BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN INDONESIA

BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1

Pengambilan Data
Adapun sketsa lapangan pada praktikum “Pengikatan ke Muka” serta “Perhitungan Beda
Tinggi” adalah sebagai berikut.

Gambar 5.1 Sketsa Lapangan Praktikum “Pengikatan ke Muka” serta “ Perhitungan Beda Tinggi”

Adapun data yang telah diambil pada praktikum “Pengikatan Ke Muka” serta “Perhitungan
Beda Tinggi” adalah sebagai berikut.
Posisi
Alat

Tinggi
Alat

C

1.465


D

1.612

Titik
Bidik
D
G
C
G

Bacaan Sudut Horisontal
Derajat
Menit
Detik
226
28
0
247

27
40
67
26
55
217
41
45

Bacaan Sudut Vertikal
Derajat
Menit
Detik
95
29
30
68
31
55
95

40
15
61
16
0

Tabel 5.1 Pengambilan Data Muzani Ali Shodiqin

Posisi
Alat

Tinggi
Alat

A

1.490

B


1.420

Titik
Bidik
B
G
A
G

Bacaan Sudut Horisontal
Derajat
Menit
Detik
122
40
55
240
11
45
48

42
30
359
8
35

Bacaan Sudut Vertikal
Derajat
Menit
Detik
95
31
50
70
1
5
95
30
55
72

37
50

Tabel 5.2 Pengambilan Data M. Aldila Syariz

Posisi
Alat

Tinggi
Alat

B

1.321

C

1.529

Titik

Bidik
C
G
B
G

Bacaan Sudut Horisontal
Derajat
Menit
Detik
23
1
19
54
21
27
23
3
4
243

52
29

Bacaan Sudut Vertikal
Derajat
Menit
Detik
95
33
28
72
38
42
95
35
0
68
35
19


Tabel 5.3 Pengambilan Data Sarkawi Jaya Harahap

17

18
Posisi
Alat

Tinggi
Alat

B

1.421

C

1.450

Titik

Bidik
C
G
B
G

Bacaan Sudut Horisontal
Derajat
Menit
Detik
160
6
31
11
26
52
20
3
52
240

53
6

Bacaan Sudut Vertikal
Derajat
Menit
Detik
95
24
25
72
38
23
95
22
54
68
31
51

Tabel 5.4 Pengambilan Data Jisby Rara Dualembang

Posisi
Alat

Tinggi
Alat

C

1.530

D

1.479

Titik
Bidik
D
G
C
G

Bacaan Sudut Horisontal
Derajat
Menit
Detik
226
25
25
247
25
25
67
18
32
277
3
45

Bacaan Sudut Vertikal
Derajat
Menit
Detik
95
35
50
68
25
25
95
29
39
61
28
55

Tabel 5.5 Pengambilan Data I Gede Awantara

Posisi
Alat

Tinggi
Alat

A

1.571

B

1.380

Titik
Bidik
B
G
A
G

Bacaan Sudut Horisontal
Derajat
Menit
Detik
129
51
24
247
19
20
42
45
57
353
12
5

Bacaan Sudut Vertikal
Derajat
Menit
Detik
95
59
14
70
5
55
95
20
10
72
34
15

Tabel 5.6 Pengambilan Data Finna Sudjianto

Adapun sketsa lapangan pada praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan
Metode Polar” adalah sebagai berikut.

Gambar 5.2 Sketsa Lapangan Praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan Metode Polar”

Adapun data yang telah diambil pada praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal
Menggunakan Metode Polar” adalah sebagai berikut.

Jari-jari
Sudut Busur

Panjang (m)
160.94
-

Derajat
30

Menit
41

Detik
14

Tabel 5.7 Pengambilan Data Praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan Metode Polar”

19
Setelah kegiatan Staking Out selesai, dilakukan pengambilan data jarak antar patok dengan
kelompok lainnya (kelompok 5 dan kelompok 6) dengan data sebagai berikut.

Nama
Patok

Terhadap
Kelompok

Patok
A
Patok
B
Patok
C
Patok
D
Patok
E

Kel. 5
Kel. 6
Kel. 5
Kel. 6
Kel. 5
Kel. 6
Kel. 5
Kel. 6
Kel. 5
Kel. 6

Pengambilan Data Oleh (dalam meter)
Sarkawi
M. Aldila
Jisby Rara
I Gede
Jaya
Syariz
Dualembang Awantara
Harahap
10.233
10.211
10.245
10.223
13.647
13.645
13.647
13.648
10.224
10.231
10.225
10.219
6.122
6.125
6.119
6.123
26.209
26.112
26.107
26.112
17.790
17.782
17.787
17.785
35.966
35.972
35.977
35.969
26.010
26.007
26.005
26.004
40.009
40.016
40.013
40.012
31.356
31.357
31.354
31.354

Muzani
Ali
Shodiqin
10.215
13.640
10.225
6.121
26.111
17.789
35.978
26.001
40.018
31.350

Finna
Sudjianto
10.119
13.643
10.230
6.118
26.103
17.786
35.976
26.002
40.012
31.353

Tabel 5.8 Pengambilan Data Jarak Antar Patok

5.2

Pengolahan Data
Adapun pengolahan data dari praktikum “Pengikatan ke Muka” serta “Perhitungan Beda
Tinggi” adalah sebagai berikut.
 Pengolahan Data Segitiga I
(
)
 Pengolahan Data M. Aldila Syariz
(

Dari Titik A
Koordinat Titik B

)

20
Koordinat Titik G

Dari Titik B
Koordinat Titik G

 Pengolahan Data Finna Sudjianto
(

Dari Titik A
Koordinat Titik B

Koordinat Titik G

)

21
Dari Titik B
Koordinat Titik G

 Rata-rata Koordinat B

 Pengolahan Data Segitiga II
(
)
 Pengolahan Data Sarkawi Jaya Harahap
(
(

Dari Titik B
Koordinat Titik C

Koordinat Titik G

)
)

22
Dari Titik C
Koordinat Titik G

 Pengolahan Data Jisby Rara Dualembang
(
(

Dari Titik B
Koordinat Titik C

Koordinat Titik G

Dari Titik C
Koordinat Titik G

)
)

23
 Rata-rata Koordinat Titik C

 Pengolahan Data Segitiga III
(

 Pengolahan Data Muzani Ali Shodiqin
(
(

Dari Titik C
Koordinat Titik D

Koordinat Titik G

Dari Titik D
Koordinat Titik G

)
)

)

24
 Pengolahan Data I Gede Awantara
(
(

Dari Titik C
Koordinat Titik D

Koordinat Titik G

Dari Titik D
Koordinat Titik G

 Rata-rata Koordinat Titik D

)
)

25
 Koordinat Rata-rata Titik G
(
(

)

(

)

Dalam praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan Metode Polar”, dipilih
titik A sebagai tempat berdiri alat. Adapun pengolahan data praktikum ini adalah sebagai berikut.
 Mencari besar panjang tali busur
(

 Mencari besar sudut polar
(

)

)

 Mencari jarak titik A (berdiri alat) terhadap titik lainnya
(

)

(

)

(

)

Setelah melakukan praktikum tersebut, dilakukan penghitungan jarak antar patok terhadap
patok kelompok lain dengan data pengambilan pada Tabel 5.8. Adapun pengolahan data
penghitungan jarak antar patok dengan kelompok lain ini adalah sebagai berikut.
 Mencari jarak antar patok terhadap patok kelompok 5

 Mencari jarak antar patok terhadap patok kelompok 6

26

5.3

Hasil Pengolahan Data
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan koordinat titik A(0, 0, 0) m, koordinat titik B
(12.625, -8.100, 0.018) m, koordinat titik C(2.631, -19.286, 0.039) m, koordinat titik D(-10.565,
-26.418, 0.080) m, dan koordinat titik G(-44.810, -25.509, 20.307) m.
Adapun analisa hasil pengolahan data “Pengikatan ke Muka” oleh tiap anggota kelompok
adalah sebagai berikut.
 Analisa Data Muzani Ali Shodiqin
Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Muzani Ali Shodiqin dan kemudian dibandingkan
dengan pengukuran yang sama dalam satu segitiga (segitiga III) yaitu pengukuran yang
dilakukan oleh I Gede Awantara, ada perbedaan koordinat yang mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu :
- Pengukuran dilakukan pada pukul 12.00 WIB, dimana alat mendapatkan gangguan yang
disebabkan oleh panasnya sinar matahari sehingga hasilnya pun kurang memuaskan.
- Pada pengukuran ini dilakukan hanya sekali sehingga datanya tidak bisa dikoreksi dengan
data lain
- Kurangnya konsentrasi dalam pembacaan alat karena mata kurang sehat dan alat tidak
digital
 Analisa Data M. Aldila Syariz
Dilihat dari hasil pengolahan data, terdapat banyak perbedaan hasil pengolahan data
koordinat yang dilakukan oleh tiap anggota kelompok. Hasil koordinat titik B yang dilakukan
oleh M. Aldila Syariz dan Finna Sudjianto (Segitiga I) memiliki perbedaan yang tidak terlalu
signifikan. Selain itu, hasil perhitungan koordinat titik G (tinggi penangkal petir di gedung
Teknik Geomatika ITS) juga memilik perbedaan perhitungan yang dilakukan oleh tiap anggota
kelompok lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurang tepatnya anggota kelompok
dalam membidik objek, kurang tepat dalam pembacaan sudut horizontal dan sudut vertikal,
serta faktor pengukuran yang dilakukan dari pagi hingga siang yang dapat menyebabkan
penyimpangan.
 Analisa Data Sarkawi Jaya Harahap
Koordinat titik G (X, Y,Z) dengan titik kontrol titik B dan titik C memiliki koordinat X = -44,300
m; Y = 25,379 m; Z = 20,125 m. Jika dibandingkan dengan pengukuran lain dengan titik kontrol
yang sama memiliki perbedaan sampai cm dimana X=26 cm, Y=0,6 cm Z=13cm. Dan jika kita
bandingkan lagi dengan hasil pengukuran titik G dengan titik kontrol A dan B (Segitiga I)
memiliki selisih sampai cm (X= 16.5 cm ; Y=0 cm ; Z=5 cm). Tetapi jika dibandingkan dengan
pengukuran dari titik kontrol C dan D ( Segitiga III) memiliki selisih yang jauh (X= 1,551 m ;
Y=45,5 cm; Z=68,4 cm). Dari hasil tersebut kita bisa menyimpulkan perbedaan hasil
pengukuran koordinat G (X, Y, Z) disebabkan beberapa faktor seperti : pembidikan sasaran
ujung petir yang kurang tepat, serta adanya perbedaan waktu pengukuran pagi dan siang,
sehingga memilki penyimpangan dalam pembacaan sudut vertikal maupun horisontal.
 Analisa Data Jisby Rara Dualembang
Dari hasil diatas dapat dianalisa bahwa hasil perhitungan koordinat titik C (Xc, Yc, hc) adalah
sama. Hal ini dapat terjadi karena hasil pengukuran yang didapatkan baik itu pengukuran sudut
horisontal dan sudut vertikal untuk pengukuran koordinat titik C hasilnya tidak memiliki
perbedaan yang jauh sehingga hasil akhir koordinat C memiliki hasil yang sama. Dari tabel
diatas dapat dianalisa hasil pengolahan data jisby untuk koordinat G memiliki perbedaan dari
titik B dan dari titik C yaitu :

27
a. Koordinat XG memiliki perbedaan 0,001 meter atau 1 mm
b. Koordinat YG memiliki hasil yang sama
c. Koordinat hG memiliki perbedaan 0,175 meter
Dari hasil pengolahan data Jisby Rara Dualembang jika dibandingkan dengan hasil pengolahan
data Sarkawi Jaya Harahap memiliki perbedaan untuk Koordinat G baik dari titik B maupun dari
titik C yaitu :
a. Koordinat G dari titik B,
XG memiliki perbedaan 2,7 cm
YG memiliki perbedaan 6 mm
hG memiliki perbedaan 0,115 meter
b. Koordinat G dari titik C,
XG memiliki perbedaan 2,6 cm
YG memiliki perbedaan 6 mm
hG memiliki perbedaan 1,3 cm
Perbedaan hasil tersebut diatas terjadi dikarenakan adanya perbadaan bacaan sudut vertikal
dan sudut horisontal terhadap titik G.
 Analisa Data I Gede Awantara
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan koordinat G ( X,Y,Z ) yang diamati dari segitiga III
memiliki perbedaan hasil dengan perhitungan lainnya. Dari hasil perbandingan dengan
perhitungan yang lain, koordinat G ( X,Y,Z ) dari segitiga III rata-rata memiliki selisih 1 meter
dengan hasil perhitungan yang lain. Dilihat secara keseluruhan koordinat titik G yang diambil
dari 3 segitiga yang berbeda sudah memiliki pendekatan hasil. Tetapi hasil perhitungan
koordinat G dari segitiga III memili hasil yang cukup jauh berbeda. Hal ini bisa dikarenakan oleh
Kesalahan dalam melakukan pengukuran sudut horisontal dan vertikal menggunakan alat
Theodolit. Pembidikan sasaran yang berupa penangkal petir di atas gedung kurang tepat juga
karena faktor cuaca di siang hari yang sangat terik mengakibatkan adanya kesalahan
pembacaan koordinat vertikal dan horisontalnya. Dapat diduga juga dalam perhitungan jarak
yang menggunakan roll meter kurang teliti dan akurat.
 Analisa Data Finna Sudjianto
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh M. Aldila Syariz dan Finna Sudjianto, terdapat
selisih koordinat titik G. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Pembacaan sudut horisontal dan sudut vertikal
2. Arah bidikan yang berbeda
3. Kondisi mata pembaca yang berbeda
Setelah dilakukan analisa oleh setiap anggota kelompok, dapat disimpulkan bahwa
perbedaan koordinat yang didapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu perbedaan pandangan
dalam pembacaan bacaan sudut horisontal serta vertikal, perbedaan bidikan (dalam hal ini
dikarenakan objek terlalu kecil, seperti contoh ujung paku payung dan ujung menara penangkal
petir), serta pengukuran yang dilakukan di siang hari yang sangat rentan akan terjadinya defraksi.
Pada praktikum staking out, selanjutnya dilakukan analisa tentang jarak antar patok dengan
patok kelompok lain. Dari data di atas, didapatkan bahwa perhitungan jarak antar patok dengan
patok kelompok lain yang dilakukan oleh tiap anggota kelompok terdapat perbedaan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi alat ukur roll meter yang ujungnya terlepas
sehingga perhitungan jarak harus dimulai dengan acuan 1 m pada roll meter, perbedaan
pandangan akan lurus tidaknya roll meter terhadap dua patok yang diukur jaraknya, serta
konsentrasi tiap anggota kelompok yang berkurang disebabkan oleh panasnya sinar matahari di
saat melakukan pengukuran.