Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri di Lingkungan V Kelurahan Harjo sari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan
Lampiran
PROGRAM D III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN US U
FORMAT PENGKAJIAN PAS IEN KOMUN ITAS
I.
BIODATA
Nama
: Ny. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 23 Tahun
Status Perkawinan
: M enikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jalan. STM Ujung Suka Resmi No.5D
Tanggal M asuk Klinik : Sabtu, 16 M ei 2015
Golongan darah
:A
Tanggal pengkajian
: 18 M ei 2015
II.
KELUHAN UTAMA
:
Pasien mengatakan nyeri di perineum bekas luka jahitan episiotomi
pasca melahirkan spontan, seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 8,
yang dirasakan setiap saat.
III.
RIWAYAT KES EHATAN S EKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
:
Rasa nyeri diluka bekas jahitan epiostomi.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Rasa nyeri berkurang ketika dilakukan posisi yang nyaman
dan melakukan teknik pernapasan/relaksasi.
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Nyeri seperti tertusuk-tusuk dan pasien mengatakan sakit
yang dirasakan sangat mengganggu kenyamanan dan aktivitasnya.
2. Bagaimana Dilihat
Pasien tampak gelisah, berkeringat, menahan sakit. Sesekali
pasien tampak meringis kesakitan ketika akan miring kanan atau
kiri , berdiri maupun berjalan..
C. Region
1. Dimana lokasinya
Pada area perineum.
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri menyebar sampai ke suprapubik.
D. Severity
Nyeri yang dirasakan sangat mengganggu kenyamanan pasien
dengan skala 8.
E. Time
Nyeri dirasakan sepanjang hari, dan terasa sakit saat bergerak
miring kanan atau kiri maupun melakukan aktivitas.
IV.
RIWAYAT KES EHATAN MAS A LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Ibu mengatakan tidak ada menggunakan obat-obatan.
C. Pernah dirawat/ operasi
Ibu mengatakan belum pernah dioperasi
D. Lama dirawat
Ibu mengatakan tidak pernah dirawat atau dioperasi.
E. Alergi
Tidak ada riwayat alergi.
F. Imunisasi
Imunisasi Lengkap.
V.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
A. Orang tua
Kedua orang tua ibu tidak memiliki penyakit menular atau
pun penyakit keturunan.
B. S audara kandung
Tidak ada saudara yang memiliki penyakit menular atau
keturunan.
C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada yang memiliki penyakit menular atau keturunan
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga yang meninggal akibat
melahirkan.
F. Penyebab meninggal
__
VI.
Riwayat Obstetrik
G: 0 P:1 A:0
No
1.
VII.
Umur
2 hari
HPHT: 10-08-2014
HPL: 17-05-2015
Komplikasi / M asalah
Kondisi
Kehamilan persalinan Nifas
Anak
Normal
Sehat
Normal
2 hari
Penolong
Bidan
RIWAYAT KEAD AAN PS IKOSOS IAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ibu merasa takut akan nyeri yang dirasakan di area perineum bekas
jahitan epiostomi.
B. Konsep Diri
-
Gambaran diri
: Ibu mengatakan menyukai bagian tubuhnya
-
Ideal diri
: Ibu berharap bisa tetap menjadi seorang ibu
dari 1 orang anaknya dan menjadi istri yang baik
-
Harga diri
: Ibu mengatakan semua keluarga sangat
memperhatikan dirinya
-
Peran diri
: Ny.N sebagai IRT tidak bisa melaksanakan
pekerjaan sebagai IRT di karenakan nyeri luka jahitan di
perineum.
-
Identitas
: Ibu adalah seorang Ibu Rumah Tangga
C. Keadaan Emosi
Keadaan emosi ibu dalam keadaan stabil, ibu bahagia telah
dikauniakan seorang bayi laki-laki.
D. Hubungan sosial
-
:
Orang yang berarti :
Ibu
mengatakan
orang yang paling berarti adalah
keluarganya
-
Hubungan dengan keluarga:
Hubungan ibu dengan keluarganya tampak baik, terlihat
suami dan ibu memeluk bayi dan saling menyayangi.
-
Hubungan dengan orang lain :
Hubungan ibu dengan orang lain tampak baik, terlihat
tetangga mendatangi rumah Ny.N dan memberi selamat atas
kelahiran anak dari Ny.N.
-
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
Tidak ada hambatan.
E. S pritual :
-
Nilai dan keyakinan :
Ibu menganut agama islam dan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya.
-
Kegiatan ibadah :
Untuk sementara ini ibu tidak dapat mengikuti kegiatan
ibadah sholat 5 waktu.
VIII. S TATUS MENTAL
IX.
-
Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS 15.
-
Penampilan : Bersih, Rapi
-
Pembicaraan : Terarah, tidak cepat.
-
Alam perasaan : Bahagia karena telah memiliki seorang anak.
-
Afek : Normal
-
Interaksi selama wawancara : Ibu tampak kooperatif
-
Persepsi : Alat indra normal
-
Waham : Tidak ditemukan waham
-
M emori : Dapat meningat kejadian 1 tahun yang lalu
PEMERIKS AAN FIS IK
A. Keadaan Umum
Ibu tampak menahan sakit, pucat, tegang dan berkeringat.
B. Tanda-tanda vital
-
Suhu
: 36.7oC
-
Tekanan darah
: 130/70 mmH g
-
Nadi
: 84x/menit
-
Pernapasan
: 24x/menit
-
TB
: 156 cm
-
BB
: 68 Kg
-
Skala nyeri
:8
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
-
Bentuk
: Bulat
-
Ubun-ubun
: Keras
-
Kulit kepala
: Bersih, tidak ada ketombe
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut : rambut lebat dan
tidak rontok
-
Bau : Tidak berbau
-
Warna kulit : Pucat
-
Warna kulit : Pucat
-
Struktur wajah : Tampak menahan sakit, ekspresi
Wajah
meringis
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : M ata lengkap dan
simetris kiri dan kanan
-
Palpebra : Tidak ada edema, tidak ada memar dan
bengkak, kantong mata atau lingkaran mata tampak
hitam
-
Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva anemis dan sclera
tidak icterik
-
Pupil : Reaksi cahaya (+), besar kiri dan kanan sama
-
Cornea dan iris : Tak ada kelainan
-
Tekanan bola mata : Tidak lembek dan juga tidak keras.
-
Penglihatan : M asih tajam
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung
Normal, Letak ditengah
-
Lubang hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada
sumbatan oleh secret, tidak ada polip.
-
Cuping hidung : pernapasan cuping hidung tidak
ditemukan.
Telinga
-
Bentuk telinga : Kecil dan simetris kiri dan kanan
-
Ukuruan telinga : Kecil
-
Lubang telinga : Bersih dan tidak ditemukan cairan
serumen.
-
Ketajaman pendengaran : M asih mampu mendengar
secara normal.
Mulut dan faring
-
keadaan bibir : Tidak kering
-
Keadaan gusi dan gigi : Gigi tidak berlubang, caries
tidak ada.
-
Keadaan lidah : Lidah tampak bersih
-
Orofaring : M ampu menelan dengan baik
-
Posisi trachea : Normal di medial
-
Thyroid : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar thyroid
-
Kelenjar limfe : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar
Leher
limfe
-
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Pemeriksaan integumen
-
Kebersihan : Kulit tampak bersih
-
Kehangatan : Kulit hangat.
-
Warna : pucat
-
Turgor : kembali cepat
-
Kelembaban : Kulit lembab
-
Kelainan pada kulit : Tidak ada sianosis, memar
maupun jejas.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
-
Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi : Normal, tidak ada memar.
-
Pernapasan : 21x/menit, irama ireguler
-
Tanda kesulitan bernapas : Tidak ditemukan tanda
kesulitan bernapas
Pemeriksaan paru
-
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan jantung
-
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi : Abdomen simetris
-
Palpasi : Abdomen teraba soepel, tidak ada distensi
-
Perkusi : Tympani
-
Auskultasi : Terdengar suara peristaltic usus 15 kali per
menit.
-
TFU 2 jari dibawah pusat.
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
-
Genitalia : Ibu dapat berkemih dengan normal tanpa
kateter.
-
Anus dan perineum : Anus tidak ada sumbatan, pasien
mengatakan ada bekas luka jahitan di area perineum ±
3cm
-
Kondisi Lochea : Terdapat lochea rubra merah muda,
segar.
Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas:
Simetris kanan dan kiri, edema tungkai tidak ditemukan,
kekuatan otot ekstremitas atas 5/5.
Pemeriksaan neurologis :
Tingkat Kesadaran: Compos mentis
GCS: 15
E: 4
M: 6
V:5
a. Nervus Olfaktorius/N I
klien mampu mengidentifikasi bau minyak kayu putih
dengan baik.
b. Nervus Optikus/N II
Klien mampu membaca hingga jarak 1 meter tanpa alat
bantu baca dengan bacaan lebih besar dan luas lapang
pandang klien baik.
c.
Nervus
Okulomotoris/N
III,
Trochlearis/N
IV,
Abdusen/N VI
Klien mampu menggerakkan kedua bola mata dengan baik,
reflek pupil terhadap rangsangan cahaya normal.
d. Nervus Trigeminus/N V
Klien mampu membedakan panas, dingin, getaran dan
rabaan.
e. Nervus Fasialis/ N VII
Klien mampu menggerakkan otot wajah dan mampu
membedakan rasa.
f. Nervus vestibulocochlearis/ N VIII
Klien mampu mendengar getaran garputala dengan jarak 30
cm pada masing-masing telinga.
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X
klien mampu menelan, mengunyah dan membuka mulut.
h. Nervus Aksesorius/N XI
Klien mampu mengangkat bahu dan menahan tekanan pada
bahunya, menoleh kanan-kiri.
i. Nervus Hipoglosus/N XII
Gerakan lidah klien terkoordinasi, klien mampu melakukan
tes jari-hidung, mampu melakukan pronasi dan supinasi
dengan baik pada telapak tangannya.
X.
POLA KEBIAS AAN S EHARI HARI
I.
Pola makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari : 3xsehari
-
Nafsu/selera makan : Nafsu makan (+)
-
Nyeri ulu hati : tidak ditemukan nyeri ulu hati
-
Alergi : Tidak ditemukan alergi makanan, minuman
-
M ual dan muntah : Tidak ditemukan mual muntah
-
Waktu pemberian makan : Pagi (08:30), siang(13:00) dan
malam (18:30)
-
Jumlah dan jenis makan : 1/2 piring sekali makan berupa nasi,
ikan, sayur dan buah
-
Waktu pemberian cairan/minuman : Tidak tentu, 8x sehari
sebanyak 2.000ml.
-
M asalah makan dan minum : Tidak ada kesulitan menelan dan
mengunyah
II.
Perawatan diri/personal hygine
-
Kebersihan diri : M andi 1x sehari dibantu oleh orang tua
-
Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut tampak bersih
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku tangan dan kaki
bersih
-
III.
Pola kegiatan /aktivitas
-
Uraian Aktivitas sehari-hari
Aktivitas seperti mandi, ganti pakaian, memasak, mencuci
masih dibantu oleh orang lain.
-
Uraian aktivitas ibadah
Ibu hanya berdoa, sholat 5 waktu belum dapat dilakukan.
IV.
Pola eliminasi
1. BAB
-
Pola BAB : 1x sehari
-
Karakter feses : Lembek
-
Riwayat perdarahan : Tidak ada Riwayat perdarahan
-
BAB terakhir : Pagi tanggal 18 M ei 2015
-
Diare : Tidak ada diare
-
Penggunaan laksatif : tidak ditemukan penggunaan laksatif
2. BAK
-
Pola BAK : 5x sehari
-
Karakter urine : Kuning
-
Nyeri terbakar/sulit BAK : Tidak sulit BAK
-
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada penyakit
ginjal/ kandung kemih
-
Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik
-
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah BAK
V.
Mekanisme koping
-
Adatif
Ibu mengatakan menghadapi masalah dengan berbicara dengan
orang lain dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan
berdoa untuk memohon petunjuk dari Pencipta
-
M aladatif (-)
Lampiran II
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
Dx
1.
Kamis/21
09:001. M elakukan pengkajian
M ei 2015
09:30
nyeri meliputi lokasi,
WIB
karakteristik,
durasi,
frekuensi , kualitas,
intensitas
atau
keparahan nyeri.
2. M emberikan informasi
tentang nyeri untuk
meminimalisir stressor
pada klien, misalnya:
penyebab
nyeri,
seberapa lama akan
berlangsung.
3. M embantu
pasien
dalam
menemukan
posisi yang nyaman.
M isalnya : semifowler.
4. M enjelaskan
cara
mengurangi
ketidaknyamanan : nyeri
dengan
menciptakan
lingkungan yang tenang.
M isalnya
:
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering
handphone
silent, mengecilkan atau
mematikan
Tv,
pengaturan cahaya.
Evaluasi
S: Pasien
mengatakan nyeri
pada luka jahitan
epiostomi di
perineum, nyeri
seperti tertusuktusuk, pasien
mengatakan nyeri
dirasakan setiap
saat, pasien
mengatakan nyeri
sudah lebih
berkurang.
O: Pasien
tampak menahan
sakit,sesekali
meringis , sedikit
lebih tenang dan
tidak gelisah.
Skala nyeri 4.
TD: 120/70
mmHg
HR:82x/menit
RR:22x/menit
T: 36.60C
A: M asalah
teratasi sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan:
Anjurkan ibu
melakukan
5. M elakukan pemantauan tekhnik
terhadap
tanda-tanda pernapasan
vital. Yaitu dengan apabila nyeri
melakukan pemeriksaan timbul.
tekanan darah, denyut
nadi, respirasi dan suhu
tubuh.
6. M enganjurkan
ibu
menggunakan
teknik
relaksasi (tarik nafas
dalam)
untuk
mengurangi rasa nyeri,
sebelum, setelah dan
jika
memungkinkan
selama aktivitas yang
meningkatkan
rasa
nyeri.
2
Jumat/22
M ei 2015
09:3010:00
WIB
7. M enganjurkan ibu untuk
tetap mengonsumsi obat
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion.
1. M elakukan pengkajian
pola tidur. M isalnya
penyebab
gangguan
tidur, jumlah waktu
tidur, siang dan malam,
dan persiapan untuk
memulai tidur.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
mengatur waktu
istirahat, tidur.
Pasien
mengatakan
2. M enganjurkan keluarga hanya tidur
untuk membantu klien sekitar 4-5 jam.
menciptakan
kondisi
lingkungan
yang O: pasien tidak
nyaman. M isalnya : gelisah,
meminimalisir
konjungtiva
kebisingan dari luar masih pucat,
kamar dengan menutup kantong mata
pintu
kamar
saat tidak sembab.
beristirahat.
Skala nyeri : 4
A: M asalah
3. M emberikan
teratasi sebagian
kenyamanan menjelang
tidur : M enganjurkan P: Intervensi
meminum
obat dilanjutkan
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion,
membuat tempat tidur
yang bersih, M ematikan
alarm dan Handphone.
4. M emberikan informasi
tentang
kebutuhan
istirahat, jadwal tidur
(siang jam 11:30 dan
malam
22:30)
dan
latihan relaksasi (tarik
nafas dalam) sebelum
tidur.
5. M endiskusikan teknik
yang pernah dipakainya
untuk
meningkatkan
istirahatnya, misalnya:
minum-minuman
hangat, membaca buku,
mendengarkan musik.
Berikan susu hangat
pada bayi sebelum tidur.
3.
Jumat/22
M ei 2015
10:0010:20
WIB
1. M endokumentasikan
pola istirahat pasien dan
lamanya waktu tidur.
Dengan
menanyakan
langsung
ke
klien
berapa lama tidur dalam
satu hari.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
berjalan ke kamar
mandi tanpa
bantuan keluarga,
tetapi pasien
belum dapat
2. M enganjurkan
mandi secara
pengaturan
aktivitas mandiri dan
untuk
mencegah mengganti
kelelahan.
M isalnya pakaian sendiri.
aktivitas berat yang
rutin dilakukan klien Pasien
sebagai
ibu
rumah mengatakan
tangga seperti mencuci hanya tidur
kain,
membersihkan sekitar 4-5jam.
rumah dialihtugaskan ke
keluarga.
O: Klien dapat
mengatur waktu
3. M enjelaskan
cara istirahat pasien,
mengurangi
pasien tampak
ketidaknyamanan untuk pucat, tidak
memfasilitasi relaksasi gelisah, klien
dengan
menciptakan dapat mengontrol
lingkungan yang tenang. nyeri saat
M isalnya
: berkativitas dan
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering
handphone
silent, mengecilkan atau
mematikan Tv, dan
pengaturan cahaya.
mengatur posisi
yang nyaman
Skala nyeri: 4
A: M asalah
teratasi sebagian.
P: Intervensi
dilanjutkan :
4. M enganjurkan ibu agar motivasi pasien
mengonsumsi
obat untuk melakukan
analgesik
(omegrip) aktivitasnya
yang diberikan bidan sesuai kekuatan
dan obat lainnya seperti yang dimiliki
etamox dan tabion.
anjurkan ke
keluarga untuk
5. M enganjurkan kepada membantu pasien
klien dalam penggunaan seperlunya.
tekhnik relaksasi selama
aktivitas.
6. M embantu klien dengan
aktivitas fisik teratur
sesuai
kebutuhan.
M isalnya
merubah
posisi.
7. M engevaluasi
dan
memotivasi keinginan
pasien
untuk
meningkatkan aktivitas.
M isalnya
menyapu
rumah, dengan memberi
semangat pada klien
agar bisa melakukan
aktivitas seperti dulu.
8. M emantau
asupan
nutrisi klien. Dengan
menanyakan
jenis
makanan apa saja yang
dikonsumsi setiap hari,
untuk
memastikan
penyebab
terjadinya
intoleransi aktivitas..
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
Dx
1.
Jumat/22
08:451. M elakukan pengkajian
M ei 2015
09:15
nyeri meliputi lokasi,
WIB
karakteristik,
durasi,
frekuensi , kualitas,
intensitas
atau
keparahan nyeri.
2. M emberikan informasi
tentang nyeri untuk
meminimalisir stressor
pada klien, misalnya:
penyebab
nyeri,
seberapa lama akan
berlangsung.
3. M embantu
pasien
dalam
menemukan
posisi yang nyaman.
M isalnya : semifowler.
4. M enjelaskan
cara
mengurangi
ketidaknyamanan : nyeri
dengan
menciptakan
lingkungan yang tenang.
M isalnya
:
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering handphone silent,
mengecilkan
atau
mematikan
Tv,
pengaturan cahaya.
5. M elakukan pemantauan
terhadap
tanda-tanda
vital. Yaitu dengan
melakukan pemeriksaan
tekanan darah, denyut
nadi, respirasi dan suhu
tubuh.
6. M enganjurkan
ibu
menggunakan
teknik
relaksasi (tarik nafas
Evaluasi
S: Pasien
mengatakan
nyeri pada luka
jahitan epiostomi
di perineum,
sudah lebih
berkurang.
O: Pasien
tampak lebih
tenang, tidak
gelisah, klien
dapat
mengontrol nyeri
yang dirasakan.
Skala nyeri 4
TD: 120/80
mmHg
HR: 80x/menit
RR:21x/menit
T: 36.90C
A: M asalah
teratasi sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan:
Anjurkan ibu
melakukan
tekhnik
pernapasan
apabila nyeri
timbul.
dalam)
untuk
mengurangi rasa nyeri,
sebelum, setelah dan
jika
memungkinkan
selama aktivitas yang
meningkatkan
rasa
nyeri.
2
Sabtu/23 M ei 09:152015
10:00
WIB
7. M enganjurkan ibu untuk
tetap mengonsumsi obat
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion.
1. M elakukan pengkajian
pola tidur. M isalnya
penyebab
gangguan
tidur, jumlah waktu
tidur, siang dan malam,
dan persiapan untuk
memulai tidur.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
mengatur waktu
istirahat, tidur.
Pasien sudah
dapat tidur 5-6
2. M enganjurkan keluarga jam.
untuk membantu klien
menciptakan
kondisi O: pasien tidak
lingkungan
yang gelisah, tampak
nyaman. M isalnya : lebih tenang,
meminimalisir
wajah klien
kebisingan dari luar tampak fress saat
kamar dengan menutup bangun tidur,
pintu
kamar
saat konjungtiva
beristirahat.
tidak pucat,
kantong mata
3. M emberikan
tidak sembab.
kenyamanan menjelang Skala nyeri 4
tidur : M enganjurkan
meminum
obat A: M asalah
analgesik
(omegrip) teratasi sebagian
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti P: Intervensi
etamox dan
tabion, dilanjutkan:
membuat tempat tidur motivasi klien
yang bersih, M ematikan untuk tetap
alarm dan Handphone.
mempertahankan
4. M emberikan informasi pola tidur nya,
tentang
kebutuhan baik siang
istirahat, jadwal tidur maupun malam.
(siang jam 11:30 dan
malam
22:30)
dan
latihan relaksasi (tarik
nafas dalam) sebelum
tidur.
3.
Sabtu/23 M ei 10:002015
10:20
WIB
5. M endiskusikan teknik
yang pernah dipakainya
untuk
meningkatkan
istirahatnya, misalnya:
minum-minuman
hangat, membaca buku,
mendengarkan
musik.
Berikan susu hangat
pada bayi sebelum tidur
1. M endokumentasikan
pola istirahat pasien dan
lamanya waktu tidur.
Dengan
menanyakan
langsung ke klien berapa
lama tidur dalam satu
hari.
2. M enganjurkan
pengaturan
aktivitas
untuk
mencegah
kelelahan.
M isalnya
aktivitas berat yang rutin
dilakukan klien sebagai
ibu rumah tangga seperti
mencuci
kain,
membersihkan
rumah
dialihtugaskan
ke
keluarga.
3. M enjelaskan
cara
mengurangi
ketidaknyamanan untuk
memfasilitasi relaksasi
dengan
menciptakan
lingkungan yang tenang.
M isalnya
:
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering handphone silent,
mengecilkan
atau
mematikan Tv, dan
pengaturan cahaya.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
berjalan ke
kamar mandi dan
menyapu rumah
tanpa bantuan
keluarga.
Pasien sudah
dapat tidur 5-6
jam.
O: Klien dapat
mengatur waktu
istirahat pasien,
pasien tidak
pucat, tidak
berkeringat,
tampak lebih
tenang dan
dapat
mengontrol nyeri
saat mengatur
posisi yang
nyaman.
A: M asalah
teratasi sebagian.
P: Intervensi
dilanjutkan :
motivasi pasien
untuk melakukan
4. M enganjurkan ibu agar
mengonsumsi
obat
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion.
aktivitasnya
sesuai kekuatan
yang dimiliki
anjurkan ke
keluarga untuk
membantu
pasien
5. M enganjurkan kepada seperlunya.
klien dalam penggunaan
tekhnik relaksasi selama
aktivitas.
6. M embantu klien dengan
aktivitas fisik teratur
sesuai
kebutuhan.
M isalnya
merubah
posisi.
7. M engevaluasi
dan
memotivasi keinginan
pasien
untuk
meningkatkan aktivitas.
M isalnya
menyapu
rumah, dengan memberi
semangat pada klien
agar bisa melakukan
aktivitas seperti dulu.
8. M emantau
asupan
nutrisi klien. Dengan
menanyakan
jenis
makanan apa saja yang
dikonsumsi setiap hari,
untuk
memastikan
penyebab
terjadinya
intoleransi aktivitas.
PROGRAM D III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN US U
FORMAT PENGKAJIAN PAS IEN KOMUN ITAS
I.
BIODATA
Nama
: Ny. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 23 Tahun
Status Perkawinan
: M enikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jalan. STM Ujung Suka Resmi No.5D
Tanggal M asuk Klinik : Sabtu, 16 M ei 2015
Golongan darah
:A
Tanggal pengkajian
: 18 M ei 2015
II.
KELUHAN UTAMA
:
Pasien mengatakan nyeri di perineum bekas luka jahitan episiotomi
pasca melahirkan spontan, seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 8,
yang dirasakan setiap saat.
III.
RIWAYAT KES EHATAN S EKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
:
Rasa nyeri diluka bekas jahitan epiostomi.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Rasa nyeri berkurang ketika dilakukan posisi yang nyaman
dan melakukan teknik pernapasan/relaksasi.
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Nyeri seperti tertusuk-tusuk dan pasien mengatakan sakit
yang dirasakan sangat mengganggu kenyamanan dan aktivitasnya.
2. Bagaimana Dilihat
Pasien tampak gelisah, berkeringat, menahan sakit. Sesekali
pasien tampak meringis kesakitan ketika akan miring kanan atau
kiri , berdiri maupun berjalan..
C. Region
1. Dimana lokasinya
Pada area perineum.
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri menyebar sampai ke suprapubik.
D. Severity
Nyeri yang dirasakan sangat mengganggu kenyamanan pasien
dengan skala 8.
E. Time
Nyeri dirasakan sepanjang hari, dan terasa sakit saat bergerak
miring kanan atau kiri maupun melakukan aktivitas.
IV.
RIWAYAT KES EHATAN MAS A LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Ibu mengatakan tidak ada menggunakan obat-obatan.
C. Pernah dirawat/ operasi
Ibu mengatakan belum pernah dioperasi
D. Lama dirawat
Ibu mengatakan tidak pernah dirawat atau dioperasi.
E. Alergi
Tidak ada riwayat alergi.
F. Imunisasi
Imunisasi Lengkap.
V.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
A. Orang tua
Kedua orang tua ibu tidak memiliki penyakit menular atau
pun penyakit keturunan.
B. S audara kandung
Tidak ada saudara yang memiliki penyakit menular atau
keturunan.
C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada yang memiliki penyakit menular atau keturunan
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga yang meninggal akibat
melahirkan.
F. Penyebab meninggal
__
VI.
Riwayat Obstetrik
G: 0 P:1 A:0
No
1.
VII.
Umur
2 hari
HPHT: 10-08-2014
HPL: 17-05-2015
Komplikasi / M asalah
Kondisi
Kehamilan persalinan Nifas
Anak
Normal
Sehat
Normal
2 hari
Penolong
Bidan
RIWAYAT KEAD AAN PS IKOSOS IAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ibu merasa takut akan nyeri yang dirasakan di area perineum bekas
jahitan epiostomi.
B. Konsep Diri
-
Gambaran diri
: Ibu mengatakan menyukai bagian tubuhnya
-
Ideal diri
: Ibu berharap bisa tetap menjadi seorang ibu
dari 1 orang anaknya dan menjadi istri yang baik
-
Harga diri
: Ibu mengatakan semua keluarga sangat
memperhatikan dirinya
-
Peran diri
: Ny.N sebagai IRT tidak bisa melaksanakan
pekerjaan sebagai IRT di karenakan nyeri luka jahitan di
perineum.
-
Identitas
: Ibu adalah seorang Ibu Rumah Tangga
C. Keadaan Emosi
Keadaan emosi ibu dalam keadaan stabil, ibu bahagia telah
dikauniakan seorang bayi laki-laki.
D. Hubungan sosial
-
:
Orang yang berarti :
Ibu
mengatakan
orang yang paling berarti adalah
keluarganya
-
Hubungan dengan keluarga:
Hubungan ibu dengan keluarganya tampak baik, terlihat
suami dan ibu memeluk bayi dan saling menyayangi.
-
Hubungan dengan orang lain :
Hubungan ibu dengan orang lain tampak baik, terlihat
tetangga mendatangi rumah Ny.N dan memberi selamat atas
kelahiran anak dari Ny.N.
-
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
Tidak ada hambatan.
E. S pritual :
-
Nilai dan keyakinan :
Ibu menganut agama islam dan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya.
-
Kegiatan ibadah :
Untuk sementara ini ibu tidak dapat mengikuti kegiatan
ibadah sholat 5 waktu.
VIII. S TATUS MENTAL
IX.
-
Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS 15.
-
Penampilan : Bersih, Rapi
-
Pembicaraan : Terarah, tidak cepat.
-
Alam perasaan : Bahagia karena telah memiliki seorang anak.
-
Afek : Normal
-
Interaksi selama wawancara : Ibu tampak kooperatif
-
Persepsi : Alat indra normal
-
Waham : Tidak ditemukan waham
-
M emori : Dapat meningat kejadian 1 tahun yang lalu
PEMERIKS AAN FIS IK
A. Keadaan Umum
Ibu tampak menahan sakit, pucat, tegang dan berkeringat.
B. Tanda-tanda vital
-
Suhu
: 36.7oC
-
Tekanan darah
: 130/70 mmH g
-
Nadi
: 84x/menit
-
Pernapasan
: 24x/menit
-
TB
: 156 cm
-
BB
: 68 Kg
-
Skala nyeri
:8
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
-
Bentuk
: Bulat
-
Ubun-ubun
: Keras
-
Kulit kepala
: Bersih, tidak ada ketombe
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut : rambut lebat dan
tidak rontok
-
Bau : Tidak berbau
-
Warna kulit : Pucat
-
Warna kulit : Pucat
-
Struktur wajah : Tampak menahan sakit, ekspresi
Wajah
meringis
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : M ata lengkap dan
simetris kiri dan kanan
-
Palpebra : Tidak ada edema, tidak ada memar dan
bengkak, kantong mata atau lingkaran mata tampak
hitam
-
Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva anemis dan sclera
tidak icterik
-
Pupil : Reaksi cahaya (+), besar kiri dan kanan sama
-
Cornea dan iris : Tak ada kelainan
-
Tekanan bola mata : Tidak lembek dan juga tidak keras.
-
Penglihatan : M asih tajam
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung
Normal, Letak ditengah
-
Lubang hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada
sumbatan oleh secret, tidak ada polip.
-
Cuping hidung : pernapasan cuping hidung tidak
ditemukan.
Telinga
-
Bentuk telinga : Kecil dan simetris kiri dan kanan
-
Ukuruan telinga : Kecil
-
Lubang telinga : Bersih dan tidak ditemukan cairan
serumen.
-
Ketajaman pendengaran : M asih mampu mendengar
secara normal.
Mulut dan faring
-
keadaan bibir : Tidak kering
-
Keadaan gusi dan gigi : Gigi tidak berlubang, caries
tidak ada.
-
Keadaan lidah : Lidah tampak bersih
-
Orofaring : M ampu menelan dengan baik
-
Posisi trachea : Normal di medial
-
Thyroid : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar thyroid
-
Kelenjar limfe : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar
Leher
limfe
-
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Pemeriksaan integumen
-
Kebersihan : Kulit tampak bersih
-
Kehangatan : Kulit hangat.
-
Warna : pucat
-
Turgor : kembali cepat
-
Kelembaban : Kulit lembab
-
Kelainan pada kulit : Tidak ada sianosis, memar
maupun jejas.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
-
Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi : Normal, tidak ada memar.
-
Pernapasan : 21x/menit, irama ireguler
-
Tanda kesulitan bernapas : Tidak ditemukan tanda
kesulitan bernapas
Pemeriksaan paru
-
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan jantung
-
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi : Abdomen simetris
-
Palpasi : Abdomen teraba soepel, tidak ada distensi
-
Perkusi : Tympani
-
Auskultasi : Terdengar suara peristaltic usus 15 kali per
menit.
-
TFU 2 jari dibawah pusat.
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
-
Genitalia : Ibu dapat berkemih dengan normal tanpa
kateter.
-
Anus dan perineum : Anus tidak ada sumbatan, pasien
mengatakan ada bekas luka jahitan di area perineum ±
3cm
-
Kondisi Lochea : Terdapat lochea rubra merah muda,
segar.
Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas:
Simetris kanan dan kiri, edema tungkai tidak ditemukan,
kekuatan otot ekstremitas atas 5/5.
Pemeriksaan neurologis :
Tingkat Kesadaran: Compos mentis
GCS: 15
E: 4
M: 6
V:5
a. Nervus Olfaktorius/N I
klien mampu mengidentifikasi bau minyak kayu putih
dengan baik.
b. Nervus Optikus/N II
Klien mampu membaca hingga jarak 1 meter tanpa alat
bantu baca dengan bacaan lebih besar dan luas lapang
pandang klien baik.
c.
Nervus
Okulomotoris/N
III,
Trochlearis/N
IV,
Abdusen/N VI
Klien mampu menggerakkan kedua bola mata dengan baik,
reflek pupil terhadap rangsangan cahaya normal.
d. Nervus Trigeminus/N V
Klien mampu membedakan panas, dingin, getaran dan
rabaan.
e. Nervus Fasialis/ N VII
Klien mampu menggerakkan otot wajah dan mampu
membedakan rasa.
f. Nervus vestibulocochlearis/ N VIII
Klien mampu mendengar getaran garputala dengan jarak 30
cm pada masing-masing telinga.
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X
klien mampu menelan, mengunyah dan membuka mulut.
h. Nervus Aksesorius/N XI
Klien mampu mengangkat bahu dan menahan tekanan pada
bahunya, menoleh kanan-kiri.
i. Nervus Hipoglosus/N XII
Gerakan lidah klien terkoordinasi, klien mampu melakukan
tes jari-hidung, mampu melakukan pronasi dan supinasi
dengan baik pada telapak tangannya.
X.
POLA KEBIAS AAN S EHARI HARI
I.
Pola makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari : 3xsehari
-
Nafsu/selera makan : Nafsu makan (+)
-
Nyeri ulu hati : tidak ditemukan nyeri ulu hati
-
Alergi : Tidak ditemukan alergi makanan, minuman
-
M ual dan muntah : Tidak ditemukan mual muntah
-
Waktu pemberian makan : Pagi (08:30), siang(13:00) dan
malam (18:30)
-
Jumlah dan jenis makan : 1/2 piring sekali makan berupa nasi,
ikan, sayur dan buah
-
Waktu pemberian cairan/minuman : Tidak tentu, 8x sehari
sebanyak 2.000ml.
-
M asalah makan dan minum : Tidak ada kesulitan menelan dan
mengunyah
II.
Perawatan diri/personal hygine
-
Kebersihan diri : M andi 1x sehari dibantu oleh orang tua
-
Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut tampak bersih
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku tangan dan kaki
bersih
-
III.
Pola kegiatan /aktivitas
-
Uraian Aktivitas sehari-hari
Aktivitas seperti mandi, ganti pakaian, memasak, mencuci
masih dibantu oleh orang lain.
-
Uraian aktivitas ibadah
Ibu hanya berdoa, sholat 5 waktu belum dapat dilakukan.
IV.
Pola eliminasi
1. BAB
-
Pola BAB : 1x sehari
-
Karakter feses : Lembek
-
Riwayat perdarahan : Tidak ada Riwayat perdarahan
-
BAB terakhir : Pagi tanggal 18 M ei 2015
-
Diare : Tidak ada diare
-
Penggunaan laksatif : tidak ditemukan penggunaan laksatif
2. BAK
-
Pola BAK : 5x sehari
-
Karakter urine : Kuning
-
Nyeri terbakar/sulit BAK : Tidak sulit BAK
-
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada penyakit
ginjal/ kandung kemih
-
Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik
-
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah BAK
V.
Mekanisme koping
-
Adatif
Ibu mengatakan menghadapi masalah dengan berbicara dengan
orang lain dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan
berdoa untuk memohon petunjuk dari Pencipta
-
M aladatif (-)
Lampiran II
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
Dx
1.
Kamis/21
09:001. M elakukan pengkajian
M ei 2015
09:30
nyeri meliputi lokasi,
WIB
karakteristik,
durasi,
frekuensi , kualitas,
intensitas
atau
keparahan nyeri.
2. M emberikan informasi
tentang nyeri untuk
meminimalisir stressor
pada klien, misalnya:
penyebab
nyeri,
seberapa lama akan
berlangsung.
3. M embantu
pasien
dalam
menemukan
posisi yang nyaman.
M isalnya : semifowler.
4. M enjelaskan
cara
mengurangi
ketidaknyamanan : nyeri
dengan
menciptakan
lingkungan yang tenang.
M isalnya
:
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering
handphone
silent, mengecilkan atau
mematikan
Tv,
pengaturan cahaya.
Evaluasi
S: Pasien
mengatakan nyeri
pada luka jahitan
epiostomi di
perineum, nyeri
seperti tertusuktusuk, pasien
mengatakan nyeri
dirasakan setiap
saat, pasien
mengatakan nyeri
sudah lebih
berkurang.
O: Pasien
tampak menahan
sakit,sesekali
meringis , sedikit
lebih tenang dan
tidak gelisah.
Skala nyeri 4.
TD: 120/70
mmHg
HR:82x/menit
RR:22x/menit
T: 36.60C
A: M asalah
teratasi sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan:
Anjurkan ibu
melakukan
5. M elakukan pemantauan tekhnik
terhadap
tanda-tanda pernapasan
vital. Yaitu dengan apabila nyeri
melakukan pemeriksaan timbul.
tekanan darah, denyut
nadi, respirasi dan suhu
tubuh.
6. M enganjurkan
ibu
menggunakan
teknik
relaksasi (tarik nafas
dalam)
untuk
mengurangi rasa nyeri,
sebelum, setelah dan
jika
memungkinkan
selama aktivitas yang
meningkatkan
rasa
nyeri.
2
Jumat/22
M ei 2015
09:3010:00
WIB
7. M enganjurkan ibu untuk
tetap mengonsumsi obat
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion.
1. M elakukan pengkajian
pola tidur. M isalnya
penyebab
gangguan
tidur, jumlah waktu
tidur, siang dan malam,
dan persiapan untuk
memulai tidur.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
mengatur waktu
istirahat, tidur.
Pasien
mengatakan
2. M enganjurkan keluarga hanya tidur
untuk membantu klien sekitar 4-5 jam.
menciptakan
kondisi
lingkungan
yang O: pasien tidak
nyaman. M isalnya : gelisah,
meminimalisir
konjungtiva
kebisingan dari luar masih pucat,
kamar dengan menutup kantong mata
pintu
kamar
saat tidak sembab.
beristirahat.
Skala nyeri : 4
A: M asalah
3. M emberikan
teratasi sebagian
kenyamanan menjelang
tidur : M enganjurkan P: Intervensi
meminum
obat dilanjutkan
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion,
membuat tempat tidur
yang bersih, M ematikan
alarm dan Handphone.
4. M emberikan informasi
tentang
kebutuhan
istirahat, jadwal tidur
(siang jam 11:30 dan
malam
22:30)
dan
latihan relaksasi (tarik
nafas dalam) sebelum
tidur.
5. M endiskusikan teknik
yang pernah dipakainya
untuk
meningkatkan
istirahatnya, misalnya:
minum-minuman
hangat, membaca buku,
mendengarkan musik.
Berikan susu hangat
pada bayi sebelum tidur.
3.
Jumat/22
M ei 2015
10:0010:20
WIB
1. M endokumentasikan
pola istirahat pasien dan
lamanya waktu tidur.
Dengan
menanyakan
langsung
ke
klien
berapa lama tidur dalam
satu hari.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
berjalan ke kamar
mandi tanpa
bantuan keluarga,
tetapi pasien
belum dapat
2. M enganjurkan
mandi secara
pengaturan
aktivitas mandiri dan
untuk
mencegah mengganti
kelelahan.
M isalnya pakaian sendiri.
aktivitas berat yang
rutin dilakukan klien Pasien
sebagai
ibu
rumah mengatakan
tangga seperti mencuci hanya tidur
kain,
membersihkan sekitar 4-5jam.
rumah dialihtugaskan ke
keluarga.
O: Klien dapat
mengatur waktu
3. M enjelaskan
cara istirahat pasien,
mengurangi
pasien tampak
ketidaknyamanan untuk pucat, tidak
memfasilitasi relaksasi gelisah, klien
dengan
menciptakan dapat mengontrol
lingkungan yang tenang. nyeri saat
M isalnya
: berkativitas dan
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering
handphone
silent, mengecilkan atau
mematikan Tv, dan
pengaturan cahaya.
mengatur posisi
yang nyaman
Skala nyeri: 4
A: M asalah
teratasi sebagian.
P: Intervensi
dilanjutkan :
4. M enganjurkan ibu agar motivasi pasien
mengonsumsi
obat untuk melakukan
analgesik
(omegrip) aktivitasnya
yang diberikan bidan sesuai kekuatan
dan obat lainnya seperti yang dimiliki
etamox dan tabion.
anjurkan ke
keluarga untuk
5. M enganjurkan kepada membantu pasien
klien dalam penggunaan seperlunya.
tekhnik relaksasi selama
aktivitas.
6. M embantu klien dengan
aktivitas fisik teratur
sesuai
kebutuhan.
M isalnya
merubah
posisi.
7. M engevaluasi
dan
memotivasi keinginan
pasien
untuk
meningkatkan aktivitas.
M isalnya
menyapu
rumah, dengan memberi
semangat pada klien
agar bisa melakukan
aktivitas seperti dulu.
8. M emantau
asupan
nutrisi klien. Dengan
menanyakan
jenis
makanan apa saja yang
dikonsumsi setiap hari,
untuk
memastikan
penyebab
terjadinya
intoleransi aktivitas..
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
Dx
1.
Jumat/22
08:451. M elakukan pengkajian
M ei 2015
09:15
nyeri meliputi lokasi,
WIB
karakteristik,
durasi,
frekuensi , kualitas,
intensitas
atau
keparahan nyeri.
2. M emberikan informasi
tentang nyeri untuk
meminimalisir stressor
pada klien, misalnya:
penyebab
nyeri,
seberapa lama akan
berlangsung.
3. M embantu
pasien
dalam
menemukan
posisi yang nyaman.
M isalnya : semifowler.
4. M enjelaskan
cara
mengurangi
ketidaknyamanan : nyeri
dengan
menciptakan
lingkungan yang tenang.
M isalnya
:
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering handphone silent,
mengecilkan
atau
mematikan
Tv,
pengaturan cahaya.
5. M elakukan pemantauan
terhadap
tanda-tanda
vital. Yaitu dengan
melakukan pemeriksaan
tekanan darah, denyut
nadi, respirasi dan suhu
tubuh.
6. M enganjurkan
ibu
menggunakan
teknik
relaksasi (tarik nafas
Evaluasi
S: Pasien
mengatakan
nyeri pada luka
jahitan epiostomi
di perineum,
sudah lebih
berkurang.
O: Pasien
tampak lebih
tenang, tidak
gelisah, klien
dapat
mengontrol nyeri
yang dirasakan.
Skala nyeri 4
TD: 120/80
mmHg
HR: 80x/menit
RR:21x/menit
T: 36.90C
A: M asalah
teratasi sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan:
Anjurkan ibu
melakukan
tekhnik
pernapasan
apabila nyeri
timbul.
dalam)
untuk
mengurangi rasa nyeri,
sebelum, setelah dan
jika
memungkinkan
selama aktivitas yang
meningkatkan
rasa
nyeri.
2
Sabtu/23 M ei 09:152015
10:00
WIB
7. M enganjurkan ibu untuk
tetap mengonsumsi obat
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion.
1. M elakukan pengkajian
pola tidur. M isalnya
penyebab
gangguan
tidur, jumlah waktu
tidur, siang dan malam,
dan persiapan untuk
memulai tidur.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
mengatur waktu
istirahat, tidur.
Pasien sudah
dapat tidur 5-6
2. M enganjurkan keluarga jam.
untuk membantu klien
menciptakan
kondisi O: pasien tidak
lingkungan
yang gelisah, tampak
nyaman. M isalnya : lebih tenang,
meminimalisir
wajah klien
kebisingan dari luar tampak fress saat
kamar dengan menutup bangun tidur,
pintu
kamar
saat konjungtiva
beristirahat.
tidak pucat,
kantong mata
3. M emberikan
tidak sembab.
kenyamanan menjelang Skala nyeri 4
tidur : M enganjurkan
meminum
obat A: M asalah
analgesik
(omegrip) teratasi sebagian
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti P: Intervensi
etamox dan
tabion, dilanjutkan:
membuat tempat tidur motivasi klien
yang bersih, M ematikan untuk tetap
alarm dan Handphone.
mempertahankan
4. M emberikan informasi pola tidur nya,
tentang
kebutuhan baik siang
istirahat, jadwal tidur maupun malam.
(siang jam 11:30 dan
malam
22:30)
dan
latihan relaksasi (tarik
nafas dalam) sebelum
tidur.
3.
Sabtu/23 M ei 10:002015
10:20
WIB
5. M endiskusikan teknik
yang pernah dipakainya
untuk
meningkatkan
istirahatnya, misalnya:
minum-minuman
hangat, membaca buku,
mendengarkan
musik.
Berikan susu hangat
pada bayi sebelum tidur
1. M endokumentasikan
pola istirahat pasien dan
lamanya waktu tidur.
Dengan
menanyakan
langsung ke klien berapa
lama tidur dalam satu
hari.
2. M enganjurkan
pengaturan
aktivitas
untuk
mencegah
kelelahan.
M isalnya
aktivitas berat yang rutin
dilakukan klien sebagai
ibu rumah tangga seperti
mencuci
kain,
membersihkan
rumah
dialihtugaskan
ke
keluarga.
3. M enjelaskan
cara
mengurangi
ketidaknyamanan untuk
memfasilitasi relaksasi
dengan
menciptakan
lingkungan yang tenang.
M isalnya
:
M eminimalisir
kebisingan
seperti
mematikan alarm, Nada
dering handphone silent,
mengecilkan
atau
mematikan Tv, dan
pengaturan cahaya.
S: Pasien
mengatakan
sudah dapat
berjalan ke
kamar mandi dan
menyapu rumah
tanpa bantuan
keluarga.
Pasien sudah
dapat tidur 5-6
jam.
O: Klien dapat
mengatur waktu
istirahat pasien,
pasien tidak
pucat, tidak
berkeringat,
tampak lebih
tenang dan
dapat
mengontrol nyeri
saat mengatur
posisi yang
nyaman.
A: M asalah
teratasi sebagian.
P: Intervensi
dilanjutkan :
motivasi pasien
untuk melakukan
4. M enganjurkan ibu agar
mengonsumsi
obat
analgesik
(omegrip)
yang diberikan bidan
dan obat lainnya seperti
etamox dan tabion.
aktivitasnya
sesuai kekuatan
yang dimiliki
anjurkan ke
keluarga untuk
membantu
pasien
5. M enganjurkan kepada seperlunya.
klien dalam penggunaan
tekhnik relaksasi selama
aktivitas.
6. M embantu klien dengan
aktivitas fisik teratur
sesuai
kebutuhan.
M isalnya
merubah
posisi.
7. M engevaluasi
dan
memotivasi keinginan
pasien
untuk
meningkatkan aktivitas.
M isalnya
menyapu
rumah, dengan memberi
semangat pada klien
agar bisa melakukan
aktivitas seperti dulu.
8. M emantau
asupan
nutrisi klien. Dengan
menanyakan
jenis
makanan apa saja yang
dikonsumsi setiap hari,
untuk
memastikan
penyebab
terjadinya
intoleransi aktivitas.