PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI KABUPATEN BOJONEGORO

  

KERTAS KERJA

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

KABUPATEN BOJONEGORO

PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM

MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA

DI KABUPATEN BOJONEGORO

  

DISUSUN OLEH :

Drs. H. BASUKI ,MPd, M.PdI

NDH :05/B

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR

  

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN XXXV

TAHUN 2015

LEMBAR PERSETUJUAN KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

  

PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-

PRODUK IKM MELALUI KERJASAMA DENGAN

PELAKU USAHA DI KABUPATEN BOJONEGORO

  DISUSUN OLEH :

  Drs. H. BASUKI ,MPd, M.PdI NDH :05/B Telah diseminarkan pada tanggal 9 April 2015 Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur Menyetujui :

MENTOR COACH

Drs. SOEHADI MOELJONO, MM Drs. SUMARLAN, MSi

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN XXXV

  

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

  Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA penyusunan rancangan (proposal) Proyek Perubahan Instansional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dengan judul PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI

  

PRODUK-PRODUK IKMMELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI

KABUPATEN BOJONEGORO dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah

  ditentukan Pemilihan judul tersebut berlatar belakang pada gambaran keadaan saat ini dimana produk IKM masih belum memperoleh pemasaran yang memadai di

  Kabupaten Bojonegoro ditengah himpitan persaingan yang semakin ketat. Melalui penyusunan Kertas Kerja ini, penulis mencoba untuk menuangkan hasil pemikiran untuk meningkatkan akses pemasaran bagi produk IKM. Pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

  1. Bapak Drs. SOEHADI MOELJONO, MM, selaku Mentor

  2. Bapak Drs. SUMARLAN, Msi, selaku Coach

  3. Bapak Kepala Badan Diklat Provinsi Jawa Timur beserta seluruh jajaran panitia penyelenggara Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXXV di Surabaya

  4. Rekan-rekan semua khususnya kelas B

  5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan kepada penulis Penulis menyadari sebagai manusia biasa, tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu, kami menerima dengan lapang dada, segala kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya rancangan (proposal) proyek perubahan ini. Akhir kata, semoga rancangan (proposal) proyek perubahan instansional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro ini dapat memberi manfaat dan menjadi referensi bagi yang membutuhkan.

  Penulis,

  

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................... ii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan ...................................................

  1 B. Rumusan Permasalahan ............................................................

  6 C. Area dan Fokus Proyek Perubahan ...........................................

  7 D. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan.....................................

  7 E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan ............................................

  8 F. Kriteria keberhasilan proyek perubahan.....................................

  BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN A. Output Kunci Proyek Perubahan ................................................

  11 B. Pentahapan (Milestone) Proyek Perubahan ..............................

  12 C. Tata Kelola Proyek Perubahan ..................................................

  14 D. Stakeholder Proyek Perubahan .................................................

  15 E. Faktor Kunci Keberhasilan Proyek Perubahan...........................

  18 F. Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan ................................

  18 G. Hasil Benchmarking ke Best Practices.......................................

  19 BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

  BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ B. Rekomendasi .............................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Derap laju pembangunan di Kabupaten Bojonegoro telah mampu

  menunjukkan hasil yang signifikan yang ditandai dengan munculnya beberapa toko swalayan dan hotel

  • – hotel Berbintang yang dibangun di Kabupaten Bojonegoro. Laju pembangunan tersebut dipacu oleh penemuan minyak dan gas yang berlokasi di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro yang kapasitas produksinya mencapai 265.000 barel/day, setara dengan 30% total produksi minyak nasional, yang mana telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi penerimaan daerah Kabupaten Bojonegoro.

  Hal ini merupakan peluang bagi pelaku usaha Industri Kecil dan menengah (IKM) untuk memperoleh akses pasar yang lebih besar sehingga membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya IKM – IKM baru.

  Namun pada kenyataannya pertumbuhan IKM masih belum dapat di optimalkan sehingga diperlukan langkah

  • – langkah Inovatif dalam rangka memperkuat akses pemasaran bagi produk
  • – produk IKM karena berdasarkan analisis dan ungkapan dari pelaku IKM kendala utama yang sangat menghambat pertumbuhan IKM untuk selalu dapat eksis adalah persoalan

  pemasaran, pada umumnya mereka dapat berproduksi tapi tidak mampu menjual karena terbatasnya akses pasar.

  Hal ini disebabkan oleh beberapa factor penyebab antara lain :

  1. Lemahnya kualitas SDM untuk melakukan proses produksi secara efektif dan efisien

  2. Keterbatasan peralatan produksi

  3. Keterbatasan kemampuan dalam melakukan kemasan produk

  4. Keterbatasan permodalan

  5. Belum Optimalnya fasilitasi kerja sama dengan pelaku usahauntuk membantu penguatan akses pemasaran produk

  • – produk IKM

  6. Kurangnya kesadaran para pelaku usaha untuk mengambil peran sosial dalam mengembangkan IKM

  Sejalan dengan permasalahan tersebut di atas dan berdasarkan Misi RPJMD Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013

  • – 2018 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dalam Rencana strategis (RENSTRA) Tahun 2013 – 2018 dan Rencana Kerja (RENJA) 2015 melaksanakan beberapa program dan kegiatan prioritas diantaranya adalah pengembangan dan peningkatan daya saing produk
  • – produk serta penguatan akses pasar melalui kegiatan prioritas penguatan akses pasar melalui kerjasama dengan pelaku usaha dan kegiatan pendukungnya antara lain :

  1. Pelatihan-pelatihan Peningkatan Kualitas Produk IKM

  2. Bantuan Peralatan Produksi

  3. Pendirian Unit Pelaksana Teknis Industri (UPTI) Makanan Minuman dan Kemasan

  4. Pinjaman Modal Tanpa Bunga

  5. Pasar Lelang

  6. Pemasaran dan display produk IKM secara online

  7. Melakukan Kerja Sama dengan Pelaku Usaha Guna Memperkuat Akses Pemasaran Bagi Produk – Produk IKM.

  8. Melakukan Kerja Sama dengan Pelaku Usaha Guna Memperkuat Akses Pemasaran Bagi Produk – Produk IKM.

  Sejalan dengan masalah di atas melalui kegiatan Project Perubahan ini Dinas perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro akan melakukan

  • – kerjasama dengan sejumlah fihak pelaku usaha dibidang pemasaran produk produk IKM,toko modern, hotel
  • –hotel, outlet–outlet, secara formal melalui penyusunan Perjanjian Kerja sama antara pelaku usaha dagang, pelaku usaha industry kecil dan menegah (IKM) agar terjalin kerja sama dan terbangun sinergi yang baik yang pada akhirnya pelaku usaha IKM dapat memasarkan produknya di Toko swalayan, di hotel-hotel dan outlet-outlet, perbankan, BUMN/BUMD dengan ketentuan dan syarat –syarat yang disepakati.

  Kesuksesan suatu IKM adalah ketika bisa menciptakan produk yang berkualitas serta memiliki akses pemasaran kuat. Area pemasaran yang luas menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah usaha. Para pelaku usaha kecil dan menengah pun membutuhkan dukungan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produknya dan memperluas jangkauan pasar yang dimilikinya. Hal ini penting agar produk yang ditawarkan para pelaku IKM bisa dikenal masyarakat luas, dan bisnisnya bisa berkembang pesat.

  IKM akan sulit berkembang jika tidak memiliki strategi dan dukungan pemasaran produk. Dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro mempunyai peran yang strategis untuk mengupayakan pemasaran produk IKM kepada pelaku usaha yang ada di Bojonegoro sehingga produk IKM dapat diperjual belikan di tempat-tempat tersebut. Melalui kerjasama tersebut, disamping mampu meningkatkan akses pemasaran juga dapat sebagai langkah awal untuk membentuk jejaring kerja yang melibatkan antara Pemerintah, pelaku IKM dan pelaku usaha untuk bersinergi, dan ini merupakan salah satu wujud implementasi good governance dengan membangun sinergi antara governance, bisnis dan people.

Table 7.1 Target akses penjualan oleh IKM

  JUMLAH NO BIDANG KETERANGAN

  IKM

  1. Industri Hasil Pertanian dan

  50 IKM - Produk makanan Kehutanan ( IHPK ) dan minuman, kerajinan Kayu

  2. Kimia Logam Aneka Industri

  15 IKM - Produk kerajinan dan Industri Hasil Kerajinan logam, batik, (KLAI – IHK) gerabah,DLL

  JUMLAH

  65 IKM

Tabel 7.2 Target Pelaku Usaha Yang Siap memfasilitasi Penjualan Produk IKM NO JENIS JUMLAH KET

  1. TOKO SWALAYAN

  4

  2. TOKO MODERN / OUT LET

  41

  3. HOTEL / RESTO

  5

  4. PERBANKAN

  7

  5. BUMN / BUMD

  7 JUMLAH

  64

  B. RUMUSAN PERMASALAHAN

  Isu / gejala masalah yang saat ini dihadapi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro adalah Pemasaran produk IKM

  masih sangat terbatas.

  Dari beberapa penyebab masalah sebagaimana diuraikan di atas, ditentukan akar penyebab utama masalah (leverage) yaitu kurangnya fasilitasi

  kerja sama kepada IKM dengan pelaku usaha untuk memperkuat akses pemasaran. Sedangkan alternatif solusi yang ditawarkan untuk menjawab akar

  penyebab utama tersebut adalah :

  • Kerjasama dengan pelaku usaha
  • Memanfaatkan media (massa, elektronik, sosial dan internet)
  • Pembinaan dan pelatihan bagi pelaku IKM Dari ketiga alternatif solusi tersebut, dipilih alternatif yang paling efektif dan mempunyai dampak langsung yaitu Menjalin kerjasama dengan pelaku usaha.

  C. AREA DAN FOKUS PROYEK PERUBAHAN

1. Area Proyek Perubahan

  Dalam rangka mendukung reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja kebijakan, maka pelaksanaan Proyek Perubahan peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro berada pada cakupan area perubahan

  Peningkatan Pelayanan Publik 2. Fokus Proyek Perubahan.

  Sedangkan area perubahan ini berfokus pada perluasan akses pemasaran produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha, pasar swalayan,hotel, outlet, perbankan, BUMN, BUMD, dll.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN

1. Tujuan Proyek Perubahan

  Tujuan peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro sejalan dengan implementasi Good Governance yaitu : Meningkatkan kualitas pelayanan public, serta pelayanan birokrasi yang makin murah,cepat, mudah dan baik, dengan tahapan sebagai berikut : a. Tujuan Jangka Pendek

  Tercapainya kesepakatan kerjasama antara IKM dan Pelaku Usaha untuk perluasan akses pemasaran bagi produk-produk IKM di Kabupaten Bojonegoro;

  b. Tujuan Jangka Menengah Terwujudnya peningkatan jumlah, kapasitas produksi serta standarisasi bagi produk-produk IKM diantaranya adalah setifikasi halal, SNI dan kemasan produk

  c. Tujan Jangka Panjang  Terjaminnya keberlanjutan program kerjasama pemasaran antara pelaku Usaha dengan pelaku IKM , sehingga IKM dapat tumbuh dan berkembang secara optimal  Penguatan dasar hukum pelaksanaan program kerjsama pemasaran dan peningkatan peran pelaku usaha dalam pembinaan IKM

2. Manfaat Proyek Perubahan

  a. Adanya payung hukum kerja sama antara pelaku usaha dan IKM

  b. Memperkuat akses pemasaran bagi pengusaha IKM di Toko toko modern, pasar swalayan, BUMN, BUMD, Hotel hotel dan Outlet penjualan produk IKM

  c. Adanya standart pemasaran dan mutu produk produk serta Packaging

  d. Pengembangan Kreatifitas Pelaku IKM dalam merebut pasar, sehingga mampu bersaing pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

E. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN

  Ruang Lingkup peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro, adalah:

  1. Melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal

  2. Pembentukan tim efektif pemasaran Produk IKM

  3. Melaksanakan pelatihan daya saing produk pelaku IKM

  4. Mempertemukan IKM dan Pengusaha

  5. Memfasilitasi kerjasama antara IKM dengan Pengusaha dalam bentuk Perjanjian kerja kepada 65 IKM dan 64 Pelaku usaha;

F. KRITERIA KEBERHASILAN PROYEK PERUBAHAN

  Kriteria keberhasilan proyek perubahan ini, adalah:

  1. Terwujudnya perjanjian kerja sama pemasaran antara Pelaku usaha dan

  IKM dengan payung hokum peraturan Bupati

  2. Terwujudnya pemasaran produk - produk IKM sebagai realisasi perjanjian kerja sama antara pelku usaha dan IKM

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN A. OUTPUT KUNCI PROYEK PERUBAHAN Output kunci pada tahapan jangka pendek, jangka menengah dan jangka

  panjang proyek perubahan sebagai berikut : Tabel 5.

  Output Kunci Proyek Perubahan

  Nama Deskripsi

  1. Terlaksananya rapat koordinasi dengan

  1. Rapat koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal stakeholder internal dan eksternal untuk medapatkan dukungan, masukan dan saran dalam rangka peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk

  IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro

  2. Terlaksananya pembentukan tim efektif

  2. Tim dibentuk yang terdiri dari pemasaran Produk IKM PNS yang berkompeten dan mampu melaksanakan efektif pemasaran Produk IKM. Sumber daya Tim dari para Kabid dan Kasi Dinas Perindustrian dan PerdaganganKabupaten Bojonegoro

  3. Melaksanakan pelatihan daya saing

  3. Memberikan bekal kepada IKM produk pelaku IKM untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan tuntutan perkembangan

  4. Mempertemukan IKM dan Pelaku usaha

  4. Sebagai bentuk upaya guna memfasilitasi pemasaran produk pemerintah untuk mempertemukan antara pelaku

  IKM dan Pengusaha dan mendorong adanya pola kemitraan antara keduanya melalui kegiatan Temu Usaha

  5. Memfasilitasi kerjasama antara

  IKM

  5. Membangun komitmen antara dengan Pengusaha dalam bentuk

  IKM dan pengusaha untuk Perjanjian kerja membentuk pola hubungan saling menguntungkan

B. PENTAHAPAN (MIILESTONE) PROYEK PERUBAHAN

  Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahapan proyek perubahan antara lain sebagai berikut : Tabel 6. Pentahapan (Milestone) Proyek Perubahan)

NO TAHAP UTAMA WAKTU

1 Tahap Jangka Pendek (2 Bulan )

  11. Pemasaran produk IKM 7 hari mulai tanggal 3

  6. Pelaksanaan Temu Usaha 1 hari tanggal 20 Mei 2015

  2015

  10. Perjanjian kerja antara pelaku IKM dengan pelaku usaha 2 hari minggu 1 Juni tanggal 01-02 Juni

  9. Pengesahan Perbup 1 hari minggu ke 3 dan ke4 tanggal 27 Mei 2015

  25 Mei 2015

  Mei minggu ke 2 minggu ke 4 tanggal

  8. Ajuan Draft Perbup Kepada Bupati dan pembahasannya 2 hari

  2015

  2 hari Mei minggu ke 4 tanggal 23-25 Mei

  7. Pembahasan finalisasi draft Perbup dengan Bagian Hukum dan SKPD terkait.

  April minggu ke 4 tanggal 21-22 April 2015

  1. Sosialisasi internal peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro 1 hari

  5. Sosialisasi kepada pelaku IKM, terkait dengan pelaksanaan temu usaha, pembahasan draft Perbup dan naskah Perjanjian kerjasama 2 hari

  (April minggu ke 3) tanggal 17 April 2015

  4. Koordinasi dengan pelaku usaha terkait dengan temu usaha dan pembahasan Draft Perbup dan Naskah Perjanjian Kerjasama 1 hari

  2015

  2 hari (April minggu ke 2) tanggal 15-16April

  3. Penyusunan draft Perbup tentang Kemitraan pemasaran produk industri kecil dan menengah di Kabupaten Bojonegoro

  1hari (April minggu ke 2) tanggal 14 April 2015

  2. Pembentukan Tim peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro

  ( April minggu ke 2 ) tanggal 13 April 2015

  • 9 Juni 2015

  12. Monitoring dan evaluasi Mulai tanggal 4 Juni - Desember 2015

  2 Tahap Jangka Menengah (s/d akhir Desember 2015)

  1. Peningkatan kapasitas produksi produk IKM

  2. Standarisasi produk

  3. Pemantapan struktur organisasi dan tata kerja (Pembentukan kelembagaan dan Pembangunan UPT I Mamin dan Kemasan)

  3 Tahap Jangka Panjang (Januari s/d Desember 2016)

  • Penguatan sistem pemantauan pelaksanaan kemitraan pemasaran produk IKM.
  • Penguatan regulasi kedalam bentuk peraturan daerah sehingga kerjasama kemitraan antara pelaku usaha dan pelaku IKM memiliki kekuatan hukum guna menjamin keberlanjutan kemitraan.

C. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN

1. Struktur

  Bupati Bojonegoro

  Sekretaris Daerah KabupatenBojonegoro

  KepalaDinas Kabag Hukum

  Coach Perindustrian dan Perdagangan

  Pokja II Pokja I

  Koordinasi Kerjasama

  Gambar 1. Struktur Proyek Perubahan

2. Deskripsi

  • Bupati Bojonegoro membimbing, mengarahkan dan mendorong stakeholder melalui pengarahan pada kegiatan pembukaan temu usaha antara Dinas perindustrian dan Perdagangan, pelaku usaha pemasaran, dan pelaku IKM
  • Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro :membimbing, memberikan dukungan dan memberikan persetujuan pelaksanaan proyek perubahan
  • Bagian Hukum membantu dan memproses terwujudnya peraturan bupati terkait tanggung jawab pelaku usaha terhadap pengembangan dan kerja sama dengan IKM
  • Coach : memberikan bimbingan, konsultasi dan persetujuan pelaksanaan proyek perubahan
  • Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro : memimpin pelaksanaan Proyek Perubahan, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan serta mengkoordinasikan Tim Proyek Perubahan dari awal sampai akhir kegiatan
  • Pokja I Kerjasama : koordinasi lintas sektor, sosialisasi, menjalin kemitran dengan para pengusaha pasar / toko swalayan, perhotelan dll.
  • Pokja II Koordinasi : Melakukan inventarisasi dan memberikan fasilitasi produk IKM untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi serta memperoleh sertifikasi (merk, kemasan dan pelabelan)

D. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN

  Stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan proyek perubahan ini terbagi menjadi stakeholder internal dan eksternal dengan identifikasi berdasarkan kepentingan dan dukungan sebagai berikut :

  Gambar 2. Peta Stakeholder Adapun peran dan pengaruh masing-masing stakeholder tersebut adalah :

  1. Peranan Masing-Masing Stakeholder Tabel 7.

  Peranan Masing-Masing Stakeholder

  

NO. STAKEHOLDER PERANAN Keterangan

1.

  INTERNAL

  1 Bupati Membimbing mengarahkan dan mendorong stakeholder melalui pengarahan pada kegiatan pembukaan temu usaha antara Dinas perindustrian dan Perdagangan, pelaku usaha pemasaran, dan pelaku IKM agar pelaksanaan projek perubahan berjalan optimal

  2 Sekretaris Daerah Membimbing, mengarahkan dan memberi persetujuan projek perubahan

  3

  a. Kepala Dinas Pemimpin pelaksanaan Perindustrian dan proyek perubahan Perdagangan Kabupaten instansional Bojonegoro

  b. Kepala Bagian Hukum Memberikan telaah legal

  • – dan perundang formal dari sisi hokum an undangan perundang undangan

  c. Para Kepala Bidang Mengkoordinasikan, menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan kepada project leader

  d. Para Kepala Seksi / staf Pelaksana teknis kegiatan

  e. Staf/Pegawai lingkup sumber daya tim proyek Dinas Perindustrian dan perubahan dan mendukung Perdagangan pelaksanaan kegiatan secara Kabupaten Bojonegoro internal

2. EKSTERNAL

  1. Para pelaku usaha (toko Mitra pemasaran produk IKM swalayan, perhotelan, outlet outlet dll)

  2. Pelaku IKM Kapasitas produksi IKM

  3. Lembaga Pengkajian Kontrol mutu dan Pangan, Obat-obatan, pengawasan produk IKM, dan Makanan majelis standarisasi produk Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

  4. Badan Pengawas Obat Standarisasi produk IKM dan makanan (BPOM) skala nasional

  5. Konsultan design produk Membantuk design produk kemasan kemasan semenarik mungkin

2. Pengaruh Masing-Masing Stakeholder

  Tabel 8. Pengaruh Masing-Masing Stakeholder

NO. STAKEHOLDER PENGARUH 1.

  INTERNAL

  1. Kepala Dinas Perindustrian dan Berpengaruh positif terhadap Perdagangan Kabupaten kinerja Tim proyek perubahan Bojonegoro

  2. Para Kepala Bidang Capaian koordinasi pelaksanaan kegiatan

  3. Para Kepala Seksi Capaian target kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan

  4. Staf/Pegawai lingkup Dinas Dukungan internal Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro

2. EKSTERNAL

  1. Para pelaku usaha ( toko swalayan, Perluasan area pemasaran perhotelan, outlet outlet dll ) produk IKM

  2. Pelaku IKM Penyerapan angkatan kerja produktif

  3. Lembaga Pengkajian Pangan, Kualitas / mutu produk IKM Obat-obatan, dan Makanan majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

  4. Badan Pengawas Obat dan Kualitas / mutu produk IKM makanan (BPOM)

  5. Konsultan design produk kemasan Daya tarik kemasan produk IKM

E. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PROYEK PERUBAHAN

  Faktor yang dapat menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan antara lain :

  1. Adanya dukungan dari stakeholder eksternal birokrasi maupun swasta

  2. Adanya komitmen yang tinggi dari anggota tim proyek perubahan

  3. Peran kepemimpinan yang mendukung pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan

F. TARGET CAPAIAN KINERJA PROYEK PERUBAHAN

  Bobot target masing-masing kinerja pada proyek perubahan adalah sebagai berikut : Tabel 9. Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan

  BOBOT No URAIAN KINERJA TARGET

  1 TAHAP JANGKA PENDEK

  1. Sosialisasi internal peningkatan akses pemasaran bagi 10 % produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro 5 %

  2. Pembentukan Tim peningkatan akses pemasaran bagi produk-produk IKM melalui kerjasama dengan pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro

  3. Penyusunan draft Perbup tentang Kemitraan pemasaran 10 % produk industri kecil dan menengah di Kabupaten Bojonegoro

  4. Koordinasi dengan pelaku usaha terkait dengan temu 5% usaha dan pembahasan Perbup 5 %

  5. Sosialisasi kepada pelaku

  IKM, terkait dengan pelaksanaan temu usaha, pembahasan draf Perbup dan naskah Perjanjian kerjasama

  10%

  6. Pelaksanaan Temu Usaha 5 %

  7. Pembahasan finalisasi draft Perbup dengan Bagian Hukum

  5 %

  8. Ajuan Draft Perbup Kepada Bupati dan pembahasannya 5 %

  9. Pengesahan Perbup 15 %

  10. Perjanjian kerja antara pelaku IKMdengan pelaku usaha

  11. Pemasaran produk IKM 10 %

  15%

  12. Monitoring dan evaluasi

  TOTAL 100%

  2 TAHAP JANGKA MENENGAH

  1. Peningkatan kapasitas produksi produk IKM

  2. Standarisasi produk

  3. Pemantapan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

  3 TAHAP JANGKA PANJANG Penguatan sistem pemantauan pelaksanaan kemitraan pemasaran produk IKM.

  Penguatan regulasi kedalam bentuk Peraturan Daerah sehingga kerjasama kemitraan antara pelaku usaha dan pelaku IKM memiliki kekuatan hukum guna menjamin keberlanjutan kemitraan.

  TOTAL 100%

G. HASIL BENCHMARKING KE BEST PRACTICES

  Best practice yang ditemukan pada ketiga lokus mitra Benchmarking yaitu MIDA, MOTAC dan MOT, sebagai berikut : a. Adanya sentralisasi kebijakan antara Pusat dan Daerah

  b. Adanya motivasi berupa Reward agi pelaksana kebijakan

  c. Program

  • – program public dan Bisnis berorientasi ramah lingkungan

  d. Peningkatan partisipasi dan kebutuhan stake holders

  e. Penanaman nilai hidup sehat sejak dini

  f. Kemudahan akses Investasi

  g. Orientasi kultur local

  h. Integrasi kultur local dan religi berbasis kultur global i. Peningkatan kompetensi local berbasis Penidikan Best practice yang dapat diadopsi adalah :

  a. Peningkatan Partisipasi dan kebutuhan stake holders

  b. Kemudahan akses investasi

  c. Orientasi Kultur Lokal Berdasarkan best practice yang dapat diadopsi maka best practice yang dapat diadaptasi dalam proyek perubahan “ Penguatan akses pasar bagi produk

  • – produk IKM melalui kerja sama dengan pelaku usaha “adalah

  peningkatan partisipasi dan kebutuhan stake holders guna memperkuat akses

  pemasaran produk

  • – produk IKM melalui kerja sama saling menguntungkan sehingga memiliki meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN A. Penyajian Pengalaman Memimpin Proyek Perubahan Proyek Perubahan merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan

  oleh peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXXV di Kabupaten Bojonegoro, melalui proyek perubahan ini diharapkan peserta dapat menajadi pemimpin perubahan di Instansi masing-masing.

  Pelaksanaan Proyek Perubahan pada Bab III ini merupakan kelanjutan dari merancang Proper yang tertulis pada Bab I dan II. Bab III ini berisi tentang pengalaman memimpin proyek perubahan beserta kendala-kendala yang ditemui dan strategi mengatasi kendala. Pada Bab ini juga disampaikan hasil capaian proyek perubahan sesuai dengan pentahapan yang sudah direncanakan sebelumnya pada Bab II.

  Proyek Perubahan Instansional ini terbagi menjadi tiga pentahapan, yaitu Tahap Jangka Pendek, Tahap Jangka Menengah dan Tahap Jangka Panjang. Tahap Jangka pendek merupakan tahap awal yang akan dilaksanakan guna meningkatkan akses pemasaran bagi produk IKM di Kabupaten Bojonegoro. Pada tahap ini pula kami mendapat arahan dan bimbingan dari Coach dan Mentor mulai dari penetapan judul sampai dengan penyusunan laporan Kertas Kerja Proyek Perubahan ini.

  Gambar 2. Konsultasi dengan Coach

  Setelah mendapat arahan dan bimbingan, maka ditetapkan Judul

  

PENINGKATAN AKSES PEMASARAN BAGI PRODUK-PRODUK IKM

MELALUI KERJASAMA DENGAN PELAKU USAHA DI KABUPATEN

BOJONEGORO. Hal ini sesuai keadaan saat ini dimana produk IKM

  Bojonegoro masih belum memperoleh pemasaran yang memadai di Kabupaten Bojonegoro ditengah himpitan persaingan yang semakin ketat.

  Kemudian untuk Pentahapan (milestone) jangka menengah dan jangka panjang belum dapat terealisasi dikarenakan alokasi waktu perencanaan yang dilaksanakan setelah seminar proyek perubahan instansional pada bulan Juni 2015.

  Padatnya kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro membuat kami pada awal kegiatan merasa ragu untuk dapat menyelesaikan pentahapan jangka pendek secara keseluruhan, karena disamping target Tahap Jangka Pendek yang harus tercapai 100%, tugas kedinasan juga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi dukungan dan arahan dari Coach serta dukungan dari staf/pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro untuk membantu pelaksanaan kegiatan proyek perubahan ini menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri kami untuk dapat menyelesaikan seluruh agenda kegiatan yang telah direncanakan.

  Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap jangka pendek antara lain adalah sebagai berikut :

  

A. 1 Sosialisasi Internal Peningkatan Akses Pemasaran Bagi Produk-

Produk IKM melalui kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten Bojonegoro

  Sebelum melaksanakan proyek perubahan, terlebih dahulu dilaksanakan sosialisasi Internal dengan tahapan kegiatan sbb :

  a. Persiapan

  Diawali dengan kosultasi kepada mentor terkait dengan rencana kegiatan Sosialisasi Internal Peningkatan Akses Pemasaran Bagi Produk-Produk IKM melalui kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten Bojonegoro , dari hasil konsultasi didapatkan arahan agar seluruh staf dan karyawan terlibat aktif dalam rapat agar memahami maksud dan tujuan dari rencana proyek perubahan, sehingga diharapkan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan . Selanjutnya dilakukan persiapan administratif yang meliputi penyusunan Undangan , persiapan konsumsi , ATK , doumentasi serta kelengakapan pedukung lainnya

  b. Pelaksanaan Rapat Sosialisasi Internal

  Rapat sosialisasi internal dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015 di buka oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro pada pukul 09.00 WIB , bertempat di ruang rapat Dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bojonegoro .

  Kegiatan sosialisasi internal ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang Kimia Logam Aneka Industri dan Industri Hasil Kerajinan (KLAI dan IHK), Kepala Bidang Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK), Kepala Bdang Usaha Perdagangan (UP), seluruh Kepala Seksi dan Staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro.

  Dalam kegiatan ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro membuka dan menjelaskan maksud dan tujuan proyek perubahan instansional ini yang merupakan implementasi dari good governance yakni menjalin kemitraan dan sinergitas antara Pemerintah , masyarakat dan Dunia usaha untuk berpartisipasi secara aktif dalam rangka Peningkatan Pelayanan Publik khususnya kepada para pelaku Industri kecil dan menengah agar mendapat penguatan akses pemasaran Produk yang dihasilkan , dengan demikian diharapkan usahanya dapat tumbuh berkembang serta mampu bersaing pada era MEA yang akan datang , yang pada gilirannya dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat . usulan yang muncul dari peserta rapat agar dibentuk team yang disesuiakan dengan Tupoksi masing masing bidang sehingga proyek perubahan ini dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien , selanjutnya agar produk

  • – produk IKM melakukan pembenahan kualitas baik standart produk maupun kemasannya.

c. Kesimpulan dan Hasil rapat

  Pada prinsipnya secara internal seluruh staf dan karyawan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, karena kegiatan ini merupakan cara yang efektif untuk membantu pelaku IKM guna mendapatkan akses pemasaran produk-produknya. Dimana hal ini menjadi kendala utama yang dihadapi IKM Bojonegoro pada umumnya.

  Hasil dan jalannya rapat serta bukti pendukung lainnya

  Lampiran 2 sebagaimana terdapat pada . Foto A.1 Sosialisasi Internal program Perubahan Instansional

  

A. 2 Pembentukan Tim Peningkatan Akses Pemasaran Bagi Produk-

Produk IKM Melalui Kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten Bojonegoro

  a. Persiapan

  Agar proyek perubahan ini dapat berjalan dengan optimal , maka perlu didukung oleh tim kerja yang kompeten dan mampu melakukan kerjasama tim dengan baik.

  Sebelum tim ini dibentuk terlebih dahulu dilakukan analisis dan penyusunan konsep surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan tentang susunan team yang akan di susun berdasarkan Tupoksi dan kompetensi masing masing bidang dan personil

  b. Pelaksanaan

  Pada tahap ini Rancangan susunan team yang berupa draft Surat keputusan Kepala Dinas dibawa ke dalam forum rapat sosialisasi internal pada tanggal 14 April 2015 untuk dibahas dan dilakukan penyesuaian

  • – penyesuaian berdasarkan kesepakatan hasil rapat.

c. Hasil

  Susunan Tim tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro Nomor :

  188/07/KEP/412.36/2015 tanggal 14 April 2015 tentang Tim Peningkatan

  Akses Pemasaran Bagi Produk-produk IKM Melalui Kerjasama Dengan Pelaku Usaha di Kabupaten Bojonegoro dimana susunannya terdiri dari unsur pejabat dan staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dan terbagi dalam dua kelompok kerja. Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing POKJA adalah sebagai berikut: POKJA I : Bertanggungjawab melakukan koordinasi lintas sektoral, sosialisasi, menjalin kemtiraan dengan para pelkau usaha, POKJA II : Melakukan inventarisasi dan memberikan fasilitasi kepada pelaku IKM untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi serta memperoleh sertifikasi.

  Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terdapat pada Lampiran 3

  Foto A.2 : Pembentukan Tim Peningkatan Akses Pemasaran Bagi Produk-Produk IKM Melalui Kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten Bojonegoro

A. 3 Penyusunan Draft Perbup tentang Kemitraan Pemasaran Produk

  IKM di Kabupaten Bojonegoro

a. Persiapan

  Dalam melaksanakan tugasnya Tim Peningkatan Akses Pemasaran Bagi Produk-Produk IKM Melalui Kerjasama dengan Pelaku Usaha di Kabupaten Bojonegoro yang telah dibentuk perlu diberikan dasar hukum yang jelas sehingga dapat dijadikan dasar rujukan masing- masing POKJA mengingat ruang lingkup kegiatan mencakup lintas sektoral, maka rujukan tersebut akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Bupati Bojonegoro tentang Kemitraan Pemasaran Produk IKM dikabupaten Bojonegoro yang akan mengikat pihak-pihak yang terlibat baik dari instansi pemerintah, Pelaku Usaha maupun pelaku IKM.

  b. Pelaksanaan

  Penyusunan konsep Peraturan Bupati tentang Kemitraan Pemasaran Produk-produk IKM dimaksud perlu pembahasan secara cermat dan melibatkan seluruh anggota Tim Internal agar diperoleh suatu draft peraturan yang lengkap dan mampu mengakomodir seluruh permasalahan yang mengkin terjadi dalam implementasinya nanti.

  Rapat ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2015 bertempat di Aula Rapat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dengan melibatkan seluruh anggota tim internal dan staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro.

  Draft peraturan bupati tersebut kemudian disampaikan kepada perwakilan pihak-pihak terkait baik pelaku usaha maupun pelaku IKM sebelum dimintakan saran dan arahan dari bagian Hukum dengan mempertimbangkan pola-pola kemitraan yang selama ini berjalan.

  c. Hasil

  Draft Peraturan Bupati tentang Kemitraan Pemasaran Produk- produk IKM yang telah disusun diharapkan merupakan satu draft peraturan yang mampu mengikat semua pihak terkait dengan prinsip saling menguntungkan semua pihak.

  

Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terlampir pada lampiran 4.

  Foto A.3. Penyusunan Draft Perbup tentang Kemitraan Pemasaran Produk IKM

  

A. 4 Koordinasi dengan Pelaku Usaha terkait dengan Temu Usaha Dan

Pembahasan Draft Peraturan Bupati dan Naskah Perjanjian Kerjasama

  a. Persiapan

  Naskah draft peraturan bupati tentang Kemitraan Pemasaran Produk-produk IKM digandakan untuk kemudian diberikan kepada masing-masing perwakilan pelaku usaha yang diundang dalam rapat koordinasi dimaksud, hal ini perlu dilakukan agar setiap perwakilan pelaku usaha dapat mencermati draft tersebut.

  b. Pelaksanaan

  Rapat pembahasan draft peraturan bupati sebagaimana dimaksud dilaksanakan pada tanggal 17 April 2015, dengan mengahdirkan beberpa pelaku usaha seperti Hotel, Restauran, Toko Swalayan dan beberapa pelaku usaha yang telah memiliki jangkauan pasar luas. Dengan demikian peraturan bupati yang disusun tidak bersifat top down namun bersifat Bottom Up, dengan demikian diharapkan Perturan ini dipahami sekaligus akan mendapat dukungan dalam pelaksanaannya dikarenakan mereka pun terlibat dalam proses penyusunannya.

  c. Hasil

  Rapat ini menghasilkan draft rancangan peraturan bupati yang cukup lengkap dan menampung semua aspirasi hampir seluruh perwakilan pelaku usaha yang ada di Kabupaten Bojonegoro dan siap untuk disosialisasikan kepada pelaku IKM.

  Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terlampir pada lampiran 5.

  Foto A.5 Rapat Koordinasi dengan Pelaku Usaha

  

A. 5 Sosialisasi kepada Pelaku IKM terkait dengan Pelaksanaan Temu

Usaha, Pembahasan Draft Peraturan Bupati dan Naskah Perjanjian Kerjasama

  a. Persiapan

  Langkah final sebelum draft Peraturan Bupati selesai disusun dan dikoordinasikan dengan pelaku usaha, maka perlu dilakukan sosialisasi dengan mengundang para pelaku usaha dan pelaku IKM agar tidak timbul ketidaksesuaian diantara keduanya yang akan menimbulkan kerugian pada salah satu pihak.

  b. Pelaksanaan

  Mengingat jumlah pelaku IKM yang diundang dan mengantisipasi banyaknya pertanyaan dari pelaku IKM tersebut sehingga menimbulkan dialog aktif baik antara pelaku usaha, pelaku IKM, dan Tim Internal maka pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 21 dan

  22 April 2015.

  Dalam kegiatan ini dibahas pula Draft Perjanjian Kerjasama antara pelaku usaha dan pelaku IKM. Untuk selanjutnya menjadi dasar bagi perjanjian kerja final sesuai kesepakatan dalam temu usaha.

c. Hasil

  Disepakati perlunya dilakukan temu usaha yang efektif dan efisien untuk melakukan pembahasan dan menyempurnakan draft akhir sebelum dikirim kepada Bupati untuk diproses pengesahannya.

  Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terlampir pada lampiran 6.

  Foto A.5 Rapat Koordinasi dengan Pelaku IKM

A. 6 Pelaksanaan Temu Usaha

  Dalam upaya untuk menjembatani dan membantu pelaku IKM dalam memasarkan produknya, pada tanggal 20 Mei 2015 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro melaksanakan kegiatan temu usaha bertempat di Hotel & Resto Griya MCM. Kegiatan dengan tema sinkronisasi Industri Hulu, Industri Hilir dan pemasaran dalam rangka pemberdayaan dikabupaten Bojonegoro. Acara ini mempertemukan antara pelaku usaha dan IKM berbagai produk yang ada di Bojonegoro. Sebanyak 64 pelaku usaha dan 65 IKM hadir pada kesempatan ini. Dengan komunikasi antara pelaku usaha dan IKM diharapkan dapat diketahui kendala pemasaran yang dihadapi IKM.

   lampiran 7

  Bukti kegiatan sebagaimana terdapat pada Foto A. 6.(1) Temu Usaha di Griya MCM Bojonegoro

  Foto A.6.(2) Temu Usaha di Griya MCM Bojonegoro Foto A.6.(3) Publikasi Kegiatan Temu Usaha oleh Harian Radar

  Bojonegoro- Jawa Post Group terbitan tanggal 20 Mei 2015

A. 7 Pembahasan Finalisasi Draft Perbup dengan Bagian Hukum dan SKPD terkait.

  a. Persiapan

  Draft rancangan Peraturan Bupati yang sudah dikoordinasikan dan telah disosialisasikan serta telah disepakati semua pihak selanjutnya perlu dikoordinasikan dengan Bagian Hukum untuk ditelaah lebih mendalam secara hukum untuk menghindari kesalahan redaksional ataupun secara kaidah hukum yang berlaku.

  b. Pelaksanaan

  Konsultasi dengan bagian hukum ini dilaksanakan pada tanggal

  23 Mei 2015 oleh perwakilan Tim Internal beserta Kepala Dinas

  Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro dan diterima oleh Kepala Bagian Hukum pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

  Pada hari pertama tim memberikan penjelasan seputar latar belakang sehingga perlu diterbitkan sebuah peraturan bupati dan menjelaskan pula bahwa draft peraturan bupati yang disampaikan telah melalui tahap-tahap pembahasan baik secara internal, dengan pelaku usaha dan telah pula disosialisasikan dengan pelaku IKM sehingga dapat dikatakan draft peraturan bupati tersebut menjadi draft final yang diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat. Atas penjelasan tersebut Kepala Bagian Hukum menyatakan apresiasinya atas upaya koordinasi yang dilakukan oleh tim internal dengan pihak-pihak terkait sehingga dapat menghasilkan draft yang cukup baik dan lengkap dalam klausul-klausul pasal yang dikandung. Dengan demikian akan mempermudah Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam melakukan telaah.

c. Hasil

  Telaah atau verifikasi dari bagian hukum atas draft Peraturan Bupati yang telah dibahas sebelumnya menghasilkan beberapa koreksi dan revisi, draft perturan bupati dinyatakan telah sesuai dengan kaidah- kaidah penyusunan peraturan perundang-undangan yang selanjutnya dibahas dalam tim lintas SKPD tanggal 25 Mei 2015 untuk kemudian diajukan pengesahan kepada Bupati sekaligus proses pengundangannya.

  Bukti pendukung kegiatan ini sebagaimana terlampir pada lampiran 8.

  Foto A.6 (1) Pembahasan Draft Peraturan Bupati dengan Tim Lintas SKPD Pemkab. Bojonegoro

  A. 8 Ajuan Draft Perbup Kepada Bupati dan Pembahasannya

  Setelah melalui proses pembahasan sebagaimana dijelaskan dalam poin diatas selanjutnya draft peraturan diajukan kepada Bupati untuk mendapatkan proses pengesahan. Pengajuan ini dilakukan oleh Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 25 Mei .

  A. 9 Pengesahan Peraturan Bupati