Nana Sekarsari Makalah permintaan dan pe

MAKALAH
“PENAWARAN DAN PERMINTAAN
AGREGRAT”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Pengantar Mikro
Dosen Pengampu:
Nina Lelawati, S.E.,M.M

Disusun Oleh
Nana Sekarsari

16630100

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah PERMINTAAN DAN PENAWARAN
AGREGRAT kelompok mata kuliah Pengantar Mikro.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi
yang bertujuan agar dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi para pembaca mengenai
Permintaan dan Penawaran Agregrat. Penyusun makalah ini, kami penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pengajar mata kuliah ekonomi moneter yang telah membimbing kami.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan, penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Metro, 10 November 2016

Penulis

2


DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Penawaran Agregrat......................................................................................3
2.2 Permintaan Agregrat.....................................................................................4
2.3 Keseimbangan Jangka Pendek......................................................................5
2.4 Keseimbangan Jangka Panjang....................................................................6
2.5 Permintaan Penawaran Agregrat dalam Pandangan Klasik..........................7
2.6 Permintaan Penawaran Agregrat dalam Pandangan Keynes........................8
2.7 Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran Agregat.............................10
2.8 Penawaran Agregat: Sejumlah Pertanyaan.................................................11
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................................14

Daftar Pustaka

15

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penawaran agregat (aggregat suply) dan permintaan agregat (aggregat demand) sebagai
model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana
tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan dibahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi dan menentukan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS).
Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sedikit
berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu Negara. Berarti
penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksikan)
perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang merupakan perbedaan
yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisis AD-AS cirri
penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.


1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari penawaran agregat?
2. Apa pengertian dari permintaan agregat?
3. Bagaimana keseimbangan jangka pendek pada keseimbangan penawaran dan
permintaan?
4. Bagaimana keseimbangan jangka panjang pada keseimbangan permintaanpenawaran agregat?
5. Bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam pandangan klasik?
6. Bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam pandangan Keynes?
7. Bagaimana pergeseran kurva permintaan dan penawaran agregat?
8. Penawaran agregat dalam sejumlah pertanyaan?

1

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas individu dari mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro sebagai
tugas individu.
2. Untuk mengetahui faktor - faktor yang menentukan kurva permintaan dan penawaran
agregrat.

3. Untuk mengetahui analisis AD-AS menurut pendekatan Klasik dan pendekatan
Keynes yang sederhana

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penawaran Agregat
Adapun yang dimaksud dengan penawaran agregat adalah (aggregate supply,AS)
adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga. Dengan
perkataan lain, dapat dikatakan bahwa penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai
total dari seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian.
Penawaran agregat didalam suatu perekonomian di pengaruhi oleh beberapa factor sebagai
berikut :
 Besarnya angkatan kerja (size of the labor force).
 Besarnya stok kapital (size of capital stock).
 Keadaan atau tingkat teknologi (state of technology).
 Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
 Harga faktor-faktor produksi.


Berkaitan dengan penawaran agregat ini barangkali penting untuk dibedakan antara
penawaran agregat jangka panjang (short-run aggregate supply,SRAS) dan penawaran
agregat jangka panjang (long-run aggregate supplay,LRAS).pengertian yang telah
dikemukakan di atas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang( lomg run aggregate
supply ) lebih menunjuk kepada jumlah output riil yang ditawarkan ketika upah dan hargaharga telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi
output yang memaksimumkan keuntunganya dan perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment level).

3

2.2 Permintaan Agregat
Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi
dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari
luar negeri.
Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif, diantaranya tingkat harga
secara umu, jumlah uang yang beredar nominal, jumlah obligasi pemerintah, defisit
tertimbang dan pemanfataan tenaga kerja secara penuh dan lain-lain.
Dalam pembahasan ini, akan menganalisis pengaruh perubahan harga secara umum terhadap

permintaan agregatif disini di tunjukkan oleh besarnya pendapatan nasional (Y).
Dengan demikian kurva permintaan agregatif dapat digunakan untuk melihat hubungan
antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional.
Perubahan tingkat harga akan mempengaruhi keseimbangan melalui pengaruhnya terhadap
penawaran uang riil. Jumlah penawaran uang riil adalah sebagai berikut :
M’s = Ms
P
Dimana Ms adalah penawaran uang mnominal dan p adalah tingkat harga. Jelas bahwa
kenaikan tingkat harga akan menurunkan penawaran uang riil dan penurunan tingkat harga
umum akan meningkatkan penawaran uang yang sesungguhnya. Pada ekonomi islam,
peningkatan penawaran uang riil karena penurunan tingka harga akan berakibat
meningkatnya jumlah uang tunai yang di pegang oleh perorangan maupun perusahaan. Oleh
karena mereka berkepentingan untuk mengurangi jumlah uang tunai agar zakat dab biaya
lainya yang di kenakan atas penarikan modalnya dapat di bayar dari keuntungan, bukan dari
modal itu sendiri, maka mereka akan mencairkan tabunganya.
Dengan begitu investasi berhubungan dengan tingkat keuntungan yang di harapkan, dan
melalui proses pengandaan akan meningkatkan pendapatan nasional. Sebagian dari uang
yang diiaktifkan itu mungkin diarahkan kepada peningkatan konsumsi dan ini juga akan
menaikkan pendapatan nasional.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif adalah:

a. Efek Kekayaan
4

Biaya yangdugunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya
memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham,
obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat
harga).

b. Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga bunga.
Efek ini mempengaruhi produksi & investasi
c. Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic & asingKurva
permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang menjelaskan hubungan
antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga ketika semua variabel lain
dianggap konstan.ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan
agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah penekatan teori jumlah
uang dimena permintaan agregat ditentukan semmata-mata oleh jumlah uang. Sementara
pedekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian komponen
permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih.


2.3 Keseimbangan Jangka Pendek
Keseimbangan jangka pendek antara penawaran agregat dan permintaan agregat
ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut.
Dari gambar diatas terlihat bahwa keseimbangan antara AS dan AD dalam jangka pendek
terjadi pada titik E, yang merupakan titik per-potngan kedua kurva tersebut. Pada tingkat
keseimbangan itu, output = Y N dan tingkat harga =P0. Kalau pereknomian berada pada
tingkat harga di atas tingkat keseimbangan, misalnya P1, maka jumlah output yang
ditawarkan pada titik D adalah lebih besar dari pada output yang diminta pada titik A. Pada
kondisi tersebut, artinya pada tingkat harga P1, orang akan berlomba-lomba untuk menjual
lebih banyak barang dan jasa daripada apa yang ingin dibeli orang lain (dalam kondisi ini
5

terjdi kelebihan penawaran atau axcess supply), dan harga barang-barang dan jasa akan turun
dan oleh karenanya tingkat harga mencapai tingkat harga keseimbangan yaitu P 0 pada titik
E.
Sebaliknya, apabila tingkat harga berada di bawah tingkat harga keseimbangan, misalnya P2,
maka disini akan terjadi ketidakseimbangan dimana jumlah output yang diminta adalah lebih
besar daripada jumlah output yang ditawarkan (artinya terjadi kelebihan permintaan
atau Excess demand).Dalam kondisi yang demikian, tingkat harga akan naik karena orang

ingin untuk membeli banyak barang daripada yang ditawarkan orang lain. Kenaikan harga ini
akan terus berlangsung sampai mencapai kembali tingkat harga keseimbangan (P0) di titik
E.5.

2.4 Keseimbangan Jangka Panjang
Keseimbangan Jangka Panjang Pendek pada Keseimbangan Permintaan agregat
(AD) dan Penawaran Agregat (AS) ditunjukkan pada gambar berikut. Pada gambar 7.5.a,
ditunjukkan dimana keseimbangan mula-mula terjadi di atas tingkat output natural rate
(above full employment output), yaitu pada titik A, yang merupakan titik perpotongan antara
SRAS0 dengan AD. Karena tingkat output (Y0) keseimbangan lebih besar daripada tingkat
output kesempatan kerja penuh (natural rate,YN) maka pengangguran yang terjadi (actual)
akan menjadi lebih kecil daripada tingkat pengangguran alamiah (natural rate level) dan
kekakuan berlebihan (ecxcessive tightness) terjadi di pasar tenaga kerja. Kekakuan di pasar
tenaga kerja tersebut akan mendorong upah atau biaya tenaga kerja mengalami dan
menggeser kurva SRAS ke dalam yaitu ke SRAS1. Oleh karena itu, keseimbangan kini
berada pada titik B dan output turun ke Y1. Karena output agregat (Y) masih di atas tingkat
alamiah yaitu Y1 > Y, maka upah teru menerus naik, yang pada akhirnya menngeser kurva
SRAS ke SRAS2. Keseimbangan tercapai di titik C yaitu pada garis vertikal YN dan
sekaligus merupakan titik keseimbangan jangka panjang. Karena output berada pada tingkat
alamiah, maka tidak akan terdapat tekanan lebih lanjut atas upah untuk naik dan begitu juga

kecenderungan lebih lanjut bagi kurva SRAS untuk bergeser.
Gambar 7.5.a. menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat output yang
lebih tinggi daripada tingkat alamiah (natural rate) sebab kurva SRAS akan bergeser ke
dalam (ke kiri), menaikkan tingkat harga, dan menyebabkan perekonomian bergerak ke atas
sepanjang kurva (AD) sampai mencapai titik C pada garis vertical pada tingkat output
alamiah (YN), yang tersebut menunjukkan jumlah output yang ditawarkan di dalam jangka
6

panjang untuk setiap harga, dan dapatkita sebut sebagai kurva penawaran agregat jangka
panjang (LRAS).
Pada gambar 7.5.b, ditunjukkan dimana keseimbangan terjadi di bawah output tingkat
alamiah (below employment output). Karena penganguran actual lebih tinggi dari pada tingkat
penganguran alamiah (natural rate of employment), maka upah akan turun, yang selanjutnya
bergeser kurva SRAS ke luar atau ke kanan sampai mencapai SRAS2. Perekonomian
bergerak turun sepanjang kurva AD sampai mencapai keseimbangan jangka panjangnya yaitu
di titik perpotongan antara kurva ADdan kurva LRAS pada YN. disini seperti halnya pada
gambar 7.5.b, perekonomian akan berhenti ketika output telah kembali lagi ke tingkat
alamiah (natural rate).

2.5 Permintaan-Penawaran agregat dalam pandangan klasik
Model klasik didasarkan pada asumsi bahwa perekonomian beroperasi ibarat sebuah
mekanisme yang dapat melakukan pengaturan, penyesuain, atau koreksi secara otomatis
(self-regulating,self –adjusting, atau self- correcting), cenderung bergerak menuju kepada
keseimbangan pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level). Mengenai factor
yang mempengaruhi permintaan agregat (AD) menurut pandangan kaum klasik secara actual
hanyalah faktor jumlah uang beredar (money supply). Perubahan di dalam permintaan
agregat.
Kebijakan fiskal (perubahan di dalam pengeluaran pemerintah dan atau pajak) menurut kaum
klasik tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat dan output. Hal tersebut
disebabkan karena adanya crowding-outeffect dari ekspansi fikal terhadap investasi swasta.
Kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G) atau penurunan di dalam pajak (T) menurut
kaum Klasik akan menyebabkan tingkat bunga naik, yang pada gilirannya menurunkan
investasi swasta (I), dan bahkan juga pengeluaran konsumsi (C).
Sedangkan menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak membuat pembedaan
antara kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan kurva penawaran jangka panjang
(LRAS). Bagi kaum klasik hanya ada satu kurva penawaran agregat yaitu kurva peenawaran
agregat yang tegak lurus atau vertical, yang menunjukkan bahwa jumlah output barang atau
jasa yangsama akan ditawarkan berapapun harganya. Dengan perkataan lain, jumlah output
barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran
agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi bahwa pasar tenaga kerja berada pada

7

kseimbangan dengan kesempatan kerja (employment) berada dalam kondisi full employment.
Dalam pandangan klasik, kurva SRAS selaulu bergerak ka arah tingkat output full
employmentuntuk berpotongan antara kurva LRAS. Dengan perkataan lain, keseimbangan di
tentukan oleh perpotongan antara kurva AD dan kurva LRAS.
Dengan perkataan lain, keseimbangan ditentukan oleh perpotonngan antara kurva permintaan
agregat (AD) dengan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS). Di dalam model
makro ekonomi klasik, keseimbangan terjadi dimana kekuatan permintaan agregat (AD) dan
penawaran agregat (AS) adalah seimbang. Permintaan agregat menurut kaum klasik hanya
bergantung pada tingkat teknologi dan sekaligus merupakan tingkat output atau GNP riil
kesempatan kerja penuh (full employment level of real GNP).

2.6 Permintaan-Penawaran agregat dalam pandangan Keynes
Di dalam model makro ekonomi Keynes, faktor paling penting yang menentukan
tingkat permintaan agregat (AD) adalah kebijakan fiskal (fiscal policy). Sedangkan kebijakan
moneter atau perubahan dalam jumlah uang beredar (money supply) menurut Keynes
pengaruhnya terhadap permintaan agregat adalah lemah dan bahkan dapat dikatakan tidak
ada. dalam model Keynes, perubahan dalam jumlah uang beredar mempengaruhi permintaan
agregat melalui efeknya atas investasi. Pengaruh uang beredar terhadap investasi bersifat
tidak langsung (indirect), yaitu melalui tingkat bunga. Menurut Keynes, suatu kenaikan di
dalam jumlah uang beredar tidak mepunyai pengaruh yang berarti terhadap penurunan dalam
tingkat bunga, dan tingkat bunga itu sendiri menurut Keynes pengaruhnya terhadap investasi
adalah lemah.
Sedangkan berkaitan dengan penawaran agregat, Keynes dan pengikut-pengikutnya
(Keynesian) mengatakan bahwa kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) adalah
horizontal (perfectly elastic), yang berarti bahwa suatu jumlah output riil akan ditawarkan
pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan perkataan lain, perusahaan akan menawarkan
berapapun jumlah barang yang diminta pada tingkat harga yang berlaku. Pemikiran yang
melandasi kurva penawaran agregat Keynes dan pengikutnya (Keynesian) disebabkan oleh
terdapatnya penganguran, perusahaan dapat memperoleh sebanyak mungkin tenaga kerja
tingkat upah yang berlaku. Biaya produksi rata-rata mereka karenanya diasumsikan tidak
8

berubah walau terjaddi perubahan dalam tingkat outputnya. Mereka menawarkan berapapun
yang diminta pada tingkat harga yang berlaku. Kurva penawaran agregat jangka pendek
(short-run aggregate supply curve,SRAS) menurut Keynes hanya akan bergeser secara
perlahan apabila suatu perekonomian berada di luar tingkat pengangguran alamiah (natural
rate of unemployment). Pergeseran yang lamban dari kurva penawaran agregat jangka pendek
menurut Keynes terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan upah dan harga yang lamban
(ingat asumsi ‘sticky prices and wages’). Menurut model Keynes, kalau jumlah
pengangguran besar (berada di atas natural rate), akan menyebabkan atau mendorong
penyesuain yang sangat lambat di dalam upah relative terhadap harga-harga. Hal yang sama
terjadi apabila jumlah pengangguran berada dibawah tingkat alamiah dimana tekanan bagi
upah untuk meningkatkan lebih cepat kecil sekali.
Secara grafik, pandangan kaum klasik dan Keynes tentang penawaran agregat dan
permintaan agregat, dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari gambar A diatas ditunjukkan bahwa permintaan agregat klasik merupakan fungsi
dari jumlah uang beredar (Ms). Dengan perkataan lain, perubahan permintaan agregat (AD)
hanya terjadi perubahan di dalam peubah jumlah uang beredar (money supply). Only
monetary factors shift tha classical agregat demand cruve. sedangkan gambar yang B
ditunjukkan bahwa permintaan agregat (AD) tidak hanya dipengaruhi oleh peubah jumlah
uang yang beredar (Ms), tetapi juga dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah (G0), investasi
otonom (I0) dan pajak (T0). Perbedaan factor penentu permintaan agregat di dalam model
Klasik dan Keynes menghasilkan perbedaan penting di dalam penjelasan mereka menyangkut
sumber-sumber instabilitas di dalam perekonomian dan jenis kebijakan stabilitas yang harus
di ambil untuk mengatasi instabilitas tersebut.
Keynes percaya bahwa instabilitas di dalam permintaaan investasi merupakan penyebab
utama dari fluktuasi siklis di dalam tingkat pendapatan. Perubahan otonom didalam
permintaan investasi yang di sebabkan oleh perubahan di dalam ekspektasi menyebabkan
pergeseran di dalam fungsi permintaan agregat, yang pada giliranya juga mempengaruhi
instabilitas di dalam tingkat harga dan output. Oleh karena itu, kebijakan fiscal menurut
Keynes harus digunakan untuk menciptakan stabilitas dalam permintaan agregat, meskipun
permintaan investasi tidak stabil.

9

2.7 Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran Agregat
2.7.1 Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
Efek dari pergeseran ke luar (outward shift) di dalam kurva AD yang disebabkan
antara lain oleh kenaikan didalam jumlah uang beredar (Ms), kenaikan di dalam pengeluaran
pemerintah (G), kenaikan di dalam ekspor netto (Xn), penurunan di dalam pajak (T), atau
kenaikan di dalam kemauan dari konsumen dan dunia bisnis untuk membelanjakan karena
mereka menjadi lebih optimistic (C,I).
 Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat
Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan uang beredar riil
meningkat (M/P), yang menyebankan kenikan permintaan agregat. Dengan demikian,
kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan
kenaikan uang beredar akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi
yang direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain
juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.

2.7.2 Pergeseran Kurva Penawaran Agregat
Tidak hanya pergeseran di dalam kurva AD yang dapat menjadi sumber fluktuasi di
dalam output agregat (siklus bisnis), tetapi juga bisa terjadi karena pergeseran di dalam kurva
penawaran agregat. Kurva penawaran agregat dapat bergeser karena factor-faktor yang
mempengaruhi biaya pruduksi, sebagai berikut :
1. Kekuatan Pasar Tenaga Kerja
Ketika output agregat berada di atas tingkat output natural rate (Y > Yn), maka kurva
penawaran agregat (SRAS) akan bergeser ke dalam atau ke kiri ; ketika output agregat
berada di bawah tingkat output alamiah (Y