S BIO 1100796 Chapter3
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experiment, karena peneliti
memberikan perlakuan, namun partisipan tidak dipilih secara acak serta tidak ada
pengontrolan variabel secara ketat.
Data hasil penelitian yang didapatkan
kemudian diolah secara kualitatif, berupa persentase kemunculannya saja.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tes
Perlakuan
O1
X1
O1
X2
Kelompok
Eksperimen 1
Eksperimen 2
Keterangan :
O1
= tes untuk pretest
O2
= tes untuk posttest
X1
= pembelajaran dengan menggunakan mikroskop
X2
= pembelajaran dengan menggunakan microcam
Tes
O2
O2
cahaya
B. Partisipan dan Lokasi Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA
7 di SMA Negeri 3 Cimahi. Jumlah total siswa dari kedua kelas tersebut adalah 42
orang. Kelas eksperimen 1 berjumlah 21 orang dan kelas eksperimen 2 berjumlah
21 orang. Usia dari partisipan berkisar 15-17 tahun.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aspek
minat belajar dan
keterampilan proses sains siswa kelas XI di sebuah SMA Negeri di Cimahi tahun
ajaran 2015/2016. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
aspek minat belajar dan keterampilan proses sains pada siswa kelas XI MIA di
sebuah SMA Negeri di Cimahi tahun ajaran 2015/2016 dalam materi struktur
jaringan tumbuhan.
33
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
D. Definisi Operasional
1. Penggunaan soal pretest, posttest dan lembar observasi, dijadikan sebagai
alat ukur untuk melihat kemampuan siswa terhadap keterampilan proses
sains. Siswa kelas eksperimen 1 menggunakan mikroskop cahaya dan siswa
kelas eksperimen 2 menggunakan microcam, sehingga siswa pada kedua
kelas
tersebut
dapat
dilihat
menggunakan microcam
perubahan
nilainya
antara
kelas
yang
dengan kelas yang menggunakan mikroskop
cahaya. Perubahan nilai dapat dilihat dari peningkatan rata-rata keseluruhan
nilai pretest dan posttest pada kedua kelas, nilai n-gain dan peningkatan
persentase kemunculan indikator sebelum dan sesudah praktikum. Lembar
observasi
digunakan
untuk
melihat
persentase
kemunculan
indikator
keterampilan proses sains pada setiap kelompok.
2. Penggunaan angket minat belajar siswa dijadikan sebagai alat ukur untuk
melihat ketertarikan siswa dalam kegiatan praktikum, baik menggunakan
microcam maupun mikroskop cahaya. Aspek minat belajar yang dijaring
menggunakan model ARCS (Keller, 2000) yaitu meliputi aspek perhatian,
relevansi, percaya diri dan kepuasan, kemudian dianalisis mengacu pada
skala Likert (4-1). Perubahan minat belajar siswa setelah menggunakan
mikroskop cahaya (pada kelas eksperimen 1) dan microcam (pada kelas
eksperimen 2) dilihat dari persentase rata-rata keseluruhan nilai angket
minat belajar, persentase kemunculan setiap aspek minat belajar dan
persentase respon pernyataan positif dan negatif.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
yang
digunakan
dalam penelitian
ini mencakup
beberapa macam instrumen, diantaranya soal pretest dan posttest keterampilan
34
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
proses sains, lembar observasi keterampilan proses sains dan angket minat
belajar siswa.
1. Soal pretest dan posttest keterampilan proses sains
Keterampilan
proses
berkomunikasi digunakan
sains
mengklasifikasi,
instrumen
menginterpretasi
dan
soal tertulis yang meliputi enam
pertanyaan keterampilan proses sains berbentuk essay. Soal keterampilan
yang diberikan yaitu mengenai materi struktur jaringan tumbuhan. Kisi-kisi
soal instrumen penguasaan keterampilan proses sains diperlihatkan pada
tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen soal keterampilan proses sains
No.
1.
Jenis Keterampilan
Proses Sains
Mengelompokkan atau
mengklasifikasi
2.
Interpretasi
3.
Berkomunikasi
Indikator Terpilih
No. Soal
Jml.
1,2,3,10
4
4,9
2
Mencari persamaan atau
perbedaan
Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
- Memberikan/
menggambarkan
data
empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan
grafik/ tabel/ diagram
- Menjelaskan
hasil
percobaan atau penelitian
Jumlah pertanyaan
7,8
4
5,6
10
(Rustaman, 2007)
Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu
keterampilan menggunakan alat dan bahan, keterampilan mengobservasi atau
mengamati
dan
keterampilan
berkomunikasi.
Lembar
observasi
untuk
menjaring penguasaan keterampilan proses sains siswa pada setiap kelompok
yang
diamati secara
membantu
pembelajaran
penilaian
dilakukan
langsung selama pembelajaran berlangsung.
menggunakan
Untuk
bantuan
observer
yang
sebelum
persepsi
tentang
penilaian
lembar
penyamaan
observasi. Masing-masing setiap indikator keterampilan proses sains pada
lembar observasi terdapat dua aspek atau kriteria yang diamati oleh setiap
observer.
Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi keterampilan proses sains
No.
Keterampilan
Indikator
Aspek yang diamati
35
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jml.
36
proses
1
Menggunakan alat
dan bahan
2
Mengobservasi
atau mengamati
Mengumpulkan/
menggunakan fakta
yang relevan
Berkomunikasi
Memberikan/
menggambarkan
data empiris hasil
percobaan
atau
pengamatan dengan
grafik/
tabel/
diagram
3
Memakai
bahan
alat/
Siswa
menggunakan
microcam/
mikroskop
1
cahaya
sesuai
dengan
prosedur
Siswa melakukan kegiatan
praktikum secara berurutan
1
sesuai dengan prosedur yang
telah disediakan guru
Siswa mengamati objek dan
1
menggambar
jaringan
dengan jelas
Gambar yang dibuat oleh
siswa sesuai dengan bentuk
jaringan yang diamati pada
1
mikroskop
cahaya/
microcam.
Siswa
menuliskan
hasil
pengamatan dalam bentuk
1
gambar disertai dengan
keterangan
Siswa
menuliskan
persamaan dan perbedaan
1
struktur
jaringan
akar,
batang dan daun dalam
bentuk tabel.
(Rustaman, 2007)
2. Instrumen angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa ini digunakan untuk melihat persentase minat
belajar siswa setelah menggunakan mikroskop cahaya dan microcam..
Berikut kisi-kisi angket minat belajar siswa yang terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket minat belajar siswa
Nomor
No.
Aspek
1
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Perhatiaan (attention)
1,2
3,4
2
Relevasi (relevance)
5,6
7,8
3
Percaya diri (confidence)
9,10
11,12
4
Kepuasan (satisfaction)
13,14
15,16
(Keller, 2000)
1. Hasil analisis uji coba instrumen
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi
syarat
tes
yaitu
memiliki
validitas,
reliabilitas,
objektivitas,
36
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
praktibilitas dan ekonomis (Arikunto, 2012). Selain harus diketahui validitas
dan reliabilitasnya, sebuah tes juga harus memiliki tingkat kesukaran dan daya
pembeda.Uji butir soal essay meliputi: 1) uji reliabilitas; 2) uji validitas; 3)
tingkat kesukaran dan 4) daya pembeda.
a. Uji reliabilitas
1) Rumus product moment Pearson
∑XY − ∑X ∑Y
{ ∑X 2 − ∑X 2 } { ∑Y 2 − ∑Y 2 }
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total
N : jumlah siswa
X : skor pada pokok uji
Y : skor total
2) Rumus Spearman-Brown
Keterangan :
rxy
: koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total
Menurut ketentuan yang sering diikuti, reliabilitas sering diklasifikasikan
pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi reliabilitas
Koefisiensi korelasi
0,80-1,00
0,60-0,79
0,40-0,59
0,20-0,39
0,00-0,19
Kategori reliabilitas
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2012)
b. Uji validitas
Validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya dari kenyataan. Tes dikatakan valid apabila soal dapat
mengukur
apa
yang
hendak
diukur.
Mengukur
validitas
suatu
menggunakan rumus product moment yaitu:
rxy
√
-
-
37
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal
38
Keterangan:
rxy = koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah seluruh siswa
X = skor tiap butir soal untuk setiap uji coba
Y = skor total tiap siswa uji coba
Menurut
ketentuan
yang
sering
diikuti,
indeks
validitas
sering
diklasifikasikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Klasifikasi validitas
Koefisensi korelasi
0,80 – 1,00
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,20 – 0,39
0,00 – 0,19
Kategori validasi
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2012)
c. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya (Arikunto, 2012).
Mengukur nilai tingkat kesukaran dapat dilihat dari indeks kesukaran suatu
soal, mendapatkan nilai indeks kesukaran dapat menggunakan rumus:
TK =
Keterangan:
TK: tingkat kesukaran
U : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal
L : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal
T : jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Menurut
ketentuan
yang
sering
diikuti,
indeks
kesukaran
sering
diklasifikasikan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Klasifikasi tingkat kesukaran
Indeks kesukaran
0,00-0,30
0,31-0,70
0,71-1,00
Kategori soal
Sukar
Sedang
Mudah
(Arikunto, 2012)
d. Daya pembeda
38
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
DP =
Keterangan:
DP: daya pembeda
U : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal
L : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal
T : jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Tabel 3.8 Klasifikasi daya pembeda
Indeks daya pembeda
0,71 – 1,00
0,70 – 0,41
0,40 – 0,21
0,20 – 0,00
Kategori soal
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
(Arikunto, 2012)
Untuk mengetahui soal dapat dipergunakan atau tidak, maka dilakukan
kualifikasi butir soal berdasarkan aturan Zainul (2002) dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.9 Kualifikasi butir soal
Kategori
Dipakai
Penilaian
Apabila:
1) Validitas ≥ 0,40
2) Daya pembeda ≥ 0,40
3) Tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80
Apabila:
1) Daya pembeda ≥ 0,40; tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80; tetapi
validitas ≥ 0,40
2) Daya pembeda < 0,40; tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80; tetapi ada
validitas ≥ 0,40
3) Daya pembeda < 0,40; tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80; tetapi validitas
antara 0,20 sampai 0,40
Apabila:
1) Daya pembeda < 0,40 dan ada tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80
2) Validitas < 0,20
3) Daya pembeda < 0,40 dan validitas < 0,40
Diperbaiki/
direvisi
Dibuang
Berikut
ini merupakan tabel hasil analisis uji instrumen pada soal
keterampilan proses sains.
39
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Tabel 3.10 Hasil analisis butir soal keterampilan proses sains pretest dan posttest
Jenis Keterampilan
Proses Sains
No
Soal
Mengelompokkan
Mengelompokkan
Mengelompokkan
Mengelompokkan
Interpretasi
Interpretasi
Interpretasi
Interpretasi
Berkomunikasi
Berkomunikasi
Berkomunikasi
Berkomunikasi
1
2
3
12
4
5
6
11
7
8
9
10
Validitas item
rxy
0,64
0,89
0,24
0,36
0,88
-0,46
0,84
0,50
0,53
0,23
0,27
0,88
Int*
T
ST
R
R
ST
TV
ST
C
CK
R
R
ST
Daya Pembeda
DP
0,53
0,31
0,25
0,25
0,62
-0,18
0,62
0,50
0,25
0,25
0,25
0,55
Int*
B
CK
CK
CK
B
J
B
B
CK
CK
CK
B
Taraf
Kesukaran
TK
Int*
0,26
S
0,27
S
0,26
S
0,75
M
0,31
SD
0,41
SD
0,31
SD
0,62
SD
0,26
S
0,62
SD
0,83
M
0,27
S
Kesim.
Item**
Pakai
Revisi
Revisi
Revisi
Pakai
Buang
Pakai
Pakai
Revisi
Revisi
Revisi
Pakai
Reliabilitas
r11
Int*
0,55
CK
Keterangan:
*Int = interpretasi; Validitas (ST= sangat tinggi, T= tinggi, CK= cukup, R= rendah, SR=
sangat rendah, TV= tidak valid); Daya pembeda (B= baik, CK= cukup, J= jelek); Taraf
kesukaran (S= sukar, SD= sedang, M= mudah); Reliabilitas (CK= cukup)
** Kesimpulan item: (Buang; Revisi; Pakai). Interpretasi kesimpulan item soal berdasarkan
kriteria masing-masing karakteristik nilai analisis soal.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Secara umum, pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu a) judgment oleh dosen ahli, b) uji keterbacaan instrumen, c)
analisis uji keterbacaan instrumen, dan d) revisi instrumen.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest
keterampilan proses sains, lembar observasi keterampilan proses sains dan angket
minat belajar siswa. Selama pengembangan, instrumen dikaji dan didiskusikan
dengan dosen pembimbing, serta di-judgment terlebih dahulu oleh beberapa dosen
ahli. Instrumen diuji keterbacaannya pada siswa kelas XII MIA, untuk melihat
apakah siswa mengerti dengan pertanyaan yang diajukan dan dapat menjawab
sesuai dengan yang diharapkan, ataukah siswa tidak mengerti dengan pertanyaan
tersebut karena kalimat yang digunakan terlalu rumit. Uji keterbacaan ini
40
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
dilakukan pada siswa yang bukan merupakan partisipan dalam penelitian, namun
memiliki karakteristik yang sama dengan partisipan penelitian.
Hasil uji keterbacaan menunjukkan bahwa kalimat yang digunakan dalam
pertanyaan sudah sesuai dan dapat dimengerti oleh siswa, sehingga kesalahan
siswa
dalam menjawab
bukan karena kalimat yang terlalu rumit dalam
pertanyaan, melainkan karena siswa belum memiliki pengetahuan tentang kasus
dalam pertanyaan tersebut.
G. Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pelaksanaan. Berikut ini
merupakan penjelasan secara mendalam dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Melakukan kajian pustaka.
c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal.
d. Perbaikan proposal setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment oleh
dosen-dosen ahli
f. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen
h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Penentuan kelas yang akan menjadi subjek penelitian
b. Melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang sudah direncanakan.
c. Pretest
dilaksanakan
sebelum
perlakuan,
posttest
dilaksanakan
setelah
perlakuan.
41
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
3. Tahap pasca pelaksanaan
Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
b. Melakukan kesimpulan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
c. Menyusun laporan hasil penelitian (skripsi).
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Data pretest dan
keseluruhan,
perhitungan
posttest siswa dihitung dengan perhitungan rata-rata
persentase
berdasarkan
kemunculan
setiap
jenis
keterampilan proses sains dan perhitungan n-gain pada masing-masing siswa.
Angket minat belajar siswa dihitung dengan perhitungan rata-rata keseluruhan,
perhitungan persentase berdasarkan aspek kemunculan setiap aspek minat belajar
siswa dan perhitungan persentase respon pernyataan positif dan negatif. Lembar
observasi dihitung persentase rata-rata keseluruhan dan persentase berdasarkan
kemunculan setiap jenis keterampilan proses sains.
1. Teknik analisis data pretest dan posttest
Untuk menghitung nilai per siswa maka dilakukan cara sebagai berikut:
a. Melakukan perhitungan tabulasi jawaban pretest dan posttest.
b. Menghitung presentase jawaban siswa dengan perhitungan sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
c. Menghitung kemunculan tiap indikator keterampilan proses sains dengan
perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
NP = nilai persen munculnya aspek keterampilan proses
R = jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran
SM = jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
Tabel 3.11 Interpretasi kemunculan keterampilan proses sains siswa
Indeks kemunculan
86 – 100
Kriteria
Sangat baik
42
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
76 – 85
60 – 75
55 – 59
< 54
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
(Purwanto, 2012)
d. Menghitung gain ternormalisasi antara skor rata-rata pretest dan skor rata-rata
posttest.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menghindari
kesalahan
dalam
menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Nilai N-gain yang
diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan keterampilan proses
sains siswa setelah kegiatan pembelajaran. Rumus N-Gain menurut Hake
(1999) sebagai berikut:
−
−
−
Tabel 3.12 Kriteria N-Gain
Nilai N-Gain
≥ 0,7
0,7 > N-gain ≥ 0,3
< 0,3
Tingkat
Tinggi
Sedang
Rendah
(Hake, 1999)
2. Teknik analisis data angket minat belajar siswa
Hasil angket minat belajar siswa dianalisis dengan mengacu pada skala Likert.
Partisipan dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh
peneliti, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan sangat tidak
setuju (STS). Masing-masing jawaban tersebut diberikan skor sesuai kategori
pernyataan yang diajukan. Berikut ini adalah ketentuan skor pada angket respons
siswa yang ada pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Ketentuan Skoring Pernyataan dalam Angket Respons Siswa terhadap
Pembelajaran (Sukardi, 2008)
Pilihan
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Skor
Pernyataan positif
4
3
2
1
Pernyataan negatif
1
2
3
4
43
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Respon siswa dikelompokkan ke dalam masing-masing tingkatan respons di
setiap pernyataan yang ada dalam angket (sangat setuju [SS], setuju [S], kurang
setuju [KS], dan sangat tidak setuju [STS]) dan dihitung frekuensinya. Total
frekuensi pada masing-masing kategori jawaban, dikonversikan ke dalam bentuk
persentase kemunculan (%) dalam satu kelas, sesuai dengan perhitungan Arikunto
(2012). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ketidaksesuain respons siswa
dengan pernyataan yang tersedia, seperti pemberian respons negatif terhadap
pernyataan positif atau respons positif terhadap pernyataan negatif.
(Arikunto, 2012)
3. Teknis analisis data lembar observasi
Lembar observasi siswa digunakan selama pembelajaran berlangsung dan
berisi kriteria fokus siswa yang merupakan hal-hal yang seharusnya dilakukan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan
untuk menilai siswa secara bekelompok, mengenai bagaimana sikap siswa dalam
melakukan diskusi di dalam kelompoknya dan juga diskusi kelas. Sistem skoring
yang digunakan untuk penilaian rubrik, yaitu skala 1-4. Skor total yang didapat
kemudian dikonversikan ke dalam bentuk persen (%) berdasarkan Arikunto
(2012), lalu disesuaikan dengan kategori pada Tabel 3.6.
Rumus untuk melakukan perhitungan tersebut adalah:
Keterangan:
NP : nilai yang dicari
R
: skor mentah
SM : skor maksimal ideal
I. Alur Penelitian
PENENTUAN MASALAH
TAHAP PERSIAPAN
44
Diska Kania, 2016
Seminar
Proposal Penelitian
Perizinan
Penelitian
ANALISIS
PENGGUNAAN
MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD
AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Penyusunan Kelengkapan Penelitian
dan Revisi Proposal Setelah Seminar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Judgement dan Uji Coba Instrumen
45
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
45
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experiment, karena peneliti
memberikan perlakuan, namun partisipan tidak dipilih secara acak serta tidak ada
pengontrolan variabel secara ketat.
Data hasil penelitian yang didapatkan
kemudian diolah secara kualitatif, berupa persentase kemunculannya saja.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tes
Perlakuan
O1
X1
O1
X2
Kelompok
Eksperimen 1
Eksperimen 2
Keterangan :
O1
= tes untuk pretest
O2
= tes untuk posttest
X1
= pembelajaran dengan menggunakan mikroskop
X2
= pembelajaran dengan menggunakan microcam
Tes
O2
O2
cahaya
B. Partisipan dan Lokasi Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA
7 di SMA Negeri 3 Cimahi. Jumlah total siswa dari kedua kelas tersebut adalah 42
orang. Kelas eksperimen 1 berjumlah 21 orang dan kelas eksperimen 2 berjumlah
21 orang. Usia dari partisipan berkisar 15-17 tahun.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aspek
minat belajar dan
keterampilan proses sains siswa kelas XI di sebuah SMA Negeri di Cimahi tahun
ajaran 2015/2016. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
aspek minat belajar dan keterampilan proses sains pada siswa kelas XI MIA di
sebuah SMA Negeri di Cimahi tahun ajaran 2015/2016 dalam materi struktur
jaringan tumbuhan.
33
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
D. Definisi Operasional
1. Penggunaan soal pretest, posttest dan lembar observasi, dijadikan sebagai
alat ukur untuk melihat kemampuan siswa terhadap keterampilan proses
sains. Siswa kelas eksperimen 1 menggunakan mikroskop cahaya dan siswa
kelas eksperimen 2 menggunakan microcam, sehingga siswa pada kedua
kelas
tersebut
dapat
dilihat
menggunakan microcam
perubahan
nilainya
antara
kelas
yang
dengan kelas yang menggunakan mikroskop
cahaya. Perubahan nilai dapat dilihat dari peningkatan rata-rata keseluruhan
nilai pretest dan posttest pada kedua kelas, nilai n-gain dan peningkatan
persentase kemunculan indikator sebelum dan sesudah praktikum. Lembar
observasi
digunakan
untuk
melihat
persentase
kemunculan
indikator
keterampilan proses sains pada setiap kelompok.
2. Penggunaan angket minat belajar siswa dijadikan sebagai alat ukur untuk
melihat ketertarikan siswa dalam kegiatan praktikum, baik menggunakan
microcam maupun mikroskop cahaya. Aspek minat belajar yang dijaring
menggunakan model ARCS (Keller, 2000) yaitu meliputi aspek perhatian,
relevansi, percaya diri dan kepuasan, kemudian dianalisis mengacu pada
skala Likert (4-1). Perubahan minat belajar siswa setelah menggunakan
mikroskop cahaya (pada kelas eksperimen 1) dan microcam (pada kelas
eksperimen 2) dilihat dari persentase rata-rata keseluruhan nilai angket
minat belajar, persentase kemunculan setiap aspek minat belajar dan
persentase respon pernyataan positif dan negatif.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
yang
digunakan
dalam penelitian
ini mencakup
beberapa macam instrumen, diantaranya soal pretest dan posttest keterampilan
34
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
proses sains, lembar observasi keterampilan proses sains dan angket minat
belajar siswa.
1. Soal pretest dan posttest keterampilan proses sains
Keterampilan
proses
berkomunikasi digunakan
sains
mengklasifikasi,
instrumen
menginterpretasi
dan
soal tertulis yang meliputi enam
pertanyaan keterampilan proses sains berbentuk essay. Soal keterampilan
yang diberikan yaitu mengenai materi struktur jaringan tumbuhan. Kisi-kisi
soal instrumen penguasaan keterampilan proses sains diperlihatkan pada
tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen soal keterampilan proses sains
No.
1.
Jenis Keterampilan
Proses Sains
Mengelompokkan atau
mengklasifikasi
2.
Interpretasi
3.
Berkomunikasi
Indikator Terpilih
No. Soal
Jml.
1,2,3,10
4
4,9
2
Mencari persamaan atau
perbedaan
Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
- Memberikan/
menggambarkan
data
empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan
grafik/ tabel/ diagram
- Menjelaskan
hasil
percobaan atau penelitian
Jumlah pertanyaan
7,8
4
5,6
10
(Rustaman, 2007)
Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu
keterampilan menggunakan alat dan bahan, keterampilan mengobservasi atau
mengamati
dan
keterampilan
berkomunikasi.
Lembar
observasi
untuk
menjaring penguasaan keterampilan proses sains siswa pada setiap kelompok
yang
diamati secara
membantu
pembelajaran
penilaian
dilakukan
langsung selama pembelajaran berlangsung.
menggunakan
Untuk
bantuan
observer
yang
sebelum
persepsi
tentang
penilaian
lembar
penyamaan
observasi. Masing-masing setiap indikator keterampilan proses sains pada
lembar observasi terdapat dua aspek atau kriteria yang diamati oleh setiap
observer.
Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi keterampilan proses sains
No.
Keterampilan
Indikator
Aspek yang diamati
35
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jml.
36
proses
1
Menggunakan alat
dan bahan
2
Mengobservasi
atau mengamati
Mengumpulkan/
menggunakan fakta
yang relevan
Berkomunikasi
Memberikan/
menggambarkan
data empiris hasil
percobaan
atau
pengamatan dengan
grafik/
tabel/
diagram
3
Memakai
bahan
alat/
Siswa
menggunakan
microcam/
mikroskop
1
cahaya
sesuai
dengan
prosedur
Siswa melakukan kegiatan
praktikum secara berurutan
1
sesuai dengan prosedur yang
telah disediakan guru
Siswa mengamati objek dan
1
menggambar
jaringan
dengan jelas
Gambar yang dibuat oleh
siswa sesuai dengan bentuk
jaringan yang diamati pada
1
mikroskop
cahaya/
microcam.
Siswa
menuliskan
hasil
pengamatan dalam bentuk
1
gambar disertai dengan
keterangan
Siswa
menuliskan
persamaan dan perbedaan
1
struktur
jaringan
akar,
batang dan daun dalam
bentuk tabel.
(Rustaman, 2007)
2. Instrumen angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa ini digunakan untuk melihat persentase minat
belajar siswa setelah menggunakan mikroskop cahaya dan microcam..
Berikut kisi-kisi angket minat belajar siswa yang terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket minat belajar siswa
Nomor
No.
Aspek
1
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Perhatiaan (attention)
1,2
3,4
2
Relevasi (relevance)
5,6
7,8
3
Percaya diri (confidence)
9,10
11,12
4
Kepuasan (satisfaction)
13,14
15,16
(Keller, 2000)
1. Hasil analisis uji coba instrumen
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi
syarat
tes
yaitu
memiliki
validitas,
reliabilitas,
objektivitas,
36
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
praktibilitas dan ekonomis (Arikunto, 2012). Selain harus diketahui validitas
dan reliabilitasnya, sebuah tes juga harus memiliki tingkat kesukaran dan daya
pembeda.Uji butir soal essay meliputi: 1) uji reliabilitas; 2) uji validitas; 3)
tingkat kesukaran dan 4) daya pembeda.
a. Uji reliabilitas
1) Rumus product moment Pearson
∑XY − ∑X ∑Y
{ ∑X 2 − ∑X 2 } { ∑Y 2 − ∑Y 2 }
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total
N : jumlah siswa
X : skor pada pokok uji
Y : skor total
2) Rumus Spearman-Brown
Keterangan :
rxy
: koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total
Menurut ketentuan yang sering diikuti, reliabilitas sering diklasifikasikan
pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi reliabilitas
Koefisiensi korelasi
0,80-1,00
0,60-0,79
0,40-0,59
0,20-0,39
0,00-0,19
Kategori reliabilitas
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2012)
b. Uji validitas
Validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya dari kenyataan. Tes dikatakan valid apabila soal dapat
mengukur
apa
yang
hendak
diukur.
Mengukur
validitas
suatu
menggunakan rumus product moment yaitu:
rxy
√
-
-
37
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal
38
Keterangan:
rxy = koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah seluruh siswa
X = skor tiap butir soal untuk setiap uji coba
Y = skor total tiap siswa uji coba
Menurut
ketentuan
yang
sering
diikuti,
indeks
validitas
sering
diklasifikasikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Klasifikasi validitas
Koefisensi korelasi
0,80 – 1,00
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,20 – 0,39
0,00 – 0,19
Kategori validasi
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2012)
c. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya (Arikunto, 2012).
Mengukur nilai tingkat kesukaran dapat dilihat dari indeks kesukaran suatu
soal, mendapatkan nilai indeks kesukaran dapat menggunakan rumus:
TK =
Keterangan:
TK: tingkat kesukaran
U : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal
L : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal
T : jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Menurut
ketentuan
yang
sering
diikuti,
indeks
kesukaran
sering
diklasifikasikan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Klasifikasi tingkat kesukaran
Indeks kesukaran
0,00-0,30
0,31-0,70
0,71-1,00
Kategori soal
Sukar
Sedang
Mudah
(Arikunto, 2012)
d. Daya pembeda
38
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
DP =
Keterangan:
DP: daya pembeda
U : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal
L : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal
T : jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Tabel 3.8 Klasifikasi daya pembeda
Indeks daya pembeda
0,71 – 1,00
0,70 – 0,41
0,40 – 0,21
0,20 – 0,00
Kategori soal
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
(Arikunto, 2012)
Untuk mengetahui soal dapat dipergunakan atau tidak, maka dilakukan
kualifikasi butir soal berdasarkan aturan Zainul (2002) dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.9 Kualifikasi butir soal
Kategori
Dipakai
Penilaian
Apabila:
1) Validitas ≥ 0,40
2) Daya pembeda ≥ 0,40
3) Tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80
Apabila:
1) Daya pembeda ≥ 0,40; tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80; tetapi
validitas ≥ 0,40
2) Daya pembeda < 0,40; tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80; tetapi ada
validitas ≥ 0,40
3) Daya pembeda < 0,40; tingkat kesukaran 0,25 ≤ p ≤ 0,80; tetapi validitas
antara 0,20 sampai 0,40
Apabila:
1) Daya pembeda < 0,40 dan ada tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80
2) Validitas < 0,20
3) Daya pembeda < 0,40 dan validitas < 0,40
Diperbaiki/
direvisi
Dibuang
Berikut
ini merupakan tabel hasil analisis uji instrumen pada soal
keterampilan proses sains.
39
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Tabel 3.10 Hasil analisis butir soal keterampilan proses sains pretest dan posttest
Jenis Keterampilan
Proses Sains
No
Soal
Mengelompokkan
Mengelompokkan
Mengelompokkan
Mengelompokkan
Interpretasi
Interpretasi
Interpretasi
Interpretasi
Berkomunikasi
Berkomunikasi
Berkomunikasi
Berkomunikasi
1
2
3
12
4
5
6
11
7
8
9
10
Validitas item
rxy
0,64
0,89
0,24
0,36
0,88
-0,46
0,84
0,50
0,53
0,23
0,27
0,88
Int*
T
ST
R
R
ST
TV
ST
C
CK
R
R
ST
Daya Pembeda
DP
0,53
0,31
0,25
0,25
0,62
-0,18
0,62
0,50
0,25
0,25
0,25
0,55
Int*
B
CK
CK
CK
B
J
B
B
CK
CK
CK
B
Taraf
Kesukaran
TK
Int*
0,26
S
0,27
S
0,26
S
0,75
M
0,31
SD
0,41
SD
0,31
SD
0,62
SD
0,26
S
0,62
SD
0,83
M
0,27
S
Kesim.
Item**
Pakai
Revisi
Revisi
Revisi
Pakai
Buang
Pakai
Pakai
Revisi
Revisi
Revisi
Pakai
Reliabilitas
r11
Int*
0,55
CK
Keterangan:
*Int = interpretasi; Validitas (ST= sangat tinggi, T= tinggi, CK= cukup, R= rendah, SR=
sangat rendah, TV= tidak valid); Daya pembeda (B= baik, CK= cukup, J= jelek); Taraf
kesukaran (S= sukar, SD= sedang, M= mudah); Reliabilitas (CK= cukup)
** Kesimpulan item: (Buang; Revisi; Pakai). Interpretasi kesimpulan item soal berdasarkan
kriteria masing-masing karakteristik nilai analisis soal.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Secara umum, pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu a) judgment oleh dosen ahli, b) uji keterbacaan instrumen, c)
analisis uji keterbacaan instrumen, dan d) revisi instrumen.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest
keterampilan proses sains, lembar observasi keterampilan proses sains dan angket
minat belajar siswa. Selama pengembangan, instrumen dikaji dan didiskusikan
dengan dosen pembimbing, serta di-judgment terlebih dahulu oleh beberapa dosen
ahli. Instrumen diuji keterbacaannya pada siswa kelas XII MIA, untuk melihat
apakah siswa mengerti dengan pertanyaan yang diajukan dan dapat menjawab
sesuai dengan yang diharapkan, ataukah siswa tidak mengerti dengan pertanyaan
tersebut karena kalimat yang digunakan terlalu rumit. Uji keterbacaan ini
40
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
dilakukan pada siswa yang bukan merupakan partisipan dalam penelitian, namun
memiliki karakteristik yang sama dengan partisipan penelitian.
Hasil uji keterbacaan menunjukkan bahwa kalimat yang digunakan dalam
pertanyaan sudah sesuai dan dapat dimengerti oleh siswa, sehingga kesalahan
siswa
dalam menjawab
bukan karena kalimat yang terlalu rumit dalam
pertanyaan, melainkan karena siswa belum memiliki pengetahuan tentang kasus
dalam pertanyaan tersebut.
G. Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pelaksanaan. Berikut ini
merupakan penjelasan secara mendalam dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Melakukan kajian pustaka.
c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal.
d. Perbaikan proposal setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment oleh
dosen-dosen ahli
f. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen
h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Penentuan kelas yang akan menjadi subjek penelitian
b. Melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang sudah direncanakan.
c. Pretest
dilaksanakan
sebelum
perlakuan,
posttest
dilaksanakan
setelah
perlakuan.
41
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
3. Tahap pasca pelaksanaan
Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
a. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
b. Melakukan kesimpulan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
c. Menyusun laporan hasil penelitian (skripsi).
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Data pretest dan
keseluruhan,
perhitungan
posttest siswa dihitung dengan perhitungan rata-rata
persentase
berdasarkan
kemunculan
setiap
jenis
keterampilan proses sains dan perhitungan n-gain pada masing-masing siswa.
Angket minat belajar siswa dihitung dengan perhitungan rata-rata keseluruhan,
perhitungan persentase berdasarkan aspek kemunculan setiap aspek minat belajar
siswa dan perhitungan persentase respon pernyataan positif dan negatif. Lembar
observasi dihitung persentase rata-rata keseluruhan dan persentase berdasarkan
kemunculan setiap jenis keterampilan proses sains.
1. Teknik analisis data pretest dan posttest
Untuk menghitung nilai per siswa maka dilakukan cara sebagai berikut:
a. Melakukan perhitungan tabulasi jawaban pretest dan posttest.
b. Menghitung presentase jawaban siswa dengan perhitungan sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
c. Menghitung kemunculan tiap indikator keterampilan proses sains dengan
perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
NP = nilai persen munculnya aspek keterampilan proses
R = jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran
SM = jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
Tabel 3.11 Interpretasi kemunculan keterampilan proses sains siswa
Indeks kemunculan
86 – 100
Kriteria
Sangat baik
42
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
76 – 85
60 – 75
55 – 59
< 54
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
(Purwanto, 2012)
d. Menghitung gain ternormalisasi antara skor rata-rata pretest dan skor rata-rata
posttest.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menghindari
kesalahan
dalam
menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Nilai N-gain yang
diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan keterampilan proses
sains siswa setelah kegiatan pembelajaran. Rumus N-Gain menurut Hake
(1999) sebagai berikut:
−
−
−
Tabel 3.12 Kriteria N-Gain
Nilai N-Gain
≥ 0,7
0,7 > N-gain ≥ 0,3
< 0,3
Tingkat
Tinggi
Sedang
Rendah
(Hake, 1999)
2. Teknik analisis data angket minat belajar siswa
Hasil angket minat belajar siswa dianalisis dengan mengacu pada skala Likert.
Partisipan dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh
peneliti, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan sangat tidak
setuju (STS). Masing-masing jawaban tersebut diberikan skor sesuai kategori
pernyataan yang diajukan. Berikut ini adalah ketentuan skor pada angket respons
siswa yang ada pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Ketentuan Skoring Pernyataan dalam Angket Respons Siswa terhadap
Pembelajaran (Sukardi, 2008)
Pilihan
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Skor
Pernyataan positif
4
3
2
1
Pernyataan negatif
1
2
3
4
43
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Respon siswa dikelompokkan ke dalam masing-masing tingkatan respons di
setiap pernyataan yang ada dalam angket (sangat setuju [SS], setuju [S], kurang
setuju [KS], dan sangat tidak setuju [STS]) dan dihitung frekuensinya. Total
frekuensi pada masing-masing kategori jawaban, dikonversikan ke dalam bentuk
persentase kemunculan (%) dalam satu kelas, sesuai dengan perhitungan Arikunto
(2012). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ketidaksesuain respons siswa
dengan pernyataan yang tersedia, seperti pemberian respons negatif terhadap
pernyataan positif atau respons positif terhadap pernyataan negatif.
(Arikunto, 2012)
3. Teknis analisis data lembar observasi
Lembar observasi siswa digunakan selama pembelajaran berlangsung dan
berisi kriteria fokus siswa yang merupakan hal-hal yang seharusnya dilakukan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan
untuk menilai siswa secara bekelompok, mengenai bagaimana sikap siswa dalam
melakukan diskusi di dalam kelompoknya dan juga diskusi kelas. Sistem skoring
yang digunakan untuk penilaian rubrik, yaitu skala 1-4. Skor total yang didapat
kemudian dikonversikan ke dalam bentuk persen (%) berdasarkan Arikunto
(2012), lalu disesuaikan dengan kategori pada Tabel 3.6.
Rumus untuk melakukan perhitungan tersebut adalah:
Keterangan:
NP : nilai yang dicari
R
: skor mentah
SM : skor maksimal ideal
I. Alur Penelitian
PENENTUAN MASALAH
TAHAP PERSIAPAN
44
Diska Kania, 2016
Seminar
Proposal Penelitian
Perizinan
Penelitian
ANALISIS
PENGGUNAAN
MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD
AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Penyusunan Kelengkapan Penelitian
dan Revisi Proposal Setelah Seminar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Judgement dan Uji Coba Instrumen
45
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
45
Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu