Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Politeknik Negeri Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu kecerdasan yang harus dimiliki manusia modern adalah
kecerdasan finansial, yaitu kecerdasan dalam mengelola aset keuangan pribadi.
Beberapa orang cenderung untuk menyimpan banyak informasi, beberapa ingin
mengumpulkan informasi sebelum melakukan pembelian, dan sebagian orang
ingin mengikuti insting mereka. Dengan menerapkan pengelolaan keuangan yang
besar, maka individu diharapkan bisa mendapatkan manfaat maksimal uang yang
dimilikinya.
Upaya dalam meningkatkan kesejahteraan keuangan individu, keluarga
dan masyarakat harus memberikan penekanan yang lebih besar untuk aspek
Financial behavior.

Financial behavior mengacu pada praktik seseorang

menggunakan sistem manajemen keuangan yang sistematis. Financial behavior
yang baik digambarkan dengan memiliki perilaku yang efektif seperti menyiapkan
catatan keuangan, dokumentasi arus kas, perencanaan biaya, membayar tagihan
listrik, mengendalikan penggunaan kartu kredit serta rencana tabungan.

Financial behavior berhubungan dengan tanggung jawab keuangan
seseorang terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Tanggung jawab keuangan
merupakan proses pengelolaan uang dan aset yang dilakukan secara produktif.
Pengelolaan uang adalah proses menguasai dan menggunakan aset keuangan.
Ada beberapa elemen yang masuk ke pengelolaan uang yang efektif, seperti

Universitas Sumatera Utara

pengaturan anggaran dan menilai pembelian berdasarkan kebutuhan. Aktivitas
utama dalam pengelolaan uang adalah proses penganggaran. Anggaran bertujuan
untuk memastikan bahwa individu mampu mengelola kewajiban keuangan secara
tepat waktu dengan menggunakan penghasilan yang diterima dalam periode yang
sama (Ida dan Dwinta, 2010).

Best practice financial behavior merupakan

penerapan dalam hal-hal keuangan agar keuangan lebih terencana, terlindungi dan
terhindar dari masalah keuangan.
Setiap orang ingin mencapai kepuasan dan kebahagiaan didalam hidup.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah melalui

tercapainya financial satisfaction. Menurut Joo (2008), financial satisfaction
menunjukkan kondisi keuangan seseorang yang baik serta orang tersebut merasa
bahagia dan bebas dari rasa khawatir terhadap kondisi keuangan pribadi. Semakin
puas seseorang terhadap kondisi keuangan pribadi (financial satisfaction), maka
orang tersebut akan semakin puas dan bahagia.
Kepuasan menggambarkan perasaan pemenuhan, maknanya adalah
relative dan sering bergantung pada definisi seseorang yang sukses pada daerah
tertentu dari kehidupan. Dalam masyarakat kita cenderung menyamakan financial
satisfaction dengan memiliki banyak uang. Pada kenyataannya, sejauh mana
orang merasa puas dengan uang mereka didasarkan pada interprestasi yang unik
dan pribadi dari kebutuhan dan keadaan. Dengan kata lain, dua individu dapat
mengalami situasi keuangan yang berbeda, namun tingkat kepuasan mereka bisa
terasa di kutub yang berlawanan.

Universitas Sumatera Utara

Perekonomian nasional tidak akan mudah tergoyahkan atau terimbas dari
krisis keuangan dunia jika masyarakat memahami sistem keuangan (Kompas, 21
Oktober 2008). Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang keuangan
menyebabkan mereka mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi

perekonomian dan inflasi atau karena berkembangnya sistem ekonomi yang
cenderung boros karena masyarakat yang konsumtif. Masyarakat banyak yang
memanfaatkan kredit rumah dan kartu kredit, tetapi karena pengetahuannya
minim, tidak sedikit yang mengalami kerugian atau sering terjadi perbedaan
perhitungan antara konsumen dan bank.
Kebanyakan orang mencari suatu kehidupan yang berkualitas dan
keamanan keuangan. Mereka menginginkan untuk bisa membuat keputusan yang
cerdas tentang bagaimana mengatur pengeluaran dan investasi uang mereka dan
akhirnya memperoleh suatu tingkat kekayaan.

Pendekatan praktis untuk

mendapatkan tujuan yang ingin dicapai ini melibatkan pembelajaran mengenai
aktivitas keuangan yang spesifik yang dihadapi yaitu pencatatan dan
penganggaran, perbankan dan penggunaan kredit, simpanan dan pinjaman,
pembayaran pajak, membuat pengeluaran utama (seperti rumah dan mobil),
membeli asuransi, investasi, dan rencana pensiun. Untuk menangani personal
finances secara sistematis dan berhasil maka di perlukan pengetahuan.

Beberapa


penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan yang mencukupi akan
memberikan pengaruh positif terhadap financial behavior seseorang. Dengan kata
lain, perilaku keuangan yang positif akan meningkatkan tingkat keuangan
kesejahteraan dan sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

Ada kalanya kesulitan keuangan bukan hanya disebabkan oleh rendahnya
tingkat penghasilan, tetapi bisa juga disebabkan kesalahan dalam manajemen
keuangan. Untuk itu, dibutuhkan financial knowledge yang memadai. Literasi
keuangan dalam bentuk semua aspek keuangan pribadi bukan ditujukan untuk
mempersulit atau mengekang orang dalam menikmati hidup serta menggunakan
uang yang mereka miliki, tetapi justru dengan literasi keuangan, individu atau
keluarga dapat menikmati hidup dengan menggunakan sumber daya keuangannya
dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan keuangan pribadinya (Warsono, 2010
dalam Nababan, 2012).
Faktor demografi adalah bagian yang melekat pada individu dan mampu
untuk mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan. Menurut Coskuner
(2016) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik demografi yaitu gender,

age, education, job classification dan income. Karakter demografi menurut
Keown (2011) meliputi usia, jenis kelamin, status keluarga, status imigrasi,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan regional. Elemen faktor
demografi yang sesuai dengan karakteristik dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara dan Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Medan ialah gender, age, dan income
Gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Laki-laki dan
perempuan memiliki sikap overconfidence, tetapi biasanya laki-laki lebih
overconfidence. Laki-laki cenderung merasa lebih kompeten dari pada perempuan
dalam hal keuangan. Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis antara laki –

Universitas Sumatera Utara

laki dan perempuan sejak dilahirkan.. Lusardi dan Mitchell (2007) menemukan
bahwa terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam membuat
keputusan keuangan, Laki-laki cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik
dalam mengambil keputusan keuangan karena memiliki pengetahuan keuangan
yang lebih luas.
Age (usia) merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir berdasarkan

tingkatan usia pribadi masing-masing individu. Pola pikir berdasarkan usia sangat
mempengaruhi seseorang dalam mengelola keuangan pribadinya, karena semakin
bertambahnya usia seseorang atau semakin dewasa seseorang maka mereka akan
cenderung lebih memperhatikan hal-hal penting mengenai kebutuhan apa saja
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
Menurut Tascano et al. (2006) income merupakan penghasilan bersih yang
diterima dalam periode waktu tertentu. Income yang diperoleh dapat digunakan
untuk membeli barang-barang yang merupakan kebutuhan hidup maupun untuk
barang-barang yang diinginkan. Income dikategorikan menjadi income individu
dan income rumah tangga. Pengertian dari income individu adalah pendapatan
yang diperoleh oleh satu orang. Sedangkan income rumah tangga adalah
pendapatan yang diperoleh keluarga secara keseluruhan. Setiap orang berusaha
memperoleh pekerjaan dengan income yang tinggi untuk mencapai kepuasan
secara finansial.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan keuangan, pengetahuan
keuangan dan faktor demografi, khususnya pada variabel jenis kelamin dan

Universitas Sumatera Utara


pendapatan dengan perilaku keuangan (Andrew dan Linawati, 2014). Penelitian
yang dilakukan oleh Mahdzan dan Tabiani (2013) menemukan bahwa faktor
demografi yang mempengaruhi keputusan menyimpan dana oleh seorang individu
dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anak,
status pernikahan, dan pengalaman bekerja. Laily (2013) menemukan bahwa
faktor sosiodemografi seperti gender, usia, kemampuan akademis, dan
pengalaman kerja tidak terbukti memiliki korelasi dengan perilaku keuangan
mahasiswa. Rabb dan Woodyard (2011), perilaku keungan memiliki efek yang
signifikan dan langsung pada kepuasan keuangan dari tingkat pendapatan rumah
tangga atau faktor demografi lainnya.
Dosen dianggap memiliki penghasilan tetap serta latar belakang
pendidikan yang memadai sehingga seharusnya dosen memiliki perilaku keungan
yang baik dan dapat mengelola penghasilannya.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara terletak di jalan
Prof. Hanafiah, Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Dan
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan terletak di jalan Almamater
Kampus USU Medan. Yang kedua fakultas sama-sama mempunyai dosen-dosen
yang sangat kompeten dalam memberikan pengajaran kepada para mahasiswanya.

No

1
2

Tabel 1.1
Jumlah Dosen FEB USU
Jenis Kelamin
Jumlah Dosen (Orang)
Laki-Laki
12 orang
Perempuan
18 orang

Universitas Sumatera Utara

No
1
2

Tabel 1.2
Jumlah Dosen Politeknik Negeri Medan

Jenis Kelamin
Jumlah Dosen (Orang)
Laki-Laki
13 orang
Perempuan
17 orang

No
1
2

Tabel 1.3
Data Pra Survey
Rentang Usia Dosen FEB USU
Rentang Usia
Jumlah Dosen (Orang)
30 - 50 tahun
19 orang
50 - 60 tahun
11 orang


No
1
2

Tabel 1.4
Data Pra Survey
Rentang Usia Dosen Politeknik Negeri Medan
Rentang Usia
Jumlah Dosen (Orang)
30 - 50 tahun
13 orang
50 - 60 tahun
17 orang

Berdasarkan latar belakang tesebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan Best Practice
Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan”.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka secara
simultan rumusan masalah yang dapat dibuat adalah: Apakah terdapat pengaruh
Financial Satisfaction, Financial Knowledge, dan Demographic terhadap Best
Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan, dan secara parsial dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1.

Apakah Financial Satisfaction berpengaruh terhadap Best Practice Financial
Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
dengan Politeknik Negeri Medan?

2.

Apakah Financial Knowledge berpengaruh terhadap Best Practice Financial
Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
dengan Politeknik Negeri Medan?

3.

Apakah Demographic berpengaruh terhadap Best Practice financial Behavior
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan
Politeknik Negeri Medan?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka secara simultan tujuan
penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh Financial Satisfaction,
Financial Knowledge, dan Demographic terhadap Best Practice Financial
Behavior dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan
Politeknik Negeri Medan, dan secara parsial tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk menganalisis pengaruh Financial Satisfaction dengan Best Practice
Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan.

2.

Untuk menganalisis hubungan Financial Knowledge dengan Best Practice
Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dengan Politeknik Negeri Medan.

Universitas Sumatera Utara

3.

Untuk menganalisis hubungan Demographic dengan Best Practice Financial
Behavior Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
dengan Politeknik Negeri Medan

1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi peneliti, dosen dan
mahasiswa. Adapun manfaat penelitian ini:
1.

Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan menganalisis masalahmasalah aktual yang terjadi khususnya yang berhubungan dengan financial
satisfaction, financial knowledge, demographic dan best practice financial
behavior.

2.

Bagi Pembaca
Diharapkan agar hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dalam
financial satisfaction, financial knowledge, demographic dan best practice
financial behavior.

3.

Bagi akademisi
Sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian
selanjutnya yang sejenis.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Politeknik Negeri Medan

2 17 73

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Politeknik Negeri Medan

0 0 7

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Politeknik Negeri Medan

0 0 2

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Politeknik Negeri Medan

0 0 10

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Dosen Politeknik Negeri Medan

0 0 13

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Dosen Politeknik Negeri Medan

0 0 2

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Dosen Politeknik Negeri Medan

0 0 10

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Dosen Politeknik Negeri Medan

0 0 9

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Dosen Politeknik Negeri Medan

0 0 3

Analisis Perbedaan Best Practice Financial Behavior Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dengan Dosen Politeknik Negeri Medan

0 0 10