Pengaruh Sertifikasi Guru dan Karakteris

Pengaruh Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Kepala sekolah
Dudy Fernadez Ganteng Kali
Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Email:zzzzzzzz@yahoo.com

ABSTRAK
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan mempengaruhi partisipasi bawahan untuk melakukan apa
yang menjadi tanggung jawabnya dengan perasaan puas dan dapat bekerja sesuai dengan konteknya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisa kondisi Sertifikasi Guru Sekolah
Dasar Negeri, Untuk mengetahui dan menganalisa kondisi Karakteristik Kepala Sekolah Dasar Negeri,
Untuk mengetahui dan menganalisa kondisi Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri, Untuk mengetahui dan
menganalisa kondisi pengaruh Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan terhadap Kinerja Kepala
Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta. Disain penelitian menggunakan penelitian
korelasi. Subjek dan Lokasi Penelitian adalah Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten
Purwakarta di bawah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta. Instrumen
penelitian mnggunakan kuisioner yang berisi prnyataan dari variable-variabel yang diteliti, setelah itu di
bobotkan dengan skala likert. Hasil penelitian Persamaan Regresi Linear Y = 3,195 + 0,241X1 + 0,564X2.
Hasil Uji F di atas didapat F hitung sebesar 22,173 dengan tingkat probabilitas 0.001 (signifikan). Karena
probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan. Koefisien determinasi 99,1 %

sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain. Saran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Purwakarta harus meperhatikan dan meningkatkan Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan dan
berdampak pada peningkatan Kinerja Kepala Sekolah.
A. Pendahuluan
Rendahnya mutu pendidikan sering disangkutpautkan dengan kinerja guru. Guru sebagai makhluk
sosial juga memerlukan kebutuhan yang lain untuk dapat bekerja dengan baik. Untuk dapat berpikir
serta bekerja secara maksimal dalam kerjanya, guru sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana
mereka berada serta kepala sekolah yang profesional. Mungkin dengan guru berada dalam lingkungan
kerja yang baik dimana didalamnya terdapat suatu kondisi yang memacu bekerja dengan baik,
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, serta gotong royong yang baik, maka akan dapat
menciptakan suatu kondisi kerja yang baik sehingga akan dapat lebih meningkatkan kinerja seorang
guru untuk bekerja. Selain itu, guru juga akan dapat melaksanakan kegiatan PBM, membangkitkan
potensi siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab apabila didukung oleh
kondisi tubuh, suasana kejiwaan, sarana prasarana serta proses pengelolaan organisasi sekolah yang ada
mendukung bagi timbulnya semangat kerja yang tinggi.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan mempengaruhi partisipasi bawahan untuk
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan perasaan puas dan dapat bekerja sesuai dengan
konteknya, yaitu mampu memberikan visi, menciptakan gambaran besar, menetapkan tujuan yang jelas
dan disetujui bersama, memonitor dan menganalisis prestasi, serta mampu mengembangkan prestasi
1


para pengikutnya, yaitu dengan memberikan pengarahan dan panduan, melatih dan membimbing serta
memberikan umpan balik.
Setelah melihat uraian di atas, tampak bahwa mutu proses pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh
sinergisnya proses interaksi antara faktor-faktor dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan
manager sekolah, kompetensi kepala sekolah, lingkungan sekolah terhadap faktor kinerja guru.
Lemahnya manajemen atas faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pencapaian tingkat mutu
pendidikan pada sekolah menjadi kurang optimal diantaranya tampak dalam hasil UN para siswa yang
rendah dan berdampak pada kualitas SDM yang tidak mampu bersaing. Hal ini harus di sadari oleh
Kepala Sekolah yang berperan penting sebagai pemimpin dan manager sekolah dalam proses
pencapaian kualitas kerja guru dalam mendidik para siswa dan pencapaian kualitas belajar siswa dalam
menerima pelajaran dari guru berjalan dengan optimal.
Hal tersebut dapat terlihat pada beberapa Sekolah Dasar Negeri yang ada di Karawang, pelaksanaan
kepemimpinan belum sesuai dengan hal yang diharapkan. Hal tersebut dapat terlihat dari kebiasaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah ketika melakukan monitoring hanya sekedar keliling kelas saja
tanpa mencoba untuk memastikan kondisi kelas tersebut. Kemudian terdapat kepala sekolah yang
kurang cepat tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa sehingga terkesan
kepala sekolah tersebut kurang bijaksana dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan
sertifikasi guru dan karakteristik kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah dasar
negeri, perlu dipahami bahwa setiap pemimpin atau kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan

apa yang baik bagi guru dan karyawan, serta dia sendiri harus berbuat baik. Pemimpin dalam hal ini
kepala sekolah harus juga memberi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Fungsi pemimpin hendaknya
diartikan seperti motto Ki Hadjar Dewantara: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani (di depan menjadi teladan, di tengah memberi kemauan, dibelakang menjadi pendorong atau
memberi daya).
Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisa kondisi Sertifikasi Guru
Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta. Untuk mengetahui dan menganalisa kondisi
Karakteristik Kepala Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta. Untuk mengetahu dan
menganalisa kondisi Kinerja Kpala Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta. Untuk
mengetahui dan menganalisa kondisi pengaruh Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan
terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Maka dari

fenomena yang terjadi diatas maka penulis tertarik mngambil judul Pengaruh Sertifikasi Guru dan
Karakteristik Kepemimpinan terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten
Karawang.
Manfaat penelitian ini terbagi dua yaitu manfaat teoritis untuk mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan dalam Manajemen Pendidikan, sehingga akan bermanfaat bagi program studi Manajemen
Pendidikan berupa informasi dan referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam

2

mengembangkan wawasan dan materi dalam bidang setifikasi guru, kepemimpinan dan kinerja kepala
sekolah dasar negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta. Dan manfaat praktis bagi Kepala sekolah,
sebagai masukan bagi kepala sekolah tentang pentingnya sertifikasi guru dan karakteristik
kepemimpinan terhadap kinerja kepala sekolah dasar negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Sehingga mampu untuk mengembangkan dan memajukan sekolah yang di kelolanya.

B. Metode Penelitian
1. Sertifikasi Guru
Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diamanatkan bahwa guru
mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang strategis dalam pembangunan nasional di bidang
pendidikan dan karenanya perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Tenaga profesional
guru dituntut mampu melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap dan kreatif,
mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,
diadakan sertifikasi berupa pemberian sertifikat pendidik yang diberikan kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Sertifikasi pendidik diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

profesi pendidik dan lulus uji sertifikasi pendidik. Adapun tujuan dari adanya sertifikasi pendidik
atau sertifikasi guru menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah untuk menentukan kelayakan
guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru,
meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan mempercepat terwujud tujuan pendidikan nasional.
Menurut Wibowo (E. Mulyasa, 2008: 35), bahwa sertifikasi guru bertujuan untuk hal-hal sebagai
berikut:
1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra
pendidik dan tenaga kependidikan.
3) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan ramburambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.
4) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
5) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan.
Selanjutnya manfaat sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan menurut E. Mulyasa (2008: 35)
adalah sebagai berikut:
1) Pengawasan Mutu
a) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi
yang bersifat unik.
b) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat
kompetensinya secara berkelanjutan.
3


c) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk
organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.
d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar
secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.
2) Penjaminan Mutu
a) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan
menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi
profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para
pelanggan/pengguna akan lebih menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi
profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna.
b) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan/pengguna yang ingin
mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.
Adapun manfaat sertifikasi guru menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai
berikut:
1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra
profesi guru.
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
profesional.
3) Menjaga Lembaga Penyelenggara Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dari keinginan

internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Adapun manfaat sertifikasi guru menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai
berikut:
1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra
profesi guru.
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
profesional.
3) Menjaga Lembaga Penyelenggara Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dari keinginan
internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
4) Meningkatkan kesejahteraan guru. Peningkatan kualitas guru lewat program sertifikasi ini
merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Apabila kompetensi guru bagus yang diikuti
dengan penghasilan yang bagus, maka ini diharapkan akan menciptakan kinerja yang bagus juga.
Dengan demikian kinerja yang bagus otomatis kegiatan belajar mengajar pun akan bagus.
2. Karakteristik Kepemimpinan
Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.
Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan
aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap
orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
4


Menurut Wahjosumidjo (2007:17) kepemimpinan di terjemahkan kedalam istilah sifat- sifat,
perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola- pola, interaksi, hubungan kerja sama
antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persuasif, dan persepsi dari lain- lain
tentang legitimasi pengaruh.
Miftah Thoha (2010:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,
atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena sebagian besar
keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi
tersebut.
Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis, Yamin dan Maisah (2010:74) mandefinisikan
kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola dan
menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi melalui aplikasi teknikteknik manajemen.
George R. Terry (Miftah Thoha, 2010:5) mengartikan bahwa Kepemimpinan adalah aktivitas
untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
3. Kinerja Kepala Sekolah
1) Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance. Selain itu diartikan sebagai hasil kerja atau

prestasi kerja. Namun, kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja atau
prestasi kerja saja, tetapi juga bagaimana proses pekerjaan tersebut berlangsung. Mangkunegara
(2010:9) mengemukakan bahwa Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Kinerja adalah
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya
manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut Kane, kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, seperti bakat atau
kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Dalam hal ini
berarti bahwa kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Jika
kinerja dikaitkan dengan jabatan berarti kinerja itu adalah sebagai hasil yang dicapai yang
berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu tertentu.
Menurut Gilbert (1977),

yang dikutip Notoatmodjo (2009:124) mengemukakan bahwa :

“Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya.”
2) Kepala Sekolah
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Menyatakan Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang

diberi tugas tambahan untuk memimpin taman kanak-kanak/raudhotul athfal (TK/RA), taman
5

kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar
biasa (SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah
pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah
menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah menengah atas luar
biasa (SMALB) yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan
menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).
4. Desain Penelitian
Dalam   penelitian   ini   penulis   menggunakan  dsain  penelitian  Penelitian   Korelasi   (Corellational
Research). Menurut Greener dan Martelli (2015:48) Penelitian korelasional mencari hubungan antara
variabel. Hubungan ini mungkin korelasional dalam arti statistik yang berarti bahwa ketika salah satu
variabel   bervariasi,   yang   lainnya   juga   bervariasi,   meskipun   tidak   harus   dalam   arah   yang   sama.
Korelasi adalah hubungan variabel tetapi itu tidak berarti hubungan adalah salah satu sebab dan
akibat. Sebagai contoh mungkin akan menemukan bahwa lebih banyak kesalahan terjadi di kantor
ketika bos hadir. Itu tidak berarti kehadiran bos memiliki efek menyebabkan suatu kejadian secara
langsung   pada   kesalahan.   (mungkin!   Tapi   itu   tidak   terbukti   kecuali   penelitian   yang   berbeda
dilakukan).   Menentukan   sebab   dan   akibat   antara   dan   di   antara   variabel   adalah   sebagian   jenis
penelitian ditunjukkan pada contoh tersebut. 

5. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek yang terlibat dalam penelitian adalah Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri seKabupaten Purwakarta di bawah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Purwakarta yang berjumlah 477 orang, yang diambil dari 477 Sekolah Dasar Negeri seKabupaten Purwakarta1.
6. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Pada tahap ini
kuisioner telah disusun kemudiaan disebarkan kepada responden. Kuisioner terdiri dari tiga macam
yaitu:
1) Kuisioner tentang kondisi sertifikasi guru (X1)
2) Kuisioner tentang kondisi Karakteristik kepemimpinan (X2)
3) Kuisioner tentang kondisi kinerja kepala sekolah (Y)
Sulistyo (2011: 12-13) Dalam kuisioner ini digunakan skala likert, yaitu skala 1 sampai dengan 5
yang diggunakan untuk mengukur bobot kondisi sertifikasi guru, kondisi karakteristi kepemimpinan
dan kondisi kinerja kepala sekolah.

Tabel 1
Bobot Jawaban
Jawaban
Bobot
Sangat Tidak Baik
1
(STB)
Tidak Baik (TB)
2
Cukup Baik (CB)
3
1 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta

6

Baik (B)
Sangat Baik (SB)

4
5

7. Prosedur Penelitian
1) Mengidentifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama
dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan
tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh
perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah
dalam melakukan penelitian.
2) Membuat Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti. Perumusan hipotesa
biasanya dibagai menjadi tiga tahapan: pertama, tentukan hipotesa penelitian yang didasari oleh
asumsi penulis terhadap hubungan variable yang sedang diteliti. Kedua, tentukan hipotesa
operasional yang terdiri dari Hipotesa 0 (H0) dan Hipotesa 1 (H1). H0 bersifat netral dan H1
bersifat tidak netral. Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesa, seperti
misalnya penelitian deskriptif. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai masalah ini akan dibahas
pada BAB V.
3) Studi Literature
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan
diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan
benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
4) Mengidentifikasi dan Menamai Variabel
Melakukan identifikasi dan menamai variable merupakan salah satu tahapan yang penting
karena hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti dapat memahami
hubungan dan makna variable-variabel yang sedang diteliti.
5) Membuat Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variable-variabel yang sedang diteliti
menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variable-variabel
tersebut. Definisi operasional memungkinan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu
yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.
6) Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
Yang dimaksud pada bagian ini ialah tahap dimana seorang peneliti harus melakukan
identifikasi alat apa yang sesuai untuk mengambil data dalam hubungannya dengan tujuan
penelitannya. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti
menggunakan kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian jenis Ex Post Facto.
7) Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah satu
alat yang penting untuk pengambilan data; oleh karena itu, peneliti harus dapat membuat
kuesioner dengan baik. Cara membuat kuesioner dapat dibagi dua, yaitu dari sisi format
pertanyaan dan model jawaban. Disamping kuesioner, alat pengambilan data juga dapat dilakukan
7

dengan interview. Cara-cara melakukan interview diatur secara sistematis agar dapat memperoleh
informasi dan/atau data yang berkualitas dan sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.
8) Melakukan Analisa Statistik
Salah satu cirri yang menonjol dalam penelitian yang menggunanakan pendekatan kuantitatif
ialah adanya analisa statistik. Analisa statistik digunakan untuk membantu peneliti mengetahui
makna hubungan antar variable. Sampai saat ini, analisa statistik merupakan satu-satunya alat
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk menghitung besarnya hubungan antar
variable, untuk memprediksi pengaruh variable bebas terhadap variable tergantung, untuk melihat
besarnya pesentase atau rata-rata besarnya suatu variable yang kita ukur.
9) Menulis Laporan Hasil Penelitian
Tahap terakhir dalam penelitian ialah membuat laporan mengenai hasil penelitian secara
tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunkasikan hasil
penelitiannya kepada para pembaca.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian pendahuluan ini dilakukan dan hanya di sebarkan ke 10 (sepuluh) orang responden yang
menjadi subjek penelitian ini yaitu kepala sekolah, Data dari Kuisoner yang terkumpul diolah dengan
menggunakan SPSS 20 untuk mendapatkan hasil penelitian ini lalu dideskripsikan agar mudah untuk di
mengerti.
1. Kondisi Sertifikasi Guru di Kabupaten Karawang
Tabel 2
Rekapitulasi Kusioner Variabel Sertifikasi Guru

Responden
Responden
1
Responden
2
Responden
3
Responden
4
Responden
5
Responden
6
Responden
7
Responden
8
Responden
9
Responden
10
Total

Kopentasi
Propesional
Nila
Bobot
i

Kopentensi
Pendagogik
Nila
Bobot
i

Kopentensi
Kepribadia
Nila
Bobot
i

Kopentensi
NilaSosial
Bobot
i

SB

5

SB

5

B

4

CB

3

CB

3

B

4

SB

5

SB

5

B

4

CB

3

CB

3

B

4

SB

5

SB

5

SB

5

SB

5

B

4

B

4

B

4

B

4

CB

3

B

4

B

4

CB

3

SB

5

SB

5

SB

5

SB

5

B

4

B

4

B

4

B

4

TB

2

CB

3

TB

2

CB

3

CB

3

B

4

CB

3

B

4

38

41

39

40

Sumber : Kuisioner (data diolah sendiri)

8

Dari data tabel 2 rekapitulasi kusioner variabel sertifikasi guru diatas dapat di deskripsikan
sebagai berikut:
1) Kopentensi Propesional
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator kopetensi propesional yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%.
2) Kopentensi Pendagogik
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator kopetensi pendagogik yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 5 orang atau dalam persentase sebesar 50%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 2 orang atau dalam persentase sebesar 20%.
3) Kopentensi Kepribadian
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator kopetensi kepribadian yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 4 orang atau dalam persentase sebesar 40%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 2 orang atau dalam persentase sebesar 20%.
4) Kopentensi Sosial
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator kopetensi sosial yang menjawab Sangat
Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 4 orang atau dalam persentase sebesar 40%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%.
2. Kondisi Karakteristik Kepemimpinan di Kabupaten Karawang
Tabel 3
Rekapitulasi Kuisoner Variabel Karakteeristik Kepemimpinan
Responden
Responden
1
Responden
2
Responden
3
Responden
4
Responden
5
Responden
6
Responden
7
Responden
8
Responden

Rendah
Hati
Nil dan
Bob
ai
ot

Bersifat
NilSuka
Bob

Sabar dan
Memilki
Nil
Bob

ai

ot

ai

ot

Percaya
pada
Diri
Nil
Bob
ai
ot

Jujur, Adil
dan
Nil Dapat
Bob
ai
ot

Keahlihan
dalam
Nil
Bob
ai

ot

SB

5

B

4

SB

5

B

4

B

4

SB

5

CB

3

B

4

CB

3

B

4

B

4

CB

3

B

4

SB

5

B

4

SB

5

SB

5

B

4

SB

5

B

4

SB

5

B

4

B

4

SB

5

B

4

TB

2

B

4

TB

2

TB

2

B

4

B

4

CB

3

CB

3

CB

3

CB

3

B

4

B

4

SB

5

SB

5

B

4

SB

5

B

4

SB

5

B

4

B

4

B

4

B

4

SB

5

B

4

4

B

4

SB

5

B

4

B

4

B

9

9
Responden
10
Total

TB

2

SB

40

5

SB

40

5

B

42

4

SB

39

5

TB

40

2
40

Sumber : Kuisioner (data diolah sendiri)

Dari Tabel 3 rekapitulasi kusioner variabel karakteristik kepemimpinan diatas dapat di
deskripsikan sebagai berikut:
1) Rendah Hati dan Sederhana
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator rendah hati dan sederhana yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 5 orang atau dalam persentase sebesar 50%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%.
2) Bersifat Suka Menolong
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator bersifat suka menolong yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 5 orang atau dalam persentase sebesar 50%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%.
3) Sabar dan Memiliki Kestabilan Emosi
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator sabar dan memiliki kestabialan emosi
yang menjawab Sangat Baik (SB) sebanyak 4 orang atau dalam persentase sebesar 40%, yang
menjawab Baik (B) sebanyak 4 orang atau dalam persentase sebesar 40%, yang menjawab Cukup
Baik (CB) sebanyak 2 orang atau dalam persentase sebesar 20%.
4) Percaya pada Diri Sendiri
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator percaya pada diri sendiri yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 2 orang atau dalam persentase sebesar 20%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 6 orang atau dalam persentase sebesar 60%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%.
5) Jujur, Adil dan Dapat Dipercaya
6) Keahlian dalam Jabatan
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator keahlian dalam jabatan yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 5 orang atau dalam persentase sebesar 50%, yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB)
sebanyak 1 orang atau dalam persentase sebesar 10%.
3. Kondisi Kinerja Kepala Sekolah di Kabupaten Karawang.
Tabel 4
Rekapitulasi Kuisoner Variabel Kinerja Kepala Sekolah
Responde
n

Kepribadi
an
Nil
Bob
ai
ot

Manajerial

Kewirausah
aan

Supervisi

Nil
ai

Nilai

Nil
ai

Bob
ot

Bobot

Bob
ot

Sosial
Nil
ai

Bob
ot
10

Responde
n1
Responde
n2
Responde
n3
Responde
n4
Responde
n5
Responde
n1
Responde
n2
Responde
n3
Responde
n4
Responde
n5
Total

SB

5

B

4

SB

5

B

4

SB

5

CB

3

B

4

CB

3

SB

5

CB

3

B

4

SB

5

B

4

B

4

B

4

SB

5

B

4

SB

5

B

4

SB

5

B

4

TB

2

B

4

B

4

B

4

B

4

CB

3

CB

3

CB

3

B

4

SB

5

SB

5

SB

5

SB

5

B

4

B

4

B

4

B

4

B

4

SB

5

B

4

B

4

B

4

B

4

B

4

B

4

SB

5

SB

5

SB

5

TB

2

42

40

42

42

40

Sumber : Kuisioner (data diolah sendiri)

Dari tabel 4 rekapitulasi kusioner variabel kinerja kepala sekolah diatas dapat di deskripsikan
sebagai berikut:
1) Kepribadian
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator kepribadian yang menjawab Sangat Baik
(SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B) sebanyak 6
orang atau dalam persentase sebesar 60%, yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 1 orang
atau dalam persentase sebesar 10%.
2) Manajerial
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator manajerial yang menjawab Sangat Baik
(SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B) sebanyak 5
orang atau dalam persentase sebesar 50%, yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 1 orang
atau dalam persentase sebesar 10%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 1 orang atau
dalam persentase sebesar 10%.
3) Kewirausaan
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator kopetensi kewirausahaan yang menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 4 orang atau dalam persentase sebesar 40%, yang menjawab Baik (B)
sebanyak 4 orang atau dalam persentase sebesar 40%, dan yang menjawab Cukup Baik (CB)
sebanyak 2 orang atau dalam persentase sebesar 30%.
4) Supervisi
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator supervisi yang menjawab Sangat Baik
(SB) sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B) sebanyak 6
orang atau dalam persentase sebesar 60%, dan yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 1
orang atau dalam persentase sebesar 10%.
5) Sosial
Dari jawaban 10 orang responden tentang indikator sosial yang menjawab Sangat Baik (SB)
sebanyak 3 orang atau dalam persentase sebesar 30%, yang menjawab Baik (B) sebanyak 5 orang
11

atau dalam persentase sebesar 50%, yang menjawab Cukup Baik (CB) sebanyak 1 orang atau
dalam persentase sebesar 10%, dan yang menjawab Tidak Baik (TB) sebanyak 1 orang atau
dalam persentase sebesar 10%.
4. Kondisi Pengaruh Sertifikasi Guru dan Kepemimpinan Teerhadap Kinerja Kepala Sekolah
1) Uji T
Tabel VIII.1
Uji T
Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)

Std. Error

Beta

t

Sig.

3.195

2.660

1.201 .269

Sertifikasi_Guru_X1

.241

.113

.307 2.133 .070

Karakteristik_Kepemimpinan_X2

.564

.101

.806 5.604 .001

a. Dependent Variable: Kinerja_Kepala_Sekolah_Y

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap variabel Sertifikasi Guru dan
Karakteristik Kepemimpinan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah maka dapat dirumuskan
persamaan regresi bergandanya sebagai berikut :
Y = 3,195 + 0,241X1 + 0,564X2
Dimana :
Y = Kinerja Kepala Sekolah
X1 = Sertifikasi Guru
X2 = Karakteristik Kepemimpinan
Dengan menggunakan persamaan regresi pada model regresi berganda di atas maka dapat
diuraikan sebagai berikut :
a) β1 = 0,307  β1 bertanda positif yang berarti bahwa bila Sertifikasi Guru ditingkatkan maka
berpengaruh terhadap peningkatan Kinerja Kepala Sekolah.
b) β2 = 0,806  β2 bertanda positif yang berarti bahwa bila Karakteristik Kepemimpinan
ditingkatkan maka berpengaruh terhadap peningkatan Kineerja Kepala Sekolah.
2) Uji F
Tabel VIII.2
Tabel F

12

ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

Regression
Residual
Total

df

43.529

2

6.871

7

50.400

9

Mean Square

F

Sig.
.001a

21.765 22.173
.982

a. Predictors: (Constant), Karakteristik_Kepemimpinan_X2, Sertifikasi_Guru_X1

b. Dependent Variable: Kinerja_Kepala_Sekolah_Y
Dari tampilan tabel Hasil Uji F di atas didapat F hitung sebesar 22,173 dengan tingkat
probabilitas 0.001 (signifikan). Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi bahwa:
Secara bersama-sama Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan berpengaruh terhadap
Kinerja Kepala Sekolah.
3) Koefisien Determinan (Uji R)
Tabel VIII.3
Koefisien Determinan (Uji R)
Model Summaryb

Model

R

Std. Error of the

Square

Estimate

R Square

.929a

1

Adjusted R

.864

.825

Durbin-Watson

.991

2.029

a. Predictors: (Constant), Karakteristik_Kepemimpinan_X2, Sertifikasi_Guru_X1
b. Dependent Variable: Kinerja_Kepala_Sekolah_Y

Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Adjusted R Square
yaitu sebesar 0,991 atau sebesar 99,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen
(Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepala Sekolah) mampu menjelaskan variasi yang terjadi
pada Kienerja Kepala Sekolah sebesar 99,1 % sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini dengan

menggunakan uji t dan uji F regresi berganda menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima ataupun
ditolak dan dibuktikan secara statistik seperti tabel dibawah ini.
Tabel VIII.3
Kesimpulan Pengujian Hipotsis
Terdapat

Hipotesis
pengaruh positif

Sertifikasi Guru terhadap

antara

Kesimpulan
Diterima

Uji Hipotesis
Uji t

Kinerja

Kepala Sekolah
13

Terdapat

pengaruh

Karakteristik

positif

antara

Diterima

Uji t

Diterima

Uji F

Kepemimpinan

terhadap Kinerja Kepala Sekolah.
Secara simultan terdapat pengaruh
positif antara Sertifikasi Guru dan
Karakteristik

Kepemimpinan

terhadap Kinerja Kepala Sekolah.
D. Kesimpulan dan Saran
1) Kesimpulan
a) Persamaan Regresi Linear pada variabel Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Kepala Sekolah maka dapat dirumuskan persamaan regresi bergandanya
sebagai berikut Y = 3,195 + 0,241X1 + 0,564X2.
b) Dari tampilan tabel Hasil Uji F di atas didapat F hitung sebesar 22,173 dengan tingkat
probabilitas 0.001 (signifikan). Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi bahwa Secara bersama-sama Sertifikasi Guru dan
Karakteristik Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah.
c) Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Adjusted R Square yaitu
sebesar 0,991 atau sebesar 99,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (Sertifikasi
Guru dan Karakteristik Kepala Sekolah) mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada Kienerja
Kepala Sekolah sebesar 99,1 % sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
2) Saran
a) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta harus meperhatikan dan
meningkatkan Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan dan berdampak pada
peningkatan Kinerja Kepala Sekolah.
b) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta harus meperhatkan faktor-faktor
lain selain Sertifikasi Guru dan Karakteristik Kepemimpinan untuk peningkatan Kinerja Kepala
Sekolah.
c) Disarankan untuk menggunakan perhitungan lainnya selain regresi linear berganda untuk
mengukur Kinerja Kepala sekolah.
Daftar Pustaka
Achtenghagen. 2016. Entrepreneurship and SME Management Accross Africa: Context, Challenges, Casees.
Singapore: Springer Science+Business.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2016. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 7-24
Tahun

Menurut

Kabupaten

dan

Kelompok

Umur

Tahun

2011-2015.

dalam

https://jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/102. Diakses pada 18 Desember 2016.
Baruningsih. 2011. Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Akutansi di SMK SeKabupaten Sragen. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Semarang.

14

Dewan Perwakilan Rakyat Rpublik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. 2016. Laporan Tahunan Indeks Pendidikan Kabuapaten
Purwakarta 2015/2016. Purwakarta: Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olahraga.
E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in Education. New York:
McGraw-Hill.
Greener dan Martelli. 2015. An Introduction to Bussiness Reserch Method. Denmark: Bookboon.
Indrajit. 2011. Teknologi Informasi dan Perguruan Tinggi: Menjawab Tantangan Pendidikan Abad ke 21.
Jakarta: Aptikom.
Martinis Yasmin dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Mangkunegara. 2010. Manajemen Sumbr Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mentri Pendidkan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16
Tahun 2007, Tentang Kompetensi Guru.
Mentri Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Mentri Pendidikan Nasional. 2010. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang
Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Rizal, Sisdi dan Dharman. 2008. Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional. Jakarta: Grasindo.
Sangadji, E.M. dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktisdalam Penelitian).
Yogyakarta: Andi.
Sukumar, Tipi dan Revill. 2016. Applied Bussines Analysis. Denmark: Bookboon.
Sulistyo. 2011. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala.
Thoha, Miftah, 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta : Rajawali Pers.
Wahjosumidjo (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan Permasalahannya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

15