Fungsi produksi dan fungsi biaya
Disusun oleh :
Dini Nurul.R
(22213579)
Feny Marseini
(29213945)
Inayatus Sholeha
(24213345)
Megawati
(25213397)
Rianti Septiani
(27213577)
Ritanty Kumala
(27213837)
Ketua : Feny Marseini
Fungsi Produksi dan Fungsi
2EB01
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa. Bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah
Teori Ekonomi 1 dengan membahas “Fungsi Produksi dan
Fungsi Biaya”. Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
kami mendapat dukungan dan bimbingan dari Orang Tua,
kerabat dan teman-teman kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas dan materi ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada;
1. Ibu Sariyati, dosen bidang studi Teori Ekonomi 1 yang
telah
memberikan
tugas
dan
petunjuk
kepada
kelompok kami sehingga kami termotivasi dalam
menyelesaikan tugas ini.
2. Orang Tua, teman dan kerabat
membantu,
membimbing
dan
yang telah turut
memberi
saran
sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadikan
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Depok, 10 Oktober 2014
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 2
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Produksi dengan satu input variabel
5
2.2 Tahap-tahap produksi
2.3 Produksi dengan dua input variabel
10
2.4 Fungsi Biaya
11
2.5 Perubahan dalam harga input produksi
17
2.6 Perbedaan biaya dalam jangka pendek
dan jangka panjang
21
BAB III PENUTUP
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 3
7
3.1 Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran
adalah biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat
penting dalam menentukan penawaran. Dalam persaingan
sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu
biaya yang dibelanjakan untuk menambah satu unit lagi
produksi.
Untuk
mengetahui
kegiatan
perusahaan
dalam
memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis
ke dalam berbagai aspek kegiatan untuk memproduksinya.
Pertama, harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor
produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang
akan diproduksikan. Lalu perlu pula dilihat biaya produksi
untuk mengasilkan barang-barang tersebut. Dan pada
akhirnya perlu dianalisis bagaimana cara membaningkan hasil
penjualan produksinya dengan biaya produksi yang
dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang
akan memberikan keuntungan yang maksimum.
Biaya-biaya
yang
dikeluarkan
saat
perusahaan
memproduksi suatu komoditi. Biaya produksi meliputi upah
bagi para pekerja, pembayaran bunga, sewa tanah, serta
pembelian bahan-bahan baku. Untuk tujuan analisis tidak
hanya memakai pengertian biaya yang sederhana, melainkan
pengertian biaya yang lebih luas dari definisi biasa.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori
Produksi Dengan Satu Input Variable
Produksi
yang
sederhana
menggambarkan
hubungan
antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor
produksi yang variabel. Dalam hal ini perlu diingat bahwa fokus
pembahasan yang ditekankan pada hubungan antara satu faktor
produksi yang variabel dengan output. Dalam hubungan tersebut
terdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak berubah, maka
perhatian dapat lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi
yang variabel tersebut dengan output yang dihasilkan.
Sebagai contoh: Suatu faktor produksi pertanian yang sederhana
diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif jumlah tenaga
kerja per unit waktu untuk menggarap sebidang tanah yang tetap
dan mencatat alternatif output yang dihasilkannya per unit waktu.
Dengan fungsi produksi seperti ini dapat diketahui hubungan
antara Total Product (Q), Marginal Produk (MP atau Produk Marjinal)
dan Average Product (AP atau Produksi Rata-rata). Selanjutnya akan
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 5
dijelaskan secara ringkas pengertian dari Total Product, Marginal
Product dan Average Product.
Total Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh
suatu
proses
produksi.
Pada
umumnya
Total
Product
dilambangkan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas)
Marginal Product (MP) menunjukkan perubahan produksi yang
diakibatkan oleh perubahan penggunaan satu satuan faktor
produksi variabel. Faktor produksi yang berubah ubah adalah
tenaga
kerja,
maka
Marginal
Produknya
dikenal
dengan
Marginal Product of Labor (MPL). MPL menunjukkan perubahan
Q yang dihasilkan dari setiap perubahan pemakaian Labor. Jika
penyebab dari timbulnya Marginal Product adalah perubahan
Kapital maka Marginal Productnya disebut Marginal Product of
Capital (MPK). Jika ∆L adalah perubahan tenaga kerja dan ∆Q
adalah perubahan produksi total, maka Marginal Product of
Labor (MPL) dapat diperoleh dengan menggunakan formula
berikut : M P L =
∆Q
∆L
Average Product (AP) menunjukkan besarnya rata-rata produksi
yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktor produksi
variabel. Jika L menunjukkan tenaga kerja yang digunakan,
maka Average Productnya disebut sebagai Average Product of
Labor (APL). Jika APL menunjukkan jumlah output yang
dihasilkan pertenaga kerja.
A PL =
Q
L
Contoh 1.
Tabel 1
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 6
(1)
Tanah
(2)
Tenaga
(3)
TP
(4)
APL
(5)
MPL
1
1
1
1
1
Kerja
0
1
2
3
4
0
3
8
12
15
0
3
4
4
3
3
4
…
3
5
4
3
1
5
17
2
1
6
17
1
7
16
1
8
13
2
5
5
2
6
2
2
7
5
1
8
3
0
-1
-3
Tiga kolom pertama table 6.1 menunjukkan fungsi produksi
gandum hipotesis jangka pendek. Tanah dinyatakan dalam
acre. Tenaga kerja dinyatakan dalam unit orang per tahun, dan
produk total (TP) dalam gantang per tahun. Semua unit tanah,
tenaga
kerja
atau
gandum
dianggap
homogeny
atau
kualitasnya sama. Angka produk rata-rata tenaga kerja (AP L)
dalam kolom (4) diperoleh dengan membagi tiap jumlah kolom
(3) dengan jumlah yang bersesuaian pada kolom (2). Angka
produk marjinal tenaga kerja (MPL) pada kolong (5) diperoleh
dengan mencari selisih antara jumlah yang berurutan pada
kolom (3).
2.2 Tahap-tahap produksi
Dalam proses produksi, untuk menghasilkan produk yang
berkualitas harus mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor-faktor
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 7
yang
dipertimbangkan
dalam
menghasilkan
produk
tersebut
meliputi:
1. Pasar yang baik di masa yang akan datang,
2. Siklus hidup produk,
3. Arus kas, dan
4. Kemampuan organisasi.
Konsep produk dikembangkan dari sumber yang bervariasi,
yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Konsep yang dapat
lolos pada tahap ide produk, berproses melalui berbagai tahap,
dengan pengkajian terus-menerus, umpan balik dan evaluasi
dalam lingkungan yang sangat partisipatif untuk meminimumkan
kegagalan. Berbagai tahapan yang dilalui secara bertahap dan
dengan
pengkajian
terus-menerus
tersebut
dikenal
dengan
istilah tahap-tahap perencanaan produksi.
Tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk
digambarkan sebagai berikut:
Ide
produk
Seleksi
ide
Tolak
Desain
awal
Implemen
tsi
Prototy
pe
Produks
i
Gambar 1. Tahap Perencanaan Produk
Keterangan:
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 8
Testi
ng
Desain
akhir
Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan
konsumen, doronganteknologi
dalam
riset
dan
yaitu kemampuan perusahaan
pengembangan,
dankoordinasi
antar
fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.
Seleksi Ide Produk
Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar
tentang kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil produksi,
secara
teknis
perusahaan
operasional
dipertimbangkan
menghasilkan
produk
kemampuan
dengan fasilitas
yang
ada dankemampuan memperoleh bahan baku dan bahan
pembantu. Seleksi ide produk jugadidasarkan pada keadaan
keuangan perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh akan menguntungkan atau tidak.
Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan
beberapa tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah
fiingsi
barang
utama
atau
dengan
sekunder, style ,
melihat
seni
keseimbangan
ataukeindahan
biaya,
kualitas,
dan performance produk.
Prototype
Pada
tahap ini perusahaan
mengadakan
percobaan
kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan
dan dianalisis keindahan bentuknya.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 9
Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan
yang mungkin terjadiapakah memenuhi syarat atau tidak.
Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap
testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah
dilakukan.
Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap
ini,
perusahaan
memulai
depan pemasarannya
proses
produksi,
(bagaimana
reaksi
dilihat
konsumen
masa
dan
kemantapan di pasar).
2.3
Produksi dengan dua input variable
Teori produksi dengan dua input variabel, misalnya tenaga kerja
(L) dan modal (K). Digunakan dalam jangka pendek, dengan asumsi
bahwa input K merupakan input tetap, sehingga jumlah output yang
dihasilkan hanya tergantung dari jumlah tenaga kerja (L) yang
digunakan.
Teori
produksi
dua
input
variabel
hanya
memperhitungkan dua macam input, dimana kedua macam input
ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya dalam
produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan
maka akan dapat digantikan perannya dengan ditambahkan atau
dikurangi input yang lain.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 10
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan
mesin. Antara tenaga kerja dan mesin disini dapat saling mengganti
peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau tenaga kerja
ingin ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi,
sebaliknya
jika
tenaga
kerja
yang
ingin
dikurangi
maka
konsekwensinya harus menambah mesin sebagai penggantinya
untuk mencapai target produksi tertentu.
Isoquant
Kurva
isoquant
adalah
suatu
kurva
(garis)
yang
menghubungkan titik-titik kombinasi input untuk menghasilkan
tingkat output yang sama jumlahnya. Kurva isoquant menunjukkan
suatu
tingkat
output
tertentu
makin
tinggi
kurva
isoquant
menunjukkan tingkat output yang makin besar pula. Sedangkan
berbagai kumpulan (himpunan) kurva isoquant yang mungkin dapat
dicapai oleh produsen disebut “peta kurva isoquant” (isoquant
curve map). Karakteristiknya antara lain:
1.
Memiliki slope negative
2.
Cembung ke arah titik pusat sumbu
3.
Dua atau lebih kurva isoquant tidak akan
saling
berpotongan
4.
Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total
produksi semakin
tinggi pula.
Isocost
Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan
penggunaan input dengan sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana
diketahui
bahwa
penggunaan
input
isoquant
untuk
merupakan
manghasilkan
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 11
berbagai
output
alternatif
yang
sama
jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan berapa
komposisi jumlah input yang akan ditentukan belum bisa dipastikan.
Sebab isoquant hanya membahas berbagai alternatif dan kondisi
objektif dari sifat kemampuan alamiah dari dua input yang
dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana
saja sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang
dihasilkan sama. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang
diartikan sebagai komposisi input atau kombinasi dua macam input
yang akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang mampu
dibiayai oleh perusahaan.
Keseimbangan Produsen
Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan,
apabila dengan sejumlah pengeluaran (biaya) tertentu dapat
menghasilkan output yang maksimal, atau dengan kata lain untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya minimal.
Dengan menggabungkan kurva isoquant dengan isocost
dapat dianalisa keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen
ini terkait dengan penggunaan input optimal. Penggunaan input
optimal dapat dibedakan analisanya berupa maksimasi output dan
minimasi biaya. Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva
isocost bersinggungan dengan isoquant.
2.4
Fungsi Biaya
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah
produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 12
kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan besarnya biaya
di berbagai tingkat produksi.
Fungsi Biaya Tetap (Fixed) Cost/FC)
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisaran volume kegiatan tertentu. Dengan kata lain biaya yang
jumlahnya tetap meskipun volume kegiatan (produksi) berubahubah. Contoh biaya tetap adalah biaya untuk membayar pakar
kimia
makanan,
biaya
sewa
tempat
penjualan,
dan
biaya
penyusutan alat-alat produksi. Jika digambarkan dalam diagram
cartesius dimana sumbu tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu
mendatar adalah volume produksi (Q) maka garis biaya tetap (FC)
berupa garis lurus horizontal.
GAMBAR 2. Dari gambar di atas terlihat bahwa jika
perusahaan tidak berproduksi akan tetap menamggung baiaya
sebesar A rupiah.
Fungsi Biaya Variabel (Variable Cost/ VC)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin banyak
barang yang diproduksi, biaya variable akan meningkat sebanding
dengan peningkatan jumlah produksi. Contoh biaya variable adalah
biaya bahan baku, biaya bahan pembungkus (kemasan) dan label.
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 13
variable (VC) berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan/gradient
positif).
GAMBAR 3. Dari gambar diatas terlihat bahwa jika
perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya
variable.
Fungsi Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan
biaya variable, atau dengan persamaan matematis sebagai:
TC = FC + Total VC atau
TC = FC +VC.Q
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya
total (TC), merupakan gabungan dari garis biaya tetap (FC) dengan
garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan
atas (kemiringan positif) dengan titik awal titik pada titik (0,0) tetapi
dimulai dari biaya tetap.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 14
Gambar 4. Kurva Biaya Total
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya tetap dibagi jumlah
output (FC/Q). Bentuk kurva AFC akan selalu menurun karena biaya
tetap semakin tersebar dengan jumlah output yang semakin
banyak.
Gambar 5. Kurva AFC
Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang dibagi jumlah
output (VC/Q). Bentuk : kurva AVC akan naik seiring dengan jumlah
output yang diproduksi
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 15
Gambar 6. Kurva AVC
Biaya Total Rata-rata (Average Cost/AC)
Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi dengan ouput
yang dihasilkan (TC/Q). Bentuk kurva AC : berbentuk U, hal ini
disebabkan AC adalah penjumlahan dari biaya tetap rat-rata (AFC)
dan biaya varibel rata-rata (AVC), (ATC = AFC+AVC), AFC selalu
menurun seiring naiknya output yang dihasilkan , karena biaya
tetap semakin terebar dengan jumlah unit yang semakin banyak.
AVC akan meningkat seiring kenaikan output yang dihasilkan karena
perilaku dari penurunan produk marginal.
Gambar 7. Kurva AC
BIAYA MARJINAL
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 16
Biaya marjinal adalah derivative pertama dari fungsi biaya total
(TC). Oleh karena itu, untuk memperoleh fungsi biaya total C = f
(Q), kita harus mengintegralkan fungsi biaya marjinalnya. Dengan
kata lain, fungsi biaya total
C= f(Q) adalah antiderivatif atau
integral dari fungsi biaya marjinal. Jadi, jika MC = f(Q), maka fungsi
biaya total adalah
Biaya total :
C=f (Q )
dC
=f '(Q )
Biaya Marjinal : MC = C’ = dQ
Biaya total tak lain adalah integral dari biaya marjinal :
C=∫ MC dQ = ∫ f '(Q) dQ= F(Q) +K
Dimana nilai konstanta K merupakan biaya tetap
atau biaya
overhead mula-mula. Nilai konstanta K ini dapat ditentukan bila kita
menetapkan nilai Q = 0. Setelah fungsi biaya total diperoleh fungsi
biaya rata-ratanya. Rumus fungsi biaya rata-rata adalah fungsi
biaya total dibagi dengan jumlah barang/jasa yang dihasilkan (Q).
jadi;
AC=C/Q=f(Q)
/Q
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 17
Gambar 8.
2.5
Perubahan Dalam Harga Input Produksi
A. Perbedaan Hasil Skala dan Skala Ekonomis
Hasil skala meningkat, menurun, dan konstan menyangkut
hubungan
teknologis
antara
perubahan
semua
input
secara
proposional dengan perubahan output yang bersumber darinya.
Dalam ungkapan berbeda, hasil skala mengacu pada hanya
fenomena teknologis yang terjadi di dalam sebuah perusahaan.
Kemampuan menggabungkan input secara lebih efisien demi
meningkatkan
output
merupakan
contoh
nyata
fenomena
teknologis dalam sebuah perusahaan.
Bila kita juga memperhitungkan kemungkinan perubahan yang
bersifat
eksternal,
maka
itu
kita
juga
memperhitungkan
kemungkinan perubahan-perubahan yang lebih luas antara lain
perubahan
harga-harga
input.
Perubahan
eksternal
adalah
perubahan yang di luar jaungkauan kendali perusahaan. Jika semua
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 18
perusahaan dalam suatu sektor industri kompetitif memperbesar
produksinya, maka permintaan mereka akan faktor-faktor produksi
pasti
meningkat.
Akibatnya,
harga-hargapun
melonjak,
bila
peubahan-perubahan semacam ini turut diperhitungkan, maka kita
tidak lagi bicara pada konteks hasil skala, melainkan pada skala
ekonomis (economies scale) dan skala disekonomis (diseconomies
scale).
Ketika sebuah sektor industri berkembang, metode produksi
input yang baru akan diterapkan oleh pihak pemasok input. Artinya,
pertumbuhan industri yang memperbesar permintaan akan faktorfaktor
produksi
akan
memunculkan
dorongan
bagi
pihak
pemasokguna memperbaiki teknologi demi meningkatkan faktorfaktor produksi yang harganya tengah melonjak hingga hargaharganya turun kembali. Bila itu benar-benar terjadi, maka beban
biaya yang ditanggung oleh semua perusahaan dengan sendirinya
berkurang. Inilah contoh skala ekonomis.
Skenario sebaliknya juga bisa terjadi. Skala disekonomis tercipta
jika
harga
input
terus-menerus
meningkat
sebagai
akibat
tumbuhnya suatu sektor industri. Tidak seperti pada skenario di
atas, tingkat penawaran input tidak kunjung bertambah dan
mengimbangi kenaikan permintaan. Akibatnya, harganya terus
meningkat, dan beban biaya yang ditanggung setiap perusahaan
semakin besar. Jadi, skala ekonomis dan hasil skala meningkat
saling berkaitan namun keduanya tidak identik.
Hasil Skala Meningkat
Ketika skala hasil perusahaan meningkat,
peluang
untuk
melakukan spesialisasi dalam pemakaian sumber daya atau input
juga bertambah besar. Hal ini sering disebut sebagai pertambahan
divisi
tugas
atau
operasi,
istilah
yang
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 19
lebih
lazim
adalah
peningkatan
spesialisasi
atau
peningkatan
pembagian
tugas
(division of labor).
Faktor Dimensional
Perusahaan-perusahaan berskala besar sering mengharuskan
penambahan output lebih banyak dari penambahan inputnya,
karena banyak jenis input yang secara fisik tidak perlu bertambah
dua kali lipat untuk memperbanyak output hingga dua kali lipat.
Faktor Transportasi
Biaya transportasi per unitakan turun jika wilayah pasar
meningkat/meluas ukuran perluasan wilayah pasar
πr
2
(ini adalah
rumus luas bidang lingkaran, dimana r adalah radian atau jari-jari
lingkaran
tersebut).
Panjang
radius
itu
sama
dengan
jarak
transportasi dari pusat ke tepi lingkaran. Jarak transportasi baru
akan meningkat hingga dua kali lipat apabila wilayah pasar
bertambah luas hingga empat kali lipat.
Perbaikan Peralatan Produksi
Semakin besar skala suatu perusahaan, akan semakin besar
peluang dan kemampuannya memanfaatkan suatu peralatan untuk
berbagai keperluan sehingga dapat memperbanyak hasil tanpa
terlalu banyak menambah biaya.
Hasil Skala Menurun
Salah satu alasan mendasar atas terjadinya hasil skala menurun
adalah keterbatasan fungsi manajemen secara efisien. Semakin
banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, akan lebih banyak lagi
jumlah
manajer
yang
harus
ditambahkan,
dan
ini
bisa
mengakibatkan peningkatan biaya per unit.
Kendala Fisik. Sebagian jenis input diliputi keterbatasan atau
kendala fisik. Sebagai contoh, jika bahan baku bertambah dua kali
lipat, perusahaan harus menambah mesinnya dua kali lipat,
padahal
kontribusi
mesin
itu
terhadap
meningkatkan hingga dua kali lipat.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 20
mesin
belum
tentu
B. Perubahan Teknologi
Teknologi dianggap sebagai komponen produksi ang konstan.
Tentu saja dalam kenyataan sehari-hari teknologi tidak konstan,
melainkan selalu berubah dan berkembang. Perubahan teknologi
yang senantiasa berlangsung itu meliputi penemuan metodemetode produksi yang baru (produknya sendiri sama), penciptaan
dan pengembangan produk-produk baru (metode produksinya bisa
sama bisa pula berubah), dan aneka kemajuan teknik pemasaran,
oganisasi dan manajemen.
Pada bagian ini kita mengasumsikan bahwa harga-harga faktor
senantiasa konstan. Ingat bahwa meskipun kemajuan teknologi
biasanya menurunkan biaya-biaya perusahaan, cateris paribus,
namun tidak semua penurunan atau penghematan biaya bersumber
dari perubah teknologi. Besar kecilnya biaya merupakan fungsi
(ditentukan oleh) harga-harga berbagai macam faktor produksi atau
input yang dipakai perusahaan dalam menghasilkan setiap unit
output (produk). Perubahan atau kemajuan teknologi lazimnya
berakar dari hasrat untuk menghasilkan suatu produk dalam jumlah
yang sama, tapi dengan biaya yang lebih murah. Kita bisa
menelaah
perubahan
teknologi
dengan
menggunakan
teknik
isokuan. Kita akan menyimak tiga macam perubahan teknologi,
yakni perubahan teknologi netral, perubahan teknologi penghemat
tenaga kerja, serta perubahan teknologi penghemat modal.
Perubahan Teknologi Netral
Perubahan teknologi netral (neutral technological change)
terjadi bila kenaikan MPPL sama dengan kenaikan MPPK pada suatu
rasio modal/tenaga kerja. Ingat bahwa tingkat subsitusi teknis
marjinal tenaga kerja terhadap modal sama dengan :
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 21
MPPl
MPP k
Dengan demikian suatu perubahan teknologi dikatakan netral
MRT k :l=
apabila
MRT k :l
tidak berubah pada suatu rasio modal/ tenaga
kerja semula. Netral di sini mengacu pada tidak berubahnya rasio
modal/ tenaga kerja yang digunakan perubahan. Rasio itu sendiri
tidak berubah karena rasio produk fisik marjinal masing-masing
input juga tidak berubah, atau dalam kalimat lain karena tingkat
subsitusi teknis marjinal (MRTS) tidak mengalami perubahan.
Perubahan Teknologi Tenaga Kerja
Perubahan teknologi yang menghemat pemakaian input
tenaga kerja (labor-saving technological change) mengakibatkan
menurunnya penyerapan tenaga kerja, dengan adana teknologi
baru
sejumlah
pekerja
mampu
menghasilkan
output
yang
sebelumnya harus dikerjakan oleh lebih banyak orang. Oleh karena
itu adanya teknologi baru menyebabkan kenaikan MPP L lebih kecil
dibandingkan dengan kenaikan MPPK. Tentu saja perusahaan akan
mengurangi pekerja dan memperbanyak modal.
Perubahan Teknologi Penghemat Modal
Perubahan teknologi penghemat modal (capital
technological
change)
memungkinkan
sejumlah
tenaga
saving
kerja
membuat output yang sama dengan berbekal dengan sedikit
modal. Dalam ungkapan lain, disini MPP L meningkat lebih tinggi
dibandingkan dengan MPPK, berapapun rasio modal/ tenaga kerja
yang ada. Hal ini mendorong perusahaan menambah pemakaian
input tenaga kerja, sekaligus mengurangi pemakaian input modal.
2.6 Perbedaan Biaya Dalam Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 22
Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori
produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di
antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja
yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
barang
tersebut. Dalam
analisa
tersebut
bahwa
faktor-faktor
produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya
dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah
penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau
tidak ada produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia.
Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. sampai pada interval
produksi tertentu jumlah mesin tidak perluh ditambah. Tetapi jika
tingkat produksi menurun sampai nol unit, jumlah mesin tidak bisa
dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada
tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak
faktor produksi variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya.
Buruh
harian
lepas
di
pabrik
rokok
adalah
contohnya.
Jika
perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh
hariannya
ditambah.
Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi,
buruh harian dapat dikurangi.Pengertian faktor produksi tetap dan
faktor produksi variable terkait dengan waktu yang dibutuhkan
untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin
dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka
pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi.
sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 23
kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu
tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka
panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode
produksi di
mana
perusahaan tidak
mampu dengan segera
melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi.
Tabel 2. Perbedaan biaya dalam jangka pendek dan
jangka panjang
Perbeda
Jangka Pendek
an
Pengerti
Periode
an
perusahaan
dengan
produksi
tidak
segera
Jangka Panjang
dimana Periode
mampu dimana
produksi
semua
melakukan Produksi menjadi factor
penyesuaian
jumlah produksi variable.
penggunaan salah satu atau
Sifat
beberapa factor produksi.
Tetap
Variable
Faktor
Produksi
Jangka
factor
< 5 tahun
5 – 10 tahun
Waktu
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 24
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori biaya produksi erat hubungannya dengan teori
fungsi pengeluaran. Kedua-duanya membedakan analisa
kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua analisis
juga dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang
semakin berkurang.
Dalam jangka pendek penggolongan biaya produksi
dibedakan kepada biaya total dan biaya rata-rata. Jenisjenis biaya total dibedakan menjadi tiga jenis biaya:
a. Biaya Tetap Total (TFC)
b. Biaya Berubah Total (TVC)
c. Biaya Total (TC)
Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga jenis biaya,
yaitu:
a. Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
b. Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
c. Biaya Total Rata-rata (AC)
Perubahan dalam harga input produksi dipengaruhi
oleh perbedaan skala ekonomis dan hasil skala dimana
terdapat hasil skala menurun dan hasil skala meningkat.
Lalu dipengaruhi juga oleh perubahan teknologi. Terdapat
tiga perubahan teknologi, yaitu: 1. Perubahan teknologi
netral, 2. Perubahan teknologi tenaga kerja, dan 3.
Perubahan teknologi penghemat modal.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 26
Perbedaan biaya jangka pendek dan biaya jangka
panjang terletak pada sifat faktor produksi dan jangka
waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2010. Teori
Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Jakarta. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno,Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar.
Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Miller, Roger LeRoy dan Roger E. Meiners. 1997. Teori
Ekonomi Mikro Intermediate. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 27
Schaum's Outlines MIKROEKONOMI, edisi 4, halaman 93.
Ekonomi Mikro (Edisi Baru). Oleh Sugiarto Dkk. Halaman
205 & 206
http://riamitha.wordpress.com/2013/05/22/pengantarteori-ekonomi-mikro-rangkuman/
http://sixteenquerida.wordpress.com/2013/10/26/paperekonomi-mikro/
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/08/tahap-tahapperencanaan-produksi.html
http://books.google.co.id/books?
id=YHiMUMcuytEC&pg=PA93&dq=produksi+dengan
+satu+input+variabel&hl=id&sa=X&ei=sYA2VK3eC
NaiugTH8YL4BQ&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&
q=produksi%20dengan%20satu%20input
%20variabel&f=false
http://books.google.co.id/books?
id=MYOovq0jHSsC&pg=PA205&dq=produksi+denga
n+satu+input+variabel&hl=id&sa=X&ei=sYA2VK3e
CNaiugTH8YL4BQ&ved=0CBkQ6AEwAA#v=onepage
&q=produksi%20dengan%20satu%20input
%20variabel&f=false
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 28
Dini Nurul.R
(22213579)
Feny Marseini
(29213945)
Inayatus Sholeha
(24213345)
Megawati
(25213397)
Rianti Septiani
(27213577)
Ritanty Kumala
(27213837)
Ketua : Feny Marseini
Fungsi Produksi dan Fungsi
2EB01
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa. Bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah
Teori Ekonomi 1 dengan membahas “Fungsi Produksi dan
Fungsi Biaya”. Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
kami mendapat dukungan dan bimbingan dari Orang Tua,
kerabat dan teman-teman kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas dan materi ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada;
1. Ibu Sariyati, dosen bidang studi Teori Ekonomi 1 yang
telah
memberikan
tugas
dan
petunjuk
kepada
kelompok kami sehingga kami termotivasi dalam
menyelesaikan tugas ini.
2. Orang Tua, teman dan kerabat
membantu,
membimbing
dan
yang telah turut
memberi
saran
sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadikan
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Depok, 10 Oktober 2014
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 2
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Produksi dengan satu input variabel
5
2.2 Tahap-tahap produksi
2.3 Produksi dengan dua input variabel
10
2.4 Fungsi Biaya
11
2.5 Perubahan dalam harga input produksi
17
2.6 Perbedaan biaya dalam jangka pendek
dan jangka panjang
21
BAB III PENUTUP
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 3
7
3.1 Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran
adalah biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat
penting dalam menentukan penawaran. Dalam persaingan
sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu
biaya yang dibelanjakan untuk menambah satu unit lagi
produksi.
Untuk
mengetahui
kegiatan
perusahaan
dalam
memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis
ke dalam berbagai aspek kegiatan untuk memproduksinya.
Pertama, harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor
produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang
akan diproduksikan. Lalu perlu pula dilihat biaya produksi
untuk mengasilkan barang-barang tersebut. Dan pada
akhirnya perlu dianalisis bagaimana cara membaningkan hasil
penjualan produksinya dengan biaya produksi yang
dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang
akan memberikan keuntungan yang maksimum.
Biaya-biaya
yang
dikeluarkan
saat
perusahaan
memproduksi suatu komoditi. Biaya produksi meliputi upah
bagi para pekerja, pembayaran bunga, sewa tanah, serta
pembelian bahan-bahan baku. Untuk tujuan analisis tidak
hanya memakai pengertian biaya yang sederhana, melainkan
pengertian biaya yang lebih luas dari definisi biasa.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori
Produksi Dengan Satu Input Variable
Produksi
yang
sederhana
menggambarkan
hubungan
antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor
produksi yang variabel. Dalam hal ini perlu diingat bahwa fokus
pembahasan yang ditekankan pada hubungan antara satu faktor
produksi yang variabel dengan output. Dalam hubungan tersebut
terdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak berubah, maka
perhatian dapat lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi
yang variabel tersebut dengan output yang dihasilkan.
Sebagai contoh: Suatu faktor produksi pertanian yang sederhana
diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif jumlah tenaga
kerja per unit waktu untuk menggarap sebidang tanah yang tetap
dan mencatat alternatif output yang dihasilkannya per unit waktu.
Dengan fungsi produksi seperti ini dapat diketahui hubungan
antara Total Product (Q), Marginal Produk (MP atau Produk Marjinal)
dan Average Product (AP atau Produksi Rata-rata). Selanjutnya akan
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 5
dijelaskan secara ringkas pengertian dari Total Product, Marginal
Product dan Average Product.
Total Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh
suatu
proses
produksi.
Pada
umumnya
Total
Product
dilambangkan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas)
Marginal Product (MP) menunjukkan perubahan produksi yang
diakibatkan oleh perubahan penggunaan satu satuan faktor
produksi variabel. Faktor produksi yang berubah ubah adalah
tenaga
kerja,
maka
Marginal
Produknya
dikenal
dengan
Marginal Product of Labor (MPL). MPL menunjukkan perubahan
Q yang dihasilkan dari setiap perubahan pemakaian Labor. Jika
penyebab dari timbulnya Marginal Product adalah perubahan
Kapital maka Marginal Productnya disebut Marginal Product of
Capital (MPK). Jika ∆L adalah perubahan tenaga kerja dan ∆Q
adalah perubahan produksi total, maka Marginal Product of
Labor (MPL) dapat diperoleh dengan menggunakan formula
berikut : M P L =
∆Q
∆L
Average Product (AP) menunjukkan besarnya rata-rata produksi
yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktor produksi
variabel. Jika L menunjukkan tenaga kerja yang digunakan,
maka Average Productnya disebut sebagai Average Product of
Labor (APL). Jika APL menunjukkan jumlah output yang
dihasilkan pertenaga kerja.
A PL =
Q
L
Contoh 1.
Tabel 1
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 6
(1)
Tanah
(2)
Tenaga
(3)
TP
(4)
APL
(5)
MPL
1
1
1
1
1
Kerja
0
1
2
3
4
0
3
8
12
15
0
3
4
4
3
3
4
…
3
5
4
3
1
5
17
2
1
6
17
1
7
16
1
8
13
2
5
5
2
6
2
2
7
5
1
8
3
0
-1
-3
Tiga kolom pertama table 6.1 menunjukkan fungsi produksi
gandum hipotesis jangka pendek. Tanah dinyatakan dalam
acre. Tenaga kerja dinyatakan dalam unit orang per tahun, dan
produk total (TP) dalam gantang per tahun. Semua unit tanah,
tenaga
kerja
atau
gandum
dianggap
homogeny
atau
kualitasnya sama. Angka produk rata-rata tenaga kerja (AP L)
dalam kolom (4) diperoleh dengan membagi tiap jumlah kolom
(3) dengan jumlah yang bersesuaian pada kolom (2). Angka
produk marjinal tenaga kerja (MPL) pada kolong (5) diperoleh
dengan mencari selisih antara jumlah yang berurutan pada
kolom (3).
2.2 Tahap-tahap produksi
Dalam proses produksi, untuk menghasilkan produk yang
berkualitas harus mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor-faktor
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 7
yang
dipertimbangkan
dalam
menghasilkan
produk
tersebut
meliputi:
1. Pasar yang baik di masa yang akan datang,
2. Siklus hidup produk,
3. Arus kas, dan
4. Kemampuan organisasi.
Konsep produk dikembangkan dari sumber yang bervariasi,
yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Konsep yang dapat
lolos pada tahap ide produk, berproses melalui berbagai tahap,
dengan pengkajian terus-menerus, umpan balik dan evaluasi
dalam lingkungan yang sangat partisipatif untuk meminimumkan
kegagalan. Berbagai tahapan yang dilalui secara bertahap dan
dengan
pengkajian
terus-menerus
tersebut
dikenal
dengan
istilah tahap-tahap perencanaan produksi.
Tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk
digambarkan sebagai berikut:
Ide
produk
Seleksi
ide
Tolak
Desain
awal
Implemen
tsi
Prototy
pe
Produks
i
Gambar 1. Tahap Perencanaan Produk
Keterangan:
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 8
Testi
ng
Desain
akhir
Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan
konsumen, doronganteknologi
dalam
riset
dan
yaitu kemampuan perusahaan
pengembangan,
dankoordinasi
antar
fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.
Seleksi Ide Produk
Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar
tentang kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil produksi,
secara
teknis
perusahaan
operasional
dipertimbangkan
menghasilkan
produk
kemampuan
dengan fasilitas
yang
ada dankemampuan memperoleh bahan baku dan bahan
pembantu. Seleksi ide produk jugadidasarkan pada keadaan
keuangan perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh akan menguntungkan atau tidak.
Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan
beberapa tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah
fiingsi
barang
utama
atau
dengan
sekunder, style ,
melihat
seni
keseimbangan
ataukeindahan
biaya,
kualitas,
dan performance produk.
Prototype
Pada
tahap ini perusahaan
mengadakan
percobaan
kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan
dan dianalisis keindahan bentuknya.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 9
Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan
yang mungkin terjadiapakah memenuhi syarat atau tidak.
Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap
testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah
dilakukan.
Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap
ini,
perusahaan
memulai
depan pemasarannya
proses
produksi,
(bagaimana
reaksi
dilihat
konsumen
masa
dan
kemantapan di pasar).
2.3
Produksi dengan dua input variable
Teori produksi dengan dua input variabel, misalnya tenaga kerja
(L) dan modal (K). Digunakan dalam jangka pendek, dengan asumsi
bahwa input K merupakan input tetap, sehingga jumlah output yang
dihasilkan hanya tergantung dari jumlah tenaga kerja (L) yang
digunakan.
Teori
produksi
dua
input
variabel
hanya
memperhitungkan dua macam input, dimana kedua macam input
ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya dalam
produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan
maka akan dapat digantikan perannya dengan ditambahkan atau
dikurangi input yang lain.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 10
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan
mesin. Antara tenaga kerja dan mesin disini dapat saling mengganti
peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau tenaga kerja
ingin ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi,
sebaliknya
jika
tenaga
kerja
yang
ingin
dikurangi
maka
konsekwensinya harus menambah mesin sebagai penggantinya
untuk mencapai target produksi tertentu.
Isoquant
Kurva
isoquant
adalah
suatu
kurva
(garis)
yang
menghubungkan titik-titik kombinasi input untuk menghasilkan
tingkat output yang sama jumlahnya. Kurva isoquant menunjukkan
suatu
tingkat
output
tertentu
makin
tinggi
kurva
isoquant
menunjukkan tingkat output yang makin besar pula. Sedangkan
berbagai kumpulan (himpunan) kurva isoquant yang mungkin dapat
dicapai oleh produsen disebut “peta kurva isoquant” (isoquant
curve map). Karakteristiknya antara lain:
1.
Memiliki slope negative
2.
Cembung ke arah titik pusat sumbu
3.
Dua atau lebih kurva isoquant tidak akan
saling
berpotongan
4.
Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total
produksi semakin
tinggi pula.
Isocost
Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan
penggunaan input dengan sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana
diketahui
bahwa
penggunaan
input
isoquant
untuk
merupakan
manghasilkan
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 11
berbagai
output
alternatif
yang
sama
jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan berapa
komposisi jumlah input yang akan ditentukan belum bisa dipastikan.
Sebab isoquant hanya membahas berbagai alternatif dan kondisi
objektif dari sifat kemampuan alamiah dari dua input yang
dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana
saja sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang
dihasilkan sama. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang
diartikan sebagai komposisi input atau kombinasi dua macam input
yang akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang mampu
dibiayai oleh perusahaan.
Keseimbangan Produsen
Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan,
apabila dengan sejumlah pengeluaran (biaya) tertentu dapat
menghasilkan output yang maksimal, atau dengan kata lain untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya minimal.
Dengan menggabungkan kurva isoquant dengan isocost
dapat dianalisa keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen
ini terkait dengan penggunaan input optimal. Penggunaan input
optimal dapat dibedakan analisanya berupa maksimasi output dan
minimasi biaya. Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva
isocost bersinggungan dengan isoquant.
2.4
Fungsi Biaya
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah
produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 12
kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan besarnya biaya
di berbagai tingkat produksi.
Fungsi Biaya Tetap (Fixed) Cost/FC)
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisaran volume kegiatan tertentu. Dengan kata lain biaya yang
jumlahnya tetap meskipun volume kegiatan (produksi) berubahubah. Contoh biaya tetap adalah biaya untuk membayar pakar
kimia
makanan,
biaya
sewa
tempat
penjualan,
dan
biaya
penyusutan alat-alat produksi. Jika digambarkan dalam diagram
cartesius dimana sumbu tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu
mendatar adalah volume produksi (Q) maka garis biaya tetap (FC)
berupa garis lurus horizontal.
GAMBAR 2. Dari gambar di atas terlihat bahwa jika
perusahaan tidak berproduksi akan tetap menamggung baiaya
sebesar A rupiah.
Fungsi Biaya Variabel (Variable Cost/ VC)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin banyak
barang yang diproduksi, biaya variable akan meningkat sebanding
dengan peningkatan jumlah produksi. Contoh biaya variable adalah
biaya bahan baku, biaya bahan pembungkus (kemasan) dan label.
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 13
variable (VC) berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan/gradient
positif).
GAMBAR 3. Dari gambar diatas terlihat bahwa jika
perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya
variable.
Fungsi Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan
biaya variable, atau dengan persamaan matematis sebagai:
TC = FC + Total VC atau
TC = FC +VC.Q
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya
total (TC), merupakan gabungan dari garis biaya tetap (FC) dengan
garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan
atas (kemiringan positif) dengan titik awal titik pada titik (0,0) tetapi
dimulai dari biaya tetap.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 14
Gambar 4. Kurva Biaya Total
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya tetap dibagi jumlah
output (FC/Q). Bentuk kurva AFC akan selalu menurun karena biaya
tetap semakin tersebar dengan jumlah output yang semakin
banyak.
Gambar 5. Kurva AFC
Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang dibagi jumlah
output (VC/Q). Bentuk : kurva AVC akan naik seiring dengan jumlah
output yang diproduksi
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 15
Gambar 6. Kurva AVC
Biaya Total Rata-rata (Average Cost/AC)
Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi dengan ouput
yang dihasilkan (TC/Q). Bentuk kurva AC : berbentuk U, hal ini
disebabkan AC adalah penjumlahan dari biaya tetap rat-rata (AFC)
dan biaya varibel rata-rata (AVC), (ATC = AFC+AVC), AFC selalu
menurun seiring naiknya output yang dihasilkan , karena biaya
tetap semakin terebar dengan jumlah unit yang semakin banyak.
AVC akan meningkat seiring kenaikan output yang dihasilkan karena
perilaku dari penurunan produk marginal.
Gambar 7. Kurva AC
BIAYA MARJINAL
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 16
Biaya marjinal adalah derivative pertama dari fungsi biaya total
(TC). Oleh karena itu, untuk memperoleh fungsi biaya total C = f
(Q), kita harus mengintegralkan fungsi biaya marjinalnya. Dengan
kata lain, fungsi biaya total
C= f(Q) adalah antiderivatif atau
integral dari fungsi biaya marjinal. Jadi, jika MC = f(Q), maka fungsi
biaya total adalah
Biaya total :
C=f (Q )
dC
=f '(Q )
Biaya Marjinal : MC = C’ = dQ
Biaya total tak lain adalah integral dari biaya marjinal :
C=∫ MC dQ = ∫ f '(Q) dQ= F(Q) +K
Dimana nilai konstanta K merupakan biaya tetap
atau biaya
overhead mula-mula. Nilai konstanta K ini dapat ditentukan bila kita
menetapkan nilai Q = 0. Setelah fungsi biaya total diperoleh fungsi
biaya rata-ratanya. Rumus fungsi biaya rata-rata adalah fungsi
biaya total dibagi dengan jumlah barang/jasa yang dihasilkan (Q).
jadi;
AC=C/Q=f(Q)
/Q
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 17
Gambar 8.
2.5
Perubahan Dalam Harga Input Produksi
A. Perbedaan Hasil Skala dan Skala Ekonomis
Hasil skala meningkat, menurun, dan konstan menyangkut
hubungan
teknologis
antara
perubahan
semua
input
secara
proposional dengan perubahan output yang bersumber darinya.
Dalam ungkapan berbeda, hasil skala mengacu pada hanya
fenomena teknologis yang terjadi di dalam sebuah perusahaan.
Kemampuan menggabungkan input secara lebih efisien demi
meningkatkan
output
merupakan
contoh
nyata
fenomena
teknologis dalam sebuah perusahaan.
Bila kita juga memperhitungkan kemungkinan perubahan yang
bersifat
eksternal,
maka
itu
kita
juga
memperhitungkan
kemungkinan perubahan-perubahan yang lebih luas antara lain
perubahan
harga-harga
input.
Perubahan
eksternal
adalah
perubahan yang di luar jaungkauan kendali perusahaan. Jika semua
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 18
perusahaan dalam suatu sektor industri kompetitif memperbesar
produksinya, maka permintaan mereka akan faktor-faktor produksi
pasti
meningkat.
Akibatnya,
harga-hargapun
melonjak,
bila
peubahan-perubahan semacam ini turut diperhitungkan, maka kita
tidak lagi bicara pada konteks hasil skala, melainkan pada skala
ekonomis (economies scale) dan skala disekonomis (diseconomies
scale).
Ketika sebuah sektor industri berkembang, metode produksi
input yang baru akan diterapkan oleh pihak pemasok input. Artinya,
pertumbuhan industri yang memperbesar permintaan akan faktorfaktor
produksi
akan
memunculkan
dorongan
bagi
pihak
pemasokguna memperbaiki teknologi demi meningkatkan faktorfaktor produksi yang harganya tengah melonjak hingga hargaharganya turun kembali. Bila itu benar-benar terjadi, maka beban
biaya yang ditanggung oleh semua perusahaan dengan sendirinya
berkurang. Inilah contoh skala ekonomis.
Skenario sebaliknya juga bisa terjadi. Skala disekonomis tercipta
jika
harga
input
terus-menerus
meningkat
sebagai
akibat
tumbuhnya suatu sektor industri. Tidak seperti pada skenario di
atas, tingkat penawaran input tidak kunjung bertambah dan
mengimbangi kenaikan permintaan. Akibatnya, harganya terus
meningkat, dan beban biaya yang ditanggung setiap perusahaan
semakin besar. Jadi, skala ekonomis dan hasil skala meningkat
saling berkaitan namun keduanya tidak identik.
Hasil Skala Meningkat
Ketika skala hasil perusahaan meningkat,
peluang
untuk
melakukan spesialisasi dalam pemakaian sumber daya atau input
juga bertambah besar. Hal ini sering disebut sebagai pertambahan
divisi
tugas
atau
operasi,
istilah
yang
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 19
lebih
lazim
adalah
peningkatan
spesialisasi
atau
peningkatan
pembagian
tugas
(division of labor).
Faktor Dimensional
Perusahaan-perusahaan berskala besar sering mengharuskan
penambahan output lebih banyak dari penambahan inputnya,
karena banyak jenis input yang secara fisik tidak perlu bertambah
dua kali lipat untuk memperbanyak output hingga dua kali lipat.
Faktor Transportasi
Biaya transportasi per unitakan turun jika wilayah pasar
meningkat/meluas ukuran perluasan wilayah pasar
πr
2
(ini adalah
rumus luas bidang lingkaran, dimana r adalah radian atau jari-jari
lingkaran
tersebut).
Panjang
radius
itu
sama
dengan
jarak
transportasi dari pusat ke tepi lingkaran. Jarak transportasi baru
akan meningkat hingga dua kali lipat apabila wilayah pasar
bertambah luas hingga empat kali lipat.
Perbaikan Peralatan Produksi
Semakin besar skala suatu perusahaan, akan semakin besar
peluang dan kemampuannya memanfaatkan suatu peralatan untuk
berbagai keperluan sehingga dapat memperbanyak hasil tanpa
terlalu banyak menambah biaya.
Hasil Skala Menurun
Salah satu alasan mendasar atas terjadinya hasil skala menurun
adalah keterbatasan fungsi manajemen secara efisien. Semakin
banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, akan lebih banyak lagi
jumlah
manajer
yang
harus
ditambahkan,
dan
ini
bisa
mengakibatkan peningkatan biaya per unit.
Kendala Fisik. Sebagian jenis input diliputi keterbatasan atau
kendala fisik. Sebagai contoh, jika bahan baku bertambah dua kali
lipat, perusahaan harus menambah mesinnya dua kali lipat,
padahal
kontribusi
mesin
itu
terhadap
meningkatkan hingga dua kali lipat.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 20
mesin
belum
tentu
B. Perubahan Teknologi
Teknologi dianggap sebagai komponen produksi ang konstan.
Tentu saja dalam kenyataan sehari-hari teknologi tidak konstan,
melainkan selalu berubah dan berkembang. Perubahan teknologi
yang senantiasa berlangsung itu meliputi penemuan metodemetode produksi yang baru (produknya sendiri sama), penciptaan
dan pengembangan produk-produk baru (metode produksinya bisa
sama bisa pula berubah), dan aneka kemajuan teknik pemasaran,
oganisasi dan manajemen.
Pada bagian ini kita mengasumsikan bahwa harga-harga faktor
senantiasa konstan. Ingat bahwa meskipun kemajuan teknologi
biasanya menurunkan biaya-biaya perusahaan, cateris paribus,
namun tidak semua penurunan atau penghematan biaya bersumber
dari perubah teknologi. Besar kecilnya biaya merupakan fungsi
(ditentukan oleh) harga-harga berbagai macam faktor produksi atau
input yang dipakai perusahaan dalam menghasilkan setiap unit
output (produk). Perubahan atau kemajuan teknologi lazimnya
berakar dari hasrat untuk menghasilkan suatu produk dalam jumlah
yang sama, tapi dengan biaya yang lebih murah. Kita bisa
menelaah
perubahan
teknologi
dengan
menggunakan
teknik
isokuan. Kita akan menyimak tiga macam perubahan teknologi,
yakni perubahan teknologi netral, perubahan teknologi penghemat
tenaga kerja, serta perubahan teknologi penghemat modal.
Perubahan Teknologi Netral
Perubahan teknologi netral (neutral technological change)
terjadi bila kenaikan MPPL sama dengan kenaikan MPPK pada suatu
rasio modal/tenaga kerja. Ingat bahwa tingkat subsitusi teknis
marjinal tenaga kerja terhadap modal sama dengan :
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 21
MPPl
MPP k
Dengan demikian suatu perubahan teknologi dikatakan netral
MRT k :l=
apabila
MRT k :l
tidak berubah pada suatu rasio modal/ tenaga
kerja semula. Netral di sini mengacu pada tidak berubahnya rasio
modal/ tenaga kerja yang digunakan perubahan. Rasio itu sendiri
tidak berubah karena rasio produk fisik marjinal masing-masing
input juga tidak berubah, atau dalam kalimat lain karena tingkat
subsitusi teknis marjinal (MRTS) tidak mengalami perubahan.
Perubahan Teknologi Tenaga Kerja
Perubahan teknologi yang menghemat pemakaian input
tenaga kerja (labor-saving technological change) mengakibatkan
menurunnya penyerapan tenaga kerja, dengan adana teknologi
baru
sejumlah
pekerja
mampu
menghasilkan
output
yang
sebelumnya harus dikerjakan oleh lebih banyak orang. Oleh karena
itu adanya teknologi baru menyebabkan kenaikan MPP L lebih kecil
dibandingkan dengan kenaikan MPPK. Tentu saja perusahaan akan
mengurangi pekerja dan memperbanyak modal.
Perubahan Teknologi Penghemat Modal
Perubahan teknologi penghemat modal (capital
technological
change)
memungkinkan
sejumlah
tenaga
saving
kerja
membuat output yang sama dengan berbekal dengan sedikit
modal. Dalam ungkapan lain, disini MPP L meningkat lebih tinggi
dibandingkan dengan MPPK, berapapun rasio modal/ tenaga kerja
yang ada. Hal ini mendorong perusahaan menambah pemakaian
input tenaga kerja, sekaligus mengurangi pemakaian input modal.
2.6 Perbedaan Biaya Dalam Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 22
Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori
produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di
antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja
yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
barang
tersebut. Dalam
analisa
tersebut
bahwa
faktor-faktor
produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah jumlahnya
dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah
penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau
tidak ada produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia.
Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. sampai pada interval
produksi tertentu jumlah mesin tidak perluh ditambah. Tetapi jika
tingkat produksi menurun sampai nol unit, jumlah mesin tidak bisa
dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada
tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak
faktor produksi variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya.
Buruh
harian
lepas
di
pabrik
rokok
adalah
contohnya.
Jika
perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh
hariannya
ditambah.
Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi,
buruh harian dapat dikurangi.Pengertian faktor produksi tetap dan
faktor produksi variable terkait dengan waktu yang dibutuhkan
untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin
dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka
pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi.
sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 23
kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu
tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka
panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode
produksi di
mana
perusahaan tidak
mampu dengan segera
melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi.
Tabel 2. Perbedaan biaya dalam jangka pendek dan
jangka panjang
Perbeda
Jangka Pendek
an
Pengerti
Periode
an
perusahaan
dengan
produksi
tidak
segera
Jangka Panjang
dimana Periode
mampu dimana
produksi
semua
melakukan Produksi menjadi factor
penyesuaian
jumlah produksi variable.
penggunaan salah satu atau
Sifat
beberapa factor produksi.
Tetap
Variable
Faktor
Produksi
Jangka
factor
< 5 tahun
5 – 10 tahun
Waktu
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 24
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori biaya produksi erat hubungannya dengan teori
fungsi pengeluaran. Kedua-duanya membedakan analisa
kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua analisis
juga dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang
semakin berkurang.
Dalam jangka pendek penggolongan biaya produksi
dibedakan kepada biaya total dan biaya rata-rata. Jenisjenis biaya total dibedakan menjadi tiga jenis biaya:
a. Biaya Tetap Total (TFC)
b. Biaya Berubah Total (TVC)
c. Biaya Total (TC)
Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga jenis biaya,
yaitu:
a. Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
b. Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
c. Biaya Total Rata-rata (AC)
Perubahan dalam harga input produksi dipengaruhi
oleh perbedaan skala ekonomis dan hasil skala dimana
terdapat hasil skala menurun dan hasil skala meningkat.
Lalu dipengaruhi juga oleh perubahan teknologi. Terdapat
tiga perubahan teknologi, yaitu: 1. Perubahan teknologi
netral, 2. Perubahan teknologi tenaga kerja, dan 3.
Perubahan teknologi penghemat modal.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 26
Perbedaan biaya jangka pendek dan biaya jangka
panjang terletak pada sifat faktor produksi dan jangka
waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2010. Teori
Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Jakarta. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno,Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar.
Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Miller, Roger LeRoy dan Roger E. Meiners. 1997. Teori
Ekonomi Mikro Intermediate. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 27
Schaum's Outlines MIKROEKONOMI, edisi 4, halaman 93.
Ekonomi Mikro (Edisi Baru). Oleh Sugiarto Dkk. Halaman
205 & 206
http://riamitha.wordpress.com/2013/05/22/pengantarteori-ekonomi-mikro-rangkuman/
http://sixteenquerida.wordpress.com/2013/10/26/paperekonomi-mikro/
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/08/tahap-tahapperencanaan-produksi.html
http://books.google.co.id/books?
id=YHiMUMcuytEC&pg=PA93&dq=produksi+dengan
+satu+input+variabel&hl=id&sa=X&ei=sYA2VK3eC
NaiugTH8YL4BQ&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&
q=produksi%20dengan%20satu%20input
%20variabel&f=false
http://books.google.co.id/books?
id=MYOovq0jHSsC&pg=PA205&dq=produksi+denga
n+satu+input+variabel&hl=id&sa=X&ei=sYA2VK3e
CNaiugTH8YL4BQ&ved=0CBkQ6AEwAA#v=onepage
&q=produksi%20dengan%20satu%20input
%20variabel&f=false
Fungsi Produksi dan Fungsi Biaya
Page 28