D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana tertuang dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang ada hirarki antara RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan
RTRW
Kabupaten/Kota.
RTRW
Kabupaten
merupakan
penjabaran
langsung dari RTRW Provinsi. Kelahiran UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah yang mana Pemerintah Kabupaten/Kota diberi Hak
Otonomi untuk mengatur rumah tangganya sendiri termasuk dalam hal
Penataan Ruang.
Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, dinyatakan bahwa ruang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud dari struktur dan pola ruang dimana struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
parasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial-ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan
fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan
Kota merupakan arahan pembangunan jangka waktu tertentu bagi
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota). Sejalan dengan
amanat Undang - undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, penyelenggaraan penataan ruang wilayah Provinsi, Kabupaten
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-1
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
dan Kota menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam
mengatur dan mengelola wilayahnya, terutama dalam hal pelaksanaan
pembangunan, termasuk dalam pelaksanaan penyusunan dan atau
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten
dan Kota, serta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi,
Kabupaten dan Kota.
Salah satu tupoksi Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah
Wilayah I adalah pembinaan kepada Pemerintah Daerah, dalam rangka
membantu penyelenggaraan penataan ruang di daerah. Untuk itu, demi
terwujudnya percepatan kinerja pembinaan penataan ruang sesuai yang
diamanatkan
dalam
Undang-undang
No.26
Tahun
2007
tentang
Penataan Ruang, maka perlu adanya kegiatan Bimbingan Teknis
(BimTek) Rencana Tata Ruang (RTR).
Salah
satu
Provinsi
yang
mendapat
prioritas
untuk
dilaksanakannya BimTek pada tahun ini adalah Provinsi Sumatera Barat.
Karena Provinsi Sumatera Barat dipandang memiliki banyak potensi
sumberdaya alam yang indah, yang dapat dikembangkan menjadi objek
wisata.
Oleh
karenanya
pada
tahun
anggaran
2012,
Direktorat
Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I akan melaksanakan
pekerjaan BimTek RTR Kawasan Wisata di Provinsi Sumatera Barat.
1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1.
Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Barat dalam mendorong percepatan pembangunan
ekonomi daerah melalui penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Wisata Propinsi Sumatera Barat sebagai salah satu instrumen kebijakan
penting yang menjadi dasar atau pedoman untuk melaksanakan
progam-program pembangunan.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-2
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
1.2.2.
RUANG
Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
Sumatera Barat yaitu :
1. Memfasilitasi dan mendukung daerah dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Wisata, khususnya Danau Maninjau sebagai
Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Barat.
2. Menyusun
Sinkronisasi
Program
Pemanfaatan
Ruang
dalam
rangka mendukung keterpaduan antar sektor;
3. Menyusun
Perangkat
Pengendalian
Penataan
Ruang
pada
kawasan terpilih.
1.2.3.
Sasaran
Sedangkan sasaran yang akan dicapai dari kegiatan penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi Sumatera Barat meliputi :
1. Tersusunnya Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
Sumatera Barat dan Peraturan Zonasi kawasan Wisata Danau
Maninjau sebagai salah satu kawasan strategis Propinsi Sumatera
Barat;
2. Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Kawasan;
3. Terselenggaranya
pengembangan
kapasitas
kelembagaan
di
daerah dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang daerah.
1.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN
1.3.1.
Lingkup Lokasi
Pekerjaan
ini
dilaksanakan
pada
Kawasan
Strategis
Danau
Maninjau, Provinsi Sumatera Barat. Kawasan ini merupakan Kawasan
Strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yang ditetapkan dengan pertimbangan berikut:
1. Aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem;
2. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air;
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-3
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
3. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
4. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
Kawasan Strategis Danau Maninjau juga merupakan salah satu
kawasan pariwisata potensial cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan
manca negara maupun oleh wisatawan nusantara yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dalam upaya menjaga
keseimbangan antara sudut kepentingan daya dukung lingkungan dan
kepentingan ekonomi, perlu segera disiapkan perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang berupa perturan zonasi.
1.3.2.
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan untuk pekerjaan ini terdiri atas :
Menyusun Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
1.
Sumatera Barat dengan muatan sebagai berikut :
Melakukan delineasi wilayah studi berdasarkan kajian awal dan
kesepakatan
dengan
pemerintah
provinsi,
dan
dengan
pemerintah kabupaten;
Melakukan survey dan pengumpulan data dan analisis;
Merumuskan konsep RTR KSP Sumatera Barat dalam hal ini
Kawasan Wisata Danau Maninjau;
Menyusun perangkat pengendalian pemanfaatan ruang (zoning
regulation);
Menyusun sinkronisasi program pemanfaatan ruang kawasan
strategis provinsi;
Melakukan konsultasi dengan sektor-sektor dan masyarakat;
Menyusun program animasi untuk hasil RTR KSP Danau
Maninjau.
Mendukung
2.
pengembangan
kapasitas
kelembagaan
penyelenggaraan penataan ruang daerah dengan muatan sebagai
berikut :
Menyusun konsepsi pengembangan kapasitas kelembagaan;
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-4
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
Melakukan
RUANG
pembinaan
kapasitas
kelembagaan
penyelenggaraan penataan ruang kepada pemerintah daerah;
Melakukan pembinaan kapasitas SDM bidang penyelenggaraan
ruang di daerah.
1.4. KELUARAN, HASIL DAN MANFAAT
1.4.1.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dan kegiatan ini yaitu diperolehnya
dokumen perencanaan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
Sumatera Barat, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. RTR Kawasan Strategis Provinsi : Danau Maninjau;
2. Dokumen Peraturan Zonasi di lokasi RTR KSP sebagai Instrumen
Pengendalian Pemanfaatan Ruang;
3. Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
4. Peta RTR KSP dengan tingkat ketelitian peta Skala 1:10.000
masing-masing sebanyak 10 (sepuluh) album ukuran A1, dan 10
(sepuluh) album ukuran A3;
5. Dokumen
Penyelenggaraan
pengembangan
kapasitas
kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang daerah.
1.4.2.
Hasil
Hasil dari kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Danau Maninjau Provinsi Sumatera Barat adalah tersusunnya
Rencana
Tata
Ruang
Kawasan
yang
dapat
digunakan
untuk
pengembangan kawasan Danau Maninjau.
1.4.3.
Manfaat
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-5
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
Membantu pemerintah daerah dalam penataan ruang kawasan
strategis provinsi dengan sektor unggulan wisata yang menjadi bagian
dari penyelenggaraan penataan ruang wilayah.
1.5. PEMAHAMAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
Rencana tata ruang merupakan hasil perencanaan tata ruang,
yang dapat di klasifkasikan menjadi rencana umum tata ruang dan
renana rinci tata ruang. Rencaa umum tata ruang di bedakan menurut
wilayah administrasi pemerintahan karena kewenangan mengatur
pemanfaatan ruang dibagi sesuai dengan pembangian administrasi
pemerintah, yakni Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau RTRWN,
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi atau RTRWP, Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RTRWK.
1.5.1.Kedudukan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata
Danau
Maninjau
sebagai
Kawasan
Strategis
Provinsi Sumatera Barat
Dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif
terhadap kedudukan RTR Kawasan Strategis Propinsi dalam sistem
penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional bagi
pemangku kepentingan. Kedudukan RTR Kawasan Strategis Propinsi
dapat ditunjukkan pada diagram di bawah ini.
Diagram 1.1. RTR Kawasan Strategis Propinsi Dalam Sistem
Penataan Ruang
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-6
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
Rencana Umum
RPJP Nasional
Rencana Rinci
RTR Pulau
RTRW Nasional
RTR Kawasan Strategis Nasional
RPJM Nasional
RPJP Provinsi
RTRW Provinsi
RTR Kawasan Strategis Provinsi
RPJM Provinsi
RPJP
Kabupaten/Kota
RTRW Kabupaten
RPJM
Kabupaten/Kota
RTRW Kota
RDTR Kabupaten
RDTR Kawasan Strategis Kabupaten
RDTR Kota
RDTR Kawasan Strategis Kota
1.6. DASAR HUKUM
Beberapa
landasan
hukum
yang
mendasari
pelaksanaan
pekerjaan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi Sumatera
Barat, meliputi :
A.
Undang-Undang (UU)
1. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2831);
3. UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3419);
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-7
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
4. UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);
5. UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 30,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472);
6. UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
7. UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
8. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3888); sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti
Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undangundang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
9. UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
10. UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
11. UU Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-8
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
12. UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4433);
13. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
14. UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4441);
15. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN);
16. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Alam;
17. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
18. UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
19. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
20. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
(Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 5059).
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-9
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
B.
RUANG
Peraturan Pemerintah (PP)
1. PP Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam
Penataan Ruang;
2. PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
3. PP Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
4. PP Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
5. PP
Republik
Indonesia
Nomor
15
Tahun
2010
tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
C.
Keputusan Presiden (Keppres)
1. Keppres
Nomor
57
Tahun
1989
tentang
Kriteria
Kawasan
Budidaya;
2. Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
3. Keppres Nomor 4 Tahun 2009 tentang badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional.
D.
1.
Instruksi Presiden (Inpres)
Inpres Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan
Perizinan dan Retribusi di Bidang Usaha Pariwisata;
2.
Inpres
Nomor
5
Tahun
1990
tentang
Peremajaan
Permukiman Rumah Yang Berada di atas Tanah Negara.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I - 10
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
E.
RUANG
Peraturan Menteri (Permen)/Keputusan Menteri (Kepmen)
1.
Permendagri
Nomor
8
Tahun
1998
tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
2.
Kepmendagri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II;
3.
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Republik Indonesia Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman
Penyusunan dan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang di
Daerah;
4.
Kepmendagri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Kordinasi Penataan Ruang Daerah;
5.
Permendagri Nomor 28 tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;
6.
Permen PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
7.
Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
F.
Peraturan Daerah (Perda)
1.
Perda tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat;
2.
Perda tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Agam.
1.7. SISTEMATIKA PELAPORAN
Sistematika
pembahasan
Laporan
Antara
pada
pekerjaan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Propinsi ini secara
umum, meliputi :
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I - 11
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
BAB I
RUANG
PENDAHULUAN
Berisikan hal–hal umum yang terdiri dari latar belakang pekerjaan,
maksud tujuan dan sasaran, ruang lingkup, keluaran, hasil dan
manfaat, dan sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
Memuat penelusuran dan pemahaman Kebijakan pengembangan
Wilayah RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Sumatera Barat serta
RTRW Kabupaten Agam..
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN
Bab ini menguraikan gambaran kondisi dan karakteristik wilayah
perencanaan menurut aspek kewilayahannya (fsik, penduduk,
ekonomi, fasilitas dan prasarana serta transportasi).
BAB IV
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Uraian dalam bab ini mulai mengemukakan kendala dan potensi
pengembangan
berdasarkan
aspek
kewilayahannya
(fsik,
penduduk, ekonomi, fasilitas dan prasarana serta transportasi).
Perkiraan daya tampung ruang serta kebutuhan ruang merupakan
masukan penting bagi penyusunan laporan akhir.
BAB V
KONSEP
PENGEMBANGAN
KAWASAN
WISATA
PROPINSI SUMATERA BARAT
Bab ini mulai mengemukakan konsep rencana tata ruang yang
dapat diberlakukan untuk Kawasan Danau Maninjau dengan
mempertimbangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya di
dalam
wilayah
perencanaan
serta
pendeliniasian
wilayah
perencanaannya.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I - 12
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana tertuang dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang ada hirarki antara RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan
RTRW
Kabupaten/Kota.
RTRW
Kabupaten
merupakan
penjabaran
langsung dari RTRW Provinsi. Kelahiran UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah yang mana Pemerintah Kabupaten/Kota diberi Hak
Otonomi untuk mengatur rumah tangganya sendiri termasuk dalam hal
Penataan Ruang.
Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, dinyatakan bahwa ruang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud dari struktur dan pola ruang dimana struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
parasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial-ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan
fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan
Kota merupakan arahan pembangunan jangka waktu tertentu bagi
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota). Sejalan dengan
amanat Undang - undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, penyelenggaraan penataan ruang wilayah Provinsi, Kabupaten
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-1
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
dan Kota menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam
mengatur dan mengelola wilayahnya, terutama dalam hal pelaksanaan
pembangunan, termasuk dalam pelaksanaan penyusunan dan atau
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten
dan Kota, serta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi,
Kabupaten dan Kota.
Salah satu tupoksi Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah
Wilayah I adalah pembinaan kepada Pemerintah Daerah, dalam rangka
membantu penyelenggaraan penataan ruang di daerah. Untuk itu, demi
terwujudnya percepatan kinerja pembinaan penataan ruang sesuai yang
diamanatkan
dalam
Undang-undang
No.26
Tahun
2007
tentang
Penataan Ruang, maka perlu adanya kegiatan Bimbingan Teknis
(BimTek) Rencana Tata Ruang (RTR).
Salah
satu
Provinsi
yang
mendapat
prioritas
untuk
dilaksanakannya BimTek pada tahun ini adalah Provinsi Sumatera Barat.
Karena Provinsi Sumatera Barat dipandang memiliki banyak potensi
sumberdaya alam yang indah, yang dapat dikembangkan menjadi objek
wisata.
Oleh
karenanya
pada
tahun
anggaran
2012,
Direktorat
Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I akan melaksanakan
pekerjaan BimTek RTR Kawasan Wisata di Provinsi Sumatera Barat.
1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1.
Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Barat dalam mendorong percepatan pembangunan
ekonomi daerah melalui penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Wisata Propinsi Sumatera Barat sebagai salah satu instrumen kebijakan
penting yang menjadi dasar atau pedoman untuk melaksanakan
progam-program pembangunan.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-2
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
1.2.2.
RUANG
Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
Sumatera Barat yaitu :
1. Memfasilitasi dan mendukung daerah dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Wisata, khususnya Danau Maninjau sebagai
Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Barat.
2. Menyusun
Sinkronisasi
Program
Pemanfaatan
Ruang
dalam
rangka mendukung keterpaduan antar sektor;
3. Menyusun
Perangkat
Pengendalian
Penataan
Ruang
pada
kawasan terpilih.
1.2.3.
Sasaran
Sedangkan sasaran yang akan dicapai dari kegiatan penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi Sumatera Barat meliputi :
1. Tersusunnya Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
Sumatera Barat dan Peraturan Zonasi kawasan Wisata Danau
Maninjau sebagai salah satu kawasan strategis Propinsi Sumatera
Barat;
2. Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Kawasan;
3. Terselenggaranya
pengembangan
kapasitas
kelembagaan
di
daerah dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang daerah.
1.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN
1.3.1.
Lingkup Lokasi
Pekerjaan
ini
dilaksanakan
pada
Kawasan
Strategis
Danau
Maninjau, Provinsi Sumatera Barat. Kawasan ini merupakan Kawasan
Strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yang ditetapkan dengan pertimbangan berikut:
1. Aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem;
2. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air;
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-3
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
3. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
4. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
Kawasan Strategis Danau Maninjau juga merupakan salah satu
kawasan pariwisata potensial cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan
manca negara maupun oleh wisatawan nusantara yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dalam upaya menjaga
keseimbangan antara sudut kepentingan daya dukung lingkungan dan
kepentingan ekonomi, perlu segera disiapkan perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang berupa perturan zonasi.
1.3.2.
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan untuk pekerjaan ini terdiri atas :
Menyusun Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
1.
Sumatera Barat dengan muatan sebagai berikut :
Melakukan delineasi wilayah studi berdasarkan kajian awal dan
kesepakatan
dengan
pemerintah
provinsi,
dan
dengan
pemerintah kabupaten;
Melakukan survey dan pengumpulan data dan analisis;
Merumuskan konsep RTR KSP Sumatera Barat dalam hal ini
Kawasan Wisata Danau Maninjau;
Menyusun perangkat pengendalian pemanfaatan ruang (zoning
regulation);
Menyusun sinkronisasi program pemanfaatan ruang kawasan
strategis provinsi;
Melakukan konsultasi dengan sektor-sektor dan masyarakat;
Menyusun program animasi untuk hasil RTR KSP Danau
Maninjau.
Mendukung
2.
pengembangan
kapasitas
kelembagaan
penyelenggaraan penataan ruang daerah dengan muatan sebagai
berikut :
Menyusun konsepsi pengembangan kapasitas kelembagaan;
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-4
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
Melakukan
RUANG
pembinaan
kapasitas
kelembagaan
penyelenggaraan penataan ruang kepada pemerintah daerah;
Melakukan pembinaan kapasitas SDM bidang penyelenggaraan
ruang di daerah.
1.4. KELUARAN, HASIL DAN MANFAAT
1.4.1.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dan kegiatan ini yaitu diperolehnya
dokumen perencanaan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi
Sumatera Barat, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. RTR Kawasan Strategis Provinsi : Danau Maninjau;
2. Dokumen Peraturan Zonasi di lokasi RTR KSP sebagai Instrumen
Pengendalian Pemanfaatan Ruang;
3. Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
4. Peta RTR KSP dengan tingkat ketelitian peta Skala 1:10.000
masing-masing sebanyak 10 (sepuluh) album ukuran A1, dan 10
(sepuluh) album ukuran A3;
5. Dokumen
Penyelenggaraan
pengembangan
kapasitas
kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang daerah.
1.4.2.
Hasil
Hasil dari kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Danau Maninjau Provinsi Sumatera Barat adalah tersusunnya
Rencana
Tata
Ruang
Kawasan
yang
dapat
digunakan
untuk
pengembangan kawasan Danau Maninjau.
1.4.3.
Manfaat
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-5
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
Membantu pemerintah daerah dalam penataan ruang kawasan
strategis provinsi dengan sektor unggulan wisata yang menjadi bagian
dari penyelenggaraan penataan ruang wilayah.
1.5. PEMAHAMAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
Rencana tata ruang merupakan hasil perencanaan tata ruang,
yang dapat di klasifkasikan menjadi rencana umum tata ruang dan
renana rinci tata ruang. Rencaa umum tata ruang di bedakan menurut
wilayah administrasi pemerintahan karena kewenangan mengatur
pemanfaatan ruang dibagi sesuai dengan pembangian administrasi
pemerintah, yakni Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau RTRWN,
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi atau RTRWP, Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RTRWK.
1.5.1.Kedudukan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata
Danau
Maninjau
sebagai
Kawasan
Strategis
Provinsi Sumatera Barat
Dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif
terhadap kedudukan RTR Kawasan Strategis Propinsi dalam sistem
penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional bagi
pemangku kepentingan. Kedudukan RTR Kawasan Strategis Propinsi
dapat ditunjukkan pada diagram di bawah ini.
Diagram 1.1. RTR Kawasan Strategis Propinsi Dalam Sistem
Penataan Ruang
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-6
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
Rencana Umum
RPJP Nasional
Rencana Rinci
RTR Pulau
RTRW Nasional
RTR Kawasan Strategis Nasional
RPJM Nasional
RPJP Provinsi
RTRW Provinsi
RTR Kawasan Strategis Provinsi
RPJM Provinsi
RPJP
Kabupaten/Kota
RTRW Kabupaten
RPJM
Kabupaten/Kota
RTRW Kota
RDTR Kabupaten
RDTR Kawasan Strategis Kabupaten
RDTR Kota
RDTR Kawasan Strategis Kota
1.6. DASAR HUKUM
Beberapa
landasan
hukum
yang
mendasari
pelaksanaan
pekerjaan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Provinsi Sumatera
Barat, meliputi :
A.
Undang-Undang (UU)
1. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2831);
3. UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3419);
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-7
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
4. UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);
5. UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 30,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472);
6. UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
7. UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
8. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3888); sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti
Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undangundang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
9. UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
10. UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
11. UU Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-8
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
RUANG
12. UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4433);
13. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
14. UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4441);
15. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN);
16. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Alam;
17. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
18. UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
19. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
20. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
(Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 5059).
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I-9
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
B.
RUANG
Peraturan Pemerintah (PP)
1. PP Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam
Penataan Ruang;
2. PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
3. PP Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
4. PP Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
5. PP
Republik
Indonesia
Nomor
15
Tahun
2010
tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
C.
Keputusan Presiden (Keppres)
1. Keppres
Nomor
57
Tahun
1989
tentang
Kriteria
Kawasan
Budidaya;
2. Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
3. Keppres Nomor 4 Tahun 2009 tentang badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional.
D.
1.
Instruksi Presiden (Inpres)
Inpres Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan
Perizinan dan Retribusi di Bidang Usaha Pariwisata;
2.
Inpres
Nomor
5
Tahun
1990
tentang
Peremajaan
Permukiman Rumah Yang Berada di atas Tanah Negara.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I - 10
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
E.
RUANG
Peraturan Menteri (Permen)/Keputusan Menteri (Kepmen)
1.
Permendagri
Nomor
8
Tahun
1998
tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
2.
Kepmendagri Nomor 134 Tahun 1998 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II;
3.
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Republik Indonesia Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman
Penyusunan dan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang di
Daerah;
4.
Kepmendagri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Kordinasi Penataan Ruang Daerah;
5.
Permendagri Nomor 28 tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;
6.
Permen PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
7.
Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
F.
Peraturan Daerah (Perda)
1.
Perda tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat;
2.
Perda tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Agam.
1.7. SISTEMATIKA PELAPORAN
Sistematika
pembahasan
Laporan
Antara
pada
pekerjaan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Propinsi ini secara
umum, meliputi :
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I - 11
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
BAB I
RUANG
PENDAHULUAN
Berisikan hal–hal umum yang terdiri dari latar belakang pekerjaan,
maksud tujuan dan sasaran, ruang lingkup, keluaran, hasil dan
manfaat, dan sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
Memuat penelusuran dan pemahaman Kebijakan pengembangan
Wilayah RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Sumatera Barat serta
RTRW Kabupaten Agam..
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN
Bab ini menguraikan gambaran kondisi dan karakteristik wilayah
perencanaan menurut aspek kewilayahannya (fsik, penduduk,
ekonomi, fasilitas dan prasarana serta transportasi).
BAB IV
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Uraian dalam bab ini mulai mengemukakan kendala dan potensi
pengembangan
berdasarkan
aspek
kewilayahannya
(fsik,
penduduk, ekonomi, fasilitas dan prasarana serta transportasi).
Perkiraan daya tampung ruang serta kebutuhan ruang merupakan
masukan penting bagi penyusunan laporan akhir.
BAB V
KONSEP
PENGEMBANGAN
KAWASAN
WISATA
PROPINSI SUMATERA BARAT
Bab ini mulai mengemukakan konsep rencana tata ruang yang
dapat diberlakukan untuk Kawasan Danau Maninjau dengan
mempertimbangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya di
dalam
wilayah
perencanaan
serta
pendeliniasian
wilayah
perencanaannya.
●
P T. A D I C I T R A M U L Y A T A M A
I - 12
RENCANA TATA RUANG KAWASAN WISATA PROPINSI SUMATERA BARAT