BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang
yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil
akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi
pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak
Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan
tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk
mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi,
dan merawat anak secara seksama.
Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi
proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas,kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat

1

dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral
serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode
kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya
berkembang.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai
dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak
bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak
secara maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan
dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat
berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang
yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,

lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil
akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi
pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak
Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan
tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk
mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi,
dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada

2

orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa
balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial,
emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian
juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan
rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang.

Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi
masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara
maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak
itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga
bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.
Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan individu, tempat
kelahiran, dan merupakan tempat dimulainya suatu kehidupan. Berkaitan
dengan hal tersebut maka tata laksana dan manajeman menyusui di RS ikut
memegang peranan dalam keberhasilan sang ibu dalam menyusui anaknya.
Dengan menyusui secara benar, berarti akan mencetak manusia yang sehat,
tangguh dan superior di masa yang akan datang. Oleh karena itu keberadaan
RS Sayang Bayi sangatlah penting sebagai infrastruktur dalam membentuk
bangsa yang tangguh. Oleh sebab itu sjak tahun 1991 Badan kesehatan dunia
atau WHO telah mencanangkan program Baby Friendly Hospital.

3

Sebagai tindak lanjut dari program WHO ini, di Indonesia dicanangkan
sebuah program yakni Rumah Sakit Sayang Bayi.


B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas, Bagaimana asuhan kebidanan pada masa
bayi dan balita sesuai perspektif gender dan HAM dengan menggunakan
pendekatan Manajemen Kebidanan.
C. TUJUAN PENULISAN
1.
2.
3.
4.

Mengetahui Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
Mengetahui program Baby friendly hospital
Mengetahui implementasi hak bayi dan balita
Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita sesuai
perspektif gender dan HAM

BAB II
TINJAUAN TORITIS


4

2.1 STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN
BALITA
A. DEFINISI
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun induvidu, yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan. Menyangkut perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,jumlah,
atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran
panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh
sehingga


masing-masing

dapat

memenuhi

fungsinya.

Termasuk

juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi
dengan lingkungannya. Secara umum terdapat dua faktor utama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:
1. Faktor genetik

5

Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut.

Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari
orang tuanya.
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam
hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan
yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan
yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya.Kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3
kebutuhan dasar yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)
Meliputi:
- pangan/gizi
- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur, pengobatan
- pemukiman yang layak
- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
- pakaian
- rekreasi, kesegaran jasmani
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik, mental, atau psikososial.

6

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas
dan sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalami
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya.

B. CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kotinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
lingkungan.
2. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi

kecepatannya berbeda antara anak yang satu dengan yang lain berbeda.
3. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas
5. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
6. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
7

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini
kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan
sangat

cepat

dan

merupakan


landasan

perkembangan

berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa
ini.
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan
perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi
penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai
dalam menilai perkembangan anak adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara
spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya).


C. JENIS-JENIS STIMULASI YANG DI BUTUHKAN OLEH ANAK
Stimulasi aspek fisik. Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat
diperlukan, karena pada usia mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik
sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari,
berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.
Stimulasi aspek emosi. Kenalkan mereka dengan bentuk emosi
dasar, bahagia dan sedih. Dengan menghiburnya pada saat menangis
karena mainannya rusak akan membantu. Ajari pula mereka untuk berbagi

8

dengan teman sebayanya, misalnya dengan bernagi mainan, sehingga
dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku
menyenangkan.
Stimulasi aspek spiritual. Ajarilah anak untuk berdoa dengan
menggunakan kata-kata yang sederhana, mengucapkan terimakasih kepada
tuhan atas makanan, hari yang indah, dan meminta maaf atas kesalahan
yang dilakukan hari itu. Akan membuat anak semakin peka. Ajak juga
mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah para
nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
Stimulasi aspek intelektual. Rangsangan intelektual dapat
dilakukan dengan sering memberikan buku bacaan, mengajak anak
melakukan permainan, dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin
menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin
belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan
baik dan benar.
Stimulasi aspek sosial. Anak pun harus diajari untuk peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu orangtua yang
sedang

sibuk,

akan

merangsang

kepekaan

alaminya.

Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh
melupakan istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik
amat sangat dibutuhkan oleh anak, karena mereka sedang berada dalam
masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk
perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan juga tentunya
untuk perkembangan otak mereka.

9

D. STIMULASI DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh
orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara,
pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat

berkembang

dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat
bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi
visual

(penglihatan),

verbal

(bicara),auditif

(pendengaran),

taktil

(sentuhan) dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian
stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan
anak

sesuai

dengan

tahap-tahap

perkembangannya.

Pada

tahap

perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian
stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak
terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan
menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu
banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan
anak

akan

menangis.

Pada

tahun-tahun

pertama

anak

belajar

mendengarkan. Stimulus verbal pada periode ini sangat penting untuk
perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. Kualitas
dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal
dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi bila

10

simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami
kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara. Stimulasi visual
dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan stimulasi awal
yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya
mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan.
Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi
taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan
motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang
diperlukan anak, misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium,
bermain. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri
pada anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya
dan lebih berkembang. Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu
berjalan dan berbicara, akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh
lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku
anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui perilaku
mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku
mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam
lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang
tinggi. Stimulasi verbal juga dibutuhkan pada tahap perkembangan ini.
Dengan penguasaan bahasa, anak akan mengembangkan ide-idenya
melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi
perkembangan kognitifnya (kecerdasan).

11

Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan
keluarganya, perhatian mulai teralih ke teman sebayanya. Akan sangat
menguntungkan apabila anak mempunyai banyak kesempatan untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui sosialisasi anak akan
memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat bagi
perkembangan sosial anak. Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan
program untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi
perkembangan anak sedini mungkin, dengan menggunakan APE (alat
permainan

edukatif).

APE

adalah

alat

permainan

yang

dapat

mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik
(kegiatan-kegiatan yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik
anak), aspek bahasa (dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar), aspek kecerdasan (dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk,
warna.), dan aspek sosial (khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat). Bermain, mengajak anak
berbicara, dan kasih sayang adalah ’makanan’ yang penting untuk
perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk pertumbuhan
badan. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja, tetapi
melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan ototototnya, melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan
bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup, selain itu bila
dikakukan bersama orang tuanya hubungan orang tua dan anak menjadi

12

semakin akrab dan orang tua juga akan segera mengetahui kalau terdapat
gangguan perkembangan anak secara dini.
Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah
kemampuan berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan
terhadap lingkungannya.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh
diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau
olah raga. Anak perlu diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin,
misalnya melempar/menangkap bola, melompat, main tali, naik sepeda).
Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah
makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik,
pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting,
tetapi perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan
”sekolah” yang berharga bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya
optimal.
Ada beberapa fungsi bermain pada anak yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan Sensorik

Aktivitas motor merupakan bagian yang berkembang pada masa
bayi. Perkembangan sensorik motor ini didukung oleh keterampilan
motorik

kasar

dan

halus

seperti

stimulus

visual,stimulus

pendengaran,stimulus taktil (sentuhan),dan stimulasi kinetik.Stimulus
sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspon dengan
memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya.

13

Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada
tahap

permulaan

perkembangan

anak.Anak

akan

meningkatkan

perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatanny.Oleh karena
itu,orang tua disarankan untuk memberikan mainan warna-warni pada usia
3 bulan pertama.
Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting
untuk perkembangan bahasanya (verbaal),terutama pada tahun pertama
kehidupannya.Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi
pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayng yang diperlukan
oleh anak.Stimulus semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan
percaya

diri

pada

anak

sehingga

anak

lebiih

responsif

dan

berkembang.Stimulasdi kinetik akan membantu anak untuk mengenal
lingkungan yang berberda.

2. Pekembangan Intelektual

Memberikan

sumber-sumber

yang

beraneka

ragam

untuk

pembelajaran Eksplorasi dan manipulasi bentuk,ukuran,tekstur,warna
pengalaman

dengan

angka,

hubungan

yang

renggang

konsep

abstrak.Kesempatan untuk mempraktikkan dan memperluas keterampilan
berbahasa.Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu
dalam upaya mengasimulasinya kedalam persepsi dan hubungan
baru.Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan
membedakan antara fantasi

14

3. Perkembangan Sosialisasi dan Moral

Sejak awal masa anak-anak bayi telah menunjukkan ketertarikan
dan kesenangan terhadap orang lain terutama terhgadap ibu.Dengan
bermain,anak akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi,belajar
untuk mengatasi persoalan yang timbul,mengenal nilai-niali moral dan
etika,belajar mengenai apa yang salah dan benar,serta bertanggung jawab
terhadap sesuatu yang diperbuatnya.
Pada

tahun

pertama,anak

hanya

mengamati

objek

di

sekitarnya.Pada usia 2-3 tahun,biasanya anak suka bermaian peran seperti
peran sebagai ayah,ibu dan lain-lain. Pada usia pra sekolah anak lebih
banyak bergabung dengan kelompok sebayanya (peer group) mempunyai
teman favorit.
4. Kreativitas

Situasi yang lebih menguntungkan/menyernagkan untuk berkreasi
dari pada bermain.Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ideidenya.Sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan
berbeda,ia

akan

lain.Memungkinkan

memindahkan
fantasi

dan

kreasinya
imajinasi

kesituasi
dan

yang

meningkatkan

perkembangan bakat dan minat khusus.Untuk mengembangkan kreasi
anak diperlukan lingkunagan yang mendukung
5. Kesadaran Diri

15

Dengan aktivitas bermain,anak akan menyadari bahwa dirinya
berbeda dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri.Anak belajar
untuk memahami kelemahan dan kemampuannya dibandingkan dengan
anak yang lain.anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.
6. Nilai Terapeutik

Bermain

dapat

mengurangi

tekanan

atau

stres

dari

lingkungan.Dengan bermain,anak dapat mengekspresikan emosi dan ketik
puasan atas situsi sosial serta rasa takutnya yang tidak dapat diekspresikan
di dunia nyata.Dengan bermain dapat memudahkan komunikasi verbal dan
ninverbal tentang kebutuhan,rasa takut dan keinginan.

a) Kemampuan motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:
Usia

Motorik kasar

Motorik halus
 melihat, meraih

dan

menendang

mainan gantung,
 mengangkat kepala,
0-3

 guling-guling,

bulan

 menahan

kepala

 memperhatikan benda bergerak,
 melihat benda-benda kecil,
tetap

 memegang benda,

tegak,
 meraba

3-6

 menyangga berat,

bulan

 mengembangkan
kepala.

dan

merasakan

bentuk

permukaan,
 memegang benda dengan kuat,
kontrol

 Memegang

benda

dengan

kedua

tangan,

16

 Duduk.

 makan sendiri,
 mengambil benda-benda kecil.
 Memasukkan benda kedalam wadah,
 Bermain 'genderang'

 merangkak
6-9

 menarik ke posisi berdiri

bulan

 berjalan berpegangan

 Memegang alat tulis dan mencoretcoret
 Bermain mainan yang mengapung di
air

 berjalan dengan bantuan.

 Membuat bunyi-bunyian.
 Menyembunyikan

dan

mencari

mainan
 bermain bola
9-12

 membungkuk

bulan

 berjalan sendiri

 Menyusun balok/kotak
 Menggambar
 Bermain di dapur.

 naik tangga.
b)

Kemampuan Bicara dan Bahasa
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin
sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
Kemampuan bicara bayi masih dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan
dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti
tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering muncul senyum sosial sebagai
reaksi terhadap rangsangan dari luar .

17

Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai
cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi
akan bereaksi pada ekspresi wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua
membaca ekspresi bayi dan merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan
atau gembira. Terkait dengan ekspresi emosi bayi, yang mudah dikondisikan,
maka ekspresi emosi bayi mudah dikondisikan. Jika orangtua lebih banyak
menunjukkan suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai dan
menyenangkan, akan mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan
cenderung menimbulkansuasana hati yang menyenangkan. Sebaliknya jika
orang dewasa mengkondisikan dengan situasi yang tidak menyenangkan maka
suasana emosi bayi cenderung buruk. Kemampuan bicara pada bayi
sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak, terutama pada saat
bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan apa yang ada
dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum dan
mengerutkan dahi, sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak.
Meski keterkaitan sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat
lemah, namun akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada
tahap selanjutnya. Bayi mengerti dan memahami sesuatu yang berada
disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat serta memanipulasi namun
sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi perhatian,
menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep melalui
gerakan sudah lebih berkembang. Oleh karenanya untuk mengoptimalkan
kemampuan otaknya maka bayi perlu lebih banyak menstimulasi bayi untuk
mengenal benda-benda sekelilingnya sambil terus mengajak berbicara.

18

Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:
Usia

0-3 bulan

Kemampuan Bicara dan Bahasa
 prabicara,
 meniru suara-suara,
 mengenali berbagai suara.
 mencari sumber suara,

3-6 bulan
 menirukan kata-kata..
 menyebutkan nama gambar di buku majalah,
6-9 bulan
 menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
 menirukan kata-kata
9-12
bulan

 berbicara dengan boneka
 bersenandung dan bernyanyi.

c)

Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan
sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam keluarga, dimana dalam keluarga
terjadi hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui
perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka pada bayi dalam
berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi karena keluarga adalah
melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk bersosialisasi mulai
muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk, yang diperoleh dengan cara
mencontoh perilaku pada situasi sosial tertentu, misalnya mencontoh perilaku
sosial dari kakak atau orang tuanya, yang akhirnya akan mempengaruhi cara
penyesuaian pribadi dan sosialnya dikemudian hari. Kemampuan sosialisasi
dan kemandirian pada masa bayi sbb:

19

Usia

Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
 memberi rasa aman dan kasih sayang,
 mengajak bayi tersenyum,
 mengajak

0-3 bulan

bayi

mengamati

benda-benda

dan

keadaan

di

sekitarnya,
 meniru ocehan dan mimik muka bayi,
 mengayun bayi,
 menina bobokan.
 bermain "ciluk ba',

3-6 bulan

 melihat dirinya di kaca,
 berusaha meraih mainan.
 mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.

6-9 bulan

 Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.
 Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
 Minum sendiri dari sebuah cangkir,

9-12
bulan

 Makan bersama-sama
 Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

2.

Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi
eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3
tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
20

berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabangcabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
mengenal huruf hingga bersosialisasi.
a)

Kemampuan Motorik
Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya,
karena tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh.
Demikian halnya dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat
dan menjadi lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan
tubuh dapat bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata.
Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai
kemampuan dan keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat
dengan seringnya anak mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan
menyebabkan masa ini menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan
baru.
Kemampuan motorik yang dimiliki anak sebagai berikut:
Usia
12-15

Gerak Kasar
Gerak Halus
 Berjalan tanpa pegangan  Bermainan balok dan menyusun

bulan

sambil menarik mainan yang balok.
bersuara,
 Berjalan mundur,
 Berjalan naik dan turun
tangga,

 Memasukkan

dan

mengeluarkan

benda kedalam wadah.
 Memasukkan benda yang satu ke
benda lainnya.

21

 Berjalan sambil berjinjit
 Menangkap dan melempar
bola
 Bermain di luar rumah.
15-18
bulan

 Meniup ,

 Bermain air

 Membuat untaian.

 Menendang bola.

 Mengenal

 Melompat,
18-24
bulan

 Melatih

berbagai

ukuran

dan

bentuk,
keseimbangan

tubuh,

 Bermain puzzle,
 Menggambar wajah atau bentuk,

 Mendorong mainan dengan
kaki.

 Membuat

berbagai

bentuk

dari

adonan kue/lilin mainan.
 Membuat gambar tempelan,
 Latihan

menghadapi

 Memilih

dan

mengelompokkan

rintangan,
24-36

benda-benda menurut jenisnya,

 Melompat jauh,

 Mencocokan gambar dan benda,

bulan
 Melempar dan menangkap

 Konsep jumlah,

bola besar.
 Bermain/menyusun balok-balok.
36-48
bulan

 Menangkap bola kecil dan
melemparkan kembali.

gunting,

 Berjalan mengikuti garis
lurus,
 Melompat
kaki,

 Memotong dengan menggunakan

 Menempel guntingan gambar sesuai
dengan cerita.

dengan

satu

 Menempel gambar pada karton.
 Belajar 'menjahit' dengan tali rafia.

22

 Menggambar/menulis garis lurus,
bulatan,segi empat, huruf dan angka.
 Melempar

benda-benda

kecil ke atas,

angka.

 Menirukan

binatang

berjalan,
 Berjalan

 Menghitung lebih dari 2 atau 3

 Menggambar dengan jari, memakai
cat,

jinjit

bergantian.

secara

 Mengenal campuran warna dengan
cat air,
 Mengenal bentuk dengan menempel
potongan bentuk.
 Mengenal konsep "separuh atau
satu"
 Menggambar dan atau melengkapi
gambar,

 Lomba karung
48-60
bulan

 Menghitung benda-benda kecil dan
mencocokkan dengan angka.

 Main engklek
 Melompat tali.

 Menggunting kertas (sudah dilipat)
dengan gunting tumpul,
 Membandingkan

besar/kecil,

banyak/sedikit, berat/ringan.
 Belajar 'percobaan ilmiah'
 Berkebun.
b)

Kemampuan Bicara dan Bahasa

23

Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang
untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk
lahirnya kemampuan kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar
membaca adalah berkaitan dengan masukan dari mata anak yang ditransmisikan
ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di otak, menterjemahkannya
kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan
dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak karena sistem otak diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak memproses sebagai bahasa.
Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami
sesuatu. Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi
kemampuan untuk bertindak tanpa harus mengucapkannya. Dalam hal ini anak
telah menginternalisasikan pembicaraan yang egocentris dalam bentuk berbicara
sendiri menjadi pemikiran anak. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk
dapat lebih berkomunikasi secara sosial.
Usia
12-15
bulan

Kemampuan Bicara dan Bahasa
 Membuat suara dari dari barang2 yang dipilihnya,
 Menyebut nama bagian tubuh,
 Melakukan pembicaraan.,
 Bercerita tentang gambar di buku/majalah,

15-18
bulan

 Permainan telepon-teleponan,
 Menyebut berbagai nama barang.
 Melihat acara televisi,

18-24
bulan

 Mengerjakan perintah sederhana,
 Bercerita tentang apa yang dilihatnya.

24-36

 Menyebut nama lengkap anak,

24

 Bercerita tentang diri anak,
bulan

 Menyebut berbagi jenis pakaian.
 Menyatakan keadaan suatu benda.
 Berbicara dengan anak,

36-48

 Bercerita mengenai dirinya,

bulan

 Bercerita melalui album foto,
 Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran/majalah.
 Belajar mengingat-ingat,
 Mengenal huruf dan simbol,
 Mengenal angka,
 Membaca majalah,

48-60

 Mengenal musim,

bulan

 Mengumpulkan foto kegiatan keluarga,
 Mengenal dan mencintai buku,
 Melengkapi dan menyelesaikan kalimat,
 Menceritakan masa kecil anak,
 Membantu pekerjaan di dapur.

c)

Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada
masa ini mulai berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak,
antar saudara dan hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan
pada tahun pertama berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan

25

seperti permainan, pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak
untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai
melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang dibangun
dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan untuk
menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri. Jenis permainan yang
dilakukan bisa berbentuk konstruktif, permainan pura-pura, permainan sensori
motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain, games atau berkompetisi.
Usia

Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
 Menirukan pekerjaan rumah tangga,
 Melepas pakaian,

12-15
bulan

 Makan sendiri,
 Merawat mainan,
 Pergi ke tempat-tempat umum.
 Belajar memeluk dan mencium,
 Membereskan mainan/membantu kegiatan di rumah,

15-18
bulan

 Bermain dengan teman sebaya,
 Permainan baru,
 Bermain petak umpet.
 Mengancingkan kancing baju,
 Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.

18-24
bulan

 Membuat rumah-rumahan,
 Berpakaian,
 Memisahkan diri dengan anak.

24-36

 Melatih buang air kecil dan buang air besar di WC/kamar mandi.

26

 Berdandan/memilih pakaian sendiri.
bulan
 Berpakaian sendiri.
 Mengancingkan kancing tarik,
 Makan pakai sendok garpu,
36-48
bulan

 Membantu memasak,
 Mencuci tangan dan kaki,
 Mengenal aturan/batasan.
 Membentuk

kemandirian

dengan

memberi

kesempatan

mengunjungi temannya tanpa ditemani.
 Membuat atau menempel foto keluarga,
48-60

 Membuat mainan/boneka dari kertas.

bulan

 Menggambar orang,
 Mengikuti aturan permainan/petunjuk,
 Bermain kreatif dengan teman-temannya,
 Bermain 'berjualan dan berbelanja di toko"

3.

Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun);
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani
semakin bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Anak
mulai

menunjukkan

keinginannya

seiring

dengan

pertumbuhan

dan

perkembangannya. Pada masa ini, anak mulai diperkenalkan dengan lingkungan
luar selain lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai senang bermain di luar
rumah. Anak mulai berteman bahkan anak banyak keluarga menghabiskan

27

waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke tempat-tempat
yang menyediakan fasilitas bermain anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya panca indera
dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap
sehingga anak mampu belajar dengan baik. Proses belajar yang tepat bagi usia ini
adalah dengan cara bermain.
Kemampuan yang dimiliki pada anak pra sekolah adalah sbb:
Kemampuan

Keterangan
 bermain bola dengan teman sebayanya

Gerak kasar
 naik sepeda, bermain sepatu roda.
 mengerti urutan kegiatan,
 berlatih mengingat-ingat,
 membuat sesuatu dari tanah liat/lilin,
 bermain "berjualan",
 belajar bertukang, memakai pali, gergaji dan
paku,
Gerak halus

 mengumpulkan benda-benda,
 belajar memasak,
 mengenal kalender
 mengenal waktu,
 menggambar dari berbagai sudut pandang,
 belajar mengukur.

Bicara dan bahasa

 mengenal benda yang serupa dan berbeda,
 bermain tebak-tebakan,

28

 berlatih mengingat-ingat,
 menjawab pertanyaan "mengapa ?"
 menganal rambut/tanda lalu lintas,
 mengenal uang logam,
 mengamati/meneliti keadaan sekitar.
 Berkomunikasi dengan anak,
Bersosialisasi

dan

kemandirian.

 Berteman dan bergaul,
 Mematuhi peraturan keluarga

Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan
yang distimuli:
1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:
Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong
2. Motorik halus:
Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3. Kecerdasan/kognitif:
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa:
Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
5. Menolong diri sendiri:
Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
6. Tingkah laku social:
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak
pasir,bola, tali.

29

E. CIRI ALAT PERMAINAN UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN
0 – 12 bulan
Tujuan:
- Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
- Melatih kerja sama mata dengan tangan
- Melatih kerja sama mata dengan telinga
- Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
- Melatih mengenal sumber asal suara
- Melatih kepekaan perabaan
- Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan:
- Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
- Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
- Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
- Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
- Alat permainan berupa selimut dan boneka
- Giring-giring
12 – 24 bulan
Tujuan:
- Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
- Memperkenalkan sumber suara
- Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik

30

- Melatih imajinasinya
- Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan
yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
- Genderang, bola denga giring-giring didalamnya
- Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
- Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok,
botol plastik, ember dll.), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.
25 – 36 bulan
Tujuan:
- Menyalurkan emosi/perasaan anak
- Mengembangkan ketrampilan berbahasa
- Melatih motorik halus dan kasar
- Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
- Melatih kerja sama mata dan tangan
- Melatih daya imajinasi
- Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
Alat permainan yang dianjurkan:
- Lilin yang dapat dibentuk
- Alat-alat untuk menggambar
- Puzzle sederhana

31

- Manik-manik ukuran besar
- Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
- Bola
36 – 72 bulan
Tujuan:
- Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
- Mengembangkan kemampuan berbahasa
- Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
- Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara)
- Membedakan benda dengan perabaan
- Menumbuhkan sportivitas
- Mengembangkan kepercayaan diri
- Mengembang kreativitas
- Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll)
- Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
- Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya
- Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnya
pengertian terapung dan tenggelam
- Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan:
- Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak,
alat

32

gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air
- Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah

Berikut adalah stimulasi (rangsangan) umum yang dapat di berikan kepada bayi
Anda:
1. Limpahkan banyak cinta dan kasih sayang untuk bayi dan anak
Anda.
Jangan malu untuk menunjukkan kasih sayang dan rasa cinta yang
Anda miliki. Hal pertama yang harus Anda ingat adalah cinta adalah
kebutuhan utama yang nyata bagi bayi Anda. Dalam merawat dan
memberikan segala kebutuhan bayi Anda sehari-hari usahakan untuk
selalu disertai dengan rasa cinta dan kehangatan yang tulus untuk sang
buah hati. Bentuk kasih sayang ini akan membuat bayi Anda merasa
sangat dihargai dan hal ini mampu menumbuhkan rasa optimisme yang
kuat dalam dirinya. Selain itu, limpahan kasih sayang dan cinta yang Anda
berikan juga dapat meningkatkan perkembangan otak bayi Anda.
2. Berbicaralah kepada bayi Anda dengan lemah lembut.
Berbicaralah kepada bayi Anda dengan suara yang lemah lembut
dan memakai berbagai kosa kata yang disertai juga dengan ekspresi. Suara
Anda adalah suara favorit mereka, karena bayi Anda sudah mendengar dan
akrab dengan suara Anda sejak mereka masih di dalam rahim Anda.
3. Berikan respon.
Berikan respon atau tanggapan atas apa yang dibutuhkan dan
diinginkan bayi Anda tanpa keraguan. Hal semacam ini akan membuat

33

mereka belajar bahwa mereka dapat membangun komunikasi dengan
orang lain, sehingga mereka akan lebih percaya diri dan juga sisi
emosional mereka akan lebih stabil.
4. Berikan sentuhan lembut Anda kepada bayi.
Sentuh bayi Anda mulai dari sekarang, karena beberapa penelitian
menunjukkan bahwa bayi yang sering mendapatkan sentuhan, belaian,
pemijatan atau bentuk stimulasi taktil lainnya akan berkembang lebih
cepat dan juga sedikit menangis.
5. Dorong bayi Anda untuk meniru.
Anda harus ingat bahwa bayi Anda akan terus menganalisa setiap
gerak Anda, tindakan Anda, dan semua yang Anda lakukan. Mereka juga
akan mengingat bagaimana cara Anda menghasilkan suara dan ekspresi.
Dan amat luar biasa pada akhirnya mereka akan meniru hal-hal yang
dipelajari tersebut.
6. Biarkan bayi Anda untuk bereksplorasi.
Biarkan dan berikan kesempatan kepada bayi Anda untuk
mengeksplorasi lingkungan sekitar dan lingkungan-lingkungan baru.
Tetapi, tentu Anda harus memastikan dan memerhatikan segala aspek
keamanannya. Misalnya, Anda dapat membawa bayi Anda untuk berjalanjalan ke banyak tempat untuk memperkenalkannya pada kondisi dan
situasi yang berbeda. Bayi Anda akan belajar banyak hal dari segala yang
dilihatnya. Jika memungkinkan, biarkan bayi Anda untuk menemukan halhal baru sendiri. Ini pasti akan memberikan efek rangsangan yang positif
kepada sang buah hati agar tumbuh kembangnya lebih baik dan optimal.
7. Bacakan buku secara rutin.
Aktivitas membacakan cerita amat penting dan besar manfaatnya
untuk Tumbuh Kembang Bayi. Usahakan untuk memilih buku cerita

34

yang bergambar menarik dan banyak warnanya. Stimulasi bagian otaknya
akan lebih optimal dan efektif dengan aktivitas ini. Daya imajinasi dan
kosakatanya pun akan semakin berkembang. Meskipun, bayi belum
sepenuhnya paham tentang cerita yang Anda bacakan, tetapi mereka akan
belajar banyak hal dari aktivitas ini. .
8. Memutar musik untuk bayi Anda.
Musik dapat mengoptimalkan perkembangan sisi kanan dan sisi
kiri otak bayi Anda. Hal ini diyakini membawa manfaat dan efek positif
bagi perkembangan otak bayi. Dengan music, proses belajar bayi Anda
pun akan lebih mudah.

2.2 BABY FRIENDLY HOSPITAL
Rumah Sakit Sayang Bayi telah dicanangkan sejak tahun 1991 di
Indonesia, dan konon lebih dari 400 Rumah Sakit Sayang Bayi tercatat di
Departemen Kesehatan RI. Namun sayangnya kegiatan RS Sayang Bayi saat itu
“terselenggara” karena termotivasi “lomba” yang diprakarsai oleh Pemerintah.
Mengadakan lomba adalah salah satu strategi yang baik sebagai awal dalam
memulai suatu hal yang baru, namun dibutuhkan satu kegiatan berkesinambungan
agar kegiatan RS Sayang bayi dapat terselenggara sesuai dengan yang diharapkan.
Rumah Sakit Sayang Bayi adalah program yang sangat penting dan
strategis, bahkan merupakan program yang tepat untuk mengintervensi secara
bermakna suatu upaya penurunan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia,
bahkan diharapkan terjadinya pertambahan dari angka 400 RS Sayang Bayi.

35

Kegiatan RS Sayang Bayi adalah kegiatan yang mulia dalam memperjuangkan
hak bayi untuk mendapat yang terbaik sejak awal kehidupannya yaitu mendapat
air susu ibu.
Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan individu, tempat
kelahiran, dan merupakan tempat dimulainya suatu kehidupan. Berkaitan dengan
hal tersebut maka tata laksana dan manajeman menyusui di RS ikut memegang
peranan dalam keberhasilan sang ibu dalam menyusui anaknya. Dengan menyusui
secara benar, berarti akan mencetak manusia yang sehat, tangguh dan superior di
masa yang akan datang. Oleh karena itu keberadaan RS Sayang Bayi sangatlah
penting sebagai infrastruktur dalam membentuk bangsa yang tangguh.
Sayangnya berdasarkan data yang ada di lapangan keberadaan RS Sayang
Bayi seolah mati suri. Bila kita turun ke lapangan dan melihat keadaan saat ini,
maka akan tampak kesan bahwa hanya tinggal beberapa RS saja yang masih bisa
melakukan evaluasi terhadap berlakunya 10 langkah keberhasilan menyusui yang
merupakan syarat sebuah RS disebut sebagai RS Sayang Bayi. Demi kepentingan
masa depan anak bangsa yang lebih baik diharapkan Gerakan RS Sayang Bayi
dapat dihidupkan kembali.
Mendapat air susu ibu (ASI) seperti diketahui adalah salah satu hak bayi
yang pelaksanaannya masih tersendat di rumah sakit atau masyarakat dengan
berbagai alasan, antara lain rooming in (rawat gabung) dianggap tidak efisien
dalam

mengelola

perawatan

ibu

dan

bayi,

walaupun

sesungguhnya

ketidakefisienan yang dirasakan pihak manajemen rumah sakit adalah akibat dari

36

lemahnya edukasi yang seharusnya dilakukan jauh sebelum kelahiran (saat
antenatal care).
Prosedur yang lebih sederhana tentang Gerakan RS Sayang Bayi perlu
diterapkan di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan untuk ibu hamil
sehingga beban administrasi yang selama ini menyulitkan mungkin bisa
dihindarkan. Dalam topik ini akan dibahas lebih jauh tentang definisi, manfaat,
dan cara mewujudkan RS Sayang Bayi di institusi kesehatan.
2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Sayang Bayi
Sebuah rumah sakit disebut Rumah Sakit Sayang Bayi bila 75% bayi yang
dilahirkan di rumah sakit tersebut hanya mendapat ASI dari sejak dilahirkan.
Untuk mempermudah pelayanan ini, WHO mengenalkan 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui, yang terdiri dari:
1. Mempunyai kebijakan tertulis yang secara rutin dikomunikasikan ke
seluruh karyawan RS
2. Pelatihan staf RS agar trampil melaksanakan kebijaksanaan RS ini
3. Penjelasan manfaat dan penatalaksanaan menyusui pada ibu hamil
4. Membantu ibu menyusui segera setelah lahir
5. Mengajarkan ibu cara menyusui, dan menjaga agar terus menyusui, walau
terpisah dari bayinya

37

6. Tidak memberi minum atau makanan lain selain ASI kecuali ada indikasi
medis
7. Melakukan rawat gabung selama di rumah sakit
8. Mendukung ibu dapat memberi ASI sesuai kemauan bayi (ondemand)
9. Tidak memberi dot atau kempeng pada bayi yang menyusu
10. Membentuk kelompok pendukung ASI dan mendorong para ibu agar tetap
berhubungan dengan kelompok tersebut.
Peran rumah sakit sangat menonjol dalam menentukan memulai kegiatan
menyusui. Sembilan dari 10 langkah keberhasilan menyusui tersebut dilakukan di
rumah sakit.
Pengamatan di lapangan terhadap sebagian besar rumah sakit swasta di kota
besar menunjukkan hampir semua langkah tidak terselenggara dengan baik.
Informasi mengenai pentingnya ASI di masyarakat saat ini sudah sangat melekat
dan sangat dipahami, namun sayangnya banyak rumah sakit justru tidak
memanfaatkan peluang pasar ini,

malah sebaliknya pelayanan bimbingan

menyusui terkesan sekedarnya. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap
penatalaksanaan menyusui ini sudah waktunya diimbangi dengan bertambah
baiknya pelayanan bimbingan menyusui terutama di rumah sakit atau institusi
yang melayani ibu melahirkan.
2.2.2 Gaya hidup menyusui

38

Masyarakat saat ini memiliki gaya venostyle yaitu segalanya ingin instan
atau yang praktis dan tidak membebani. Selain itu gaya ini berarti senang dengan
hal yang indah sehingga penampilan keindahan menjadi indikator gaya hidup. Di
sisi lain venostyle mempunyai ciri emosional mudah marah. Venostyle adalah
pengaruh dari mendekatnya dunia kita ke planet venus, konon venus adalah
planet wanita, artinya seluruh mahluk di dunia akan terpengaruh oleh sifat-sifat
ini, yaitu senang dengan keindahan, instan dan emosional. Hal ini sangat
berpengaruh jika dikaitkan dengan keharusan ibu menyusui anaknya.
Menyusui memang merupakan sesuatu yang alamiah, tetapi tidak begitu
saja terjadi (tidak instan), berlawanan dengan fenomena venostyle. Sebaiknya
menyusui harus tetap dipelajari jauh sebelum proses kelahiran terjadi dan hal ini
tidak secara langsung mengkondisikan seorang ibu untuk dapat menyusui
anaknya.
Banyak upaya sia-sia dilakukan oleh para tenaga kesehatan dalam
membimbing menyusui, karena pemahaman tentang menyusui masih sangat
rendah. Ibu belum mengetahui keunggulan ASI, bagaimana ASI diproduksi, dan
bagaimana mereka bisa sukses dalam menyusui di kemudian hari.
Emosi dan perasaan ibu atau masyarakat tetap harus diperhitungkan.
Edukasi pada ibu hamil sebaiknya diselenggarakan oleh rumah sakit dengan
konsep edutainment, memberikan suatu pendidikan yang bisa menyenangkan
yang dididik, tidak merasakan kejenuhan, bahkan intens dalam mendapatkan
pendidikan tentang menyusui.

39

Rumah sakit khususnya yang memberikan pelayanan kelahiran, perlu
dikemas dengan tampilan ruang nyaman dan homey (seperti di rumah), sebagai
ilustrasi di ruang tunggu poliklinik di RS sebaiknya disediakan ruang menyusui
yang nyaman untuk para ibu. Pelayanan seperti layaknya di sebuah hotel yang
penuh dengan sentuhan keindahan dan keramahan merupakan strategi lain yang
sebaiknya dikenalkan dalam sebuah Rumah Sakit Sayang Bayi. Cara
terkomunikasi yang baik dan santun merupakan salah satu strategi kunci dalam
dukungan proses edukasi menyusui pada ibu atau masyarakat.
2.2.3 Menciptakan kebutuhan menyusui untuk sebuah rumah sakit
Kebutuhan masyarakat terhadap menyusui terutama di kota besar sudah
cukup tinggi. Peluang ini belum dimanfaatkan oleh rumah sakit, padahal peluang
ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan jika dikelola dengan benar. Oleh
karenanya RS sebaiknya menghidupkan kembali program RS Sayang Bayi atau
minimal

menghidupkan suatu bentuk bimbingan menyusui kepada para

pelanggannya. Jika peluang ini dimanfaatkan maka sesungguhnya RS tersebut
telah turut andil didalam membentuk manusia tangguh di masa yang akan datang
dengan human development index (HDI) yang tinggi. Pemilihan sebuah RS oleh
masyarakat sebagai tempat melahirkan karena melakukan “program menyusui”
tampaknya dapat memotivasi sebuah RS untuk menjadi RS Sayang Bayi.
Membuat satu sistem yang memudahkan para tenaga kesehatan yang
melayani kelahiran dan perawatan bayi baru lahir tampaknya menjadi satu
keharusan. Sosialisasi menyusui hendaknya terus dilakukan tidak hanya pada para

40

ibu

yang

dilayani

tetapi

juga

pada

“tenaga

kesehatan”

yang bekerja di Rumah Sakit atau institusi kesehatan.
2.2.4. Persiapan Menuju Rumah Sakit Sayang Bayi
Diskusi pentingnya menyusui dapat dimulai dari para pemegang keputusan
di Sebuah rumah sakit yaitu komisaris dan direktur rumah sakit. Mereka
sebaiknya disadarkan bahwa keberadaan mereka sungguh sangat berarti dalam
memulai suatu pelayanan mulia yaitu mendukung bayi mendapatkan haknya.
Pintu hati komisaris dan direktur rumah saki