Prosedur Pembiayaan Kpr Ib Muamalat Akadmurabaha Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Medan Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bank
3.1.1 Pengertian Bank
Menurut Latumaerissa (2013:135) Bank adalah suatu badan usaha yang
kegiatannya utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak
lainnya, kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan
serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kemudian menurut
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak
(Kasmir,2009:25).
3.1.2 Jenis Bank
Menurut Kasmir (2009:34-42) dalam praktiknya perbankan di Indonesia
saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam undang-Undang
perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar undang-undang
perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun, kegiatan
utama atau pokok bank sebgai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari
masyarkat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.


Universitas Sumatera Utara

Adapun Jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain:
A. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 maka
jenis perbankan dan Penegertiannya yaitu:
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
kovensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
b.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
B. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut:
a.

Bank milik Pemerintah
Bank dimana baik akte pendirian maupun modalnya diimilki oleh

pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh bank.
b. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta , begitu pula
pembagian keuntungannya untuk swasta pula

Universitas Sumatera Utara

c. Bank milik koperasi
kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
hukum koperasi.
d. Bank milik asing
Bank jenis ini mmerupakan cabang dari bank yang ada di luar negri, baik
milik asing atau pemerintah asing.

e. Bank milik campuran
kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional.
C. Dilihat dari Segi Status
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas
pelayanan.
Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan trnsaksi ke luar negri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhannya, misalnya
transfer keluar negri , inkaso keluar negri, pembukaan dan pembayaran letter of
Credit dan trnsaksi lainnya.
2. Bank non devisi
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
tarnsaksi sebagai bank devisi sehingga tidak dapat melaksankan transaksi seperti
halnya bank devisa.

Universitas Sumatera Utara


D. Dilihat dari Segi Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga
beli terbagi dalam dua kelompok:
1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua
metode, yaitu:
a.

Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
giro ataupun produk pinjaman yang ditentukan berdasarkan tingkat suku
bunga tertentu.

b.

Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunak atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu
yang dikenal dengan istilah fee based.

2. Bank yang berdasarka prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiataan perbankan lainnya.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:
1. Pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiyaanberdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiyaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa piliha (ijarah)

Universitas Sumatera Utara

3.2 Bank syariah
3.2.1 Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahannya (Ismail,2013:32).
Menurut Usman (2014:34) Bank syariah adalah bank yang tata cara
beroperasinya mengacu pada ketentuan–ketentuan Alquran dan Al-Hadits, yakni
bank yang tata cara beroperasinya itu mengikuti suruhan dan larangan yang

tercantum dalam Alquran dan Al-Hadits.
Sedangkan berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan , kegiatan usaha , serta cara
dan proses dalam melaksankan kegiatan usahannya. (Danupranata,2015:31)
Dari beberapa pengertian bank syariah yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimakusd dengan bank syariah adalah badan usaha
yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana
kepeda masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan
kepada hukum Islam dan prinsip syariah sebagai mana yang diatur dalam
Alquran dan Al-Hadits.
3.2.2 Prinsip–Prinsip Dasar Perbankan Syariah
Bank syariah

berdasarkan prinsi Islam dan tidak mengijinkan

pembayaran dan menerima bunga tetapi pembagian kuntungan. Krakteristik bank
syariah yang terkenal adalah keadilan

dan kesamaan melalui pembagian


keuntungan dan kerugian dan melarang bunga.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Rivai ( 2010:34-36) prinsip bank syariah antara lain :
1. Melarang Bunga
Bunga secara keras dilarang di agama Islam dan dipahami sebagai haram
(tidak diizinkan). Islam hanya mengijiinkan satu jenis pinjaman dan itu adalah
Qurdhul Hassan (pinjaman yang murah hati) dimana peminjam tidak dikenakan
bunga atau tambahan jumlah dari uang yang dipinjam. Sehingga dalam
kegiatannya bank syariah tidak boleh ada bunganya.
2. Pembagian yang Seimbang
Bank yang menyediakan dana untuk modal dengan wirausaha berbagi
risiko bisnis dan dalam pembagian keuntungan. Islam mendorong orang untuk
menanam uang mereka dan menjadi patner dengan tujuan berbagi keuntungan
dan risiko dalam bisnis meskipun posisinya sebagai kreditor. Konsep dari
pembagian risiko dan hasil berbeda antara bank islam dan konvensional, dimana
peminjaman harus membayar pokok peminjaman dengan bunga, tanpa
meperhatikan untung atau rugi dari usaha.

3. Uang sebagai “Modal Potensial”
Dalam Islam, uang hanya alat pertukaran. Tidak ada nilai dalam dirinya
sendiri. Oleh karena itu, tidak diijinkan menilai tinggi terhadap uang., melalui
bunga tetap, ketika menyimpan di bank atau ketika meminjamkan kepada
seseorang. Dalam bank syariah uang punya daya beli tetapi hanya untuk tujuan
digunakan. itu tidak bisa digunakan untuk meningkatkan daya beli tanpa
aktivitas yang produktif.
4. Melarang Gharar
Sistem keuangan Islam melarang penimbunan dan melarang transaksi
yang memiliki kharakteristik gharar (ketidak pastian yang tinggi) dan Masyir

Universitas Sumatera Utara

(judi). Transaksi ekonomi yang dimasuki bank harus bebas dari ketidak pastian,
risiko dan spekulasi. Dalam hukum bisnis, gharar berarti bank terlibat pada
bisnis yang dimana bank tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau pada
transaksi yang sangat berisiko.
5. Kontrak yang Suci
Bank Islam memegang tanggung jawab kontrak dan berkewajiban untuk
memberikan informasi secara utuh. Hal ini dimkasudkan untuk mengurangi

risiko asimetri informasi dan risiko moral. Pihak yang disebut dalam kontrak
harus memiliki pengetahuan yang baik tentang produk yang dimaksud untuk
dipertukarkan sebagai hasil dari transaksi mereka.
6. Kegiatan Syariah yang Disetujui
Bank Syariah mengambil bagian dalam aktivitas bisnis yang tidak
melanggar hukum syariah. Contoh investasi pada bisnis yang berhubungan
minuman memabukkan dan judi sangat dilarang. Bank Syariah diharapkan untuk
membangun Syariah Supervisory Board terdiri dari hukum syariah yang
bertindak sebagi auditor syariah yang independent dan panisihat untuk bank.

3.2.3 Fungsi Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
dan lembaga terkait, Fungsi dan kegiatan Bank Syariah adalah menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat serta menjalankan fungsi sosial. Menghimpun
dana dalam bentuk simpanan dan investasi yang berupa tabungan , giro maupun
deposito dengan akad yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Menyalurkan pembiayaan berdasarkan prinsip musyarakah ,mudharabah,

Universitas Sumatera Utara


murabaha,salam,istishna’,ijarah dan IMBT serta akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Menyediakan layanan jasa dengan akad
wakalah (transfer), sharf (valas), hawalah (pengalihan hutang), akad qardh, serta
akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah (BI, 2016: 106107).
3.2.4 Aktivitas Bank Umum Syariah (BUS)
Menurut Danupranata (2015:32) Bank umum syariah adalah Bank
Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulitas pembayaran.
Pada dasarnya BUS melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bank
konvensional yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat
di samping penyediaan jasa keuangan lainnya. Perbedaannya adalah seluruh
kegaitan usaha BUS didasarkan pada prinsip syariah.
Disamping harus selalu sesuai dengan prinsip hukum Islam, juga karena
dalam prinsip syariah memiliki variasi akad yang akan menimbulkan variasi
produk yang lebih banyak dibandingkan produk bank konvensional. Seluruh
kegiatan usaha bank syariah pada dasarnya wajib sesuai dengan prinsip syariah
yang difatwakan oleh DSN-MUI.
Menurut Usman (2014:124-126) berdasarkan dengan Peraturan Bank
Indonesia tentang Bank Umum Syariah, kegiatan BUS meliputi:
a.


Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah
atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

b.

Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

Universitas Sumatera Utara

muudharabah atau akat lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
c.

Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad
musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.

d.

Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,
akad itishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.

e.

Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

f.

Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak pada nasabah berasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.

g.

Melakukan pengambilan hutang berdasarkan akad hawalah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

h.

Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah.

i.

Membeli, menjual atau menerima atas risiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip
syariah seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabaha, atau
hawalah.

j.

Membeli,surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
pemerintah dan atau Bank Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

k.

Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.

l.

Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad
yang berdasarkan prinsip syariah.

m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak dengan pihak ketiga atau antar pihak
ketiga berdasarkan prinsip syariah.
n.

Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
bersama.

o.

Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.

p.

Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip
syariah, serta melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan dalam bidang
perbankan dan dalam bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undagan.

3.2.5 Konsep Operasional Bank syariah
Menurut Rivai (2010:296-298), konsep operasinal perbankan syariah
antara lain:
1. Berprinsip Al-Ta’awu
Merupakan prinsip untuk saling membantu dan bekerja sma antara anggota
masyarakat dalam berbuat kebaikan.
2. Berprinsip menghindari Al-Ikhtinaz
Seperti membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi
yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

Universitas Sumatera Utara

Dalam perbankan syariah dilarang keras untuk melakukan transaksi apabila
terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Gharar
Adanya unsur ketidak pastian atau tipu muslihat dalam transaksi.
b. Maysir
Yaitu unsur judi yang transaksinya bersifat spekulatif yang dapat
menimbulkan kerugian satu pihak dan keuntungan bagi pihak lain.
c. Riba
Transaksi menggunakan sistem bunga mengambil keuntungan secara
batil.
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagi alat tukar, bukan
sebagai barang dagangan. Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah
untuk memenuhi kebutuhan transaksi, bukan untuk spekulasi.
3.3 Prosedur
3.3.1 Pengertian Prosedur
Menurut Lestari (2014:24) Prosedur adalah serangkaian tugas yang saling
berhubungan, yang merupakan urutan baik menurut waktu dan cara tertentu untuk
melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan.
3.3.2 Sifat Prosedur
Menurut Lestari (2014:24) sifat atau hakikat prosedur adalah:
a. Prosedur terdapat dalam tiap bagian perusahaan, prosedur merupakan salah
satu macam rencana yang penting.
b. Prosedur biasanya dipandang sebagai penerapan pekerjaan yang sifatnya
berulang.

Universitas Sumatera Utara

c. Diberikan batas-batas waktu pada setiap langkah prosedur guna menjamin
agar hasil dicapai seperti yang diinginkan.
3.3.3 Ciri-Ciri Prosedur
Setiap prosedur yang diterapkan diperusahaan pasti memiliki sifatsifatatau krakteristik yang berbeda-beda, sehingga hasil atau rangkain dari setiap
prosedur tersebut tidak selalu sama. Menurut Lestari (2014:25-26) ciri-ciri yang
baik adalah:
a.

prosedur harus didasarkan atas fakta-fakta yang cukup mengenai situasi
tertentu, tidak didasarkan atas dugaan-dugaan atau keinginan-keinginan.

b.

Suatu prosedur harus memiliki stabilitas, akan tetapi masi memiliki
fleksibilitas. Stabilitas adalah ketetapan arah tertentu dengan perubahan
yang dilakukan hanya apabila terjadi perubahaan penting dalam faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksaan prosedur. Fleksibilitas prosedur
diinginkan guna mengatasi suatu krisis atau suatu keadaan darurat,
tuntutan khusus atau penyesuaian kepada suatu kondisi sementara.

3.4 Akad
3.4.1 Pengertian Akad
Menurut Sutedi (2009:119) akad adalah suatu perikatan antara ijab dan
kabul dengan cara yang dibenarkan syarak yamg menetapkan akibat-akibat
hukum. Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perkataan yang
diinginkan dan kabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.
Sementara itu, pengertian akad menurut Undang-Undang No.12 Tahun
2008 Pasal 1 angka 13, akad adalah kesepakatan tertulis antara bank syariah atau

Universitas Sumatera Utara

Unit Usaha Syariah dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi
masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah (Sutedi,2009:118).
3.4.2 Rukun Akad
Rukun dapat dipahami sebagai unsur esensial yang membentuk akad yang
harus selalu dipenuhi dalam suatu transaksi, yang terdiri dari berikut ini:
a.

Subjek Akad
Pihak yang berakad, pihak yang berakad terdiri atas paling sedikit dua
orang yang harus sudah baligh, berakal sehat dan cakap untuk melakukan
hukum sendiri.

b.

Objek yang diakadkan
Objek akad bermacam-macam,sesuai dengan betuknya. Dalam akad jual
beli, objeknya adalah barang yang diperjualbelikan dengan harganya.

3.4.3 Syarat Akad
Syarat adalah unsur yang membentuk keabsahan rukun akad. Jadi, sahnya
suatu akad sangat tergantung kepada terpenuhinya atau tidaknya rukun syarat
akad. Menurut Sutedi (2009:121) Syarat sahnya perjanjian adalah sebagai berikut:
a.

Tidak menyalahi hukum yang disepakati adanya. Maksudnya bahwa
perjanjian yang diadakan oleh para pihak itu bukanlah perbuatan yang
bertentangan dengan hukum atau perbuatan yang melawan hukum syariah.

b.

Terjadinya perjanjian atas dasar saling ridho dan ada pilihan. Dalam hal ini
tidak boleh ada unsur paksaan dalam membuat perjanjian tersebut. Harus
didasari kesepakatan antara kedua belah pihak.

c.

Isi perjanjian harus jelas dan gamblang. Maksudnya apa yang
diperjanjikan oleh para pihak harus tentang apa yang menjadi isi perjanjian

Universitas Sumatera Utara

sehingga tidak mengakibatkan terjadinya kesalapahaman di antara pihak
tentang apa yang telah mereka perjanjikan di kemudian hari.
3.5 Pembiayaan
3.5.1 Pengertian Pembiayaan
Kaitan antara bank dengan uang dalam suatu unit bisnis adalah penting,
namun di dalam pelaksanaanya harus menghilangkan adanya ketidak adilan,
ketidak jujuran dan penghisapan. Kedudukan bank syariah dalam hubungan
dengan para nasabah adalah sebagai mitra investor dan pedagang, sedangkan
dalam hal bank pada umumnya, hubungannya adalah sebagai kreditor atau
debitur.
Sehubungan dengan jalinan investor dan pedagang tersebut, maka dalam
menjalankan bisnisnya, bank syariah menggunakan berbagai teknik dan metode
investasi. Kontrak hubungan investasi antara bank syariah dengan nasabah ini
disebut pembiayaan.
Menurut Rivai (2010:681) pembiyaan adalah pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

3.5.2 Jenis Pembiayaan
Menurut Danupranata (2015:103) berdasarkan sifatnya pembiayaan dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujuka untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu aspek peningkatan usaha, baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

Universitas Sumatera Utara

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiyaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
3.5.3. Pembiyaan Akad Murabaha
Pembiayaan akad Murabaha adalah pemberian dana atau tagihan oleh
bank syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga pokok ditambah
margin/keuntungan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah yang harus
membayar sesuai akad (Baharuddin, 2010:72).
Menurut Baharuddin (2010:74-75) berdasarkan peraturan Bank Indonesia
No: 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank
syariah, kegiataan pembiayaan berdasarkan akad Murabaha berlaku persyaratan
sebagai berikut:
a.

Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli
barang.

b.

Jangka waktu pembayaraan harga barang oleh nasabah kepada bank
ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah.

c.

Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun saat
menandatangani kesepakataan awal pemesanan barang.

d.

Kesepakataan margin harus ditentukaan satu kali pada awal akad dan tidak
berubah selama selama periode akad.

e.

Angsuran pembiayaan selama periode akad harus dilakukan secara
proposional.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Rivai (2013:250-254) dalam pemberian pembiayaan /kradit
kepada nasabah terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan yang dikenal prinsip
5C,yaitu:
1.

Chracter
Chracter adalah keadaan watak/sifat dari debitur, baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam lingkungan.

2.

Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.

3.

Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.

4.

Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan debitur sebagai agunan
terhadap kredit yang diterima.

5.

Condition of Economy
Condition of Economy adalah kondisi politik, social, ekonomi yang
mempengaruhi keadaan perekonomiaan pada suatu saat yang bisa
mempengaruhi kelancaran pembayaran kredit nasabah.

3.6 Pengertian Kredit Kepemilikan Rumah
Menurut Lestari (2014:34) Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu
jenis pelayaan kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang
menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutahan dalam pembangunan
rumah atau renovasi bangunan, KPR juga muncul karena adanya berbagai kondisi
penunjang yang strategis diantaranya adalah pemenuhan kebutuhan perumahan

Universitas Sumatera Utara

yang semakin lama semakin tinggi namun belum dapat mengimbangi kemampuan
daya beli kontan dari masyarakat. Secara umum, ada 2 jenis KPR, yaitu:
1. Kredit Pemilikan Rumah Subsidi
Yaitu, suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat yang
mempunyai penghasilan menengah kebawah. hal ini guna untuk memenuhi
kebuthan memiliki rumah atau perbaikan rumah yang telah dimiliki
sebelumnya. Adapun bentuk subsidi tersebut telah diatur sendiri oleh
pemerintah. Sehingga tidak semua masyarakat yang mengajukan

kredit

diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetepkan pemerintah
dalam memeberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum
kredit yang diberikan.
2. Kredit Pemilikan Rumah Non Subsisdi
Yaitu, suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat tanpa
adanya campur tangan pemerintah. Ketentuan KPRditetapkan oleh bank itu
sendiri, sehingga penentuaan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan
sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa KPR adalah salah satu
kredit atau pinjaman yang diberikan pihak bank kepada masyarakat untuk
membantu membiayai dalam pembelian rumah

dengan cara angsuran

sehinggga tidak membebankan masyarakat yang nantinya dihrapkan dapat
meningkatkan taraf hidup.

Universitas Sumatera Utara

3.7 Prosedur Pembiayaan KPR iB Muamalat pada Bank Muamalat Tbk
Kantor Cabang Medan.
KPR iB adalah termasuk pembiayaan konsumtif yang ditujukan
baikkepada perorangan maupun badan hukum yang ingin memilikiproperty.
Penggunaan produk KPR dalam dunia perbankan merupakan salahsatu faktor
yang menunjukan bahwa saat ini masyarakat sudah banyakmengiginkan
kenyamanan dalam memiliki sebuah tempat tinggal yang layak,sehingga sekarang
keinginan untuk memiliki property menjadi salah satu gayahidup masyarakat
sekarang ini. Masyarakat telah memiliki berbagai pilihanproduk KPR yaitu
dengan KPR konvensional atau KPR syariah, keduanyatentu saja memiliki
persamaan dan perbedaan yang mendasar.
Pada KPR konvensional pihak bank meminjamkan dana kepada nasabah
untuk melakukan pembelian suatu barang atau rumah kepada developerdimana
nasabah dalam hal ini membeli sendiri, setelah itu nasabah membayarangsuran
dengan ketentuan bunga yang berlaku, dimana bank mewajibkannasabah untuk
membayar angsuran dengan bunga. Sedangkan pada KPRSyariah pihak bank
membelikan rumah atau barang dari developer kemudianmenjual kembali kepada
nasabah dengan angsuran.
Pembiyaan KPR ini memiliki pilihan akad pembiayaan, yaitudengan
akad Murabahah dan akad Musyarakah, secara umum prosedurpengajuan
pembiayaan Hunian Syariah dengan akad Murabahah danMusyarakah adalah
sama, baik ketentuan maupun syarat-syarat yang harusdilengkapi. Pembiayaan
dengan akad Murabahah adalah akad jual-beli antarabank dan nasabah atas suatu
jenis barang tertentu dengan harga yang telahdisepakati bersama. Bank akan

Universitas Sumatera Utara

mengadakan barang yang dibutuhkan danmenjualnya kepada nasabah dengan
harga

setelah

ditambah

keuntugan

yangtelah

disepakati

Penggunaan

pembiayaandengan akad Murabahah ini digunakan jika nasabah berkeinginan
untukmembeli rumah indent (Kavling siap bangun), beli rumah sekaligus
renovasimaupun untuk keperluan renovasi rumah saja.

Sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Medan 2017

Gambar 3.1
Skema Akad Murabaha

Dengan

menggunakan

skema

akad

Murabahah

ini

nasabah

dapatmengajukan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat dengan
pilihan pembelianrumah atau pembelian bahan material yang dibutuhkan oleh
nasabah, denganalur, nasabah terlebih dahulu memesan kepada pihak bank
denganmenyebutkan rumah atau bahan yang dibutuhkan, dengan sesuai
pesanantersebut pihak bank akan membelikan sesuai dengan keinginan
nasabah,kemudian, bank menjual kepada nasabah, dan nasabah akan membayar
dengancara cicilan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati kedua
belahpihak.
3.7.1 Ketentuan Pembiayaan Hunian Syariah
1) Pembiayaan hingga jangka waktu 15 tahun

Universitas Sumatera Utara

2) Uang muka ringan minimal 10%
3) Plafond hingga Rp.25 miliar
4) Pelunasan sebelum jatuh tempo tidak dikenakan denda
5) Dapat digunakan untuk:
a). pembelian rumah/ruko/rukan/kios/apartemen baru maupun bekas
b). take over kpr
6) Nilai pembiayaan yang tinggi hingga 90% dari nilai rumah.

3.7.2 Persyaratan Administratif untuk pengajuan KPR iB Muamalat
1) Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
2) Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3) Fotocopy NPWP untuk plafond pembiayaan di atas Rp 100 juta
4) Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah)
5) Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
6) Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan
terakhir
7) Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
8) Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta dan
profesional)
9) Fotocopy dokumen bangunan yang akan dibeli: SHM/SHGB, IMB dan
denah bangunan.
3.7.3 Prosedur Pembiayaan Hunian Syariah

Universitas Sumatera Utara

Dalam melaksanakan pemberian pembiayaan pada produk Kredit
Kepemilikan Rumah iBMuamalat Bank Muamalat akanmelakukan prosedur
pembiayaan melalui berbagai tahap sebagai berikut:
1) Pengajuan ke Account Manager (AM)
Pengajuan ke Account Manager merupakan tahap awal nasabahuntuk
melakukan permohonan pembiayaan, hal ini dilakukan dengancara nasabah
datang langsung ke kantor Bank Muamalat CabangMedan untuk mendapatkan
fasilitas pembiayaan. Nasabah datangdengan membawa syarat-syarat dan mengisi
form aplikasi pengajuankhusus pembiayaan Hunian Syariah, form pengajuan
tersebut meliputi:
Data pribadi, data suami/istri pemohon, data pekerjaan, check listkelengkapan
data dan jaminan, data keuangan, data simpanan/rekeningdi Bank, data kekayaan,
dan pinjaman lain.Nasabah harus melengkapi semua dokumen-dokumen
tersebutsecara tepat dan benar agar tidak terjadi kesalahan atau penyimpangandata
pada saat pengajuan pembiayaan, setelah selesai kemudian formulirtersebut
diserahkan kepada Account Manageruntuk diproses. Dalamproses permohonan
pembiayaan dari sejak berkas permohonan diterimasampai dengan dikeluarkan
keputusan adalah selama tujuh hari, denganbeberapa rincian antara lain: satu hari
pemberkasan, lima haripemrosesan data, dan satu hari realisasi akad.
2) Pengecekan BI / BI Checking
BI checking merupakan salah satu tahap dalam analisa kreditterhadap
permohonan KPR, dimana pada proses ini dapat diketahuiriwayat debitur
meminjam di bank lain dan kemampuan calon debiturdalam mengangsur
pinjaman. Dalam BI checking terdapat beberapagolongan nasabah yang masuk

Universitas Sumatera Utara

dalam golongan tertentu yaitu golonganK1 (Lancar),K2 (Dalam perhatian
khusus),K3 (Kurang lancar),K4(Diragukan),K5 (Macet) Selain itu BI checking
juga diharapkan dapatsignifikan menekan kredit bermasalah, sehingga dalam
prosesintermediasi perbankan dapat berjalan dengan baik. Dari tahap ini
akanterjadi keputusan mengenai calon debitur yaitu:
a). Nasabah Ditolak
Alasan penolakan pembiayaan Hunian Syariah dikarenakanbeberapa hal,
antara lain:
(1) Nasabah tersebut memiliki riwayat pembiayaan bermasalahpada
pinjaman di bank sebelumnya.
(2) Permohonan melebihi batas maksimal jumlah pembiayaan.
b). Nasabah diterima dan Verifikasi
Alasan nasabah diterima dalam pengajuan pembiayaandikarenakan
beberapa hal antara lain:
1) Nasabah memiliki riwayat pembiayaan yang baik, dan tidakterdapat
dalam golongan macet.
2) Nasabah mengajukan pembiayaan sesuai dengan batas jumlah
maksimal pembiayaan tidak lebih 25 M.
Apabila setelah dilakukan pengecekan mengenai datanasabah tersebut
maka akan mendapatkan keputusan jika nasabahterdapat dalam daftar riwayat
debitur yang tergolong K5 makakeputusan tersebut nasabah langsung ditolak
biasanya konfirmasipenolakan dilakukan oleh bagian Account Manager
bahwapengajuan

pembiayaan

ditolak

dengan

menerangkan

alasan-

alasanpenolakan tersebut. dan Apabila keputusan mengenai nasabahtersebut

Universitas Sumatera Utara

diterima maka

nasabah akan mendapatkan konfirmasi daribagian Account

Manager untuk bisa melakukan tahap selanjutnya.Wawancara adalah tahap
berikutnya dalam pemberian kredit setelahdilakukan pengecekan di BI checking,
proses ini dilakukan untukmenyelidiki reputasi nasabah yang bersangkutan di
lingkungantempat tinggal serta melakukan analisis dengan menggunakanprinsip
5C dalam melakukan analisisnya terhadap nasabah. Antaralain:
a) Character (karakter)
Yaitu untuk menilai sikap nasabah, proses ini dilakukandengan wawancara
dengan

nasabah

yang

bersangkutan dan

jugamewawancarai

masyarakat

lingkungan sekitar mengenai nasabahtersebut apakah mempunyai riwayat yang
tidak baik seperti terlilithutang, perjudian, dan sebagainya.
b) Capacity (kapasitas)
Yaitu Analisis yang dilakukan untuk mengetahuikemampuan nasabah dalam
mengangsur cicilan setiapbulan. dengan mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar cicilan tersebut, dapat dijadikan salah satu pertimbangan pihak
bank.
c) Collateral (jaminan)
Analisis ini merupakan salah satu proses yang diarahkanterhadap jaminan
yang diberikan oleh nasabah. Jaminan tersebutharus bisa mengcover risiko
pembiayaan nasabah yangbersangkutan.
d) Capital (modal)
Pada pembiayaan Hunian Syariah di BMI ini hal ini tidakperlu dilakukan,
karena pembiayaan ini adalah pembiyaankonsumtif, bukan untuk keperluan
usaha(tidak tergolongproduktif).

Universitas Sumatera Utara

e) Condition of Economic (kondisi ekonomi)
Proses analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisinasabah dalam
melakukan angsuran saat mengalami keadaan yangmemburuk yang dapat
mempengaruhi angsuran nasabah.
3) Taksasi
Setelah tahap BI checking dan analisis diketahui bahwa nasabah tersebut tidak
bermasalah, maka kemudian dilakukan survey jaminandan dicross check data
jaminan yang telah diajukan oleh nasaba kepada Bank yaitu untuk menilai kondisi
fisik jaminan, letak,bangunan, dalam proses ini adalah prosedur penting
dalammenganalisis apakah jaminan tersebut memiliki daya tarik,marketability
atau tidak,apabila nilai dari jaminan tersebut mempunyainilai jual maka jaminan
dari nasabah tersebut layak. Sehingga nasabahdapat mengajukan pembiayaan
dengan jaminan yang telah diajukankepada pihak Bank tersebut.
4) Komite pembiayaan
Setelah SP1 selesai kemudian masuk pada tahap komitepembiayaan, pada
prosedur ini komite pembiayaan memberikankeputusan apakah pengajuan
pembiayaan tersebut diterima atau ditolak,dengan memperhatikan hasil dari
semua proses penilaian yang telahdilakukan, Apabila Komite Pembiayaan setuju
maka akan dibuatkanOffering Letter, dan apabila tidak setuju akan dibuatkan
Rejection
Letter. Berdasarkan keputusan

komite pembiayaan maka, Account Manager

akanmenyusun Offering Letter atau Surat Pemberitahuan PersetujuanPembiayaan
(SP3) apabila pengajuan pembiayaan disetujui dan akanditujukan kepada nasabah

Universitas Sumatera Utara

tersebut, pada tahap inikemungkinan masihada tambahan persyaratan yang harus
dilengkapi oleh nasabah.
5) Offering Letter (OL)
Apabila nasabah sepakat akan Offering Letter (OL) yang telahdiberikan
oleh Account Manager (AM), maka pada tahap OfferingLetter(OL) data-data
nasabah tersebut harus di checklist apakah adakekurangan data atau tidak sebelum
melakukan tanda tangan kredit,apabila terdapat kekurangan terhadap data-data
tersebut maka nasabahharus melengkapi kekurangan data tersebut terlebih dahulu.
dalamOffering Letter (OL) ini berisi hak dan kewajiban para pihak yaitunasabah
dan pihak bank, antara lain: ketersediaan bankuntukmemberikan pembiayaan
kepada nasabah beserta syarat-syaratyang harus dipenuhi.
6) Pengikatan Kredit (Akad)
Setelah proses Offering Letter telah selesai, maka unit support penanaman
harusmelakukan pengikatan kredit, baik pengikatan jaminan ataupunpengikatan
pembiayaan, pada proses tersebut dilakukan denganmelibatkan notaris, nasabah,
Account Manager dan staff legal, denganmenandatangani dokumen-dokumen
pembiayaan yang telahdisyaratkan diawal sesuai dengan isi akad pembiayaan.
Setelahpengikatan

selesai

sebelum

tahap

pencairan,

nasabah

harus

membayarbiaya-biaya yang timbul, biaya tersebut antara lain:
a) Biaya Administrasi
b) Biaya Asuransi Jiwa
c) Asuransi Kebakaran
d) Biaya Notaris
e) Biaya Materai.

Universitas Sumatera Utara

7) Tahap Pencairan Pembiayaan
Setelah pengikatan selesai maka dilakukan proses pencairanpembiayaan.
Pencairan dana dilakukan oleh bagian Back Office,Apabila dana tersebut sudah
dicairkan maka hal ini merupakan tandadimulainya kegiatan, dimana nasabah
harus segera merealisasikanpembiayaan dan melaporkan kegiatan tersebut sesuai
dengan

tujuanpermohonan

diawal,

dan

nasabah

harus

melakukan

kewajibannyakepada bank dengan membayar angsuran sesuai dengan isi akad
yangtelah disepakati.

3.7.4 Fungsi yang terkait
Fungsi-fungsi yang terkait dalam pembiayaan Hunian Syariah diBank
Muamalat Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1) Account Manager
Account Manager adalah suatu bagian yang menjadi power dalampenyaluran
dana (lending) dan penghimpunan dana (funding) sehinggaperan Account
Manager sangat berkontribusi dalam meningkatkankestabilan dan margin bank.
Pada proses penyaluran pembiayaanAccount Manager bertugas menganalisis dan
memberi informasi atassyarat-syarat yang harus disiapkan oleh nasabah saat
melakukan
permohonan pembiayaan dan turut dalam setiap tahap permohonansampai
realisasi pembiayaan.
2) Unit Support Penanaman Dana

Universitas Sumatera Utara

Unit Support Penanaman Dana adalah bagian yang melakukan pengecekan
dalam BIchecking sehingga atas rekomendasi dari Unit SupportPenanaman Dana
Account Managermemproses permohonan dari nasabah, selain itu bagian Unit
Support Penanaman Dana jugamelakukan taksasi atau penilaian jaminan yang
dijadikan objek jaminannasabah.
3) Komite Pembiayaan
Komite pembiayaan mempunyai tugas untuk menentukan suatukeputusan
apakah permohonan nasabah diterima atau ditolak. Pada saatsidang, komite
pembiayaan memperhatikan berbagai aspek yang terkaitberdasarkan hasil
penilaian jaminan dan analisis yang telah dilakukan.
4) Back Office (BO)
Back Office bertugas untuk melakukan pencairan dana setelahdilakukan
proses pengikatan akad.

3.7.5

Kendala dalam Pembiayaan Hunian Syariah pada PT. Bank

MuamalatKantor Cabang Medan
1) Data nasabah yang terkadang kurang lengkap
Nasabah yang melakukan proses permohonan pembiayaan di PT. Bank
Muamalat Cabang Medan ini tidak semua dapat mengerti apa yang disyaratkan
oleh pihak bank walaupun sudah ada ketentuan dan persyaratan yang harus
dipenuhi nasabah, sehingga pada saat pelaksanaan pembiayaan banyak terjadi
kesalah pahaman mengenai syarat-syarat yang semestinya harus dilengkapi dan
tidak boleh di abaikan, karena persyaratan tersebut nantinya akan memberikan
kelancaran pada saat pemrosesan dan tahap-tahap selanjutnya, maka dari itu

Universitas Sumatera Utara

pihak bank harus memberikan suatu informasi yang lebih jelas terlebih dahulu
kepada nasabah.
2) Bentuk Jaminan ( harta gono gini)
Bentuk jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada bank adalahharta
gono-gini yang menyebabkan jaminan tersebut ditolak walaupunharga/nilai dari
jaminan tersebut tinggi, pihak bank tidak maumenanggung risiko yang akan
terjadi jika jaminan tersebut masihbermasalah sehingga untuk mencegah hal ini
pihak bank harusmenganalisis lebih dalam akan jaminan yang diberikan oleh
nasabahagar hal ini dapat dihindari.
3) Pelaksanaan pembiayaan
Pada saat pelaksanaan pembiayaan di PT. Bank Muamalat Kantor Cabang
Medan ini, pihak bank juga tidak bisa terhindar daripembiayaan bermasalah (non
performing finance). Sehingga hal iniharus diperhatikan oleh pihak bank lebih
dini, masalah ini timbul karenaberbagai hal salah satunya adalah pada tahap
proses analisis yangdilakukan pihak bank mengenai nasabah yang mengajukan
pembiayaan.Bila nasabah tidak sanggup lagi melakukan pelunasan pembiayaan
maka pihak bank akan melakukan pelelangan agunan nasabah tersebut untuk
menetupi hutang pokok nasabah. Jika nilai agunan nasabah terjual melebihi
hutang pokok nasabah maka lebihnya akan dikembalikan kepada nasabah.
Oleh sebab itu semua yang terlibat dalam proses pembiayaan harus selalu
memperhatikan aturan yang ada sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3.8 Kelebihan dan Kekurangan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB
Muamalat

Universitas Sumatera Utara

a) Kelebihan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat Pada Bank
Muamalat Kantor Cabang Medan
1) Cicilan yang diangsurkan bersifat tetap tidak berspekulasi dengan nilai
bunga yang asa di pasar.
2) Nasabah tidak harus memiliki dana secara tunai untuk mendapatkan
rumah, karena dengan pembiayaan Hunian Syariah ini nasabah dapat
memberikan uang muka terlebih dahulu dan dapat membayarnya secara
angsuran, dimana angsuran yang digunakan menggunakan angsuran tetap
tidak berubah sampai cicilan tersebut lunas.
3) Nasabah yang ingin mempercepat pelunasan dapat dilakukan, tanpa ada
denda yang diberikan oleh pihak bank terhadap nasabah, sehingga dalam
hal ini Bank Muamalat juga memberikan pelayanan kepada nasabah
dengan mengerti keinginan nasabah untuk mempercepat pelunasan.
4) Pembiayaan Hunian Syariah memberikan kepastian akan harga jual yang
diberikan kepada nasabah sehingga nasabah dapat mengetahui secara pasti
besar keuntugan (margin) yang diperoleh bank dengan kesepakatan
diawal, secara tidak langsung hal ini tidak ada unsur spekulatif yang
dilakukan bank, karena semua telah diberitaukan terlebih dahulu secara
jelas (transparan).
b) Kekurangan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat
1) Pembebanan atas biaya-biaya dan pajak, baik pajak bangunan yang
menjadi tanggugan nasabah tersebut, jadi nasabah juga memerluhkan
banyak biaya administrasi yang harus dikeluarkan

dalam melakukan

pembiayaan hunian syariah di Bank Muamalat Indonesia ini.

Universitas Sumatera Utara

2) Apabila terjadi kejadian di luar kehendak manusia (overmuch) maka
menjadi tanggungan nasabah sendiri sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati diawal, sehingga nasabah harus bisa mengantisipasi keadaan
tersebut dan harus berupaya melakukan perawatan dan menjaga apa yang
telah menjadi hak dan kewajiban nasabah.
3) Harga jual Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat belum semurah Kredit
Pemilikan Rumah yang ditawarkan bank milik negara, karena tidak
mendapat subsidi dari pemerintah.
4) Pemahaman Produk-produk syariah yang belum diketahui secara luas dan
baik oleh nasabah.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan urian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian, untuk mengajukan Pembiayaan Kredit Pemilikan
Rumah iB Muamalat pada Bank Muamalat Kantor Cabang Medan harus
melalui Prosedur yang telah ditentukan sepeti :
a) Pemohonan Pembiayaan
b) Analisa Pembiayaan
c) Rapat Komite
d) Apabila dari hasil rapat komite disetujui, maka bank akan melakukan
perjanjian kontrak.
e) Setelah itu dilaksanakan pencairaan dana kepada nasabah pembiayaan.
2. Kelebihan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat di Bank
Muamalat Kantor Cabang Medan antara lain: nasabah dapat melakukan
pelunasaan pembiayaan lebih cepat sebelum waktu akhir priode tanpa
dikenakan denda. Ketentuan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB
Muamalat berdasarkan prinsip syariah sehingga semua ketentuan telah
dijelaskan di awal akad sehingga tidak menimbulkan spekulasi biaya
tambahan., nasabah dapat memiliki rumah tanpa harus melakukan
pembayaran dengan nominal besar, cukup dengan uang muka terlebih
dahulu.

Universitas Sumatera Utara

3.

Kekurangan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat
antara lain: harga yang ditawarkan ke nasabah cukup mahal karena
tidak mendapatkan subsidi, nasabah harus membayar sendiri biaya
yang terjadi akibat kejadiaan diluar kehendak bank dan nasabah.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan kepada Bank Muamalat Kantor
Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1.

Bank Muamalat harus lebih baik dalam memberikan sosialisasi kepada
nasabah memgenai produknya, sehingga nasabah dapat mengerti dengan
baik produk Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat agar tidak muncul
pradigma bahwa Kredit Pemilikan Rumah iB Muamalat sama dengan
Kredit Pemilikan Rumah Konvensional, dan mengenai pentingnya
persyaratan yang harus dipenuhi nasabah saat pengajuan pembiayaan.
Sehingga pada pelaksaan tidak terjadi keslahaan dalam menginput data
nasabah dan saat pemerosesaan data.

2.

Bank Muamalat terus menjadi pelopor Bank syariah di Indonesia, dengan
melahirkan produk-produk yang berprinsip syariah sebagai solusi
mensejahterakaan masyarakat. dan operasionalnya berlandaskan prinsip
syariah tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara