Contoh Laporan PKL BAB II Perusahaan PT.

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Keadaan Umum PLTA Sutami
2.1.1

Penjelasan Umum PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB)

Gambar 2.1 Logo PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB)
(Sumber : Google.com)
Persero terbatas Pembangkit Jawa Bali atau disingkat dengan
istilah PT. PJB. Untuk Persero terbatas Pembangkit Jawa Bali Unit
Pembangkit Brantas disingkat dengan PT.PJB UP Brantas. Tahun 1945
dibentuk perusahaan listrik dan gas. Setelah itu pada tahun 1965 dipecah
antara perusahaan listrik dan gas. Kemudian perusahaan listrik tersebut
menjadi nama Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan status perusahaan
umum. Pada tahun 1982 restrukturisasi dimulai di Jawa – Bali dengan
pemisahan umit sesuai fungsinya, yaitu unit PLN pembangkitan dan

penyaluran.
Status PLN diubah menjadi Persero pada tahun 1994. Pada tahun
1995 dilakukan restrukturasi di dalam PT. PLN (Persero) dengan
membentuk dua anak perusahaan di bidang pembangkitan yang bertujuan
memisahkan misi sosial dan misi komersial yang sesuai.

3

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Tanggal 3 Oktober 1995, PT. Pembangkitan Tenaga listrik Jawa –
Bali II atau yang lebih dikenal dengan nama PLN PJB II berdiri. Tujuan
utama dibentuk PLN PJB II adalah untuk menyelenggarakan usaha
ketenagalistrikan yang bermutu tinggi serta handal berdasarkan prinsip
industri dan niaga yang sehat dan efisien. Pada tahun 2000, PLN PJB II
berubah nama menjadi PT. Pembangkitan Jawa – Bali. Saat ini. PT. PJB
memiliki 13 unit pembangkitan dengan kapasitas terpasang 6.536 MW dan
aset setara kurang lebih 41,5 Triliyun. Didukung oleh 2.203 karyawan,

mutu, kehandalan, dan layanan yang diberikan mampu memenuhi standart
internasional.
Organisasi atau sebuah perusahaan pasti ada sebuah visi dan misi
menjadi tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut. Adapun visi
dan misi yang ingin dicapai PT. PJB sebagai berikut :
Visi
“Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standar kelas dunia”
Misi
1.

Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.

2.

Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi
tata kelola pembangkitan dan sinergi bisnis.

3.


Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia
(SDM) yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang
unggul dan berwawasan bisnis.
Unit Pembangkit (UP) Brantas adalah salah satu unit PT. PJB yang

mengoperasikan 13 PLTA yang tersebar di 5 kabupaten di Jawa Timur.
Kapasitas cukup kecil yaitu hanya 281 MW atau 4,1 persen dari seluruh
kapasitas terpasang PT. PJB Kontribusi ke sistem Jawa, Madura, Bali
(Jamali) hanya sekitar 2 persen. Keberadaannya lebih berfungsi sebagai
initial charging yaitu sebagai pembangkit cadangan disaat PLTU
mengalami perbaikan saat sistem kehilangan daya (black out).

4

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

PLTA yang masuk dalam sistem operasi Unit Pembangkit (UP)
Brantas adalah PLTA Sengguruh, PLTA Sutami, PLTA Selorejo, PLTA

Lodoyo, PLTA Ngebel, PLTA Tulungagung, PLTA Wlingi, PLTA
Medalan, PLTA Giringin, PLTA Wonorejo dan PLTA Ampelgading. Pada
tahun 2008 dan 2009, UP Brantas dinobatkan sebagai unit pembangkit
hydro terbaik diantara unit pembangkit PT. PJB.
Tabel 2.1 Daftar nama PLTA Unit Pembangkit (UP) Brantas
Unit Pembangkitan
Nilai Daya Terpasang
PLTA Sengguruh Unit 1 dan 2
2 x 14,5 MW
PLTA Sutami
3 x 35 MW
PLTA Wlingi
2 x 27 MW
PLTA Lodoyo
1 x 4,5 MW
PLTA Tulungagung
2 x 18 MW
PLTA Selorejo
1 x 4,48 MW
PLTA Mandalan Unit 1

1 x 5,6 MW
PLTA Mandalan Unit 3, 4 dan 5
3 x 5,8 MW
PLTA Siman Unit 1, 2 dan 3
3 x 3,6 MW
PLTA Giringan Unit 1 dan 2
2 x 0,9 MW
PLTA Giringin Unit 1
1 x 1,4 MW
PLTA Golang Unit 1,2 dan 3
3 x 0,9 MW
PLTA Ngebel
1 x 2,2 MW
PLTA Wonorejo
1 x 6,5 MW
PLTA Ampelgading
2 x 5 MW
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

2.1.2 Penjelasan Umum PLTA Sutami

PLTA Sutami adalah pembangkit listrik dibawah pengelola
PT. Pembangkitan
Distrik

A.

PLTA

Jawa Bali (PT. PJB), unit Pembangkitan Brantas
ini

merupakan

salah

satu

pembangkit

yang


memanfaatkan potensi air sungai Brantas yang terletak sekitar 35 km di
sebelah selatan kota Malang kearah kota Blitar, dengan ketinggian 272 m
5

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

diatas permukaan air laut, berada di daerah

Karangkates. Dengan

kapasitas 3 x 36000 kW, yang ditransmisikan ke SUTT 154 kV.
Pembangunannya dilaksanakan oleh proyek induk pengembangan
wilayah sungai Brantas dengan nama proyek Serbaguna Karangkates.
Adapun manfaat dan tujuan pembangunan Karangkates adalah :
1. Untuk pengendalian banjir.
2. Untuk keperluan irigasi, yaitu dengan cara membendung sungai pada
musim hujan dan menaglokasikan kebutuhan air hilir sungai pada

musim kemarau, sehingga pengolahan tanah dapat dikerjakan dengan
baik sepanjang tahun.
3. Unit pembangkit tenaga listrik, yaitu dengan memanfaatkan air sungai
yang dijadikan tegangan listrik melalui saluran pipa dan pipa pesat
untuk menggerakkan turbin, sehinnga dapat menghasilkan tenaga listrik
melaui generator.
4. Sebagai tempat wisata dan perikanan.
2.1.3 Riwayat Singkat PLTA Sutami
Pembangunan tahap pertama meliputi :
1. Pembangunan bendungan karangkates dan bangunan pelengkap
lainnya. Perencanaannya ditangani oleh konsulat Nippon Koei Co. Ltd.
Dalam bidang survey, investigasi dan desain pada tahun 1959.
Pembangunan dilaksanakan pada tahun

1964 dibawah pengawasan

kontraktor Kajima Construction Co. Ltd. Diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 2 Mei 1972.
2. Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) unit 1 dan unit 2.
Pembangunannya dimulai pada bulan Februari 1970 dan selesai pada

bulan Agustus 1973. Pemasangan Metal Work dikerjakan oleh Sakai
Iron Work Co. Ltd. Pemasangan Turbin dan Generator dikerjakan oleh
Tokyo Shibaura Electric Co. Ltd. Diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 4 September 1973.
Pembangunan tahap kedua meliputi :
6

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

1. Pembangunan Waduk Lahor dan bangunan pelengkap lainnya.
Perencanaannya ditangani oleh Badan Pelaksana Proyek Induk
Pengembangan

Wilayah

Sungai

Brantas


dibawah

pengawasan

konsultan Nippon Coei Co. Ltd. Dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 13 November 1977.
2. Pembangunan PLTA Karangkates unit 3. Pemasangan Metal Work
ditangani oleh Saki Iron Works serta pemasangan Turbin dan Generator
oleh Tokyo Shibaura Electric Co. Ltd. Atas persetujuan dari pihak
supplier Michiwan Co. Ltd. Diresmikan oleh menteri PUTL Prof. Dr.
Ir. H. Sutami pada tanggal 23 April 1976.
Pembangunan Waduk Lahor yang terletak kira-kira 32 km
disebelah selatan Kota Malang dengan ketinggian RWL 272,70 m diatas
permukaan laut, dirasakan perlu untuk menambah kapasitas pengendalian
banjir, irigasi dan air untuk Bendungan Karangkates yang dialirkan
melalui terowongan penghubung.
Nama “Bendungan dan PLTA Sutami” adalah nama yang telah
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 April 1981 untuk
mengenang jasa-jasa Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sutami yang menjadi menteri

PUTL Republik Indonesia.

2.1.4 Struktur Manajemen/Organisasi PLTA Sutami
KEPALA PLTA SUTAMI
Supeno

OPERATOR
CONTROL ROOM
1.
2.
3.
4.

Afik Muhtasin
Budiono
Farikh Ardiansyah
Hariyono

ENGINEER
MESIN
1. Dhimas Arya
2. Sutiawan
3. Tedik M.
4. Dhimas Arya

ADMINISTRASI
7

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

1. Slamet Mulyono
2. Zuhro

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)
1. Hendra

HELPER
1. Suprapto
2.2 Peraturan/Tata Tertib Perusahaan

2.Fepi Arik A

Kebijakan Manajemen Sistem Terpadu
(MUTU, LINGKUNGAN, K3 DAN PENGAMANAN)
1. Mendukung tercapainya visi, misi dan budaya perusahaan secara efektif
dan efisien.
2. Menerapkan Integrasi Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan, K3 dan
Pengaman.
3. Berusaha secara konsisten mematuhi persyaratan perundangan, peraturan,
dan standar pengaman yang relevan.

8

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

4. Konsisten melakukan perbaikan kinerja guna pencapaian target dan
sasaran sesuai program yang berkesinambungan.
5. Mendukung sepenuhnya kegiatan peningkatan kualitas proses operasi
perusahaan termasuk hasil dan sumber dayanya dalam kondisi aman, tertib
dan kondusif.
6. Melaksanakan pengelolaan, pelestarian lingkungan yang merupakan
komitmen kondusif.
7. Membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga mampu meningkatkan
produktifitas, mutu, lingkungan, keamanan proses dan produk, dengan
mematuhi persyaratan hukum dan persyaratan lain yang berlaku.

8. Menjalin hubungan harmonis segala bidang dan individu sehingga mampu
bekerja sesuai tugas dan tanggungjawab dengan baik dan benar.
9. Perusahaan dan mitra kerja saling memberikan kontribusi terbaik dan
selaras guna pemenuhan kepuasan pelanggan, pemegang saham,
masyarakat dan pemerintah.
10. Secara konsisten menerapkan Sistem Manajamen Pengaman dalam rangka
mengayomi dan melindungi asset perusahaan serta kesinambungan
operasional UP Brantas untuk mendukung pasokan listrik sistem Jawa,
Madura, dan Bali.
.
2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.3.1

Pengertian Umum
9

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang
terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang
bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah
untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga
melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang
juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan
keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua

organisasi

memiliki

kewajiban

untuk

memastikan bahwa

pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi
pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka
dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan
cuti

sakit.

K3

terkait

dengan

ilmu

kesehatan

kerja, teknik

keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi
dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja. (Wikipedia,
2016).

Teknologi dalam pembangunan yang berkembang dengan sangat
pesat, tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses produksi, oleh karena itu
merupakan pengertian yang tepat apabila SDM merupakan salah satu aset
perusahaan yang harus dilindungi keberadaannya.
Pemerintahan dalam melindungi tenaga kerja mengeluarkan
peraturan yang dicantumkan pasal 27 ayat 2 UUD’45 yang menyatakan
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi

kemanusiaan.“

sedangkan

penerapannya

sampai

ditingkat

pelaksanaan diatur dengan berbagai peraturan / edaran dari pemerintah
maupun instansi terkait.
1. Keselamatan kerja

10

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Keselamatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk kesejahteraan tenaga kerja maupun
masyarakat yang adil dan makmur.
2. Kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah kesehatan yang khusus meliputi segala upaya
untuk mengatur kebersihan, peredaman udara / suhu, penerangan dan
lain – lain disemua tempat kerja untuk melindungi kesehatan badan dan
jasmani tenaga kerja.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya yang melindungi
atau menjaga keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai
dengan syarat–syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.

2.3.2

Dasar Hukum K3
Program keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja yang

PT. PJB mengacu pada beberapa dasar hukum yang mana secara hirarki
dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
UUD 1945
Pasal 27 ayat 2
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan perlindungan

UU. No 14 Tahun 1969
Pasal 10
Pemerintah membina
perlindungan kerja yang
mencakup :

11

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Pasal 9
Setiap warga negara
berhak mendapatkan
perlindungan atas
keselamatan , kesehatan ,
pemeliharaan moril kerja

UU. No 1 Tahun 1970
Tentang K3

PerMen. No.04/1987

PerMen. No.04/1987

PerMen. No.04/1987

Tentang SMK3

Tentang SMK3

Tentang SMK3

Gambar 2.3 Dasar Hukum K3
(Dokumentasi PLTA Sutami)

2.3.3

Peralatan K3 yang diperlukan
Peralatan keselamatan kerja yang dipergunakan untuk menerapkan

prosedur keselamatan kerja pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Data Peralatan K3
No.

Nama Peralatan

1.

Shacket Stock

Fungsi /kegunaan

Keterangan

 Terbuat dari bahan isolasi

(tongkat )

bentuknya

penghubung

tongkat

merupakan
dan

ujungnya

dilengkapi besi melengkung
ke dalam dan keluar juga
dilengkapi dengan kawat
12

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

arde / pentanahan.
 Gunanya

untuk

mengeluarkan / memasukan
PMS / Load Break Switch
(LBS )
 Cara pemakaian :
 Pilih Shacket Stock yang
sesuai

dengan

tegangan

kerja
 Sebelum digunakan, alat
pentanahan Shacket Stock
harus

dipasang

terlebih

dahulu.
 Pakailah sarung tangan dan
2.

sepatu berisolasi.
 Alat
ini
dipergunakan

PMS Tanah

sebagai

pengaman

penyulang

/

pada

penghantar

terhadap tegangan sisa.
 Cara penggunaannya :
 PMS

pentanahan

masukan

3.

Alat Pentanahan
Portable

4.

Voltage
(alat
tegangan)

di

setelah

penyulang

/

tersebut

bebas

tegangan kerja.
 Digunakan

penghantar
dari
untuk

mengetanahkan perlatan /
Tester

instalasi
 Terbuat dari bahan non

test

konduktor seperti : Ebonite,
plastik, Fiber Glass dll.
Kekuatan

isolasinya
13

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

disesuaikan

dengan

tegangan kerjanya.
 Berbentuk seperti galah dan
pada ujungnya terdapat alat
yang

dapat

menyalakan

indikator tegangan.
 Alat ini gunanya untuk
meyakinkan

apakah

penyulang – penyulangan /
alat listrik lainnya yang
telah

dibebaskan

tegangan

dari

kerja

bertegangan

masih

atau

sudah

bebas, hal ini dapat dilihat
pada
5.

Bangku isolator

indikator

alat tersebut.
 Bangku yang
terhadap

tegangan
terisolasi

tanah

yang

berfungsi sebagai alat bantu
bagi pertugas pada waktu
6.

Rambu – rambu

melaksanakan pekerjaan.
 Macamnya :

pengaman / tanda

 Pita / rantai yang terbuat

peringatan

dari bahan non konduktor
yang

berwarna

merah,

dilengkapi dengan tonggak
– tonggak / patok untuk
penyangga pita / rantai
plastik

tersebut

dan

dipasang sebagai pembatas
daerah pemeliharaan.

14

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

 Bendera merah dipasang
pada tonggak – tonggak
didaerah atau lokasi yang
berbahaya

(diluar

lokasi

pekerjaan pemeliharaan)
 Bendera

hijau

dipasang

pada tonggak – tonggak
didaerah

atau

lokasi

pekerjaan yang aman.
 Tanda – tanda peringatan
yang bertuliskan peringatan
atau larangan.
 Daerah berbahaya dipasang
tanda peringatan “ awas
7.

Topi

pengaman

(Helm)

berbahaya ada tegangan”
 Terbuat dari bahan non
konduktor, fungsinya :
 Melindungi

kepala

dari

benturan / kejatuhan benda
8.

Pakaian kerja

keras dan tajam
 Dapat menyerap keringat
dan memenuhi syarat untuk
pekerjaan dibengkel, reguu
jaga

maupun

regu

pemeliharaan dan berfungsi
8.

Sarung tangan

untuk melindungi diri.
 Berfungsi untuk melindungi
tangan

pada

saat

melaksanakan pekerjaan.

 Macamnya :
 Sarung

tangan

isolasi

(tahan

tegangan )
 Sarung

tangan

tahan panas
15

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

 Sarung

tangan

kulit
9.

 Berfungsi untuk melindungi

Kaca Mata

mata

pada

melaksanakan

waktu
pekerjaan

juga melidungi mata dari
cahaya – cahaya yang dapat
11.

Sabuk Pengaman

merusak mata.
 Dipergunakan oleh
petugas

yang

memanjat

ke

para

bekerja
tempat



tempat tinggi seperti tower
10.

atau tiang meanar.
 Terbuat dari bahan karet

Sepatu kerja

atau kulit yang bersifat
konduktor dengan sol dan
 Berfungsi untuk melindungi

13.

Masker hidung

 Sepatu

pada

saat

tahan

tegangan
 Sepatu

lars yang tinggi.
kaki

 Macamnya :

tahan

pukul
 Sepatu anti selip

melaksanakan pekerjaan.
 Berfungsi
untuk
mengamankan petugas dari
gangguan

pernafasan

terhadap kotoran / debu
14.

Pelindung telinga

atau bahan kimia
 Berfungsi untuk melindungi
telinga dari kebisingan.

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)
2.4 Sarana dan Prasarana PLTA Sutami
2.4.1

Bendungan

16

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Bendungan berfungsi sebagai tempat penampungan air dari
berbagai sungai dan sumber air mengalir yang berguna sebagai penggerak
turbin dan airnya di salurkan melalui pipa Penstock untuk menggerakkan
turbin. Bendungan Karangkates memiliki konstruksi terdiri beberapa
lapisan yaitu :
1.

Rock Zone (lapisan batu)
Lapisan ini merupakan lapisan paling luar dari bendungan dan terdiri
dari batu – batuan yang ditimbun. Lapisan yang menghadap waduk
tersebut “up stream” sedangkan yang membelakangi waduk tersebut
“down stream”.

2.

Filter Zone (lapisan penyaring)
Batu yang dingunakan pada lapisan ini lebih kecil dibanding dengan
batu lapisan rock zone.

3.

Transition Zone (lapisan transisi)
Batu yang dingunakan pada lapisan ini besarnya antara batu lapisan
zone dan filter zone.

4.

Lapisan Kedap Air
Lapisan ini terdiri dari batu kapur dan tanah liat yang bersifat
menahan air. Dan data teknik dari bendungan Karangkates sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Data Bendungan PLTA Sutami
Type
Rock Fill
Panjang puncak
823,5 m
Lebar puncak
13,7 m
Tinggi
97,5 m
Lebar dasar
400 m
Volume
6.156.000 m3
Elevasi puncak
279 m
Elevasi dasar
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

17

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

2.4.2

Waduk
Waduk PLTA Sutami berasal dari dua waduk yaitu Waduk Sutami

dan Waduk Lahor . Waduk ini berfungsi untuk menampung air hujan,
waduk PLTA Sutami merupakan waduk tahunan. Adapun data teknik dari
waduk PLTA Sutami adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Data Teknik Waduk PLTA Sutami
Kapasitas Maksimal
343.000.000 m3
Kapasitas efektif
253.000.000 m3
Daerah terendam
15 km2
Pengaliran
2.050 km2
Elevasi HWL
273 m
Elevasi LWL
246 m
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.4 Gambar Waduk PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)
2.4.3

Spillway (Saluran Pelimpah)

18

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Spill Way berfungsi untuk melimpahkan air waduk saat terjadi
kelebihan elevasi maksimal yang telah ditetapkan pada kondisi normal,
untuk mencegah banjir dan mencegah rusaknya bendungan akibat
meluapnya air banjir melalui puncak serta untuk menjaga kestabilan air
waduk. Adapun data teknik Spill Way adalah :

Tabel 2.5 Data Teknik Spill Way PLTA Sutami
Type
Open cut memakai pintu air
Panjang Saluran
460 m
Kapasitas
1600 m3/detik
Jembatan beton panjang
12 m
Jembatan beton pendek
9,3 m
Jembatan baja panjang
12 m
Jembatan baja lebar
9,3 m
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.5 Gambar Spill Way PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
2.4.4

Pintu – Pintu Air

1. Saluran Atas (Head Race)
19

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Terowongan Head Race berfungsi untuk mengalirkan air dari
waduk menuju turbin melalui pipa pesat atau penstock, terletak 47
meter dibawah puncak bendunga. Data teknik dari terowongan Head
Race adalah :
Tabel 2.6 Data Teknik Terowongan Head Race PLTA Sutami
Jumlah
3 buah
Diameter
3,4 m
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)
2. Intake Gate
Intake Gate (tiga set Intake Gate) terdiri dari Gate Leaf dengan By
Pass Valve, house guide frame. Intake Gate berfungsi untuk menutup
dan membuka air yang akan masuk menuju k turbin. Adapun data
teknik Intake Gate dengan spesifikasi :
Tabel 2.7 Data Teknik Intake Gate PLTA Sutami
Type
Fixed Gradian
Lebar dan tinggi
3,4 m
Bahan
SM.SL-B-SS41
Berat
80,816 m
Maksimal head
43,9 m
Tinggi Angkat
47 m
Operation speed normal
1 m/menit
Operation speed darurat
4 m/menit
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)
3. Intake Trash Rack
Intake Trash Rack dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.8 Data Teknik Intake Trash Rack PLTA Sutami
Type
Fixed Gradien
Lebar
8m
Maksimum head
3m
Bar pitch
75 m
Tinggi
13,9 m
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

20

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

4. Saluran Bawah (Tail Race)
Merupakan saluran pembuangan air setelah turbin beroperasi, data
Tail Race sebagai berikut :
Tabel 2.9 Data Teknik Tail Race PLTA Sutami
Tinggi elevasi waduk
272,5 m
Tinggi elevasi tail race
182 m
Tinggi elevasi unit 1 operasi
181,8 m (normal)
Tinggi elevasi unit 2 operasi
182 m (normal)
Tinggi elevasi unit 3 operasi
182,8 (normal)
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.6 Gambar Tail Race PLTA Sutami
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2.4.5

Surge Tank
Surge Tank berfungsi menyerap tekanan air yang tiba-tiba terjadi

pada pipa pesat apabila debit air yang masuk ke turbin berkurang atau
berhenti. Surge Tank merupakan bagian pengaman PLTA jika terjadi
perubahan tekanan baik karena perubahan elevasi waduk , tekanan
gelombang dan adanya water hammer akibat benturan dari waduk. Data
teknik dari Surge Tank :

21

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Tabel 2.10 Data Teknik Surge Tank PLTA Sutami
Diameter Surge Tank

7m

Tinggi

50 m

Jumlah

3 buah

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.7 Gambar Surge Tank PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
2.4.6

Pipa Pesat (Penstock)
Pipa antara tangki pendatar dengan turbin yang berfungsi untuk

mengalirkan air dari terowongan tekan menuju ke turbin.Adapun data
teknik dari Penstok adalah:
Tabel 2.11 Data Teknik Pipa Pesat (Penstock) PLTA Sutami
Jumlah
3 jalur
Diameter dalam
3,400mm - 3,200 mm
Berat
616,175 ton
Tinggi tekanan maksimal
133,069 m
Bahan
SM 41B, SM 50B
Tebal pipa
11 - 19 mm
Panjang pipa pesat no.1
288,788 m
Panjang pipa pesat no.2
223, 789 m
Panjang pipa pesat no.3
27, 457 m
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

22

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.8 Gambar Penstock PLTA Sutami
(Sumber : Google.com)
2.4.7

Turbin
Turbin adalah alat untuk merubah energi kinetik menjadi energi

putar, yang kemudian tenaga putar ini ditransmisikan melalui poros
vertikal generator yang terpasang seporos diatas turbin. Sedangkan turbin
sendiri dikontrol dengan Governor Hydrolik. PLTA Sutami sendiri
menggunakan jenis turbin francis untuk ketiga unit operasinya. Turbin
francis merupakan turbin dengan kontruksi air mengalir ke runner dengan
arah radial dan keluar dengan arah aksial, perubahan arah terjadi ketika
melewati runner. Adapun data teknik dari turbin adalah :
Tabel 2.12 Data Teknik Turbin PLTA Sutami
Type
Efektif head
Max discharge
Max Ouput
Putaran
Standart Specification
Run away speed
Jumlah

Vertical Francis – IRS
78 m
45,7 m3/detik
36 MW
250 rpm
JEC-151 (1968)
456 rpm
3 unit

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

23

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.9 Gambar Turbin PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2.10 Gambar Struktur Turbin PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.4.8

Inlet Valve
24

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Inlet Valve berfungsi untuk menghentikan aliran air yang menuju
ke turbin. Pada waktu turbin beroperasi Inlet Valve terbuka penuh dan
pada waktu tidak beroperasi Inlet Valve tertutup. Inlet valve digerakkan
oleh Servo Motor yang bekerja secara hidrolis.
Bypass Valve dipasang secara paralel dengan Inlet Valve dengan
bagian belakang dan bagian depan Inlet Valve tekanan sama kemudian
Inlet Valve dibuka. Spesifikasi dari Inlet Valve adalah :
Tabel 2.13 Data Teknik Inlet Valve PLTA Sutami
Type
Diameter
Panjang
Kapasitas Servo Motor
Pergeseran Volume

Butterfly
3,2 m
1,2 m
62.000 kg/m
Katup Utama : 246 liter
Katup Bypass : 4,15 liter
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.11 Gambar Inlet Valve PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.4.9

Generator
Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari

sumber

energi

mekanik,

biasanya

dengan

menggunakan

induksi
25

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

elektromagnetik. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi
putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga
ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin
menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya
generator pembangkit listrik lainnya. Generator mendorong muatan listrik
untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator
tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. PLTA
Sutami terdiri dari 3 unit pembangkit utama yang terletak dilantai B2
dimana turbin berada dibawah lantai B2 tersebut.
Generator dapat dilihat langsung dari ruang operator (kontrol).
Generator yang terdiri dari 3 unit tersebut terletak saling sejajar dan pada
masing-masing generator terdapat sebuah Upper Bearing yang terletak
diatas rotor dan Lower Bearing yang letaknya dibawah . Kedua-duanya
berfungsi sebagai bantalan poros yang arahnya termasuk gaya radikal dan
Thrust Bearing berada dibawah rotor yang berfungsi mendukung beban
maksimal dari mesin utama dan Hydrolik Force.
Adapun data teknik dari generator adalah :

Tabel 2.14 Data Teknik Generator PLTA Sutami

26

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Type
Kapasitas
Tegangan
Frekuensi
Form
Type
Putaran
Ampere
Jumlah
Pole
Pendingin
Phase

Power factor
Rating

Kvc Vertical Shaft Semi Umberella
39.000 kVa
11 Kv
50 Hz
RCU
TAK
250 rpm
2047 A
3 Unit

24 pole salient pole
recirculating air cooler
3 phasa
0,9

Continue

Ambient Temperatur

400 C

Armatur Temperatur rise
Field Ampere

750 C

Field Tempt Rise
Excitation voltage
Stator Instalasi Class
Rotor Instalasi Class
Standart Spesifikasi
Serial Number

720 A

750 C
220 V
B
B
JEC-114 (1964)
7110320

27

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.12 Gambar Generator PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
2.4.10 Penguat Medan (Exciter)
Penguat medan digunakan sebagai pelengkap generator yang
merupakan sebuah DC generator yang seporos dengan setiap generator
utama berfungsi untuk memberikan eksitasi pada generator yang
bersangkutan sesuai dengan spesifikasinya:
Tabel 2.15 Data Teknik Exciter PLTA Sutami
Type
Daya
Excitation

SMP-26
175 Kw
Shunt (aux SEP)
28

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Tegangan
Kutub
Arus
Pole
Putaran
Kelas isolasi

220 V
12 poles
796 A
12
250 rpm
B

Kenaikan Suhu
700 C
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.13 Gambar Exciter PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)
2.4.11 Guide Vane
Guide Vane berfungsi untuk mengatur arah debit air yang masuk
ke runner yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan dan daya turbin.
Sedangkan untuk mengatur, membuka dan menutup guide vane
menggunakan servo motor. Pada setiap unit terdapat 2 buah servo motor
dan 20 buah guide vane yang dipasang pada setiap spiral case (rumah
turbin) disekeliling runner. sistem hidrolis.

29

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.14 Gambar Guine Vane PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)
2.4.12 Pengatur Tegangan Otomatis AVR
Pengatur Tegangan Otomatis AVR berfungsi untuk mengatur
tegangan kerja normal agar tetap konstan, mengatur besarnya daya reaktif,
mempertinggi

kapasitas

mula,

menekan

kenaikan

tekanan

pada

pembuangan beban, dan menaikkan daya stabilitas peralihan. Jatuh
tegangan pada sumber tegangan akibat gangguan 1 fasa / 2 fasa ke tanah
besarnya antara 20-40 m. Cara kerja dari AVR adalah waktu start baterai
akan bekerja atau Switch 31 jalan ke Exciter kemudian pindah ke Switch
41 AVR yang bekerja pengontrolannya berasal dari PT dan CT.
2.4.13 Transformator
Transformator adalah suatu mesin listrik yang berfungsi untuk
mentransfer daya dari sisi primer ke sisi sekunder. Transformator di PLTA
Sutami terdiri atas Transformator Utama, Local Service Transfomator
(LST), Service Transformator (SST).
Transformator Utama terdiri dari 3 transformator satu fasa dimana
lilitannya terendam dalam minyak. Fungsi dari Main Transformator
adalah untuk menaikkan tegangan yang dihasilkan generator utama ke
tegangan transmisi 154 kV. Adapun data spesifik dari Transformator
Utama sebagai berikut :
30

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.15 Gambar Transformator Utama PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Tabel 2.16 Data Teknik Transformator Utama PLTA Sutami
Type
Kapasitas rata – rata
Frekuensi
Tegangan rata - rata primer
Tegangan rata - rata sekunder
Tegangan impendansi
Standart
Tipe pendingin
Suhu puncak
Hubungan kumparan
Simbol vector
Kontruksi nomor
Kapasitas max
Temperatur rata – rata
Kenaikan tempat belitan karena tahanan
Kenaikan maksimal tempat belitan karena

DA/FA (self coolde)
19.500 Kva
50 Hz
11 Kv
154 Kv
4,87 atau 9,73%
JEC-168 (1966)
ONAN/ONAF
500 C
Y/∆
yd. 5 VDE 0532/ 1,5g
306775 outdoor USC
39.000 kVA
300 C
150 C

tahanan
500 C
Temperatur belitan saat beroperasi
800 C
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

31

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

LST adalah transformator untuk melayani pemakaian sendiri.
Adapun data spesifikasi LST adalah sebagai berikut :

Gambar 2.16 Gambar Transformator LST PLTA
Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Tabel 2.17 Data Teknik Transformator LST PLTA Sutami
Kapasitas rata – rata
1.500 kVA
Buatan
TOSHIBA
Standart
JEC 168 (1966)
Kenaikan suhu
500 C
Tipe pendingin
ONAN
Tegangan primer
11,5-11R-10,5 kV
Tegangan sekunder
6,3 kV
Frekuensi
50 Hz
Hubungan kumparan
Δ/Δ
Phasa
3
Maks operasi belitan
800 C
Batas standart operasi/tap standar operasi
11 kV
Maksimal operasi belitan
800 C

32

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)
SST adalah termasuk transformator yang digunakan untuk
menurunkan tegangan dari 6,3 kV menjadi 220 / 380 V. Adapun
spesifikasi dari transformator SST adalah :
Tabel 2.18 Data Teknik Transformator SST PLTA Sutami
Buatan
TOSHIBA
Standart
JEC-168
Tipe pendingin
ONAN
Output
50 kVA
Tegangan primer
6,6-6,3R-6 kV
Tegangan sekunder
220/380 V
Frekuensi
60 Hz
Hubungan kumparan
Δ/Y
Phasa
3
Simbol vector
DY 11 dari JEC
Batasan operasi
6,3 kV
Maksimal temp. Beban
800 C
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

33

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.17 Gambar Transformator SST PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Bagian bagian dari transformator pada PLTA Sutami adalah :
1.

Inti Transformator
Inti transformator terbuat dari Alloy atau baja silikon yang
mempunyai sifat resistensi yang tinggi, rugi histerisis yang kecil. Inti
transformator sebagai media timbulnya gandengan magnetik antara
sisi primer dan sisi skunder.

2.

Belitan Transformator
Belitan atau lilitan berupa konduktor berisolasi yang mempunyai
tegangan tembus yang tinggi dan tahan terhadap suhu yang tinggi.

3.

Bak Transformator
Bak transformator terbuat dari plat besi yang tebal dan kuat agar
tahan terhadap pengaruh mekanis dan kimia.

4.

Minyak Transformator
Minyak transformator berfungsi sebagai bahan isolator listrik dan
penghantar suhu dari bagian yang panas menuju bagian yang dingin.

5.

Konservator
Transformator bekerja pada beban yang besar maka bagian dalam
transformator akan menjadi panas sehingga minyak transformator
juga menjadi panas dan mengembang. Pengembangan minyak
transformator ini menyebabkan udara diatas permukaan minyak yang
berada di dalam Konservator terdesak keluar melalui pipa dan terus
melewati Silica Gel dan alat pernafasan.

6.

Sillica Gel

34

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Silica Gel terbuat dari kristal berfungsi untuk menyerap air yang
terdapat dalam pernafasan. Uap air yang dihilangkan dan terjadi
penurunan sehingga mengakibatkan tembusnya minyak transformator
dan isolasi yang menimbulkan bunga api di dalam transformator dan
gelembung udara ini mengalir ke Konservator melalui Buchols Relay.

7.

Buschol Relay
Buchols Relay digunakan pada transformator untuk mnghindari panas
akibat arus yang besar. Relay bekerja bila bagian dalam transformator
timbul panas yang mengakibatkan adanya gelembung udara yang
nantinya akan mengalir ke Konservator.

8.

Emergancy Relay
Emergency Relay berupa selaput pengaman terbuat dari besi logam
tipis bila ada tekanan mendadak berfungsi untuk menahan tekanan
yang besar akibat panas yang tinggi sehingga ledakan dapat merusak
bagian-bagian transformator dapat dihindarkan.

9.

Tap Charger
Tap Charger adalah bagian transformator yang terdapat kotak-kotak
yang digunakan untuk merubah jumlah lilitan yang kita kehendaki.

2.4.14 Peralatan Hubung (Switch Gear)
1.

Pemisah/ PMS / Disconnecting Switch
Pemisah adalah suatu alat yang digunakan antara bagian yang

bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan, dan yang bekerja pada
saat tidak berbeban, karena pemisah tidak dilengkapi dengan suatu
pengaman khusus.
Syarat pemisah :
1.

Dalam keadaan tertutup harus mampu menahan arus hubung singkat,
yang menimbulkan beban thermis dan daya elektromagnetik yang
besar
35

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

2.

Harus dapat memisahkan bagian-bagian antara fasa dan antar fasa
dengan tanah.

Berdasarkan letak dan fungsinya, pemutus dan pemisah dikelompokkan
menjadi dua :
Tabel 2.19 Data Teknik Peralatan hubung PLTA Sutami
Jenis Pemasangan Indoor
Jenis Pemasangan Oudor
MBB
ABB
ACB
DS (Disconneting Switch)
DS (Disconnecting Switch)
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.18 Gambar Pemisah bagian yang bertegangan dengan
yang tidak bertegangan pada PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami
2. Pemutus/PMT/ Circuit Breaker
Pemutus adalah suatu alat yang dgunakan untuk memutuskan aliran
listrik, yang dapat bekerja pada saat berbeban. Pemutus ini dilengkapi
dengan pemadam busur api yang berupa udara, minyak dan gas.Syarat
pemutus adalah :
36

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

1.

Pada keadaan tertutup mampu dilewati arus berbeban penuh dalam
waktu yang lama.

2.

Bila dikehendaki harus dapat membuka pada saat berbeban.

3.

Harus dapat memutus secara cepat bila terjadi arus besar yang
mengalir pada saat terjadi hubung singkat.

4.

Harus tahan terhadap akibat pembusuran pada kontaknya dan daya
eketronagnetik serta panas yagn timbul pada saat terjadi arus
hubung singkat.

5.

Bila dalam keadaan membuka, gas harus tahan terhadap tegangan
rangkaian.

6.

Harus tahan terhadap arus hubung singkat beberapa saat sampai
gangguan dibebaskan.

Gambar 2.19 Gambar Pemutus Aliran listrik PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)
2.4.15 Governor
Governor digunakan untuk mengubah besaran listrik menjadi
besaran mekanis yang masih kecil sehingga dapat mengatur pemancar air
agar sesuai dengan kebutuhan. Biasanya dilengkapi dengan Servo Motor
sebagai penguat besaran mekanis tersebut. Governor digerakkan oleh
poros dari turbin dengan perantara roda gigi atau sabuk. Governor
digerakkan oleh Servo Motor yang energinya diambil dari aliran oli dari
pompa roda gigi dan dengan mengatur katup control.
Governor dibedakan menjadi :
37

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

1.

Mechanical Governor menggunakan sistem lama yaitu dengan belt.

2.

Electrical Governor menggunakan sistem baru yaitu dengan PMG.

Fungsi Governor :
1.

Mengatur kecepatan

2.

Mengatur frekuensi

3.

Mengatur tegangan output generator
Turbin berputar normal karena beban telah seimbang dengan laju

pancaran air, oli yang dipompa oleh roda gigi ke katup pengatur akan
kembali lagi ke bak penampungan karena kedudukan katup pengatur
dalam keadaan normal. Begitu pula dengan katup jarum dalam keadaan
diam karena Servo Motor tidak bekerja.
Putaran turbin naik, gaya sentrifugal juga akan naik yang akan
mengakibatkan turunnya kedudukan pendulum, pendulum merupakan
bagian utama dari Governor yang berada di katup distribusi dan peralatanperalatan kontrol.
Keadaan naik dan turunnya pendulum tersebut ditransmisikan untuk
menggerakkan valve, katup pendulum, katup kontrol dan katup Guide
Vane. Jika pendulum turun maka valve akan menutup dan juga sebaliknya.
Dengan demikian kecepatan turbin akan cenderung menjadi konstan
sehingga didapatkan frekuensi normal generator (50 Hz).
Kecepatan dari governor harus disuaikan dengan kecepatan PMG atau
kecepatan dari turbin. Pendulum yang digunakan sebagai Speed Detecting
Governor digerakkan oleh motor AC yang tegangan putarnya diambil dari
tegangan listrik yang dihasilkan oleh PMG. Spesifikasi dari peralatan
Governor yang digunakan adalah :

38

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Tabel 2.20 Data Teknik Governor PLTA Sutami
Type

Governor Cabinet
Actuator

Kapasitas

20.000 kgm

Gaya Servo Motor pada Tekanan Rating

62.000 kg

Displacament Volume dari Servo Motor

40,2 x 2 lt

Sensitivitas dari Perubahan Kecepatan

0,01 %

Daerah dari Perubahan Speed Drop

0–6%

Daerah Pengatur Kecepatan Turbin dengan

5 – 15 %

Kecepatan Tetap
Tekanan Oli :
- Normal

26 kg/cm2

- Normal Minimum

24,5 kg/cm2

- Allowable Minimum

17,5 kg/cm2

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.20 Gambar Governor PLTA Sutami
Sumber :Dokumentasi Pribadi)
39

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.21 Gambar Skematik Diagram Sinyal Governor PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

40

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.22 Gambar Blok diagram kerja PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)
41

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

2.4.16 Baterai
Baterai digunakan sebagai sumber DC pada saat awal start untuk
proses eksitasi. Satu set baterai terdiri dari 85 sel baterai yang ditempatkan
dalam ruang kontrol terhadap peralatan dan penerangan darurat. Data
teknis baterai adalah :
Tabel 2.21 Data Teknik Baterai PLTA Sutami
Type
Kapasitas
Jumlah sel
Tegangan
Buatan

SCM 294 IEC 623 KM 298 P Code 9411
300 Ah pada 10 jam discharge
80 buah
110 V
YUASA
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.23 Gambar Baterai PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

2.4.17 Mesin Diesel Darurat (PLTD)
42

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Genset atau pembangkit tenaga diesel digunakan sebagai penyedia
tenaga listrik untuk Station Service dan pintu-pintu air apabila terjadi
gangguan pada unit pembangkit PLTA Sutami. Pembangkit diesel ini
dioperasikan secara manual. Data teknis generator set adalah :
Tabel 2.22 Data Teknik Mesin diesel darurat (PLTD) PLTA Sutami
Dirrect fuel injection, turbo
Type
Model
Silinder
Output
Putaran

chagestarting type single action.
NRTO, Komatsu-Cummins
6 buah
240 PS
1.500 rpm
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.24 Gambar Mesin diesel darurat (PLTD) PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.5 Sistem Kerja di PLTA Sutami
1. Sistem Pelumasan (Lubricating Oil)

43

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Untuk melumasi Upper Guide Bearing digunakan sistem pelumasan
dengan sistem pompa (Gear Pump). Untuk Lower Guide Bearing Thrust
Bearing menggunakan aksi sentrifugal minyak sendiri yang diakibatkan
putaran shaft (Thrust Runner). Debit minyak untuk Upper Guide Bearing
adalah 20 lt/menit dan Turbin Guide Bearing adalah 40 lt/menit.
1.

Lubricating Oil
Sistem pelumasan minyak berfungsi untuk melumasi bantalanbantalan pada turbin dan generator dengan sistem sirkulasi minyak
yang dipaksakan (Compression).

2.

Grease Sytem
Grease system berfungsi untuk mengurangi atau memperkecil
kehausan pada bagian yang bergesekan pada seluruh rangkaian
mekanisme seperti : gate steam, bearing, links pins, gate operation,
valve dan by vaalve. Grease system dilengkapi dengan pompa yang
digerakkan secara otomatis (standby unit).

Gambar 2.25 Gambar Grease Pump PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
2.

Sistem Air Pendingin (Cooling System)

44

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Sistem pendinginan yang digunakan adalah dengan sirkulasi air,
yang melalui Gravity Head. Peralatan yang digunakan adalah Head
Cooling Water Tank (terletak di belakang gedung central), Reducing
Valve yang terdiri dari sebuah tank. Untuk 3 unit pembangkit, dengan 2
buah Main Strainer untuk masing-masing unit, pipa saluran dan valve.
Tabel 2.23 Data Teknik Peralatan sistem pendingin PLTA Sutami
Nama Alat
Kapasitas
Max static head

Cooling Water tank
288
3m

Nama Alat
Head Reducting valve
6,05 – 9,35 kg/cm2
Inlet pressure
Outlet pressure
4,20 kg/cm2
Discharge volume
15600 lt/mnt
Size of valve
0 – 250 mm
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)
Sistem sirkulasi air pendingin :
1. Air pendingin diambil dari Penstock sebelum Inlet Valve melalui pipa
dengan diameter 20 mm, disalurkan menuju Cooling Water Tank
melewati Reducing Valve dan Floating Valve. Reducing Valve
berfungsi untuk menurunkan tekanan air dari Penstock, dan Floating
Valve sebagai valve pengatur outlet pipa pemasukan yang terletak di
Cooling Water Tank.
2. Air dari Cooling Water Tank didistribusikan ke tiga set Main Stainer,
masing-masing set terdiri dari dua buah Main Strainer untuk sistem
pendingin satu unit pembangkit. Main Strainer bekerja saling
bergantian dan berfungsi untuk menyaring air pendingin sebelum
didistribusikan ke masing-masing peralatan yang memerlukan.
3. Dari pipa outlet main strainer, air disalurkan ke Cooler Water Supply
untuk pendingin Oil Sump Tank dan Water Cooling Valve, air yang
disalurkan ke Cooler Water Supply untuk pendingin Oil Sump Tank
45

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

( Pressure Oil System ), menggunakan pipa dengan diameter 25 mm
keempat buah Oil Cooler dan seterusnya melewati Water Flow Relay,
air dibuang menuju Sump Pit.Air yang disalurkan ke Water Cooling
Valve didistribusikan ke empat bagian, yaitu :
1.

Air Cooler Generator

2.

Oil Cooler untuk minyak pelumas Upper Guide Bearing dan
Turbin Guide Bearing (Lubricating Tank).

3.

Oil Cooler untuk minyak pelumas Thrust Bearing dan Lower
Guide Bearing.

4.

Water Shaft Seal (Sealing Box).

Air yang disalurkan pada kerja untuk 2 dan 3 setelah Air Cooler, air
dibuang ke Outlet Draft Tube yang sebelumnya melewati Water Flow
Relay. Water shaft seal adalah suatu sistem penyekat air pada Head
Cover dan Main Shaft yang menggunakan Bushing dan semprotan air
bersih yang berfungsi sebagai real.
Distribusi air pendingin adalah sebagai berikut :

3.

1. Shaft Sealing

: 30 lt/ menit

2. Oil Cooler (Oil Pressure System Sump Tank)

: 90 lt/ menit

3. Oil Cooler Lubricating Oil System

: 60 lt/ menit

4. Oil Cooler Thrust And Lower Bearing

: 100 lt /menit

5. Generator Oil Cooler

: 300 lt/ menit

Sistem Pengurasan (Drainage System)
Sistem pengurasan adalah satu sistem yang berfungsi untuk

mengalirkan buangan air pendingin dan kebocoran-kebocoran keluar
46

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

gedung sentral. Sistem pengurasan ini terdiri dari dua buah pompa
sentrifugal, pipa saluran Level Control Switch serta Sump Pit. Spesifikasi
pompa penguras (Drainage Pump) adalah:
Tabel 2.24 Data Teknik Drainage pump PLTA Sutami
Type

Vertical Shaft, Sentrifugal Type

Kapasitas

20 lt/ menit

Rated Head

22 m

Motor

22 kW,6 pole, 380 V, 50 Hz

Putaran

1450 rpm

Pabrik

Deng Yosho Machine Work Ltd. JPN
(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Air yang secara rutin mengalir kedalam Sump Pit yang harus dikuras
adalah air pendingin dari Oil Cooler Pressure Sump Tank. Drainage
System mengalirkan air dari Draft Tube khusus digunakan pada saat
pengosongan Spiral Casing dan Draft Tube untuk pemeliharaan.

Gambar 2.26 Gambar Drainage Pump PLTA Sutami
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4.

Sistem Instalasi Kelistrikan (Electrical Installation System)
Sistem instalasi kelistrikan PLTA Sutami sudah tergabung dalam

sistem interkoneksi, output generator yang bertegangan 11kV, melalui
47

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

trafo dinaikkan tegangannya, untuk disalurkan ke saluran ganda SUTT
154kV yang menuju ke gardu induk/pusat beban. SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi) ini merupakan saluran interkoneksi yang terhubung
dengan sistem Jawa – Bali .Pemakaian lokal, di sekitar Karangkates
dipasang trafo lokal untuk menurunkan tegangan menjadi 6V. Sumber
daya untuk peralatan-peralatan bantu di PLTA Sutami, disupplay dari
trafo pemakaian sendiri 6000/380 V. Apabila terjadi black out
(pemadaman), sumber daya diambil dari diesel engine generator (2000
kVA/380 V) sebagai sumber daya cadangan/darurat.
5.

Sistem Kontrol (Control System)
Sistem kontrol di PLTA Sutami dibagi menjadi tiga macam

berdasarkan sistem yang dijalankan, yaitu :
1. Sistem Kontrol Otomatis Penuh
Sistem ini bekerja secara otomatis sejak awal pembebanan serta
operasi kontinyu dan menghentikan jika keadaan menghendaki.
Sistem ini tepat untuk pusat listrik berkapasitas kecil dan letaknya
berdekatan dengan pusat pengontrolan.
2. Sistem Kontrol
Pada sistem ini operator dapat menjelaskan persiapan operasi
paralel dan pembebanan, operasi berhenti dari turbin dan generator
serta berbagai pengontrolan lain dan pengawasan terhadap panel
hubung. Sistem ini dilengkapi tanda hanya bahaya bila terjadi
gangguan.
3. Sistem Kontrol Pengawasan Jarak Jauh.
Pada sistem ini pusat pembangkit dan switch yard dikontrol oleh
pusat pengatur beban yang terletak jauh dari pusat listrik yang
dikontrol.
2.6 Pengoperasian PLTA Sutami
Proses pengoperasian PLTA Sutami meliputi operasi unit pembangkit,
pengaturan daya keluaran dan daya reaktif, pengaturan frekuensi, pengawasan
48

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

kondisi mesin, kondisi elevasi air, pencatatan, pembuatan yang berhubungan
denga unit pengatur beban dalam mengatur daya yang akan dibangkitkan,
pengamatan meteorologis dan sebagainya.
Unit pembangkit yang dioperasikan tersebut meliputi turbin, generator,
transformator utama dan peralatan hubung, mulai dari menjalankan lalu
membebani lalu sampai dengan memberhentikan. Unit pemabngkit pada saat
sebelum dibangkitkan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu mengenai
kondisi peralatan bantu dan sistem hubungannya. Selain itu kondisi normal
dari air pendingin, sistem minyak tekan, sistem minyak pelumasan, persiapan
seluruh

peralatan

hubung,

persiapan

kontrol

dan

persiapan

untuk

memudahkan sudah ditetapkan. Pemeriksaan tambahan juga perlu dilakukan
apabila penghentian unit pembangkit melampaui batas satu minggu.
Mengontrol unit pembangkit digunakan jenis sistem Master Controller
(ruang kontrol). Master Controll memiliki 6 posisi pengaturan yaitu : Stop,
Inlent Valve, Start, Exciter, Paralel, dan Load. Pengontrolan unit pembangkit
pada setiap tahap operasi maupun dari satu tahap ke tahap yang berikutnya,
dapat dilakukan dengan cara menempatkan posisi Master Control pada posisi
yang sudah dikehendaki.

Gambar 2.27 Gambar Animasi Pengoperasian PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

49

Laporan Praktek Kerja Lapangan
Teknik Konversi Energi
PT. PJB Unit Pembangkit Brantas – PLTA Sutami

Gambar 2.28 Gambar Monitoring Operasi PLTA Sutami
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
2.6.1 Menjalankan Unit Pembangkit
1. Prepare/ tahap persiapan
Prepare merupakan tahap pendahuluan yang harus dikerjakan.
Sebelum unit pembangkit mulai dioperasikan. Pada saat lampu
indikator Prepare menyala, maka kondisi normal dari peralatan –
peralatan berikut ini sudah terpenuhi sehingga unit pembangkit
sudah siap untuk dioperasikan.


GCB (Gas Circuit Breaker) generator (152 – 1 ) terbuka



Guide Vane / sudu – sudu jalan tertutup penuh (716)



Inlet Valve (21 S ) tertutup penuh



Brake