Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Di Bidang Konstruksi (Studi Kasus Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Satuan Kerja Wilayah I Provinsi Sumatera Utara)

BAB 1
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Banyaknya struktur jalan yang rusak mengakibatkan kesusahan pada

masyarakat, sehingga banyak terjadi kecelakan tunggal pada bahu jalan dan
kerusakan pada kendaraan yang melewati jalan tersebut. Pada proses perdagangan
sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang yang mengakibatkan
penumpukkan permintaan masyarakat yang dihalangi oleh jalur sangat buruk.
Masalah yang paling sering dan alami oleh masyarakat itu ialah pada saat Hari
Raya Idul Fitri dan Tahun Baru, dimana banyaknya masyarakat yang kembali ke
kampung halaman mengalami kendala mulai dari kerusakan kendaraan akibat
terbenturnya pada jalan yang berlubang, adanya jembatan rapuh sehingga
mengancam pada pengguna jembatan untuk melewatinya, dan terjadinya longsor
yang tidak cepat diatasi oleh pemerintah.
Hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi dan
memperbaikinya sedini mungkin. Dalam penanganan kerusakan tersebut
pemerintah telah menyediakan anggaran dana yang cukup besar untuk

memfasilitas masyarakat dalam penggunaan jalan.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan salah satu aspek
penting dalam proses belanja negara yaitu sekitar 55% dari seluruh APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Oleh karena itu proses pengaadan

1

2

barang dan jasa harus di tingkatkan kualitasnya sehingga menjadi instrument yang
efektif dalam proses pembangunan dan daya saing nasional.
Proses pengadaan barang dan jasa dalam bidang konstruksi merupakan
salah satu prosedur produksi dalam mencari perusahaan yang mampu
memfasilitasi kebutuhan belanja negara dalam pembangunan infrastruktur.
Pelelangan dilakukan dalam kurun waktu tertentu serta dilaksanakan sesuai
prosedur yang sudah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Sehingga
proses penawaran harga yang terjadi dalam pelelangan tersebut menghasilkan
output yang paling murah, namun tetap memenuhi standart kualitas serta
dilakukan secara efektif, efisien, terbuka, transparan, adil, dan akuntabel.
Penanganan jalan dan jembatan yang meliputi perawatan, penunjangan,

dan peningkatan jalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan di Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tertulis pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010, Nomor 70 Tahun 2012 dan Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. Untuk pembangunan
jalan dan jembatan pada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
menggunakan system pelelangan. Proses pelelangan barang dan jasa dalam bidang
konstruksi merupakan salah satu prosedur dalam mencari perusahaan yang
mampu memfasilitasi penyediaan barang dan jasa dalam pembangunan
infrastruktur.
Manfaat dari prosedur pelelangan adalah untuk mendapatkan penyedia
jasa konstruksi dan memperoleh hasil jasa konstruksi yang terbaik dalam
melakukan pelaksanaan pembangunan proyek. Pelelangan yang dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan dalam peraturan perundang-

3

undangan dan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan yang berfungsi sebangai
pencarian penyedia jasa konstruksi terbaik. Sehinnga proses penawaran harga
yang terjadi dalam proses tersebut menghasilkan output yang paling murah namun
memenuhi standart kualitas.

Jasa

konstruksi

yang

mengikuti

lelang

juga

harus

melengkapi

persyarataan-persyartaan yang ketat salah satunya dalam persyaratan kualifikasi
untuk persyaratan lelang salah satunya adalah badan usaha konstruksi harus di
lengkapi dengan staf ahli. Jasa konstruksi juga harus memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) dimana sertifikat tersebut di keluarkan oleh Lembaga Penguji Jasa

Konstruksi (LPJK) dengan persyaratan-persyaratan yang terkadang memberatkan.
Dalam hal ini para penyedia jasa konstruksi mikro tidak dapat mengikutinya
dikarenakan dana yang dibutuhkan pada saat pelelangan sangatlah besar dan
menguntungkan pada pemegang jasa konstruksi makro. Prinsip didalam peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa yang tertulis melakukan prinsip efektif, efisien, terbuka, transparan, adil,
dan akuntabel dapat menjadi menjadi pedoman buat Kementrian Pekerjaan Umum
agar menghasilkan kinerja peserta lelang yang baik dengan hasil yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin membahas prosedur pelelangang
yang baik menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012
tentang Pengadaan Barang / Jasa dan bagaimana Kementrian Pekerjaan Umum
menjalankan proses pelelangan sesuai peraturan diatas. Sehingga penulis memilih
judul: PENGADAAN BARANG / JASA DIBIDANG KONSTRUKSI yang masih
belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat umumnya dan juga tindakan-

4

tindakan apa saja yang harus dilakukan jika ada masalah dan kecurangankecurangan dalam prosedur pelelangan.

B.


Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah

yang terjadi menjadi objek penelitian ini yaitu: Bagaimana Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah dibidang Konstruksi.

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

Pengadaan Barang / Jasa dibidang konstruksi yang dilakukan pemerintah.

D.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi pemerintah
Sebagai bahan masukan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja dalam

mejalakan peoses pengadaan barang/jasa pemerintah dibidang konstruksi.
2. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan penelitian dalam bidang yang diteliti yaitu
Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Pemerintah.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan referensi untuk penelitian lain yang akan meeliti topik yang
sama di masa mendatang.