MACAM MACAM IDEOLOGI DUNIA SEBAGAI SIST

PENDIDIKAN PANCASILA

“ MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA
SEBAGAI SISTEM ETIKA”

Di susun oleh :
Nama : Raden Ayu Rachmawati
Kelas : TLM 01B
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANTEN
2018/2019

Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT
yang masih memberikan kita kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “
MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA SEBAGAI SISTEM ETIKA” .
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
Pendidikan Pancasila. .
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang
membangun sangat Penulis harapkan dari para pembaca guna
untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada
tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tangerang, 25 Agustus
2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………...….....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………….…………………………….1
1.2 Rumusan Masalah….………………………………............2
1.3 Tujuan………………………………………………...........2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….3
2.1 Pengertian Idelogi………………………….........................3
2.2 Ideologi sebagai system etika ……………………………..3
2.3 Ideologi-ideologi di Dunia…………………………………4
2.3.1. Kapitalisme……………………………………...4
2.3.2. Marxisme…………………………......................4
2.3.3. Sosialisme………………………………............5
2.3.4. Komunisme……………………………………..6
2.3.5. Anarkisme………………………………………8
2.3.6. Fasisme………………………………….............8
2.3.7. Liberalisme……………………………………...9
2.3.8. Konservatsme………………………………….11
2.3.9. Individualisme…………………………………11
2.3.10. Nasionalisme…………………………………..12
2.3.11. Pancasila…………………………………….…12
BAB III PENUTUP………………………………………………...13
3.1 kesimpulan…………………………………………13
3.2 Saran……………………………………………….13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai

ideologi

tersendiri

yang

sesuai

dengan

negaranya.Karena

ideologi merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin

berkembang dan maju. Namun, dengansemakinberkembangnya zaman, ideologi
negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam
pada setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini
dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan
negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia
bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya
alam maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring berjalannya
waktu, semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolah-olah ideologi
pancasila hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia
merupakan sebuah negara yang merdeka dan mandiri.
Banyak tingkah laku baik kalangan pejabat maupun rakyatnya bertindak
tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita
sedikit melenceng dari ideologi pancasila. Selain berkembangnya ideologiideologi luar atau selain pancasila tetapi

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ideologi ?
2. Apa pengertian ideologi sebagai system etika ?
2. Apa macam-macam ideologi di dunia ?


1.3

Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan juga untuk mengetahu pengertian ideologi, mengetahui

pengertian ideologi sebagai system etika, serta mengetahui macam-macam
ideologi dunia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Ideologi
Ideologi adalah

kumpulan

ide


atau

gagasan.

Kata ideologi sendiri

diciptakan oleh Destus de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.
Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi

mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ideide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita.I

2.2

Pengertian Ideologi Sebagai Sistem Etika
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana
manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok.
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana
kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.

Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika
individual) maupun mahluk sosial (etika sosial)
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang

dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai cabang falsafah
membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan
pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sosial
meliputi cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika
profesi,

etika

bisnis,

etika

lingkungan,

etika

pendidikan,

etika


kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik.

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang dan bagaimana kita dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral. Etika berkaitan dengan masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah- masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “susila”
dan “tidak susila”, ”baik” dan “buruk”.
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang
dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika
membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan
moral. Dan sebagai cabang ilmu, etika membahas bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu.
Etika sebagai ilmu dibagi dua, yaitu etika umum dan etika khusus.
Etika umum membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia. Dalam falsafah Barat dan Timur, seperti di Cina dan seperti dalam
Islam, aliran-aliran pemikiran etika beranekaragam. Tetapi pada prinsipnya etika
umum membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem
nilai apa yang terkandung di dalamnya.


Etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.


Etika indvidual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan

dengan

kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya,

kewajibannya dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.


Etika sosial di lain hal membahas kewajiban serta norma-norma social

yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa
dan negara. Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi
seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika
pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik.
Etika politik sebagai cabang dari etika sosial dengan demikian membahas

kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana
seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan ( yang menganut system politik
tertentu) berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat
lain.
Dalam melaksanakan hubungan politik itu seseorang harus mengetahui
dan memahami norma-norma dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi.
Dan pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang
baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan
untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “
kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran
pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar. Setiap sila
pada dasarnya merupakan asas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematik

2. 3 Macam-macam Ideologi di Dunia
Pada pembahasan ini dikemukakan tentang beberapa ideologi besar, yaitu
ideology yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada
masyarakat termasuk para penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan
ideologi besar, tetapi walaupun demikian pertimbangannya secara eksistensi
dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu

ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologiideologi di dunia.
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus
mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila
Soekarno pernah mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau
mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel pernah menulis, bahwa di dalam
sejarah manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai
alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan yang
bersaingan hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah ‘declaration of
independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan ‘Manifes Komunis’ tulisan
Karl Marx.” (Dibawah Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329).
Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan
dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di
masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.
1) Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa
sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan
perbankan komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu maupun kelompok
dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah
dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya
dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara
atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung
pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal.
Dengan demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih keuntungan dengan
kekuatan kepemilikan modalnya dan menghegemoni para pekerja atau konsumen
untuk selalu tunduk dan memberikan keuntungan terhadap para kapitalis. Negara
yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia,
Portugis, dan Perancis.
2) Marxisme

Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya
untuk suatu kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama,
kebutuhan dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh
masyarakat. Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan
semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi
kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga
orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang
akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. Marx
meyakini bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis
akan mengatasi penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan potensi sosial
orang-orang. Namun, dalam perkembangannya ajaran Marx atau Marxisme telah
menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan negara ditangan penganut
Partai Komunis.
3) Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan
akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19
dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan
seyogyanya d ilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari
teori yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam tertentu
sampai teori sepenuhnya Marxis.
Banyak jenis sosialisme yang mempunyai kesamaan dalam seruan mereka
akan kepemilikan dan kontrol bersama, paling tidak terhadap beberapa alat
produksi tertentu. Orang-orang sosialis berpendapat bahwa keperluan bersama
akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja dan pembagian yang adil
dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan gagasan tentang pembagian
ekonomis dalam konsep politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan
kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan
dalam beberapa tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19 mulai yang
mempertanyakan keadilan dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis kembali pada

revolusi tahun 1781 dan pada Francois Babeuf (1760-1797) yang berpendapat
bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas bumi ini.
Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi bahwa paling tidak harus ada
tingkat persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis ketika
dampak teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (1760-1825),
aristokrat yang bertempur dengan Lafayette di Amerika, menyarankan bahwa hak
waris seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya bekerja, dan bahwa
resep bagi distribusi hasil-hasil produksi adalah “dari tiap-tiap orang menurut
kemampuannya, untuk setiap orang menurut kebutuhannya”
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan
kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf
(1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon,
Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang
paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang
pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner yang
hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang
menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat seperti Kuba
dan Venezuela.
4) Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan
buruh. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya,
dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata Komunisme
merupakan faham dari perkembangan pemikiran Marxisme. Dalam pandangan
Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju
Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi supremasi politik oleh
kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis.

Langkah pertama adalah membawa kaum proletariat pada posisi kelas yang
berkuasa dengan merampas kontrol negara. Pemerintahan oleh proletariat harus
menggantikan pemerintahan Borjuis. Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi
atas perkembangan masyarakat kapitalis. Masyarakat kapitalis merupakan hasil
dari suatu ideologi ideologi liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal
munculnya kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga
komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh
kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat,
kebebasan dan hak individu itu tidak ada.
Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan bahwa manusia
pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah
sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukan
individualitas. Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara dianggap sebagai
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara
revolusioner (perubahan secara cepat) harus berakhir dengan kemenangan kaum
proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan negara harus dipegang oleh
orang-orang yang meletakan kepentingannya pada kelas proletar. Demikian juga
dengan hak asasi manusia dalam negara hanya berpusat pada hak kolektif
sehingga hak individual pada hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini
sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi manusia.
Komunisme: manusia pada hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk sosial,
manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang
mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik pribadi tidak
ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme.
Dengan demikian hak milik individu harus diganti dengan hak milik
kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya
pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara keseluruhan dan
negara adalah manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial, mengubah
masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan proletar.
Pemerintah negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingan
pada kelas proletar. Selain itu negara yang menganut komunisme bersifat atheis
bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang dan menekan kehidupan agama.

Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis,
tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia
berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan
ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai
individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan
tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai
individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alatalat produksi. Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok,
Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
5) Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa
pemimpin. Orang-orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan
pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat.
(Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76). Sedangkan Anarkis berarti orang yang
mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau
ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya
adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
pemerintahan. Anarkis adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para
anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah
sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan
kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir
dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling
membangun antara satu dengan yang lainnya. Orang-orang anarkis memperluas
pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang teknologi. Orang-orang
anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi
sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati

pada tingkat pengijinan kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai
kemanusiaan.

6) Fasisme
Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito
Mussolini dan gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan
Jepang selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan dari rasisme,
nasionalisme, dan otoritarisme yang berpusat pada suatu keyakinan mistis
terhadap superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini diilustrasikan
dengan fasisme di negara Jerman dengan doktrinnya tentang superioritas bangsa
Arya dan keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut, (hal 168).
Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat kemampuan
yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang
terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh negara kepadanya, (hal 171).
Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan dengan
otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi
tidak terdapat persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan
pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman dan Jerman.
7) Liberalism
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan keyakinan bahwa setiap
orang berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam
kebebasan berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada

seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur seseorang selain dirinya sendiri.
Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas (liberty). Menurut paham liberalisme,
manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia
lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai potensi yang senantiasa berjuang
untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat
bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi
manusia lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes disebut homo homini lupus
(manusia menjadi srigala bagi manusia lainnya). Negara menurut liberalisme
harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia secara bersamasama mengatur negara.
Dalam hal hubungan agama dengan negara menurut liberalisme, negara
harus memberikan kebebasan bagi warganya untuk memeluk agama dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
bahkan bebas untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Selain itu, ada pemisahan
antara nilai-nilai agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak boleh
dicampuradukan dengan nilai-nilai duniawi atau kenegaraan, keputusan dan
ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat ditentukan
oleh kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya.
Ciri-cirinya adalah Manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu
yang bebas, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya, manusia sebagai individu memiliki potensi yang senantiasa
berjuang untuk dirinya, negara harus tetap menjamin kebebasan bagi warganya
untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya dan negara
bersifat sekuler, yakni memisahakan urusan beragama dengan urusan bernegara.
Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua.
Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba,
Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay,
Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland,
Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico Suriname.
8) konservatsme

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre,
melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai
kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak
konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha
kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif
memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan institusi-institusi sosial dan
politis yang akan menghasilkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang
terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda. Mereka memandang masyarakat
sebagai suatu jaringan rencana, otoritas dan keyakinan tertentu yang timbul dari
kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan pembatasan pada rasionalitas manusia.
Dari pada memandang individu-individu sebagai alat pemikiran kepentingan
pribadi, orang-orang konservatif lebih berpendapat bahwa orang-orang telah
menghabiskan hidupnya untuk berjuang karena adanya dorongan kemauan yang
besar. Kebebasan akademis merupakan konsep yang relatif untuk orang-orang
konservatif, dan kebenaran yang utama tentang kebudayaan tidak boleh disangkal
dengan pengajaran “yang salah”.
9)

indivisualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat
yang ideal dari konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan
yang minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan atau agama yang
dipaksakan.

Milik

pribadi

tidak

dapat

diganggu

gugat.

Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual.
Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan
unik. Karena pemahaman yang menempatkan kepentingan individu sebagai yang
utama, maka mereka cenderung menginginkan minimalisasi peran pemerintahan,
sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian konservatif individualis lebih
memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus memberikan
bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah
dalam menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah

sebagai sarana dimana bisnis yang besar bisa memperoleh suatu posisi. Mereka
akan memperkenalkan kompetisi kedalam sistem sekolah tingkat dasar dan
menengah. Mendorong kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan
kualitas

yang

lebih

tinggi.

Konservatif

individualis

percaya

pada

ketidaksempurnaan. Dan mereka percaya bahwa harapan terbaik untuk kehidupan
manusia terletak pada kebebasan individual.
10 ). Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (“nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa
negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau
gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national state”
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih
baik dengan tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.
11). Pancasila
Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu dan makhluk sosial, Manusia merupakan bagian dari
seluruh anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan masyarakat
sebagai suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan masyarakat yang
integral dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan atau kelas
yang kuat, kepentingan dan keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa
diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau
berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,
Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme,
Konservatsme, Individualisme, Nasionalisme, dan Pancasila.

3.2 Saran
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi
yang digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang
untuk menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah
menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu
sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.

Daftar Pustaka
http://afifahallutfiah.blogspot.com/2015/12/macam-macam-ideologi-duniapendidikan.html
https://educagi.com/2017/12/17/pancasila-sebagai-sistem-etika-politik-danideologi-negara/