Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016

LAPORAN KINERJA
BADAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN 2016

Harga (Rp/Kg)

11.000
9.000
7.000
5.000
3.000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Harga GKP di Petani

BADAN KETAHANAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1
1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izinNya
Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016 selesai disusun sesuai yang
direncanakan. Laporan Kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala
Badan Ketahanan Pangan kepada Menteri Pertanian atas pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan alat penilai kinerja secara
kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi dan
transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat. Selain itu, laporan kinerja
ini merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi.
Semua indikator sasaran yang ditargetkan dapat dicapai bahkan melebihi target yang
ditetapkan, kecuali penurunan jumlah penduduk rawan pangan dan koefisien varian
komoditas cabai merah. Capaian kinerja tersebut merupakan dampak dari pelaksanaan
program dan kegiatan tahun 2016 yang telah dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan
Pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan mulai dari pusat hingga ke tingkat
lapang, baik institusi Pemerintah, Swasta, maupun Petani.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, sehingga kami berharap adanya saran, kritik dan masukan yang konstruktif
guna menyempurnakan penyusunan laporan di waktu mendatang. Terima kasih kami

sampaikan kepada berbagai pihak atas bantuannya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan. Semoga laporan ini bermanfaat.

Jakarta,

Februari 2017

Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan

Dr. Ir. Spudnik Sujono Kamino, MM
1

1

1

i

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1

1

DAFTAR ISI

1

Kata Pengantar ......................................................................................................

i

Ringkasan Eksekutif ...............................................................................................

ii

Daftar Isi ................................................................................................................

v

Daftar Tabel............................................................................................................


vi

Daftar Grafik............................................................................................................

viii

Daftar Lampiran........................................................................................................

ix

Daftar Gambar........................................................................................................

x

BAB I

1

BAB II


BAB III

: PENDAHULUAN..................................................................................
A.

Latar Belakang............................................................................

1

B.

Maksud dan Tujuan......................................................................

4

C.

Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi.........................................

4


: PERENCANAAN KINERJA……………………….................................

10

A.

Rencana Strategis…...................................................................

10

B.

Perjanjian Kinerja….....................................................................

16

: AKUNTABILITAS KINERJA.................................................................

20


A.

Capaian Kinerja Organisasi………………....................................

20

B.

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran..........................

26

C.

Realisasi Anggaran……...............................................................

80

D.


Dukungan Instansi Lain…............................................................

84

BAB IV : PENUTUP.............................................................................................

85

A.

Simpulan Umum............................................................................

85

B.

Permasalahan, dan Upaya dan Tindak Lanjut..............................

86

1

L

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1
1

Tabel

DAFTAR TABEL

1.

1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran BKP pada Renstra BKP
2015 – 2019.....................................................................................

10


Tabel

2

Target Indikator Kinerja P5rogram (IKP) BKP 2015 - 2019 ............

12

Tabel

3.

Pendanaan APBN Kegiatan BKP Tahun 2015 - 2019

.................

16

Tabel


4.

Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Badan Ketahanan Pangan
Awal .................................................................................................

17

Tabel

5.

Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Badan Ketahanan Pangan
Revisi III ......................................................................

18

Tabel

6.

Keselarasan Indikator Kinerja Renstra dengan Penetapan Kinerja..

19

Tabel

7.

Penjelasan Hasil Perhitungan Keberhasilan Pencapaian Kinerja Badan
Ketahanan Pangan……………………………………………………...
20

Tabel

8.

Pencapaian Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016 .......

23

Tabel

9.

Perkembangan Ketersediaan Energi dan Protein Serta Skor PPH..

27

Tabel

10.

Angka Rawan Pangan Tahun 2012 – 2016 .....................................

30

Tabel

11.

Perkembangan Dana Bansos dan Realisasi Kawasan Mandiri Pangan
Tahun 203 – 2016 ……………………………………….......................
32

Tabel

12.

Perkembangan Harga GKP, GKG, dan Beras Tingkat Petani
Berdasarkan Pantauan BPS Tahun 2016 ........................................

39

Tabel

13.

Perkembangan Harga Gabah Tingkat Petani Tahun 2016 …….. .....

41

Tabel

14.

Rata-rata Harga Pembelian Gabah dan Beras Tingkat LDPM.... ......

42

Tabel

15. Perkembangan Harga Pangan Strategis Tingkat Konsumen Tahun 2016
Berdasarkan BPS............................................................................... 45

Tabel

16. Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2012 – 2016......... 48

Tabel

17. Perbandingan Tingkat Harga dan Fluktuasi Harga GKP Tahun 2012.
Tingkat Gapoktan LDPM ..................................................................

50

Tabel

18. Progres Kegiatan PUPM dan TTI tahun 2015 – 2016…………….....

54
i1

L

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1
1
Tabel

1
19. Transaksi Kegiatan PUPM dan TTI di 32 Provinsi…………………....

55

Tabel

20. Perkembangan Target Konsumsi Energi tahun 2012 - 2016...........

57

Tabel

21. Rata-rata Perkembangan Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia Tahun
2012 - 2016........
58

Tabel

22. Konsumsi Pangan Hewani Tahun 2016……………………………...

60

Tabel

23. Perkembangan Skor PPH 2011 – 2015...........................................

61

Tabel

24. Perbandingan Percepatan Penyelesaian KN BKP Th. 2012–2016..

70

Tabel

25. Perkembangan PNS Badan Ketahanan Pangan Th. 2012-2016….

72

Tabel

26. Pegawai Fungsional Khusus di Badan Ketahanan Pangan.............

74

Tabel

27. Komponen dan Nilai Budaya Kerja BKP Tahun 2016………...........

76

Tabel

28. Perbandingan Nilai Budaya Kerja BKP tahun 2015 – 2016………..

76

Tabel

29. Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja per eselon II..............

77

Tabel

30. Ringkasan Hasil Penilaian per Eselon II….…..................................

77

Tabel

31. Pagu dan realisasi Anggaran Per Kegiatan…..................................

81

Tabel

32. Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan…............

81

Tabel

33. Pagu dan Realisasi Anggaran per Jenis Belanja…………….............

83

Tabel

34. Alokasi Anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2012 – 2016...

83

ii1

L

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1
1

DAFTAR GRAFIK

1

Grafik

1. Ketersediaan Energi ...........................................................................

29

Grafik

2. Ketersediaan Protein ……...................................................................

29

Grafik

3. Skor PPH Ketersediaan…....................................................................

29

Grafik

4. Perkembangan Kerawanan Pangan di Indonesia Th 2012 – 2016…..

32

Grafik

5. Produksi Rata-rata Responden tahun 2015 – 2016 Kegiatan Solid....

37

Grafik

6. Dampak Peningkatan Pendapatan Kelompok Solid…………………...

37

Grafik

7. Durasi Kekurangan Pangan yang Dialami oleh Kelompok Solid….......

38

Grafik

8. Harga Gabah di Tingkat Produsen Th 2012–2016 Berdasarkan BPS..

39

Grafik

9. Perkembangan Harga GKP, GKG dan Beras Tk. Petani………………

39

Grafik

10. Perkembangan Panel Harga Gabah di Tingkat Petani/Produsen….....

41

Grafik

11. Kondisi Rata-rata Harga Pembelian Gabah dan Beras di Provinsi Pelaksana
LDPM……………………………………………………………….…….....
44

Grafik

12. Perkembangan LDPM Tingkat Penumbuhan, Pengembangan
Kemandirian…………………………………………………………………

dan
49

Grafik

13. Realisasi Anggaran Dibandingkan dengan Renstra dan Pagu
Anggaran Tahunan BKP Tahun 2012 - 2016…….……………….….....

83

iii1

L

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1
1

DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran 1. Sruktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan ………………………...

92

Lampiran 2. Indikator Kinerja Kegiatan BKP Tahun 2010 – 2014 ……………….....

93

Lampiran 3. Matrik Kinerja dan Pendanaan BKP Tahun 2015 – 2019……….….....

95

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Revisi II Tahun 2016…………………………............

98

Lampiran 5. Perjanjian Kinerja Revisi III Tahun 2016…………………………............

99

Lampiran 6. Perkembangan Panel Harga Pangan Strategis Tk. Produsen ...…..

101

Lampiran 7. Perkembangan Harga Gabah Tk. LUPM di 9 Prov. Sample….…….

102

Lampiran 8. Pemantauan Capaian Kinerja PK Triwulanan Tahun 2016…….…...

103

Lampiran 9. Rata-rata Harga Beras di Tingkat PUPM dan TTI Tahun 2016..…...

109

Lampiran 10. Transaksi Kegiatan Gapoktan dan TTI di 32 Provinsi…….…….…...

110

Lampiran 11. Rata-rata Konsumsi Energi dan Protein Tahun 2016……..…….…...

112

Lampiran 12. Dukungan Instansi Lain…………………………………………….…...

113

ix1

L

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016L
1
1

DAFTAR GAMBAR

1

Gambar 1.

Kriteria Penerima Toko Tani Indonesia……......………………………...

52

Gambar 2.

Kerangka Pikir Pelaksanaan Toko Tani Indonesia...................…….....

53

Gambar 3.

Alasan Utama Belanja ke TTI Center………………...................…….....

56

x1

L

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016 disusun sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang dicapai oleh Badan Ketahanan
Pangan selama tahun 2016. Dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
Pertanian, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian melaksanakan tugas
pengkajian, pengembangan, dan koordinasi di bidang ketahanan pangan, sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian. Berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 83 Tahun 2006
tentang Dewan Ketahanan Pangan (DKP), BKP juga ditetapkan secara ex-officio sebagai
Sekretariat DKP yang diketuai oleh Presiden dan Ketua Harian oleh Menteri Pertanian. DKP
yang dibentuk diarahkan untuk memperkuat koordinasi peningkatan ketahanan pangan antar
sektor, antar wilayah, dan antar waktu.
Berdasarkan Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan 2015 – 2019, Visi Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian : ” Terwujudnya ketahanan pangan melalui
penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal berlandaskan kedaulatan pangan
dan kemandirian pangan”. Untuk mencapai visi tersebut, maka disusun misi Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian: (1) Meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam
berbasis sumber daya lokal; (2) Memantapkan penanganan kerawanan pangan; (3)
Meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat untuk pangan pokok (4) Mewujudkan
penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat berbasis sumber daya, kelembagaan dan
budaya local; (5) Mewujudkan keamanan pangan segar.
Badan Ketahanan Pangan telah menyusun Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 sebagai
acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja yang akan dicapai pada tahun 2015 sebagai
berikut : (1) Skor PPH Ketersediaan sebesar 89,71; (2) Penurunan jumlah penduduk rawan
pangan sebesar 1 persen; (3) Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen sebesar
diatas atau sama dengan HPP; (4) Koefisien variasi pangan di tingkat konsumen untuk
komoditas beras sebesar dibawah atau sama dengan 10 persen, cabai merah sebesar dibawah
atau sama dengan 28 persen, bawang merah sebesar dibawah atau sama dengan 18 persen;
(5) Konsumsi Energi sebesar 2.040 Kkal/Kap/hr; (6) Skor PPH Konsumsi sebesar 86,2; (7) Rasio
Konsumsi Pangan Lokal ke Beras sebesar 5,70 persen; (8) Peningkatan Produksi Pangan segar
yang tersertifikasi sebesar 10 persen; dan (9) Tingkat keamnan Pangan Segar yang Diuji
dibawah atau sama dengan 80 persen.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya,
serta dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan capaian kinerja Perjanjian Kinerja
Tahun 2016 adalah : dari 10 indikator, yang mencapai nilai pencapaian diatas 100 persen
(Sangat Berhasil) sebanyak 6 indikator, nilai pencapaian 80 – 100 persen (Berhasil) sebanyak
2 indikator yaitu PPH Ketersediaan dan Skor PPH Konsumsi, dan nilai pencapaian dibawah 60
persen kurang sebanyak 1 indikator yaitu penurunan rawan pangan, meskipun mengalami
penurunan jumlah penduduk rawan pangan. Sedangkan untuk indikator koefisien variasi
harga beras jauh dibawah target sehingga harga beras stabil, cabai merah meskipun sudah
Badan Ketahanan Pangan Kementerian PertanianL

ii

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

dibawah target namun hampir mendekati target, sehingga harga cabai merah kurang stabil,
sedangkan harga bawang merah diatas target sehingga harga bawang merah belum stabil.
Dalam rangka mewujudkan diversifikasi pangan terkait erat dengan perilaku
masyarakat/manusia. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan diversifikasi
pangan pada tahun 2016 adalah : (1) pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan
harga kebutuhan pangan secara umum. sehingga menurunnya daya beli masyarakat
disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada masalah ketersediaan; (2) konsumsi beras
per kapita cenderung turun.tetapi konsumsi gandum (terigu) cenderung meningkat; (3)
teknologi pengolahan pangan lokal masih rendah; (4) kampanye dan promosi
penganekaragaman konsumsi pangan masih kurang; (5) beras sebagai komoditas superior
ketersediaannya masih terjamin dengan harga yang murah; (6) kualitas konsumsi pangan
masih rendah. kurang beragam dan masih didominasi pangan sumber karbohidrat; (7)
terdapatnya konsep makan“belum makan kalau belum makan nasi” yang salah dalam
masyarakat; (8) pemanfaatan dan produksi sumber-sumber pangan lokal seperti aneka umbi,
jagung, dan sagu masih rendah; dan (9) bencana alam dan perubahan iklim yang sangat
ekstrim.
Terkait dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam kinerja
pembangunan ketahanan pangan tahun 2016, maka dalam upaya peningkatan kinerja Badan
Ketahanan Pangan ke depan diperlukan berbagai perbaikan dan inovasi antara lain: 1)
Meningkatkan dukungan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya
perwujudan ketahanan pangan; 2) Meningkatkan peranan eksekutif dan legislatif dalam
penentuan kebijakan ketahanan pangan wilayah, serta peningkatan pemahaman daerah
dalam pembangunan ketahanan pangan; 3) Meningkatkan kemampuan dan kualitas SDM
Aparat khususnya dalam pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan; 4) Mensinkronkan kebijakan pembangunan
ketahanan pangan pusat dan daerah melalui berbagai upaya pemberdayaan masyarakat; 5)
Mengembangkan sistem kordinasi dan pembinaan dalam pemupukan cadangan pangan
pemerintah dan cadangan pangan masyarakat yang bersifat pokok sesuai pola pangan
setempat, guna mengantisipasi terjadinya kasus rawan pangan kronis dan transien, serta
mendukung stabilisasi harga pangan pokok; 6) Meningkatkan sosialisasi, advokasi, dan
pembinaan bagi daerah dalam mengimplementasikan berbagai peraturan dan pedoman
ketahanan pangan yang disusun di pusat.
Dalam mencapai target capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan perlu dukungan dari
instansi lain baik lintas sektor maupun lingkup Kementerian Pertanian. Dukungan tersebut
adalah : (1) peningkatan produksi tanaman khusus tanaman pangan selain padi; (2)
peningkatan produksi dan budidaya hortikultura dan bimbingan teknis budi daya untuk
kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan; (3) pengembangan produk olahan sebagai
bahan pangan pilihan pengganti beras dan terigu; (4) pelatihan bagi aparat, kelompok melalui
penyuluh pertanian, serta penyuluhan di pedesaan; (5) teknologi tepat guna dalam
optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pengolahan pangan lokal berbasis tepungtepungan; serta (6) penyediaan benih unggul dan bersertifikat baik benih tanaman pangan
dan hortikultura.
Jakarta,
Badan Ketahanan Pangan Kementerian PertanianL

Februari 2017
iii

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Salah satu program Kementerian Pertanian yang sedang digalakkan adalah
mewujudkan kedaulatan pangan, melalui program utama yaitu Swasembada Pangan
yang didukung oleh program lainnya. Untuk menuju kedaulatan pangan, ketahanan
pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena
pemenuhan pangan merupakan hak azasi setiap manusia. Selain itu, ketahanan
pangan juga merupakan salah satu pilar ketahanan nasional suatu bangsa, dan
menunjukkan eksistensi kedaulatan bangsa. Terkait dengan hal tersebut, ketahanan
pangan tidak akan dapat terwujud dengan hanya melibatkan satu komponen bangsa,
tapi harus melibatkan seluruh komponen bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat,
harus bersama-sama membangun ketahanan pangan secara sinergi. Hal inilah yang
kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
yang merumuskan ketahanan pangan sebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, halal. merata, dan terjangkau” dan ketahanan pangan merupakan
tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Undang-undang tentang
Pangan tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai Peraturan Pemerintah untuk
diimplementasikan dalam keputusan Pimpinan Pemerintah.
Sejalan dengan amanat Undang-Undang Pangan tersebut, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 memprioritaskan peningkatan
kedaulatan pangan sebagai salah satu sub agenda prioritas untuk mewujudkan agenda
pembangunan nasional yakni kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik. Dalam rangka meningkatkan dan memperkuat
kedaulatan pangan tersebut. maka kebijakan umum dalam RPJMN 2015-2019
diarahkan pada: (1) pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan
dengan peningkatan produksi pangan pokok; (2) stabilisasi harga pangan; (3) perbaikan

1

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; (4) mitigasi gangguan terhadap
ketahanan pangan; dan (5) peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan.
Dalam rangka pemantapan ketahanan pangan, pada tahun 2015 - 2019 Kementerian
Pertanian fokus pada peningkatan produksi pangan pokok strategis, yaitu : padi,
jagung, kedelai, gula (tebu) dan daging sapi-kerbau serta komoditas pertanian lainnya,
untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Pemantapan ketahanan pangan
tersebut, berlandaskan kemandirian dan kedaulatan pangan yang didukung oleh
subsistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan yang terintegrasi.
Dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang mantap dan berkesinambungan, ada
3 (tiga) komponen pokok yang harus diperhatikan: (1) Ketersediaan pangan

yang

cukup dan merata; (2) Keterjangkauan pangan yang efektif dan efisien; serta (3)
Konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan halal. Ketiga komponen
tersebut perlu diwujudkan sampai tingkat rumah tangga, dengan : (1) Memanfaatkan
potensi sumberdaya lokal yang beragam untuk peningkatan ketersediaan pangan
dengan teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan; (2) Mendorong masyarakat
untuk mau dan mampu mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman untuk kesehatan; (3) Mengembangkan perdagangan pangan regional dan antar
daerah, sehingga menjamin pasokan pangan ke seluruh wilayah dan terjangkau oleh
masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); (4)
Memanfaatkan pasar pangan internasional secara bijaksana bagi pemenuhan
konsumen yang beragam; serta (5) Memberikan jaminan bagi masyarakat miskin di
perkotaan dan perdesaan dalam mengakses pangan yang bersifat pokok.
Dewasa ini ketahanan pangan merupakan isu strategis dalam pemenuhan kebutuhan
konsumsi dan kesejahteraan masyarakat karena akan menentukan kestabilan ekonomi,
social, dan politik dalam suatu negara. Pemenuhan kebutuhan pangan menjadi
tantangan tersendiri bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Upaya
memantapkan ketahanan pangan yang dilandasi kedaulatan dan kemandirian pangan,
masih menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan baik dalam aspek:
ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan
pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan,

2

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

kelembagaan ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan. Tantangan
dan permasalahan tersebut antara lain : (1) Sistem pertanian pangan yang dilakukan
oleh petani saat ini sebagian besar belum memberikan kesejahteraan dan keuntungan
yang memadai; (2) Pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan harga
kebutuhan pangan secara umum, sehingga menurunnya daya beli masyarakat; (3)
Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi
(1.39%/tahun); (4) Konsumsi beras per kapita cenderung turun, tetapi konsumsi
gandum (terigu) cenderung meningkat; (5) Belum maksimalnya teknologi pengolahan
pangan lokal; (6) Kampanye dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan masih
kurang; (7) Beras sebagai komoditas superior ketersediaannya masih terjamin dengan
harga yang murah,

sementara pemanfaatan dan produksi sumber-sumber pangan

lokal seperti aneka umbi, jagung, dan sagu masih rendah; (8) Kualitas konsumsi
pangan masih rendah, kurang beragam dan masih didominasi pangan sumber
karbohidrat, serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-umbian, aneka
kacang, serta sayur dan buah;

(9) Hingga saat ini masih berkembangnya konsep

makan “belum makan kalau belum makan nasi”; (10) Bencana alam dan perubahan
iklim yang sangat ekstrim. sehingga mempengaruhi produksi pangan.(11) Konversi
lahan pertanian yang terus berlanjut; (12) Perluasan lahan pertanian di luar Jawa masih
terkendala kualitas tanah maupun kepemilikan lahan; serta (13) Agribisnis pangan yang
belum optimal sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani.

Sementara itu.

situasi ekonomi dan perdagangan bebas di dunia internasional, berpengaruh cukup
kuat terhadap ketahanan pangan di dalam negeri, terutama harga dan pasokan pangan
yang begitu dinamis mempengaruhi ketersediaan pangan di dalam negeri.
Badan Ketahanan Pangan berupaya mengatasi permasalahan dan mewujudkan
ketahanan pangan tersebut. Untuk itu. Badan Ketahanan Pangan (BKP) sebagai salah
satu unit kerja Eselon I Kementerian Pertanian yang memiliki tugas yaitu :
"Melaksanakan pengkajian, pengembangan, dan koordinasi di bidang pemantapan
ketahanan pangan", telah menjabarkan berbagai program dan kegiatan pembangunan
ketahanan pangan, serta dilaksanakan secara berkesinambungan baik pusat dan
daerah melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) Badan Ketahanan Pangan yaitu

3

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

mulai dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja,
hingga capaian kinerja.
Guna mengetahui kinerja pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ketahanan
pangan tersebut selama tahun 2016, disusunlah Laporan Kinerja Badan Ketahanan
Pangan Tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja tersebut didasarkan pada : (1) UU
no 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; (2) Peraturan Pemerintah No. 8/2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (3) Peraturan
Pemerintah No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan; (4) Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (5) Instruksi Presiden No. 7
Tahun 1999; (6) Permenpan dan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja. Pelaporan Kinerja. dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah; dan (7) Permentan No 50 tahun 2016 tentang Pengelolaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian.

B.

Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja tahun 2016 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian kepada Menteri Pertanian selaku
pimpinan tertinggi Kementerian Pertanian.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk : (1) Mengetahui sejauhmana kinerja
Badan Ketahanan Pangan tahun 2016; (2) Memenuhi kewajiban Badan Ketahanan
Pangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2016; dan (3) Sebagai
salah satu bahan penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian.

C.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Presiden No 45 tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian.
Badan

Ketahanan

Pangan

mempunyai

tugas

menyelenggarakan

koordinasi,

perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang peningkatan diversifikasi dan

4

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

pemantapan ketahanan pangan.

Pelaksanaan tugas diselenggarakan secara efektif

dan efisien berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Badan Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi:
1.

Koordinasi, pengkajian, penyusunan kebijakan, pemantauan dan pemantapan di
bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan
distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan
peningkatan keamanan pangan segar;

2.

Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ketersediaan
pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses
pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan
pangan segar;

3.

Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan pangan,
penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan,
penganekaragaman konsumsi pangan. dan peningkatan keamanan pangan segar;

4.

Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang ketersediaan pangan, penurunan
kerawanan

pangan,

pemantapan

distribusi

pangan

dan

akses

pangan,

penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan pangan segar;
5.

Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan; dan

6.

Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Struktur organisasi Badan Ketahanan Pangan terdiri atas:
1.

Sekretariat Badan;

2.

Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan;

3.

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan; dan

4.

Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan.

Sekretariat Badan mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Ketahanan Pangan. Sekretariat
Badan menyelenggarakan fungsi:

5

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

1.

Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerja sama di
bidang ketahanan pangan;

2.

pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

3.

evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta
pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;

4.

evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang ketahanan pangan;

5.

pelaksanaan urusan tata usaha Badan Ketahanan Pangan; dan

6.

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.

Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pengkajian, penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
ketersediaan dan penurunan kerawanan pangan. Pusat Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan menyelenggarakan fungsi:
1.

koordinasi di bidang ketersediaan pangan, akses pangan dan penurunan
kerawanan pangan;

2.

pengkajian di bidang ketersediaan pangan, akses pangan dan penurunan
kerawanan pangan;

3.

penyiapan perumusan kebijakan di bidang ketersediaan pangan, akses pangan
dan penurunan kerawanan pangan;

4.

pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan pangan, akses pangan dan
penurunan kerawanan pangan;

5.

pelaksanaan pemantapan di bidang ketersediaan pangan, akses pangan dan
penurunan kerawanan pangan;

6.

penyusunan norma, standar, prosedur. dan kriteria di bidang ketersediaan
pangan, akses pangan dan penurunan kerawanan pangan;

6

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

7.

pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan pangan, akses
pangan dan penurunan kerawanan pangan;

8.

pelaksanaan

pemantauan,

evaluasi

dan

pelaporan

kegiatan

di

bidang

ketersediaan pangan, akses pangan dan penurunan kerawanan pangan; dan
9.

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pengkajian, penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi dan
cadangan pangan. Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan menyelenggarakan fungsi:
1.

koordinasi di bidang distribusi pangan, harga pangan dan cadangan pangan;

2.

pengkajian di bidang distribusi pangan, harga pangan dan cadangan pangan;

3.

penyiapan perumusan kebijakan di bidang distribusi pangan, harga pangan dan
cadangan pangan;

4.

pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi pangan, harga pangan dan cadangan
pangan;

5.

pelaksanaan pemantapan di bidang distribusi pangan, harga pangan dan
cadangan pangan;

6.

penyusunan norma. Standar, prosedur, dan kriteria di bidang distribusi pangan,
harga pangan dan cadangan pangan;

7.

pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang distribusi pangan, harga
pangan dan cadangan pangan;

8.

pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang distribusi
pangan, harga pangan dan cadangan pangan; dan

9.

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.

Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi. pengkajian. penyiapan perumusan dan pelaksanaan

7

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

kebijakan di bidang penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan. Pusat
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi:
1.

koordinasi di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman pangan, dan
keamanan pangan segar;

2.

pengkajian di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman pangan, dan
keamanan pangan segar;

3.

penyiapan perumusan kebijakan di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman
pangan, dan keamanan pangan segar;

4.

pelaksanaan kebijakan di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman pangan,
dan keamanan pangan segar;

5.

pelaksanaan pemantapan di bidang konsumsi pangan, penganekaragaman
pangan, dan keamanan pangan segar;

6.

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang konsumsi pangan,
penganekaragaman pangan, dan keamanan pangan segar;

7.

pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang konsumsi pangan,
penganekaragaman pangan, dan keamanan pangan segar;

8.

pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang konsumsi pangan,
penganekaragaman pangan, dan keamanan pangan segar; dan

9.

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.

Bagan

struktur

organisasi

BKP

berdasarkan

Permentan

Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 sebagaimana pada Lampiran 1.
Mengingat

luasnya

substansi

dan

banyaknya

pelaku

yang

berperan

dalam

pembangunan ketahanan pangan, maka sangat diperlukan kerjasama yang sinergis
dan terarah antar institusi dan komponen masyarakat serta koordinasi program dan
kegiatan berbagai subsektor dan sektor. Guna mewujudkan sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan program, serta memperkuat koordinasi peningkatan ketahanan pangan
antar sektor, antar wilayah, dan antar waktu, dibentuk Dewan Ketahanan Pangan (DKP)
yang bertugas merumuskan kebijakan serta melaksanakan evaluasi dan pengendalian
dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui Keppres Nomor 132 Tahun

8

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

2001 yang disempurnakan dengan Perpres Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan
Ketahanan Pangan (DKP), menetapkan BKP secara ex-officio sebagai Sekretariat DKP
yang diketuai oleh Presiden dan Ketua Harian oleh Menteri Pertanian.
BKP selaku Sekretariat DKP memfasilitasi pelaksanaan tugas Menteri Pertanian selaku
Ketua Harian DKP dalam membantu Presiden RI untuk : (1) Merumuskan kebijakan
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional; dan (2) Melaksanakan evaluasi
dan pengendalian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.

9

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A.

Rencana Strategis

Dalam penyusunan Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2016, Rencana
Strategis (Renstra) yang dipergunakan adalah Renstra Badan Ketahanan Pangan
(BKP) Tahun 2015 – 2019 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran serta program BKP.
Visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun
2015-2019
VISI
Terwujudnya

MISI

1. Memantapkan

TUJUAN

1. Memperkuat

SASARAN

1. Meningkatnya

ketahanan

ketersediaan dan

penyediaan pangan

ketersediaan pangan yang

pangan yang

penanganan

yang beragam berbasis

beragam

kerawanan pangan

sumber daya lokal

berlandaskan
Kedaulatan
dan

2. Menurunkan jumlah

Kemandirian

penduduk rawan

Pangan

2. Menurunnya jumlah
penduduk rawan pangan

pangan
2. Meningkatkan
keterjangkauan

3. Memperkuat sistem
distribusi pangan

masyarakat

3. Stabilinya harga pangan
pokok di tingkat produsen
dan konsumen

terhadap pangan
3. Mewujudkan

4. Meningkatkan

4. Meningkatnya kuantitas

penganekaragaman

konsumsi pangan

dan kualitas konsumsi

konsumsi pangan

masyarakat untuk

pangan masyarakat

masyarakat

memenuhi kecukupan

berbasis sumber

gizi yang bersumber

daya, kelembagaan

dari pangan lokal

dan budaya lokal
4. Mewujudkan

5. Meningkatkan

5. Meningkatnya pangan

pangan segar yang

keamanan dan mutu

segar yang aman dan

aman dan bermutu

pangan segar

bermutu

10

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

Dalam rangka mengukur kinerja Badan Ketahanan Pangan untuk mencapai tujuan
strategis tersebut di atas maka ditetapkan indikator kinerja tujuan dan target kinerja
jangka menengah yang harus dicapai pada akhir tahun kelima (2019). Indikator kinerja
tersebut merupakan indikator kinerja utama Badan Ketahanan Pangan, yaitu:
1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam sehingga mencapai skor Pola
Pangan Harapan (PPH) ketersediaan sebesar 96,32 pada tahun 2019;
2. Penurunan jumlah penduduk rawan pangan sebesar 1% setiap tahun;
3. Stabilnya harga gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg) lebih besar
atau sama dengan Harga Pembelian Pemerintah;
4. Koefisien variasi pangan di tingkat konsumen (cv) dengan cv beras kurang dari
10%, cabe merah kurang dari 25%, bawang merah kurang dari 15% pada tahun
2019;
5. Konsumsi energi sebesar 2.150 kkal/kap/hr pada tahun 2019;
6. Konsumsi pangan hewani sebesar 225 kkal/kap/hr pada tahun 2019;
7. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi sebesar 92,50 pada tahun 2019;
8. Rasio konsumsi pangan lokal non beras terhadap beras sebesar 6,23% pada tahun
2019;
9. Peningkatan produk pangan segar yang terdaftar dan/atau tersertifikasi sebesar
10%;
10. Tingkat keamanan pangan segar yang diuji lebih besar atau sama dengan 80%.

Sasaran strategis merupakan indikator kinerja dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam;
2. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan;
3. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen;
4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas konsumsi pangan masyarakat;
5. Meningkatnya pangan segar yang aman dan bermutu.

11

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

Target kinerja “Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat” Badan Ketahanan Pangan tahun 2015-2019, setiap tahun dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Target Indikator
2015–2019
No.
1.

Kinerja

Program

Rincian IKP
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

(IKP) Badan Ketahanan Pangan Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

87,52

89,71

92,04

94,25

96,32

1

1

1

1

1

2HPP

2HPP

2HPP

2HPP

2HPP

Ketersediaan
2.

Penurunan jumlah penduduk rawan pangan
(%/Tahun)

3.

Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat
produsen (Rp/Kg)

4.

Koefisien variasi pangan di tingkat konsumen
(CV)
- Beras

2 %

2 %

2 %

2 %

2 %

- Cabe Merah

2 %

2 %

2 %

2 %

2 %

- Bawang Merah

2 %

2 %

2 %

2 %

2 %

2.004

2.040

2.077

2.113

2.150

5.

Konsumsi Energi (kkal/kap/hr)

6.

Konsumsi Pangan Hewani (kkal/kap/hr)

191

200

208

217

225

7.

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi

84,1

86,2

88,4

90,5

92,5

8.

Rasio konsumsi pangan lokal non beras

5,54

5,70

5,87

6,05

6,23

10

10

10

10

10

2

2

2

2

2

terhadap beras (%)
9.

Peningkatan produk pangan segar yang
terdaftar dan/atau tersertifikasi (%)

10.

Tingkat keamanan pangan segar yang diuji
(%)

Sumber: Badan Ketahanan Pangan

Sedangkan target kinerja kegiatan adalah tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan
dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dalam periode 2015-2019 yang berupa output.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) tersebut dapat diperhatikan pada lampiran 2.

12

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

Memperhatikan indikator kinerja diatas dan arah kebijakan ketahanan pangan, serta
mempertimbangkan penanganan ketahanan pangan lintas pelaku dan wilayah, maka
dirumuskan

“Program

Peningkatan

Diversifikasi

dan

Ketahanan

Pangan

Masyarakat”. Program tersebut diwujudkan melalui koordinasi dan sinkronisasi dalam
perencanaan dan penyiapan program, partisipasi pemangku kepentingan dan
masyarakat, identifikasi dan intervensi pangan dan gizi, serta pengembangan model
kebijakan guna pencapaian sasaran pemantapan ketahanan pangan masyarakat
sampai tingkat perseorangan.
Untuk menyelenggarakan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, maka akan dilaksanakan 4 (empat) kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsi Badan Ketahanan Pangan yang meliputi:
1. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan;
2. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan;
3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan;
4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.
Rencana aksi dalam rangka mencapai sasaran diatas dibagi dalam beberapa sub
kegiatan yang akan menghasilkan beberapa output sebagai sarana untuk mencapai
sasaran program (outcome). Kegiatan beserta sub kegiatannya diuraikan berikut ini :
1.

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan upaya memantapkan ketersediaan
pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri sekaligus pengurangan jumlah
penduduk rawan pangan.
Sasaran output kegiatan adalah (1) meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam
dan menurunnya jumlah penduduk rawan pangan setiap tahun; serta (2) Meningkatnya
ketahanan pangan keluarga melalui pengembangan model pemberdayaan masyarakat
/Smallholder Livelihood Development (SOLID).
Untuk mencapai sasaran output pertama. ada 6 (enam) sub kegiatan. yaitu: (1) Analisis
Neraca Bahan Makanan; (2) Penguatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi; (3)
Kajian Responsif dan Antisipatif Ketersediaan dan Kerawanan Pangan; (4) Peta

13

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

ketahanan dan kerentanan pangan (Peta FSVA); (5) Kawasan Mandiri Pangan; dan (6)
Pemantauan ketersediaan dan kerawanan pangan.
Sedangkan untuk mencapai sasaran output kedua. ada 4 (empat) sub kegiatan yang
dilaksanakan bekerja sama dengan International Food for Agricultural Development
(IFAD) di 11 kabupaten di provinsi Maluku dan Maluku Utara, yaitu: (1) Pemberdayaan
petani kecil dan gender; (2) Dukungan produksi pertanian dan pemasaran; (3)
Pengembangan rantai nilai tanaman perkebunan; dan (4) Dukungan manajemen dan
administrasi SOLID.
2.

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Kegiatan ini ditujukan untuk mendorong pengembangan sistem distribusi dan stabilitas
harga pangan dalam rangka meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat. dan
antisipasi kebutuhan pangan.
Sasaran output kegiatan adalah meningkatnya kemampuan kelembagaan distribusi dan
cadangan pangan serta stabilitas harga pangan
Kegiatan ini terdiri dari 7 (tujuh) sub kegiatan. yaitu: (1) Pengembangan Usaha Pangan
Masyarakat/Toko Tani Indonesia; (2) Lembaga distribusi pangan masyarakat; (3)
Lumbung pangan masyarakat; (4) Panel harga pangan nasional dan pemantauan harga
dan pasokan pangan HBKN; (5) Pemantauan pasokan, harga, distribusi dan cadangan
pangan; (6) Kajian Responsif dan Antisipatif Distribusi Pangan; dan (7) Kajian Distribusi
Pangan.
3.

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan
Pangan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan dan
memasyarakatkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman
(B2SA) dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal.
Sasaran output kegiatan adalah meningkatnya pemantapan penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan pangan segar.

14

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

Kegiatan ini terdiri dari 6 (enam) sub kegiatan, yaitu: (1) Pemberdayaan pekarangan
pangan; (2) Pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan; (3) Gerakan
Diversifikasi Pangan; (4) Analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan; (5) Model
pengembangan pangan pokok lokal; dan (6) Pengawasan keamanan dan mutu pangan;
4.

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi dan melayani administrasi, keuangan dan
asset terhadap penyelenggaraan operasional kantor.
Sasaran output kegiatan adalah (1) Terselenggaranya pelayanan administrasi dan
pelayanan teknis lainnya secara profesional dan berintegritas di lingkungan Badan
Ketahanan Pangan; dan (2) Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan, evaluasi
dan pengendalian ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.
Untuk mencapai sasaran output pertama. ada 4 (empat) sub kegiatan, yaitu: (1)
Perencanaan, penganggaran, dan kerja sama ketahanan pangan; (2) Pelayanan
keuangan dan perlengkapan; (3) Pemantauan dan evaluasi program dan kegiatan
ketahanan pangan; (4) Penanganan organisasi, kepegawaian, humas, tata usaha, dan
hukum.
Sedangkan untuk mencapai sasaran output kedua. hanya ada satu sub kegiatan, yaitu:
koordinasi perumusan kebijakan, evaluasi dan pengendalian ketahanan pangan melalui
Dewan Ketahanan Pangan.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dibutuhkan pendanaan yang sangat
besar. Sumber pendanaan tidak hanya berasal dari APBN. namun perlu ditunjang dari
sumber pendanaan lain diantaranya Pemerintah Daerah melalui APBD prov/kab/kota,
keterlibatan swasta, perbankan (skim kredit dan kredit komersial) serta dari swadaya
masyarakat. Selain itu, tidak menutup kemungkinan terhadap pendanaan yang
bersumber dari kerjasama dengan internasional. Dukungan pendanaan dibutuhkan
untuk memfasilitasi proses koordinasi, supervise, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi program/kegiatan.

15

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

Program dan kegiatan pemantapan ketahanan pangan lingkup Badan Ketahanan
Pangan 2015-2019 yang dibiayai APBN, adalah prioritas nasional. Kebutuhan anggaran
Badan Ketahanan Pangan tahun 2015 adalah sebesar Rp 635,25 milyar. Sedangkan
kebutuhan anggaran tahun 2019 diperkirakan sebesar Rp 1.439,90 milyar. Kebutuhan
anggaran tersebut untuk membiayai kegiatan kajian, analisis dan perumusan kebijakan
ketahanan pangan serta pengembangan model pemberdayaan untuk meningkatkan
ketahanan pangan masyarakat terutama di lokasi rentan ketahanan pangan. Rencana
pendanaan tahunan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Pendanaan APBN Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019
ALOKASI (Milyar Rupiah)
No
1814

Kegiatan
Pengembangan Sistem Distribusi dan

2015

2016

2017

2018

2019

107,26

285,41

466,02

675,59

1.081,80

111,61

268,43

285,36

320,38

71,261

132,89

125,71

98,52

138,60

149,08

283,49

103,49

113,84

125,23

137,75

Stabilitas Harga Pangan
1815

Pengembangan ketersediaan dan
penanganan rawan pangan

1816

Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi dan Keamanan Pangan

1817

Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Badan Ketahanan Pangan
TOTAL

635,25

783,06

963,76

1.259,82

1.439,90

Sumber: BKP. Kementan

Secara lengkap target dan anggaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat 2015-2019 ditampilkan Matrik Kinerja dan Pendanaan Badan
Ketahanan Pangan pada Lampiran 3. Rencana pendanaan tersebut akan disesuaikan
dengan arah kebijakan nasional dan Kementerian Pertanian pada tahun berjalan.

B.

Perjanjian Kinerja

Sebagai tindaklanjut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja
16

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016

dan Pelaporan dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Badan
Ketahanan Pangan telah menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Kepala Badan
Ketahanan Pangan hingga Eselon IV lingkup Badan Ketahanan Pangan. Dalam
penyusunan laporan kinerja ini merupakan Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan,
maka perjanjian kinerja yang disusun sebagai acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas
kinerja yang akan dicapai pada tahun 2016. Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan
Pangan mengalami beberapa perubahan karena adanya perubahan fokus kegiatan,
sasaran, dan perubahan anggaran. Pada awal tahun 2016, Perjanjian Kinerja Badan
Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 783,06 Milyar, selanjutnya
mengalami perubahan Perjanjian Kinerja hingga 3 kali yaitu Perjanjian Kinerja (Revisi I)
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 728,93 Milyar. Perjanjian Kinerja (Revisi II)
dengan alokasi anggaran sebesar 705,86 Milyar. dan Perjanjian Kinerja (Revisi III)
dengan alokasi anggaran sebesar 671,86 Milyar. Perjanjian Kinerja Awal dan
Perubahan (Revisi III) seperti pada tabel dibawah ini, sedangkan Perjanjian Kinerja
Awal dan Perubahan (Revisi I dan II) dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
Tabel 4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Badan Ketahanan Pangan Awal
SASARAN PROGRAM

INDIKATOR
Skor PPH Ketersediaan

1. Peningkatan ketersediaan
pangan yang beragam

1.

2. Penurunan jumlah
penduduk rawan pangan
3. Stabilitas harga pangan
pokok di tingkat produsen
dan konsumen

2.

Penurunan jumlah penduduk rawan
pangan

3.

Harga gabah kering panen (GKP)
di tingkat produsen (Rp/Kg)

4.

Koefisien variasi pangan (beras) di
tingkat konsumen (Cv)

TARGET
89.71
1%
≥ HPP

< 10%

4. Peningkatan kuantitas dan 5.
kualitas konsumsi pangan 6.
masyarakat
7.

Konsumsi Energi
Skor PPH Konsumsi

86,2

5. Peningkatan pangan segar 8.
yang aman dan bermutu
9.

Peningkatan produk pangan segar
yang tersertifikasi
Tingkat keamanan pangan segar
yang diuji

10%

Konsumsi Pangan Hewani

2.040 Kkal/Kap/hr
200 Kkal/Kap/hr

≥ 80%

17

Laporan Kinerja Badan ketahanan Pangan Tahun 2016
Kegiatan

Anggaran

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Rp

268.476.500.000.-

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Rp

285.414.000.000.-

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Rp

125.717.388.000.-

Dukungan Manajemen & Teknis Lainnya pada Badan Ketahanan Pangan

Rp

103.456.432.000.-

JUMLAH

Rp

783.064.320.000.-

Tabel 5. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Badan Ketahanan Pangan III

SASARAN PROGRAM

TARGET

INDIKATOR

2. Peningkatan ketersediaan
pangan yang beragam

1.

3. Penurunan jumlah penduduk 2.
rawan pangan
4. Stabilitas harga pangan
3.
pokok di tingkat produsen
dan konsumen
4.

6. Peningkatan kuantitas dan
kualitas konsumsi pangan
masyarakat
7. Peningkatan pangan segar
yang aman dan bermutu

Skor PPH Ketersediaan

89.71

Penurunan jumlah penduduk rawan
pangan

1%

Harga gabah kering panen (GKP) di
tingkat produsen (Rp/Kg)

≥ HPP

5.

Koefisien variasi pangan di tingkat
konsumen (Cv)
- Beras
- Cabai merah
- Bawang merah
Konsumsi Energi

6.

Konsumsi Pangan Hewani

7.
8.

Skor PPH Konsumsi
Peningkatan produk pangan segar
yang tersertifikasi
Tingkat keamanan pangan segar
yang diuji

9.

< 10%
< 28 %
< 18 %
2.040 Kkal/Kap/hr
200 Kkal/Kap/hr

Kegiatan

86,2
10%
≥ 80%
Anggaran

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Rp

193.188.170.000.-

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Rp

244.304.341.000.-

Pengembanga