makalah dan id pencemaran deterjen.pdf

MAKALAH PENGENDALIAN PENCEMARAN PERAIRAN
(PENCEMARAN DETERGEN)

OLEH :
KELOMPOK III

AAN HIDAYAT

I1A114016

MUZAKIRA MUHLIS

I1A114076

SARJIANI HASAN

I1A114080

MUSDALIFA HAMID

I1A1140


JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................

i

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................


1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................

2

C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................

3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Detergen ...................................................................................

4

B. Dampak Pencemaran Detergen Terhadap Manusia ...................................

5


C. Pengaruh Pencemran Detergen Terhadap Organisme................................

6

D. Proses Terjadinya Pencemaran Detergen Di Perairan dan Akibatnya Bagi
Organisme Perairan ...................................................................................

7

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................

8

B. Saran ..........................................................................................................

9

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam
keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.
Campuran suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena
itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zatzat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung
pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada makalah ini hanya akan
dibahas tentang alat pembersih pakaian yaitu detergen.
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah
tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang
tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang
berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya,
mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai
tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.
Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Lingkungan
perairan yang tercemar limbah Detergen kategori keras dalam konsentrasi tinggi
akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang

mengkonsumsi biota tersebut. Selain itu banyak dari kita yang belum tahu bahaya
atau dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari.

Limbah yang dihasilkan dapat memberikan dampak negatif terhadap
sumber daya alam dan lingkungan, seperti gangguan pencemaran alam dan
pengurasan sumber daya alam, yang nantinya dapat menurunkan kualitas
lingkungan antara lain pencemaran tanah, air, dan udara jika limbah tersebut tidak
diolah terlebih dahulu. Selain kegiatan industri, diperkotaan limbah juga
dihasilkan oleh hotel, rumah sakit dan rumah tangga. Bentuk limbah yang
dihasilkan oleh komponen kegiatan yang disebut di atas adalah limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat dan cair yang dibuang ke lingkungan langsung dapat
menimbulkan keseimbangan alam terganggu yaitu terjadi pencemaran tanah yang
mampu merubah pH tanah, kandungan mineral berubah dan ganguan nutrisi dari
tanah untuk kehidupan tumbuhan serta sumber air tanah tercemar. Pencemaran air
dapat mengganggu biota air, perubahan BOD, COD serta DO, disamping itu
dampak psikologis akibat dari pencemaran lingkungan yang tidak kalah
berbahayanya jika dibandingkan dengan dampak secara fisik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.

Apa pengertian dari deterjen?

2.

Apa dampaknya terhadap manusia?

3.

Apa pengaruhnya terhadap organisme?

4.

Menjelaskan proses pencemaran deterjen di perairan dan akibatnya bagi
organisme?

C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian deterjen

2. Untuk mengetahui dampaknya terhadap manusia
3. Untuk mengetahui pengeruhnya terhadap organism
4. Serta untuk menjelaskan ptroses pencemaran deterjen di perairan dan
akibatnya bagi organism
Manfaat dari makalah ini yaitu untuk:
1. Memahami pengertian deterjen
2. Memahami dampaknya terhadap manusia
3. Memahami pengeruhnya terhadap organism
4. Serta memahami menjelaskan ptroses pencemaran deterjen di perairan dan
akibatnya bagi organism

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Detergen
Detergen adalah pembersih sintetis campuran berbagai bahan, yang
digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara
lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan
air. Kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan masyarakat.

Untuk menjaga kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal serta tempat umum
dibutuhkan produk pembersih atau sabun cuci yang dapat diandalkan. Ibu rumah
tangga, rumah sakit, sarana umum lain hingga hotel berbintang lima pasti
menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk
mencuci pakaian maupun peralatan rumah tangga.
Pada awalnya deterjen dikenal sebagai pembersih pakaian, namun kini
meluas dan ditambahkan dalam berbagai bentuk produk seperti personal cleaning
product (sampo, sabun cuci tangan), laundry sebagai pencuci pakaian merupakan
produk deterjen yang paling populer di masyarakat, dishwashing product sebagai
pencuci alat rumah tangga baik untuk penggunaan manual maupun mesin pencuci
piring, household cleaner sebagai pembersih rumah seperti pembersih lantai,
pembersih bahan-bahan porselen, plastik, metal, gelas (Arifin, 2008).
Detergen mengandung zat aktif permukaan yang serupa dengan sabun,
misalnya natrium benzensulfonat (Na-ABS). Garam kalsium atau magnesium
yang larut dalam air sadah jika bereaksi dengan Na-ABS tetap larut dalam air dan
tidak mengendap.

Molekul sabun terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik
dan yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofilik adalah bagian yang menyukai air
atau bersifat polar. Adapun bagian hidrofobik adalah bagian yang tidak suka air

atau bersifat nonpolar. Kotoran yang bersifat polar biasanya larut dalam air,
sehingga kotoran jenis ini tidak perlu dibersihkan dengan menggunakan sabun.
Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau lemak tidak akan hilang jika
hanya dibersihkan menggunakan air. Oleh karena itu, diperlukan detergen sebagai
pembersihnya. Ujung hidrofob detergen yang bersifat nonpolar mudah larut dalam
minyak atau lemak dari bahan cucian. Ketika kamu menggosok atau memeras
pakaian membuat minyak atau lemak menjadi butiran-butiran lepas yang
dikelilingi oleh lapisan molekul detergen. Gugus polarnya berada di luar lapisan
sehingga butiran itu larut di air.
B. Dampak Pencemaran Detergen Terhadap Manusia
Pada umumnya, dampak yang terkandung dalam detergen bagi manusia
yaitu pada deterjen mengandung banyak senyawa kimia seperti alkylbenzene
sulphonate (ABS) yang bersifat resisten terhadap dekomposisi biologis. ABS atau
alkilbenzene sulfonat ini sukar diuraikan secara biologis oleh bakteri. Dalam
waktu yang relatif singkat ini bisa ber-dampak pada polusi udara karena baunya
yang tidak sedap. Selain itu juga terdapat senyawa aktif surfaktan lainnya yang
tak mudah terurai yaotu berupa LAS (linier alkyl benzene sulfonate). Kedua zat
kimia ini mampu menimbulkan gatal-gatal, kulit kasar, pecah-pecah dan bahkan
berlanjut menjadi infeksi.
Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat

menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua
bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders,
diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
manusia dan lingkungannya.
C. Pengaruh Pencemaran Detergen Terhadap Organisme
Pembuangan
sebelumnya,

limbah

mengandung

ke

laut/sumber-sumber

tingkat


polutan

organik

air

tanpa

yang

treatment

tinggi

serta

mempengaruhi kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang
pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Selain itu deterjen dalam badan
air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi
ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun.
Ikan membutuhkan air yang mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5
ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati,
tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan
berkembang. Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang
mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri
aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi
karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan
cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati
(Widiyani, 2010).
Keberadaan busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab
kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan
demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat
menyebabkan kematian (Ahsan, 2005).

D. Proses Terjadinya Pencemaran Detergen Di Perairan dan Akibatnya
Bagi Organisme Perairan
Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah
pemukiman yang paling potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir setiap
rumah tangga menggunakan deterjen. Penggunaan deterjen sebagai bahan
pembersih dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat setiap tahunnya
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Deterjen merupakan bahan aktif
permukaan (surfaktan) yang memiliki bagian komponen yang polar dan
komponen yang nonpolar dalam molekulnya. Masalah yang ditimbulkan akibat
pemakaian detergen terletak pada pemakaian jenis surfaktan dan gugus
pembentuk. Akibat Surfaktan Di dalam air, sisa detergen harus mampu
mengalami degradasi (penguraian) oleh bakteri-bakteri yang umumnya terdapat di
alam. Lambatnya proses degradasi ini mengakibatkan timbulnya busa di atas
permukaan air, dalam jumlah yang makin lama makin banyak. Hal ini disebabkan
oleh bentuk struktur surfaktan yang dipakai. Jika struktur kimia berupa rantai
lurus, gugus surfaktan ini mudah diuraikan. Sedangkan jika struktur berupa rantai
bercabang, maka surfaktan ini sulit dipecahkan. Disamping itu masalah yang
ditimbulkan oleh gugus pembentuk yaitu gugus ini akan mengalami hidrolisis
yang menghasilkan ion ortofosfat. Kedua gugus ini sangat berpengaruh dalam
proses eutrofikasi, yang bisa mengakibatkan tanaman alga dan tanaman air
tumbuh secara liar. Surfaktan ini dapat mencemari lingkungan seperti dapat
menurunkan kadar oksigen air sehingga organisme air kekurangan oksigen dan
dapat menyebabkan kematian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Detergen merupakan salah satu polutan air yang harus dihilangkan atau
diminimalisir penggunaannya. Risiko deterjen yang paling ringan pada
manusia berupa iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama
di daerah yang bersentuhan langsung dengan produk.
2. dampak yang terkandung dalam detergen bagi manusia yaitu pada deterjen
mengandung banyak senyawa kimia seperti alkylbenzene sulphonate (ABS)
yang bersifat resisten terhadap dekomposisi biologis. ABS atau alkilbenzene
sulfonat ini sukar diuraikan secara biologis oleh bakteri.
3. Hal ini disebabkan karena kebanyakan produk deterjen yang beredar saat ini
memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Dalam kondisi iritasi/terluka,
penggunaan produk penghalus apalagi yang mengandung pewangi, justru akan
membuat iritasi kulit semakin parah. Dalam jangka panjang, air minum yang
telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab
penyakit kanker (karsinogenik).
4. Kerugian lain dari penggunaan deterjen adalah terjadinya proses eutrofikasi di
perairan. Ini terjadi karena penggunaan deterjen dengan kandungan fosfat
tinggi. Eutrofikasi menimbulkan pertumbuhan tak terkendali bagi eceng
gondok dan menyebabkan pendangkalan sungai. Sebaliknya deterjen dengan
rendah fosfat beresiko menyebabkan iritasi pada tangan dan kaustik karena
diketahui lebih bersifat alkalis dengan tingkat keasaman (pH) antara 10 – 12.

B. Saran
Adapun saran dari makalah ini yaitu makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan agar dapat sempurna dengan baik kami membutuhkan kritikan dan
saran bagi yang membaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan S. 2005. Effect of Temperature on Wastewater Treatment with Natural and
Waste Materials [Original Paper]. Clean Technology Enviroment Policy.
7:198-202.
Anonimous 2009. Pengolahan Limbah Deterjen dengan Biofilter. http://www.
greenradio.fm. [14 Mei 2013].
Arifin. 2008. Metode Pengolahan Deterjen. http://.wordpress.com [14 Mei 2013].
Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling
Filter [Makalah Penelitian] http://eprints.undip.ac.id [13 Mei 2013].
Rubiyatadji R. 1993. Penurunan Kadar Deterjen (Alkyl Benzene Sulphonate)
Dalam Air Dengan Proses Adsorpsi Karbon Aktif. Tugas Akhir. Program
Studi Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya.
Widiyani, P. 2010. Dampak Dan Penanganan Limbah Deterjen. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.