGGULANGI PENCEMARAN TANAH
DI DAERAH PALEDANG KOTA TASIKMALAYA
LAPORAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan

Oleh :
Kelas 2A / Kelompok 2
Ketua proyek :
Fauziah Pratiwi
122154003
Anggota :
Afri Nur Amanah
Aprilyanti Kusumah
Raja Dhimas R A
Rismawanti
Saida Rahayu

122154018

122154025
122154041
122154007
122154029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013

A. Latar Belakang Masalah
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh dan bagi
manusia, tanah digunakan untuk pertanian, perkebunan sehingga dapat
dijadikan sebagai lapangan kerja. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk
hidup dan bergerak.

Namun seiring berjalannya waktu, banyak kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan rusaknya struktur tanah dan tanah tidak berfungsi lagi sesuai
peruntukannya sehingga di zaman globalisasi ini kita sudah jarang sekali
menjumpai tanah yang subur dan kebanyakan yang kita jumpai itu adalah
tanah yang sudah tercemar salah satunya di daerah Paledang yang berada di
jalan H.Z Mustofa kota Tasikmalaya. Pencemaran tanah di daerah ini
disebabkan oleh limbah domestik yang berupa sampah plastik dan kaleng
bekas minuman.
Tanah yang tercemar dapat menyebabkan kesuburan tanah dapat
menurun, dan dapat membunuh organisme pengurai dalam tanah sehingga
mengganggu proses penguraian senyawa organik. Oleh sebab itu, untuk
menanggulangi permasalahan tersebut perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut
sehingga tanah yag tercemar kembali menjadi subur yang salah satu caranya
dilakukan dengan cara mengkombinasikan teknik remidiasi, bioremidiasi dan
fitoremediasi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mempelajari teknik penyuburan tanah tercemar yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup manusia melalui karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan
Limbah Organik dan Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) sebagai Upaya
untuk Menanggulangi Pencemaran Tanah di Daerah Paledang Kota

Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah di atas, kami merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran tanah?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran tanah?
3. Apa saja dampak pencemaran tanah?
4. Bagaimana cara menanggualangi pencemaran tanah didaerah Paledang
tersebut sehingga tanah tersebut bisa kembali subur?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, proposal penelititan ini di
susun dengan tujuan mengetahui dan mendeskripsikan:
1. pengertian pencemaran tanah;
2. faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran tanah;
3. dampak pencemaran tanah; dan
4. solusi untuk menanggulangi pencemaran tanah didaerah Paledang tersebut
sehingga tanah tersebut bisa kembali subur.
D. Manfaat Penelitian

Proposal ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis proposal ini berguna
sebagai pengembangan konsep pemanfaatan limbah organik dan bunga
matahari sebagai penanggulangan pencemaran tanah di daerah Paledang.
Secara praktis proposal ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya tentang konsep pemanfaatan limbah organik dan bunga
matahari sebagai penanggulangan pencemaran tanah.
2. Pembaca, sebagia media informasi tentang konsep pemanfaatan limbah
organik dan bunga matahari sebagai penanggulangan pencemaran tanah
baik secara teoritis maupun secara praktis.
E. Landasan Teoritis
1. Pengertian Pencemaran Tanah
Tanah merupakan bagian terpenting dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui, rantai makanan bermula
dari tumbuhan. Manusia dan hewan hidup dari tumbuhan. Sebagai
produsen, tumbuhan memerlukan tempat yang cocok untuk berkembang
biak, tumbuhan memerlukan unsur-unsur hara yang tersedia dalam tanah.
Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah,


sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Pencemaran
tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah
salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri
dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
mahluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia,
banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan
bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat
dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai
zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
a. Tanah yang Tercemar
Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Fenomena

sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang
diakibatkan oleh kegiatan manusia. Kalau sudah begitu maka tanah akan
sulit untuk dimanfaatkan, adapun ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1) Tanah tidak subur
2) pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3) Berbau busuk
4) Kering
5) Mengandung logam berat
6) Mengandung sampah anorganik
b. Tanah tidak tercemar
Tanah yang tidak tercemar adalah tanah yang masih memenuhi
unsur dasarnya sebagai tanah. Tanah tersebut tidak mengandung zat-zat
yang merusak keharaannya. Ciri-ciri tanah yang tidak tercemar adalah :
1) Tanahnya subur
2) Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3) Tidak berbau busuk

4) Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5) Tidak Mengandung logam berat
6) Tidak mengandung sampah anorganik

Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat
kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa
mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
2. Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
Ada dua faktor yang mempengaruhi pencemaran tanah,yaitu:
a. Faktor Alami
Faktor alami merupakan pencemaran tanah yang disebabkan oleh
peristiwa alam atau identik dengan teradinya bencana alam. Kerusakan
tanah selain diakibatkan oleh sinar matahari, air hujan juga dapat
menyebabkan kerusakan tanah. Pencucian tanah oleh air hujan banyak
terjadi di daerah tropis yang menutupi sebagian besar permukaan tanahtanah yang menjadi tanah kurus. Pencemaran tanah akibat faktor alam,
seperti pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya
semak-semak dan halilintar ini tidak terlalu menimbulkan beban dalam
kehidupan manusia karena dianggap sebagai musibah alam atau bencana
alam yang dampaknya masih dapat ditanggulangi.
b. Faktor Buatan
Faktor buatan merupakan faktor yang diakibatkan oleh
aktivitas atau kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Pencemaran yang diakibatkan oleh faktor buatan ini perlu mendapat
perhatian dan penanganan khusus karena dapat menyebabkan

kerugian bagi manusia sendiri. Adapun yang termasuk faktor buatan
adalah:
1) Limbah Domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran
tanah bisa berupa limbah padat dan cair, limbah padat berbentuk
sampah anorganik, jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh
mikroorganisme, misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral dan sebagainya, sedangkan limbah
cair berbentuk tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah

akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh
mikroorganisme di dalam tanah.
Pencemaran tanah di daerah paledang disebabkan oleh
sampah plastik yang menumpuk. Adapun kandungan dari sampah
plastik dan pengaruhnya terhadap kerusakan tanah adalah sebagai
berikut.
(a) Logam Berat yang Terkandung dalam Plastik
Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya
menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah
bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat

(kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti
Chrom. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau
terbakar. Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis
logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan
kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian
masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman.
Sedangkan pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan
paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin.
(b) Dampak yang Ditimbulkan Bagi Kesuburan Tanah
Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik
dapat mengganggu atau mencemari karena: lindi (air sampah),
bau dan estetika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan
tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu,
timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam
sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan
sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bioorganisme
tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur
tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut
maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun. Selain itu
juga, akan terjadi degradasi lahan yang mengakibatkan lapisan

permukaan tanah tertutupi oleh sampah plastik tersebut.
2) Limbah Industri

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah
bisa berupa limbah padat dan cair. Limbah industri yang padat atau
limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari proses pengolahan, misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, pengawetan buah,
ikan, daging dan lain-lain. Limbah cair adalah hasil pengolahan
dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan
industri, pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses
industri pelapisan logam.
3) Limbah Pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran
tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama
tanaman.
3. Dampak Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

a. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada
tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan
bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus)
konsentrasi
leukemia.

tertentu
Merkuri

dapat
(air

terhadap

meningkatkan

raksa)

dan

benzena

kemungkinan

siklodiena

dikenal

pada
terkena
dapat

menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.
PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada
saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan

kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
b. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan
lain dari rantai makanan tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme
tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan
tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh
yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
4. Solusi untuk Menanggulangi Pencemaran Tanah
Tanah sangat vital peranannya bagi seluruh organisme yang ada di
bumi, terutama organisme yang hidup di darat. Tanah yang dibutuhkan
organisme untuk menunjang kehidupannya haruslah tanah yang subur dan
tidak tercemar. Tetapi pada kenyataannya di zaman sekarang, tanah yang
masih subur dan tidak tercemar cukup sulit ditemukan terutama di kota-kota
besar. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tindakan yang dapat merubah tanah
tercemar menjadi tanah yang subur dan tidak tercemar untuk kemaslahatan
semua organisme yang hidup di darat.
Salah satu tindakan tersebut

dilakukan

dengan

cara

mengkombinasikan teknik remediasi, bioremediasi dan fitoremediasi
sehingga menjadi teknik yang sempurna untuk merubah tanah tercemar
menjadi tanah yang tidak tercemar.
a. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site)
dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan

ke

bak/tangki

tersebut.

Selanjutnya

zat

pencemar

dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Pada kasus pencemaran tanah di daerah Paledang yang
disebabkan oleh sampah anorganik seperti sampah plastik, maka teknik
yang digunakan adalah remediasi in situ, sehingga pembersihan sampah
langsung dilakukan di tempat.
b. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan
temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C :
N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
Untuk merubah tanah yang tercemar menjadi tanah yang tidak
tercemar,

bioremediasi

yang

dilakukan

oleh

penulis

yaitu

menggunakan limbah organik (sampah sayuran). Hal ini bertujuan
sebagai media untuk menumbuhkan mikroorganisme yang dijadikan
sebagai pembersih pencemaran tanah di daerah tersebut sehingga
tanah menjadi subur.
c. Fitoremediasi
Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistem
dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-

organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat
kontaminan (pencemar/pollutan) menjadi kurang atau tidak
berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.
Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang secara
biologi yang memanfaatkan tumbuhan atau mikroorganisme yang
dapat berasosiasi untuk mengurangi polutan lingkungan baik pada
air, tanah dan udara yang diakibatkan oleh logam atau bahan
organik.
Salah satu keuntungan utama dari fitoremediasi adalah
biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan metode perbaikan
lainnya seperti penggalian. Dalam banyak kasus fitoremediasi
telah ditemukan kurang dari setengah harga dari metode alternatif.
Fitoremediasi

juga

menawarkan

remediasi permanen bukan

sekadar pemindahan masalah.
1) Proses dalam sistem ini berlangsung secara alami dengan enam
tahap proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat
kontaminan/

pencemar

yang

berada

disekitarnya

Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan
menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi
disekitar

akar

tumbuhan,

proses

ini

disebut

juga

Hyperacumulation
2) Rhizofiltration (rhizo= akar) adalah proses adsorpsi atau
pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada
akar. Proses ini telah dibuktikan dengan percobaan menanam
bunga matahari pada kolam mengandung zat radio aktif di
Chernobyl Ukraina.
3) Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu
pada akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang
tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar
sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media tesebut.
4) Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere
biodegradation, or plented-assisted bioremidiation degradation,
yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba yang

berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan
bacteri.
5) Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang
dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang
mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang
tidak berbahaya dengan dengan susunan molekul yang lebih
sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu
sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar
atau di luar sekitar akar dengan bantuan enzym yang
dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan
mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat
proses degradasi.
6) Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat
contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi
larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk
selanjutnya di uapkan ke atmosfir. Beberapa tumbuhan dapat
menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk
setiap batang.
Jenis tanaman

yang

digunakan

penulis

sebagai

fitoremediasi adalah bunga matahari (Helianthus annuus L.) .
Tanaman ini mampu menyerap kandungan uranium and stronium90, yang menjadi faktor terjadinya mutasi genetik pada tubuh
manusia, selain itu juga tanaman bunga matahari mampu menyerap
unsur krom, timah, tembaga, dan nikel yang terkontaminasi radiasi
dari dalam tanah. Jadi tanaman bunga matahari cocok untuk
merubah tanah tercemar menjadi tanah yang tidak tercemar,
khususnya yang disebabkan oleh sampah plastik.
F. Hipotesis
Kombinasi dari teknik remediasi, bioremediasi dan fitoremediasi
merupakan teknik yang cocok untuk diterapkan dalam pengolahan tanah yang
tercemar menjadi tanah yang tidak tercemar. Ketiga teknik ini mempunyai
keunggulan masing-masing yaitu:

1. Remediasi digunakan untuk membersihkan sampah plastik yang ada di
tanah tersebut.
2. Bioremediasi dengan bantuan sampah organik (seperti sampah sayuran)
digunakan sebagai penyubur tanah.
3. Fitoremediasi dengan bunga matahari digunakan untuk menyerap polutanpolutan yang terkandung dalam tanah akibat dari sampah plastik.
Dengan kombinasi dari ketiga teknik ini, tanah di daerah Paledang
menjadi subur kembali dan dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
khususnya bagi organisme yang ada di darat.

G. Metodologi
1. Alat dan Bahan:
a. Alat:
1) Cangkul
2) Golok
3) Papan

b. Bahan :
1) Tanah teremar
2) Sampah organik
3) Tanaman bunga matahari

2. Cara Kerja:
a. Meyiapkan alat dan bahan
b. Membersihkan permukaan tanah yang akan digali
c. Menggali tanah sedalam 50 cm
d. Di sisi kanan kiri dan bawah membuat rongga
e. Masukkan sampah organik ke dalam lubang
f. Tutup lubang yang berisi sampah organik tersebut dengan papan kayu
g. Tutup papan tersebut dengan tanah
h. Menanam bunga matahari di sekitar lubang.

H. Pembahasan Penelitian
Setelah dilakukan percobaan mengenai kombinasi dari teknik
remediasi,

bioremediasi

dengan

menggunakan

sampah

sayuran,

dan

fitoremediasi dengan bunga matahari, yang dilakukan kurang lebih selama satu
minggu. Ternyata hasil percobaan dengan tiga teknik ini dapat menaggulangi
pencemaran tanah khususnya yang terjadi di daerah Paledang, Kota
Tasikmalaya. Ketiga teknik ini mempunyai peranan masing-masing dalam
menanggulangi pencemaran tanah. Peranan ketiga teknik tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Teknik remediasi dengan membersihkan sampah plastik secara langsung (insitu) di daerah tersebut, dilakukan agar sumber pencemarnya hilang
sehingga tanah tersebut bersih dari sampah.
2. Teknik bioremediasi dengan menggunakan sampah sayuran yang ditimbun
di dalam tanah, dilakukan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme
sehingga dapat menyuburkan kembali tanah yang tercemar.
3. Teknik fitoremediasi dengan menggunakan bunga matahari, dilakukan agar
zat pencemar yang berasal dari sampah plastik seperti unsur krom, timah,
tembaga, dan nikel yang terkontaminasi radiasi dari dalam tanah.
Indikator keberhasilan dalam menanggulangi pencemaran tanah di
daerah Paledang adalah dilihat secara fisik. Yaitu warna tanah yang dihasilkan.
Ada perbedaan warna antara tanah yang tercemar dan tanah setelah melakukan
proses ketiga teknik tersebut. Tanah yang tercemar berwarna hitam pekat.
Sedangkan tanah yang setelah melakukan proses ketiga teknik tersebut
berwarna kecoklat-coklatan.

Selain itu juga, dilihat dari hasil tanaman bunga matahari yang ditanam
di tanah dengan melakukan proses ketiga teknik tersebut. Memang, bagian
daun dari tanaman bunga matahari yang berada di bawah hasilnya kuning, hal
ini terjadi karena tanaman tersebut telah melakukan penyerapan zat-zat polutan
yang berada di sekitar tanah. Dan dibagian atas tanaman tersebut, muncul tunas
baru. Hal ini membuktikan bahwa tanah tersebut subur karena efek dari
mikroorganisme yang muncul ketika penimbunan sampah dilakukan.
I. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan,
kombinasi dari teknik remediasi in-situ, bioremediasi dengan sampah
sayuran dan fitoremediasi dengan tanaman bunga matahari berhasil dalam
menanggulangi pencemaran tanah. Hal ini bisa dilihat dari indikator
keberhasilan yang dapat dilihat secara fisik.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal perlu dilakukan studi
pustaka yang lebih mendalam, dan penelitian yang lebih lanjut.
2. Saran
Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut.
a. Proses penanaman bunga matahari seharusnya dilakukan lebih lama lagi
(lebih dari satu minggu) agar proses penyerapan zat polutannya lebih
maksimal.
b. Tanaman bunga mataharinya harus lebih banyak lagi supaya polutan
yang terkandung dalam tanah tersebut lebih cepat diserap.
c. Pemilharan tanaman bunga matahari tersebut harus lebih maksimal
supaya tumbuh dengan subur.
d. Jika lahan tanah yang tercemar itu luas maka harus lebih banyak lagi
tanaman bunga mataharinya dan sampah organiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdari, Shynta. (2012). Fitoremediasi. [Online]. Tersedia: http://shyntaabdarishynta.blogspot.com/2012/01/fitoremediasi.html. (25 Oktober 2013)

Anonim. (2011). Tanaman Anti Remediasi Nuklir. [Online]. Tersedia:
http://m.kompasiana.com/post/polusi/2011/05/18/tanaman-anti-radiasinuklir-ternyata-ada-di-sekitar-kita/. (25 Oktober 2013)

Ariska, Nurma. (2012). Upaya Menanggulangi Pencemaran Tanah. [Online].
Tersedia: http://nurmaariska.blogspot.com/2012/07/upaya-menggulangipencemaran-tanah.html. (25 Oktober 2013)

Eva, Carolina. (2012). Pengaruh Sampah Plastik pada Kesuburan Tanah.
[Online]. Tersedia: http://carolinaeva.blogspot.com/2012/10/pengaruhsampah-plastik-pada-kesuburan.html. (25 Oktober 2013)

Natodarmojo, S. (2005). Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung: ITB.

Saatrawijaya, Tresna A. (1991). Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineka
Cipta.