PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SOLO - Tes

  

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA

PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR)

MUAMALAT iB DI BANK MUAMALAT INDONESIA

CABANG SOLO

TUGAS AKHIR

  

Oleh:

NURUL IZZAH

NIM 201 11 011

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA

PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR)

MUAMALAT iB DI BANK MUAMALAT INDONESIA

CABANG SOLO

  

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

Oleh:

NURUL IZZAH

NIM 201 11 011

JURUSAN SYARI’AH

DAN EKONOMI ISLAM

  

PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

Motto

“ Hati suci selalu benar, tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci.

  Orang yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman. Itulah tantangan hidup ’’ “ Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya ’’ “ Tanah yang digadaikan bisa kembali dalam keadaan lebih berharga, tetapi kejujuran yang pernah digadaikan tidak pernah ditebus kembali ’’

  

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini ku persembahkan kepada: 1. Allah SWT atas semua karunia yang diberikan-Nya.

  2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat,

dukungan spiritual maupun material, semangat serta doa.

  3. Kakakku Ulul Azmi, Muhammad Anas, Makmun Murrod dan Nur Aeni, kelurga serta saudara-saudaraku yang aku sayangi.

  4. Mas Andi yang selalu memberiku dukungan.

  5. Sahabat-sahabatku ( Rini, Dewi, Tati, Novi ) dan teman- temanku S1 PAI angkatan 2009 yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam segala hal dan dalam penyelesain tugas akhir ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “

  

Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR)

Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo” . Sholawat serta salam

  kita panjatkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Penulisan Tugas Akhir ini dilaksanakan guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada program studi DIII Perbankan Syari’ah.

  Penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis atas bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak moril maupun materiil. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar Lc., M. Si, selaku ketua Program DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga

  3. Bapak Mochlasin, M. Ag, selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini

  4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam penulisan Tugas Akhir

  5. Bapak Khabib Soleh, selaku pimpinan Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

  6. Karyawan dan karyawati BMI Cabang Solo yang membantu penulis dalam

  7. Bapak dan Ibu, keluarga serta saudara-saudara yang telah memberikan motivasi dan dukungan materi maupun spiritual

  8. Teman-teman DIII dan sahabat-sahabat penulis yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang juga telah berperan serta membantu dalam pembuatan laporan ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini yang jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dan membangun demi lebih baiknnya laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna. Akhirnya penulis mohon maaf atas keterbatasan penulis. Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi penulis dan manfaat bagi pembaca.

  Salatiga, 21 Agustus 2014 Penulis

  Nurul Izzah NIM. 201 11 011

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, dalam hal proses pelaksanaannya. Selain itu juga mengenai faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah serta bagaimana upaya penyelesaian terhadap pembiayaan bermasalah.

  Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu berupa observasi, wawancara, dan studi pustaka baik berupa buku-buku yang berkaitan dengan penelitian,dokumen-dokumen, dan sebagainya.

  Pelaksanaan pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) Muamalat iB di BMI Cabang solo menggunakan akad murabahah berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah yaitu faktor ekstern dan faktor Intern.

  Upaya yang dilakukan oleh BMI Cabang Solo dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah dengan cara resheduling (penjadwalan ulang) dan restrukturing (mengubah struktur pembiayaan) serta melalui Badan Arbitrase Nasional (BASYARNAS).

  Kata kunci: Akad Murabahah, Pembiayaan, KPR Muamalat iB

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................ iv MOTTO..................................................................................................... v PERSEMBAHAN..................................................................................... vi KATA PENGANTAR............................................................................... vii ABSTRAK................................................................................................ ix DAFTAR ISI............................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................

  1 B. Rumusan Masalah........................................................

  7 C. Tujuan dan Manfaat.....................................................

  7 D. Metode Penelitian........................................................

  9 E. Sistematika Penulisan..................................................

  11 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka............................................................

  13 B. Akad dalam Pembiayaan.............................................

  16

  BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia..............

  31 B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia.....................

  35 C. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia..................

  35 D. Struktur Organisasi BMI Cabang Solo........................

  44 E. Job Description........................................................

  45 F. Konsep Dasar Operasional BMI Cabang Solo.............. 50

  G. Kegiatan Operasional Bank Muamalat Indonesia.......... 51 H. Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB...................

  52 BAB IV ANALISIS

  A. Pelaksanaan Akad Murabahah pada Pembiayaan KPR Muamalat iB.......................................................... 57

  B. Faktor yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah..... 65

  C. Upaya Penyelesaian terhadap Pembiayaan Bermasalah.. 66

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................

  73 B. Saran........................................................................

  75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang berkodrat hidup

  dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain, untuk bersama-sama hidup didalam masyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain, yang didasari atau tidak untuk saling memenuhi kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup antar manusia dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, disebut dengan muamalah (syafruddin dkk, 2006: 137).

  Muamalah adalah tuntunan hidup manusia sebagai makhluk sosial yang berada ditengah-tengah masyarakat mempunyai dimensi yang sangat luas, disamping dimensi sosial manusia, termasuk aspek politik, budaya, aspek ekonomi (bisnis) perkawinan pewarisan, dan hukum-hukum publik dan sebagainya. Dalam lingkup kegiatan muamalah khususnya dari bidang ekonomi dapat diambil tiga turunan lagi yaitu konsumsi, simpanan, dan investasi (syafruddin dkk, 2006: 138).

  Dalam konteks ini keberadaan maupun kehadiran lembaga keuangan mutlak adanya, karena lembaga keuangan bertindak sebagai perantara antara unit suply dan unit demand (Warkum Sumitro, 1996: 16). Tidak dipungkiri bahwa perekonomian sebuah negara tidak dapat dilepaskan dari lembaga keuangan karena lembaga ini mempunyai uang negara. Tanpa uang tunai perekonomian akan mengalami kemacetan. Saat ini ada dua jenis lembaga keuangan yaitu lembaga keungan bank dan lembaga keungan bukan bank. Lembaga keungan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sendangkan lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keungan yang menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan surat-surat berharga.

  Bentuk lembaga bukan bank ini adalah modal ventura, anjak piutang, dana pensiun, dan pegadaian. Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat konvensioanal dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan sintem bunga (intrest fee), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam pelaksanaan opersaionalnya menggunkan prinsip-prinsip syari’ah islam. Prinsip syari’ah adalah aturan penrjanjian berdasarkan hukum islam antar bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

  Banyak perbedaan mendasar antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, anatar lain dengan adanya fungsi pengawasan prinsip-prinsip syariah yang harus ada pada perbankan syariah. Fungsi pengawasan ini menjadi keharusan untuk menjaga agar praktek perbankan islam yang dijadikan secara profesional dan etis itu tidak melanggar hukum Syariah. Oleh karena itu, Bank Syariah harus senantiasa berpijak pada prinsip-prinsip syariah dalam menjalankan segala aktifitasnya dan produknya, hal ini mendasar yang membedakan juga terletak pada pengambalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh lembaga keungan tersebut kepada nasabah. Bank Islam mendasarkan transaksinya pada bagi hasil (profit sharing), sehingga tidak ada istilah bunga dalam praktek Perbankan Islam.

  Demikian dalam tujuannya, berbeda dengan bank konvensional yang hanya mengutamakan fungsi komersil, yaitu mengutamakan keuntungan semata. Bank Syariah selain komersil lebih mengutamakan pada fungsi sosial dan kebersamannya (Syafruddin dkk, 2006: 158).

  Keberadaan Bank Syariah tidak diragukan lagi menjadi keharusan untuk mengatasi masalah mengenai adanya bunga, apalagi setelah Bank Syariah mampu membuktikan eksitensinnya dalam dunia perbankan Indonesia pada masa dan setelah krisis moneter pada tahun 1998, serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang didasarkan atas konsep Islam dalam pengadaan transaksi dengan lembaga keungan syariah, yaitu konvensional. Bank yang berdasarkan prinsi syari’ah seperti halnya bank konvensioanl, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi

  

(intermediary institution ), yaitu mengarahkan dana dari masyarakat dan

  menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi sumber utam pendapatnnya bagi bank syari’ah. Bentuk pembiyaan perbankan syariah berdasarkan prinsip syariah anatara lain adalah berdasarkan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati (murabahah),pembeliaan barang yang dilakukan dengan kontrak penjualan yang disepakati (istisna’), pemindahan hak guna atas barang dan jasa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ijarah), kerjasama usaha anatar dua pihak atau dimana pihak pertama menyediakan modal 100% sedangkan pihak lain menjadi pengelola (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), dan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih dan diminta kembali (qardh).

  Bentuk pembiayaan yang berdasarkan murabahah dapat dibagi lagi berdasarkan jenis penggunaanya (berdasarkan produk) yaitu untuk pembiayaanKPR Muamalat iB, pembiayaan multiguna dan Multifinance. Sedangkan berdasarkan akadmusyarakah dan mudharabah jenis pembiayaan yang ditawarkan adalah pembiayaan modal kerja dan pembiayaan LKM Syariah dan dana talangan haji, dan pembiayaan umroh

  Rumah merupakan salah satu kebutuhan utama yang didambakan setiap orang,rumah merupakan tempat berkumpul dan melakukan aktivitas keluarga terutama bagi keluarga yang menginginkan kebebasan privacy-

  

nya tidak terganggu oleh keluarga lain. Rumah juga simbol kemandirian

  satu keluarga pasangan muda,kecuali yang memang menikmati tinggal di pondok mertua indah, tinggal di rumah dinas, atau jadi kontraktor alias tukang kontrka. Selain itu ada beberapa orang yang menjadikan rumah sebagai aset untuk bisnis, jadi rumah bukan semata-mata sebagi tempat tinggal tapu rumah sebagai “produk” bisnis yang memberikan penghasilan rutin. Dari hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa begitu pentingnya rumah. Namun kebutuhan akan perumahan ini seringkali terbentur pada minimnya dana yang dimiliki oleh konsumen yang mendambakan memiliki rumah sendiri. Sehingga pengembangan melalui Pembiayaan Kepemilikan Rumah pun dilirik sebagai alternatif utama pembiayaan perumahan. Dengan adannya bentuk pembiayaan murabahah dalam pembiayaan rumah memberikan suatu alternative bagi yang hanya berekonomi terbatas dan yang mempunyai idealisme melepaskan diri dari bunga bank. Dalam menjalankan prinsip syariahnya juga harus menjunjung nilai-nilai keadilan, amanah, kemitraan, transparansi dan saling menguntungkan baik bagi bank maupun bagi nasabah yang merupakan pilar dalam malakukan aktivitas muamalah. Oleh karena itu, produk layanan perbankan harus disediakan untuk mampu memberikan ekonomi masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam ( Soeryana hidayat, 2007: 11).

  Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo merupakan salah satu bank syariah di Indonesia yang menjalankan konsep murabahah dalam pembiayaan perumahan, yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh punjual dan pembeli. Bank Muamalat Cabang Solo memberikan pelayanan pembiayaan murabahah, yaitu salah satunya adalah pembiayaan Kepemilikan Rumah baik yang digunkan untuk keperluan komsumtif maupun untuk investasi. Bank Muamalat Cabang Solo memberikan bantuan pembiyaan dalam bentuk pembayaran secara angsuran dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur.

  Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Tugas Akhir dengan judul “ Pelaksanaan Akad Murabahah

  

pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB di Bank

Muamalat Indonesia Cabang Solo”.

  B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tugas akhir akan membahas mengenai pelaksanaan akad pembiayaan murabahah yang dibatasi dengan mengambil Oyeknya di BMI Cabang Solo dengan rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada Pembiayaan KPR iB Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo?

  2. Apa saja faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah dalam pelaksanaan akad murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo?

  3. Bagaimana upaya penyelesaian terhadap pembiayaan bermasalah dalam pelaksanaan akad murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah(KPR) Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo?

  C. Tujuan dan Manfaat

  1. Penelitian dalam tugas akhir ini bertujuan untuk :

  a. Mengetahui pelaksanaan akad murabahah pada Pembiayaan KPRMuamalat iB di BMI Cabang Solo.

  b. Mengetahui faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah dalam pelaksanaan akad murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamlat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. c. Mengetahui upaya penyelesaian terhadap pembiayaan bermasalah dalam akad murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah(KPR) Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.

  2. Manfaat

  a. Bagi Penulis Memenuhi salah syarat dalam menempuh ujian akhir program

  Diploma III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga serta menambah pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan dengan praktek yang sesungguhnya.

  b. Bagi Masyarakat Dapat menjadi sumber informasi agar lebih mengenal produk- produk yang di tawarkan oleh Bank Syariah, khusunya dalam hal pembiayaan sehingga mereka tidak merasa asing terhadap keberadaan Bank Syariah. Dapat menjadi sumber informasi tentang bagaimana mengajukan pembiayaan Murabahah serta mengetahui bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.

  c. Bagi Pembaca Penulis tugas akhir ini dapat dijadikan sebgai tambahan informasi dan referensi dalam penelitian. d. Bagi Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo Penulis tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

  BMI Cabang Solo untuk mempertahankan dan mengembangkan kinerjanya di masa akan datang.

  e. Bagi STAIN Salatiga Merupakan referensi dan informasi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa STAIN Salatiga Progran Studi DIII Perbankan Syariah serta sebagai sarana untuk menjalin kerjasama anatara lembaga STAIN dengan BMI Cabang Solo.

D. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan penelitian lapangan yaitu penelitiaan terlibat langsung didalam penelitianya.

  Penelitiaan ini dilakukan bertempat di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo yang beralamat di jalan Slamet Riyadi N0.314 Surakarta (Depan Stadion Sriwedari).

  2. Jenis data yang dibutuhkan

  a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian yang akan digunakan untuk analisis dan pembahasan masalah.

  b. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung dari Bank Muamalat diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen Bank Muamalat yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir, dan lain- lain.

  3. Metode pengumpulan data

  a. Observasi Merupakan metode yang paling efektif untuk melengkapi format atau blangko sebagai instrumen (Arikunto. 2002: 229). Dalam hal ini, melakukan Penelitian langsung dengan mengamati objek yang akan diteliti di BMI Cabang Solo.

  b. Metode Wawancara (interview) Merupakan percakapan dengan maksud tertentu (Meleong, 2005:

  186). Adapun teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua alternati, yaitu (Mulyana, 2003:180). Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan pihak staf legal (unit support pembiayaan), account manager , untuk mendapatkan data mengenai proses pelaksanaan akad murabahah pada pembiayaan KPR Muamalat iB, faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah serta upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah.

  c. Studi Kepustakaan Teknik dalam memperoleh data yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian penulis.

E. Sistematika Penulisan

  Agar laporan memperoleh gambaran yang secara berurutan, maka penulis menyajikan sistematika penulisan yaitu uraian mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis.

  Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Dalam bab ini menguraikan telaah pustaka dan akad dalam pembiayaan mengenai akad, pembiayaan, dan murabahah.. Bab III Laporan Objek Penelitian Menyajikan gambaran umum Bank Muamalat Indonesian Cabang Solo berupa informasi mengenai sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, Struktur organisasi, serta produk-produk di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Bab IV Analisis Merupakan bab yang berisikan Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi: pelaksanaan akad pembiayaan murabahah pada pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB di BMI Cabang Solo, faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah dalam pelaksanaan akad murabahah pada pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB di BMI Cabang Solo, dalamakad murabahah pada pembiayaan Kepemilikan Rumah(KPR) Muamalat iB di BMI Cabang Solo.

  Bab V Penutup Merupakan bab terakhir dalam penulisan tugas akhir ini, karena akan disampaikan beberapa kesimpulan dan saran terhadap praktek perbankan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Menurut Nur Inayah (2009) dalam penelitiannya di BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta berjudul “ Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Murabahah” menyimpulkan bahwadalam

  penanganan terhadap nasabah yang pembiayaannya bermasalah, BMT Bina Ihsanul Fikri menggunakan cara-cara yang lebih bersifat kekeluargaan seperti melakukan silahturohmi, pembinaan, memberi peringatan, kemudian sita jaminan. Untuk sita jaminan BMT belum pernah menerapkannya kepada nasabah yang bermasalah, sekalipun nasabah tersebut sudah macet pembiayaannya.

  Menurut Taftazani (2004) dalam penelitiannya di BSM Capem Klaten yang berjudul “ Sistem dan Mekanisme Pembiayaan Murabahah

  dalam Perspektif Sistem Ekonomi Islam” . Berkesimpulan bahwa bank

  syariah menggunakan pembiayaan dengan prinsip jual-beli yang memperoleh keuntungan sesuai dengan yang disepakati dan harus ada akad yaitu pengikatan atau perjanjian.

  Penelitian Ubaidul Mustofa (2012) pernah menulis sebuah penelitian berjudul “Studi Analisi Pelaksanaan Akad Murabahah Pada

  Produk Pembiayaan Modal Kerja Di Unit Mega Mitra Syariah(M2S) Bank Mega Syariah Kaliwungu”. Berkesimpulan bahwa pelaksanaan

  Mega Mitra Syariah (M2S) Bank Mega Syariah hal ini terjadi karena (1) Dari segi syarat dan rukunnya ada beberapa aspek yang belum sesuai dengan ketentuan syariah dikarenakan dalam pelaksanaan akad ada tambahan berupa akad wakalah yang pelaksanaan dilakukan bersamaan, (2) Dari segi barang yang diperjualbelikan tidak jelas, karena yang membeli barang adalah pihak nasabah itu sendiri dan pihak bank hanya sebagai pemberi pinjaman uang saja, (3) Dari segi penentuan keuntungan juga masih tergantung dengan waktu peminjaman dan tingkat plafon peminjaman, bukan tergantung pada pembelian barang yang riil sehingga menjadikan seperti riba. Ketidak sesuaian beberapa syarat tersebut lebih dipengaruhi karena pihak Bank Mega Syariah tidak mengikuti prosedur pelaksanaan akad murabahah sebagaimana yang telah diatur oleh Dewan Syariah Nasional dalam fatwanya Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 dimana seluruh aspek operasionalnya sebenarnya sudah diatur di dalam fatwa tersebut.

  Penelitian yang lain yang pernah diteliti di BMI Cabang Solo yaitu mengenai “Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Pembiayaan

  

Murabahah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo” yang diteliti

  oleh Mia Septiana Zaeni (2009). Mengambil kesimpulan bahwa, (1) Dalam pemberian pembiayaan murabahah, pihak Bank Muamalat Indonesia menerapkan prinsip kehati-hatian melalui: pertama, adalah adanya pengawasan secara preventif dan pengawasan secara represif. biasanya hanya diterapkan prinsip pengawasan secara preventif yaitu melalui analisis yang mendalam terhadap 5C, yaitu watak, modal, kemampuan dalam hal pelunasan pembiayaan, kondisi ekonomi dari usaha yang digunakan sebagai sumber pelunasan, dan terakhir adalah adanya jaminan yang diberikan oleh calon nasabah benar-benar akan melunasi pembiayaan. Kedua, adanya antisipasi pembatalan pemesanan dengan jalan penandatanganan akad jual beli antara bank dengan pemasok sesaat sebelum penandatanganan akad murabahah. Ketiga, adalah dalam pemberian jangka waktu maksimal dalam pembiayaan. Sedangkan dalam pembiayaan murabahah dengan tujuan produktif selain ada pengawasan preventif juga ada pengawasan represif, hal ini dimaksudkan untuk mengawasi usaha nasabah apakah berjalan dengan lancar atau tidak. (2) Bahwa dalam setiap permasalahan yang terjadi, jarang sekali pihak bank dan nasabah melanjutkannya sampai dengan ketingkat badan arbitrasi maupun peradilan agama. Pihak bank dengan nasabah cukup menyelesaikan sengketa yang terjadi dengan jalan musyawarah. Jika tidak dapat terselesaikan barulah melalui BASYARNAS atau peradilan agama.

  Jadi penelitian yang saat ini diambil oleh penulis mengenai “

  

Pelaksanaan Akad Murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Rumah

(KPR) Muamalat iB di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo” belum

  pernah ada yang meneliti sebelumnya.

B. Akad dalam Pembiayaan

  1. Pengertian

  a. Pengertian akad Akad menurut bahasa berarti perikatan, perjanjian (Burhanuddin

  Susanto, 2008 :223). Sedangkan secara terminologi, pengertian akad adalah suatu perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.

  b. Tujuan akad Tujuan akad yaitu : 1) Tamlik, contohnya jual beli.

  2) Perkongsian atau kerja sama, contohnya syirkah dan musyarakah .

  3) Taitsiq, yaitu memperkokoh kepercayaan, antara lain rahn (gadai) dan kafalah.

  4) Menyerahkan atau mewakili kekuasaan contohnya wakalah atau wasiat.

  5) Mengadakan pemeliharaan, contohnya wadiah (titipan).

  c. Syarat-syarat akad Dalam pelaksanaanya, suatu akad harus memenuhi syarat-syarat yang bertujuan untuk menentukan sah atau tidaknya sebuah transaksi. Apabila tidak memenuhi syarat, suatu akad menjadi batal.

  1) Akad atau transaksi Merupakan isi dan tujuan dari perjanjian. Dalam hal ini harus ada persesuain khendak anatar kedua belah pihak berupa

  

ijab atau penyerahan dan qabul yaitu menerima atau kesediaan.

  2) Syarat ijabqabul menurut syara’ :

  a) Beriring-iringan antar ijab dan qabul

  b) Sesuai anatar ijab dan qabul

  c) Tidak berta’liq d) Tidak dibatasi oleh waktu.

  3) Objek transaksi Harus memenuhi syarat-syarat : a) Barang atau apa saja yang dihalakan.

  b) Barang adalah milik penjual, jika barang milik orang lain, harus dengan persetujuan atau seizin pemiliknya.

  c) Barang yang ada manfaatnya.

  d) Barang harus diserahkan. 4) Subjek transaksi a) Dilakukan oleh orang yang sudah dewasa (baligh).

  b) Sehat akal dan mental.

  c) Dilakukan atas kehendak sendiri.

  d) Boleh menggunakan hartanya

  2. Pembiayaan

  a. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan Merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas pembiayaan penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut Antonio, dari segi sifat penggunaanya pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai berikut:

  1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu peningkatan usaha, baik produksi, perdagangan maupun investasi. 2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi empat hal yaitu: a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan : (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi. Maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi: dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utiliti of place dari suatu barang.

  b. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang- barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001: 160- 161).

  c. Pembiayaan multiguna, yaitu salah satu bentuk pembiayaan yang ditujukan untuk pembeliaan kendaraan bermotor baik mobil atau motor yang tidak bertentangan dengan syariah islam dan disetujui oleh bank (Abdul Ghofur Anshori, 2008: 212).

  d. Pembiayaan terhadap kepemilikan rumah (KPR) Muamalat iB , pembiayaan ini termasuk dalam pembiayaan komsumtif yang bersifat sekunder yaitu kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer seperti makanan dan minuman, pakaian atau perhiasan, bangunan rumah, kendaraan, dan sebagainnya, maupun berupa jasa,seperti pendidikan, pelayaanan kesehatan, pariwisata, hiburan, dan sebagainnya.

  Dalam perbankan syariah, jika seseorang ingin meminjam dana untuk membeli barang tertentu, misalnya rumah, suka atau tidak suka ia harus melakukan jual-beli dengan bank syariah. Disini bank syariah berlaku sebagai penjual dan nasabah bertindak selaku pembeli, jika bank memberikan pinjaman (dalam pengertian bank konvensional) kepada nasabah untuk membeli barang-barang itu, bank tidak boleh mengambil keuntungan dari pinjaman itu, hal ini didasarkan hadist Nabi saw yang mengatakan bahwa setiap pinjaman yang itu haram, sehingga dalam perbankan syariah pinjaman tidak disebut kredit tetapi pembiayaan (financing). Sehingga harus dilakukan jual beli, dimana bank syariah dapat mengambil keuntungan dari harga barang yang dijual, dan keuntungan dari jual beli yang diperbolehkan dalam Islam.

  Pembiayaan dalam perbankan syariah mencakup beberapa macam sebagai berikut (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001: 171-174): a. Al-murabahah, yaitu adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama.

  b. Bai’ as-salam (in front paymen sale), yaitu pembelian barang yang deserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayarannya dimuka.

  c. Bai’ al-istishna, yaitu kontrak penjualan anatar pembeli dan pembuat barang, dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang kemudian berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang mmenurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada pembeli akhir.

  d. Al-mudharabah, yaitu akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan dana seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola. Keuntungan atas usaha bersama tersebut dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian bukan akibat kelalaian mudharib akan ditanggung pemilik modal (shahibul mal).

  e. Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/prestise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

  f. Musyarakah mutanaqishah , yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dan secara bertahap salah satu pihak (bank) menurunkan jumlah partisipasinya.

  g. Ijarah, bank syariah yang mengoperasikan ijarah dapat melakukan leasing, baik operasional lease maupun financial lease. Akan tetapi pada umumnya, bank-bank syariah lebih banyak melaksanakanfinancial lease with purchase option atau al-ijarah

  al-muntahia bi-tamlik yaitu akad sewa-menyewa yang diakhiri

  dengan perpindahannkepemilikan dari pihak bank kepada nasabah dengan cara hibah maupun janji untuk melakukan jual beli di akhir masa sewa.

  b. Unsur-unsur Pembiayaan Adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut (Kasmir, a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit/pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang.

  b. Antara si pemberi dengan penerima pembiayaan harus ada kesepakatan. Kesepkatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

  c. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati.

  d. Resiko Faktor diakibatkan nasabah tidak mau membayar kreditnya kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampubdan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja. Semakain panjang waktu suatu kredit semakin besar resikonya tertagih, demikian pula sebaliknya.

  e. Balas jasa Balas jasa atas kredit pada bank konvensiaonal dalam bentuk bunga, biaya provisi dab komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

  c. Tujuan Pembiayaan Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah.

  Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake holder, diantara stake holder tersebut adalah pemilik, pegawai, masyarakat, pemerintah, dan lembaga keuangan lainnya. Secara lebih rinci tujuan harus dijabarkan secara jelas sejak awal, hal ini bertujuan agar pendekatan logis terhadap data yang akad dikaji dapat dicapai, untuk itu tujuan secara umum dari pembiayaan, yaitu: a. Besarnya kebutuhaan fasilitas pembiayaan yang diajukan.

  b. Kegunaakn fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang investasi atau kebutuhan midal kerja.

  c. Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan d. Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada.

  Sebelum fasilitas pembiayaan diberikan maka lembaga keungan harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang harus diberikan benar- benar akan kembali. Keyakianan tersebut dapat diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan dengan prinsip analisis untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabah dan usaha yang akan dibiayai. d. Prinsip-prinsip Pembiayaan Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam melakukan analisis pembiayaan yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan. Menurut kasmir, prinsip pemberiaan pembiayaan itu meliputi prinsip analisis

  5C yaitu : Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan analisis 7P yang meliputi Personality, Parti, Purpose, Prospect,

  

Payment, Profitability dan Protection serta dengan menggunakan stdi

kelayakan usaha (Kasmir, 2003: 91-94).

  Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Analisis 5C

  a) Character

  Merupakan Merupakan sifat atau watak seseorang atau calon debitur. Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada lembaga keuangan, bahwa sifat dan watak dari orang yang akan diberi pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun pribadi dari calon nasabah tersebut.

  b) Capacity

  Merupakan analisi untuk mengetahui calon nasabah untuk membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan kemapuannya mengelola usaha kemampuan mencari laba.

  c) Capital

  Adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui sumber- sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang dibiayai oleh lembaga keuangan.

  d) Collateral

  Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jaminan kredit yang diberikan. Sehingga jika terjadi permasalahan dengan pembiayaan, maka jaminan yang dititipkan akan dapat digunakan seefektif mungkin untuk mengendalikan resiko pembiayaan bermasalah.

  e) Condition

  Dalam memberikan pembiayaan hendaknya mempertimbangkan kondisi ekonomi sosial dan polotik yang ada sekarang dan prediksi untuk dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing.

  2) Analisa 7P

  a) Personality

  Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah laku sehari-hari, maupun di masa lalu, yang meliputi : sikap, emosi, tingkah laku, serta tindakan nasabah dalam menghadapi masalah dan penyelesainnya.

  b) Party

  Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Dengan demikian, lembaga keuangan dapat memberikan fasilitas pembiayaan terhadap nasabah baik dari segi jumlah, bagi hasil dan persyaratan lainnya berdasarkan golongan tertentu.

  c) Purpose

  Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah, apakah untuk tujuan produktif atau konsumtif.

  d) Prospect

  Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah meneguntungkan atau tidak. Hal ini sangat penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan diberikan tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.

  e) Payment

  Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau sumber dari mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya.

  f) Profitability Untuk menganalisa bagaimana nasabah dalam mecari laba.

  Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat.

  g) Protection

  Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keungan melalui perlindungan baik berupa jaminna barang atau orang.

  e. Murabahah

  a. Pengertian Murabahah Murabahah didefisinikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah

  

mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik

  murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembeliian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso, 2005 :13).

  Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah (DSN, 2003: 311) adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinnya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang Akuntansi akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

  b. Syarat Murabahah Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antar lain: 1) Mengetahu harga pertama (Harga Pembelian) 2) Mengetahui besarnya keuntungan 3) Modal hendaknya berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditukar, ditimbang dan dihitung.

  4) Sistem murabahahdalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama.

  5) Transaksi pertama haruslah sah secara syara’.

  e. Ketentuan Jual Beli Murabahah Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan yaitu ketentuan dalam Fatwa Dewa Syariah

  Nasional dan Ketentuan Bank Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI).

  Ketentuan mengenai Murabahah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah yaitu sebagai berikut: (DSN, 2000: 294)

  1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

  3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

  4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

  5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang.

  6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga senilai harga beli ditambah keuntungan. Dalam hal ini bank harus memberithu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

  7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

  8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

  9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. f. Skema Proses Murabahah

  1. Negosiasi dan persyaratan

BANK NASABAH

2. Akad jual beli

  Gambar : 1.1

  Skema Proses Murabahah

  

SUPLIER

PENJUAL

  5. Terima barang dandokumen

3. Pembelian

  barang

  4. Pengiriman

  

BAB III

LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari lokal karya

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN KONSUMTIF STUDI KASUS PADA P.T. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG MEDAN

1 79 11

ANALISIS YURIDIS AKAD PEMBIAYAAN AL-QARDH PADA DANA TALANGAN HAJI DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk. CABANG JEMBER

1 4 66

ANALISIS YURIDIS KONGSI PEMILIKAN RUMAH SYARI’AH (KPRS) MELALUI AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk CABANG JEMBER

0 2 17

ANALISIS YURIDIS KONGSI PEMILIKAN RUMAH SYARI'AH (KPRS) MELALUI AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT Tbk CABANG JEMBER

0 6 17

PELAKSANAAN AKAD MUSYARAKAH MUTANAQISAH TERHADAP PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG LAMPUNG

2 40 52

PELAKSANAAN TABUNGAN SAHABAT PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU LUMAJANG TUGAS AKHIR - PELAKSANAAN TABUNGAN SAHABAT PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG PEMBANTU LUMAJANG - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 86

ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA - Test Repository

0 0 93

IMPLEMENTASI AKAD AL-MUSYARAKAH WAL IJARAH PADA PEMBIAYAAN KONGSI PEMILIKAN RAKYAT SYARIAH (KPRS) DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU SALATIGA

0 0 15

ANALISIS PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB PEMBELIAN DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) MUAMALAT iB PEMBELIAN DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SA

0 0 103