Investasi agregat ekspor impor dan belan

EKONOMI MAKRO ISLAM
INVESTASI AGREGAT, EKSPOR IMPOR, dan BELANJA NEGARA
Dosen Pengampu:
Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.

Kelas B
Disusun Oleh:
1. Dwi Martaningsih
2. Maharani Wijayanti
3. Queentesa Nur W.

213-13-015
213-13-018
213-13-019

FAKULTAS SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2014
BAB I

PENDAHULUAN


I.

Latar Belakang
Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang
modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Investasi
dalam konteks ekonomi makro merupakan konsep aliran (flow concept), karena besarnya
dihitung selama satu interval klinik. Investasi sering juga disebut penanaman modal atau
pembentukan modal. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal
atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan sebagai investasi jika ditujukan untuk
meningkatkan

kemampuan

produksi.


Investasi

merupakan

hal

yang

penting

dalam

perekonomian. Dalam makalah ini akan dibahas seberapa pentingnya investasi dan pengaruhnya
dalam perekonomian dan pengaruh belana negara dan ekspor impor terhadap pendapatan
nasional.
II.

Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud investasi agregat?

2.
Bagaimana pengaruh investasi agregat terhadap ekonomi makro Islam?
3.
Bagaimana pengaruh ekspor impor dan belanja negara terhadap ekonomi makro dan
perekonomian Islam?

III. Tujuan
1.
Mengetahui maksud dari investasi agregat.
2.
Mengetahui pengaruh investasi agregat terhadap ekonomi makro Islam.
3.
Mengetahui pengaruh ekspor impor dan belanja negara terhadap ekonomi makro dan
perekonomian Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Investasi Agregat
1.

Investasi menurut konvensional
Investasi agregat adalah semua pendapatan yang dibelanjakan oleh
perusahaan atau instansi pemerintah pada barang modal untuk digunakan dalam

kegiatan produktif, yaitu mempertahankan atau meningkatkan persediaan barangbarang fisik. Istilah investasi dalam ekonomi lebih sempit daripada penggunaan
oleh masyarakat umum karena mengecualikan pembelian aset kertas keuangan
seperti obligasi atau saham. Semua bentuk investasi perlu didahului oleh
menabung dari pendapatan, tetapi tidak semua tabungan untuk tujuan investasi.
Pengeluaran untuk investasi sangat berbeda dengan pengeluaran untuk konsumsi.
Perbedaannya terletak pada tujuannya. Pengeluaran untuk investasi bertuujuan
untuk mencari keuntungan dalam investasi tersebut. Sedangkan pengeluaran
untuk konsumsi digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
2.

Investasi menurut Islam
Dalam ekonomi islam, bunga bukanlah hambatan untuk meningkatkan
investasi, karena pinjaman yang mengandung bunga bukan merupakan alternatif
untuk melakukan investasi, karena tingkat bunga tidak dimasukkan dalam
perhitungan investasi. Yang sangat mempengaruhi investasi dalam ekonomi Islam
yaitu zakat. Karena segala bentuk harta yang tidak disalurkan kesektor riil akan

dikenakan zakat. Oleh karena itu akan semakin banyak orang yang akan
menginvestaasikan dananya ke sector riil agar tidak dikenakan zakat. Selain itu
investasi dalam Islam dilakukan lebih dalam motif social yaitu membantu
sebagian masyarakat yang tidak memiliki modal namun memiliki kemampuan
berupa keahlian (skill) dalam menjalankan usaha, baik dilakukan dengan
bersyarikat (musyarakah) maupun dengan berbagi hasil (mudharabah). Jadi dapat
dikatakan bahwa investasi dalam Islam bukan hanya dipengaruhi factor
keuntungan materi, tapi juga sangat dipengaruhi oleh factor syariah (kepatuhan
pada ketentuan syariah) dan factor social (kemaslahatan umat).
Kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, al-Mawsu’ah AlIlmiyah wa al-amaliyah al-islamiyah memandang ada lima criteria yang sesuai
dengan islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Proyek yang baik menurut islam dan terbebas dari riba
Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat
Memberantas kefakiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan

Memelihara dan menumbuhkembangkan harta
Melindungi kepentingan anggota masyarakat

Investasi yang berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada
saat ini, atau berarti menyimpan, mengelola dan mengembangkannya merupakan
hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an
Surat Yusuf 12: ayat 46-50.
Allah swt berfirman :

12:46. (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): “Yusuf,
hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi
betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kuruskurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar
aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.”

12:47. Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya
kecuali sedikit untuk kamu makan.

12:48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit,
yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),

kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.

12:49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia
diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.”

12:50. Raja berkata: “Bawalah dia kepadaku.” Maka tatkala utusan itu
datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: “Kembalilah kepada tuanmu dan
tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai
tangannya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.”

3.

Fungsi Investasi
Investasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga sehingga terjadi hubungan
terbalik antara investasi dengan tingkat suku bunga.
I = I (i)
Keterangan :
I = investasi

4.


Kurva investasi agregat

i = tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga (i)

I=I(i)

Investasi (Rp)

Kurva permintaan menggambarkan berbagai volume atau besarnya
investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan pada berbagai tingkat suku bunga.
Kurva permintaan investasi memiliki kemiringan (slope) negative. Hal ini
menujukkan bahwa antara investasi dan tingkat suku bunga memiliki hubungan
yang berlawanan arah (terbalik). Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin
kecil permintaan investasi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat suku bunga
semakin besar permintaan investasinya
Kurva investasi agregat merupakan penjumlahan dari kurva-kurva
investasi perusahaan secara individual.


5.

Peran investasi terhadap ekonomi makro
1) Komponen pengeluaran agregat
Dalam fungsi pendapatan nasional salah satu komponennya yaitu
investasi. Oleh karena itu semakin besar investasi yang dilakukan akan
menambah tingkat pendapatan nasional negara. Begitu pula sebaliknya apabila
investasi yang dilakukan sedikit pendapatan negara juga akan menurun.
2) Merangsang pertumbuhan ekonomi

Dengan banyaknya orang yang berinvestasi akan mendorong terjadinya
akumulasi modal, penambahan stok bangunan dan peralatan lainnya, yang akan
meningkatkan output potensial.
3) Meningkatkan kapasitas produksi
Meningkatnya minat berinvestasi menyebabkan meningkat pula jumlah
perusahaan yang beroperasi baik bidang barang maupun jasa. Secara otomatis
output yang dihasilkan akan mengalami peningkatan.
B.


Ekspor
1.
Pengertian Ekspor
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke
luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku1.
Ekspor merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa
besar pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat
terjamin kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya
berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan internasional.
Oleh sebab itulah dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan
devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara.
Secara garis besar, ekspor Indonesia terdiri atas dua macam yaitu :
1)
Minyak bumi dan gas alam (Migas).
Barang-barang yang termasuk migas antara lain : minyak tanah, bensin, solar
2)

dan elpiji.
Non Migas.
Barang-barang yang termasuk non migas antara lain : hasil pertanian dan

perkebunan (karet, kopi dan kopra); hasil laut (ikan dan kerang); hasil industri
(kayu lapis, minyak kelapa sawit, pupuk, kertas dan bahan kimia); serta hasil
tambang non migas (bijih nikel, bijih tembaga dan batu bara).

2.

1

Faktor yang mempengaruhi ekspor
1)

Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri.

2)

Keadaan pasar luar negeri.

3)

Kemampuan eksportir memanfaatkan peluang pasar.

Muchtar Machmudin dan Yus Indra, Kredit Ekspor Impor, Jakarta : Institut Bankir, Indonesia, 1993, hlm 1.

3.

Penentu Ekspor
Suatu Negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkannya ke Negaranegara lain dan mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut.
Faktor yang lebih penting adalah kemampuan Negara tersebut untuk memproduksi
barang-barang yang dapat bersaing dipasaran luar negeri.
Ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional. Bila ekspor
bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikan
pendapatan nasional tapi pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor dan
ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap.

Tingkat Bunga

Berikut grafik fungsi ekspor :

Pertambahan Ekspor

X2
X0

Pengurangan Ekspor

0

4.

X1

Pendapatan nasional
Pendapatan
Nasional

Keadaan yang menyebabkan bertambahnya ekspor
a)

Meningkatnya nilai kemakmuran masyarakat

b)

Tingkat inflasi di dalam negeri lebih rendah disbanding dengan Negara-negara
yang banyak mengimpor barang-barang ekspor kita.

c)

Kurs devisa efektif yang berlaku bagi barang-barang ekspor menguntungkan

d)

Peningkatan efisiensi produksi di dalam negeri

e)

Kegagalan produksi di Negara-negara penghasil produk yang bersaing dengan
produk ekspor kita di pasar dunia.

f)

Kebijakan fiscal dan moneter yang serasi disertai dengan kebijakan
peningkatan ekspor yang tepat.

g)

Adanya

peningkatan

efisiensi

produksi

secara

menyeluruh

dalam

perekonomian Negara pengekspor.
5.

Kebijakan Pemerintah dalam mengatur ekspor
Untuk mendukung perkembangan dan meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia,
diperlukan kebijakan ekspor yang secara garis besar mampu mengatasi berbagai hambatan
yang dihadapi. Kebijakan tersebut antara lain meliputi: (1) penegakan hukum, (2) penerapan
one stop service, (3) penyederhanaan peraturan di berbagai level, (4) pengembangan
industri penunjang yang kuat (komponen input, jasa, dll), (5) pemecahan masalah
perburuhan dan kendala infrastruktur, (6) peningkatan produktivitas dan daya saing produkproduk ekspor, dan (7) peningkatan keamanan serta stabilitas sosial politik secara kondusif.

C.

Impor
1. Pengertian Impor
Impor adalah proses memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean dalam
negeri dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2.

2. Faktor yang mempengaruhi impor
1)
Pengaruh inflasi terhadap impor Inflasi memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap impor Indonesia dari Amerika Serikat dengan probabilitas
0,2283 pada tingkat signifikasi 5%. Temuan empirik yang menunjukkan
bahwa inflasi dalam negeri tidak berpengaruh terhadap impor Indonesia dari
Amerika Serikat karena impor dari Amerika Serikat sebagian masih memiliki
kadungan ekspor yang berasal dari Indonesia sendiri. Selain itu, impor dari
Amerika Serikat sebagian besar adalah bahan penyangga konsumsi dan faktor
produksi yang industry dalam negeri tidak mampu menyediakan barangbarang tersebut. Sehingga pada saat inflasi tinggi permintaan impor dari
2)

Amerika Serikat masih cukup tinggi.
Pengaruh cadangan devisa terhadap impor Cadangan devisa memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap impor Indonesia dari Amerika Serikat pada tingkat
signifikansi 5% yaitu sebesar 0.0400 dengan koefisien sebesar 0.503919. ini
berarti setiap kenaikan cadangan devisa 1 juta US$, maka permintaan impor
Indonesia dari Amerika Serikat akan meningkat sebesar 0,530535. Hal ini

2

Ruddy Tri Santoso, Pembiayaan Transaksi Luar Negeri, Yogyakarta : Andi Offset, 1993, hlm 57.

berarti sesuai dengan hipotesa yang menyatakan bahwa cadangan devisa
berpengaruh signifikan terhadap impor.
3.

Penentu impor
Besarnya impor ditentukan oleh sampai dimana kesanggupan barang-barang
yang diproduksikan di Negara-negara lain untuk bersaing dengan barang-barang
yang dihasilkan di Negara itu. Besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya
pendapatan nasional daripada oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk
bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri.

Impor

Berikut grafik fungsi impor :

M2
M0
M1
Pendapatan nasional
Pendapatan
Nasional

0

4.

Keadaan yang menyebabkan bertambahnya impor
1)

Meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk dalam negeri

2)

Kurs devisa efektif yang berlaku menguntungkan para importer

3)

Tingkat inflasi di dalam negeri lebih tinggi dibandingkan dengan Negaranegara lain, khususnya Negara-negara penghasil barang-barang yang kita
impor.

4)

Kebijakan pemerintah yang merangsang impor. Biasanya berbentuk subsidi
impor atau penurunan bea impor.

D.

Ekspor impor
1.

Pengertian ekspor impor

Kegiatan ekspor impor merupakan kegiatan perdagangan dengan cara
mengeluarkan atau memasukan barang dari dalam atau luar wilayah pabean
Indonesia dengan mematuhi ketentuan yang berlaku.
2.

Pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor impor
a.

Importir
Pihak yang membeli barang atau buyer. Dalam L/C biasanya pihak pembeli
barang lazim disebut sebagai applicant, account party atau accountee, yaitu
pihak yang memohon pembukaan L/C pada suatu bank.

b.

Eksportir
Pihak yang menjual barang atau seller atau vendor. Dalam L/C biasanya
disebut beneficiary, yaitu pihak kepada siapa sebuah L/C itu diterbitkan.

c.

Bank
Pihak yang berperan sebagai penghubung antara eksportir dan importir. Bank
juga berperan sebagai penjamin pembayaran serta sebagai pihak pemberi
informasi atau sebagai pihak yang membiayai perdagangan. Dalam L/C bank
dapat berfungsi sebagai issuing bank, advising bank, paying bank, negotiating
bank, atau reimbursing bank.

d.

Perusahaan Pengangkutan
Perusahaan yang memberikan jasa pengangkutan dengan menerima uang jasa
angkut (freight). Perusahaan ini menerima barang-barang dari eksportir dan
selanjutnya mengatur pengangkutan barang tersebut ketempat importir. Sebagai
tanda

bukti,

perusahaan

pengangkutan

akan

menerbitkan

dokumen

pengangkutan (bill of loading).
e.

Asuransi
Perusahaan yang memberikan perlindungan terhadap resiko (risk) atas barang
yang diangkut dengan menutup asuransi atas barang-barang tersebut sesuai
dengan yang diisyaratkan. Perusahaan asuransi akan menerbitkan sertifikat atau
polis asuransi sebagai bukti bahwa barang-barang yang telah ditutup

asuransinya dan akan menyelesaikan tagihan atau tuntutan ganti rugi apabila
terjadi Claim atas kerugian barang tersebut.
f.

Bea Cukai
Instansi resmi dari suatu negara yang mengawasi barang-barang keluar masuk
daerah pabean dan memberikan izin untuk itu. Bagi eksportir bea cukai atau
pabean merupakan pihak yang memberikan izin untuk pemuatan barang ke
kapal, sedangkan bagi importir merupakan pihak yang memberikan izin untuk
pelepasan barang-barang dari pelabuhan untuk dimasukkan ke daerah bebas
pabean di dalam negeri.

g.

Surveyor atau Badan Peneliti
Badan peneliti yang bergerak dalam bidang penelitian mutu atau kualitas, jenis,
jumlah, harga barang dan sebagainya

atas permintaan pihak yang

berkepentingan. Hasil pemeriksaan tersebut akan diterbitkan surat Laporan
Kebenaran Pemeriksaan (LKP).
h.

Departemen Perdagangan
Instansi pemerintah yang bertugas mengatur tata niaga perdagangan, antara lain
memberikan perizinan, menetapkan pembatasan barang-barang yang dapat
diekspor dan mengeluarkan ketentuan-ketentuannya.

3.

Peranan kegiatan ekspor impor
Tiga peranan perdagangan luar negeri dalam kegiatan perekonomian Negara, yaitu :
1.

Penentu tingkat pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.

2.

Masalah-masalah ekonomi yang mungkin dihadapi dalam perekonomian
terbuka.

3.

bentuk-bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi.
Ekspor tidak dipengaruhi pendapatan nasional sedangkan impor

ditentukan oleh pendapatan nasional. Hal ini berarti :

-

Bila pendapatan nasional berubah maka impor pun akan berubah (makin tinggi
pendapatan nasional makin tinggi impor yang dilakukan)

-

Bila pendapatan nasional berubah, belum tentu ekspor akan mengalami
perubahan. Tapi ekspor dapat mengalami perubahan walau pendapatan nasional
tidak berubah.
Ekspor dan impor merupakan komponen yang penting dalam neraca

Perbelanjaan Agregat

pembayaran dan keadaan seperti ini pun menyebabkan masalah pengangguran.

I1 + G1 + X1
X

Pendapatan nasional

Keseimbangan
Nasional
Y
Y Pendapatan
Y
0

1

F

Pendapatan
Nasional

Impor

Eksporimpor
Ekspor

M

X1

X

X
Y0
Pendapatan
Nasional

YF

Pendapatan nasional

Ekspor Impor
E.

Ekspor impor dalam ekonomi Islam
Islam merupakan the way of life, dimana Islam tidak hanya mengatur ummatnya
dalam hal ibadah, bahkan problematika muamalah di pasar internasional pun diatur dalam
Islam. Sebenarnya tidak ada hukum khusus bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang
bermuamalah di pasar internasional. Akan tetapi, Al-Qur’an memberikan pandangan
bermuamalah secara umum tanpa memandang dimana, kapan dan dengan siapa muamalah
tersebut terjadi.
Ekspor impor dalam pandangan Islam haruslah bebas dari riba. Dalam Islam haruslah
jual beli dalam barang yang halal. Ekonomi makro Islam menganjurkan ekspor impor yang
memang untuk barang-barang yang dibutuhkan. Begitu pula dengan APBN, harus
digunakan sebijak mungkin untuk mencapai kemaslahatan bersama. Jangan menggunakan
APBN ke arah yang kurang bermanfaat dan mengakibatkan tabdzir dan israf.
Dilihat dari 3 fungsi APBN, alokasi, distribusi, dan stabilisasi, maka pandangan
ekonomi makro Islam tentang fungsi alokasi, haruslah dialokasikan ke sesuatu yang
memang bertujuan untuk kemaslahatan bersama missal pembangunan jalan di daerah
terpencil, perbaikan jalan raya yang rusak, pembangunan rumah sakit, dan lain-lain. Bila
dimanfaat dengan bijak maka masyarakat akan sejahtera. Untuk fungsi distribusi, APBN
disalurkan melalui subsidi barang-barang pokok, dana pension, dan lain-lain yang memang
untuk kesejahteraan rakyat. Untuk fungsi stabilisasi, APBN bisa menjadi ukuran kebijakan
pemerintah sudah sesuai atau belum, jadi pemimpin menurut Islam haruslah bisa memilih
kebijakan yang tepat untuk rakyatnya.
Islam melarang keras perbuatan tabdzir dan israf dalam penggunaan APBN. Maka
dari itu, sesuatu kebijakan pemerintah yang tidak banyak memberi maslahah pada rakyat
sebaiknya tidak usah dilakukan.

F.

Belanja negara

1.

Pengertian dan ruang lingkup APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan PerwakilanRakyat. (Pasal 1
angka 7, UU No. 17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004.
Tentang Perbendaharaan Negara, APBN dalam satu tahun anggaran meliputi:
a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.
b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang
akanditerima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas
umum negara. (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004)Tahun anggaran adalah periode
pelaksanaan APBN selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan
tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember. Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1 April sampai
dengan 31 Marettahun berikutnya. Penggunaan tahun kalender sebagai tahun
anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU
Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/2004).

2.

Dasar hukum
1)

UUD 1945

2)

UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

3)

UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

4)

UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaa Pembangunan Nasional

5)

UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah

6)

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah

7)

Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

3.

Jenis-jenis belanja negara
1)

Belanja Pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah di
dalam maupun di luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil

2)

3)

4)

5)

6)

7)

dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS
sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang
berkaitan dengan pembentukan modal.
Belanja Barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis
pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak
dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau
dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja
barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas.
Belanja Modal
Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau
menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau
aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetap tersebut dipergunakan
untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.
Pembayaran Bunga Utang
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang
dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik
utang dalam maupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman
jangka pendek atau jangka panjang. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam
kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.
Subsidi
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang
memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau
masyarkat. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran subsidi kepada
masyarakat melalui BUMN/BUMD dan pemsahaan swasta.
Hibah
Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau
jasa, bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya
dan tidak mengikat serta tidak terus menerus kepada pemerintahan negara lain,
pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi kemayarakatan serta organisasi
intemasional.
Bantuan Sosial
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat
langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga
kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah
bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam bentuk uang/ barang

4.

atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.
8)
Belanja Lain-lain
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini
bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang
sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.
9)
Belanja Daerah (Transfer Ke Daerah)
Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana APBN kepada
pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang besarnya
berdasarkan perhitungan-perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang
ditetapkan dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan. Belanja daerah
terbagi atas dua kelompok besar yaitu Dana Perimbangan, merupakan
Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil,
dana alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk keperluan
pemerintah daerah, dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian, merupakan
Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah
daerah.
Fungsi APBN
1.

Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan
untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan,
dan taman umum.

2.

Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk
kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana
pensiun.

3. Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi
sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn negara teratur
sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di
terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai
stabilisator.
5.

Prinsip-prinsip APBN
Sejak tahun 1999 tidak lagi digunakan prinsip anggaran berimbang dalam
menyusun APBN. APBN disusun berdasarkan prinsip anggaran defisit.

a. Prinsip Anggaran Defisit
Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada
anggaran defisit ditentukan :
 Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai


sumber pembiayaan.
Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber

pembiayaan LN (bersih)
Anggaran Defisit
PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN
Keterangan :
PNH = pendapatan negara dan hibah
BN = belanja negara
DA
= defisit Anggaran
PbDN= pembiayaan DN
PkDN= Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN= pembiayaan LN
PPLN= penerimaan pinjaman LN
PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN = bantuan luar negeri
Anggaran Berimbang
PDN – PR

= TP

DAP = AP – TP
Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR

= Pengeluaran Rutin

TP = Tabungan Pemerintah
DAP = Defisit Anggaran Pembangunan
AP = Anggaran Pembangunan

b. Prinsip Anggaran Dinamis



Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.
Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari



tahun ke tahun terus meningkat.
Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP (TP)
terus

c.

meningkat

atau

prosentase

ketergantungan

pembiayaan

pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun.
Prinsip Anggaran Fungsional


Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi
untuk

membiayai

anggaran

belanja

pembangunan

(pengeluaran

pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin.


Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai
pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil
sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan anggaran

6.

pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.
Fungsi Pendapatan Nasional:
Y=C+I+G+(X-M)
Dalam fungsi diatas terdapat komponen diantaranya belanja negara yang mana
dalam fungsi tersebut belanja negara ssangat mempengaruhi pendapatan nasional
apabila ybelanja negara bertambah maka akan bertambah pula pendapatan nasional
Begitu pula dengan ekspor impor. Selisih diantara keduanya akan
menghasilkan surplus atau defisit. Apabila ekspor lebih besar dari pada impor maka
disitulah akan mengalami surplus dan sebaliknya apabila impor lebih besar dari pada
ekspor maka akan mengalami defisit. Pada saat kondisi surplus maka akan
menambah pendapatan nasionla dan pada saatposisi defisit maka akan mengurangi
pendapatan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam; Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005, cetakan pertama.

Sukirno, Sadono. Makroekonomi; Teori pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008,
edisi ketiga.
Al Arif, M. Nur Rianto. Teori Makroekonomi Islam; Konsep, Teori dan Analisis. Bandung:
Alfabeta, 2010.
Muchtar Machmudin dan Yus Indra, Kredit Ekspor Impor, Jakarta : Institut Bankir, 1993.
Ruddy Tri Santoso, Pembiayaan Transaksi Luar Negeri, Yogyakarta : Andi Offset, 1993.
http://juniarari.blogspot.com/2011/11/makro-ekonomi.html
http://stephanie-insideof.blogspot.com/2011/01/tabungan-dan-investasi-dalam-ekonomi.html
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/09/02/mengenal-jenis-jenis-belanja-pemerintahpusat-dalam-apbn-586086.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2269570-pengertian-ekspor-impor-danproses/#ixzz211wG7F4D
http://www.scribd.com/doc/211326249/Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Permintaan-ImporIndonesia-Dari-Amerika-Serikat-1985-2009