Analisa Kepemimpinan Jokowi MAKALAH PENG

Analisa Kepemimpinan Jokowi

ANALISA KEPEMIMPINAN JOKOWI

MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN

Disusun Oleh :
Rizka Putri Al-Fajar
Midya Lira Tanjung
Fitri Adamah
Isnani Awalidia
Yurmaini
Annisa Haq
Yuharbeni
Kurniawan Syahputra

1310055
1310026
1310016
1310058

1310129
1310152

STMIK JAYANUSA
PADANG
2014

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan

Rahmat

dan

Karunia-Nya

kepada

kami


sehingga

dapat

menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beriring Salam, senantiasa disampaikan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah merintis jalan kebenaran dan membawa umat
manusia ke jalan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Dengan karunia
Allah tersebutlah maka akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Analisa gaya kepemimpinan Jokowi.
.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang saya peroleh dari buku
dan beberapa referensi dari internet. Dalam makalah ini saya akan
merangkumkan gaya kepemimpinan yang di pakai oleh jokowi selama masa
kepemimpinan nya.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,
tentu makalah ini tidak luput dari kekurangan. Dengan upaya dan semangat
peningkatan makalah ini kami mengharapakan baik berupa kritik maupun saran
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Padang, Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................................
.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................
.......................................................................................................................................ii
BAB I.

PENDAHULUAN

BAB II. KASUS
2.1 Perbedaan Manajemen dengan Kepemimpinan...........................................
2

2.2 Tipe-tipe Kepemimpinan.............................................................................
2
2.3 Gaya Kepemimpinan...................................................................................
3
BAB III.

KAJIAN TEORITIS
3.1 Teori Timbulnya Kepemimpinan..........................................................
5
3.2 Syarat-syarat Menjadi Pemimpin..........................................................
6

3.3 Fungsi Kepemimpinan..........................................................................
7
3.4 pengambilan Keputusan dari Seorang Pemimpin.................................
7
BAB IV. PEMBAHASAN
Analisa Kepemimpinan Jokowi..................................................................
8
BAB V.


KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
12

BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber

Daya

Manusia

merupakan

aset

penting

dalam


organisasi yang unik, komplek dan sulit diperkirakan. Setiap anggota
mempunyai karakteristiknya masing–masing dalam berhubungan
dengan orang lain di dalam organisasi. Organisasi itu sendiri didirikan
berdasarkan suatu tujuan atau memiliki visi dan misi organisasinya.
Harapan dari masing–masing individu anggota tidak selalu sama atau
sejalan dengan tujuan organisasi.
Hal

inilah

yang

mengakibatkan

adanya

dinamika

yang


diakibatkan dari pertemuan antara harapan dari keduanya. Oleh
karena itulah dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat membangun
kepercayaan dan keyakinan anggotanya. Pemimpin yang baik mampu
mengelola aset organisasi yaitu anggota, dalam hal ini merupakan
bagian yang paling kompleks yang menuntut perhatian yang cukup
besar. Seorang pemimpin dikatakan berhasil dalam memimpin
anggotanya ketika tujuan dari organisasi dapat diwujudkan tanpa
mengesampingkan harapan dari anggota.
Secara umum keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi
selalu dikaitkan dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi bawahan atau anggota agar memberikan
pengabdiannya bersama-sama dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan menjadi hal yang fundamental sepanjang sejarah dan
sampai akhir jaman. Mulai dari nabi Adam hingga saat ini tidak
berhenti untuk dibahas, menarik banyak ahli yang menjelaskan
kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi
orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan.
Ada juga yang mengatakan bahwa kepemimpinan (leadhership)


adalah hubungan interaksi antara pengikut (follower) dan pemimpin
dalam mencapai tujuan bersama. Oleh karenanya para pemimpin
organisasi

seharusnya

menyadari

akan

pentingnya

penerapan

kepemimpinan suatu organisasi, karena pemimpin merupakan motor
penggerak, bukan saja terhadap alat-alat dan sumber keuangan serta
material,

tetapi


juga

manusia

sebagai

anggota.

Penerapan

kepemimpinan yang tepat dapat memberikan pengaruh positif
terhadap semangat kerja anggota.
BAB 2
KASUS
2.1 Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan
2.2 Tipe tipe kepemimpinan :
1.Otoriter
Kepemimpinan tipe ini menganggap bahwa kepemimpinannya adalah hak dia.
Biasanya pemimpin yang termasuk golongan ini ialah pemilik perusahaan.

2.Demokrat
Pemimpin yang bersifat demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter.
Seorang pemimpin yang demokratis selalu berunding dengan bawahannya sebelum
mengambil keputusan.
3. Paternal
Pemimpin yang bersifat kebapakan pada dasarnya hampir mendekati sifat
otokrat, walaupun sang pemimpin berusaha menganggap bawahan seperti seorang ayah
terhadap anaknya.
4. Personal
Kontak antara pucuk pimpinan dan bawahannya.Kontak atau hubungan pribadi
antara sang pemimpin dan yang dipimpin.
5. Non Personal

Suatu pimpinan nonpersonal, jika ada kepemimpinan tersebut dilakukan melalui
instruksi, sumpah atau janji. Jadi, hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin
hanyalah melalui instruksi atau sumpah saja.
6. Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu
daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat
besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa

orang tertentu itu dikagumi.
2.3 Gaya kepemimpinan :
1. Otokratis
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokratis ini, pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut.
Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya
dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota
cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
2. Bebas terkendali
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil dimana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi. Gaya kepemimpinan

ini merupakan yang paling dinamis. Pada gaya

kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukan sasaran utama yang ingin
dicapai saja. Tiap divisi atau seksi deberi kepercayaan penuh untuk menentukan
sasaran, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai
pemantau saja.
3. Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adlah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahannya. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya.
Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain
itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya.

BAB 3
KAJIAN TEORITIS
Dari teori yang ada, dikatakan bahwa kepemimipinan seorang Leader, di
manapun itu, akan memberikan 30% pengaruh kepada kinerja organisasi tersebut.
Namun, pengaruh baik atau buruk bagi organisasi bergantung pada gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh sang pemimpin.
Peran Pemimpin dalam Kelompok :
• Secara umum pemimpin dalam kelompok adalah bertanggung jawab dalam
menggerakkan aktivitas dan motivasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
• Pemimpin bertanggung jawab atas seluruh aktivitas staffing, trainning& aktivitas lain
(Mintzberg)

3.1 Teori Timbulnya Kepemimpinan
Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan
terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat
– bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan. Seorang pemimpin lahir karena memang
ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakatbakatnya.

2. Teori Kejiwaan.
Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan. Setiap orang bias
menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social. Seseorang hanya
akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat,
dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan
pengalaman. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
Teori yang mendekati kebenaran.
3.2 Syarat-Syarat Menjadi Pemimpin
Kunci keberhasilan suatu organisasi pada hakikatnya terletak pada efisiensi
dan efektivitas penampilan pemimpinnya, dalam hal ini kepala bagian tatausaha.

Kepala bagian tatausaha dituntut memiliki persyaratan kualitas kepemimpinan
yang kuat, sebab keberhasilan sekolah hanya dapat dicapai melalui kepemimpinan
kepala bagian tatausaha yang berkualitas. Kepala bagian tata usaha yang
berkualitas yaitu kepala bagian tata usaha yang memiliki kemampuan dasar,
kualifikasi pribadi, serta pengetahuan dan keterampilan profesional. Menurut
Tracey (1974:53-55), keahlian atau kemampuan dasar, yaitu sekelompok
kemampuan yang harus dimiliki oleh tingkat pemimpin apapun, yang mencakup:
conceptual skills, human skill dan technical skills. Berikut uraian kemampuan
dasar yang dikemukakan oleh Tracey:
1.

Technical skills, yaitu: kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau

teknik-teknik, atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal
khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan, serta teknik pengetahuan yang spesifik.
2.

Human skills, yaitu: kecakapan pemimpin untuk bekerja secara efektif sebagai

anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha kerjasama di lingkungan
kelompok yang dipimpinnya.
3.

Conceptual skills, yaitu kemampuan seorang pemimpin melihat organisasi

sebagai satu keseluruhan.
3.3 Fungsi Kepemimpinan
Wahjosumidjo (1996:349), mengemukakan fungsi-fungsi kepemimpinan
yaitu: membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan, mengkomunikasi kan
gagasan kepada orang lain, dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain,
menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok, dan
menggerakkan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau
melakukan apa yang dikehendaki.
3.4 Pengambilan Keputusan dari Seorang Pemimpin
Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka
aktivitas pengambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit dalam manajemen,

namun juga merupakan usaha yang paling penting bagi pemimpin. Dalam pengambilan
keputusan tersebut tercakup kemahiran menyeleksi dan menentukan keputusan yang
paling tepat dari sekian banyak alternativ jawaban atau pemecahan masalah.

BAB 4
PEMBAHASAN
Analisa kepemimpinan jokowi :
1 . Blusukan yang di lakukan jokowi iya masukkan ke dalam manajemen
perencanaan dan manajemen control
Kita sering mendengar, bagaimana Gubernur Jakarta sekarang,
Joko Widodo, sering berkunjung ke masyarakat untuk memahami
masalah-masalah masyarakat. Media memberi nama untuk gaya
memimpin semacam ini, yakni “blusukan”.
Hampir setiap hari, ia berkeliling kota, mengunjungi berbagai
tempat, dan berbicara dengan warganya. Dari tatap muka langsung
ini, ia bisa mendapatkan gambaran nyata tentang akar masalah sosial
masyarakatnya,

lalu

mulai

membuat

langkah

nyata

untuk

menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Gaya semacam ini tentu memiliki kelebihannya sendiri. Setiap
kebijakan politik yang bermutu lahir dari data-data yang akurat.
Namun, data-data yang diberikan kepada para pemimpin politik
seringkali tidak akurat, sehingga kebijakan yang dibuat pun akhirnya

tidak menyelesaikan masalah yang ada, justru memperbesarnya.
Jarak antara data yang biasanya berupa statistik, dengan kenyataan
di lapangan inilah yang bisa diperkecil dengan gaya politik blusukan.
Politik “blusukan” juga memungkinkan para pemimpin politik
bertatap muka langsung dengan warganya. Interaksi ini tentu saja
membangun kedekatan dan rasa percaya, yang amat penting sebagai
pengikat masyarakat, supaya tak mudah pecah, dan bisa bekerja
sama menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.
Dengan

politik

“blusukan”,

para

pemimpin

politik

bisa

memeriksa langsung, apakah keputusan yang telah ia buat dijalankan
dengan baik atau tidak. Dari sudut pandangan metode berpikir ilmiah,
ini disebut juga verifkasi. Banyak pemimpin lupa memeriksa lagi,
apakah kebijakan yang telah dibuat sungguh membantu masyarakat
atau tidak. Dengan politik blusukan, gaya lama semacam ini bisa
dihindari.
Namun, “blusukan” juga memiliki kelemahannya. Blusukan bisa
merosot menjadi politik pencitraan, ketika pimpinan politik hanya
berkeliling di masyarakat, supaya terlihat peduli, namun tak ada
keputusan nyata yang bisa membantu memecahkan pesoalanpersoalan sosial masyarakat.
2. Mendelegasikan wewenang
Jokowi bisa mendelegasikan tidak hanya tugas tetapi juga wewenang atau
mandat untuk melakukan tugas-tugas. Pedelegasian dapat menumbuhkan rasa
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang harus dikerjakan. Jokowi sadar sebagai
pemimpin dia tidak bisa bekerja sendiri. (Contoh: Jokowi mendelegasikan tugas dan
wewenang kepada ahok dan kepala2 dinas dan juga kepada para walikota serta camat
dan lurah, meskipun ini masih belum berjalan dengan baik tetapi dia telah berusaha
dengan lelang jabatan dan rotasi petugas sehingga mempunyai sama visi dan misi untuk
nantinya bisa dipercayakan dengan tugas dan wewenang demi memajukan Jakarta, dan
untuk mencapai tujuan yang sama).

pendelegasikan wewenang mesti dibarengi dengan skala prioritas kerja yang
diintruksikan gubernur, sehingga menjadi acuan bagi setiap pejabat dan pegawai di
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Supaya pemerintahan efektif, tidak mungkin ditangani sendiri semuanya, tapi
ada pendelegasian wewenang. Tanggung jawab utama tetap penuh ada di kepala daerah,
bukan di wakil.
3. Setiap bekerja selalu ingin mendengar, tahu keluhan rakyat, dan kesulitan
rakyat
Pemimpin yang mau langsung turun lapangan dan mendengarkan permasalahan
dari warganya, maka akan mendapatkan laporan yang sebenarnya. Dengan demikian
akan bisa langsung diambil tindakan. Empathy’ atau ikut merasakan perasaan atau
penderitaan orang lain adalah karakteristik lain kepemimpinan Jokowi yang menonjol.
4. Blusukan juga menjaring aspirasi bagi rakyat
Pemimpin dengan mengenali dan memahami kebutuhan masyarakat yang
sesungguhnya sehingga bantuan yang diberikan sesuai dengan kepentingan mereka.
Strategi ‘blusukan’ ke jantung masyarakat yang dilakukan Jokowi jelas
dimaksaudkan untuk ‘healing’ sehingga keluarlah kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat,
seperti Kartu Jakarta Sehat, Relokasi ke Rusun, Pesta Rakyat Betawi, dll.
5. Dalam membuat sebuah kebijakan/keputusan harus merencanakan nya
terlebih dahulu
berorientasi pada hasil dilakukan Jokowi dengan mengawali dengan membangun
konsensus bersama, kemudian membagi tugas secara jelas, dan selanjutnya memantau
pelaksanaan pekerjaan hingga berhasil sesuai yang direncanakan.
Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa tipe kepemimpinan yang dipakai
jokowi yaitu :
1. Demokrat
Sebelum membuat suatu keputusan jokowi selalu ingin mendengar, tahu keluhan
rakyat, dan kesulitan rakyatnya, dengan begitu iya bisa memutuskan
kebijakan/keputusan yang direncanakannya dan berunding dengan bawahan nya
terlebih dahulu.

2. Non personal
Karena jokowi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta yang di lantik oleh Menteri
dalam Negeri melalui sumpah/janji.
3. Kharismatik


Jokowi mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya juga besar.



Pengikut jokowi tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan
menaati pemimpinnya.



Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun
ketampanan jokowi.

Dari analiasa diatas kita juga bisa menyimpulkan gaya kepemimpinan yang
dipakai oleh jokowi:
Gaya kepemimpinan demokratis
Karena jokowi selalu mendelegasikan wewenangnya, dengan pendelegasian wewenang
tersebut tiap-tiap divisi diberi kepercayaan penuh untuk menyelesaikan tugasnya dan
secara berkala jokowi akan memantau/mengontrol pekerjaan yang telah diberikan pada
masing-masing divisi.

BAB 5
KESIMPULAN
Analisa kepemimpinan jokowi :
1 . Blusukan yang di lakukan jokowi iya masukkan ke dalam manajemen perencanaan
dan manajemen control
Menimbang kelemahan dan kekurangannya, politik “blusukan” tetap
perlu dijalankan oleh para pimpinan politik kita di Indonesia, asalkan
tetap mempertimbangkan efsiensi dan keterukuran kinerja. Politik
“blusukan” jelas cocok dengan masyarakat demokratis, di mana
kebutuhan masyarakat yang menjadi prioritas utama. Namun,
“blusukan” tetap harus dibarengi dengan langkah-langkah terukur
untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang nyata, mulai dari
persoalan kecil (trotoar untuk pejalan kaki) sampai dengan yang
paling besar (banjir dan macet).
2. Mendelegasikan wewenang
3. Setiap bekerja selalu ingin mendengar, tahu keluhan rakyat, dan kesulitan rakyat
4. Blusukan juga menjaring aspirasi bagi rakyat
5. Dalam membuat sebuah kebijakan/keputusan harus merencanakan nya terlebih
dahulu