Perlindungan Hukum Bagi Pengusaha Indone

Perlindungan Hukum Bagi
Pengusaha I ndonesia Dalam
Hubungan I ndust rial:
Makin Tergerus
Dr. Bam bang Supriyant o, SH, MH
Bali, 13 Novem ber 2013

1

Pert im bangan UU No 13 Tahun 2003
• Bagian “ Menim bang” dari UndangUndang No 13 Tahun 2003 Tent ang
Ket enagakerj aan ( UUK) , pada huruf
b berbunyi :
“ bahwa dalam pelaksanaan
pem bangunan nasional, t enaga kerj a
m em punyai peranan dan kedudukan
yang sangat pent ing sebagai pelaku
dan t uj uan pem bangunan”
• Peran pengusaha t idak pent ing ?
2


Put usan Nom or 012/ PUU- I / 2003
• Put usan Nom or 012/ PUU- I / 2003, diucapkan
Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal
28 Okt ober 2004.
• Dam pak: dapat berupa dalam hal pekerj a
m elakukan perbuat an pidana, pengusaha t idak
dapat lagi langsung m elakukan PHK, kecuali
bila sudah ada put usan pengadilan pidana yang
t elah m em punyai kekuat an hukum t et ap ( perlu
wakt u sekit ar 1- 3 t ahun) .
• Sebelum put usan MK, pengusaha dapat
langsung m elakukan PHK t erhadap pekerj a
yang m elakukan perbuat an pidana, dengan
syarat- syarat t ert ent u.

3

Put usan Nom or 19/ PUU- I X/ 2011
• Put usan Nom or 19/ PUU- I X/ 2011, diucapkan Maj elis
Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 13 Juni

2012.
• Dam pak: sebelum adanya put usan MK t ersebut ,
pengusaha dapat m elakukan PHK karena alasan
efisiensi. Set elah adanya put usan MK, PHK karena
alasan efisiensi hanya dapat dilakukan bila
perusahaan t ut up perm anen secara keseluruhan.
• Secara logika, bila perusahaan t ut up, t ent u t idak
lagi diperlukan alasan efisiensi. PHK yang dilakukan
t ersebut , adalah dengan alasan karena perusahaan
t ut up.
• Se h a r u sn ya , pe r u sa h a a n ya n g t e r le bih da h u lu
m e n ga j u k a n u j i m a t e r i u n da n g- u n da n g
4

Put usan Nom or: 58/ PUU-VI I / 2011
• Put usan Nom or: 58/ PUU-VI I / 2011, diucapkan
Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 16 Juli
2012.
• Dam pak: pekerj a dapat m engaj ukan perm ohonan
pem ut usan hubungan kerj a ( dengan pem bayaran

Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerj a, dan
Uang Penggant ian Hak) kepada lem baga penyelesaian
perselisihan hubungan indust rial dalam hal pengusaha
t idak m em bayar upah t epat wakt u yang t elah
dit ent ukan selam a 3 ( t iga) bulan, t idak lagi
disyarat kan harus 3 ( t iga) bulan bert urut- t urut .
• Sebelum put usan MK, disyarat kan ket erlam bat an
pengusaha m em bayar upah harus secara bert urutt urut dalam 3 ( t iga) bulan.

5

Put usan Nom or 37/ PUU- I X/ 2011
• Put usan Nom or 37/ PUU- I X/ 2011, diucapkan
Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 6
Sept em ber 2011.
• Dam pak: pengusaha m em bayar upah proses,
sam pai adanya put usan pengadilan yang t elah
m em punyai kekuat an hukum t et ap ( sekit ar 612 bulan, bila sam pai pada Put usan Kasasi,
Peninj auan Kem bali oleh Mahkam ah Agung) .
• Sebelum adanya put usan MK, pada um um nya

pengusaha m em bayar upah upah proses
sebat as sam pai keluarnya put usan Pengadilan
Hubungan I ndust rial ( sekit ar 3- 6 bulan) .
6

Put usan Nom or 27/ PUU- I X/ 2011
• Put usan Nom or 27/ PUU- I X/ 2011, diucapkan Maj elis
Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 17 Januari
2012.
• Dam pak: Berdasarkan put usan MK yang m endasarkan
pada TUPE ( Transfer of Undert aking of t he Prot ect ion
for Em ploym ent ) , perusahaan pem beri kerj a, t erpaksa
t urut bert anggung j awab at as sem ua biaya unt uk
t erj am innya dan t erpenuhinya hak- hak pekerj a
out sourcing sebagai akibat dari kesinam bungan m asa
kerj a pekerj a out sourcing bila pekerj a out sourcing
m elakukan pekerj aan yang t erus m enerus ada dari
perusahaan pem beri kerj a.
• Sebelum put usan MK, perusahaan pem beri kerj a t idak
perlu t urut bert anggung j awab at as hal t ersebut .


7

Put usan Nom or 100/ PUU-X/ 2012
• Put usan Nom or 100/ PUU-X/ 2012, diucapkan Maj elis
Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 19 Sept em ber
2013.
• Dam pak: bat as daluwarsa 2 ( dua) t ahun unt uk
m enunt ut pem bayaran pekerj a yang diberikan secara
kurang t idak ada lagi. Set elah put usan MK,
kekurangan pem bayaran oleh pengusaha kepada
pekerj a, dapat t et ap dit unt ut kapan saj a, t anpa bat as
wakt u. Pengusaha “ t erancam ” harus t et ap
bert anggung j awab m em bayar kekurangan
pem bayaran, t anpa bat as wakt u, bila t erj adi.
Kekurangan bayar oleh pengusaha yang dit unt ut
m isalnya 20 ( dua puluh) t ahun kem udian, akan
m encakup bunga yang t idak sedikit j um lahnya.
• Sebelum nya ada bat as wakt u daluwarsa t unt ut an
pekerj a unt uk hal t ersebut

8

Ket ent uan UU 13/ 2003 m erugikan
Pengusaha
• Bila dicerm at i lebih seksam a, dalam
UU 13/ 2003 cukup banyak t erdapat
hal- hal yang t erasa m erugikan
kepent ingan pengusaha.
• Hal- hal t ersebut dapat dibukt ikan
berakibat pada kerugian hak
konsit usional pengusaha sebagai
bagian dari m asyarakat I ndonesia
yang dij am in oleh Konst it usi.
9

Core dan Non Core Dalam Out sourcing
• I ndonesia adalah negara sat u- sat unya di dunia
yang m engat ur boleh t idaknya m elakukan
pem borongan pekerj aan dikait kan dengan
apakah pekerj aan t ersebut t erm asuk core at au

non core.
• Sem ua pengusaha t ahu sendiri pekerj aan m ana
yang perlu diborongkan dan j angan
diborongkan.
• Pekerj aan yang core past i t idak akan
diborongkan karena m enyangkut kualit as,
kerahasiaan, dan t erkait dengan “ urat nadi”
at au hidup- m at inya kegiat an bisnisnya.
10

Syarat out sourcing pem borongan
pekerj aan
a. dilakukan secara t erpisah dari kegiat an
ut am a;
b. dilakukan dengan perint ah langsung at au
t idak langsung dari pem beri pekerj aan;
c. m e r u pa k a n k e gia t a n pe n u n j a n g
pe r u sa h a a n se ca r a k e se lu r u h a n ; dan
d. t idak m engham bat proses produksi secara
langsung


11

Syarat out sourcing m enggunakan
pekerj a - PPJP
• Pekerj a dari perusahaan penyedia j asa
t idak boleh digunakan oleh pem beri
kerj a unt uk m elaksanakan kegiat an
pokok at au kegiat an yang berhubungan
langsung dengan proses produksi,
• kecuali unt uk k e gia t a n j a sa
pe n u n j a n g at au kegiat an yang t idak
berhubungan langsung dengan proses
produksi.
12

PERATURAN BANK INDONESIA
NOMOR: 13/ 25 /PBI/2011
TENTANG
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI

BANK UMUM
YANG MELAKUKAN PENYERAHAN
SEBAGIAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN
13

KEGI ATAN PEKERJAAN BANK
Pasal 4
(1) Dalam rangka Alih Daya, kegiat an Bank dikat egorikan
sebagai berikut :
a. kegiatan usaha; dan
b. kegiatan pendukung usaha.
(2) Dalam set iap kegiat an usaha dan kegiat an pendukung
usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t erdiri
at as serangkaian pekerj aan pokok dan pekerj aan
penunj ang.
(3) Bank hanya dapat melakukan Alih Daya at as pekerj aan
penunj ang pada alur kegiat an usaha Bank dan pada
alur kegiat an pendukung usaha Bank.
14


PEKERJAAN DALAM BANK

KEGIATAN
USAHA BANK
CORE
• Pe k e r j a a n Pok ok
• Pe k e r j a a n Pe n u n j a n g

KEGIATAN
PENDUKUNG
USAHA BANK
NON CORE
• Pe k e r j a a n Pok ok
• Pe k e r j a a n Pe n u n j a n g

15

KEGI ATAN USAHA BANK ( CORE)
• Kegiat an usaha Bank adalah sebagaim ana dim aksud

dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang- Undang Nom or 7
Tahun 1992 t ent ang Perbankan sebagaim ana t elah
diubah dengan Undang- Undang Nom or 10 Tahun 1998
sert a Pasal 19 dan Pasal 20 Undang- Undang Nom or 21
Tahun 2008 t ent ang Perbankan Syariah.
Ke gia t a n usa ha Ba nk ( cor e ) ant ara lain:
1. penghim punan dana dari m asyarakat ( funding) ,
2. pem berian kredit / pem biayaan ( lending/ financing) ,
3. m em beli, m enj ual, at au m enj am in at as risiko sendiri
m aupun unt uk kepent ingan dan at as perint ah
nasabahnya.

16

KEGI ATAN PENDUKUNG
USAHA BANK ( NON CORE)
Ke gia t a n pe ndu k un g usa h a Ba n k ( n on cor e )
adalah kegiat an lain yang dilakukan Bank di luar
kegiat an usaha Bank, ant ara lain:
1. kegiat an yang t erkait dengan sum ber daya
m anusia,
2. m anaj em en risiko,
3. kepat uhan,
4. int ernal audit ,
5. akunt ing dan keuangan,
6. t eknologi inform asi,
7. logist ik dan pengam anan.

17

Pekerj aan Pokok
Pekerj aan pokok adalah pekerj aan
yang harus ada dalam alur k e gia t a n
u sa h a at au alur k e gia t a n
pe n du k u n g u sa h a Ba n k , sehingga
apabila pekerj aan t ersebut t idak ada
m aka kegiat an dim aksud akan sangat
t erganggu at au t idak t erlaksana
sebagaim ana m est inya.
18

Cont oh Pekerj aan Pokok
Cont oh pekerj aan pokok:
a . Pa da a lu r k e gia t a n u sa h a Ba n k d
1. dalam kegiat an pem berian kredit
ant ara lain analisis kelayakan dan
perset uj uan kredit ,
2. pada alur kegiat an penghim punan
dana ant ara lain pekerj aan cust om er
service, cust om er relat ion dan t eller.

19

Cont oh Pekerj aan Pokok
Cont oh pekerj aan pokok:
b. Pa da a lu r k e gia t a n pe n du k u n g
usaha Bank
1. dalam kegiat an m anaj em en risiko ant ara
lain pekerj aan analisis risiko,
2. Dalam pengem bangan organisasi dan
pengelolaan sum ber daya m anusia
ant ara lain pekerj aan perencanaan dan
pengem bangan organisasi sert a
perencanaan sum ber daya m anusia,
3. Dalam kegiat an pengendalian int ernal
ant ara lain pekerj aan audit int ernal.

20

Pekerj aan Penunj ang
Pekerj aan penunj ang adalah pekerj aan
dalam alur kegiatan usaha at au alur
kegiatan pendukung usaha Bank, yang
apabila pekerj aan t ersebut t idak ada maka
kegiat an pokok masih dapat t erlaksana
t anpa gangguan yang berart i.

21

Cont oh pekerj aan penunj ang
a . Pa da a lu r k e gia t a n u sa h a Ba n k
( cor e ) dalam kegiat an pem berian kredit
ant ara lain pekerj aan call cent er, pem asaran
( t elem arket ing, direct sales at au sales
represent at ive) dan penagihan kredit .
b. Pa da a lu r k e gia t a n pe n du k u ng ( n on
cor e ) usaha ant ara lain pekerj aan yang
dilakukan oleh sekret aris, agendaris,
resepsionis, pet ugas kebersihan, pet ugas
keam anan, pram ubakt i, kurir, dat a ent ry dan
pengem udi.
22

Pekerj aan Penunj ang
Pasal 5
( 1) Pekerj aan penunj ang sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 4 ayat ( 3) paling
kurang m em enuhi krit eria sebagai
berikut :
a. berisiko rendah;
b. t idak m em but uhkan kualifikasi
kom pet ensi yang t inggi di bidang
perbankan; dan
c. t idak t erkait langsung dengan proses
pengam bilan keput usan yang
m em pengaruhi operasional bank
23

Pekerj a m engundurkan diri
• Ket ent uan t ent ang pengunduran diri,
pekerj a m engaj ukan pengunduran
diri 30 ( t iga puluh) hari sebelum nya.
• Tidak ada perlindungan hukum bagi
pengusaha bila pekerj a m elanggar
ket ent uan t ersebut .

24

Larangan PHK karena pekerj a
sakit - 1
• Ket ent uan t ent ang PHK karena sakit
t erus m enerus selam a 12 ( dua belas)
bulan. Pengusaha harus m enunggu
selam a m inim al 12 ( dua belas) bulan
pekerj a t ersebut sakit t erus
m enerus.
• Perusahaan banyak dirugikan. Suat u
ket ent uan yang t idak adil bagi
pengusaha.
25

Larangan PHK karena pekerj a
sakit - 2
• Cara yang adil seharusnya hanya
m engat ur pekerj a dapat di PHK bila
sakit- sakit an.
• Perusahaan t ahu dengan sendirinya,
kapan saat yang t epat dan pant as
unt uk m elakukan PHK bagi pekerj a
yang sering sakit .
• Perusahaan seharusnya bebas
m engat ur hal t ersebut dalam Perat uran
Perusahaan at au Perj anj ian Kerj a
Bersam a.
26

Pekerj a m int a di PHK, dapat
pem bayaran
• Pasal 169, Pasal 1, huruf e dalam UUK:
pekerj a dapat m em int a dilakukan PHK
bila “ m em erint ahkan pekerj a/ buruh
unt uk m elaksanakan pekerj aan di luar
yang diperj anj ikan”.
• Ket ent uan ini sangat m erugikan
pengusaha. Dalam prakt ek, bisa saj a
dan sering pengusaha ( dalam bat asbat as t ert ent u) m em erint ahkan pekerj a
m elakukan pekerj aan t am bahan di luar
yang ada dalam j ob descript ion.
27

Aksi sweeping “ m engaj ak” m ogok
• Pasal 138 ayat ( 1) : pekerj a/ serikat
pekerj a yang m engaj ak pekerj a lain
unt uk m ogok dilakukan t idak
m elanggar hukum ( sanksi pidana
penj ara 1 s/ d 4 t ahun dan/ at au denda
Rp 10 j ut a s/ d Rp 400 j ut a) .
• Put usan MK No 012/ PUU- I / 2003
m enyat akan sanksi pidana at as
pelanggaran t ersebut ( dalam Pasal 186,
UU 13/ 2003) t idak m em punyai
kekuat an hukum m engikat .

28

Syarat sahnya m ogok kerj a
Mogok kerj a t idak sah apabila dilakukan :
a. bukan akibat gagalnya perundingan; da n/ a t a u
b. t anpa pem berit ahuan kepada pengusaha dan
inst ansi yang bert anggung j awab di bidang
ket enagakerj aan; da n/ a t a u
c. dengan pem berit ahuan kurang dari 7 ( t uj uh) hari
sebelum pelaksanaan m ogok kerj a; da n/ a t a u
d. isi pem berit ahuan t idak sesuai dengan ket ent uan
Pasal 140 ayat ( 2) huruf a, b, c, dan d Undangundang Nom or 13 Tahun 2003 t ent ang
Ket enagakerj aan.
Terdapat ket idakpast ian hukum .
29

Apa yang dilakukan pengusaha ?
• Sam pai kapan pengusaha akan t erus
bersikap pasif ?
• Pengusaha perlu lebih m encerm at i lagi
ket ent uan- ket ent uan dalam UU No
13/ 2003 yang dirasakan m erugikan
kepent ingannya.
• Uj i m at eri UU 13/ 2003 dapat dilakukan
oleh siapa saj a, sepanj ang m em punyai
legal st anding yang m em enuhi syarat
UU t erkait .
30

Solusi t erhadap t unt ut an kenaikan
Upah Minim um 50%
Hak
Pekerj a

norm at if

Kewaj iban dasar
Pengusaha
m em berikan kepada
pekerj a Hak Norm at if

Bukan norm at if
( kesepakat an)
1. Tegaskan bahwa perusahaan hanya “ m am pu”
m enyediakan budget xx% .
2. Pekerj a yang keberat an dengan kondisi
pengupahan di perusahaan, silakan m encari
pekerj aan di perusahaan lain.
3. Unj uk rasa, m ogok, silakan lakukan dengan t idak
m elanggar hukum .
31

Mahkamah
Konstitusi
• UUD 1945, Pasal 24,
( 2) ; Pasal 24 C, ( 1) ,
( 2) , ( 3) , ( 4) , ( 5) , ( 6)
• UU No 24 Tahun 2003
• UU No 8 Tahun 2011
• PERPPU No 1 Tahun
2013

32

KEKUASAAN KEHAKIMAN INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG
PERADILAN
MILITER

PERADILAN
AGAMA

MAHKAMAH KONSTITUSI

PERADILAN
TUN

PERADILAN
UMUM

PENGADILAN
PAJAK

PENGADILAN
ANAK
PENGADILAN
NIAGA
PENGADILAN
HAM

MENTERI
PERHUBUNGAN

MAHKAMAH
PELAYARAN

PENGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
PENGADILAN
KORUPSI

MAHKAMAH
SYARIAH

33

Kewenangan Mahkam ah Konst it usi
1.
2.

3.
4.
5.

34

Menguj i undang- undang t erhadap Undang- Undang Dasar
Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;
Mem ut us sengket a kewenangan lem baga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang- Undang Dasar
Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;
Mem ut us pem bubaran part ai polit ik;
Mem ut us perselisihan t ent ang hasil pem ilihan um um ; at au
Mem ut us at as pendapat DPR bahwa Presiden dan/ at au
Wakil Presiden diduga t elah m elakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianat an t erhadap negara, korupsi,
penyuapan, t indak pidana berat lainnya, at au perbuat an
t ercela, dan/ at au t idak lagi m em enuhi syarat sebagai
Presiden dan/ at au Wakil Presiden sebagaim ana dim aksud
dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia
Tahun 1945.

Para Hakim Mahkam ah Konst it usi
• 3 orang dari Pem erint ah
• 3 orang dari Mahkam ah Agung
• 3 orang dari DPR

35

Legal st anding ( kedudukan
hukum )
1. Pem ohon adalah pihak yang m enganggap hak
dan/ at au kewenangan konst it usionalnya
dirugikan oleh berlakunya undang- undang,
yait u:
– perorangan warga negara I ndonesia;
– kesat uan m asyarakat hukum adat sepanj ang m asih
hidup dan sesuai dengan perkem bangan m asyarakat
dan prinsip Negara Kesat uan Republik I ndonesia yang
diat ur dalam undang- undang;
– badan hukum publik at au privat , at au
– lem baga negara

2. Pem ohon waj ib m enguraikan dengan j elas
dalam perm ohonannya t ent ang hak dan/ at au
kewenangan konst it usionalnya

36

Put usan Mahkam ah Konst it usi
Dalam dua form at :
1. Suat u frasa, Pasal at au Undang- Undang
a. Bert ent angan dengan UUD 1945
b. Oleh karena it u, frasa, Pasal, at au UndangUndang dinyat akan t idak “ m em punyai kekuat an
hukum m engikat ”, at au

2. Suat u frasa at au Pasal dalam UndangUndang bert ent angan dengan UUD 1945.
Put usan bersifat kondisional. Agar frasa at au
Pasal dalam Undang- Undang t idak
bert ent angan, frasa at au Pasal t ersebut
harus dim aknai sesuat u at au dipenuhi syarat
t ert ent u ( dirum uskan dalam put usan MK) .

37

AM AR PUTUSAN
M AH KAM AH KON STI TUSI
2.

Frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a w a k t u t e r t e n t u” dalam Pasal
65 ayat ( 7) dan frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a u n t u k w a k t u
t e r t e n t u ” dalam Pasal 66 ayat ( 2) huruf b UndangUndang Nom or 13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan
( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 2003 Nom or
39, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia
Nom or 4279) be r t e n t a n ga n dengan Undang- Undang
Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945 se pa n j a n g
da la m pe r j a n j ia n k e r j a t e r se bu t t ida k disya r a t k a n
a da n ya pe n ga lih a n pe r lin du n ga n h a k - h a k ba gi
pe k e r j a / bur u h ya n g obj e k k e r j a n ya t e t a p a da ,
w a la u pu n t e r j a di pe r ga n t ia n pe r u sa h a a n ya n g
m e la k sa n a k a n se ba gia n pe k e r j a a n bor on ga n da r i
pe r u sa h a a n la in a t a u pe r u sa h a a n pe n ye dia j a sa
pe k e r j a / bur u h ;

38

Am a r Pu t u sa n
M a h k a m a h Kon st it u si
3. Frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a w a k t u t e r t e n t u ” dalam
Pasal 65 ayat ( 7) dan frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a u n t u k
w a k t u t e r t e n t u ” dalam Pasal 66 ayat ( 2) huruf b
Undang- Undang Nom or 13 Tahun 2003 t ent ang
Ket enagakerj aan ( Lem baran Negara Republik I ndonesia
Tahun 2003 Nom or 39, Tam bahan Lem baran Negara
Republik I ndonesia Nom or 4279) t ida k m e m ilik i
k e k u a t a n h u k u m m e n gik a t se pa n j a n g da la m
pe r j a n j ia n k e r j a t e r se bu t t ida k disya r a t k a n
a da n ya pe n ga lih a n pe r lin du n ga n h a k - h a k ba gi
pe k e r j a / bu r u h ya n g obj e k k e r j a n ya t e t a p a da ,
w a la u pu n t e r j a di pe r ga n t ia n pe r u sa h a a n ya n g
m e la k sa n a k a n se ba gia n pe k e r j a a n bor on ga n da r i
pe r u sa h a a n la in a t a u pe r u sa h a a n pe n ye dia j a sa
pe k e r j a / bu r u h ;
39

Terim a kasih
Dr. Bam bang Supriyant o, SH, MH
• Program Direct or CHRP, Unika At m a Jaya
• Dosen Fak Hukum Unika At m a Jaya
• Mant an Prakt isi, Konsult an dan Pengaj ar
Hubungan I ndust rial
• Cert ified Mediat or PMN ( Akredit asi Mahkam ah
Agung)
Em ail: bam bangonly@yahoo.com
HP 08119930 762
40