Optimasi Penempatan dan Kapasitas Distributed Generation (DG) dengan Menggunakan Artificial Immune Negative Selection Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan di wilayah Sumatera Utara pada jaringan

distribusi 20 kV dari Gardu Induk Tele pada penyulang TL.2-Gelas/DS 3 yang
terkoneksi dengan PLTMH Aek Silang (1 x 750 kW).Penelitian ini akan
dilaksanakan setelah seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian
direncanakan dua bulan.
3.2.

Bahan Penelitian
Bahan yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah :

1.

One line diagram jaringan distribusi 20 kV Aek Silang.


2.

Data bus, data line, dan data pembangkit DG.

3.

Menggunakan software Matlab.

3.3.

Variabel Yang Diamati
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini ialah:

1.

Level tegangan tiap bus pada jaringan distribusi 20 kV.

2.

Perubahan rugi-rugi daya reaktif.


3.

Perubahan titik koneksi pada saluran jaringan distribusi.

4.

Kapasitas DG yang akan dipasang.

3.4.

Prosedur penelitian
Ada beberapa tahapan dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1 berikut.

25
Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. 1 Flowchart penelitian


26
Universitas Sumatera Utara

1.

Pengambilan data
Data yang dibutuhkan diambil dari PT.PLN (Persero) pada GI Tele yang

terhubung dengan GH Dolok Sanggul dan berikut data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian:
a) Data pembangkit terbarukan (PLTMH Aek Silang).
Berikut data pembangkit energi terbarukan yang dibutuhkan untuk
melakukan perhitungan aliran daya:
1. Identitas (ID generator pada DG (PLTMH Aek Silang)
2. Rating tegangan dan kapasitas generator
3. Daya aktif dan daya reaktif DG
b) Data busbar.
Berikut data busbar yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
aliran daya:
1. ID bus

2. Nominal kilovolt (kV)
c) Data penyulang.
Berikut

data

penyulang

yang

dibutuhkan

untuk

melakukan

perhitungan aliran daya:
1. ID penyulang
2. Diagram satu garis (one line diagram) penyulang
3. Data dimensi penyulang pada jaringan distribusi 20 kV:

a. Panjang penyulang
b. Impedansi penyulang

27
Universitas Sumatera Utara

d) Data beban (daya terpasang) pelanggan penyulang.
Berikut data beban yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
aliran daya:
1. ID beban
2. Rating tegangan
3. Kapasitas daya terpasang pada beban (kVA)
2.

Melakukan perhitungan aliran daya tanpa DG
Data yang sudah diperoleh dibuat kedalam bentuk tabel dan dilakukan

perhitungan dengan menggunakan metode Newton-Raphson pada software
Matlab untuk mendapatkan kondisi tegangan dan rugi-rugi daya aktif sebelum
pemasangan DG.

3.

Menentukan kandidat bus terpilih pemasangan DG
Kandidat bus yang terpilih adalah bus yang berada di sekitar daerah

sumber potensi tempat pemasangan DG dan kondisi bus yang berada pada kondisi
standart.
4.

Memasang DG pada sistem dengan kapasitas tertentu
Kapasitas DG yang akan diinjeksikan adalah mulai dari 0,75 MW – 1.5

MW
5.

Melakukan perhitungan aliran daya
Perhitungan aliran daya dilakukan setelah pemasangan DG pada kapasitas

tertentu pada titik koneksi bus untuk mengatahui rugi-rugi dan kondisi tegangan.


28
Universitas Sumatera Utara

6.

Membandingkan nilai fitness
Hasil perhitungan akan dibandingkan pada seluruh bus kandidat. Dalam

proses optimasi, kerugian yang paling minimumlah yang menjadi kesimpulan
terbaik pada bus kandidat yang akan dikoneksikan.

29
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Pengumpulan data


4.1.1. Data Beban
Data beban dapat dilihat pada tabel 4.1 yang merupakan data yang akan
digunakan dalam penelitian studi aliran daya yaitu jaringan distribusi rayon Gardu

Hubung (GH) Dolok Sanggul yang terhubung/terkoneksi dengan PLTMH Aek
Silang.
Tabel 4. 1 Data beban saluran distribusi 20 kV

Bus

Kode
Bus

Tegangan
(pu)

Sudut
(derajat)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19


1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0


1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Load (Beban)

Power
Factor
(%)

MW

MVAR

85
85

0.017
0.019

0.010
0.012

85
85
85

0.016
0.007
0.007

0.010
0.004
0.004

85
85
85

0.007
0.050
0.008

0.005
0.031
0.005

85

0.010

0.006

85
85
85
85

0.005
0.005
0.005
0.020

0.003
0.003
0.003
0.012

Generator
MW

MVAR

30
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.1 Data beban saluran distribusi 20 kV

Bus

Kode
Bus

Tegangan
(pu)

Sudut
(derajat)

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Load (Beban)

Power
Factor
(%)

MW

MVAR

85
85

0.005
0.044

0.003
0.027

98

0.042

0.009

85
85
85

0.006
0.014
0.015

0.004
0.009
0.009

85
85
85
85
85
85
85

0.011
0.011
0.008
0.004
0.007
0.017
0.016

0.007
0.007
0.005
0.003
0.005
0.011
0.010

85
85

0.004
0.012

0.003
0.007

85

0.007

0.004

85
85
85

0.006
0.025
0.010

0.004
0.016
0.006

85
85
85

0.007
0.001
0.011

0.004
0.001
0.007

85

0.001

0.001

85
85

0.004
0.002

0.002
0.001

Generator
MW

MVAR

31
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.1 Data beban saluran distribusi 20 kV

Bus

Kode
Bus

Tegangan
(pu)

Sudut
(derajat)

55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Load (Beban)

Power
Factor
(%)

MW

MVAR

85

0.007

0.004

85

0.019

0.012

99
85
85

0.010
0.001
0.001

0.001
0.001
0.001

85
85
85
85

0.003
0.018
0.003
0.011

0.001
0.011
0.002
0.007

85
80

0.000

0.000

85

0.010

0.006

85
85

0.078
0.009

0.048
0.006

85
85

0.002
0.005

0.001
0.003

85
85
85
85

0.003
0.014
0.021
0.019

0.002
0.009
0.013
0.012

85

0.004

0.002

85
85
85

0.005
0.016
0.011

0.003
0.010
0.007

Generator
MW

MVAR

0.750

32
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.1 Data beban saluran distribusi 20 kV

Bus

Kode
Bus

Tegangan
(pu)

Sudut
(derajat)

90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Power
Factor
(%)

Load (Beban)
MW

MVA
R

85
85
85
85
85
85
85
85
85
85

0.009
0.011
0.019
0.000
0.020
0.022
0.054
0.075
0.005
0.102

0.006
0.007
0.012
0.000
0.012
0.013
0.034
0.046
0.003
0.063

85
85
85
85
85
85
85
85
98
85
85
85
85

0.140
0.065
0.013
0.036
0.004
0.005
0.050
0.102
0.093
0.017
0.007
0.052
0.020

0.087
0.040
0.008
0.022
0.003
0.003
0.031
0.063
0.019
0.010
0.004
0.032
0.013

85
85
85
85
85
85
85
85

0.000
0.010
0.009
0.009
0.017
0.009
0.008
0.017

0.000
0.006
0.006
0.006
0.011
0.006
0.005
0.010

Generator
MW

MVAR

33
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.1 Data beban saluran distribusi 20 kV

Bus

Kode
Bus

Tegangan
(pu)

Sudut
(derajat)

125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Total

Power
Factor
(%)

Load (Beban)
MW

MVA
R

85
85
85
85

0.000
0.010
0.011
0.011

0.000
0.006
0.007
0.007

85
85

0.011
0.009

0.007
0.006

85
85
85
85
85

0.027
0.005
0.005
0.005
0.069

0.017
0.003
0.003
0.003
0.043

85

0.043

0.026

85

0.015

0.009

85

0.020

0.012

85

0.004

0.003

85
85
85
85
85
85
85
85
85
85

0.003
0.008
0.014
0.065
0.014
0.044
0.020
0.009
0.009
0.088

0.002
0.005
0.009
0.040
0.008
0.027
0.012
0.005
0.005
0.055

2.255

1.336

Generator
MW

MVAR

0.750

34
Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Data pembangkit
Dalam perhitungan perlu juga diketahui data pembangkit yang saat ini digunakan
dan yang terhubung langsung dengan saluran distribusi 20 kV.

Merk/Type
Kapasitas generator
RPM
Tegangan eksitasi
Kelas isolasi
Nr
Cos phi
Frekuensi
Arus eksitasi
Tegangan output
Arus output
Type
Daya keluaran
Ketinggian (Head)
Kecepatan (Speed)
Merk/Type
Merk
Fasa
Frekuensi
Daya nominal
Hubungan primer
Hubungan sekunder
Tegangan sekunder
Arus nominal primer
Arus nominal sekunder
Tipe pendingin

Data Generator
RELIANCE/SDGB 8063-16/D Gen
940 KVA
375 RPM
80 V
F/H JP 23
174728 VL
0,8
50 Hz
4,1 A
400 V
1358 A
Data Turbin
Francis
790 KW
15 M
375 RPM
Data Governor
Woodward/UG-8
Data Trafo Daya
UNINDO
3
50 Hz
1000 KVA
YN
D5
400 V
289 A
1443 A
ONAN

35
Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Data saluran distribusi
Data saluran terlebih dahulu dikonversikan kedalam satuan p.u (per unit) dapat
dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Data saluran distribusi 20 kV
Kabel
Kabel 1
Kabel 2
Kabel 3
Kabel 4
Kabel 5
Kabel 6
Kabel 7
Kabel 8
Kabel 9
Kabel 10
Kabel 11
Kabel 12
Kabel 13
Kabel 14
Kabel 15
Kabel 16
Kabel 17
Kabel 18
Kabel 19
Kabel 20
Kabel 21
Kabel 22
Kabel 23
Kabel 24
Kabel 25
Kabel 26
Kabel 27
Kabel 28
Kabel 29
Kabel 30
Kabel 31
Kabel 32
Kabel 33
Kabel 34

Dari bus
Bus 1
Bus 2
Bus 3
Bus 4
Bus 5
Bus 6
Bus 7
Bus 8
Bus 9
Bus 10
Bus 11
Bus 12
Bus 12
Bus 14
Bus 14
Bus 16
Bus 17
Bus 18
Bus 19
Bus 19
Bus 21
Bus 22
Bus 22
Bus 24
Bus 24
Bus 26
Bus 27
Bus 28
Bus 29
Bus 30
Bus 31
Bus 32
Bus 28
Bus 34

Ke bus
Bus 2
Bus 3
Bus 4
Bus 5
Bus 6
Bus 7
Bus 8
Bus 9
Bus 10
Bus 11
Bus 12
Bus 13
Bus 14
Bus 15
Bus 16
Bus 17
Bus 18
Bus 19
Bus 20
Bus 21
Bus 22
Bus 23
Bus 24
Bus 25
Bus 26
Bus 27
Bus 28
Bus 29
Bus 30
Bus 31
Bus 32
Bus 33
Bus 34
Bus 35

JenisKabel
mm2

AAAC 3x150
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x240 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x50 mm2

Panjang (km)

R (pu)

jX (pu)

1,57
1,57
1,57
5,085
5,085
5,085
5,085
0,75
0,75
0,75
0,75
0,47
1,5
0,78
0,675
0,675
0,675
0,675
0,75
0,65
0,65
2,47
0,4
0,3
1,1
1,1
1,1
1,05
1,05
1,067
1,067
1,067
0,575
1,15

0,0428
0,0428
0,0428
0,1385
0,1385
0,1385
0,1385
0,0159
0,0159
0,0159
0,0159
0,0377
0,0318
0,0626
0,0143
0,0143
0,0143
0,0143
0,0602
0,0138
0,0138
0,1982
0,0183
0,0241
0,0502
0,0502
0,0502
0,0842
0,0842
0,0856
0,0856
0,0856
0,0263
0,0684

0,1905
0,1905
0,1905
0,6171
0,6171
0,6171
0,6171
0,0902
0,0902
0,0902
0,0902
0,0587
0,1804
0,0975
0,0812
0,0812
0,0812
0,0812
0,0937
0,0782
0,0782
0,3087
0,0493
0,0375
0,1357
0,1357
0,1357
0,1312
0,1312
0,1334
0,1334
0,1334
0,0709
0,1428

36
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV

Kabel
Kabel 35
Kabel 36
Kabel 37
Kabel 38
Kabel 39
Kabel 40
Kabel 41
Kabel 42
Kabel 43
Kabel 44
Kabel 45
Kabel 46
Kabel 47
Kabel 48
Kabel 49
Kabel 50
Kabel 51
Kabel 52
Kabel 53
Kabel 54
Kabel 55
Kabel 56
Kabel 57
Kabel 58
Kabel 59
Kabel 60
Kabel 61
Kabel 62
Kabel 63
Kabel 64
Kabel 65
Kabel 66
Kabel 67
Kabel 68
Kabel 69
Kabel 70
Kabel 71
Kabel 72
Kabel 73

Dari bus
Bus 35
Bus 36
Bus 36
Bus 38
Bus 39
Bus 40
Bus 40
Bus 42
Bus 39
Bus 44
Bus 45
Bus 46
Bus 22
Bus 48
Bus 49
Bus 50
Bus 51
Bus 52
Bus 52
Bus 50
Bus 55
Bus 56
Bus 57
Bus 58
Bus 59
Bus 60
Bus 61
Bus 62
Bus 62
Bus 64
Bus 64
Bus 66
Bus 67
Bus 68
Bus 58
Bus 70
Bus 70
Bus 72
Bus 73

Ke bus
Bus 36
Bus 37
Bus 38
Bus 39
Bus 40
Bus 41
Bus 42
Bus 43
Bus 44
Bus 45
Bus 46
Bus 47
Bus 48
Bus 49
Bus 50
Bus 51
Bus 52
Bus 53
Bus 54
Bus 55
Bus 56
Bus 57
Bus 58
Bus 59
Bus 60
Bus 61
Bus 62
Bus 63
Bus 64
Bus 65
Bus 66
Bus 67
Bus 68
Bus 69
Bus 70
Bus 71
Bus 72
Bus 73
Bus 74

JenisKabel

Panjang (km)

R (pu)

jX (pu)

AAAC 3x50 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2

0,575
1,75
0,4
0,4
0,6
0,42
0,6
2,04
0,53
0,53
0,53
2,07
0,73
0,73
0,73
1,55
0,775
0,775
1,63
0,5
1
0,6
4,22
1,2
0,05
0,05
0,5
0,35
0,4
1,06
0,4
0,4
0,8
0,2
2
0,5
1
0,133
0,133

0,0342
0,1404
0,0238
0,0238
0,0481
0,0337
0,0481
0,1637
0,0315
0,0315
0,0315
0,1661
0,0199
0,0199
0,0199
0,1244
0,0622
0,0622
0,1308
0,0136
0,0272
0,0163
0,1149
0,0714
0,0030
0,0030
0,0297
0,0208
0,0238
0,0631
0,0238
0,0238
0,0476
0,0119
0,0913
0,0401
0,0457
0,0061
0,0061

0,0714
0,2187
0,0497
0,0497
0,0750
0,0525
0,0750
0,2550
0,0658
0,0658
0,0658
0,2587
0,0886
0,0886
0,0886
0,1937
0,0969
0,0969
0,2037
0,0607
0,1214
0,0728
0,5121
0,1490
0,0062
0,0062
0,0621
0,0435
0,0497
0,1316
0,0497
0,0497
0,0993
0,0248
0,2467
0,0625
0,1234
0,0164
0,0164

37
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV

Kabel
Kabel 74
Kabel 75
Kabel 76
Kabel 77
Kabel 78
Kabel 79
Kabel 80
Kabel 81
Kabel 82
Kabel 83
Kabel 84
Kabel 85
Kabel 86
Kabel 87
Kabel 88
Kabel 89
Kabel 90
Kabel 91
Kabel 92
Kabel 93
Kabel 94
Kabel 95
Kabel 96
Kabel 97
Kabel 98
Kabel 99
Kabel 100
Kabel 101
Kabel 102
Kabel 103
Kabel 104
Kabel 105
Kabel 106
Kabel 107
Kabel 108
Kabel 109
Kabel 110
Kabel 111

Dari bus
Bus 58
Bus 75
Bus 76
Bus 76
Bus 78
Bus 79
Bus 79
Bus 81
Bus 82
Bus 83
Bus 84
Bus 84
Bus 86
Bus 87
Bus 86
Bus 89
Bus 90
Bus 91
Bus 90
Bus 93
Bus 94
Bus 95
Bus 58
Bus 97
Bus 98
Bus 99
Bus 100
Bus 101
Bus 102
Bus 103
Bus 104
Bus 105
Bus 106
Bus 102
Bus 108
Bus 109
Bus 110
Bus 111

Ke bus
Bus 75
Bus 76
Bus 77
Bus 78
Bus 79
Bus 80
Bus 81
Bus 82
Bus 83
Bus 84
Bus 85
Bus 86
Bus 87
Bus 88
Bus 89
Bus 90
Bus 91
Bus 92
Bus 93
Bus 94
Bus 95
Bus 96
Bus 97
Bus 98
Bus 99
Bus 100
Bus 101
Bus 102
Bus 103
Bus 104
Bus 105
Bus 106
Bus 107
Bus 108
Bus 109
Bus 110
Bus 111
Bus 112

JenisKabel
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2

Panjang (km)
0,9
1,3
0,35
0,3
1
1
1,1
0,8
1,5
0,4
1,29
1,6
0,3
0,3
0,7
0,7
1,06
1,06
0,5
0,4
0,4
0,8
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,40
0,25
0,33
0,33
0,33
0,3
0,03
0,03
0,03
2,05
1,05

R (pu)
0,0245
0,0354
0,0208
0,0082
0,0272
0,0595
0,0300
0,0218
0,0408
0,0109
0,1035
0,0436
0,0082
0,0082
0,0191
0,0191
0,0850
0,0850
0,0228
0,0183
0,0183
0,0365
0,0274
0,0274
0,0274
0,0274
0,0274
0,0109
0,0149
0,0265
0,0265
0,0265
0,0241
0,0008
0,0008
0,0008
0,0558
0,0286

jX (pu)
0,1092
0,1578
0,0435
0,0364
0,1214
0,1241
0,1335
0,0971
0,1820
0,0485
0,1612
0,1942
0,0364
0,0364
0,0849
0,0849
0,1325
0,1325
0,0617
0,0493
0,0493
0,0987
0,0740
0,0740
0,0740
0,0740
0,0740
0,0485
0,0310
0,0412
0,0412
0,0412
0,0375
0,0036
0,0036
0,0036
0,2488
0,1274

38
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV

Kabel
Kabel 112
Kabel 113
Kabel 114
Kabel 115
Kabel 116
Kabel 117
Kabel 118
Kabel 119
Kabel 120
Kabel 121
Kabel 122
Kabel 123
Kabel 124
Kabel 125
Kabel 126
Kabel 127
Kabel 128
Kabel 129
Kabel 130
Kabel 131
Kabel 132
Kabel 133
Kabel 134
Kabel 135
Kabel 136
Kabel 137
Kabel 138
Kabel 139
Kabel 140
Kabel 141
Kabel 142
Kabel 143
Kabel 144
Kabel 145
Kabel 146
Kabel 147
Kabel 148

Dari bus
Bus 112
Bus 113
Bus 114
Bus 114
Bus 116
Bus 117
Bus 117
Bus 119
Bus 120
Bus 119
Bus 122
Bus 123
Bus 116
Bus 125
Bus 125
Bus 127
Bus 128
Bus 129
Bus 130
Bus 130
Bus 128
Bus 133
Bus 133
Bus 135
Bus 101
Bus 137
Bus 138
Bus 139
Bus 140
Bus 141
Bus 141
Bus 143
Bus 143
Bus 145
Bus 145
Bus 147
Bus 147

Ke bus
Bus 113
Bus 114
Bus 115
Bus 116
Bus 117
Bus 118
Bus 119
Bus 120
Bus 121
Bus 122
Bus 123
Bus 124
Bus 125
Bus 126
Bus 127
Bus 128
Bus 129
Bus 130
Bus 131
Bus 132
Bus 133
Bus 134
Bus 135
Bus 136
Bus 137
Bus 138
Bus 139
Bus 140
Bus 141
Bus 142
Bus 143
Bus 144
Bus 145
Bus 146
Bus 147
Bus 148
Bus 149

JenisKabel
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x70 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 2x50 mm2
AAAC 3x50 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x50 mm2

Panjang (km)
1,05
1,05
0,3
0,2
2,5
0,51
2,5
0,6
0,6
0,37
0,37
0,37
0,2
0,15
0,1
0,1
1,83
0,92
1
0,9
0,5
1,32
0,25
0,25
0,17
0,17
0,17
0,8
1,1
0,25
0,8
0,25
0,6
0,47
0,7
1
1,1

R (pu)
0,0286
0,0286
0,0082
0,0054
0,1142
0,0409
0,1142
0,0274
0,0274
0,0169
0,0169
0,0169
0,0054
0,0041
0,0027
0,0027
0,0836
0,0420
0,0457
0,0411
0,0297
0,0785
0,0149
0,0149
0,0046
0,0046
0,0046
0,0218
0,0654
0,0201
0,0476
0,0201
0,0357
0,0280
0,0416
0,0802
0,0654

jX (pu)
0,1274
0,1274
0,0364
0,0243
0,3084
0,0637
0,3084
0,0740
0,0740
0,0456
0,0456
0,0456
0,0243
0,0182
0,0121
0,0121
0,2257
0,1135
0,1234
0,1110
0,0621
0,1639
0,0310
0,0310
0,0206
0,0206
0,0206
0,0971
0,1366
0,0312
0,0993
0,0312
0,0745
0,0583
0,0869
0,1250
0,1366

39
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV

Kabel
Kabel 149
Kabel 150
Kabel 151
Kabel 152
Kabel 153
Kabel 154
Kabel 155
Kabel 156

Dari bus
Bus 149
Bus 140
Bus 151
Bus 151
Bus 153
Bus 153
Bus 155
Bus 156

Ke bus
Bus 150
Bus 151
Bus 152
Bus 153
Bus 154
Bus 155
Bus 156
Bus 157

JenisKabel
AAAC 3x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 2x35 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2
AAAC 3x150 mm2

Panjang (km)
1,1
0,8
0,9
0,7
1,1
0,53
0,53
0,53

R (pu)
0,0883
0,0218
0,0722
0,0191
0,0883
0,0144
0,0144
0,0144

jX (pu)
0,1375
0,0971
0,1125
0,0849
0,1375
0,0643
0,0643
0,0643

Nomor bus yang ada sesuai dengan gambar yang terdapat pada lampiran, dan
untuk ukuran kabel sesuai dengan SPLN tahun 2012 dimana jenis kabel yang digunkan
adalah AAAC dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan data lapangan.

4.2.

Kandidat bus yang terpilih untuk di interkoneksikan
Bus yang terpilih adalah bus yang akan diinterkoneksikan dengan bus

pembangkit yaitu bus 69, estimasi jarak antara bus terpilih dengan bus generator dalam
satuan kilometer. Adapun hal yang perhatikan dalam pemilihan bus adalah bus yang
terletak tidak terlalu jauh dari bus generator atau daerah pembangkit dan memiliki posisi
berada di center jaringan distribusi.
Dalam pemilihan bus dibagi menjadi 5 daerah lokasi yang terpilih yang memiliki
jarak yang tidak terlalu jauh dan berada di daerah center jaringan. Dari 5 daerah lokasi ini
dilakukan pemilihan bus secara acak untuk mewakili daerah yang sudah dibagikan.

1. Lokasi daerah I
Pada daerah ini terdapat 7 buah bus yang akan di pilih untuk mewakili lokasi
daerah I yaitu bus 21, bus 22, bus 24, bus 25, bus 26, bus 23 dan bus 48.
Berikut gambar pembagian wilayah pada lokasi daerah I.

40
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. 1 Bus yang terpilih pada lokasi I
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bus yang terpilih yaitu bus 24 untuk
mewakili lokasi daerah I untuk di interkoneksikan dengan DG. Hal ini
dikarenakan posisi 24 yang berada cukup strategis untuk dilakukannya
interkoneksi karena berada di center dari lokasi I.

2. Lokasi daerah II
Pada daerah ini terdapat 4 buah bus yang akan di pilih untuk mewakili
lokasi daerah II yaitu bus 50, bus 55, bus 56 dan bus 57. Berikut gambar
pembagian wilayah pada lokasi daerah II.

Gambar 4. 2 Bus yang terpilih pada lokasi II

41
Universitas Sumatera Utara

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bus yang terpilih yaitu bus 56 untuk
mewakili lokasi daerah II untuk di interkoneksikan dengan DG. Hal ini
dikarenakan posisi 56 yang berada cukup strategis untuk dilakukannya
interkoneksi karena berada di center dari lokasi II.

3. Lokasi daerah III
Pada daerah ini terdapat 4 buah bus yang akan di pilih untuk mewakili
lokasi daerah III yaitu bus 51, bus 52, bus 53 dan bus 54. Berikut gambar
pembagian wilayah pada lokasi daerah III.

Gambar 4. 3 Bus yang terpilih pada lokasi III

Pada gambar 4.3 dapat dilihat bus yang terpilih yaitu bus 52 untuk
mewakili lokasi daerah III untuk di interkoneksikan dengan DG. Hal ini
dikarenakan posisi 52 yang berada cukup strategis untuk dilakukannya
interkoneksi karena berada di center dari lokasi III.

4. Lokasi daerah IV
Pada daerah ini terdapat 1 buah bus yang akan di pilih untuk mewakili
lokasi daerah IV yaitu bus 58. Berikut gambar pembagian wilayah pada
lokasi daerah IV.

42
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. 4 Bus yang terpilih pada lokasi IV
Pada lokasi IV yang terpilih adalah bus 58 karena bus ini adalah gardu
hubung yang dimana posisi strategis untuk bisa di interkonesikan dengan
DG.
Setelah dilakukan nya pemilihan bus pada jaringan distribus maka tahapan
selanjutnya menghitung jarak estimasi dari bus generator yaitu bus 69 ke bus yang akan
di interkoneksikan. Berikut tabel jarak estimasi tiap bus ke bus generator.

Tabel 4. 3 Estimasi jarak dari bus pembangkit ke bus yang akan di interkoneksikan
Dari bus-

Ke bus-

EstimasiJarak (km)

69

56

1.17

69

52

3.13

69

58

2.79

69

24

4.33

69

68

0.2

Perhitungan jarak dilakukan dengan memperhatikan jarak tiap saluran dari bus
satu ke bus yang lain. Ini dilakukan untuk mendapatkan jarak yang mendekati dengan
jarak yang sesungguhnya pada lapangan.
43
Universitas Sumatera Utara

4.3.
Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 68
4.3.1. Kapasitas 0.75 MW
Pengkoneksian di bus 68 adalah kondisi interkoneksi yang ada pada saat ini di saluran
pembangkit DG. Pada saat DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 0.75 MW
maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9073 pu. Total nilai rugi-rugi
pada saluran adalah 0.086 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program

dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 0.75
MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Tegangan
Bus (pu)
1
0.998
0.996
0.994
0.988
0.982
0.978
0.974
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.971
0.971
0.97
0.97
0.97

No. Bus
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Tegangan
Bus (pu)
0.97
0.97
0.97
0.97
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.972
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.974
0.974
0.977
0.984
0.984

No. Bus
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Tegangan
Bus (pu)
0.984
0.987
0.987
0.989
0.989
0.992
0.994
0.999
1
0.976
0.976
0.976
0.976
0.976
0.976
0.976
0.976
0.975
0.975
0.975
0.974
0.974
0.974
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973

No. Bus
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Tegangan
Bus (pu)
0.973
0.973
0.973
0.972
0.972
0.972
0.974
0.971
0.969
0.966
0.964
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.962
0.961
0.96
0.96
0.96
0.959
0.959
0.959
0.958
0.958

44
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.4 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 0.75 MW.
No. Bus
121
122
123
124
125
126
127
128
129

Tegangan
Bus (pu)
0.958
0.958
0.958
0.958
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959

No. Bus
130
131
132
133
134
135
136
137
138

Tegangan
Bus (pu)
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.964
0.964

No. Bus
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Tegangan
Bus (pu)
0.964
0.964
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963

No. Bus
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963

4.3.2. Kapasitas 1 MW
DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 1 MW maka didapatkan level
rata-rata tegangan berada pada 0.9704 pu. Total nilai rugi-rugi pada saluran adalah 0.067
MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel
4.5. Tanda negatif pada tabel 4.5 menjelaskan tegangan mengalami kenaikan tegangan.

Tabel 4. 5 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1
MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Tegangan Δ V
Bus (pu)
0
1
0
0.998
0
0.996
0
0.994
0.1
0.989
0.2
0.984
0.1
0.979
0.1
0.975
0.2
0.975
0.2
0.975
0.1
0.974
0.1
0.974
0.1
0.974
0.1
0.973
0.1
0.973
0.1
0.973
0.1
0.973
0.1
0.973

No. Bus
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Tegangan
Bus (pu)
0.973
0.973
0.973
0.973
0.972
0.972
0.972
0.971
0.971
0.971
0.971
0.97
0.97
0.97
0.97
0.971
0.97
0.97

Δ V

0.1
0.1
0.1
0.1
0
0
0
0
0
0.1
0.1
0
0
0
0
0.1
0.1
0.1

No. Bus
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Tegangan
Bus (pu)
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973

Δ V

0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0
0
0
0
0
0

No. Bus
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72

Tegangan Δ V
Bus (pu)
0.1
0.974
0
0.974
0
0.974
-0.1
0.976
-0.1
0.983
0
0.984
0
0.984
0
0.987
0
0.987
0
0.989
0
0.989
0
0.992
0
0.994
0
0.999
0
1
0
0.976
0
0.976
-0.1
0.975

45
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.5 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1 MW.
No. Bus
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93

Tegangan Δ V
Bus (pu)
-0.1
0.975
-0.1
0.975
0
0.976
-0.1
0.975
-0.1
0.975
0
0.975
0
0.975
0
0.975
0
0.974
0
0.974
-0.1
0.973
0
0.973
0
0.973
0
0.973
0
0.973
0
0.973
0
0.973
-0.1
0.972
-0.1
0.972
-0.1
0.972
-0.1
0.972

No. Bus
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114

Tegangan Δ V
Bus (pu)
0
0.972
0
0.972
0
0.972
0
0.974
0
0.971
0
0.969
0
0.966
0
0.964
0
0.963
0
0.963
0
0.963
0
0.963
0
0.963
0
0.963
0
0.963
0
0.963
0
0.963
-0.1
0.961
0
0.961
0
0.96
-0.1
0.959

No. Bus
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135

Tegangan
Bus (pu)
0.959
0.959
0.959
0.959
0.958
0.958
0.958
0.958
0.958
0.958
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959

Δ V

No. Bus

-0.1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.959
0.964
0.964
0.964
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.962
0.962

4.3.3. Kapasitas 1.25 MW
DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 1.25 MW maka didapatkan
level rata-rata teganganberada pada 0.9703 pu. Total nilai rugi-rugi pada saluran adalah
0.054 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada
Tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.25 MW.
No. Bus
1
2
3
4
5

Tegangan
Bus (pu)
1
0.998
0.996
0.995
0.99

No. Bus
6
7
8
9
10

Tegangan
Bus (pu)
0.985
0.981
0.976
0.976
0.976

No. Bus
11
12
13
14
15

Tegangan
Bus (pu)
0.975
0.975
0.975
0.974
0.974

No. Bus
16
17
18
19
20

Tegangan
Bus (pu)
0.974
0.974
0.973
0.973
0.973

46
Universitas Sumatera Utara

Δ V

0
0
0
0
-0.1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-0.1
-0.1

Lanjutan Tabel 4.6 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan
kapasitas 1.25 MW.
No. Bus
21
22
23
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56

Tegangan
Bus (pu)
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.972
0.972
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.973
0.973
0.974
0.974
0.974
0.974
0.974
0.974
0.974

No. Bus
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91

Tegangan
Bus (pu)
0.974
0.976
0.983
0.983
0.984
0.987
0.987
0.989
0.989
0.991
0.994
0.999
1
0.975
0.975
0.975
0.975
0.975
0.975
0.975
0.975
0.975
0.974
0.974
0.974
0.973
0.973
0.973
0.973
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972

No. Bus
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124

Tegangan
Bus (pu)
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.973
0.971
0.968
0.966
0.964
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962
0.962
0.963
0.963
0.963
0.961
0.96
0.96
0.959
0.959
0.959
0.958
0.958
0.958
0.958
0.957
0.958
0.958
0.957

No. Bus
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.959
0.959
0.959
0.959
0.959
0.958
0.958
0.958
0.959
0.958
0.959
0.959
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962

47
Universitas Sumatera Utara

4.3.4.

Kapasitas 1.5 MW
DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 1.5 MW maka didapatkan

level rata-rata teganganberada pada 0.97 pu. Total nilai rugi-rugi pada saluran adalah
0.046 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada
Tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.5 MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Tegangan
Bus (pu)
1
0.998
0.997
0.995
0.99
0.986
0.981
0.977
0.977
0.976
0.975
0.975
0.975
0.975
0.975
0.974
0.974
0.974
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.973
0.972
0.972
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73

Tegangan
Bus (pu)
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.973
0.973
0.974
0.973
0.973
0.973
0.973
0.974
0.974
0.974
0.975
0.983
0.983
0.983
0.986
0.986
0.989
0.989
0.991
0.994
0.999
1
0.975
0.975
0.975
0.974

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112

Tegangan
Bus (pu)
0.974
0.974
0.973
0.973
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.972
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.971
0.973
0.97
0.968
0.965
0.963
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.96
0.96

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151

Tegangan
Bus (pu)
0.958
0.957
0.957
0.957
0.957
0.957
0.957
0.958
0.958
0.958
0.958
0.959
0.958
0.958
0.958
0.958
0.958
0.958
0.958
0.963
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962

48
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.7 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.5 MW.
No. Bus
35
36
37
38
39

Tegangan
Bus (pu)
0.971
0.97
0.97
0.97
0.97

No. Bus
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.974
0.975
0.974
0.974
0.974

No. Bus
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.959
0.958
0.958
0.958
0.958

No. Bus
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.961

Penempatan titik koneksi pada bus 68 memiliki level tegangan yang berada pada
level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu bus 69 dan
bus 68 memiliki jarak yang dekat ini mengakibatkan rugi-rugi pada saluran lebih kecil.
Penambahan kapasitas DG pada titik koneksi ini membuat level tegangan
cenderung stabil berada di kisaran 0.9703 pu. Rugi daya pada saluran mengalami
pengecilan ketika kapasitas dinaikkan dari 0.75 MW – 1.5 MW yaitu dari 0.086 MW
menjadi 0.046 MW, ini diakibatkan bahwa arus yang dihasilkan oleh pembangkit
sebelumnya untuk melayani beban pada daerah yang jauh yaitu daerah disekitar DG
sebelum DG dikoneksikan menjadi lebih kecil ketikapembangkit DG yang pada saluran.
DG yang koneksikan akan melayani beban yang ada disekitar pembangkit DG sehingga
rugi-rugi semakin kecil. Hal ini dibuktikan oleh rumus pada Persamaan 2.41 dan contoh
2.1.

49
Universitas Sumatera Utara

4.4.
Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 52
1.4.1. Kapasitas 0.75 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 52 dengan kapasitas 0.75 MW maka
didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9413 pu. Total rugi-rugi pada saluran
adalah 0.116 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat
pada Tabel 4.8.

Tabel 4. 8 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 0.75
MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Tegangan
Bus (pu)
1
0.997
0.995
0.993
0.986
0.979
0.974
0.969
0.968
0.968
0.968
0.967
0.967
0.967
0.967
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.965
0.965
0.965
0.965
0.964
0.964
0.963
0.963
0.963

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

Tegangan
Bus (pu)
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.966
0.966
0.966
0.976
0.981
0.981
0.981
0.964
0.959
0.959
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
0.935
1
0.935

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109

Tegangan
Bus (pu)
0.934
0.934
0.933
0.933
0.932
0.932
0.932
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.932
0.93
0.927
0.925
0.922
0.922
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.922
0.921

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148

Tegangan
Bus (pu)
0.917
0.916
0.916
0.916
0.916
0.916
0.916
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.917
0.922
0.922
0.922
0.922
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921

50
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.8 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan
kapasitas 0.75 MW.
No. Bus
32
33
34
35
36
37
38
39

Tegangan
Bus (pu)
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963

No. Bus
71
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.935
0.934
0.934
0.934
0.935
0.934
0.934
0.934

No. Bus
110
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.921
0.92
0.919
0.918
0.917
0.917
0.917
0.917

No. Bus
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921

1.4.2. Kapasitas 1 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukanpada bus 52 dengan kapasitas 1 MW maka didapatkan
level rata-rata tegangan berada pada 0.9407 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.1
MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel
4.9.
Tabel 4. 9 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1 MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Tegangan
Bus (pu)
1
0.998
0.995
0.993
0.986
0.98
0.975
0.97
0.969
0.968
0.968
0.968
0.968
0.967
0.967
0.966

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

Tegangan
Bus (pu)
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.965
0.965
0.965
0.976
0.981
0.981
0.981
0.963

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94

Tegangan
Bus (pu)
0.933
0.933
0.932
0.932
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.931
0.93
0.93
0.93
0.93
0.93

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

Tegangan
Bus (pu)
0.916
0.915
0.915
0.915
0.915
0.915
0.915
0.917
0.917
0.917
0.917
0.916
0.916
0.916
0.916
0.916

51
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.9 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan
kapasitas 1 MW.
No. Bus
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Tegangan
Bus (pu)
0.966
0.966
0.966
0.966
0.965
0.965
0.965
0.965
0.965
0.964
0.964
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962

No. Bus
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.958
0.955
0.935
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
1
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.934
0.933
0.933
0.933

No. Bus
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.93
0.93
0.932
0.929
0.926
0.924
0.922
0.921
0.921
0.92
0.92
0.92
0.92
0.921
0.921
0.921
0.919
0.918
0.917
0.917
0.917
0.917
0.916

No. Bus
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.916
0.916
0.916
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.921
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.921
0.921
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92

1.4.3. Kapasitas 1.25 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukanpada bus 52 dengan kapasitas 1.25 MW maka
didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9401 pu. Total rugi-rugi pada saluran
adalah 0.09 MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat
pada Tabel 4.10.

52
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. 10 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1.25 MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Tegangan
Bus (pu)
1
0.998
0.996
0.994
0.987
0.981
0.975
0.97
0.969
0.968
0.968
0.968
0.968
0.967
0.967
0.966
0.966
0.965
0.965
0.965
0.965
0.965
0.964
0.964
0.964
0.964
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.962
0.965
0.965
0.965
0.975
0.981
0.981
0.981
0.962
0.957
0.954
0.934
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
1
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.933
0.932

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.932
0.932
0.931
0.931
0.931
0.93
0.93
0.93
0.93
0.93
0.93
0.93
0.929
0.929
0.929
0.929
0.929
0.929
0.931
0.928
0.926
0.923
0.921
0.92
0.92
0.92
0.919
0.919
0.919
0.92
0.92
0.92
0.918
0.917
0.917
0.916
0.916
0.916
0.915

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.915
0.914
0.914
0.914
0.914
0.914
0.914
0.916
0.916
0.916
0.916
0.915
0.915
0.915
0.915
0.916
0.915
0.916
0.916
0.921
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.919
0.919
0.92
0.92
0.919
0.919
0.919
0.919
0.919

53
Universitas Sumatera Utara

1.4.4. Kapasitas 1.5 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada

lampiran Interkoneksi dilakukanpada bus 52 dengan kapasitas 1.5 MW maka didapatkan
level rata-rata tegangan berada pada 0.9392 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.084
MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel
4.11.

Tabel 4. 11 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas
1.5 MW
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Tegangan
Bus (pu)
1
0.998
0.996
0.994
0.987
0.981
0.976
0.97
0.969
0.969
0.968
0.968
0.967
0.966
0.966
0.966
0.965
0.965
0.964
0.964
0.964
0.964
0.963
0.963
0.963
0.963
0.962
0.962
0.962
0.961
0.961
0.961

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Tegangan
Bus (pu)
0.961
0.961
0.961
0.961
0.961
0.961
0.961
0.961
0.964
0.964
0.964
0.975
0.98
0.98
0.98
0.961
0.956
0.953
0.933
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
1
0.932
0.932

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110

Tegangan
Bus (pu)
0.931
0.931
0.93
0.93
0.929
0.929
0.929
0.929
0.929
0.929
0.929
0.929
0.928
0.928
0.928
0.928
0.928
0.928
0.93
0.927
0.925
0.922
0.92
0.919
0.919
0.919
0.918
0.918
0.918
0.919
0.919
0.919

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149

Tegangan
Bus (pu)
0.914
0.913
0.913
0.913
0.913
0.913
0.913
0.915
0.915
0.915
0.915
0.914
0.914
0.914
0.914
0.915
0.914
0.915
0.914
0.92
0.919
0.919
0.919
0.919
0.919
0.919
0.919
0.919
0.919
0.918
0.918
0.918
54

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.11 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan
kapasitas 1.5 MW
No. Bus
33
34
35
36
37
38
39

Tegangan
Bus (pu)
0.961
0.962
0.961
0.961
0.961
0.961
0.961

No. Bus
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.932
0.931

No. Bus
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.917
0.916
0.915
0.915
0.915
0.915
0.914

No. Bus
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.918
0.919
0.919
0.918
0.918
0.918
0.918
0.918

Penempatan titik koneksi pada bus 52 memiliki level tegangan yang berada
dibawah level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu
bus 69 dan bus 52 memiliki jarak yang cukup jauh mengakibatkan rugi-rugi pada saluran
lebih besar ketika bus generator (bus 69) dikoneksikan dengan bus 68.
Penambahan kapasitas DG pada titik koneksi ini membuat level tegangan
mengalami penurunan dari 0.9413 pu menjadi 0.9392 pu. Rugi daya pada saluran
mengalami pengecilan ketika kapasitas dinaikkan yang sesuai dengan Persamaan 2.41
dan contoh 2.1 dari kapasitas 0.75 MW – 1.5 MW yaitu dari 0.116 MW menjadi 0.084
MW. Namun, rugi-rugi daya aktif pada bus 52 sebesar 0.084 lebih besar dibandingkan
dengan bus 68 sebesar 0.046 pada kapasitas 1.5 MW.

55
Universitas Sumatera Utara

4.5. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 56
1.5.1. Kapasitas 0.75 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 0.75 MW maka
didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.906 pu. Total rugi-rugi pada saluran
adalah 0.086 MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat
pada Tabel 4.12.

Tabel 4. 12 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 0.75
MW
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Tegangan
Bus (pu)
1
0.999
0.997
0.996
0.992
0.99
0.988
0.986
0.986
0.986
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.988
0.988
0.988
0.988
0.988
0.989
0.989
0.989
0.989
0.988
0.987
0.987
0.987
0.987

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69

Tegangan
Bus (pu)
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.989
0.99
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991
0.992
0.99
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
1

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108

Tegangan
Bus (pu)
0.968
0.968
0.968
0.967
0.967
0.967
0.967
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.967
0.965
0.962
0.96
0.957
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.957

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Tegangan
Bus (pu)
0.952
0.951
0.951
0.951
0.951
0.951
0.951
0.953
0.953
0.953
0.953
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.957
0.957
0.957
0.957
0.957
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
56

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.12 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas
0.75 MW.
No. Bus
31
32
33
34
35
36
37
38
39

4.2.

Tegangan
Bus (pu)
0.987
0.986
0.986
0.987
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986

No. Bus
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969

No. Bus
109
110
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.957
0.957
0.955
0.954
0.953
0.953
0.953
0.953
0.952

No. Bus
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.956
0.956
0.956
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956

Kapasitas 1 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 1 MW maka didapatkan
level rata-rata tegangan berada pada 0.9707pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.069
MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel
4.13.

Tabel 4. 13 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1
MW
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Tegangan
Bus (pu)
1
0.999
0.998
0.997
0.994
0.991
0.989
0.988
0.988
0.988
0.988
0.988
0.988
0.988
0.988

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Tegangan
Bus (pu)
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.986
0.99
0.99
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93

Tegangan
Bus (pu)
0.968
0.968
0.968
0.967
0.967
0.967
0.967
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132

Tegangan
Bus (pu)
0.952
0.951
0.951
0.951
0.951
0.951
0.951
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952

57
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.13 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan
kapasitas 1 MW
No. Bus
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

4.3.

Tegangan
Bus (pu)
0.988
0.988
0.988
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.988
0.988
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.986
0.986

No. Bus
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.991
0.992
0.989
0.97
0.97
0.97
0.97
0.97
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
1
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969

No. Bus
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.966
0.966
0.966
0.967
0.964
0.962
0.96
0.957
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.957
0.957
0.956
0.955
0.954
0.953
0.953
0.953
0.953
0.952

No. Bus
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.952
0.952
0.952
0.952
0.957
0.957
0.957
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956

Kapasitas 1.25 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 1.25 MW
makadidapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9707 pu. Total rugi-rugi pada
saluran adalah 0.055 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program
dapat dilihat pada Tabel 4.14.

58
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. 14Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1.25
MW
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Tegangan
Bus (pu)
1
0.999
0.998
0.997
0.994
0.992
0.99
0.989
0.989
0.988
0.988
0.989
0.988
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.988
0.988
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Tegangan
Bus (pu)
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.986
0.986
0.986
0.99
0.99
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991
0.992
0.989
0.97
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
1
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.968

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

Tegangan
Bus (pu)
0.968
0.968
0.967
0.967
0.967
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.965
0.967
0.964
0.962
0.959
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.955
0.954
0.953
0.952
0.952
0.952
0.952

No. Bus
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157

Tegangan
Bus (pu)
0.952
0.951
0.951
0.951
0.951
0.951
0.951
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.952
0.957
0.957
0.957
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956

59
Universitas Sumatera Utara

4.4.

Kapasitas 1.5 MW
Hasil program

interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada

lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 1.5 MW makadidapatkan
level rata-rata tegangan berada pada 0.9707 pu. Total rugi-rugipadasaluranadalah0.046
MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel
4.15.

Tabel 4. 15Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1.5
MW.
No. Bus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Tegangan
Bus (pu)
1
0.999
0.998
0.997
0.995
0.993
0.991
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.989
0.988
0.988
0.987
0.987
0.987

No. Bus
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

Tegangan
Bus (pu)
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.987
0.99
0.99
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991
0.991
0.992
0.989
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
0.969
1
0.969

No. Bus
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109

Tegangan
Bus (pu)
0.968
0.968
0.967
0.967
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.966
0.965
0.965
0.965
0.965
0.965
0.967
0.964
0.962
0.959
0.957
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956
0.956

No. Bus
118
119
120
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149

Tegang