Monica Angelina Tandiyo Daniel Sugama Stephanus
Monica Angelina Tandiyo Daniel Sugama Stephanus
Universitas Ma Chung, Villa Puncak Tidar Bl N/1,
Bandulan, Sukun, 65145 Surel: 121010019@student.machung.ac.id
Abstrak: Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan Struktur Kepemilikan. Pene- litian ini ingin menguji apakah terdapat hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan 246 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa hak arus kas dan hak kontrol berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, cash flow right leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan apabila pemegang saham pengendali terlibat di dalam manajemen, dan cash flow right leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan apabila terdapat peme- gang saham pengendali kedua.
Abstract: Analysis of Firm Value Based on Ownership Structure. Concen- trated ownership can make controlling shareholders has control right bigger than
their cash flow right. This research is aimed to test whether there is an effect of ownership structure on company value. This research took 246 sampels of listed companies in Bursa Efek Indonesia. The result indicated that cash flow right and control right have positive effect on company value, cash flow right leverage has positive effect on company value if controlling shareholder involved in the manage- ment, and cash flow right leverage has a negative effect on company value if there is second controlling shareholder.
Kata kunci: Struktur kepemilikan terkonsentrasi, Hak arus kas, Hak kontrol, C ash flow right leverage, Nilai perusahaan.
Perusahaan yang telah men- milikinya. Hak kontrol yang lebih jual sahamnya pada pasar modal
besar daripada hak arus kas akan menyebabkan saham perusa-
memungkinkan pemegang saham haan itu dimiliki oleh masyarakat
pengendali untuk dapat melaku- luas, yang memungkinkan ter-
kan tindakan-tindakan yang tidak bentuknya struktur kepemilikan sesuai dengan kepentingan peme- menjadi dua bentuk yaitu kepe-
gang saham minoritas. hal terse- milikan tersebar dan kepemilikan
but akan menyebabkan adanya terkonsentrasi (Sujatmika dan konflik kepentingan atau agency Suryaningsum 2010). Struktur problem antara pemegang saham kepemilikan tersebar terjadi saat
pengendali dan pemegang saham perusahaan memiliki banyak pe-
minoritas.
megang saham yang tersebar. Hak arus kas adalah hak Struktur kepemilikan terkonsen-
pemegang saham atas keuangan trasi adalah perusahaan memi-
suatu perusahaan, sedangkan hak
liki pemegang saham pengendali, kontrol adalah hak suara untuk sehingga pemegang saham pe-
ikut serta dalam menentukan ke- ngendali dapat memengaruhi ke-
bijakan-kebijakan penting perusa- bijakan perusahaan.
haan. Perbedaan antara hak kon- Adanya struktur kepemi-
trol dan hak arus kas yang dimiliki
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
likan yang terkonsentrasi menye- JAMAL oleh perusahaan disebut dengan
Volume 5
babkan pemegang saham memi- Nomor 1 cash flow right leverage (Siregar
Halaman 1-169
liki hak kontrol yang lebih besar Malang, April 2014 2008) . Hal tersebut yang menjadi
ISSN 2086-7603
daripada hak arus kas yang di- e-ISSN 2089-5879 dasar bagi para peneliti untuk
2 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17 mencari tahu ada atau tidaknya hubungan
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara struktur kepemilikan terkonsentrasi
yaitu untuk membuktikan adanya (1) penga- dengan nilai perusahaan. Konsep terbaik ruh hak arus kas terhadap nilai perusahaan, yang digunakan untuk menilai perusahaan
(2) adanya pengaruh hak kontrol terhadap adalah nilai pasar karena data didasarkan
nilai perusahaan, (3) pengaruh cash flow pada penilaian yang moderat (Christiawan right leverage terhadap nilai perusahaan jika dan Tarigan 2007). Siregar (2008) melaku-
pemegang saham pengendali terlibat dalam kan penelitian untuk mencari tahu hubung-
manajemen, (4) cash flow right leverage ter- an antara struktur kepemilikan dan nilai pe-
hadap nilai perusahaan jika terdapat peme- rusahaan. Hasil yang didapatkannya adalah
gang saham pengendali kedua dalam peru- hak arus kas memiliki pengaruh positif ter-
sahaan, dan (5) pengaruh cash flow rights hadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut
leverage terhadap nilai perusahaan jika pe- tidak berhasil membuktikan bahwa Cash
megang saham pengendali adalah pendiri Flow Right Leverage berpengaruh yang ter-
perusahaan.
hadap nilai perusahaan apabila pemegang saham yang juga terlibat dalam manajemen
METODE
dan terdapat pemegang saham pengendali Populasi dalam penelitian ini adalah kedua. Padahal, Lemmon dan Lins (2003), obyek penelitian (Kuncoro 2009) yaitu selu- berhasil membuktikan terdapat pengaruh ruh perusahaan yang go public yang ter- negatif cash flow rights leverage terhadap ni-
daftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun lai perusahaan jika pemegang saham terlibat
2008-2012. Penelitian ini menggunakan pur- dalam manajemen. Hal tersebut sama hasil
posive sampling yaitu sampel yang diambil penelitian yang dilakukan oleh Claessens dengan kriteria tertentu yang memberikan
et al. (2002) yang juga menemukan bahwa informasi yang berguna bagi peneliti (Su- terdapat pengaruh negatif cash flow right
listyo 2010).
leverage terhadap nilai perusahaan. Yur- Penelitian ini menggunakan data kuan- tolglu (2003) berhasil membuktikan bahwa
titatif dan sumber datanya adalah data terdapat pengaruh positif cash flow rights le-
sekunder. Data sekunder dalam penelitian verage terhadap nilai perusahaan. Carvalhal
ini didapatkan dari buku, jurnal, skripsi dan Leal (2004) menemukan bahwa terdapat
yang mendukung penelitian ini, laporan pengaruh negatif hak kontrol terhadap ni-
keuangan perusahaan, penelusuran atas lai perusahaan. Xia (2008) juga melakukan
catatan atas laporan keuangan, dan data penelitian untuk melihat hubungan struk-
harga saham dari www.yahoofinance.com. tur kepemilikan terhadap nilai perusahaan
Kriteria sampling adalah: (1) perusahaan go di Cina. Hasil yang didapat adalah terdapat
public yang terdaftar di BEI selama periode pengaruh positif cash flow right leverage ter-
2008-2012 secara berturut-turut, (2) peru- hadap nilai perusahaan apabila pemegang sahaan bukan merupakan bank dan jasa saham pengendali adalah pendiri.
keuangan lainnya, (3) data yang dibutuhkan
Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian Keterangan
Jumlah
Total Perusahaan Tahun 2008-2013 482 Perusahaan IPO 2013
24 Perusahaan IPO 2012
23 Perusahaan IPO 2011
25 Perusahaan IPO 2010
23 Perusahaan IPO 2009
12 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
63 Perusahaan Yang Laporan Keuangannya Tidak Lengkap
2 Perusahaan yang Menerbitkan Laporan Keuangan kurang dari 5 thn
16 Perusahaan yang Menggunakan Mata Uang Dollar
Total Perusahaan Sampel 246
Tandiyo, Stephanus, Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan...3 tersedia dengan lengkap (ICMD dan mener-
pasar saham akan sama dengan biaya pe- bitkan laporan keuangan yang telah diau-
nempatan aset perusahaan. Pendapat itulah dit dari tahun 2008-2012), dan (4) laporan
yang menjadi konsep dasar dalam mengem- keuangan perusahaan berakhir pada 31 De-
bangkan Tobin’ Q. Tobin’s Q merupakan sember dan memakai rupiah sebagai mata
alat yang sederhana tapi mampu untuk uang pelaporan.
menjelaskan hubungan bisnis dan ekonomi Sampel dalam penelitian ini berjumlah
yang kompleks. Nilai Tobin’s Q menunjuk- 246 perusahaan. Tabel 1 yang menjelaskan
kan peluang adanya investasi dan adanya jumlah perusahaan yang menjadi sampel potensi perusahaan untuk berkembang. To- dalam penelitian ini.
bin’s Q mengukur nilai perusahaan dari sisi Variabel dalam penelitian ini menggu-
nilai pasar perusahaan itu yang tercermin nakan data tahunan. Adapun variabel-varia-
dari harga pasar saham.
bel tersebut adalah sebagai berikut.Variabel Tobin’s Q telah banyak digunakan oleh independen atau variabel X adalah variabel
perusahaan untuk menjelaskan beberapa yang menjelaskan atau memengaruhi vari-
fenomena yang beragam seperti perbedaan abel yang lain (Sarwono 2009). Di dalam kepentingan dalam pengambilan keputu- penelitian ini yang menjadi variabel indepen-
san investasi atau diversifikasi, hubungan den adalah Hak Arus Kas (CFR), Hak Kon-
antara kepemilikan saham oleh manajer trol (CR), Cash Flow Right Leverage (CFRL),
dengan nilai perusahaan, hubungan an- Keterlibatan Pemegang Saham dalam Mana-
tara kinerja manajer dengan keuntungan jemen (CSM), Pemegang Saham Pengendali
penawaran tender, peluang investasi, pem- Kedua (CS2), dan Pendiri (P).
biayaan dividen, dan kebijakan kompensasi. CFR adalah data struktur kepemilikan
Chung dan Pruitt (1994) menjelaskan rumus perusahaan yang digunakan untuk meng-
Tobin’s Q adalah sebagai berikut. hitung hak arus kas dapat diperoleh dari
MVS+D persentase kepemilikan yang terdapat dalam
q=
catatan atas laporan keuangan. CR adalah
TA
data struktur kepemilikan perusahaan yang Nilai dari hasil perhitungan Tobin’s Q digunakan untuk menghitung hak kontrol memiliki beberapa arti tergantung termasuk
dapat diperoleh dari persentase kepemilikan ke dalam kriteria yang mana nilai yang yang terdapat dalam catatan atas laporan dihasilkan. Tobin’s Q<1 memiliki arti bahwa
keuangan. Data mengenai CFRL diperoleh saham suatu perusahaan dinilai undervalued, dengan cara mengurangkan data CR dengan
manajemen gagal untuk mengelola aset data CFR. CSM adalah variabel keterlibatan
perusahaan dan pertumbuhan investasi pemegang saham dalam manajemen yang perusahaan rendah. Tobin’s Q=1 memiliki merupakan variabel dummy. Jika pemegang
arti saham perusahaan dalam kondisi saham terlibat dalam manajemen maka akan
rata-rata, manajemen tidak memiliki diberi nilai 1. Jika pemegang saham tidak perkembangan apapun dalam mengelolah
terlibat dalam manajemen maka akan diberi perusahaan, dan pertumbuhan investasi nilai 0. CS2 merupakan variabel dummy.
perusahaan tidak berkembang. Tobin’s Q>1 Jika dalam perusahaan terdapat pemegang
memiliki arti saham perusahaan dinilai saham pengendali kedua maka diberi nilai 1.
overvalued, manajemen berhasil mengelolah Jika dalam perusahaan tidak ada pemegang
aset perusahaan, dan perusahaan memiliki saham pengendali kedua maka diberi nilai 0.
potensi pertumbuhan investasi yang tinggi P adalah variabel pemilik merupakan varia-
(Sudiyatno dan Puspitasari 2010). bel dummy. Jika pemegang saham pengen- Penelitian ini menggunakan regresi li-
dali merupakan pendiri dari perusahaan nier berganda dengan α = 5%. Dalam peneli- maka akan diberi nilai 1. Jika pemegang sa-
tian ini menggunakan beberapa model regre- ham pengendali bukan merupakan pendiri
si untuk menguji pengaruh struktur kepemi- dari perusahaan maka akan diberi nilai 0.
likan terhadapi nilai perusahaan yang telah Penelitian ini menggunakan Tobin’s Q dibuat. Model persamaan regresi untuk
untuk mengukur nilai perusahaan. Menurut penelitian ini adalah sebagai berikut. Sudiyatno dan Puspitasari (2010), Tobin’Q
a. Tobin’s Q= a + a CFR + a CR + a Size + ditemukan oleh James Tobin seorang guru
4 ROA + е
besar di Yale University tahun 1969. James
b. Tobin’s Q= b + b CFRL + b CSM+ Tobin mengemukakan pendapat bahwa se-
3 CFRL*CSM + b 4 Size+b 5 luruh nilai pasar perusahaan pada harga ROA+ е
4 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17
c. Tobin’s Q= c + c 1 CFRL + c 2 CS2+
Penelitian ini menggunakan uji regresi
c 3 CFRL*CS2 + c 4 Size+c 5 ROA+ е
linier berganda dalam melakukan pengujian
terhadap hipotesis. Regresi linear berganda ze+d 5 ROA+ е
d. Tobin’sQ=d+d 1 P+d 2 CFRL+d 3 CFRL*P+d 4 Si
digunakan untuk jumlah variabel indepen- den lebih dari dua. Pengujian data asumsi
Data laporan keuangan yang diguna- klasik merupakan syarat yang harus di- kan untuk menghitung Q diperoleh dari ke-
penuhi sebelum melakukan uji regresi. wajiban total, kas, piutang, persediaan, aset
Pengujian asumsi klasik yang ada pada total jumlah saham yang beredar, dan harga
penelitian ini yaitu: uji normalitas, uji het- pasar saham.
eroskedastisitas, dan uji autokorelasi (San- Model regresi a digunakan untuk me-
toso 2009).
nguji pengaruh positif hak arus kas peme- Uji normalitas dilakukan dengan uji gang saham pengendali terhadap nilai pe-
Kolmogrov Smirnov yaitu uji beda antara rusahaan dan pengaruh negatif hak kontrol
data yang diuji normalitasnya dengan data pemegang saham pengendali terhadap nilai
normal baku. Seperti pada uji beda biasa, perusahaan. Pengaruh negatif cash flow
jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data right leverage terhadap nilai perusahaan berdistribusi tidak normal. Uji heteroske-
apabila pemegang saham pengendali terlibat dastisitas bertujuan untuk menguji sama dalam manajemen diuji dengan menggunak-
atau tidaknya varian dari residu dari satu an model regresi b. Pengaruh cash flow right
observasi ke observasi yang lainnya. Model leverage terhadap nilai perusahaan apabila
regresi yang memenuhi persyaratan adalah terdapat pemegang saham pengendali kedua
terdapat kesamaan varian dari residual satu diuji dengan menggunakan model regresi c.
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap Sedangkan pengaruh positif cash flow right
disebut homoskedastisitas. Uji heteroske- leverage terhadap nilai perusahaan apabila
dastisitas dapat dilakukan dengan meng- pemegang saham pengendali merupakan gunakan scatter plot. Jika pada scatter plot
pendiri dari perusahaan diuji dengan meng- terdapat pola tertentu maka data dapat di- gunakan model regresi d.
katakan terkena heteroskedastisitas. Se- dangkan uji autokorelasi bertujuan untuk
Variabel ukuran perusahaan didapat- menguji ada atau tidaknya korelasi antara kan dengan cara melogaritmanaturalkan data pada waktu ke t dengan data pada aset total yang dimiliki oleh perusahaan. waktu ke t
-1 Data laporan keuangan yang digunakan un- . Uji autokorelasi ini dapat di- lakukan dengan menggunakan uji Durbin-
tuk menghitung ROA dapat diketahui dari Watson.Untuk mendeteksi adanya autokore- laba bersih dan aset total yang terdapat lasi maka dilakukan pengujian Durbin Wat- dalam laporan posisi keuangan dan laporan
son (DW) dengan ketentuan bahwa nilai DW laba rugi komprehensif.
yang dihasilkan dari pengujian harus berada di sekitar angka 2 (Gujarati 2004).
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Std. Deviation
Tobins_Q
.4973146 CFRL_CSM
.0267739 CFRL_CS2
.1035633 Valid N (listwise)
Tandiyo, Stephanus, Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan...5
Gambar 1. Scatter Plot untuk Model Regresi Pertama
HASIL DAN PEMBAHASAN
dibuat. Model regresi yang digunakan dalam Tabel 2 menjelaskan statistik deskrip-
penelitian ini ada 4, sehingga seharusnya tif penelitian. Banyaknya data adalah 1.230
pengujian heteroskedastisitas juga dilaku- yang merupakan hasil perkalian dari perusa-
kan 4 kali kecuali untuk model regresi yang haan yang menjadi sampel (246 perusahaan)
terakhir karena tidak tersedianya data yang dan periode penelitian (5 tahun). Nilai mini-
dibutuhkan oleh peneliti. Oleh karena itu, mum dalam statistik deskriptif menandakan
pengujian heteroskedastisitas dalam peneli- data terkecil untuk tiap variabel yang telah
tian ini hanya dilakukan 3 kali untuk ketiga diinputkan. Nilai maksimum dalam statistik
model regresi.
deskriptif menandakan data terbesar untuk Pengujian heteroskedastisitas yang tiap variabel yang telah diinputkan. Rata-
pertama dilakukan untuk model regresi rata merupakan rata-rata dari semua data
yang pertama. Berikut merupakan gambar untuk tiap variabel. Sedangkan standar de-
hasil pengujian heteroskedastisitas untuk viasi adalah besarnya penyimpangan data model regresi yang pertama. dari rata-rata data yang telah dimasukkan.
Berdasarkan scatter plot di atas dapat Semakin besar standar deviasi suatu varia-
dilihat bahwa titik-titik yang terdapat dalam bel berarti semakin luas lebar rentang dari
scatter plot tidak membentuk pola tertentu, data yang telah dimasukkan. Semakin kecil
melainkan ada yang mengumpul dan ada standar deviasi suatu variabel berarti se-
yang menyebar. Hal tersebut memiliki makin sempit rentang dari data yang telah
arti bahwa untuk model regresi yang dimasukkan.
pertama terbebas dari heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik merupakan salah Pengujian heteroskedastisitas yang kedua satu syarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan untuk model regresi yang kedua. melakukan pengujian terhadap regresi. Gambar 2 yang merupakan hasil pengujian Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang
heteroskedastisitas untuk model regresi dilakukan hanya tiga yaitu heteroskedastisi-
yang kedua.
tas, autokorelasi, dan normalitas. Uji mul- Berdasarkan scatter plot pada Gambar tikolinieritas merupakan uji asumsi klasik
2 dapat dilihat bahwa titik-titik yang ter- yang digunakan untuk menguji ada atau ti-
dapat dalam scatter plot tidak membentuk daknya korelasi antara variabel independen.
pola tertentu. Hal ini berarti bahwa model Uji asumsi klasik multikolinieritas tidak di-
regresi kedua terbebas dari heteroskedas- lakukan dalam penelitian ini karena dalam
tisitas. Pengujian heteroskedastisitas yang penelitian ini hanya menguji secara parsial
ketiga dilakukan untuk model regresi ketiga. bukannya secara simultan.
Berikut merupakan gambar hasil penguji- Pengujian heteroskedastisitas dilaku-
an heteroskedastisitas untuk model regresi kan untuk tiap model regresi yang telah yang ketiga.
6 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17
Gambar 2. Scatter Plot untuk Model Regresi Kedua
Berdasarkan scatter plot pada Gam- autokorelasi, sehingga data untuk model re- bar 3 dapat dilihat bahwa titik-titik yang gresi yang pertama tidak memiliki hubungan terdapat dalam scatter plot tidak memben-
antara variabel t dan variabel t -1 . tuk pola tertentu. Hal ini berarti bahwa
Pengujian autokorelasi yang kedua di- model regresi yang ketiga ini terbebas dari
lakukan untuk model regresi yang kedua. heteroskedastisitas.
Dalam pengujian autokorelasi untuk model Pengujian autokorelasi ini dilakukan regresi kedua ini didapatkan nilai DW sebe- untuk tiap model regresi yang telah dibuat
sar 1,655. Nilai DW yang dihasilkan ini be- dalam penelitian ini. Pengujian autokorelasi
rada di sekitar 2. Hal ini memiliki arti bahwa yang pertama dilakukan untuk model regresi
data yang digunakan untuk model regresi yang pertama. Dalam pengujian autokorelasi
kedua ini bebas dari autokorelasi, sehingga yang pertama didapatkan nilai DW sebesar
data yang digunakan tidak memiliki hubung- 1,654. Nilai DW yang dihasilkan tersebut be-
an antara data pada periode t dan periode t -1 . rada pada kriteria nilai DW di sekitar 2. Hal
Pengujian autokorelasi yang ketiga di- ini memiliki arti bahwa data yang digunakan
lakukan untuk model regresi yang ketiga. untuk model regresi pertama terbebas dari
Dalam pengujian autokorelasi untuk model
Gambar 3. Scatter Plot untuk Model Regresi Ketiga
Tandiyo, Stephanus, Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan...7 regresi yang ketiga ini didapatkan nilai DW
korelasi, dan koefisien regresi. Bootstrapping sebesar 1,654. Nilai DW yang didapatkan ini
merupakan suatu alat yang berguna sebagai terletak di sekitar 2, sehingga datat yang di-
alternatif dalam estimasi parametrik ketika gunakan untuk model regresi ketiga ini be-
asumsi suatu metode tidak dapat dipenuhi. bas dari autokorelasi. Hal ini berarti bahwa
Bootstrapping memperkirakan distribusi data periode t dan data periode t -1 yang digu-
sampel dari estimator dengan menyampel nakan dalam model regresi ketiga ini tidak
ulang dengan penggantian ulang dari sam- memiliki hubungan.
pel yang sebenarnya. Penyampelan ulang Pengujian normalitas yang dilakukan dengan penggantian akan menyediakan esti- dalam penelitian ini dilakukan 1 kali un-
masi yang lebih akurat dan andal dari data. tuk semua variabel, baik itu variabel untuk
Selain itu, Bootstrapping juga berfungsi model regresi pertama, model regresi ked-
dalam menghilangkan outlier dan anomali ua, dan model regresi ketiga. Namun, un-
yang terdapat dalam data, sehingga akan tuk variabel-variabel yang digunakan dalam
meningkatkan keakuratan dan penerapan menguji hipotesis kelima atau model regresi
dalam analisis.
keempat tidak dimasukkan dalam pengujian Penelitian ini melakukan pengujian re- normalitas. Hal ini dikarenakan variabel-
gresi dengan metode bootstrapping dengan α variabel penelitian tersebut tidak dapat di-
sebesar 5%. Berikut merupakan model re- hitung karena data yang dibutuhkan tidak
gresi yang didapat.
diperoleh oleh peneliti. Pengujian normalitas Tobin’s Q = 27,168 + 1,334CR + 1.465CFR - ini tidak dilakukan untuk tiap model regresi.
0.1181 ROA - 0.916Size.
Berdasarkan hasil uji normalitas di- ketahui normalitas dari masing-masing vari-
Hak kontrol adalah hak suara untuk abel. Nilai sig. yang dihasilkan dari pengu-
ikut serta dalam menentukan kebijakan- jian Kolmogorov Smirnov ini membuktikan
kebijakan penting perusahaan. Hak kontrol data berdistribusi normal atau tidak. Dalam
dibagi menjadi dua bentuk yaitu hak kontrol pengujian normalitas ini hanya variabel Size
langsung dan hak kontrol tidak langsung. saja yang berdistribusi normal. Hal ini di-
Hak kontrol langsung adalah proporsi saham buktikan dengan nilai sig lebih besar dari-
yang dimiliki oleh suatu investor pada suatu pada 0,05 (0,151>0,05). Sedangkan variabel-
perusahaan atas namanya sendiri. Hak kon- variabel yang lainnya yaitu Tobin’s Q, ROA,
trol tidak langsung adalah proporsi saham CR, CFR, CFRL, CSM, CS2, CFRL*CSM, dan
yang dimiliki oleh suatu investor pada suatu CFRL*CS2 tidak berdistribusi normal. Oleh
perusahaan bukan atas namanya sendiri, karena itu, penelitian dilanjutkan dengan tetapi perusahaan yang dimiliki memiliki sa- melakukan regresi linier berganda dengan ham pada perusahaan tersebut. Oleh karena metode bootstrapping.
itu, dapat diartikan bahwa hak kontrol tidak Menurut IBM (2011), bootstrapping
langsung adalah jumlah dari hak kontrol adalah suatu metode untuk menderivasi es-
minimum untuk setiap rantai kepemilikan timasi yang kuat mengenai standar error, se-
(Siregar 2008). Menurut Siregar (2008), hak lang kepercayaan untuk mengestimasi rata-
kontrol dapat dirumuskan sebagai berikut: rata, nilai tengah, proporsi, rasio, koefisien
CR = CR langsung + CR tidak langsung
Tabel 3. Hasil Uji t dan r Parsial Pertama
Standardized Model
B Std. Error
Beta
(Constant)
ROA
1 SIZE
CR
CFR
8 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17 Uji t digunakan untuk melihat penga-
kepemilikan saham oleh pihak yang berben- ruh variabel independen secara parsial ter-
tuk institusi seperti lembaga asuransi, bank, hadap variabel dependen. Pertama kali yang
lembaga investasi, dan institusi lainnya. In- akan diuji adalah apakah terdapat hubungan
vestor institusional dapat mengendalikan positif antara hak arus kas terhadap nilai pe-
suatu perusahaan karena sumber daya yang rusahaan serta apakah terdapat hubungan
lebih besar yang dimilikinya jika dibanding- negatif antara hak kontrol terhadap nilai pe-
kan dengan investor individual. Semakin rusahaan. Untuk mengetahui diterima atau
besar kepemilikan instirusional maka sema- tidaknya hipotesis ini, maka akan dilihat kin ketat pengendalian yang akan dilakukan signifukansi yang terdapat dalam baris CR.
pada aktivitas perusahaan. Berikut merupakan hasil uji t dan r parsial
Kepemilikan manajemen adalah mana- untuk pengujian pertama.
jer yang bekerja dalam suatu perusahaan Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai sig-
juga memiliki saham perusahaan tersebut nifikansi untuk CFR yang bernilai 0,000. Hal
atau dengan kata lain manajer juga meru- ini menandakan bahwa terdapat pengaruh pakan pemegang saham. Ada beberapa ala- positif hak arus kas terhadap nilai perusa-
san yang mengenai keberadaan manajemen haan. Ditemukan pula bahwa nilai r parsial
yaitu manajemen merupakan wakil dari CFR sebesar 2,6% berarti bahwa variabel
investor institusional, manajemen adalah CFR mampu menjelaskan variabel Tobin’s Q
tenaga profesional yang dipilih melalui Rapat sebesar 2,6%.
Umum Pemegang Saham, dan manajemen Dari hasil pengujian di dapatkan bah-
merupakan pemegang saham dari perusa- wa pengaruh CR berpengaruh positif dan haan. Peningkatan kepemilikan manajemen signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal
akan membuat kekayaan manajemen akan ini dibuktikan dengan melihat koefisien CR
memiliki hubungan dengan kekayaan peru- yang bernilai positif dan nilai signifikansi
sahaan, sehingga manajemen akan berusa- yang lebih besar dari 0,05. Namun, hasil ini
han untuk tidak melakukan perbuatan-per- memiliki arah yang berbeda dengan arah buatan yang dapat merugikan perusahaan. yang telah dihipotesiskan. Dalam hipotesis
Kepemilikan asing adalah persentase peneliti menduga arahnya adalah negatif. kepemilikan saham yang dimiliki oleh per- Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
orangan, badan hukum, atau pihak-pihak hipotesis kedua ditolak. Nilai r parsial CR lain yang berasal dari luar negeri. Kepemi- sebesar 2,3% berarti bahwa variabel CR
likan asing merupakan pihak yang memiliki mampu menjelaskan variabel Tobin’s Q sebe-
perhatian terhadap pertanggungjawaban so- sar 2,3%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh
sial yang akan dilakukan oleh perusahaan. variabel-variabel lain yang tidak digunakan
Ada beberapa alasan perusahaan yang me- di dalam penelitian ini. Berikut merupakan
miliki kepemilikan asing harus memberikan model regresi yang didapat untuk pengujian
pengungkapan yang lebih daripada perusa- kedua.
haan yang tidak memiliki kepemilikan asing. Tobin’s Q=27,045+0,895CFRL*1,295CSM+1
Kepemilikan institusional, asing dan mana- 2,069CFRL*CSM-1,182ROA-0,912
Size jemen diukur dengan melihat persentase jumlah kepemilikan saham dari seluruh sa- Pengujian kedua dilakukan untuk me-
ham yang beredar.
lihat apakah terdapat pengaruh negatif cash Hasil pengujian kedua disajikan pada flow right leverage terhadap nilai perusa-
Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa diper- haan apabila pemegang saham pengendali oleh nilai signifikansi dari semua variabel adalah manajemen.
yang terdapat dalam model regresi kedua. Ni- Menurut Kurniawati (2010), pemegang
lai signifikansi dari variabel CFRL*CSM yang saham dapat diklasifikasikan berdasarkan
didapatkan adalah sebesar 0,000 lebih kecil kepemilikannya yaitu kepemilikan mana-
dari 0,05 (0,000<0,05). Hal ini menandakan jerial, kepemilikan institusional, kepemi-
bahwa pengaruh CFRL*CSM terhadap nilai likan keluarga atau individu, kepemilikan perusahaan signifikan dengan arah positif. pemerintah, dan kepemilikan publik. Dalam
Peneliti sebelumnya menduga bahwa hubu- pandangan lain Tamba (2011) menjelaskan
gan ini memiliki arah yang negatif. Variabel kepemilikan dalam suatu perusahaan dapat
CFRL*CSM memiliki nilai r parsial sebesar dibedakan menjadi kepemilikan institusion-
0,02. Hal ini memiliki arti bahwa varia- al, kepemilikan manajemen, dan kepemi-
bel CFRL*CSM dapat menjelaskan variabel likan asing. Kepemilikan institusional adalah
Tobin’s Q sebesar 2%, sedangkan sisanya
Tandiyo, Stephanus, Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan...9
Tabel 4. Hasil Uji t dan r Parsial Pengujian Kedua Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients
B Std. Error
-.016 CFRL_CSM
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang ti- variabel CFRL*CS2 adalah sebesar 0,2% dan dak digunakan di dalam penelitian ini. Beri-
memiliki hubungan yang berbanding terbal- kut merupakan model regresi yang didapat
ik. Nilai 0,2% ini memiliki arti bahwa varia- untuk pengujian ketiga.
bel CFRL*CS2 mampu menjelaskan variabel Tobin’s Q sebesar 0,2%
Tobins’Q=27,070+1,543CFRL+0,015CS2- Dugaan bahwa terdapat pengaruh 0,341 CFRL*CS2-1,182ROA-0,915 Size
positif cash flow right leverage terhadap ni- lai perusahaan apabila pemegang saham
Pada tahap ini ingin diuji apakah ter- pengendali adalah pendiri dari perusahaan dapat pengaruh cash flow right leverage
tidak dapat dibuktikan. Hal ini dikarena- terhadap nilai perusahaan apabila terdapat
kan peneliti tidak memperoleh data yang pemegang saham pengendali kedua. Hasil dibutuhkan untuk melakukan pengujian. pengujian ketiga disampaikan pada Tabel 5.
Data yang peneliti tidak dapatkan adalah Berdasarkan tabel 5, maka diketahui nilai data mengenai pendiri dari perusahaan dan signifikansi dari semua variabel untuk mod-
apakah pemegang saham pengendali adalah el regresi ketiga. Nilai signifikansi dari varia-
pendiri dari perusahaan. Data-data tersebut bel CFRL*CS2 adalah sebesar 0,015. Hal ini
perlu diketahui untuk melihat secara pasti menandakan bahwa terdapat pengaruh cash
apakah pemegang saham pengendali adalah flow right leverage terhadap nilai perusahaan
pendiri dari perusahaan. Ketidaktersedia- apabila terdapat pemegang saham pengen-
an data tersebut dalam laporan keuangan dali kedua. Berdasarkan uji t juga diketahui
khususnya catatan atas laporan keuangan bahwa arah pengaruhnya adalah negatif, se-
menyebabkan peneliti tidak dapat mengisi hingga dapat diartikan bahwa cash flow right
variabel P dan CFRL*P.
leverage berpengaruh negatif terhadap nilai Hal ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan apabila terdapat pemegang sa-
pengungkapan yang ada dalam laporan ham pengendali kedua. Nilai r parsial untuk
keuangan belum cukup memadai, khu-
Tabel 5. Hasil Uji t dan r Parsial Pengujian Ketiga
B Std. Error
.558 CFRL_CS2
10 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17 susnya yang berkaitan dengan pemilik pe-
yang kecil untuk mengendalikan manajer rusahaan dan pendiri perusahaan. Dalam dalam membuat keputusan yang berkaitan pengungkapan yang ada dalam laporan dengan keputusan perusahaan khusus- keuangan tidak dijelaskan secara mendetail
nya keputusan yang dapat merugikan para pendiri dari perusahaan dan urut-urutan pemegang saham. Sedangkan Dwitridinda pemindahan kepemilikan perusahaan. Hal (2007) meyakini bahwa agency problem ti- ini membuat peneliti tidak mengetahui se-
dak hanya timbul antara pemegang saham cara pasti proses pemindahan kepemilikan
dan manajer, tetapi juga dapat terjadi antara perusahaan yang berdampak pada kebutu-
pemegang saham mayoritas dan pemegang han informasi mengenai apakah pendiri dari
saham minoritas. Hal ini disebabkan karena perusahaan tetap menjadi pemegang saham
kepemilikan perusahaan sebagian besar di- atau tidak baik dan ketika pemilik tetap kendalikan oleh kepemilikan keluarga. menjadi pemegang saham apakah menjadi
Almeida dan Wolfenzon (2006) me- pemegang saham pengendali atau tidak.
ngungkapkan bahwa kepemilikan terpusat Jensen dan Meckling (1976) terjadi karena adanya tiga alasan yaitu: (1) mendefinisikan Agency Theory (teori ke-
perlindungan investor yang tidak sempurna, agenan) sebagai hubungan keagenan se-
sehingga grup kepemilikan akan memilih bagai suatu kontrak kerja sama ( nexus of
untuk mendapatkan keuntungan pribadi contract) yang mana satu atau lebih principal
dengan mengorbankan kepemilikan minori- menggunakan orang lain atau agent untuk
tas; (2) adanya kesempatan baru yang mun- menjalankan aktivitas perusahaan. Brigham
cul untuk mendirikan perusahaan ketika dan Houston (2006) mengatakan bahwa grup tesebut telah mendirikan perusahaaan agency theory adalah hubungan antara yang lain, dan (3) kemampuan perusahaan satu atau lebih orang yang disebut principal
untuk menggunakan sumber daya yang su- yang mempekerjakan orang lain atau or-
dah ada untuk mendirikan perusahaan atau ganisasi lainnya yang disebut agent dengan
mengakuisisi perusahaan lainnya. tujuan untuk melakukan suatu jasa. Princi-
Feliana (2007) mengatakan bahwa pal mendelegasikan wewenang dalam pem-
konsentrasi kepemilikan dapat memuncul- buatan keputusan kepada agent sehingga kan dua hipotesis yang berlawanan yaitu agent dapat memaksimalkan kesejahteraan
entrenchment hypothesis dan allignment hy- principal. Jadi, agency theory adalah teori pothesis. Entrenchment hypothesis adalah yang menjelaskan hubungan antara princi-
pemegang saham mayoritas yang secara pal yaitu pihak yang memberikan wewenang
efektif mengendalikan perusahaan, juga kepada pihak lain yang disebut agent un-
mengendalikan informasi akuntansi yang tuk menjalankan tugas yang telah diberikan
dihasilkan. Keadaan seperti itu akan dapat oleh principal.
menurunkan kredibilitas informasi akun- Jensen dan Meckling (1976) me-
tansi yang dihasilkan bagi pasar. Allignment ngatakan bahwa bagian kepemilikan mana-
hypothesis mengatakan bahwa konsentrasi jer atas saham perusahaan kurang dari kepemilikan akan membawa dampak ada- seratus persen berpotensi menyebabkan nya pemegang saham mayoritas yang akan timbulnya agency problem atau masalah
berusaha untuk meningkatkan kredibilitas keagenan. Seringkali ditemukan manajer informasi akuntansi yang dihasilkan. Hal memiliki tujuan lain yang bertentangan den-
tersebut terjadi karena pemegang saham gan tujuan pemegang saham. Hal ini menim-
mayoritas berkepentingan untuk memba- bulkan konflik yang dikenal sebagai Agency
ngun reputasi perusahaan. Problem. Maharani (2008) mengatakan bah-
Claessens et al. (2002) memberikan wa masalah keagenan muncul karena ada-
dua hipotesis mengenai pengaruh struk- nya pemisahan antara fungsi kepemilikan tur kepemilkan terkonsentrasi terhadap ni- dengan fungsi pengelolahan. Fungsi kepemi-
lai perusahaan. Kedua hipotesis tersebut likan dimiliki oleh pemegang saham sedang-
adalah Positive Incentive Effect (PIE) dan kan fungsi pengelolah dimiliki oleh manajer.
Negative Entrenchment Effect (NEE). Hipote- Nuswandari (2009) menjelaskan bahwa
sis PIE menyatakan bahwa pemegang saham agency problem akan lebih sering terjadi jika
pengendali tidak akan melakukan tindakan kepemilikan perusahaan terdistribusi secara
yang merugikan pemegang saham minoritas luas atau lebar yang mengakibatkan pemilik
karena pemegang saham pengendalilah yang memiliki kontrol yang lemah terhadap mana-
paling banyak akan menanggung akibat dari jer. Pemegang saham memiliki kekuasaan penurunan nilai perusahaan. Hipotesis NEE
Tandiyo, Stephanus, Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan...11 menyatakan bahwa pemegang saham pe-
pengendali akan memiliki kemungkinan ngendali dapat melakukan tindakan yang yang besar dalam melakukan tunneling jika merugikan bagi pemegang saham minori-
struktur piramida terjadi di lingkungan yang tas karena memiliki kontrol yang terhadap
perlindungan terhadap investor rendah. perusahaan.
Penyebab adanya struktur piramida Menurut Peng dan Jiang (2010), grup-
dilihat dari the efficiency view adalah struk- grup kepemilikan atau konsentrasi kepemi-
tur piramida dibuat oleh pemegang saham likan akan meningkatkan nilai perusahaan
pengendali untuk mengurangi kesulitan karena grup pemilik adalah konsumen ter-
pendanaan dari luar, meningkatkan nilai besar dari masyarakat sehingga pemegang perusahaan dan mengatur risiko. Pemegang saham mayoritas akan bersedia membayar
saham pengendali dapat menggunakan se- untuk perbaikan perusahaan. Chang (2006)
luruh laba yang dimiliki oleh perusahaan mengatakan bahwa manfaat dari kepemi-
untuk membentuk grup bisnis (struktur pi- likan terkonsentrasi adalah ketika grup ramida). Oleh karena itu, ketika biaya dari memiliki perusahaan di bidang keuangan, pendanaan luar mahal, pemegang saham sehingga ketika sebuah perusahaan menga-
pengendali memiliki keinginan untuk mem- lami masalah keuangan, maka perusahaan
bentuk struktur piramida. Fan, dkk., (2005) ini dapat dibantu oleh perusahaan lain yang
mengatakan bahwa ketika kesejahteraan pe- bergerak di bidang keuangan, karena masih
megang saham pengendali berkurang, maka berada di bawah grup yang sama.
pendanaan yang ketat akan dihadapinya. Peng dan Jiang (2010) mengatakan Hal tersebut akan lebih meningkatkan ke- bahwa struktur piramida adalah struk-
inginan pemegang saham pengendali untuk tur kepemilikan yang terdapat perusahaan
membentuk struktur kepemilikan piramida. induk yang mengontrol beberapa perusa-
Peningkatan nilai yang terjadi dengan ada- haan anak yang ada dibawahnya, sehingga
nya struktur kepemilikan piramida dapat dapat dikatakan bahwa sebuah pemegang terjadi dengan cara memperbesar skala eko- saham memiliki dan mengendalikan peru-
nomi dan meningkatkan pengaruh politik
dari pemegang saham pengendali. Xia (2008), penyebab dari adanya struktur
sahaan melalui perusahaan lain. Menurut
Menurut Ishak dan Napier (2006), piramida dapat dilihat dari dua pandangan
crossholding ownership adalah perusahaan yang berbeda yaitu opportunistic view dan
yang memiliki saham-saham perusahaan the efficiency view. Penyebab stuktur pi-
lain melalui rantai yang menghubungkan ramida dilihat dari opportunistic view adalah
kepemilikan. Jadi, dapat disimpulkan bah- keingingan pemegang saham pengendali un-
wa crossholding ownership adalah peru- tuk melakukan tunneling. Tunneling adalah
sahaan yang memiliki saham perusahaan perilaku manajemen atau pemegang saham
lainnya yang masih memiliki hubungan bis- pengendali untuk melakukan transfer aset nis dengan perusahaan itu dengan tujuan dan laba perusahaan untuk kepentingan diri
untuk mempertahankan operasinya. Salah sendiri, namun biayanya dibebankan kepa-
satu bentuk lain dari crossholding ownership
da pemegang saham minoritas. Contoh dari adalah konglomerasi. Menurut Harto (2005), tunneling adalah tidak membagikan dividen,
konglomerasi awalnya adalah perusahaan menjual aset dengan harga di bawah harga
yang dibangun oleh keluarga lalu seiring pasar, dan melakukan nepotisma (Muta-
dengan perkembangan bisnis, dilakukannya mimah 2009).
ekspansi ke dalam usaha bisnis yang men- Menurut Xia (2008), dalam struk-
dukung operasi bisnis yang telah terbentuk, tur piramida pemegang saham pengendali lalu dilakukan ekspansi ke bisnis lain yang dapat membedakan antara hak arus kas de-
sama sekali berbeda dengan bisnis awal ngan hak kontrol untuk lebih efektif dalam
yang telah dimilikinya.
melakukan pengawasan perusahaan dari
Pengaruh hak arus kas terhadap nilai
bawah ke atas. Dalam struktur piramida, perusahaan. Hasil penelitian ini selain seja- pemegang saham pengendali akan memiliki
lan dengan peneliti terdahulu juga mendu- hak kontrol yang lebih besar daripada hak
kung teori Positive Incentive Effect (PIE) yang arus kas. Hal tersebut menyebabkan adan-
dikemukakan oleh Claessens e t al. 2002). ya kemungkinan bagi pemegang saham pe-
Dalam pandangan PIE dikemukakan bah- ngendali untuk melakukan transfer sumber
wa pemegang saham pengendali tidak akan daya dari perusahaan yang berada di bawah
melakukan tindakan-tindakan yang akan ke perusahaan atasnya. Pemegang saham merugikan pemegang saham minoritas. Hal
12 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17 ini dikarenakan pemegang saham pengen-
dalilah yang nantinya akan menanggung kerugian yang paling besar akibat perbuat- annya tersebut dan akibat penurunan nilai perusahaan. Selain mendukung pandangan PIE, hasil penelitian ini juga mendukung al- lignment hypotesis yang dikemukakan oleh Feliana (2007). Allignment hypotesis men- gatakan bahwa pemegang saham pengendali akan berusaha untuk meningkatkan kredi- bilitas informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pemegang saham pengendali berusaha un- tuk membangun reputasi. Kebutuhan pem- bangunan reputasi perusahaan tersebut di- karenakan pemegang saham pengendali ta- kut untuk menanggung kerugian yang diaki- batkan dari buruknya reputasi perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemegang saham pengendali tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham mi- noritas dan membuat keputusan-keputusan yang berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan dan reputasi perusahaan.
Pemegang saham pengendali selain memiliki kendali akan perusahaan juga akan menanggung keuangan perusahaan tersebut sebesar hak arus kas yang dimi- likinya. Adanya peningkatan akan hak atas keuangan suatu perusahaan akan membuat pemegang saham pengendali akan lebih berhati-hati dalam memilih ataupun memu- tuskan kebijakan-kebijakan yang akan dite- rapkan pada perusahaan. Kesalahan dalam pemilihan kebijakan akan membuat peme- gang saham pengendali menanggung akibat- nya dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, pemegang saham pengendali tidak akan semena-mena dalam menggunakan kendali yang dimilikinya.
Adanya risiko tanggungan yang besar tersebut akan membuat pemegang saham pengendali bertindak dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Adanya peningkatan nilai perusahaan juga akan menguntungkan pemegang saham pengen- dali dikarenakan pemegang saham pengen- dali memiliki hak atas keuangan perusa- haan yang paling besar, sehingga pemegang saham pengendali akan menikmati hasil keuangan dari perusahaan tersebut.
Pengaruh hak kontrol terhadap ni-
lai perusahaan. Penelitian ini menunjuk- kan bahwa hak kontrol memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini memiliki arti bahwa ketika hak kontrol yang dimiliki oleh pemegang saham pengen-
dali mengalami kenaikan, maka nilai peru- sahaan juga akan mengalami kenaikan. Hak kontrol merupakan hak pemegang saham pengendali untuk memengaruhi pengam- bilan keputusan dan kebijakan yang akan diterapkan bagi perusahaan. Ketika peme- gang saham pengendali memiliki kendali yang tinggi akan suatu perusahaan, maka pemegang saham pengendali akan meng- gunakannnya untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dan juga berbeda dengan teori yang telah dike- mukakan oleh Claessens e t al. (2002) yaitu pandangan NEE. Namun, hasil ini mendu- kung hipotesis yang dikemukakan oleh Fe- liana (2007) yang mengungkapkan bahwa dalam allignment hypotesis, pemegang sa- ham pengendali akan berusaha untuk me- ningkatkan kredibilitas informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal terse- but disebabkan karena pemegang saham pengendali berkeinginan untuk membangun reputasi perusahaannya. Selain itu, peme- gang saham pengendali akan menanggung lebih besar mengenai akibat dari kredibilitas informasi akuntansi yang buruk tersebut. Pemegang saham pengendali akan sangat berkepentingan untuk membangun reputasi dari perusahaan. Kebutuhan pembangunan reputasi perusahaan tersebut dikarenakan pemegang saham pengendali takut untuk menanggung kerugian yang diakibatkan dari buruknya reputasi perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemegang saham pengendali tidak akan melakukan ekspro- priasi terhadap pemegang saham minoritas dan membuat keputusan-keputusan yang berusaha untuk meningkatkan nilai peru- sahaan dan reputasi perusahaan. Hal terse- but dikarenakan ketika pemegang saham pengendali melakukan ekspropriasi terha- dap pemegang saham minoritas, pemegang saham minoritas akan mendiskon harga saham perusahan tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh pemegang saham minoritas tersebut akan berdampak pada pemegang saham pengendali (Feliana 2007).
Hasil dari penelitian ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Baek et al. (2004) yang melakukan penelitian untuk mencari tahu hubungan antara struktur kepemilikan terkonsentrasi dan nilai peru- sahaan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di Korea. Baek et al. (2004) me- nemukan bahwa struktur kepemilikan ter-
Tandiyo, Stephanus, Telaah Nilai Perusahaan Berdasarkan...13
konsentrasi akan meningkatkan nilai peru- sahaan ketika berada dalam masa krisis. Hal ini dikarenakan pemegang saham pe- ngendali akan berusaha untuk meningkat- kan nilai dari grup kepemilikannya. Dalam penelitian yang dilakukan juga didapatkan hasil bahwa hak arus kas dan hak kontrol memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa pe- ningkatan akan hak arus kas dan hak kon- trol akan menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan.
Hal tersebut juga didukung oleh Peng dan Jiang (2010) yang mengatakan bahwa pemegang saham pengendali akan berusa-
ha untuk meningkatkan nilai perusahaan yang dimilikinya karena pemegang saham pengendalilah yang merupakan konsumen terbesar dari perusahaan. Hal ini memiliki arti bahwa ketika perusahaan mengalami suatu akibat dari kebijakan-kebijakan yang diambilnya, maka pemegang saham pengen- dalilah yang akan menanggung hal tersebut dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, pemegang saham pengendali akan bersedia untuk melakukan segala cara untuk mem- perbaiki perusahaannya.
Fan dan Wong (2002) mengatakan bah- wa dalam kepemilikan terkonsetrasi, peme- gang saham pengendali memiliki hak kon- trol yang lebih besar daripada hak arus kas. Meskipun memiliki hak kontrol yang lebih besar daripada hak arus kas, pemegang sa- ham pengendali akan berusaha untuk tidak melakukan ekpropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Adanya penambahan dalam hak kontrol yang dimiliki oleh peme- gang saham pengendali tidak akan mem- buat pemegang saham pengendali untuk melakukan ekpropriasi lebih besar. Hal ini dikarenakan hak arus kas yang dimilikinya juga akan mengalami kenaikkan. Kenaik- kan dalam hak arus kas ini akan membuat timbulnya biaya yang lebih besar dalam melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Adanya biaya yang lebih besar ini akan membuat pemegang saham pengendali berkomitmen untuk membangun reputasi untuk tidak melakukan ekpropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Ketika pemegang saham pengendali memiliki hak arus kas yang lebih besar daripada hak arus kas yang efektif untuk memperoleh man- faat privat dari perusahaan, maka hal terse- but akan meningkatkan efek allignment dan menurunkan efek entrenchment.
Hubungan yang berbanding lurus antara hak kontrol dan nilai perusahaan tersebut juga didukung oleh bentuk struk- tur kepemilikan yang ada di Indonesia. Kebanyakan perusahaan yang ada di Indo- nesia pemilik terakhirnya adalah pemilik langsung. Pemilik langsung adalah pemilik perusahaan yang tidak memiliki perusahaan induk. Artinya pemilik langsung ini tidak di- miliki oleh perusahaan lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk penelitian ini, diperoleh bahwa terdapat 232 perusahaan yang ada di Indonesia periode 2008-2012 dimiliki oleh pemilik langsung. Sedangkan 24 perusahaan lainnya dimiliki oleh pemilik yang masih memiliki perusa- haan induk. Kebanyakan pemilik lansung ini adalah perusahaan privat atau perorangan.
Kepemilikan langsung ini menyebab- kan hak arus kas dan hak kontrol memiliki nilai yang sama. Nilai yang sama antara hak arus kas dan hak kontrol menyebabkan pe- rusahaan memiliki nilai cash flow right le- verage sebesar 0. Adanya hak arus kas dan hak kontrol yang sama ini membuat peme- gang saham pengendali memiliki kendali atas perusahaan sebesar hak kontrolnya dan memperoleh hak atas keuangan perusa- haan sebesar hak arus kas yang dimilikinya. Artinya ketika pemegang saham pengendali mengendalikan perusahaan sebesar 50% dengan menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan, maka pemegang saham pegen- dali juga akan menanggung akibat dari kebi- jakan yang dipilihnya sebesar 50% juga. Hal inilah yang membuat pemegang saham pe- ngendali berusaha untuk tidak melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri dan mengorbankan kepentingan perusa- haan. Hal tersebut karena pemegang saham pengendali nantinya yang akan merasakan akibat dari tindakan tersebut dalam porsi yang besar.
Adanya hak kontrol yang sama dengan hak arus kas ini membuat pemegang saham pengendali berusaha untuk tidak melaku- kan ekspropriasi terhadap pemegang sa- ham minoritas. Agency problem yang terjadi dalam kepemilikan terkonsentrasi yaitu an- tara pemegang saham pengendali dan peme- gang saham minoritas menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena pemegang saham pengendali tidak akan melakukan tindakan yang merugikan pemegang saham minoritas dalam memilih kebijakan-kebijakan perusa- haan, sehingga pemegang saham minoritas tidak akan cemas untuk menghadapi ke-
14 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 1-17 mungkinan kerugian akibat tindakan peme-
gang saham pengendali. Pemegang saham pengendali dan pemegang saham minoritas akan memfokuskan diri pada peningkatan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan.
Pengaruh cash flow right leverage terhadap nilai perusahaan apabila peme- gang saham pengendali terlibat dalam
manajemen. Setelah dilakukan pengujian dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa cash flow right leverage berpengaruh posi- tif terhadap nilai perusahaan apabila pe- megang saham pengendali terlibat dalam manajemen. Hasil ini memiliki arah yang berbeda dengan yang telah dihipotesiskan. Hal ini memiliki arti bahwa ketika pemegang saham pengendali juga merupakan manaje- men perusahaan yang memiliki peningkatan cash flow right leverage, nilai perusahaan- nya juga akan meningkat. Peningkatan cash flow right leverage memiliki arti bahwa hak kontrol yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali lebih meningkat dibandingkan dengan hak arus kas yang dimilikinya. Pe- megang saham pengendali yang terlibat di dalam perusahaan meskipun memiliki ken- dali yang meningkat atas perusahaan, tetapi pemegang saham pengendali tersebut akan menggunakan kendali yang dimilikinya un- tuk meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga berbeda de- ngan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Lemmon dan Lins (2001) melakukan penelitian di Asia Timur dan menemukan hasil bahwa cash flow right leverage berpengaruh negatif ter- hadap nilai perusahaan apabila pemegang saham pengendali terlibat dalam manaje- men dengan tingkat signifikasin sebesar 0,00. Selain itu, Siregar (2008) juga melaku- kan penelitian yang sejenis di Indonesia dan tidak berhasil membuktikan adanya penga- ruh cash flow right leverage terhadap nilai perusahaan apabila pemegang saham pe- ngendali terlibat dalam manajemen dengan tingkat keperca-yaan 5%.