Study Preventive Maintenance pada Turbin Uap Shinko dengan Kapasitas 800 KW Putaran Turbin 1500 RPM di PT. SISIRAU Aceh Tamiang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Cara Kerja Turbin (Turbin Uap)
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotorblade".

Fluida

yang

bergerak

menjadikan

baling-baling

berputar

dan


menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir
angin dan roda air. Sebuah turbin yang, bekerja terbalik disebut kompresor atau
pompa turbo. Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar balingbaling yang memfokus dan mengontrol fluida. Casing dan baling-baling mungkin
memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa
kondisi aliran fluida. Energy diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar
(http://en.wikipedia.org/wiki/Preventive_maintenance,turbinuap).
2.1.1

Penggunaan turbin
Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik.

Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu.
Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar. Sebuah turbin
gas, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi
sebuah turbin, kompresor, "kombustor", dan alternator.
Turbin dapat memiliki kepadatan tenaga (power density) yang luar biasa
(berbanding dengan volume dan beratnya), ini karena kemampuan mereka
beroperasi pada kecepatan sangat tinggi. Mesin utama dari Space Shuttle
menggunakan turbopumps (mesin yang terdiri dari sebuah pompa yang didorong
oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan propellant (oksigen cair dan

hidrogen cair) ke ruang pembakaran mesin. Turbopump hidrogen cair ini sedikit
lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi 70.000 hp (52,2 MW).
Turbin Uap Termasuk Mesin- mesin Konversi energi yang mengubah
energi potensial uap menjadi energi kinetis pada nozel dan selanjutnya diubah

Universitas Sumatera Utara

menjadi energi mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin.
Energi mekanis yang dihasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat secara
langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme
yang digerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme yang digerakkan
adalah poros generator jika dibandingkan dengan penggerak dengan tenaga listrik
lain seperti diesel, turbin memiliki kelebihan antara lain:
- penggunaan panas yang lebih baik
- pengontrolan putaran yang lebih mudah.
- tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik.
- tidak terpengaruh lingkungan sekeliling yang panas
- uap bekasnya dapat digunkan kembali atau untuk proses
2.1.2


Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap
Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah:



Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi
energi kinetik.



Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.



Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.



Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram
sepanjang sumbu.




Bantalan, bagian yang berfungsi untuk menyokong kedua ujung poros dan
banyak menerima beban.



Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan
mekanisme yang digerakkan.

Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 bagian-bagian turbin uap.
(Sumber: http://repository.usu.ac.id)
1.


Cassing
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama- turbin.

2.

Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau
deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin
bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya untuk turbin jenis reaksi
maka motor ini perlu di Balance untuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul
secara aksial terhadap poros.

3.

Bearing Pendestal
Adalah merupakan kedudukan dari poros rotor.

4.

Journal Bearing

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya
Tegak Lurus Rotor.

Universitas Sumatera Utara

5.

Thrust Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima
gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju
mundurnya poros rotor.

6.

Main Oli Pump
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian bagian yang berputar pada turbin. Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
 Sebagai Pelumas pada bagian - bagian yang berputar.
 Sebagai Pendingin (Oil Cooler) yang telah panas dan masuk ke bagian
turbin dan akan menekan/terdorong keluar secara sirkuler sebagai
Pelapis (Oil Film) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.

 Sebagai Pembersih (Oil Cleaner) dimana oli yang telah kotor sebagai
akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke
luar secara sirkuler oleh oli yang masuk.

7.

Gland Packing
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun
kebocoran oli.

8.

Labirinth Ring
Mempunyai fungsi yang sama dengan gland packing.

9.

Impuls Stage
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116
buah


10. Stasionary Blade
Adalah sudu-sudu yang berfngsi untuk menerima dan mengarahkan steam
yang masuk.
11. Moving Blade
Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi
Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. Control Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk
kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.

Universitas Sumatera Utara

13. Stop Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghentikan aliran steam yang menuju turbin.
14. Reducing Gear
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin
dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor
dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.

Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :


Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian
dalam reducing gear.



Pinion (high speed gear) adalah roda gigi dengan type Helical yang
putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.



Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang
putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu
dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.



Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan/menerima

gaya tegak lurus dari pinion gear



Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing
terhadap gaya radial shaft pinion gear.



Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan
gaya radial dari shaft gear wheel.



Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap
gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.



Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau

menerima gaya sejajar dari poros gear wheel (gaya aksial) yang
merupakan gerak maju mundurnya poros.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 bagian utama turbin uap
Secara umum, dapat kita lihat bahwa sistem turbin uap dibagi atas 5 bagian
yaitu :
1. Steam turbine
2. Governor dan turbin control
3. Steam supply dan drainage system
4. Coolingsystem
5. Oil pressure system
2.2 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan
Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak
dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan
perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai
suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah `pemeliharaan' pada kenyataanya
menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan,

Universitas Sumatera Utara

dan sebagai hasilnya kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri untuk
menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian pemeliharaan.
Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena
apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan
selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.
Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan
pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya
dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancer (corder,1992).
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar
kualitas

produksi

dapat

terjamin,

maka

dibutuhkan

kegiatan-kegiatan

perneliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan
(lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,
serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada
fasilitas tersebut.
Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan
bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk
dapat diproduksi dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan
tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan
atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan
mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu
perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,
kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat
dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau
maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.
Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin
tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus
dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi
kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Universitas Sumatera Utara

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan,
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,
dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik
dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses
produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga
dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena
kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya
fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Menurut Corder
(1992).
Menurut Sofyan Assauri, 1993, tujuan pemeliharaan yaitu :
1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas
dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5) Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja,
6) Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total
biaya yang terendah.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
Menurut Daryus A, (2007) dalam bukunya Manajemen Pemeliharaan
Mesin membagi pemeliharaan menjadi :
1) Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dibertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan
untuk pencegahan.
2) Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai
standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatanpeningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi
rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3) Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance)
Pemeliharaan berjalan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan
bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4) Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari system peralatan.
Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau
alat-alat monitor yang canggih.
5) Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat-alat
dan tenaga kerjanya.
6) Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)
Pemeliharan darurat adalah pekerjaan pemeliharaan yang harus segera
dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Universitas Sumatera Utara

7) Pemeliharaan berhenti (Shutdown Maintenance)
Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama
mesin tersebut berhenti beroperasi.
8) Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau
terus-menerus.
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown
maintenance.
2.3.1 Preventive Maintenance
Menurut (Assauri 1993) Pengertian preventive maintenance adalah
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam
kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi
pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana
dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana
produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena
kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi
yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan
produksi akan termasuk pada golongan ini apabila :
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau
keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kulitas produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.

Universitas Sumatera Utara

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas
atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance
dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang
bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil
produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahan pabrik dapat dibedakan atas :


Routine Maintenance



Periodic Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini
adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan
bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin
selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.(Assauri 1993).
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun
sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam
kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya
setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan
maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat
dari pada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic
maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat
dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan
pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut
untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar
(Assauri 1993).

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan
pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan
benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan
kegiatan perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi
akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi
sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.
Jadi dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai
kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan
perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan
kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar
kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan
untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat
ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang
ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance
saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat
menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu
kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah
biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya
selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses
produksi berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama
proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan
breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada
preventive maintenance. Disamping itu akan didapat suatu kenaikan yang
melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya

Universitas Sumatera Utara

kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat
mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance.
Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesinmesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa
preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan
kebijakan breakdown maintenance saja.

2.4 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan

-

Pada dasarnya Hubungan pemeliharaan ada dua macam yaitu,
pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan pemeliharaan diluar
dari perencanaan (Unplanned Maintenance) dilakukan secara rutin (Preventive
Maintenance). Hanya ada satu bentuk pemeliharaan tidak terencana yaitu
pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance), yang didefinisikan sebagai
pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat
yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau
untuk alasan keselamatan kerja.
Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama, pencegahan dan
korektif.
Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang
berdasar pada "lihat, rasakan dan dengarkan", dan penyetelan minor pada selang
waktu yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor yang ditemukan
perlu diganti pada saat pemeriksaan.
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) meliputi reparasi minor,
terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul di antara
pemeriksaan, juga overhaull terencana misalnya overhaull tahunan atau dua
tahunan, suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang
sebagai hasil pemeriksaan pencegahan. Selain preventive maintenance dan
corrective maintenance, patton (1983) menambah satu jenis pemeliharaan lagi,
yaitu pemeliharaan kemajuan (improvement maintenance), yang berfungsi untuk
memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan.

Universitas Sumatera Utara

Inspeksi, kegiatan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk menentukan
kondisi operasi sebuah komponen atau fasilitas baik secara visual atau dengan
sebuah pengukuran tertentu (Arman 2006).

MAINTENACE
(pemeliharaan)

Pemeliharaan Tak
Terencana

Pemeliharaan
Terencana

Pemeliharaan
Korektif

Pemeliharaan
Pencegahan

Pemeriksaan
termasuk
penyetelan
dan
pelumasan

Penggantian
komponen
minor yaitu,
pekerjaan
yang timbul
dari
pemeriksaan

Reparasi
minor
yang tidak
ditemukan
waktu

Pemeliharaan
Darurat

Overhaul
Terencana

Lihat, Rasakan, Dengar

Pemeliharaan
waktu berjalan

Pemeliharaan
waktu berhenti

Gambar 2.3 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan
Sumber: corder (1992)

Universitas Sumatera Utara

2.5 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan
Menurut (Alfian Hamsi 2001), Adapun tugas-tugas dasar dari seksi
pemeliharaan dibagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
a. Bagian perencanaan dan penugasan.
b. Bagian pemeriksaan dan pengawasan.
c. Bagian pengawasan bahan.
d. Bagian pekerjaan lapangan.
e. Bagian pekerjaan bengkel.
a. Bagian Perencanaan dan Penugasan
Tugas-tugas bagian perencana dan penugasan adalah :
1.

Menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja.

2.

Mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan-permintaan kerja
yang diterima.

3.

Menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut.

4.

Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan penempatan pekerja pada
lokasi yang sesuai.

5.

Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja.

6.

Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

7.

Menyetujui semua permintaan-permintaan kerja diatas dan juga permintaan
kerja harian.

8.

Memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuannya.

9.

Mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai.

10. Menerima dan menyimpan catatan jam kerja yang sebenarnya dan juga
catatan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.
11. Melaporkan pada bahagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan
habispakai,

dan

pelumas

yang

dipakai

pada

pekerjaan-pekerjaan

pemeliharaan.
12. Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan permintaan pembelian
bahan dari bahagian gudang.

Universitas Sumatera Utara

13. Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, pemeliharaan
atau pembongkaran secara besar-besaran.
14. Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya,pemeliharaan tahunan.
15. Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan.
16. Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan.
17. Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipment dan fasilitas nya
kepada orang-orang teknik.

b. Bagian Pemeriksaan dan Pengawasan
Tugas-tugas pada bagian pemeriksaan dan pengawasan dibedakan atas :
(1). Untuk pembongkaran mesin yang regular (umum), atau periodik yaitu :
a. Menyiapkan, menjaga dan mempertimbangkan kembali program-program
pembongkaran mesin periodik atau regular. Pemeriksaan atau bahan khusus
dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat diharapkan.
b. Menyiapkan, melaksanakan pemeriksaan, dan permintaan pembongkaran
mesin di bengkel.
c. Menerima permintaan pemeriksaan dari bahagian produksi dan dari
bahagian-bahagian lain yang terkait. Siapkan, laksanakan pekerjaanpekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada bahagian
yang memerlukannya
d. Menyiapkan, melaksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing
pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan, juga menyiapkan laporan akhir
pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan tersebut.
e. Membuat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel
sehubungan dengan tatacara perbaikan equipment yang ada di pabrik
termasuk bahan-bahan yang dipakai.
f. Membuat tatacara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat
dan pembahagian kerjanya.
g. Membuat aturan pemeriksaan equipment dalam keadaan darurat.
h. Menyiapkan laporan pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara

i. Menyimpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua equipment
dalam pabrik dan mencatat item-item pemeliharaan yang besar-besar dan
equipment dan sistim pepipaan.
j. Menganalisa dan menyarankan tata cara pemeliharaan yang sesuai
berdasarkan catatan data-data dari mesin-mesin tersebut.
k. Meminta dan menerima bahan-bahan yang dipakai pada waktu pemeriksaan
dilakukan dan juga bahan-bahan yang habis pakai.
l. Mempelajari dan mengusulkan perbaikan atau modifikasi peralatan pabrik
dan fasilitas-fasilitasnya, agar lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh
bahagian teknik.
m. Mempelajari dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga biaya
pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk pemeliharaan yang regular,
perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan.
n. Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan membuat laporan-laporan
inspeksi dan saran-saran.
(2). Untuk pemeriksaan yang khusus
Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa
merusak (NDT), analisa getaran, pemeriksaan bahan, dan lainnya, adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan khusus adalah :
a. Menyiapkan, menjaga dan juga memikirkan kembali rencana - rencana
pemeriksaan khusus dan tata caranya.
b. Menerima permintaan pekerjaan khusus, melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
tersebut dan melaporkan hasilnya kebahagian perencanaan, bahagian
pemeriksaan, bahagian produksi dan bahagian-bahagian lain yang
berhubungan.
c. Mempelajari dan menyiapkan saran-saran untuk pemeriksaan khusus
kebahagian perencanaan, pemeriksaan, bengkel dan lain-lain.
d. Mempelajari dan menyiapkan tatacara pemeriksaan khusus dalam keadaan
darurat.
e. Merencanakan dan membuat tatacara pemeriksaan khusus untuk equipment
pabrik dan fasilitasnya.

Universitas Sumatera Utara

f. Meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan yang habis pakai.
g. Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga
agar biaya pemeriksaan tahunan tetap stabil.
h. Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus.
i. Menjaga dan meningkatkan kemampuan teknik dari para pekerja.
j. Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang lama.

c. Bagian Pengawasan Bahan
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bagian pengawasan bahan
adalah :
a. Mempelajari, Merencanakan, dan melaksanakan tatacara pengawasan bahan
dari suku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada
pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua pemakaian bahan.
b. Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk
pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan
dan pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh
bahagian lapangan atau bahagian bengkel.
c. Menerima dan mempelajari kembali catatan-catatan permintaan harian dan
bulanan dari bahagian pergudangan.
d. Menerima dari bahagian gudang perintah pembelian suku cadang, bahan habis
pakai, pelumas dan bahan-bahan lain nya.
e. Mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian
bahan untuk suku cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain,
atau pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas. Mensyahkan
permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan tersebut.
f. Memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku
cadang, pabrikasi dan juga modifikasi.
g. Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi-informasi pasar yang tentang
bahan-bahan yang terbaru.

Universitas Sumatera Utara

h. Meninjau dan mempertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan
habis pakai, dan pelumas seminimum mungkin tersedia di gudang. Juga
meninjau kembali jumlah dari pemesanan bahan.
i. Meninjau dan merubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis pakai dan
pelumas.

d. Bagian Pekerjaan Lapangan
Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti pembersihan,
penyetelan, perbaikan, pembangkaran mesin, pekerjaan modifikasi di lapangan
dan sebagainya, adapun tugas-tugas lainnya yang harus dikerjakan oleh pekerja
lapangan adalah :
a. Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian
kerja dari bahagian pemeriksaan dan perencanaan.
b. Mempelajari dan menyiapkm tatacara pekerjaan secara detail dan perintahperintah kerja yang diperlukan.
c. Mengatur dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang diterima dari
bahagian perencanaan dan pemeriksaan.
d. Mengalokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan.
e. Menyiapkan dan meminta ijin masuk ke pabrik, ijin bekerja di mesin-mesin
yang berbahaya, dan ijin keselamatan kerja dari bahagian produksi.
f. Menerima semua ijin-ijin tersebut dari bahagian produksi.
g. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang
diperlukan dari bahagian gudang.
h. Membuat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan juga bahan lain yang diperlukan.
i. Menyiapkan dan mengantarkan semua yang diperlukan, seperti suku cadang,
bahan habis pakai, bahan-bahan lain, peralalan dan fasilitas-fasilitas
kelapangan.
j. Meminta pemeriksaan yang sudah selesai disyahkan oleh bahagian
pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara

k. Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel,
listrik, atau instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang
bahagiannya paling banyak jenis pekerjaannya.
l. Menghitung dan menjumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap
pekerjaan.
m. Menjumlahkan dan menyimpan semua jam kerja dan membuat jam kerja yang
sebenarnya dalam sebulan dari masing-masing pekerjaan.

e. Bagian Pekerjaan Bengkel
Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin
dan pekerjaan-pekerjaan pabrikasi, selain itu juga bertugas untuk :
a. Merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan didalam
bengkel dan menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan habis
pakai.
b. Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian
tugas pada equipment, sistem perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan
fasilitas-fasilitas lainnya.
c. Membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada
dibengkel sesuai dengan permintaan kerja.
d. Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti
pembongkaran mesin, pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan.
e. Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan
darurat.
f. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan
lain yang diperlukan dari bahagian gudang.
g. Mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti
suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila
diperlukan.
h. Menyiapkan laporan perbaikan dan melaporkan ke bahagian yang bertanggung
jawab.

Universitas Sumatera Utara

i. Menghitung dan menjumlahkan jam kerja total dan biaya bahan habis pakai
untuk masing-masing pekerjaan.
j. Menjumlahkan, mengklasifikasikan dan membuat laporan jumlah jam kerja
yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua pekerjaan.
k. Mempelajari dan meningkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.

2.6 Bahagian-bahagian yang berhubungan dengan pemeliharaan
Adapun bahagian-bahagian yang berhubungan dalam pemeliharaan
diantaranya adalah: bagian produksi, teknikal, keselamatan kerja, penyimpanan
bahan/material (gudang), pembelian dan keuangan. Tanggung jawab dari masingmasing bahagian adalah sebagai berikut :
a. Produksi
1. Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan meminta pekerjaan
pemeliharaan dengan berkonsultasi pada bahagian-bahagian lain yang terkait.
2. Mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan
pekerjaan pengawasan.
3. Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharaan semua baik dan
memberi ijin masuk pabrik, ijin masuk kedaerah berbahaya, dan keselamatan
kerja untuk kerja-kerja pemeliharaan.
4. Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk merawat seperti
mengisolasi, mencuci equipment dan pipa-pipa, juga melakukan analisa
keselamatan kerja.
5. Memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.
6. Meneliti dan membantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan
lapangan.
7. Menerima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan melakukan pengetesan
ulang.
8. Menanda tangani dan mensyahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

b. Teknikal
1. Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi dan
biaya-biaya pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan
2. Mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik dan
dapat menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan.
3. Mempelajari dan menyiapkan modifikasi pabrik melalui penyelidikan seperti
yang disebutkan pada item dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara
bagian-bagian yang terkait.
4. Menyimpan data-data teknik dari semua mesin-mesin pabrik dengan baik.
5. Menyelidiki dan menjaga informasi-informasi terakhir dari teknologi produksi
dan pemeliharaan.

c. Keselamatan Kerja.
l. Menjaga keselamatan kerja pada saat berada dipabrik khususnya pada daerahdaerah yang berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang
ada dan pastikan bekerja secara aman.
2. Menyiapkan dan memberi peringatan-peringatan keselamatan pada masingmasing equipment termasuk untuk kerja pemeriksaan, sebelum pekerjaan
dimulai.
3. Mempelajari dan membuat saran untuk meningkatkan peralatan, fasilitas,
peralatan keselamatan kerja dan bahan-bahan yang baru.
4. Menghadiri atau

Mengunjungi

pekerjaan-pekerjaan

pemeliharaan atau

pemeriksaan, jika pekerjaan tersebut berbahaya.
5. Meminta alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung jika
diperlukan.

d. Penyimpanan bahan/material (gudang)
l. Bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi disimpan didalam gudang, bahanbahan ini termasuk untuk keselamatan kerja, pemeliharaan, administrasi,

Universitas Sumatera Utara

keperluan-keperluan lain, suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, bahan
kimia, bahan mentah dan lain-lain.
2. Menerima, menyimpan dan mensyahkan bahan-bahan yang ada, dan
melaporkan kebahagian pembelian dan gudang.
3. Mempelajari dan meneliti stock minimum, dan pembelian dan semua bahanbahan, melaporkan ke bahagian pengawasan bahan atau bagian pembelian.
4. Memeriksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik.
5. Menyimpan catatan atau buku gudang.
e. Pembelian
1. Menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian.
2. Menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender.
3. Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada
bagian-bagian lain yang terkait.
4. Memilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagianbagian lain yang terkait.
5. Mensyahkan permintaan pembelian.
6. Memeriksa lama waktu pengiriman barang.
7. Mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk
bagian keuangan.
8. Mensyahkan tagihan pembayaran kebagian keuangan.
9. Menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai
harga-harga equipment ,bahan, dan pelaksana kerja (kontraktor).
f. Keuangan.
l. Menerima semua permintaan-permintaan bahan dari pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan.
2. Menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan.
3. Mencatat dan mengklasifikasikan item (1) dan (2) diatas untuk masingmasing
equipment.
4. Menerima, mencatat dan membagikan biaya-biaya pemeliharaan kepada
bagian-bagian lain yang terkait.

Universitas Sumatera Utara

5. Laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait.
6. Menerima permintaan pembelian dan melaporkan bukti pembayaran kepada
bagian keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.

2.7 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan
Menurut (Alfian Hamsi 2001)

Instruksi-instruksi umum dalam

pemeliharaan sebuah pabrik dapat dilihat dari segi pentingnya pekerjaan
pemeliharaan, pemeliharaan mesin yang beroperasi secara terus menerus
(continue), pemeliharaan langsung dan tidak langsung, Manpower, Manhour,
Equipment, Tool, Material dan Consumable.
2.7.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan
Pentingnya pekerjaan pemeliharaan bagi sebuah perusahaan di zaman
sekarang ini adalah sangat mutlak. Sebab dengan melakukan pekerjaan
pemeliharaan tersebut sebuah perusahaan akan dapat memperoleh keuntungankeuntungan sebagai berikut :
1. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan
termasuk upah. Secara otomatis, penurunan kerusakan akan mengakibatkan
naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya pembiayaan untuk
perbaikan.
2. Dapat ditentukannya pemeliharaan rutin terhadap item-item dari bagian
mesin/peralatan yang benar-benar penting yang dapat berakibat fatal untuk
keseluruhan pabrik tersebut.
3. Penaksiran biaya-biaya dan waktu pemeliharaan yang seefektif mungkin.
4. Memperpanjang umur pabrik dan dapat meramalkan kerusakan-kerusakan yang
akan terjadi.
Diperoleh data dan pengumpulan informasi dari hasil pekerjaan
pemeliharaan pabrik secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan yang
merupakan dasar informasi atau pertimbangan untuk sistem pemeliharaan kemasa

Universitas Sumatera Utara

depan yang lebih baik. Informasi tersebut dapat berupa data teknik, gambargambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting.

2.7.2

Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus
Produksi yang tinggi dari sebuah pabrik yang beroperasi secara continue

dan pada kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik
itu sendiri tetapi juga keuntungan bagi pabrik-pabrik lainnya yang Saling
berhubungan (saling membutuhkan).
Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka faktorfaktor berikut ini penting untuk diperhatikan, yaitu :
1. Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan perencanaannya dan juga
pemeliharaannya.
2. Menjaga kesinambungan operasi dan pemeliharaan.
3. Mengefisienkan operasi dan pemeliharaan.
2.7.3 Pemeliharaan langsung dan tidak langsung.
a. Pemeliharaan

langsung

adalah

pekerjaan

yang

berhubungan

dengan

pemeliharaan dan perbaikan dari equipment produksi. Dalam definisi ini
termasuk item-item sebagai berikut :
(1) Pembongkaran berskala besar dari equipment dan unit-unit produksi.
(2) Perbaikan berskala besar dari sebuah equipment yang penting, dalam keadaan
terjadwal maupun tidak
(3) Perawatan skala kecil. Perawatan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang
kecil-kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak.
b Pemeliharaan tidak langsung.
Perawatan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan pemeliharaan
yang berhubungan dengan equipment produksi, tetapi tidak langsung
mempengaruhi operasi itu sendiri.
(1). Peremajaan dari equipment produksi seperti mengecat dan mengisolasi

Universitas Sumatera Utara

(2). Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipment, mengatur tataletak
equipment, dan memindahkan equipment.
(3). Penambahan-penambahan kecil seper-ti pemasangan peralatan untuk mesinmesin cadangan.
Dengan defienisi ini, organisasi dari pemeliharaan pabrik dapat membuat
katalog,

mengevaluasi,

memonitor,

dan

mengkontrol

beban

pekerjaan

pemeliharaan disesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja
yang ada.

2.7.4 Manpower
Manpower adalah jumlah tenaga kerja/pekerja yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar pekerjaan lebih
efektif. Setiap pabrik akan mempunyai persoalan sendiri-sendiri dan berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antara banyaknya Manpower
dengan jumlah waktu operasi personal dan kaitan antara pegawai-pegawai
pemeliharaan yang bisa diperoleh merupakan kajian yang sangat penting.
Pada prinsipnya sedikit tenaga kerja (Manpower) dengan kapasitas dan
kualitas kerja yang memuaskan adalah tujuan dan pemeliharaan yang maksimal.
Tiap-tiap tenaga kerja untuk bisa menyelesaikan satu objek pekerjaan tidaklah
sama kecekatan hasil pekerjaannya. Sehingga bila perbedaan-perbedaan itu dikaji
maka akan diperoleh gambaran tentang waktu penyelesaian persatuan unit kerja
pemeliharaan mesin untuk personal yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat
diperoleh rata-rata waktu yang diperlukan pekerja (dengan kualifikasi pendidikan
dan pengalaman yang sama) untuk tiap satuan hasil kerja. Hal tersebut diatas
sangat penting untuk diperhitungkan guna memperhitungkan standar biaya harian
pekerja yang lebih efiesien.

2.7.5 Manhour
Manhour adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan dan biasanya dalam satu jam. Dalam memperhitungkan waktu yang

Universitas Sumatera Utara

diperlukan untuk suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada.
Karena pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka ada dua metode yang
bisa digunakan, yaitu :
1. Waktu untuk pekerjaan khusus.
2. Memakai data standart yang berasal dari perusahaan-perusahaan atau dari
jurnal-jurnal ilmiah.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya tersedia untuk pekerjaanpekerjaan yang sudah terjadual selama seminggu. Seorang perencana harus
mengetahui dan mencatat jumlah Manpower yang ada (yang dibutuhkan) dan
Manhour yang diperlukan untuk suatu pekerjaan pemeliharaan. Untuk mengontrol
(mengoptimalkan dan meningkatkan daya guna kerjanya) maka bagian perencana
juga

melakukan

pengawasan

yang

dapat

mencakup

setiap)

pekerjaan

pemeliharaan.

2.7.6 Equipment, Tool, Material dan Consumable
Equipment adalah peralatan-peralatan yang besar yang digunakan untuk
pekerjaan pemeliharaan, seperti : crane, mobil derek, dan lain-lain. Tool adalah
peralatan kerja, seperti : tang, martil, obeng, dan lain-lain. Material adalah bahan
bahan yang tidak habis pakai, seperti : packing, bantalan, dan lain-lain.
Consumable adalah bahan-bahan yang habis pakai, seperti : minyak gemuk, oli,
sabun, dan lain-lain.
Masing-masing peralatan biasanya disimpan atau ditempatkan pada
tempat-tempat yang strategis terhadap lokasi pekerjaan pemeliharaan, agar pada
saat peralatan tersebut diperlukan dengan cepat, dapat langsung dipergunakan.
Sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk mengambil atau mencari
peralatan tersebut. Setiap pemakaian peralatan tersebut harus memiliki laporan
baik secara lisan maupun tulisan, guna menjaga pekerjaan dapat berjalan dengan
kondusif.

Universitas Sumatera Utara

2.8 Hubungan Kegiatan Pemeliharaan dengan Biaya
Tujuan utama manajemen produksi adalah mengelola penggunaan
sumber daya berupa faktor-faktor produksi yang tersedia baik berupa bahan baku,
tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi agar proses produksi berjalan dengan
efektif dan efisien. Pada saat ini perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan
pemeliharaan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit.
Dengan demikian metode yang digunakan untuk memelihara mesin
dalam perusahaan adalah metode probabilitas untuk menganalisa biaya. Menurut
Hani Handoko T, (1999) Langkah-langkah perhitungan biaya pemeliharaan
adalah :
a. Menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak atau rata-rata mesin hidup
dengan cara :
Rata-rata mesin hidup ∑=

(bulan sampai terjadinya kerusakan setelah

perbaikan X probabilitas terjadinya kerusakan)
b. Menghitung

biaya

yang

dikeluarkan

jika

melaksanakan

kebijakan

pemeliharaan breakdown :
��2

TCr = ∑n

i=1 iPi

............................................(Hani Handoko T, hal 162)

Keterangan :
TCr = biaya bulanan total kebijakan breakdown,
NC2 = biaya perbaikan mesin,
∑��=1 ��� = jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan.
c. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan
preventive:
Untuk rnenentukan biaya pemeliharaan preventive meliputi pemeliharaan
setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung
perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam suatu periode.
Bn = N ∑ni Pn + B(n−1) P1 + B(n−2) P2 + B(n−3) + P3 + B1 P(n−1)

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
Bn = Perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan,
N

= Jumlah Mesin,

Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n.

2.9 Menentukan Waktu Penggantian Pencegahan
Seperti disebutkan sebelumnya, jika komponen tersebut memiliki tingkat
kegagalan meningkat, maka program pemeliharaan hati-hati dirancang preventif
bermanfaat untuk ketersediaan sistem. Jika tidak, biaya pemeliharaan preventif
mungkin sebenarnya lebih besar daripada manfaatnya. Tujuan dari program
pemeliharaan yang baik preventif adalah baik meminimalkan biaya keseluruhan
(atau downtime, dll) atau memenuhi tujuan keandalan. Untuk mencapai hal ini,
selang waktu yang tepat (waktu) untuk pemeliharaan terjadwal harus ditentukan.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan model usia
penggantian optimal, seperti yang disajikan berikutnya. Menganut model untuk
kondisi dibahas sebelumnya, atau :


Komponen ini menunjukkan perilaku yang berhubungan dengan mode
pakai-out. Artinya, tingkat kegagalan dari komponen meningkat dengan
waktu.



Biaya untuk penggantian yang direncanakan secara signifikan kurang dari
biaya untuk penggantian yang tidak direncanakan.

Universitas Sumatera Utara

Cast per unit Time vs. Time

Gambar 2.4: Biaya kurva untuk penggantian preventif dan korektif.

Gambar 2.4 menunjukkan Biaya Per Unit Waktu vs Time plot. Dalam gambar ini,
dapat dilihat bahwa biaya penggantian korektif meningkat dengan meningkatnya
penggantian interval. Dengan kata lain, semakin sering Anda melakukan tindakan
Preventive Maintenance, biaya perbaikan Anda akan lebih tinggi. Jelas, semakin
lama kita membiarkan komponen beroperasi, tingkat kegagalannya meningkat ke
titik yang lebih mungkin untuk gagal, sehingga membutuhkan lebih banyak
tindakan korektif. Sebaliknya benar untuk biaya penggantian pencegahan.
Semakin lama Anda menunggu untuk melakukan Preventive Maintenace,
semakin sedikit biaya, sedangkan jika Anda melakukan Preventive Maintenance
terlalu sering, semakin tinggi biaya. Jika kita menggabungkan kedua biaya, kita
dapat melihat bahwa ada titik optimum yang meminimalkan biaya. Dengan kata
lain, seseorang harus mencapai keseimbangan antara risiko (biaya) yang
berhubungan dengan kegagalan sekaligus memaksimalkan waktu antara tindakan
Preventive Maintenance.
(http://www.weibull.com/SystemRelWeb/preventive_maintenance.htp).

Universitas Sumatera Utara