Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Rhythm Of Funk, Rock, And Latin: Resital Drum T1 852008022 BAB II

BAB II
KAJIAN REPERTOAR
A. Sejarah Drum
Awal dari drumset disatukan pada akhir 1800 setelah penemuan pedal bass
drum. Penemuan ini memungkinkan satu orang untuk memainkan beberapa
instrumen perkusi (snare drum, bass drum, dan cymbal) dalam satu waktu. Contoh
pengembangannya seperti yang dipakai untuk mengiringi musisi jazz di New
Orleans pada 1920. Penemuan pedal memungkinkan pemain untuk membebaskan
tangan sehingga dapat memainkan alat musik perkusi lainnya secara bersamaan.
Pada tahun 1920 pedal bass drum telah menjadi peralatan standar bagi pemain
drum jazz dan juga drumset yang kita ketahui sekarang. Susunan ini terdiri dari
berbagai jenis cymbal, tom-tom, snare, bass drum dan peralatan musik unik seperti
woodblock dan cowbell. Susunan diatas tidaklah paten dan dapat diubah sesuai
keinginan pemain.
Seiring dengan berjalannya waktu, tiap bagian dari drumset ini mengalami
perkembangan, antara lain:
1. Bass Drum
Di belahan dunia bagian timur, “davul” atau bisa juga disebut “tabl turki”
adalah pendahulu dari instrumen bass drum. Davul ditemukan pada abad ke 14 di Mediterania Timur. Davul berbentuk silinder dengan double-head (terdiri
dari dua permukaan).1 Bass drum masih sangat jarang ditemui di Eropa sampai
pada abad ke-18, sebelum adaptasi dari grup musik militer Turki menjadi

terkenal di kalangan grup musik militer Eropa. Dalam acara-acara tertentu,
bass drum mulai digunakan pada musik orkestra. Bass drum yang digunakan
dalam orkestra sampai pada abad ke-19 adalah bass drum yang berbentuk
batang kayu silinder dengan panjang melebihi diameter batang kayu itu sendiri
(yang berukuran 50 cm). Alat musik ini dikenal sebagai “long drum”, sama

Stanley Sadie, The New Groove Dictionary of Music and Musician (London:
Macmilan Publisher, 2001), hal. 609.
1

5

seperti drum pada abad pertengahan yang menggunakan tali berbentuk huruf
“V” yang diuntaikan untuk mengencangkan dan mengendurkan tegangan.2
Bass drum dengan ketebalan sekitar 66 cm dan diameter head sekitar 81 cm
sempat populer di Eropa. Pada akhir abad ke-20, bass drum jenis ini mulai
digunakan di Inggris. Tipe bass drum seperti ini mempunyai suara yang
cenderung menyerupai tom-tom dengan karakter suara rendah dan secara
kualitas masih kurang.


3

Orkes simfoni di Inggris dan Amerika Utara

menggunakan bass drum double-head dengan diameter head yang berukuran
90-100 cm. Dalam orkes, bass drum pada umumnya ditumpu dengan
penyangga agar pemain dapat memainkannya dari posisi manapun sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan. Mallet yang digunakan biasanya berukuran
besar dengan ujung berlapiskan benang wol dan beratnya proporsional untuk
dapat menghasilkan suara yang bulat. Bass drum yang digunakan pada drumset
memiliki ukuran lebih kecil dan diletakkan pada posisi horizontal dan
dimainkan dengan menggunakan pedal.4
2. Snare Drum
Ide terciptanya snare drum berawal dari alat musik Tabor. Tabor ditemukan
di Eropa pada 1300. Tabor merupakan drum berbentuk lingkaran yang
memiliki dua permukaan yang ditutup dengan kulit hewan dan memiliki jerat
untai tunggal. 5 Penggunaan snare drum dalam kemiliteran bermula dari alat
musik yang digunakan oleh tentara kerajaan Ottoman. Penggunaan snare drum
dalam kemiliteran mulai populer pada 1400-an. Pada masa itu snare drum
menggunakan untaian tali-tali yang membentuk pola menyerupai huruf W dan

V yang berfungsi untuk mengatur ketegangan dari membran snare drum.
Pada 1600 metode baru untuk menata mulai dikembangkan, yaitu dengan
penggunaan sekrup. Metode baru ini, membuat tegangan kulit snare menjadi
lebih tinggi sehingga memungkinkan pemain snare untuk memainkan pola

2 Stanley Sadie, The New Groove Dictionary of Music and Musician (London:
Macmilan Publisher, 2001), hal.609
3 Ibid, hal. 608.
4 Ibid, hal. 610.
5 Ibid, hal. 612.

6

ritmik yang lebih rumit serta lebih cepat dari sebelumnya. Pertengahan tahun
1800, snare drum dibuat dari kuningan dan ukurannya semakin diperkecil
untuk mendapatkan suara yang lebih tinggi. Penggunaan snare drum dalam
musik Jazz pada 1900-an bertujuan untuk “comping” yang berarti mendukung
dan berinteraksi dengan musisi lain. Kepopuleran gaya musik tersebut,
perusahaan drum mulai membuat snare drum dalam ukuran yang berbeda-beda
dan snare drum menjadi bagian dari drumset.6

3. Hi-hat
Sebagian besar pedal bass drum

memiliki pemukul tambahan untuk

cymbal yang dipasang di pinggiran bass drum (clanger). Alat tersebut
menghasilkan suara pukulan yang monoton. Drummer menggunakan peralatan
yang disebut “snow shoe sock pedal”. “Snow shoe sock pedal” terdiri dari dua
simbal yang dipasang diantara dua papan seukuran kaki dan diberi pegas,
pemain menyelipkan kakinya ke dalam tali penahan (menyerupai papan
seluncur salju).7
“Snow shoe” diganti “low boy”. Low boy memiliki fungsi yang hampir
sama dengan hi-hat yang sekarang kita kenal; satu-satunya perbedaan terletak
pada simbal yang tingginya sekitar 9’ dari lantai. Hi-hat ditemukan pada tahun
1926 berawal dari kesulitan Papa Jo Jones (seorang pemain drum legendaris
pada era swing) menjangkau simbal yang terletak 9' dari lantai. Pada awalnya
dia menggunakan tongkat gantungan baju. Kemudian perusahaan drum
Walberg and Auge menyempurnakan konstruksi dari hi-hat.8
4. Tom-tom
Tom-tom mulai dikenal pada awal 1900, pada masa musik teater

mendominasi dunia. Kenyataan ini mendorong para pemain drum untuk
melengkapi drumset mereka dengan peralatan-peralatan tambahan lainnya yang
menghasilkan efek-efek suara yang beragam.9

6 Muffler. History of Snare Drum. 2006
10 Mei 2014 http://www.drummuffler.com/history-of-the-snare-drum.html
7 John Aldrige. Op.cit., hal 22.
8 Ibid. hal 23.
9 Ibid, hal 10.

7

Tom-tom berasal dari Cina dikenal dengan nama “chinese toms”; terdiri dari
satu head atau satu permukaan yang dilapisi dengan kulit dan tidak
menggunakan hoop atau pinggiran, langsung ditempel pada badan tom. Hingga
akhir 1920, chinese tom secara perlahan tergantikan oleh tom single head yang
dapat ditata. Tom-tom yang terlihat modern ini memiliki head yang terpasang
pada bagian atas dan bawah.10
5. Cymbal
Sejarah simbal berawal dari seorang pandai besi yang dapat membuat

perlengkapan dan senjata sendiri dengan mengkombinasi tembaga dan timah.
Proses pencampuran, pengecoran, dan tempering (memperkuat bahan dengan
pemanasan dan pendinginan) berkembang, dan teknologi pembuatan cymbal
modern kemudian menyebar ke beberapa negara seperti: Mesir, Cina, Persia,
dan Turki. Pada awalnya perunggu Turki digunakan untuk tujuan militer, namun
dalam perkembangannya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bel dan
cymbal. Pada 1300 Turki telah menjadi pembuat cymbal terbesar, terutama
pembuatan cymbal untuk orkestra dan opera di Eropa.11

John Aldrige., hal 25.
Scott Hutton. The History Of Cymbal. 2010
10 Mei 2014 http://ezinearticles.com/?The-History-of-Cymbals&id=4037408
10

11

8

B. Jenis Musik
1. Rock Progressive

Rock Progressive adalah bentuk dari musik rock yang berkembang di akhir
1960 sampai awal 1970 sebagai salah satu salah satu usaha musisi Inggris untuk
mengangkat musik rock. 12 Musik rock progressive menggunakan instrumen
yang biasanya digunakan dalam musik rock, pada masa ini para musisi banyak
bereksperimen dengan genre musik rock itu sendiri.13
Beberapa karakteristik musiknya, antara lain:
a. Bentuk
Struktur lagu progressive rock biasanya menghindari bentuk umum
musik populer pada umumnya (verse-chorus-coda), memperpanjang
bagian lagu atau menambahkan bagian interlude dengan dinamika yang
menimbulkan perbedaan yang kontras.
b. Ritme
Berlatar belakang dan pengaruh dari musik klasik, jazz, serta
eksperimen

pada

musik,

musisi


progressive

rock

memiliki

kecenderungan untuk berkreasi dengan perubahan tempo dan sukat
selain 4/4. Pendekatan yang dilakukan bervariasi, tergantung pada
musisi/grup musik, akan tetapi secara ritmis, musisi menggunakan
beragam ketukan dimulai dari ketukan biasa (regular beats) sampai
dengan ketukan-ketukan dengan sukat rumit.14
2. Latin
Sejarah Amerika Latin sangat dipengaruhi oleh penjajahan Eropa dan
perdagangan budak dengan Afrika. Maka Amerika Latin banyak mendapat
pengaruh budaya dari Eropa dan Afrika. Pengaruh yang diberikan oleh Eropa

12
Lucas Biela. definition of progressif rock music.
10 Mei 2014 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition

13
Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.
Publications, 2001.
14
Lucas Biela. definition of progressif rock music.
10 Mei 2014 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition/

9

terlihat dari dua bahasanya yaitu Spanyol dan Inggris, sedangkan pengaruh dari
Afrika adalah irama musik.15
Karakteristik musik Latin:
a. Bentuk
Secara umum musik Latin menggunakan tiga bentuk yaitu bagian intro;
grup musik memainkan vamps (dua atau tiga progresi akor) serta bagian
penutup atau coda.
b. Clave
Pola ritme sinkopasi yang dimainkan dengan menggunakan dua stik. Ritme
yang digunakan antara lain:
Clave 3:2


Clave 2:3

Gambar 2.1. Pola ritme Clave
c. Bajo-Tumbao-bass
Pengulangan pola ritmik pada bass atau conga berdasarkan pada clave.
d. Call And Response
Sebuah frase musik yang dimainkan oleh instrumen solo kemudian diikuti
pemain musik atau seksi lainnya yang memainkan frase baru sebagai
respons terhadap frase sebelumnya.16
1) Samba
Kata “samba” diambil dari bahasa portugis “semba”. Kata itu
sendiri memiliki beberapa arti seperti: berdoa dan wanita. Pertama kali
didokumentasi dalam koran pada 1838, diartikan sebagai ritme dan
tarian.17

15

Emilio Grenet. History Of Latin Music. 1998
10 Mei 2014 http://www.revels-bey.com/history_of_latin_music.htm

16
Meriam Webster call–and–response
10 Mei 2014 http://www.merriam-webster.com/dictionary/call-and-response
17
Kashmira Lad. History Of Samba Music. 2010

10

Musik samba berakar dari Afrika yang merupakan salah satu tipe
dari tarian Afro Brazilian yang masih hidup di Bahia (Brazil Utara).
Samba sebagai genre musik berkembang di Rio de Janeiro pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20. Para budak Afrika pindah ke ibukota
Brazil untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan mereka membawa
musik dan tarian Samba bersama mereka.18 Gaya ini terus mengalami
perkembangan, dari tarian sebuah kelompok berkembang menjadi
tarian berpasangan. Pada tahun 1970 samba begitu populer, kehadiran
musik rock dan disco sempat meredupkan kepopuleran samba. Namun
dengan adanya penambahan instrumen seperti banjo dan tan-tan, samba
kembali populer dan banyak musisi yang menggunakan gaya ini dalam
karyanya.19
2) Songo
Songo adalah perpaduan antara gaya tradisional daerah dan gaya
kontemporer Kuba yang mengandung elemen-elemen funk dan jazz.
Songo adalah salah satu jenis music dari Kuba dimana pengaturan frase
irama musik dari bass, drum/kick, dan conga-conga saling berinteraksi
secara ritmis dan dinamis. Ritme Songo banyak mendapat pengaruh
dari Juan Formell, yaitu yang mempatenkan istilah Songo, pianis Cesar
“Pupy” Pedrosa, dan drummer/perkusionis Jose Luis Quintana
“Changuito” dari grup Los Van Van (grup musik terpopuler di Kuba
selama lebih dari 30 tahun). Songo menjadi pelopor gaya musik Afro
Cuban yang terbentuk dari ritme drumset dengan tambahan alat-alat
musik perkusi.
Cymbal ride memainkan ketukan yang konstan, bass drum
memainkan ritme tumbao di kedua hitungan, dan bagian snare memberi

10 Mei 2014 http://www.buzzle.com/articles/history-of-samba-music.html
18
Piero Scaruffi.A History Of Popular Music. 2003
10 Mei 2014 http://www.scaruffi.com/history/latin.html
19
Kashmira Lad. History Of Samba Music. 2010
10 Mei 2014 http://www.buzzle.com/articles/history-of-samba-music.html

11

fill in dalam bentuk not sinkopasi. Aksen-aksen yang terdapat di bagian
snare menciptakan keseluruhan suasana dan musik dari Songo.20
3) Soca
Soca adalah sejenis musik daerah kepulauan Trinidad dan Tobago.
Soca adalah percampuran antara calypso tradisional dan musik Indian
yang diciptakan oleh seorang musisi bernama Lord Shorty. Dia
menambahkan alat musik ritmis Indian ke dalam Calypso tradisional
yang kemudian menghasilkan suatu musik yang baru dengan nama
“Solka”, yang adalah singkatan dari “Soul of KAlypso”. Nama “Solka”
berubah menjadi Soca (nama yang sekarang kita kenal) dikarenakan
adanya kesalahan pengejaan. Soca muncul sekitar 1960-an dan di masa
kini, adalah salah satu dari jenis-jenis musik Karibia terpopuler di
dunia.21
3. Funk
Funk adalah sebuah aliran musik yang mengandung unsur musik tarian
Afrika-Amerika. Umumnya musik funk dapat dikenali lewat ritme yang sering
terpotong singkat, bunyi gitar ritme yang tajam, perkusi yang dominan,
pengaruh jazz yang kuat, irama-irama yang dipengaruhi musik Afrika, serta
kesan gembira yang didapati saat mendengarnya. Akar funk dapat ditelusuri
hingga jenis rhythm and blues dari daerah Louisiana pada 1960-an. Aliran
musik ini terkait erat dengan musik soul serta jenis musik turunan lainnya
seperti P-Funk dan Funk Rock.22

20

Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.
Publications, 2001.
21
Megan Romer. Soca Music 101.2010
8 Februari 2015 http://worldmusic.about.com/od/genres/p/SocaMusic.htm
22
Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.
Publications, 2001.

12

C. ANALISIS REPERTOAR
Analisis repertoar dalam resital ini menggunakan cara menganalisis dalam
musik barat, sebelum membahas lebih jauh mengenai repertoar dalam resital ini,
perlu diketahui beberapa bentuk penulisan notasi sebagai lambang bunyi pada
drum set yang digunakan oleh penulis. Berikut ini merupakan penulisan notasi
pada drum set:

Gambar 2.2 Notasi drum
1. Analisis “New Ground” karya Darmon Meader.
Darmon Meader dikenal sebagai vokalis, arranger, dan pemain saksofon.
Lagu ini diaransemen oleh Darmon Meader, ia bekerjasama dengan Tommy Igoe;
seorang pemain drum solois, pemimpin band dan pengajar. “New Ground”
merupakan sebuah karya musik latin, didalamnya terdapat beberapa pola ritmik
drumming seperti: Soca, Songo dan Samba dengan pola dasar sebagai berikut.
Soca

Songo

13

Samba

Gambar 2.3 Tiga pola ritmik dasar
Lagu ini diawali dengan tutti23 2 birama bersukat 5/8, 1 birama solo drum
dan 1 birama tutti bersukat 2/4.

Gambar 2.4 Tutti
Pada birama ke 5 – 14 memainkan pola ritmik Soca yang kemudian
kembali lagi memainkan tutti pada birama ke 15 – 17, tutti tersebut juga berfungsi
sebagai jembatan untuk kembali ke birama 9 dan perubahan irama menjadi Songo.

Gambar 2.5 Tutti tiga birama
Bagian B (birama 18 – 25) irama musik berubah menjadi Songo. Pada
birama 20 dan 21 terdapat sinkopasi yang dimainkan bersamaan dengan gitar bass
dan seksi tiup logam.

Gambar 2.6 Sinkopasi bagian B
Birama ke 23 – 25 merupakan kadens dari bagian Songo, yang berakhir di akord V
dengan tutti sebagai berikut:

23

Sebuah pola yang dimainkan bersama.

14

Gambar 2.7 Bagian B
Irama berubah kembali menjadi Soca pada birama 26 dengan sinkopasi
pada ketuk ke-2nya.

Gambar 2.8 Sinkopasi bagian Soca
Tutti tiga birama kembali muncul yang kemudian disusul dua birama
melodi pendek tenor saksofon sebagai jembatan peralihan ke bagian solo saksofon.
Bagian D merupakan bagian solo saksofon; pola drum pada bagian ini mengalami
beberapa kali perubahan. Irama Soca (birama 38 – 53) berubah menjadi Songo
(birama 54 – 61), kemudian berubah kembali menjadi Soca dibirama 62 – 69.
Birama 70 merupakan solo saksofon bagian chorus. Irama pada bagian ini tidak
mengalami perubahan (masih berirama Soca), perubahan menjadi irama Songo
baru terjadi kembali di birama ke 86 – 93. Pada birama ke-94 irama berubah
kembali menjadi Soca. Birama 100 – 103 merupakan tutti yang sama seperti
bagian awal lagu.
Bagian E (birama 106 – 171) merupakan bagian solo piano dengan progresi
akor dan jumlah birama yang sama dengan bagian D. Perbedaan pada bagian E
terletak pada pola ritmik yang digunakan (samba dan songo) dan instrumen
solonya (piano).
Bagian F, G dan H merupakan bagian solo drum dengan figur; masingmasing bagian memiliki figur yang berbeda. Figur tersebut terdiri dari not
sinkopasi yang dimainkan secara bersamaan oleh seluruh band dan seksi tiup
logam dan di akhir figur ditutup dengan tiga birama tutti:

15

Gambar 2.9 Solo bagian F

Gambar 2.10 Solo Bagian G

Gambar 2.11 Solo Bagian H
Berikutnya merupakan lima birama solo drum (birama 199 – 203) yang
ditutup dengan not triplet oleh seksi tiup logam (birama 204).

Gambar 2.12 Bagian I
Kemudian lagu kembali ke bagian B, C dan masuk ke bagian coda dengan
tutti sebagai berikut:

16

Gambar 2.13 Bagian coda
2. Analisis “Access Denied” karya Dave Weckl; Jay Oliver
“Access Denied”, merupakan karya dari Jay Oliver dan Dave Weckl
seorang komponis sekaligus pemain drum. Karya ini berada dalam album yang
berjudul Rhythm of The Soul lagu ini beraliran rock-fusion dan funk. Karya ini
dimainkan dengan sukat 6/4 dan 4/4. Dave Weckl merupakan drummer dan
komponis, serta seorang band leader dari Dave Weckl Band. Penguasaan groove
dari pola ritme komposisi ini memegang peranan penting dalam keberhasilan
memainkan komposisi ini. Ada 2 macam pattern utama yang digunakan dalam
karya ini. Berikut ini merupakan bagian A.

Gambar 2.14 Pattern A

Gambar 2.15 Pattern B
Pada birama 44 sampai birama 52 terdapat tutti yang dimainkan dengan
menggunakan pattern drum sebagai berikut.

17

Gambar 2.16 Pola pattern pada tutti
Pada birama 68 sampai birama 83 terdapat bagian solo drum yang diselingi
dengan tutti. Berikut pola yang digunakan.

Gambar 2.17 Birama 68-70

Gambar 2.18 Birama 71-74

Gambar 2.19 Birama 75-77

Gambar 2.20 Birama 78-80

Gambar 2.21 Birama 81-83

18

Birama berikutnya dilanjutkan dengan lead gitar yang akan mengantar
kembali ke bagian A dan ke bagian B dan berakhir dengan coda sepanjang 4
birama.
3. Analisis “Katahdin” karya Stuart Hamm
“Katahdin” merupakan karya dari group band instrumental yang bernama
Vital Information. Komposisi bergenre Jazz fussion ini adalah karya dari pemain
bass Stuart Hamm. Permainan drum Steve Smith dalam lagu Katahdin ini memiliki
perubahan pola pattern dan sukat. Bagian Tema pada lagu ini menggunakan sukat
5/4 dengan pola hi hat swing dan 4/4 pada bagian bridge.
Intro dimulai dengan melodi gitar yang pola ritmenya bersamaan dengan
pola ritme cymbal. Pada bagian introduksi terdiri dari 9 birama yang dimulai dari
birama gantung.

Gambar 2.22 Introduksi
Pada bagian A menggunakan sukat 5/4 yang terdiri dari 8 birama. Pola ritme
dalam bagian ini menggunakan pola fast swing pada open closed hi hat dan ride
cymbal

Gambar 2.23 Pola ritme bagian A

19

Pada melodi bagian B masih menggunakan pola ritme yang sama dengan
bagian A. Bagian B teriri dari 12 birama yang diulang satu kali. Pada birama 9
terdapat tutti yang bersamaan dengan melodi gitar.

Bagian C terjadi perubahan tanda sukat dari 5/4 ke 4/4. Pada bagian ini
terdiri dari 4 birama yang diulang selama empat kali dan ditambah 2 birama yang
berisi fill in untuk menuju ke bagian selanjutnya.

Gambar 2.24 Bagian C (Bridge)
Pada bagian D berisi solo gitar selama 48 birama dengan iringan pola ritme
drum set yang sama dengan bagian B. Pola ritme pada drum set sering mengikuti
alur melodi dari solo gitar sehingga permainan drum set menjadi tutti dengan
melodi. Setelah dari bagian D menuju ke bagian E yaitu bridge ke-2. Pada bagian
ini memiliki pola ritme yang sama dengan bagian C. Bagian E terdiri dari 16
birama dan ditambah 4 birama break untuk menuju bagian solo drum.
Dalam lagu Katahdin pada bagian F adalah bagian solo drum

yang

dimainkan dengan sukat 5/4 selama 48 birama. Setelah dari bagian solo drum
menuju ke bridge ke-3 atau bagian G. Bagian ini terdiri dari 16 birama dan
ditambah 2 birama istirahat sebagai jembatan untuk menuju bagian H. Pada bagian

20

H drum set dimainkan pada open closed hi-hat dan hanya diiringi dengan melodi
gitar selama12 birama.

Gambar 2.25 Pola ritme Hi- hat pada bagian H (melodi Gitar)
Setelah dari bagian H, tema utama kembali dimainkan pada bagian
selanjutnya yaitu bagian I. Pada bagian ini terdiri dari 12 birama. Pola ritme masih
memakai pola yang sama dengan bagian tema sebelumnya. Bagian J terdiri dari
Bridge dan coda. Pada bagian ini dimainkan selama 24 birama dan merupakan
bagian terakhir dari lagu Katahdin.
4. Analisis “Panic Attack” karya Dream Theater
“Panic Attack” merupakan salah satu lagu bergenre Progresive Rock dari
album Octavarium karya Dream Theater yang diciptakan pada tahun 2005. Intro
pada lagu ini diawali oleh instrument bass dengan menggunakan sukat 4/4. Dalam
lagu sepanjang 232 birama ini terdapat 8 macam sukat yang digunakan, yaitu 4/4,
5/4, 9/8, 13/8, 6/4, 7/4, 6/8, 3/4. Bagian intro merupakan tema utama pada karya
ini, dimainkan sepanjang 24 birama, berikut ini merupakan pattern drum yang
digunakan :

21

Gambar 2.26 Pattern intro
Memasuki

bagian

A,

pola

sukat

yang

digunakan

mengalami

pengelompokan yang terus diulang yaitu 5/4 dan 9/8.

Gambar 2.27 Pola sukat 5/4

Gambar 2.28 Pola sukat 9/8
Pattern tersebut kemudian sedikit dikembangkan dengan menggunakan fill
triplet.

Gambar 2.29 Pengembangan pola sukat 5/4

Gambar 2.30 Pengembangan pola sukat 9/8
Setelah bagian A mengalami pengembangan, tema utama muncul kembali
sepanjang 6 birama untuk persiapan masuk ke bagian B yang menggunakan 2
macam pola dengan sukat 6/4.

22

Gambar 2.31 Pola bagian B
Selanjutnya pada birama 93-106, merupakan bridge untuk mengantar ke
bagian chorus.

Gambar 2.32 Bagian bridge
Masuk ke bagian Chorus, pattern di bagi menjadi 2 bagian.

Gambar 2.33 Bagian chorus
Selanjutnya pada birama 127-134 tema utama kembali muncul dan
memasuki bagian guitar solo pada birama 135-174 dengan polymetric24

24

Banoe Pono, Kamus Musik (Yogyakarta: Kanisius, 2003) hal. 340

23

Gambar 2.35 Polymetric
Melodi pada gitar berlanjut pada birama 175-190, dan kemudian kembali
ke chorus pada birama 191-210. Dan berakhir dengan kembalinya tema utama
sebagai coda.
5. Analisis “Lake Side Shuffle” karya dari P. Horvarth dan N. Stachel
Karya ini dimainkan dengan feel 6/8 walaupun pada repertoar
menggunakan tanda sukat 4/4, yang di dalamnya termasuk bagian yang berubah
menjadi swing feel. Pada bagian intro atau verse menggunakan pola half – time
style funk dengan pola tangan kanan memainkan not pola 6/8 bagaikan pola clave
namun diaplikasikan pada hi-hat , ride cymbal atau pada cowbell.

Gambar 2.36 Bagian A
Pada bagian B, pattern drum yang digunakan masih sama seperti
sebelumnya. Pola yang sama hanya saja tangan kanan yang semula memainkan hihat pada bagian ini memainkan cowbell. Masih dengan pattern yang sama pada
bagian C tangan kanan kembali berubah yang sebelumnya memainkan cowbell
sekarang memainkan bell cymbal.
Ketiga bagian ini diulang persis sama seperti sebelumnya, dan hanya
mengalami sedikit perubahan pada bagian B, yaitu tangan kanan yang berpindah
memainkan ride cymbal.
24

Gambar 2.37 Chorus
Bagian interlude, rhythm section (drum, bass, dan perkusi) bermain secara
bersama sebagai jembatan menuju solo saksofon. Pada bagian ini penyaji juga
menambahkan variasi pola sticking agar kesan irama latin lebih terasa. Pola yang
digunakan adalah double paradidle yang mendapat sedikit modifikasi dalam
mengaplikasikannya. (R L R L L R L R L R L L).
Pada permulaan dari solo saksofon, ( bagian D) drum hanya memainkan
cymbal. Kemudian disusul dengan pola West African drumming ( bagian D1 ) yang
diadaptasi dari sebuah tarian di Nigeria.

Gambar 2.38 Bagian D1
Bagian D2, perkusi mulai memainkan pola West African dan kemudian
pada bagian D3 gitar dan keyboard menyusul untuk mengangkat suasana pada
bagian solo saksofon sebanyak 32 birama.

Gamba 2.39 Pola West African

Gambar 2.40 Solo variasi 1

25

Gambar 2.41 Solo variasi 2
Setelah solo saksofon berakhir, saksofon kembali memainkan melodi B dan
C (chorus) untuk menuju pada bagian E ( solo keyboard). Pada bagian E pola drum
berubah menjadi swing feel (64 birama). Setelah solo keyboard lalu kembali
menuju bagian B dan C. Chorus kembali di ulang dengan menambahkan pola
snare pada ketuk ke 2 dan 4.

Gambar 2.42 Chorus out
Bagian chorus terakhir chorus kembali diulang sebanyak 2 kali dengan
saksofon sebagain solois untuk mengakhiri karya ini dan ditutup dengan sinkopasi
bersamaan dengan seluruh instrumen.
6. Analisis Spur of the Moment karya dari Dave Weckl
Karya ini ditulis dengan maksud untuk mengisi drum pada musik
instrumental bergenre R&B atau Jazz-funk. Karya ini juga dimaksudkan untuk
mendemonstrasikan konsep “beat displacement”. Secara keseluruhan karya
memperlihatkan rasa dari permainan drum 16th funk feel. Sebelum memasuki
bagian introduksi, karya ini dimulai dengan memainkan solo oleh drum machine
sepanjang satu birama.

Gambar 2.43 Drum machine solo

26

Bagian introduksi dimainkan selama empat birama dengan penekanan
aksen pada birama keempat.

Gambar 2.44 16th funk feel

Gambar 2.45 Tutti bagian intro
Bagian A drum memainkan groove 16th note. 16th note merupakan cirri
khas dari musik funk itu sendiri.

Gambar 2.46 Groove 16th note
Pada bagian B dimulai dengan solo fill in di birama 12. Penggunaan 16th
note displacement pada bagian ini bass drum terintegrasi dengan pola bass.

Gambar 2.47 Pattern drum bagian B

27

Gambar 2.48 Tutti bagian B
Pada bagian C drum menggunakan quarter note ride cymbal sebagai ide
utama.

Gambar 2.49 Pattern drum bagian C

Gambar 2.50 Tutti bagian C

Gambar 2.51 Groove & hits (tutti)
Pada birama 49 terdapat solo drum sepanjang 32 birama yang akan kembali
menuju bagian B. Solo ini dimainkan dengan mengikuti ritme keyboard.

Gambar 2.52 Drum solo

28

Setelah memainkan kembali bagian B, drum kembali memainkan groove &
hits bagian D yang menjadi coda dari lagu ini. Di akhiri dengan tutti sebagai
berikut.

Gambar 2.53 Tutti bagian coda.
7. Analisis “Platt Opus” karya Platypus
“Platt Opus”

bergenre rock progresif yang

diciptakan

pada tahun

2000. Lagu ini menceritakan tentang pembantaian yang dilakukan oleh manusia
terhadap

hewan

platypus. Lagu

ini

dimainkan

dengan

sukat yang

berubah-ubah dan penggunaan tutti dalam setiap bagian lagu, dan
menarik

dari karya ini pemain

drum banyak

yang

memainkan improvisasi.

Bagian A merupakan intro, bagian ini dimulai oleh instrument piano dan
dimainkan dengan sukat 4/4.

Gambar 2.54
Bagian B adalah bagian tutti yang dimainkan dengan pola seperti berikut :

Gambar 2.55
Bagian C merupakan pengembangan pola bagian B pada sukat 7/4. Bagian
ini dimainkan sepanjang 8 birama.

Gambar 2.56

29

Bagian D sukat 4/4 memainkan tutti sebagai berikut :

Gambar 2.57
Pada bagian E terdapat tutti yang berubah-ubah sukat dari 3/4, 4/4.

Gambar 2.58
Bagian F merupakan bagian solo gitar dimana bass memainkan pola yang
tertulis dibawah sebagai acuan oleh instrument lain.

Gambar 2.59
Bagian G merupakan kelanjutan bagian F dimana gitar memainkan solo,
disamping tutti persiapan menuju solo drum.

Gambar 2.60
Bagian H, sukat 7/4 dan pola ritmik tertulis dibawah menjadi dasar
pengembangan pattern pada solo drum.

Gambar 2.61
Bagian I dengan pola yang sama dengan bagian sebelumnya,menambahkan
gitar sebagai lead untuk mengantar ke bagian berikutnya.

30

Gambar 2.62
Bagian J sama seperti pada bagian E terdapat tutti yang berubah-ubah sukat
dari 3/4, 4/4

Gambar 2.63
Bagian K dengan berubah pola sukat 4/4,6/4,7/4,5/4 dimainkan sebanyak
dua kali sebelum berganti ke bagian berikutnya.

Gambar 2.64
Bagian L merupakan bagian akhir lagu dimana bagian ini mengulangi
bagian G-time.

Gambar 2.65 Bagian akhir lagu

31