PERDA PELAYANAN PERSAMPAHAN

1

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR
6
TAHUN 2003
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang

: a. bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan masyarakat
dalam

Kota

Prabumulih,

maka


Pemkot

Prabumulih

perlu

menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengangkut sampah yang
dihasilkan dari aktivitas penduduk guna dikelola dengan baik
sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan;
b. bahwa disamping untuk meningkatkan Sumber Pendapatan Asli
Daerah dan dalam penyiapan sarana dan prasarana tersebut
memerlukan biaya, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kota
Prabumulih

tentang

Retribusi

Pelayanan


Persampahan

dan

kebersihan;
c. bahwa dengan berlakunya undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
d. bahwa untuk memenuhi maksud diatas perlu diatur dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 1981,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3259);
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
3. Undang-undang nomor : 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan
Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

60; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

1

2

4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 18 tahun 1997, tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2000
Nomor 246; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Prabumulih (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 86; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4113);
6. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran
Negara No. 3258);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor. 54,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 );
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001
tentang Retribusi Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 119; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor. 70 );

Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG RETRIBUSI
PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN.

2

3


BAB l
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih
2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih
3. Walikota adalah Walikota Prabumulih.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Prabumulih.
5.

Kantor Kebersihan dan Pertamanan adalah Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota
Prabumulih.

6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di Bidang Retribusi Daerah sesuai
denganPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.
7. Pelayanan Persampahan dan Kebersihan meliputi Penggambilan, Pengangkutan dan
Pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga,
Industri, perdagangan , tempat hiburan dan lainnya
8. Rertribusi Pelayanan Persampahan /Kebersihan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah

biaya yang dipungut atas pelayanan persampahan/kebersihan.
9. Karcis adalah Tanda Pembayaran Retribusi Persampahan/Kebersihan.
10. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah , yang selanjutnya disingkat SPRD, adalah surat yang
digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran Retribusi
termasuk pemungut atau pemotongan Retribusi.
11. Wajib retribusi adalah pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi termasuk pemungut atau pemotonganRetribusi.
12. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib
Retribusi untuk memanfaatkan jasa dari Pemerintah Kota Prabumulih.
13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang disingkat SKRD, adalah surat keputusan yang
menetapkan besarnya jumlah Retribusi yang terutang.
14. Surat tagihan retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD, adalah surat tagihan Retribusi.
15. Pendataan dan pendaftaran adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh data/informasi
serta penataan usahaan yang dilakukan oleh petugas Retribusi.
16. Perhitungan Retribusi Daerah adalah rincian besarnya Retribusi yang harus dibayar oleh
wajib retribusi.
17. Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus di penuhi oleh wajib
Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD kas Daerah.

3


4

18. Penagihan Retribusi Daerah adalah serangkaian kegiatan pemungutan Retribusi Daerah yang
diawalai dengan menyampaikan surat peringatan surat teguran kepada yang bersangkutan
untuk melaksanakan kewajiban untuk membayar retribusi sesuai dengan jumlah Retribusi
yang terutang.
19. Utang Retribusi Daerah adalah sisa utang Retribusi atas nama wajib Retribusi tercantum
pada surat Tegihan atas nama wajib Retribusi tercantum pada surat tagihan Retribusi Daerah ,
surat ketetapan, Retribusi Daerah Kurang Bayar (SKRDKB) atau Surat Ketetapan Retribusi
Daerah kurang Bayar tambahan (SKRDKBT)
20. Kas Daerah adalah kas Pemerintah Kota Prabumulih.
21. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya.
22. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh peyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya disingkat penyidik, untuk
mencari serta pengumpulan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan dipungut biaya atas pelayanan
dan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Kota dibidang Persampahan dan Kebersihan.
Pasal 3
Objek Retribusi adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Kota dibidang
Persampahan dan Kebersihan untuk kepentingan dan pemanfaatan umum.
Pasal 4
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati jasa
pelayanan dibidang persampahan / kebersihan.
(2) Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa pelayanan dibidang
persampahan / kebersihan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan termasuk golongan retribusi jasa umum.

4

5


BAB IV
TINGKAT PENGGUNAAN JASA RETRIBUSI
Pasal 6
Cara mengukur tingkat penggunaan jasa retribusi adalah dengan melihat klasifikasi penggunaan
jasa dan lokasi / wilayah yang mendapat pelayanan jasa
BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
Prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi persampahan / kebersihan
berdasarkan pada kebijaksanaan Daerah dengan memperhatikan, kemampuan masyarakat, & aspek
keadilan.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 10
Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :
(1) Rumah kediaman :
1. Kelas I………………. …….. Rp. 6.000,- / bulan
2. Kelas II……………………... Rp. 4.000,-./ bulan

3. Kelas III………………. …... Rp. 2.000,-./ bulan
4. Kelas IV……………………. Rp. 1.500,- / bulan
(2) Asrama.………………………………… Rp. 6.000,- / bulan
(3) Hotel :
Hotel Melati :
1. Melati 3…………………………… Rp. 20.000,- / bulan
2. Melati 2…………………………… Rp. 15.000,- / bulan
3. Melati 1…………………………… Rp. 10.000,- / bulan
(4) Penginapan / Losmen/ Mess…………… Rp. 7.500,- / bulan
(5) Restoran / bar…………………….……. Rp. 10.000,- / bulan
(6) Rumah makan …………………………. Rp. 10.000,- / bulan
(7) Rumah Sakit :
a. Kelas I………………………………. Rp. 20.000,- / bulan
b. Kelas II……………………………… Rp. 15.000,- / bulan
c. Kelas III…………………………….. Rp. 10.000,- / bulan
(8) Klinik Bersalin………………………… Rp. 7.500,- / bulan
(9) Tempat Praktek Dokter………….…… Rp. 7.500,- / bulan
(10) Apotik……………………………….. Rp. 10.000,-/ bulan
(11) Pedagang pasar inpres, pedagang sayur,
pedagang buah, pedagang ikan dan daging,

pedagang kelontongan, pedagang lain-lain,
gerobak Jualan………………….…… Rp. 5.000,-/ bulan
12) Gudang ……………………………… Rp. 25.000,-/ bulan
(13) Kantor (non Pemerintah)……………. Rp. 10.000,-/ bulan
(14) Toko :
1. yang dihuni :……………………….. Rp. 10.000,-/ bulan
2. yang tidak dihuni ………………….. Rp. 7.500,-/ bulan

5

6

(15) Perusahaan Pertukangan/Pengelola …
-an bahan perdagangan ………………
(16) Bengkel Reparasi……………….……
(17) Warung………………………….…...
(18) Shopping Center dan sejenisnya…….
(19)Usaha lainnya/jasa……………………
(20) Tempat-tempat hiburan lainnya …….
(21) Bank …………………………………

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

10.000,-/ bulan
10.000,-/ bulan
5.000,-/ bulan
25.000,-/ bulan
5.000,-/ bulan
20.000,-/ hari
25.000,-/ bulan

BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 11
Retribusi dipungut dalam wilayah Daerah
BAB VIII
PEMUNGUTAN
Pasal 12
(1). Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan
(2). Kewajiban membayar retribusi dibebankan kepada pemilik bangunan atau yang menghuni /
memanfaatkan bangunan sebagaimana dimaksud Pasal 10.
(3). Retribusi dipungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi Daerah atau Dokumen
lain yang dipersamakan.
(4). Hasil pungutan sebagai mana dimaksud pada ayat (2) disetor Kekas Daerah melalui
bendahara khusus penerima dinas pendapatan daerah.
Pasal 13
(1). Pemungutan retribusi dilakukan oleh Dinas / Instansi teknis yang ditetapkan oleh Walikota.
(2). Instansi pemungut/pengelola dan instansi terkait lainnya diberikan biaya pungutan sebesar
5 % dari hasil yang disetor ke kas daerah.
(3). Pembagian biaya pungutan tersebut pada ayat (2) diatur lebih lanjut oleh walikota.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 14
(1). Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini di ancam pidana kurungan
paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu
rupiah).
(2). Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran
(3). Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke kas daerah.

6

7

BAB X
KERINGANAN, PENGURANGAN
DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 15
(1). Walikota dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(2). Pemberian keinginan, pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat
(1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi
BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 16
(3). Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang
khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi
daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
(2). Wewenang penyidik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima , mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan
dengan tindak pidana perpajakan daerah dan retribusi agar keterangan atau Laporan
tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan mengenai orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah.
c. Mminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan tindak
pidana Retribusi Daerah.
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan
Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah.
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan
dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti.
f. Meminta Bantuan Tenaga Ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan Tindak
Pidana dibidang Retribusi Daerah tersebut.
g. Menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada
saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
j. Menghentikan Penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan Tindak Pidana
dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
(3). Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan
penyampaian kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

7

8

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaanya
akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 18
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatanya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.

Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 10 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH

RACHMAN DJALILI

Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH

HASBULLAH KEMIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 18 SERI C

8

9

9