KATA PENGANTAR - Contoh Laporan penelitian Matematika.doc

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS …………………………………………….
TAHUN 2002/2003

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
………………………..
NIP: …………………………..

DINAS PENDIDIKAN ……………………
………………………………….
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b.


Kepala Sekolah
……………………….
………………………………..
NIP: ………………

Mengetahui
Pustakawan ……………….
………………..
…………………………..

…………………………
Penulis
…………………………..
NIP: …………….

Mengetahui
Kepala Cab. Din. Pendidikan
…………………….
……………………………
NIP: …………………..


Mengetahui

Mengetahui

Kepala Dinas Pendidikan PGRI

Ketua PD II

………………………………
Pembina Utama Muda

………………………………
NPA: …………………

NIP: ……………………

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think
Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas …………………… …………………. ……….. Tahun Pelajaran 2002/2003”,
penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan
sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah
bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka
pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan ……………………
2. Yth. Ketua PD II PGRI ………………….
3. Yth. Rekan-rekan Guru ………………………………
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.


Penulis
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

ABSTRAK
……………………, 2002. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model
Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas ……………………Tahun Pelajaran
2002/2003
Kata Kunci: matematika, metode kooperatif think pair share
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta
harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan,
manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif
secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar
bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a)
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share? (b) Bagaimanakah
pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share terhadap
motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas
……………………………………. tahun pelajaran 2002/2003. (b) Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu:
rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian
ini adalah siswa …………………………….. Data yang diperoleh berupa hasil
tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II
(77,78%), siklus III (88,89%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Thing
Pair Share dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa
…………………………, serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

DAFTAR ISI


Halaman
Halaman Judul ...................................................................................
Lembar Pengesahan ............................................................................
Kata Pengantar .....................................................................................
Abstrak ..................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................
BAB

I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................
B. Rumusan Masalah .....................................................
C. Tujuan Penelitian .......................................................
D. Manfaat Penelitian ....................................................
E. Definisi Operasional Variabel ....................................
F. Batasan Masalah .......................................................

BAB


II

KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran ...............................................
B. Pembelajaran Kooperatif ..........................................
C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif .....................
D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share
....................................................................................

BAB

III

METODOLOGI PENELITIAN

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ....................
B. Rancangan Penelitian ..............................................

C. Instrumen Penelitian ................................................
D. Metode Pengumpulan Data ......................................
E. Teknik Analisis Data ..................................................
BAB

IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Item Butir Soal .............................................
B. Analisis Data Penelitian Persiklus .............................
C. Pembahasan .............................................................

BAB

V

PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................
B. Saran .........................................................................
DAFTAR PUSTAKA


Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta
harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan,
manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif
secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber
belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama
siswa.
Manusia adalah makhluk hidup individual, berbeda satu sama lain.
Karena sifatnya yang individual, maka manusia yang satu membutuhkan
manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus
menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya.
Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi
yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja

menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa.
Pembelajaran

Matematika

tidak

lagi

mengutamakan

pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan
pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas
matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide
kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa.
Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah
metode pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa.
Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama
temannya.

Dengan

komunikasi

tersebut

diharapkan

siswa

dapat

menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah
memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru
karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan
sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).
Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil
belajarnya. (Nur,
Pete

1996: 2).

Tschumi

dari

Universitas

Arkansas

Little

Rock

memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer
selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat
nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif
ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder,
1994:14).
Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Model
Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa …………………………………………………Tahun
Pelajaran 2002/2003.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah

peningkatan

prestasi

belajar

siswa

dengan

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share pada siswa Kelas ………………………………………………
tahun pelajaran 2002/2003?
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model
Think

Pair

Share

terhadap

motivasi

belajar

siswa

………………………………. tahun pelajaran 2002/2003?

C. Tujuan Penelitian
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Kelas

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Ingin

mengetahui

peningkatan

prestasi

belajar

siswa

setelah

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share pada siswa Kelas ………………………………………….. tahun
pelajaran 2002/2003.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa
Kelas ………………………………………… tahun pelajaran 2002/2003.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial
untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai
tujuan belajar.

E. Definisi Operasional Variabel
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran kooperatif :
Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam
kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.
2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk
skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah
meliputi:
1. Penelitian

ini

hanya

dikenakan

pada

siswa

Kelas

……………………………………….tahun pelajaran 2002/2003.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember semester ganjil tahun
pelajaran 2002/2003.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ……………….
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
mengemukakan
lingkungan

bahwa

seseorang

pembelajaran
yang

dengan

adalah

proses

pengelolaan

sengaja

dilakukan

sehingga

memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang
menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan
lain-lain. (Soetomo, 1993:120).
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Jadi

pembelajaran

adalah

proses

yang

disengaja

yang

menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan
siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan
bersama. (Felder, 1994:2).
Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.
Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001:8)
mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan
aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk
bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif

adalah

suatu

metode

pembelajaran

dengan

cara

mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja
sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap
kelompok adalah hiterogen.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek
belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena
pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati
permasalahan,

mampu

mengerjakan

tugas

besar,

meningkatkan

keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri.
Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar,
saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang
menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996:4). Dalam
pembelajaran

kooperatif

lebih

mengutamakan

sikap

sosial

untuk

mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu
diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri,
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki
tujuan yang sama.
4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama
besarnya diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Johnson,

Johnson,

dan

Smitt

dalam

Felder

(1994:

2)

menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai
berikut:
1. Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan.
Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap
anggota harus menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab
melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk
dipelajari.
3. Promosi tatap muka interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap
individu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif,
anggota kelompok saling memberikan timbal balik.
4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Siswa

didorong

mempraktekkan

dan

dibantu

pembangunan

untuk

mengembangkan

kepercayaan,

dan

kepemimpinan,

pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen keahlian.
5. Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa
yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan
mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi
mereka lebih efektif di waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,
Johnson dalam Wahyuni (2001:10) menyebutkan peranan guru dalam
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Menentukan objek pembelajaran
2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.
4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.
5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara
mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa
memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

kooperatif yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996:25)
adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat
mahir.
1. Keterampilan kooperatif tingkat awal
Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:
-

Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok
memiliki

kesamaan

pendapat.

Menggunakan

kesepakatan

bertujuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang
sama.
-

Menghargai kontribusi
Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau
mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota
kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat
saja tidak menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan
harus terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.

-

Menggunakan suara pelan
Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar
anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan
tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan.

-

Mengambil giliran dan berbagi tugas

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang
yang mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab
tertentu dalam kelompok.
-

Berada dalam kelompok
Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap
anggota kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat
kerja kelompok.

-

Berada dalam tugas
Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

-

Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok
untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas
kelompok. Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak
berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka
hasil dari kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada
waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang imajinatif.

-

Mengundang orang lain untuk berbicara
Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta
orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.

-

Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu
yang direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.
-

Menyebutkan nama dan memandang bicara
Memangil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan
kontak mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah
memberikan kontribusi penting kelompok.

-

Mengatasi gangguan
Mengatasi

gangguan

berarti

menghindari

masalah

yang

diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas
yang diberikan. Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak
dapat menyelesaikan tugas belajar yang diberikan.
-

Menolong tanpa memberi jawaban
Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan
konsep, dalam memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan
cara pemecahannya.

-

Menghormati perbedaan individu.
Bersikap

menghormati

perbedaaan

terhadap

budaya

unik,

pengalaman hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat
menghindari permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat
dikurangi, rasa memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

serta

masing-masing

individu

anggota

kelompok

dapat

meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan toleransi.
2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:
-

Menunjukkan penghargaan dan simpati
Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas
terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.

-

Menggunakan pesan “saya”
Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain
tidak

merasa

terancam

atau

merasa

bersalah

sehingga

permusuhan dapat dihindari.
-

Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima
Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan
harus dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika
mengkritik seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat
menimbulkan atmosfir yang negatif dalam kelompok.

-

Mendengarkan dengan aktif
Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan
fisik dan lisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan
mengetahui bahwa pendengar secara giat sedang menyerap
informasi. Pengertian terhadap konsep akan meningkat dan hasil

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

kelompok akan menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi
yang tinggi.
-

Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau
penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan
konsep, seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk
ikut serta, dan anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk
ikut berperan serta.

-

Membuat ringkasan
Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini
dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah
dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.

-

Menafsirkan
Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat
yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting
dapat diberi penekanan.

-

Mengatur dan mengorganisir
Merencanakan

dan

menyusun

pekerjaan

sehingga

dapat

diselesaikan secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan
mengorganisir, tugas-tugas yang diberikan akan dapt diselesaikan
dengan efesien dan efektif.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

-

Memeriksa ketepatan
Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu
benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan
kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan
berkembang.

-

Menerima tanggungjawab
Menerima

tanggungjawab

bersedia

dan

mampu

memikul

tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan
kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.
-

Menggunakan kesabaran
Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan
pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang
tergesa-gesa.

-

Tetap tenang/mengurangi ketegangan
Maksud

dari

tatap

tenang/mengurangi

ketegangan

adalah

menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang
hening dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran
yang lebih tinggi.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:
-

Mengelaborasi
Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan
pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu.
Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam
dan prestasi yang lebih tinggi.

-

Memeriksa secara cermat
Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk
mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat
dapat menjamin bahwa jawabannya benar.

-

Menanyakan kebenaran
Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban
yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk
jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa
untuk berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih
meyakinkan terhadap ketepatan jawaban tersebut.

-

Menganjurkan suatu posisi
Menganjurkan

suatu

posisi

maksudnya menunjukkan

kelompok terhadap suatu masalah tertentu.
-

Menetapkan tujuan

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

posisi

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas.
Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.
-

Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan
persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat
kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.

-

Mengahadapi masalah khusus
Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah
dengan

memakai

pesan

“saya”,

tidak

menuduh,

tidak

menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri
atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu bertujuan untuk
memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah.
Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan,
sensitivitas dan toleran akan meningkat.

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya
dari Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode
resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas
secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share memberikan kepada para
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

siswa untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain.
Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian
pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya,
guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius
mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah
dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share daripada metode
Tanya jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question
and answer). Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkahlangkah sebagai berikut:

1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu
yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang
telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan
jawaban

bersama

jika

suatu

pertanyaan

telah

diajukan

atau

penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi.
Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan.
3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling
kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga
seperempat

atau

separo

dari

pasangan-pasangan

tersebut

memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional
dari penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual
yang cocok dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara
heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa
saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa
mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah
menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar
jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa
berhasil mencapai atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes.
Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap
mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan
kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah
diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau
penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan
jumlah final tes yang berhasil dilampaui.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut

Oja

dan

Sumarjan

(dalam

Titik

Sugiarti,

1997:8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru
sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif;
(d) administrasi sosial eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan
dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara
ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data
yang diperlukan.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat

penelitian

adalah

tempat

yang

digunakan

dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini

bertempat

di

…………………………………………tahun

pelajaran

2002/2003.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan November semester ganjil 2002/2003.
3. Subyek Penelitian
Subyek

penelitian

adalah

siswa-siswi

Kelas

………………………………………….. tahun pelajaran 2002/2003 pada
pokok bahasan …………….
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan
itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000:5) PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun

tujuan

memperbaiki/meningkatkan
berkesinambungan,

utama

dari

pratek

sedangkan

tujuan

PTK

adalah

pembelajaran
penyertaannya

untuk
secara
adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000:5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari
sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.

Putar
an 1

Refleksi

Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan

Putar
an 2

Tindakan/
Observasi
Refleksi

Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi

Tindakan/
Observasi
Refleksi

Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Putar
an 3

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk

di

dalamnya

instrumen

penelitian

dan

perangkat

pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati

hasil

atau

dampak

dari

diterapkannya

metode

pembelajaran model thinks pair share.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak

dari

tindakan

yang

dilakukan

berdasarkan

lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,
dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan
yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap
putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator
pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan
belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep
matematika pada pokok bahasan …………. Tes formatif ini diberikan
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda
(objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah
diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini
digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat
digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal
adalah sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk
mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
rxy 

N  XY   X  Y 

N  X

2

2



2

  X  N  Y 2   Y 



(Suharsimi

2001:72)

Dengan: rxy

: Koefisien korelasi product moment

N

: Jumlah peserta tes

ΣY

: Jumlah skor total

ΣX

: Jumlah skor butir soal

ΣX2

: Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY

: Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Arikunto,

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan
rumus belah dua sebagai berikut:
r11 

2r1 / 21 / 2
(Suharsimi Arikunto, 2001:93)
(1  r1 / 21 / 2 )

Dengan: r11
r1/21/2

: Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan
: Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih
besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut
reliabel.
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu
soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk
menentukan taraf kesukaran adalah:
P

B
Js

(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Dengan: P

: Indeks kesukaran

B

: Banyak siswa yang menjawab soal dengan

Js

: Jumlah seluruh siswa peserta tes

benar

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai
berikut:
-

Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

-

Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai
berikut:
D

BA
B
 B  PA  PB
JA
JB

(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)

Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan
benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
PA 

BA

JA

Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab

BB

JB

Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar.
PB 

benar
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda
butir soal sebagai berikut:
-

Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

-

Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

-

Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

-

Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran

perlu

diadakan

analisa

data.

Pada

penelitian

ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Untuk

mengalisis

tingkat

keberhasilan

atau

persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
X 

X
N

Dengan

:

X

= Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan
dan secara klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa
telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang
telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
P

 Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa

3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif
model Think Pair Share.
Untuk

menghitung

lembar

observasi

pengelolaan

metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share digunakan rumus
sebagai berikut :
X=

P1  P 2
2

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2
b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut :
%=

x
x

X=

Jumah.hasil. pengama tan
Jumlah. pengama tan

x 100 % dengan

Dimana : %

=

P1  P 2
2

= Presentase pengamatan

X

= Rata-rata

∑x

= Jumlah rata-rata

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

P1

= Pengamat 1

P2

= Pengamat 2

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal,
data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran
kooperatif model Think Pair Share dan pengamatan aktivitas siswa dan guru
pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes
yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis
tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data
pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair
Share yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.

A. Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes
tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran
penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan
tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini.
Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal
valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23,
25, 26, 27, 28, 29, 30 ,36, 37, 38, 39, 41, 42, 43,
44, 45

Soal Tidak Valid
5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,
31, 32, 33, 34, 35, 40, 46

2. Reliabilitas
Soal-soal

yang

telah

memenuhi

syarat

validitas

diuji

reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r 11
sebesar 0, 654. Harga ini lebih besar dari harga r product moment.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Untuk jumlah siswa (N = 27) dengan r (95%) = 0,381. Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat
reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf

kesukaran

digunakan

untuk

mengetahui

tingkat

kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji
terdapat:
-

21 soal mudah

-

15 soal sedang

-

10 soal sukar

4. Daya Pembeda
Analisis

daya

pembeda

dilakukan

untuk

mengetahui

kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal, berkriteria baik 9
soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi
syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

a. Tahap Perencanaan
Pada

tahap

ini

peneliti

mempersiapkan

perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes
formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu
juga

dipersiapkan

lembar

observasi

pengolahan

metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share, dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan

pada

tanggal

4

November

2002

di

Kelas

…………..dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar
siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No

Aspek yang diamati

Penilaian

Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Rata-

Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Melatih keterampilan kooperatif
4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antisias
Jumlah

I

II
III

Keterangan

:

Nilai
1)
2)
3)
4)

P1

P2

rata

2
2

2
2

2
2

3

3

3

3
3

3
3

3
3

3

3

3

3
3
2

3
3
2

3
3
2

2
3
32

2
3
32

2
3
32

: Kriteria
: Tidak Baik
: Kurang Baik
: Cukup Baik
: Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan
kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa,
tujuan pembelajran,

pengelolaan waktu,

menyampaikan

dan siswa antusias.

Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas,
merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan
dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan
dilakukan pada siklus II.
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa
seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Aktivitas Guru yang diamati
Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran
Aktivitas siswa yang diamati
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru
Menyajikan hasil pembelajaran
Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide
Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi

Presentase
5,0
8,3
8,3
6,7
13,3
21,7
10,0
18,3
8,3
Presentase
22,5
11,5
18,7
14,4
2,9
5,2
8,9
6,9
8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru
yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %.
Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi
umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang
sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas
siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan
penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya
Kumpulan Artikel Pendidikan http://artikelkependidikan.blogspot.com

cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok,
diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan memba