LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAGAS ALYAS W
LAPORAN PRAKTIKUM
KENAIKAN TITIK DIDIH (∆ Tb) DAN
PENURUNAN TITIK BEKU (∆ Tf ) SUATU
LARUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
: BAGAS ALYAS W
KELAS
: XII IPA 3
NO
: 13
SMA NEGERI 1 KLATEN
TP 2013/2014
I.
PRAKTIKUM KE
II.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKANAAN
III.
: 1 ( Satu )
:
-
Waktu
: 10.05 – 12.30 WIB
-
Tempat
: Laboratorium Kimia Sma N 1 Klaten
TUJUAN
:
Mengamati Kenaikan Titik Didih (∆ Tb ) dan Penurunan Titik
Beku (∆ Tf ) suatu larutan serta factor yang mempengaruhinya.
IV.
LANDASAN TEORI
a. Kenaikan Titik Didih (∆ Tb )
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap
dipermukaan cairan sama dengan tekanan uap luar. Titik didih
normal suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan luar 60
cmHg atau 1 atm.
Titik didih larutan elektrolit lebh tinggi dari
pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.
Kenaaikan titik didih (∆ Tb ) adalah selisih antara titik didih
larutan (Tb) dan titik didih pelarutnya (Tb °) . Kenaikan titik didih
terjadi akibat penurunan tekanan uap.
∆ Tb=Tb−Tb °
Menurut hokum Raoult, “Besarnya kenaikan titik didih
larutan sebanding dengan hasil kali dari molaritas larutan (m)
dan kenaikan titik didih molal (kb). Dengan Kb merupakan tetapan
∆ Tb=kb
yang bergantung
padax m
jenis pelarut.
b. Penurunan Titik Beku (∆ Tf )
Titik beku suatu cairan adalah suhu pada saat uap cairan
sama dengan tekanan uap padatnya dengan kata lain titik beku
adalah saat fase padat dan fase cair suatu zat berada pada
keseimbangan. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah
dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.
Penurunan titik beku (∆ Tf ) adalah perbedaan titik beku
akibat
adanya
pelarutnya.
partikel
zat
terlarut
terhadap
titik
beku
∆ Tf =Tf ° −Tf
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali
molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut
(kf)
V.
∆ Tb=kf x m
ALAT DAN BAHAN
-
Alat
-
Bahan
1. Gelas Kimia 200 ml
1
1. Larutan gula 1 M
2. Kaki 3
1
2. Larutan urea 1 M
3. Asbes
1
3. Larutan urea 2 M
4. Pembakar Spirtus
1
4. Larutan Nacl 1 M
5. Korek Api
1
5. Larutan Nacl 2 M
6. Kaca Arloji
1
6. Air murni
7. Gelas Kimia plastik
1
7. Garam
8. Termometer
1
8. Es Batu
9. Tabung Reaksi
6
10.
Rak
Tabung reaksi
11.
t tetes
1
Pipe
1
VI.
LANGKAH KERJA
a. Kenaikan titik didih
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi gelas kimia dengan 25 ml air murni kemudian
menutup gelas kimia dengan kaca arloji dan memanaskan air
murni hingga mendidih.
3. Mengukur suhu air murni yang telah mendidih (titik didih air)
dengan thermometer.
4. Mengganti air murni dengan larutan gula 1 M kemudian
melakukan
prosedur
sebelumnya
(1-3).
Setelah
selesai
menggantinya lagi dengan larutan urea 1 M, larutan NaCl 1 M,
dan larutan NaCl 2 M.
5. Mencatat hasil pengamatan.
b. Penurunan titik beku
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi tabung reaksi dengan air murni, larutan gula 1 M,
larutan Urea 1 M , larutan urea 2 M, larutan NaCl 1 M, dan
larutan NaCl 2 M setinggi 2.5 cm.
3. Memasukkan tabung reaksi yang berisi air murni ke dalam
gelas kimia yang berisi es batu da garam. Kemudian
memutar-mutarkan gelas kimia plastic hingga membeku.
4. Mengukur suhu air murni yang telah membeku (titik beku air)
dengan thermometer.
5. Mencatat hasil pengamatan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
a. Kenaikan titik didih
Titik didih air murni = 90 oC
NO
LARUTAN
TITIK DIDIH
KENAIKAN TITIK
DIDIH
89 oC - 90 oC = -1 oC
97 oC - 90 oC = 7 oC
91 oC – 90 oC = 1 oC
95 oC – 90 oC = 5 oC
1.
Gula 1 M
89 oC
2.
Urea 1 M
97 oC
3.
NaCl 1 M
91 oC
4.
NaCl 2 M
95 oC
b. Penurunan titik beku
Titik beku air murni = 0 oC
NO
1.
2.
3.
4.
5.
LARUTAN
Gula 1 M
Urea 2 M
NaCl 1 M
NaCl 2 M
Urea 1 M
TITIK BEKU
4 C
3 oC
-2 oC
4 oC
1 oC
PENURUNAN TITIK
0
0
0
0
0
o
BEKU
C – 4 C = -4 oC
o
C – 3 oC = -3 oC
o
C – (-2) oC = 2 oC
o
C – 4 oC = -4 oC
o
C – 1 oC = -1 oC
o
o
VIII. PEMBAHASAN
a. Kenaikan titik didih
Saat menentukan titik didih larutan, hasil yang didapat
praktikan sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun terjadi 1
penyimpangan yaitu pada larutan gula 1 M. Titik didih gula 1 M
memiliki titik didih yang lebih rendah dari pada pelarutnya (air
murni).
Kenaikan titik didih gula 1 M (hitungan)
Kb = 0,52 (Air murni)
,M=m=1
∆ Tb = m x kb
= 1 x 0,52 = 0,52 oC
Kenaikan titik didih gula 1 M (pengamatan)
∆ Tb=Tb−Tb °
= 89 – 100 = - 1 oC
Dari data diatas terlihat bahwa hasil pegamatan tidaak
sesuai degan teori yang ada. Hal ini disebabkan karena
kesalahan dari praktikan yang terlalu lama membuka kaca arloji
dari gelas kimia. Sehingga suhu dari larutan gula 1 M yang telah
mendidih turun mengikuti suhu ruangan.
Kenaikan titik didih NaCl 1M (Perhitungan)
NaCl --> Na+ + Cln=2,
I = (1+(n-1)1) = (1+(2-1)1) = 2
Kb = 0,52 (Air murni)
, M = m = 1,
∆ Tb = m x kb x i
= 1 x 0,52 x 2
= 1,04 oC
Kenaikan titik didih NaCl (pengamatan)
∆ Tb=Tb−Tb °
= 91 – 100 = 1 oC
Dari data diatas terlihat bahwa antara perhitungan dengan
hasil pengamatan sesuai.
Dari hasil pengamatan (table pengamatan), titik didih NaCl 2
M lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih NaCl 1 M ( Nacl 1
M = 91 oC, Nacl 2 M = 95 oC ).
Hal ini sejalan dengan teori yang menyataka bahwa Titik
didih suatu larutan dipengaruhi oleh banyakya zat terlarut bukan
jenis zat terlarut. Semakin besar konsentrasi suatu laruta maka
semakin besar pula titik didihnya.
Titik didih juga dipengaruhi jenis larutan (larutan elektrolit,
dan non lektrolit). Titik didih larutan elektrolit lebih tinggi dari
pada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Hal ini
karena larutan elektrolit terioisasi sempurna. Sehingga larutan
tersebut memiliki nilai “i” . Akan tetapi Larutan non elektrolit
tidak
terionisasi
sehingga
partikel
zat
terlarutnya
tetap
berbentuk moleku molekul denan konsentrasi tetap.
Namun pada praktikum ini terjadi penyimpangan terhadap
teori tersebut. Titik didih Urea 1M jauh lebih besar dari pada NaCl
1 M ( Tb Urea 1 M = 97 oC, dan Tb NaCl 1 M = 91 oC). Hal ini
disebabkan karena pada saat melakukan pengukuran suhu
praktikan menempelkan thermometer pada dasar gelas kimia
sehingga yang terukur adalah suhu dari kaca yang menempel
asbes dan pembakar.
b. Penurunan titik beku
Penentuan titik beku larutan dibuat dengan memasukkan
tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi es dan garam.
Garam berfungsi merupakan penerapan dari sifat koligatif
larutan yang berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku
es sehingga tidak mudah mencair.
Saat menentukan titik didih larutan, hasil yang diperoleh
praktikan hamper semua menyimpang dari teori yang ada.
Hanya ada satu larutan yang benar yaitu larutan NaCl 1 M yang
memiliki titik beku dibawah pelarutnya.
Penurunan titik beku NaCl 1M (Perhitungan)
NaCl --> Na+ + Cln=2,
I = (1+(n-1)1) = (1+(2-1)1) = 2
Kf = 1,86 (Air murni)
, M = m = 1,
∆ Tb = m x kf x i
= 1 x 1,86 x 2
= 3,72 oC
Penurunan titik beku NaCl 1 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf ° −Tf
= 0 – (-2) = 2 oC
Penurunan titik beku NaCl sudah sesuai dengan teori yang
ada walaupun besarnya kurang sesuai dengan perhitungan yang
berdasarkan teori.
Pada table hasil pengamatan penurunan titik beku terhadap
larutan gula 1 M, Urea 1 m, Urea 2 M, serta NaCl 2 M terjadi
penyimpangan yang cukup jauh karena semua titik beku dari
larutan tersebut berada diatas titik beku pelarutnya yaitu diatas
0 oC.
Hal ini disebabkan karena kekurang telitian praktikan dalam
megukur suhu beku larutan larutan tersebut. Hal ini dikarenakan
pada saat mengukur titik beku, larutan-larutana tersebut belum
membeku sempurna sudah dikeluarkan dari gelas kimia plastic
yang berisi es batu dan garam.
Selain itu
yang mempengaruhi kekeliruan ini bisa dari
terlalu lamanya praktikan membiarkan larutan di suhu ruangan
sehingga es yang terjadi mulai meleleh akibat penyesuaian
terhadap suhu ruangan.
Jenis larutan juga berpengaruh terhadap penurunan titik
beku larutan. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah
dari pada larutan nonelektrolit pad konsentrasi sama.
Penurunan titik beku Urea 2 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf ° −Tf
= 0 – (-3) = 3 oC
Penurunan titik beku NaCl 2 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf ° −Tf
= 0 – (-4) = 4 oC
Walaupun hasil pengamatan terjadi penyimpagan terhadap
teori dasar tetapi terbukti bahwa penurunan titik beku NaCl 2 M
(larutan elektrolit) lebih besar dari pada Urea 2 M (larutan non
elektrolit).
IX.
KESIMPULAN
Kenaaikan titik didih
(∆ Tb ) adalah selisih antara titik didih
larutan (Tb) dan titik didih pelarutnya (Tb °). Kenaikan titik didih
dirumuskan :
∆ Tb=Tb−Tb °
Penurunan titik beku (∆ Tf ) adalah perbedaan titik beku akibat
adanya partikel zat terlarut terhadap titik beku pelarutnya.
∆ Tf =Tf ° −Tf
Hal
–hal
yang
mempengaruhi
penurunan titik beku adalah :
1. Konsentrasi Larutan
kenaikan
titik
didih
dan
Kenaikan
titik
didih
dan
penurunan
titik
beku
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan, yaitu banyaknya zat
terlarut dalam suatu pelarut, Dan tidak dipengaruhi oleh
banyaknya larutan. Semakin besar konsentrasi konsentrasi
suatu larutan maka titik didih akan semakin tinggi dan titik
beku semaki rendah dibandingkan dengan pelarutnya.
2. Jenis Larutan
Ada 2 jenis larutan, yaitu larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Laruta elektrolit memiliki titik didih yang lebih
tinggi dan titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama.
Hal
ini
dikarenakan
larutan
elektrolit
terionisasi
sempurna membentuk anion dan kation. Sehingga larutan
tersebut memiliki nilai “i".
Maka didapatkan rumus :
∆ Tb=kb x m x i
∆ Tf =kf x m x i
Dimana i = [ 1 + ( n – 1 ) 1 ] , k b adalah kenaikan titik
didih molal dan kf adalah penurunan titik beku molal.
Pada larutan non elektrolit tidak terjadi ionisasi sehigga
partikel zat terlalut tetap berbentuk molekul-molekul dengan
konsentrasi yang sama. Maka didapat rumus :
∆ Tb=kb x m
∆ Tf =kf x m
Penyimpaangan
terhadap
teori
yang
ada
terjadi
karena
kekurang telitian praktikan daam melakukan pengamatan.
Mengetahui
Klaten, 01 September 2013
Guru Pembimbing
Praktikan
Dra Tantri Ambarsari M.Eng
Bagas Alyas Wiratmaji
KENAIKAN TITIK DIDIH (∆ Tb) DAN
PENURUNAN TITIK BEKU (∆ Tf ) SUATU
LARUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
: BAGAS ALYAS W
KELAS
: XII IPA 3
NO
: 13
SMA NEGERI 1 KLATEN
TP 2013/2014
I.
PRAKTIKUM KE
II.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKANAAN
III.
: 1 ( Satu )
:
-
Waktu
: 10.05 – 12.30 WIB
-
Tempat
: Laboratorium Kimia Sma N 1 Klaten
TUJUAN
:
Mengamati Kenaikan Titik Didih (∆ Tb ) dan Penurunan Titik
Beku (∆ Tf ) suatu larutan serta factor yang mempengaruhinya.
IV.
LANDASAN TEORI
a. Kenaikan Titik Didih (∆ Tb )
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap
dipermukaan cairan sama dengan tekanan uap luar. Titik didih
normal suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan luar 60
cmHg atau 1 atm.
Titik didih larutan elektrolit lebh tinggi dari
pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.
Kenaaikan titik didih (∆ Tb ) adalah selisih antara titik didih
larutan (Tb) dan titik didih pelarutnya (Tb °) . Kenaikan titik didih
terjadi akibat penurunan tekanan uap.
∆ Tb=Tb−Tb °
Menurut hokum Raoult, “Besarnya kenaikan titik didih
larutan sebanding dengan hasil kali dari molaritas larutan (m)
dan kenaikan titik didih molal (kb). Dengan Kb merupakan tetapan
∆ Tb=kb
yang bergantung
padax m
jenis pelarut.
b. Penurunan Titik Beku (∆ Tf )
Titik beku suatu cairan adalah suhu pada saat uap cairan
sama dengan tekanan uap padatnya dengan kata lain titik beku
adalah saat fase padat dan fase cair suatu zat berada pada
keseimbangan. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah
dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.
Penurunan titik beku (∆ Tf ) adalah perbedaan titik beku
akibat
adanya
pelarutnya.
partikel
zat
terlarut
terhadap
titik
beku
∆ Tf =Tf ° −Tf
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali
molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut
(kf)
V.
∆ Tb=kf x m
ALAT DAN BAHAN
-
Alat
-
Bahan
1. Gelas Kimia 200 ml
1
1. Larutan gula 1 M
2. Kaki 3
1
2. Larutan urea 1 M
3. Asbes
1
3. Larutan urea 2 M
4. Pembakar Spirtus
1
4. Larutan Nacl 1 M
5. Korek Api
1
5. Larutan Nacl 2 M
6. Kaca Arloji
1
6. Air murni
7. Gelas Kimia plastik
1
7. Garam
8. Termometer
1
8. Es Batu
9. Tabung Reaksi
6
10.
Rak
Tabung reaksi
11.
t tetes
1
Pipe
1
VI.
LANGKAH KERJA
a. Kenaikan titik didih
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi gelas kimia dengan 25 ml air murni kemudian
menutup gelas kimia dengan kaca arloji dan memanaskan air
murni hingga mendidih.
3. Mengukur suhu air murni yang telah mendidih (titik didih air)
dengan thermometer.
4. Mengganti air murni dengan larutan gula 1 M kemudian
melakukan
prosedur
sebelumnya
(1-3).
Setelah
selesai
menggantinya lagi dengan larutan urea 1 M, larutan NaCl 1 M,
dan larutan NaCl 2 M.
5. Mencatat hasil pengamatan.
b. Penurunan titik beku
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi tabung reaksi dengan air murni, larutan gula 1 M,
larutan Urea 1 M , larutan urea 2 M, larutan NaCl 1 M, dan
larutan NaCl 2 M setinggi 2.5 cm.
3. Memasukkan tabung reaksi yang berisi air murni ke dalam
gelas kimia yang berisi es batu da garam. Kemudian
memutar-mutarkan gelas kimia plastic hingga membeku.
4. Mengukur suhu air murni yang telah membeku (titik beku air)
dengan thermometer.
5. Mencatat hasil pengamatan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
a. Kenaikan titik didih
Titik didih air murni = 90 oC
NO
LARUTAN
TITIK DIDIH
KENAIKAN TITIK
DIDIH
89 oC - 90 oC = -1 oC
97 oC - 90 oC = 7 oC
91 oC – 90 oC = 1 oC
95 oC – 90 oC = 5 oC
1.
Gula 1 M
89 oC
2.
Urea 1 M
97 oC
3.
NaCl 1 M
91 oC
4.
NaCl 2 M
95 oC
b. Penurunan titik beku
Titik beku air murni = 0 oC
NO
1.
2.
3.
4.
5.
LARUTAN
Gula 1 M
Urea 2 M
NaCl 1 M
NaCl 2 M
Urea 1 M
TITIK BEKU
4 C
3 oC
-2 oC
4 oC
1 oC
PENURUNAN TITIK
0
0
0
0
0
o
BEKU
C – 4 C = -4 oC
o
C – 3 oC = -3 oC
o
C – (-2) oC = 2 oC
o
C – 4 oC = -4 oC
o
C – 1 oC = -1 oC
o
o
VIII. PEMBAHASAN
a. Kenaikan titik didih
Saat menentukan titik didih larutan, hasil yang didapat
praktikan sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun terjadi 1
penyimpangan yaitu pada larutan gula 1 M. Titik didih gula 1 M
memiliki titik didih yang lebih rendah dari pada pelarutnya (air
murni).
Kenaikan titik didih gula 1 M (hitungan)
Kb = 0,52 (Air murni)
,M=m=1
∆ Tb = m x kb
= 1 x 0,52 = 0,52 oC
Kenaikan titik didih gula 1 M (pengamatan)
∆ Tb=Tb−Tb °
= 89 – 100 = - 1 oC
Dari data diatas terlihat bahwa hasil pegamatan tidaak
sesuai degan teori yang ada. Hal ini disebabkan karena
kesalahan dari praktikan yang terlalu lama membuka kaca arloji
dari gelas kimia. Sehingga suhu dari larutan gula 1 M yang telah
mendidih turun mengikuti suhu ruangan.
Kenaikan titik didih NaCl 1M (Perhitungan)
NaCl --> Na+ + Cln=2,
I = (1+(n-1)1) = (1+(2-1)1) = 2
Kb = 0,52 (Air murni)
, M = m = 1,
∆ Tb = m x kb x i
= 1 x 0,52 x 2
= 1,04 oC
Kenaikan titik didih NaCl (pengamatan)
∆ Tb=Tb−Tb °
= 91 – 100 = 1 oC
Dari data diatas terlihat bahwa antara perhitungan dengan
hasil pengamatan sesuai.
Dari hasil pengamatan (table pengamatan), titik didih NaCl 2
M lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih NaCl 1 M ( Nacl 1
M = 91 oC, Nacl 2 M = 95 oC ).
Hal ini sejalan dengan teori yang menyataka bahwa Titik
didih suatu larutan dipengaruhi oleh banyakya zat terlarut bukan
jenis zat terlarut. Semakin besar konsentrasi suatu laruta maka
semakin besar pula titik didihnya.
Titik didih juga dipengaruhi jenis larutan (larutan elektrolit,
dan non lektrolit). Titik didih larutan elektrolit lebih tinggi dari
pada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Hal ini
karena larutan elektrolit terioisasi sempurna. Sehingga larutan
tersebut memiliki nilai “i” . Akan tetapi Larutan non elektrolit
tidak
terionisasi
sehingga
partikel
zat
terlarutnya
tetap
berbentuk moleku molekul denan konsentrasi tetap.
Namun pada praktikum ini terjadi penyimpangan terhadap
teori tersebut. Titik didih Urea 1M jauh lebih besar dari pada NaCl
1 M ( Tb Urea 1 M = 97 oC, dan Tb NaCl 1 M = 91 oC). Hal ini
disebabkan karena pada saat melakukan pengukuran suhu
praktikan menempelkan thermometer pada dasar gelas kimia
sehingga yang terukur adalah suhu dari kaca yang menempel
asbes dan pembakar.
b. Penurunan titik beku
Penentuan titik beku larutan dibuat dengan memasukkan
tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi es dan garam.
Garam berfungsi merupakan penerapan dari sifat koligatif
larutan yang berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku
es sehingga tidak mudah mencair.
Saat menentukan titik didih larutan, hasil yang diperoleh
praktikan hamper semua menyimpang dari teori yang ada.
Hanya ada satu larutan yang benar yaitu larutan NaCl 1 M yang
memiliki titik beku dibawah pelarutnya.
Penurunan titik beku NaCl 1M (Perhitungan)
NaCl --> Na+ + Cln=2,
I = (1+(n-1)1) = (1+(2-1)1) = 2
Kf = 1,86 (Air murni)
, M = m = 1,
∆ Tb = m x kf x i
= 1 x 1,86 x 2
= 3,72 oC
Penurunan titik beku NaCl 1 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf ° −Tf
= 0 – (-2) = 2 oC
Penurunan titik beku NaCl sudah sesuai dengan teori yang
ada walaupun besarnya kurang sesuai dengan perhitungan yang
berdasarkan teori.
Pada table hasil pengamatan penurunan titik beku terhadap
larutan gula 1 M, Urea 1 m, Urea 2 M, serta NaCl 2 M terjadi
penyimpangan yang cukup jauh karena semua titik beku dari
larutan tersebut berada diatas titik beku pelarutnya yaitu diatas
0 oC.
Hal ini disebabkan karena kekurang telitian praktikan dalam
megukur suhu beku larutan larutan tersebut. Hal ini dikarenakan
pada saat mengukur titik beku, larutan-larutana tersebut belum
membeku sempurna sudah dikeluarkan dari gelas kimia plastic
yang berisi es batu dan garam.
Selain itu
yang mempengaruhi kekeliruan ini bisa dari
terlalu lamanya praktikan membiarkan larutan di suhu ruangan
sehingga es yang terjadi mulai meleleh akibat penyesuaian
terhadap suhu ruangan.
Jenis larutan juga berpengaruh terhadap penurunan titik
beku larutan. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah
dari pada larutan nonelektrolit pad konsentrasi sama.
Penurunan titik beku Urea 2 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf ° −Tf
= 0 – (-3) = 3 oC
Penurunan titik beku NaCl 2 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf ° −Tf
= 0 – (-4) = 4 oC
Walaupun hasil pengamatan terjadi penyimpagan terhadap
teori dasar tetapi terbukti bahwa penurunan titik beku NaCl 2 M
(larutan elektrolit) lebih besar dari pada Urea 2 M (larutan non
elektrolit).
IX.
KESIMPULAN
Kenaaikan titik didih
(∆ Tb ) adalah selisih antara titik didih
larutan (Tb) dan titik didih pelarutnya (Tb °). Kenaikan titik didih
dirumuskan :
∆ Tb=Tb−Tb °
Penurunan titik beku (∆ Tf ) adalah perbedaan titik beku akibat
adanya partikel zat terlarut terhadap titik beku pelarutnya.
∆ Tf =Tf ° −Tf
Hal
–hal
yang
mempengaruhi
penurunan titik beku adalah :
1. Konsentrasi Larutan
kenaikan
titik
didih
dan
Kenaikan
titik
didih
dan
penurunan
titik
beku
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan, yaitu banyaknya zat
terlarut dalam suatu pelarut, Dan tidak dipengaruhi oleh
banyaknya larutan. Semakin besar konsentrasi konsentrasi
suatu larutan maka titik didih akan semakin tinggi dan titik
beku semaki rendah dibandingkan dengan pelarutnya.
2. Jenis Larutan
Ada 2 jenis larutan, yaitu larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Laruta elektrolit memiliki titik didih yang lebih
tinggi dan titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama.
Hal
ini
dikarenakan
larutan
elektrolit
terionisasi
sempurna membentuk anion dan kation. Sehingga larutan
tersebut memiliki nilai “i".
Maka didapatkan rumus :
∆ Tb=kb x m x i
∆ Tf =kf x m x i
Dimana i = [ 1 + ( n – 1 ) 1 ] , k b adalah kenaikan titik
didih molal dan kf adalah penurunan titik beku molal.
Pada larutan non elektrolit tidak terjadi ionisasi sehigga
partikel zat terlalut tetap berbentuk molekul-molekul dengan
konsentrasi yang sama. Maka didapat rumus :
∆ Tb=kb x m
∆ Tf =kf x m
Penyimpaangan
terhadap
teori
yang
ada
terjadi
karena
kekurang telitian praktikan daam melakukan pengamatan.
Mengetahui
Klaten, 01 September 2013
Guru Pembimbing
Praktikan
Dra Tantri Ambarsari M.Eng
Bagas Alyas Wiratmaji