laporan praktikum bumi dan Laporan Praktikum Lapo

Judul: Bumi

I.

KAJIAN TEORI

A. Definisi Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari matahari, di mana matahari
merupakan bintang terbesar, karena matahari dapat memancarkan
cahayanya dan merupakan sumber energi utama bagi bumi. Bumi
merupakan planet terbesar kelima dari delapan planet dalam tata
surya (Sulami: 2009)
Bumi adalah satu-satunya planet yang memiliki kehidupan. Hal ini karena
Bumi diselimuti oleh atmosfer yang suhunya sesuai dengan kebutuhan makhluk
hidup. Atmosfer memiliki peranan sangat penting bagi Bumi. Atmosfer berfungsi
untuk melindungi Bumi dari benda-benda langit dan dari sinar ultraviolet Matahari.
Sebelum jatuh ke Bumi, benda-benda langit akan terbakar karena bergesekan dengan
atmosfer.
Bumi memiliki gaya gravitasi yang menyebabkan benda-benda di Bumi tidak
melayang-layang di udara. Diameter Bumi sekitar 12.725 kilometer. Jarak Bumi ke
Matahari sekitar 150.000.000 kilometer. Kala revolusi Bumi mengelilingi Matahari

adalah 365,3 hari, sedangkan kala rotasi Bumi adalah 24 jam.
Bumi merupakan planet yang terbentuk kira-kira 250 juta tahun yang lalu.
Sebagian besar permukaan Bumi terdiri atas wilayah perairan dan sisanya berupa
daratan (Wijayanti: 2009)

1

2

B. Bagian-bagian Bumi
Bumi terdiri atas tiga bagian yaitu udara, air, dan bagian padat yang berlapis
yang terdiri atas atmosfer, hidrosfer, dan litosfer. Sedangkan secara struktur, lapisan
bumi terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1.

Kerak bumi merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan
kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan asam.

2.


Selimut atau selubung (mantel) merupakan lapisan yang terletak di bawah
lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat.

3.

Inti bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%),
nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km.

C. Pergerakan Bumi dan Bulan
1.

Rotasi Bumi
Bumi dan semua planet yang berada dalam sistem tata surya selalu berputar

pada porosnya. Gerakan Bumi berputar pada porosnya disebut rotasi. Bumi berputar
berlawanan dengan arah jarum jam yaitu dari barat ke timur. Perputaran bumi
sebesar 360° ditempuh dalam waktu 24 jam. Jadi setiap 1° bujur ditempuh selama 4
menit.


3

Akibat dari adanya rotasi bumi antara lain:
a.

Bumi Mengalami Pergantian Siang dan Malam
Bumi berputar pada porosnya selama 24 jam. Ketika berputar, bagian-bagian

bumi yang menghadap ke cahaya matahari mengalami siang dan bagian sebaliknya
akan mengalami malam. Siang dan malam akan terus berganti selama Bumi masih
berputar.
b. Matahari Terbit Dari Timur dan Terbenam di Barat.
Akibat gerak rotasi bumi dari barat ke timur maka Matahari terlihat bergerak
terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Pada keadaan sebenarnya
Matahari tidak bergeser. Gerakan matahari tersebut disebut gerak semu harian
matahari.
c.

Terjadinya Perbedaan dan Pembagian Waktu

Bumi berputar pada porosnya sejauh 360° penuh, dalam waktu 24 jam. Jadi 1°

ditempuh Bumi selama 4 menit. Oleh karenanya setiap daerah yang memiliki selisih
1° bujur berbeda waktunya 4 menit. Jadi setiap 15° bujur bumi memiliki selisih
waktu 1 jam. Sebagai patokan waktu dunia adalah bujur 0° yang ditetapkan di kota
Greenwich London, Inggris. Bujur 0° dinamakan meredian pangkal. Greenwich
sebagian bujur pangkal (0° ) dikenal sebagai Greenwich Mean Time (GMT).
Dunia terbagi atas 24 daerah waktu, terdiri atas dua bagian besar yaitu, Bujur
Barat dan Bujur Timur, masing-masing memiliki besar 180 ° . Angka 24 diperoleh
dari 360° /¿15° .

4

d. Terjadinya Gerakan Udara (Angin)
Saat berotasi, bagian-bagian bumi secara bergantian mendapat penyinaran
matahari. Penyinaran matahari pada bagian permukaan bumi tertentu mengakibatkan
pergantian suhu pada siang maupun malam hari (Wijayanti: 2009)
Udara selalu bergerak dari daerah dingin ke daerah panas. Udara bergerak dari
kutub utara dan kutub selatan ke arah khatulistiwa yang selalu bersuhu lebih tinggi.
Dari kutub utara udara berbelok ke kiri dan dari kutub selatan udara berbelok ke

kanan.
Di daerah terbatas juga terjadi gerakan udara. Matahari menyinari dan
memanasi daratan dan lautan. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas dan lautan
lebih lambat panas. Akibatnya udara bergerak dari laut ke darat. Terjadilah angin
laut. Pada malam hari, daratan lebih cepat dingin dan tekanan udara menjadi
maksimum. Sementara, lautan lebih panas dan tekanan udara minimum. Akibatnya,
udara akan bergerak dari darat ke laut. Saat itulah terjadi angin darat.
2.

Revolusi Bumi
Selain berputar pada porosnya (berotasi), Bumi juga mengelilingi Matahari.

Gerakan bumi mengelilingi Matahari dinamakan revolusi. Revolusi bumi dilakukan
bersama-sama dengan bulan.
Akibat yang terjadi karena adanya peristiwa revolusi bumi antara lain:
a.

Terjadinya Perubahan Musim

5


Beberapa negara mengalami musim semi, musim panas, musim gugur, dan
musim dingin bersalju. Juga ada negara yang hanya memiliki dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Musim datang bergantian karena saat berotasi dan
berevolusi posisi bumi miring kurang lebih 23,5° ke arah timur laut dari sumbu bumi
(Utara-Selatan).
Saat kutub utara condong ke Matahari, belahan bumi bagian utara akan
bertambah dekat dengan Matahari. Akibatnya bumi belahan utara akan mengalami
musim panas. Sebaliknya, bumi belahan selatan menjadi semakin jauh dari matahari
dan akan mengalami musim dingin. Antara musim panas dan musim dingin akan
terjadi musim semi dan musim gugur.
b. Terjadinya Gerak semu Tahunan Matahari
Revolusi bumi mengakibatkan terjadinya gerak semu tahunan matahari.
Artinya, Matahari seolah-olah terbit dari titik yang berbeda setiap periode tertentu
dalam satu tahun.
1) Posisi matahari tanggal 21 Maret, bila dilihat dari Bumi, Matahari terbit tepat di
sebelah timur dan terbenam tepat di sebelah barat. Posisi matahari tepat pada 0° .
2) Posisi matahari tanggal 21 Juni, bila dilihat dari Bumi, Matahari terbit tidak
tepat di sebelah timur namun bergeser sedikit ke utara. Sebenarnya, Bumilah
yang saat itu berada di selatan khatulistiwa pada posisi 23 ½° LS.


6

3) Posisi matahari tanggal 21 September, bumi bergerak sedikit ke atas dan
kembali sejajar dengan Matahari. Dan bila diamati, Matahari terbit tepat di
sebelah timur pada posisi 0° .
4) Posisi matahari tanggal 21 Desember, bumi mulai bergerak ke atas dan seolaholah Matahari berada di sebelah selatan. Pada kenyataannya Bumilah yang
berada pada posisi 23 ½° LU (di sebelah utara khatulistiwa)
3.

Revolusi Bulan
Ada 3 gerakan Bulan, yaitu berputar pada porosnya, berputar mengelilingi

Bumi dan bersama-sama Bumi mengelilingi Matahari. Bulan berputar mengelilingi
Bumi. Gerakan itu disebut revolusi. Itulah sebabnya Bulan disebut satelit bumi.
Dalam waktu bersamaan Bulan bersama-sama dengan Bumi mengelilingi Matahari.
Rotasi dan revolusi bulan mengelilingi Bumi membutuhkan waktu yang sama.
Itulah sebabnya wajah bulan yang terlihat dari Bumi selalu sama dari waktu ke
waktu.
D. Terjadinya Gerhana

Gerhana adalah peristiwa alam yang sangat menakjubkan.
Gerhana terjadi karena Bumi berputar mengelilingi Matahari dan
Bulan berputar mengelilingi Bumi. Orbitnya berbentuk elips
sehingga pada saat tertentu Bumi, Matahari dan bulan akan
berada dalam 1 garis lurus (Sudarmana: 2008)
1.

Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi apabila Bulan tidak terlihat karena tertutup oleh

bayangan bumi. Gerhana Bulan terjadi pada malam hari saat bulan purnama. Pada

7

saat itu Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus, di mana Bumi
berada di antara Bulan dan Matahari.
Ada dua macam gerhana bulan, yaitu gerhana bulan total dan gerhana bulan
sebagian. Gerhana bulan total terjadi jika seluruh bulan berada dalam bayang-bayang
inti bumi (umbra). Gerhana bulan sebagian terjadi jika bulan berada dalam bayangbayang kabur bumi (penumbra). Gerhana bulan dapat berlangsung selama 5-6 jam.
Namun demikian, gerhana bulan total hanya berlangsung lebih kurang 1 jam 40

menit.
Hal tersebut terjadi ketika Bumi bergerak ke kiri mengitari Matahari, Bulan
bergerak ke kiri mengitari Bumi dan Matahari. Karena arah bumi dan bulan sama,
maka waktu terjadi gerhana cukup lama. Tetapi, karena bulan bergerak lebih cepat
mengitari Bumi dibandingkan Bumi mengitari Matahari, maka gerhana usai setelah
lebih kurang 5 jam. Ibarat orang berjalan, Bumi dan Bulan seperti orang berjalan
beriringan.
2.

Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi karena matahari tertutup oleh bayangan bulan. Hal

tersebut terjadi karena jarak bulan ke Bumi jauh lebih dekat dibandingkan jarak
matahari ke Bumi. Jadi, jika dilihat Bulan dan Matahari hampir sama besar.
Gerhana matahari terjadi pada siang hari, saat bulan baru (bulan mati) dan
bulan purnama. Pada saat itulah Matahari, Bulan dan Bumi berada dalam satu garis
lurus, di mana Bulan berada di antara Bumi dan Matahari.

8


Gerhana terjadi hanya di sebagian permukaan bumi, karena ukuran bulan lebih
kecil dari bumi. Jadi, bayangan bulan hanya akan menimpa sebagian permukaan
bumi saja.
Ada 3 macam gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari
sebagian, dan gerhana matahari cincin. Permukaan bumi yang terkena bayangan inti
bulan (umbra) mengalami gerhana matahari total. Permukaan bumi yang dikenai
bayangan kabur bulan (penumbra) mengalami gerhana matahari sebagaian.
Gerhana matahari cincin terjadi pada saat jarak bulan ke Bumi berada pada titik
terjauh. Orbit bulan mengelilingi bumi adalah elips. Daerah yang terkena lanjutan
bayangan inti bulan (umbra) akan mengalami gerhana matahari cincin. Jadi gerhana
matahari cincin merupakan gerhana matahari total, dengan posisi bulan yang
menutupi bagian tengah dari matahari.
Gerhana matahari berlangsung sangat cepat, sekitar 5-7 menit. Ketika Bumi
bergerak ke kiri mengelilingi matahari, Bulan bergerak ke kiri juga saat mengitari
matahari. Karena terjadi arah yang berlawanan antara Bumi dan Bulan dalam
perjalanannya masing-masing, maka gerhana matahari berlangsung sangat cepat.
Ibaratnya orang berjalan berpapasan.
E. Pasang dan Surut Air Laut
Pasangnya air laut dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan dan matahari terhadap
bumi. Tetapi pasang terutama disebabkan oleh gaya gravitasi bulan karena jarak

antara bumi dengan bulan jauh lebih dekat daripada jarak antara bumi dengan

9

matahari. Jika antara gravitasi bulan dan gravitasi matahari bekerja dalam arah yang
sama akan terjadi pasang yang sangat besar.
Untuk setiap kali bulan melintasi meridian, akan terjadi dua pasang yang utama
karena pengaruh gravitasi bulan. Dalam satu bulan terdapat dua pasang purnama dan
dua pasang perbani. Di mana pasang purnama di tandai dengan pasang terkecil.
Pasang purnama terjadi pasang yang terbesar karena gaya gravitasi bulan dan
gaya gravitasi matahari bekerja pada arah yang sama. Pasang purnama terjadi pada
bulan purnama dan bulan baru. Pasang perbani terjadi karena gaya gravitasi matahari
dan gravitasi bulan membentuk sudut 90° . Pasang perbani terjadi pada bulan
seperempat.
Antara dua pasang tersebut terjadi surut. Pada keadaan surut, air laut mundur
ke tengah laut sehingga pantai terlihat kering. Di selat yang sempit dan muara sungai
perbedaan tingginya permukaan air laut pada saat pasang dan pada saat surut bisa
mencapai 16 meter. Tetapi, di laut terbuka perbedaannya hanya sekitar 3 meter.

10

II. PELAKSANAAN PRATIKUM
A. Pratikum I: Gunung Meletus
1.

Alat

a.

Botol plastik bekas ukuran kecil atau sedang.

b.

Sedotan untuk mengaduk.

c.

Kertas timah atau aluminium foil.

d.

Gunting atau cutter

2.

Bahan

a.

Cuka.

b.

Soda kue.

c.

Bahan pewarna merah.

d.

Sabun cair.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pengamatan.

b.

Memotong botol plastik kecil menjadi dua bagian dan mengambil bagian
bawahnya sebagai guung merapi.

c.

Melapisi botol plastik dengan aluminium foil.

d.

Membentuk aluminium foil mengikuti bentuk dasar botol plastik sehingga
menyerupai pegunungan.

e.

Memasukkan soda kue ke dalam botol yang dilapisi alumium foil.

11

f.

Menambahkan bahan pewarna merah dan mengaduk sampai rata, sehingga
terlihat merah.

g.

Menambahkan sabun cair dan mengaduk sampai rata.

h.

Meletakkan botol yang sudah diisi soda kue, pewarna, dan sabun cair, di atas
bidang datar, lantai atau meja.

i.

Memasukkan cuka sedikit demi sedikit ke dalam botol yang berisi soda kue,
pewarna, dan sabun cair. Kemudian mengamati apa yang terjadi.

j.

Cuka akan bereaksi dengan soda kue yang mengakibatkan soda kue meluap ke
atas dan keluar melewati bagian atas botol yang ditutup aluminium foil. Dan
turun mirip dengan material lava yang sedang dikeluarkan gunnung api yang
sedang meletus.

k.

Membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.

12

B. Pratikum II: Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
1.

Alat

a.

Senter.

b.

Globe.

c.

Bola tenis.

d.

Dudukan lampu.

2.

Bahan

a.

Benang.

b.

Selotip kecil.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pengamatan.

b.

Meletakkan globe di atas meja. Jika tidak ada globe, bisa menggunakan bola
sepak plastik atau kertas koran yang dibuat bulat.

c.

Mengikat bola tenis dengan tali, kemudian menggantungkannya pada dudukan
bola.

d.

Meletakkan bola di belakang globe.

e.

Menyalakan senter, kemudian mengarahkan cahaya pada globe dan bola tenis
sehingga membentuk garis lurus. Dan mengamati apa yang terjadi.

f.

Meletakkan bola tenis di depan globe.

g.

Menyalakan senter, kemudian mengarahkan cahaya pada bola tenis dan globe
sehingga membentuk garis lurus. Dan mengamati apa yang terjadi.

13

h.

Membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

III. HASIL PENGAMATAN PRATIKUM
A. Hasil Pengamatan Pratikum 1: Gunung Meletus

14

B. Hasil Pengamatan Pratikum II: Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana
Matahari

15

IV. ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRATIKUM
A. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum I: Gunung Meletus
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa botol plastik bekas ukuran
kecil atau sedang, sedotan untuk mengaduk, kertas timah atau aluminium foil, , dan
gunting atau cutter. Bahan berupa cuka, soda kue, bahan pewarna merah, dan sabun
cair. Pengamat kemudian menggunting atau memotong botol bekas ukuran kecil
menjadi 2 bagian dan megambil bagian bawah botol sebagai wadah atau gunung
merapi. Pengamat selanjutnya membentuk aluminium foil menjadi segitiga dan
melapisi bagian bawah botol tadi dan membentuknya hingga menyerupai bentuk
gunung merapi. Pengamat kemudian memasukkan soda kue ke dalam wadah gunung
berapi dan menambahkan bahan pewarna merah sedikit demi sedikit dan
mengaduknya sampai rata. Pengamat selanjutnya menambahkan sabun cair ke dalam
wadah gunung berapi yang sebelumnya telah diberi soda kue dan pewarna merah.
Pengamat kemudian memasukkan cuka sedikit demi sedikit dan melihat apa yang
terjadi pada campuran soda kue, pewarna merah dan sabun cair pada gunung merapi
tersebut. Pengamat selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah campuran soda kue, pewarna merah, dan sabun
cair akan bereaksi dengan cuka yang mengakibatkan campuran tersebut keluar dari

16

wadah dan meluap-luap ke atas layaknya material lava yang sedang di keluarkan
oleh gunung berapi yang sedang meletus.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa, gunung meletus terjadi
karena adanya natrium bikarbonat yang dicampurkan dengan sabun, tidak akan
menghasilkan reaksi karena natrium bikarbonat dan sabun cair bersifat basa. Namun
ketika dicampurkan dengan asam klorida (HCl) maka, akan menghasilkan reaksi
yang membentuk gelembung yang mengakibatkan cairan meletup keluar. Dan jika
diibaratkan dengan gunung berapi maka peristiwa tersebut meunjukkan aktivitas
magma di dalam perut bumi.

17

B. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum II: Terjadinya Gerhana Bulan dan
Gerhana Matahari
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa senter, globe, bola tenis, dan
dudukan lampu. Bahan berupa benang dan selotip kecil. Pengamat kemudian
meletakkan globe di atas meja. Selanjutnya, pengamat menggantung bola tenis
dengan menggunakan benang dan selotip pada dudukan bola. Pengamat kemudian
meletakkan bola tenis di belakang globe, dengan bola tenis sebagai bulan, dan globe
sebagai Bumi. Pengamat selanjutnya meletakkan senter di depan bola tennis, dengan
senter sebagai matahari. Pengamat kemudian menyalakan senter dan mengarahkan
cahayanya pada globe dan bola tenis sehingga membentuk garis lurus. Pengamat
kemudian mengamati apa yang terjadi. Setelah melakukan pengamatan pertama,
pengamat selanjutnya memindahkan bola tenis ke belakang globe dan menyalakan
kembali lampu senter dan mengarahkan cahayanya pada globe dan bola tenis.
Pengamat kemudian mengamati apa yang terjadi.
Hasil yang diperoleh adalah pada saat senter sejajar dengan bola tenis, dan
globe, serta membentuk garis lurus maka, daerah yang tertutup oleh bola tenis tidak
akan mendapat cahaya lampu senter. Begitupula pada saat senter, globe dan bola
tenis berada pada garis lurus maka bola tenis tidak akan mendapat cahaya dari lampu
senter.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa pada saat lampu senter, bola
tenis dan globe membentuk garis lurus maka akan terjadi gerhana matahari.

18

Sedangkan pada saat lampu senter, globe, dan bola tenis membentuk garis lurus
maka akan terjadi gerhana bulan.

19

V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan Pratikum I: Gunung Meletus
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
B. Kesimpulan Pratikum II: Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana
Matahari
Disebut gerhana bulan apabila matahari, bumi, dan bulan berada pada satu
garis lurus. Sehingga bulan tidak mendapat cahaya matahari karena terhalang oleh
bumi. Gerhana bulan terjadi pada malam hari. Sedangkan disebut gerhana matahari
apabila matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus. Sehingga sinar
matahari tidak sampai di bumi karena terhalang oleh bulan. Gerhana matahari terjadi
pada siang hari.

20

DAFTAR PUSTAKA

Foster, Bob. 2006. Eksplorasi Sains Fisika SMP Kelas 3. Bandung: Penerbit Erlangga.
Leyn, Pama dan Surono. 2010. IPA 6 SD/MI Kelas 6. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar SMP
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudarmana, dkk. 2008. IPA Terpadu dan Kontekstual SMP Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sulami dan Wijayanti. 2009. Sains IPA 6. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Tim Dosen. 2015. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 1 Kumpulan Percobaan
Menarik. Makassar: FIP UNM.