Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Once Upon a Drum: The Flashback T1 852009026 BAB II

(1)

5

BAB II

KAJIAN HISTORIS

A.Sejarah Drumset

Di dalam dunia musik barat istilah drum digunakan untuk menyebut jenis alat musik perkusi yang menggunakan cylindrical shell atau tabung yang berongga yang terbuat dari kayu maupun logam. Alat musik pukul dengan pemukul/stik maupun tangan ini merupakan instrumen perkusi yang terdiri dari satu sampai dua head atau membran kulit yang terbuat dari kulit binatang, seperti kulit kadal, ular, dan ikan.4

Sebagian besar instrumen perkusi yang dikenal sebagai drum termasuk dalam kategori membranophone. Membranophone menghasilkan suara saat membran atau head tersebut dipukul. Beragam bentuk dari drum berpengaruh pada suara yang dihasilkan, semakin kecil bentuk tabung drum, suara yang dihasilkan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya, semakin besar bentuk drum akan menghasilkan suara yang lebih rendah.5

Fungsi dari drum umumnya dipakai dalam upacara kemiliteran, ritual keagamaan ataupun kegiatan yang berhubungan dengan hiburan. Drum dimainkan secara ensembel atau kelompok seperti dalam sebuah drum band/marching band, atau pun dimainkan secara perseorangan. Seiring dengan perkembangan jaman, pemain drum menyatukan beberapa macam drum, mulai dari yang berdiameter kecil hingga besar, kemudian menambahkan beberapa instrumen perkusi lain seperti cymbal. Penyatuan instrumen-instrumen drum tersebut kemudian lebih dikenal dengan istilah drumset.

Sebuah drumset biasanya terdiri dari 3 macam perangkat yang digabung menjadi satu kesatuan yaitu:

1.Drum, meliputi snare drum, bass drum, tom-tom, dan floor tom.

4James Blade. Percussion Instrument and their History (London : Faber and Faber,1984) hal 50.

5 Marc De Douvan.The Drumset History,


(2)

6

2.Cymbal, meliputi ride cymbal, hi-hat, crash cymbal, Chinese cymbal, splash, dan cymbal efek.

3.Hardware, meliputi stand/tiang cymbal, pedal bass/kick, pedal hi-hat, dan kursi/stool.

Para pemain drum cenderung hanya mengetahui drumset standart. Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa drumset yang dikenal sekarang baru hadir pada sekitar tahun 1930. Pada masa itu, sistem tuning (lug casings dan tunable heads) yang baru saja ditambahkan pada tom-tom dan hi-hat juga masih terhitung baru.6

Drumset, dengan susunan yang sekarang, merupakan tambahan baru pada repertoire pemain perskusi. Hingga pada akhir 1800an, para pemain drum dalam sebuah band memainkan salah satu dari bass drum, snare drum atau cymbal, sehingga untuk memainkan ketiga perangkat tersebut dibutuhkan 3 orang pemain dan menyebabkan ruang dari panggung yang menjadi semakin penuh.7 Setelah itu, ketika memasuki abad ke-20, semakin banyak orang yang memainkan drumset, karena mudah dibuat dan menghasilkan suara yang keras sehingga dapat didengar dengan sangat jelas.

Berikut ini adalah sejarah dari perangkat drumset dari snare drum, bass drum, cymbal, hi hat dan tom-tom.

1. Snare drum

Snare drum merupakan turunan dari tabor (diucapkan "tay-bor") yang ditemukan di Eropa pada abad pertengahan sekitar tahun 1300. Tabor adalah drum yang terdiri dari dua membran/head dan memiliki snare drum tunggal yang menempel pada membran bawah. Pada abad pertengahan, tabor sering dimainkan unisono dengan flute tiga lubang. Musik rakyat Eropa modern melanjutkan tradisi tersebut sampai saat ini.

Snare drum umumnya digunakan pada masa perang. Drum dengan tali senar sederhana ini menjadi populer di kalangan militer Swiss pada tahun 1400 hingga 1500-an. Penggunaan snare drum tersebut dipengaruhi oleh

6John Aldrige, Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),

hal 5. 7Ibid.


(3)

7

instrumen yang digunakan oleh tentara kekaisaran Ottoman yang berkuasa pada abad ke-15. Snare drum menjadi sangat populer di tahun 1400-an dengan flute dan sekelompok pemain drum prajurit tentara Swiss untuk menyampaikan tanda.8

Pengembangan selanjutnya dilakukan pada tahun 1600-an, dengan menggunakan baut untuk mengaitkan tali senar yang menghasilkan suara yang lebih jernih.9 Pada masa itu, metode baru tensioning drum dikembangkan yaitu dengan mengganti tali pada drum menggunakan sekrup. Sebelum pengembangan metode tersebut, head atau membran drum dikencangkan dengan cara menarik tali, yang sangat mirip seperti merenda sepatu, dalam pola W atau Y disekitar shell atau kerangka drum. Dengan meningkatkan ketegangan pada drumhead, pemain drum bebas untuk bermain dengan ritme yang lebih rumit dan lebih cepat.

Pada pertengahan 1800-an, snare drum dibuat dari kuningan/brass, ukuran dan bentuknya dikurangi sehingga suara yang dihasilkan lebih tinggi dan populer di simfoni orkestra. Di dalam Musik orkes, snare drum ditambahkan dengan tujuan memberikan warna, atau timbre, untuk mars.10

Setelah 1900, popularitas snare drum meningkat dalam drum corps. Metal counter-hoops ditambahkan agar lebih efisien untuk mengencangkan drumheads. Snare drum pun terdiri dari berbagai ukuran antara 10” hingga 15”.11

Pada snare drum terdapat bagian yang sangat penting yaitu snare drum wire/strainer yang terdapat di bawah snare drum. Apabila kita memukul sisi atas pada drum, maka strainer yang dirapatkan pada head bawah snare drum akan bergetar dan mengasilkan bunyi yang sangat nyaring.

8Sejarah “snare drum” yang diulas dalam lamanVienna Symphonic Library: http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (1 Juni 2016)

9Ibid

10Sejarah “snare drum” yang diulas dalam lamanVienna Symphonic Library: http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (1 Juni 2016)


(4)

8

Snare drum merupakan unsur paling penting dalam drumset, karena instrumen ini merupakan bagian penentu dalam menjaga irama dalam permainan drumset. Sebagai contoh, penggunaan snare drum dalam musik Rock n Roll menekankan stabilitas backbeat (ketukan pada aksen lemah), sementara penggunaan snare drum dalam musik jazz dikenal sebagai comping, atau pendukung dan interaksi sebagai rhythm section dengan musisi lain dalam sebuah band.

2. Bass drum

Bass drum memiliki peran penting dalam beberapa gaya musik barat. Pilihan timbre atau warna suara untuk menandai irama, tidak hanya digunakan dalam orkestra besar, tetapi juga dalam ansambel kecil. Dalam musik militer, bass drum dimainkan bersama dengan cymbal; sedangkan dalam musik pop, rock dan jazz atau dalam orkestra, bass drum dimainkan menggunakan pedal bass sebagai bagian dari drumset.

Bass drum berevolusi dari berbagai drum yang tersebar luas di seluruh Eropa pada abad pertengahan. Instrumen ini merupakan turunan langsung dari davul, juga dikenal sebagai tabl turki (Turki Drum), yang diketahui telah ada di daerah Mediterania dari abad ke-14.12

Gambar 2.1. Tabl tuki

12Sejarah bass drum yang diulas dalam lamanVienna Symphonic Library:


(5)

9

Dari pertengahan abad ke-19 tali pengatur ketegangan head secara bertahap digantikan oleh sekrup. Kulit sapi atau kuda yang digunakan untuk membran head lebih mudah untuk diatur ketegangannya. Shell atau badan drum tidak lagi hanya terbuat dari kayu, tetapi juga dari kuningan atau aluminium. Bass drum dengan satu head merupakan yang paling populer di Inggris. Drum ini sering digunakan dalam musik orkestra. Bass drum ini memiliki shell sempit, terbuka pada satu sisi, dan dikenal sebagai gong drum. Gong drum memiliki resonansi yang luar biasa, tetapi cenderung menghasilkan definite pitch atau suara yang cenderung menyebar, menggema, dan tidak mantap, suatu karakteristik yang tidak seharusnya dimiliki drum.

Bass drum tidak hanya menghasilkan beberapa efek paling halus dan lembut dalam orkestra, tetapi juga menghasilkan suara paling keras. Bass drum dalam musik orkestra dipasang dengan frame/bingkai penyangga, yang memungkinkan untuk bergerak bebas dan diposisikan di setiap sudut. Sekarang, drum orkestra memiliki diameter 70 - 100 cm dan ketebalan sisi shell 35 - 55 cm.

Dalam perkembangan bass drum pada tahun 1890an, pedal bass drum ditemukan sehingga memungkinkan seorang drummer untuk memainkan dua instrumen. Pedal bass drum awal dapat dikelompokkan pada 2 kategori, yakni pedal yang digantung pada tepi rim atas, dan pedal yang dipasang pada tepi rim bawah (gambar 1). Model pedal yang digantung dioperasikan oleh sebuah kawat, tangkai atau kabel yang menghubungkan pedal yang terletak di lantai. Namun karena sebagian besar bass drum yang digunakan berukuran 26” atau lebih besar, panjangnya tangkai pemukul berakibat pada suara pukulan yang lemah.13

13 John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal 5


(6)

10

Gambar 2.2. Paten pedal drum oleh G. R. Olney

Model pedal secara umum terbuat dari kayu dan lebih dikenal dengan pedal Frisco. Pedal ini dioperasikan oleh gerakan tumit dan jari kaki, yang membuat seorang drummer harus mengontrol gerakan memukul (strike) sekaligus gerakan kembalinya (recoil). Ketika pedal bass drum dapat diterima, kemudian munculah ide untuk membuat cymbal yang dapat dimainkan dengan pedal kaki.


(7)

11

Gambar 2.3. Pedal Frisco

Usaha pertama untuk memainkan cymbal dengan pedal kaki muncul dalam bentuk sebuah pemukul yang dipasangkan pada tangkai pemukul bass drum.14 Pada mulanya, pedal frisco sebagian besar terbuat dari bahan kayu, pemukulnya dari tangkai besi, dikaitkan pada batang pemukul dengan tali. Setiap kali pemain memainkan bass drum, maka cymbalnya akan berbunyi juga. Kelemahan terbesarnya adalah pemain tidak dapat mematikannya atau menghentikan sustain cymbal. Kombinasi cymbal dan bass drum ini adalah satu-satunya pilihan yang ada pada saat itu sampai muncullah pedal Frisco Heel dengan pedal kaki yang terpisah. Satu pedal kaki menggerakkan satu pemukul bass drum sekaligus pemukul cymbal yang terpasang. Pedal kaki yang satunya hanya menggerakkan pemukul bass drum. Selanjutnya pada tahun-tahun itu muncul banyak alternatif mekanisme pemukul cymbal yang dipasang pada bass drum.15

14John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),

hal 5

15John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal 5.


(8)

12

Pada tahun 1909, pedal bass drum dikembangkan oleh William F. Ludwig di Chicago. Bass drum menjadi bagian penting dari perkusi jazz dan diikuti dengan berkembangnya teknik permainan bass drum dengan pedal. Pedal bass drum memungkinkan bagi pemain drum untuk memainkan instrumen lain, seperti snare drum dan cymbal, pada saat yang sama dengan bass drum. Permainan drumset untuk pemain tunggal pun menyebar dari big band, be-bop combo, rock dan musik pop.

Ukuran bass drum dalam sebuah drumset menjadi lebih kecil dan lebih kecil lagi untuk menghasilkan suara yang kering dan pendek yang banyak disukai dalam musik populer. Saat ini model bass drum tersedia dengan kedalaman 30-40 cm, diameter 45-70 cm dan membran yang terbuat dari plastik digunakan dalam musik populer.

3. Cymbal

Nama cymbal (Cimbel atau cymbel) berasal dari bahasa latin cymbalum (jamak Cymbala untuk sepasang cymbal) yang mulanya berasal dari Yunani kumbalon (cup). Cymbal berasal dari Asia dan termasuk instrumen perkusi tertua. Cymbal selalu berkaitan erat dengan ibadah dan ritual agama (misalnya upacara pemakaman), meskipun juga digunakan untuk mengiringi tarian, seperti cymbal yang tergantung di leher penari pada selembar benang16.

Cymbal pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada Abad Pertengahan oleh Saracen,17 yang dibawa ke Spanyol dan Italia Selatan. Namun, pada awal milenium terakhir menghilang lagi, mungkin karena seni memalu telah hilang. Meskipun demikian, penggambaran cymbal dapat ditemukan dalam miniatur Abad Pertengahan sampai sekitar abad ke-15.

Dalam tiga puluh tahun terakhir dari abad ke-19 cymbal akhirnya ditetapkan sebagai bagian perkusi. Instrumen tersebut digunakan dengan

16 Sejarah “cymbal” yang diulas dalam lamanVienna Symphonic Library: http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (30 Mei 2016)

17 Saracen adalah istilah yang digunakan oleh orang Kristen Eropa terutama pada Abad Pertengahan untuk merujuk kepada orang yang memeluk Islam (tanpa memperdulikan ras atau sukunya).


(9)

13

sangat efektif oleh Wolfgang Amadeus Mozart (The Abduction from the Seraglio, 1782), Ludwig van Beethoven (Symphony ke-9), Piotr I. Tchaikovsky (Romeo and Juliet, Fantasy-overture, 1870, rev. 1880), Georges Bizet (Carmen), Franz Liszt (Mazeppa) dan Richard Wagner.18

Dalam orkestra, fungsi utama sepasang cymbal adalah untuk menekankan aksen musik yang penting. Selain itu, cymbal juga dapat digunakan sebagai instrumen pengiring ritme yang tenang, misalnya bersama dengan bass drum.

4. Hi-hat

Hi-hat dengan ukuran yang dibesarkan dan bisa dimainkan dengan tangan serta kaki telah dikembangkan sekitar tahun 1926 oleh Barney Walberg dari Perusahaan aksesoris drum Walberg dan Auge. Hi-hat pada awalnya memiliki bentuk yang sederhana karena sehubungan dengan kebutuhan ruang yang sempit. Pada peralihan abad ke-20, tempat untuk Vaudeville orchestra jelas sekali sempit. Untuk mengatasi keterbatasan tempat dan memangkas biaya, snare drum, bass drum, dan cymbal yang seharusnya dimainkan oleh 3 orang seksi perkusi, menjadi dirangkap oleh satu orang saja. Mengacu dari kebutuhan tersebut lahirlah trap-set. Berbagai macam model bass drum dirancang, namun sebagian besar menggunakan model dengan pemukul kedua untuk membunyikan cymbal yang dipasang pada hoop bass drum. Peralatan ini sering disebut clanger, dan tentu saja yang dihasilkan adalah bunyi “clang” yang monoton19 yang merupakan versi awal hi-hat, berupa cymbal kecil yang terpasang pada pinggiran bass drum dan dipukul dengan lengan pedal pada bass drum.

Kemudian muncul snowshoes shock yang dilatarbelakangi keinginan para pemain drum untuk mendapatkan bunyi yang lebih menyenangkan

18Sejarah “cymbal” yang diulas dalam laman Vienna Symphonic Library:

http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (30 Mei 2016)

19 John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal 22.


(10)

14

dari dua cymbal yang dimainkan bersamaan. Konstruksinya hanya terdiri dari dua cymbal yang disusun diantara dua papan berbentuk kaki dengan engsel pegas. Pemainnya menyelipkan kakinya ke dalam sebuah tali jari kaki (sehingga dinamakan snowshoe) dan dapat menghasilkan bunyi

“crash” atau “chick” tergantung dari cara memainkannya.

Gambar 2.4. Snowshoe

Snowshoe kemudian berkembang ke versi yang lebih canggih yaitu sock cymbal atau low-boy yang dirancang oleh Walberg and Auge. Rancangan Low-boy sangatlah mirip dengan hi-hat masa kini, pembedanya adalah cymbal bagian bawah tingginya hanya 9 inchi dari lantai. Cymbal standar yang digunakan pada low-boy umumnya berukuran sekitar 10” dengan bell besar yang kadang–kadang sampai


(11)

15

Gambar 2.5. Low Boy

Pada pertengahan 1930-an, hi-hat menjadi lebih digemari di komunitas drum dan low-boy ditinggalkan menjadi sejarah. Sampai akhir 1960-an, hi-hat standar berdiameter 14 inchi, dengan 13 inchi sebagai alternatif.

5. Tom-tom

Tom-tom merupakan jenis drum yang pertama kali muncul. Tom-tom berasal dari Afrika, penduduk pribumi menggunakannya untuk memberitahu sukunya agar waspada dan juga untuk menghasilkan musik. Mereka dapat membuat drum dari gading yang dilubangi dan kulit hewan, mereka juga menciptakan berbagai irama dan pola. Beberapa pola ritme tersebut masih merupakan dasar dari berbagai jenis musik yang dimainkan sekarang.

Bangsa Yunani kemudian terhubung dengan budaya Afrika pada sekitar 2000 SM. Mereka belajar tentang drum Afrika dan membawa pulang sebagian darinya, tapi bangsa Yunani tidak terlalu terkesan. Mereka jarang menggunakan drum tersebut. Kemudian Kerajaan Romawi yang bertumbuh semakin besar pada masa itu menjajah Yunani dan Afrika bagian selatan. Bangsa Romawi juga belajar tentang drum. Tidak seperti bangsa Yunani, mereka melihat kegunaan dari drum tersebut. Bangsa Romawi kemudian mulai menggunakan drum untuk pasukan dan orkestra mereka. Namun walaupun mereka menggunakan


(12)

16

drum Afrika, mereka tidak memainkan irama dan pola yang sama, sehingga nuansa Afrika hilang dari musik mereka.

Pemakaian tom-tom dalam drumset berawal pada tahun 1900-an. Kondisi musik pada masa itu sebagian besar terdiri dari musik teater. Keadaan ini menuntut para pemain drum untuk menghasilkan efek suara sesuai dengan aksi yang sedang berlangsung di panggung. Para pemain drum menambahkan peralatan-peralatan tambahan lainnya yang menghasilkan efek-efek suara yang beragam. Setelah bass drum, cymbal dan snare drum, tom-tom seperti Chinese tom menjadi salah satu suara efek yang digunakan untuk melengkapi.20

Chinese toms adalah jenis tom-tom berasal dari Cina. Tom ini terdiri dari satu head atau satu permukaan yang dilapisi dengan kulit dan tidak menggunakan hoop atau pinggiran, langsung ditempel pada badan tom. Setiap drum tanpa kumparan snare di bawah head secara teknis dianggap sebagai tom-tom. Conga dan bongo juga masuk dalam kategori ini. Sampai akhir tahun 1920 dan awal 1930, Chinese tom secara perlahan tergantikan oleh tom single head dengan head yang terpasang pada bagian atas dan bawah.21

B.Sejarah Perkembangan Genre Musik 1. Rock Progresif

Rock progresif (sering disingkat menjadi prog atau prog rock) adalah bentuk musik rock yang berkembang pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an sebagai bagi1970-an dari upaya sebagi1970-an besar Inggris untuk meng1970-angkat musik rock ke tingkat yang baru. Musik rock progresif mengembangkan teknik dan komposisi dari musik rock standar atau musik populer seperti struktur lagu yang berbasis verse-chorus. Selain itu, aransemen yang dimasukkan seringkali mengambil unsur-unsur dari klasik, jazz, dan world

20 John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),

hal 10

21 John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),


(13)

17

music. Lagu dalam rock progresif menggunakan lirik yang konseptual, abstrak atau didasarkan pada fantasi.

Rock progresif dikembangkan pada akhir 1960-an dari psychedelic rock, sebagai bagian dari perkembangan musik rock pada era ini untuk menarik inspirasi dari pengaruh musik yang semakin beragam. Istilah ini diterapkan pada musik dari beberapa band seperti King Crimson, Yes, Genesis, Pink Floyd, Jethro Tull, Soft Machine dan Emerson, Lake dan Palmer. Sementara rock progresif kemudian mencapai puncak popularitasnya di tahun 1970 dan awal 1980-an, band neo-progresif terus berkembang untuk penonton setia dalam dekade berikutnya.22

Bentuk lagu rock progresif kemudian menghindari struktur umum dari musik populer yang biasanya terdiri atas verse-chorus-bridge, dengan cara memperluas bagian dan memasukkan selingan musik serta bervariasi dengan dinamika yang beragam untuk meningkatkan kontras antara bagian. Grup rock progresif awal memperluas warna suara dari instrumentasi tradisional rock yaitu gitar, organ, bass, dan drumset dengan menambahkan instrumen yang lebih khas dari jazz atau musik rakyat, seperti flute, saksofon dan biola serta lebih sering menggunakan keyboard, synthesizer, dan efek elektronik.

Musik rock progresif lebih cenderung mengeksplorasi tanda sukat selain dari 4/4 dan perubahan tempo. Rock progresif umumnya lebih bebas dalam berirama dibandingkan bentuk-bentuk lain dari musik rock. Pendekatan yang dilakukan bervariasi, tergantung pada band, berkisar dari ketukan yang teratur menjadi tidak teratur atau tanda sukat yang komplek.

Dalam rock progresif, beberapa band menggunakan harmoni atonal atau disonan. Akord dan progresi akord dapat diaugmentasi dengan nada ke-6, ke-7 dan ke-9 serta perkembangan I-IV-V menjadi kurang umum. Adaptasi dan imitasi dari tema klasik yang terkenal juga sangat sering digunakan. 23

22 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition (25 Mei 2016) 23 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition (27 Mei 2016)


(14)

18

2. Funk

Gaya musik funk berkembang dari tahun 1960 sampai awal 1970-an dan sangat populer pada era 90’an.24 Irama musik ini identik dengan sinkopasi. Seperti kata yang berasal dari tradisi lisan Afrika-Amerika, funk menentang definisi literal untuk penggunaan yang bervariasi. Sebagai istilah slang, funky digunakan untuk menggambarkan gaya tak terduga atau sikap seseorang. Musik funk mengacu pada gaya agresif musik dansa perkotaan yang didukung oleh pola sinkopasi bass gitar dan irama drum yang keras serta melibatkan sejumlah instrumen dengan berbagai aksen untuk membangun sebuah "groove."25

Dalam beberapa literatur dan catatan sejarah musik, funk dinilai akrab dengan soul. Selama perkembangannya, musik funk menjadi musik yang lebih hip, sementara musik soul lebih konservatif dengan pengaruh gospel yang kuat. Funk sebenarnya juga lahir dengan pengaruh blues, jazz, gospel dan soul. Pada tahun 1970-an, funk memberi pengaruh kepada beberapa genre yang berkembang pada saat itu, seperti rock, fusion, kemudian memberi ruang untuk lahirnya progressive rock, acid jazz, atau jazz-funk dan disco. James Brown yang kemudian dikenal sebagai godfather of soul, pada era tersebut berani memberikan sentuhan funk sementara musik soul berkembang. Brown memberikan fitur yang berbeda dalam lagu-lagu soul yang dinyanyikannya. Terdapat dinamika, serta ketukan-ketukan tegas pada lagu-lagunya yang pada masa itu merupakan hal baru.

The Rock n‟ Roll Hall of Fame mencatat, ada satu nama yang disebut

sebagai Father of Funk, yaitu Little Richards. Meski hingga detik ini tidak

ada “perayaannnya”, tapi di kalangan musisi dunia, Little Richards termasuk musisi yang dihormati, termasuk oleh James Brown. Dalam literatur yang berbeda, ada yang justru menuliskan bahwa istilah funk pertama kali dimunculkan oleh Buddy Boldens pada tahun 1907, ketika

24 David Garibaldi. The Funky Beat (Manhattan: Alfred Publishing, 1996), hal 7


(15)

19

kelompok band-nya, yakni Funky Butt bermain di klub-klub Afrika-Amerika. Namun, teriakan-teriakan funk sendiri sudah pernah dilontarkan penonton di klub-klub tersebut, jauh sebelum diangkat sebagai bagian dari permainan musiknya.

Dalam tulisan Dan Phillips, seorang pemerhati musik di Amerika Serikat dalam buku A Collection of Classic Funk (2000, Experience Music Project), disebutkan bahwa perkembangan funk juga masuk ke New Orleans yang kental dengan jazz dan blues. Dan menyebut nama Lee Allen dengan album Funky (1957), Horace Silvers pada album Opus de Funk (1952) dan Gene Ammons pada album Funky (1957), sebagai jejak ranah funk.

3. Fusion Jazz

Fusion Jazz adalah genre musik yang menggabungkan jazz dengan elemen dari berbagai aliran musik seperti funk, rock, R&B, ska, elektronik, dan world music. Namun, tidak jarang elemen pop, klasik, dan lagu-lagu rakyat juga ikut mempengaruhi. Bahkan, sesekali unsur musik metal, reggae, country, dan hip hop juga dicampur dengan jazz.

Fusion menggunakan alat-alat musik elektronik baru, seperti bass elektrik yang digunakan sebagai pengganti double bass. Keyboard dan gitar memainkan akor-akor, sedangkan drum memainkan peran yang lebih menonjol. Sukat dan aksen yang merupakan perluasan pola-pola rock menghasilkan kerumitan ritmis. Fusion menekankan gaya permainan virtuois, melodi yang tidak rata, serta peningkatan level volume. Fusion jazz menyebabkan banyak perubahan pada seksi pengiring.

4. Latin

Musik latin memiliki ritme dan karakter yang istimewa, dengan campuran vokal yang kaya dan instrumental yang beragam. Musik latin adalah hasil dari kompleksitas proses sejarah dan sosial yang muncul setelah Columbus menginjakkan kaki di Amerika beberapa tahun yang lalu. Sejarah musik latin dimulai dengan pengaruh dari musik asli, misalnya dari suku Maya yang memiliki minat besar dalam musik dan menghasilkan semua jenis alat musik tiup dan perkusi. Banyak budaya Pra-Columbine


(16)

20

menggunakan instrumen angin, dengan semua jenis flute yang dibuat di seluruh benua. Sebagian besar ekspresi musik asli ini bisa dilihat hari ini di beberapa musik latin yang lebih tradisional seperti musik Andean di Amerika Selatan. Berikut ini beberapa genre musik dari latin :

a. Salsa

Salsa merupakan tarian awalnya dilakukan oleh budak-budak orang Afrika dalam tahanannya, kondisi tubuh dengan keterbatasan gerak akibat kaki dalam keadaan borgol terkunci. Pada kesempatan tertentu para budak menggoyangkan badan terbatas pada pinggul dan gerakan kaki yang terbatas. Gerakan-gerakan tersebut kemudian berkembang di antara budak dalam tahanan dan merupakan hiburan mereka.26 Hal ini yang membawa reaksi yang cepat dan menginspirasi pecinta musik. Latin di seluruh dunia.

Terdapat banyak perdebatan mengenai asal salsa. Beberapa mengklaim salsa sebagai versi yang lebih baru dari irama Afro-Cuban dari Kuba yang merupakan bentuk yang lebih tua. Pendapat lain menunjukkan bahwa antara tahun 1930 hingga 1960, musisi dari Puerto Rico, Meksiko, Kuba dan Amerika Selatan berbondong-bondong ke New York, masing-masing membawa irama asli mereka , kemudian saling memengaruhi sehingga menjadi Salsa hari ini.

b. Samba

Samba adalah tarian Brasil dan genre musik yang berakar dari Afrika. Istilah samba diambil dari bahasa Portugis “semba” yang memiliki arti yaitu berdoa. Ritme ini awalnya berasal dari Candomble, atau musik doa, dan dikumandangkan dalam praktik-praktik agama Afro-Brazilian. Samba berkembang di Rio de Janeiro pada awal abad ke-20, tumbuh menjadi bentuk musik dan tari klasik berkaitan dengan karnaval Rio. Dengan ritme yang kaya dan syncopated serta gerakan tarian yang


(17)

21

seringkali menggairahkan, samba telah menjadi gaya musik dan tarian yang paling populer dari Amerika Selatan.27

c. Songo

Songo adalah jenis musik Kuba, di mana ada strukturasi dari frase musik bass, drum, dan conga untuk interaksi yang lebih dinamis dari bagian irama. Songo dikembangkan pada tahun 1970-an oleh perkusi Kuba legendaris Changuito dari kelompok Los Van Van. Hal itu merupakan sebuah terobosan besar dalam musik Latin karena pertama kalinya memperkenalkan drumset masuk ke dalam ensembel perkusi standar (conga, timbale dan bongo) serta mencerminkan pengaruh musik Amerika pada musisi Kuba pada waktu itu.28

Sebagai hasil dari modernisasi asal usul ritme songo, kini drumset menjadi instrumen utama penentu pola ritme dan tambahan perkusi. Irama songo mengadaptasi seluruh gaya musik Afro-Cuban, tangan kanan pada ride cymbal mempunyai pukulan yang stabil, bass drum memainkan irama tumba sedangkan snare drum merupakan bagian pukulan sinkopasi.

d. Soca

Soca merupakan sejenis musik daerah dari kepulauan Trinidad dan Tobago. Percampuran antara calypso tradisional dan musik Indian yang diciptakan oleh seorang musisi bernama Lord Shorty, yang menambahkan alat musik ritmis Indian kedalam Calypso tradisional yang kemudian menghasilkan suatu musik yang baru yang dinamakan

”Solka”, yang singkatan dari ”Soul of Kalypso”. Kemudian berubah

menjadi soca (yang kita kenal sekarang) dikarenakan adanya kesalahan pengejaan. Soca muncul sekitar tahun 1960an yang merupakan satu dari jenis-jenis musik Karibia terpopuler didunia.29

27 Samba. Origin and History. http://latinmusic.about.com/od/genres/p/PRO14BASIC.htm (1

Juni 2016)

28 Songo - History And Development Drummers Guide

http://www.streetdirectory.com/etoday/songobombahistory-and-development-drummers-guide-eapeap.html (1 Juni 2016)


(18)

22

C. Analisis Repertoar

Dalam pembahasan analisis repertoar komposisi resital, perlu diketahui bentuk penulisan notasi drum set sebagai lambang atau simbol bunyi yang digunakan penulis. Berikut ini merupakan lambang notasi drum set yang digunakan dalam penulisan ini:

Gambar Notasi 2.1. Drum dan Cymbal

1. Analisis “Grebfruit” karya Benny Greb

“Grebfruit” merupakan karya dari pemain drum yang berasal dari Jerman yaitu Benny Greb. Dia dikenal memiliki groove yang kuat dalam setiap permainannya dengan pola ritme yang unik. Hal yang menarik dalam karya ini berisi kombinasi ansambel vokal pria dan drum set, dimana pola ritme saling mengisi. Iringan vokal dibagi menjadi lima suara yaitu suara tenor 1, tenor 2, tenor 3, dan bass.

Berikut struktur repertoar “Grebfruit” : Intro Birama 1-6

A Birama 7-19

Chorus Birama 20-28

A” Birama 29-35

B Birama 36-44

C Birama 45-60

Chorus” Birama 61-68

D Birama 69-84

Chorus‟‟‟ Birama 85-92

A’’ Birama 93-132

Outro Birama 133-141


(19)

23

Tabel 2.1. Struktur Musik Grebfruit

Pada bagian pertama berisi introduksi acapella selama enam birama dengan tempo 90 bpm.

Memasuki bagian kedua yaitu tema A (birama 7-19) dimulai di birama ke enam ketukan keempat, vokal dan drum mulai dengan irama funk. Pola ritme yang digunakan dalam lagu ini menggunakan pola hi-hat 1/8 dan divariasi menjadi pola hihat 1/16 swing.

Gambar Notasi 2.2. Pola ritme bagian A

Pada bagian chorus (birama 20–28), pola ritme yang digunakan mengikuti alur melodi dari vokal, terutama pada bagian bass drum.

Gambar Notasi 2.3. Pola ritme Chorus

Bagian A” birama (29–35) pola ritme yang dimainkan masih sama dengan pola ritme bagian A.

Bagian B (birama 36–60). Pola ritme yang dimainkan masih menggunakan teknik 8 beat dengan ritme 1/16 pada bass drum. Iringan vokal pada bagian ini berkurang satu suara yaitu tenor 1. Melodi utama pada iringan vokal menjadi tenor 2,tenor 3 dan bass.


(20)

24

Gambar Notasi 2.4. Pola ritme bagian B.

Pola ritme bagian C berubah menjadi swing feel. Pada bagian ini terdapat solo gitar selama 16 birama (45 – 60). Suara vokal seksi bass menjadi iringan untuk bagian solo gitar ini.

Gambar Notasi 2.5. Pola ritme bagian C

Bagian selanjutnya kembali lagi ke bagian chorus selama 8 birama (61 – 68) dan dilanjutkan ke bagian D (69 – 84). Pada bagian D memainkan pola ritme drum set yang berbeda yaitu irama disco dan diiringi kembali dengan solo gitar. Iringan vokal pada bagian ini menjadi tiga suara yaitu tenor 2, 3 dan bass.

Gambar Notasi 2.6. Pola ritme bagian D

Selanjutnya pengulangan bagian chorus (85– 92) dan A” (93 – 100) kembali dimainkan untuk menuju ke bagian selanjutnya. Masing-masing bagian dimainkan selama 8 birama. Pada pengulangan bagian A melodi utama dimainkan dengan instruman gitar di birama 4 sebelum menuju ke bagian berikutnya. Solo drum menjadi bagian dari lagu Grebfruit ini, dimainkan selama 32 birama (101 – 132). Setelah dari solo drum dilanjutkan dengan bagian outro. Bagian akhir karya dari Benny Greb ini terdiri dari 9 birama (133 - 141) dan berisi iringan sama dengan pola ritme bagian A.


(21)

25

2.“Electronic Tones Vol. 1” karya dari Wayan Theo Firman Firnanda

“Electronic Tones Vol. 1” adalah karya Wayan Theo Firman Firnanda yang dibuat sebagai tugas akhir dalam perkuliahannya. Repertoar ini memadukan instrument drum dengan musik elektronik yang sedang berkembang pada saat ini. Yang ditonjolkan untuk teknik drumnya sendiri ada letak aksen yang dibolak-balik dan beberapa pergantian sukat. Sukat pada karya ini meliputi 5/8, 6/8, 7/8, 9/8, dan 4/4.

Berikut adalah struktur dari “Electronic Tones Vol. 1” :

A Birama 1-36

A’ Birama 37-52

B Birama 53-72

C Birama 73-122

C’ Birama 123-134

D Birama 135-138

Tabel 2.2. Struktur Musik “Electronic Tones Vol. 1”

Bagian A (birama 1-36) diawali introduksi dari musik selama 5 birama dan drum mulai masuk pada birama 6 diawali dengan roll cymbal. Sukat yang digunakan 7/8 dimana snare jatuh diketukan 6.

Gambar Notasi 2.7. Pola ritme bagian A

Terjadi perubahan pola ritme snare pada birama 21-36 yang jatuh diketukan 4.


(22)

26

Masuk ke bagian A’ (birama 37-52). Sukat yang digunakan masih sama tetapi pola ritme dikembangankan dengan pola drumming funk.

Gambar Notasi 2.9. Pola ritme bagian A’

Selanjutnya memasuki bagian B (birama 53-72). Pola pergantian sukat pada bagian ini adalah 5/8, 6/8, 5/8, 6/8, 9/8 dan diulang sebanyak 4 kali.

Pola ritme dimainkan secara tutti dengan iringan musiknya m

e n g g u k

an not 1/16 dan open hi-hat pada setiap ketukan berat.

Gambar Notasi 2.10. Pola ritme tutti bagian B

Bagian C (birama 73-122) kembali terjadi perubahan sukat menjadi 6/8. Diawali dengan melodi selama 9 birama kemudian drum mulai bermain pada birama 82 dengan roll cymbal sebagai pengantarnya. Pada bagian ini terjadi beberapa kali perubahan dan pengembangan pola ritme. Pertama (birama 81-98), pukulan snare jatuh pada ketukan 5.


(23)

27

Terjadi perubahan pada birama 99 sampai 104 ketukan bass drum yang sebelumnya jatuh diketukan 1, 4, 1, 4, 6 berubah menjadi 2, 4, 2, 6 dan snare jatuh diketukan 5, 4, 5, 4.

Gambar Notasi 2.12. Pengembangan pola ritme pertama C Pada birama 105 dan 106 kembali ke pola pertama dan dilanjutkan perubahan pola ritme pada birama 107 sampai 109 dengan grouping 1, 2, 3, 4 sehingga terkesan seperti berganti sukat menjadi 4/4. Selanjutnya kembali ke pola ritme awal bagian C.

Gambar Notasi 2.13. Pola ritme kedua bagian C

Kembali terjadi perubahan pola ritme pada birama 115 sampai 116 menggunakan pola ritme dengan grouping dari sukat 4/4. Permainan bass drum bergeser satu ketuk seperenambelasan dan ada penambahan bass drum pada setiap ketukan beratnya.

Gambar Notasi 2.14. Pola ritme ketiga bagian C

Pada birama 117 sampai 122 terjadi perubahan pola dengan grouping kembali menjadi 6/8 dengan memainkan crash cymbal untuk mempertegas setiap ketuknya.


(24)

28

Gambar Notasi 2.15. Pola ritme keempat bagian C

Memasuki bagian C’ (birama 123-134) sukat yang digunakan adalah 6/4. Pada birama 123 sampai 126 snare jatuh diketukan 2, 4, dan 6 dan memainkan not 1/16 sebagai jembatan menuju pola ritme selanjutnya.

Gambar Notasi 2.16. Pola ritme pertama bagian C’

Memasuki birama 127 sampai 130 terjadi pengembangan pola ritme pada snare. Pada birama 127 dan 129 pukulan snare jatuh diketukan 3 dan 6 sedangkan birama 128 dan 130 jatuh diketukan 4 dan 6.

Gambar Notasi 2.17. Pola ritme kedua bagian C’

Pada akhir bagian C’ pola ritme snare kembali jatuh diketukan 2, 4, dan 6 dengan pola ritme drumming 1/16.


(25)

29

Gambar Notasi 2.18. Pola ritme ketiga bagian C’

Bagian D (birama 135-167) merupakan bagian akhir dari repertoar ini. Diawali dengan fill in 1/16 selama dua birama kemudian masuk pada pola ritme utama. Drumming 1/16 menjadi teknik yang digunakan untuk bagian ini dengan sukat 4/4. Terdapat solo drum pada birama 145 sampai 148 dan birama 153 sampai 156. Repertoar ini ditutup dengan pola tutti pada birama 165 sampai 167.

Gambar Notasi 2.19. Pola ritme fill in awal bagian D

Gambar Notasi 2.20. Pola ritme bagian D


(26)

30

3. Analisis New Groundkarya dari Darmon Meader

Darmon Meader dikenal sebagi vocalis, arranger, dan pemain saxophone. Repertoar ini diaransemen oleh Darmon Meader dan bekerjasama dengan Tommy Igoe; seorang pemain drum solois, pemimpin band, dan pengajar.

New Ground merupakan sebuah karya musik latin, didalamnya terdapat beberapa pola ritme drumming seperti: Soca, Songo, dan Samba dengan pola dasar sebagai berikut.

Soca

Songo

Samba

Gambar Notasi 2.22. Pola ritme Soca, Songo, dan Samba

Berikut adalah struktur musik “New Ground” : Intro Birama 1-10

A Birama 11-19


(27)

31

C Birama 28-39

D Birama 40-107

E Birama 108-173

F Birama 174-182

G Birama 183-191

H Birama 192-200

I Birama 201-206

Coda Birama 207-215 Tabel 2.3. Struktur Musik “New Ground”

Repertoar ini diawali dengan tutti 2 birama 5/8, 1 birama solo drum dan 1 birama tutti 2/4

Gambar Notasi 2.23. Pola ritme intro

Pada birama ke 5 – 14 memainkan pola ritme Soca yang kemudian kembali lagi memainkan tutti pada birama ke 15 – 17, tutti tersebut juga berfungsi sebagai jembatan untuk kembali ke birama 9 dan perubahan irama menjadi Songo.

Gambar Notasi 2.24. Pola ritme tutti bagian A

Bagian B (birama 18 – 25) irama musik berubah menjadi Songo. Pada birama 20 dan 21 terdapat sinkopasi yang dimainkan bersama dengan gitar bass dan seksi tiup logam.


(28)

32

Gambar Notasi 2.25. Pola ritme tutti bagian B

Birama ke 23 – 25 merupakan kadens dari bagian Songo, yang berakhir di akor V dengan tutti sebagai berikut:

Gambar Notasi 2.26. Pola ritme kadens bagian B

Bagian C irama berubah kembali menjadi Soca pada birama 26 dengan sinkopasi pada ketuk ke 2. Kemudian tutti tiga birama kembali muncul yang kemudian disusul dua birama melodi pendek tenor saxophone sebagai jembatan peralihan ke bagian solo saxophone.

Bagian D merupakan bagian solo saxophone; pola drum pada bagian ini mengalami beberapa kali perubahan. Irama Soca (birama 38 – 53) berubah menjadi Songo (birama 54 – 61), kemudian berubah kembali menjadi Soca pada birama 62 – 69. Birama 70 merupakan solo saxophone bagian chorus. Irama pada bagian ini tidak mengalami perubahan (masih berirama Soca), perubahan menjadi irama Songo baru terjadi kembali dibirama ke 86 – 93. Pada birama ke 94 irama berubah kembali menjadi Soca. Birama 100 – 103 merupakan tutti yang sama seperti bagian awal lagu.

Bagian E (birama 106 – 171) merupakan bagian solo piano dengan progresi akor dan jumlah birama yang sama dengan bagian D. Perbedaan pada bagian E terletak pada pola ritme yang digunakan (Samba dan Songo) dan instrumen solonya (piano).

Bagian F, G, dan H merupakan bagian solo drum dengan figur; masing-masing bagian memiliki figur yang berbeda. Figur tersebut terdiri dari not sinkopasi yang dimainkan secara bersamaan oleh seluruh band dan seksi tiup logam dan di akhir figur ditutup dengan tiga birama tutti.


(29)

33

Gambar Notasi 2.27. Pola ritme tutti bagian F

Gambar Notasi 2.28. Pola ritme tutti bagian G

Gambar Notasi 2.29. Pola ritme tutti bagian H

Bagian I merupakan lima birama solo drum (birama 199 – 203) yang ditutup dengan not triplet oleh seksi tiup logam (birama 204).


(30)

34

Gambar Notasi 2.30. Pola ritme tutti bagian I

Kemudian kembali ke bagian B, C dan masuk ke bagian coda dengan tutti sebagai berikut.

Gambar Notasi 2.31. Pola ritme tutti coda

4. Analisis “Overture 1928” karya Dream Theater

Overture 1928 merupakan komposisi instrumental karya Dream Theater, karya ini sebagai lagu pembukaan yang terdapat dalam album

“Metropolis Part.2:Scenes From A Memory”. Album ini menceritakan

tentang kisah reinkarnasi, cinta segitiga, dan pembunuhan. Pada bagian awal menceritakan kisah seorang laki-laki bernama Nicholas, yang dihantui oleh mimpi-mimpinya, mengalami hipnotis dan mengungkap pembunuhan dalam kehidupan masa lalunya. Lagu ini diawali dengan bagian dialog yang menceritakan tokoh bernama Nicholas saat menjalani hipnoterapi selama 2 menit 6 detik, kemudian mulai memasuki perjalanan ke masa lalunya, suasana proses psikologis tersebut digambarkan dalam karya instrumental berjudul “Overture 1928” tersebut. Lagu ini bergenre Rock Progresif dengan variasi perpindahan beberapa sukat yaitu 4/4, 3/4, 5/4, 7/8 dan bertempo moderato.

Repertoar ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Intro Birama 1-6

A Birama 7-14 B Birama 15-22 C Birama 23-30 D Birama 31-39


(31)

35

E Birama 40-47 F Birama 48-55

B’’ Birama 56-63 G Birama 64-72 H Birama 73-79 I Birama 80-84 Outro Birama 85-98

Tabel 2.4 Struktur Musik Overture 1928

Pada bagian introduksi, lagu ini diawali dengan tutti dengan pola ritme triplet not 1/16 dan not 1/8 seperti berikut ini:

Gambar Notasi 2.32. Pola ritme tutti

Pola ritme tersebut dimainkan pada birama 1 sampai birama 4 dan terjadi pengulangan satu kali. Kemudian pada birama 5 dan 6 pola ritme masih sama namun ada variasi pukulan aksen pada snare drum dan perubahan sukat 4/4 menjadi 2/4 pada birama 6 sebagaimana tergambar sebagai berikut:

Gambar Notasi 2.33. Pola ritme tutti

Pada bagian A terdiri dari 8 birama (birama 7-14) pola ritme yang digunakan ada dua bagian. Bagian pertama terdiri dari empat birama (birama 7-10) yang menggunakan not 1/4 pada pukulan crash cymbal. Bagian kedua pola ritme hampir sama (birama 11-14) namun ada variasi pada pukulan china-cymbal dan crash cymbal yang menggunakan not 1/8.


(32)

36

GambarNotasi 2.34. Pola ritme bagian A

Gambar Notasi 2.35. Pengembangan pola ritme bagian A

Pada bagian B terdiri dari 8 birama (birama 15-22), pola ritme bagian B menggunakan pola ritme jungle dan di dalamnya snare drum dipukul dengan teknik flam30.

Gambar Notasi 2.36. Pola ritme bagian B

Kemudian bagian C terdiri dari 8 birama (birama 23-30) dengan sukat 3/4 pada birama pertama sampai birama ketujuh kemudian pada birama kedelapan berpindah sukat menjadi 5/4, pola ritme pada bass drum menggunakan not 1/16 dan not 1/32 yang dimainkan dengan kombinasi double pedal bass drum. Pada birama keempat ketukan keempat dan birama kedelapan ketukan keempat terdapat fill in menggunakan pukulan triplet 1/16 atau sextool.

30


(33)

37

Gambar Notasi 2.37. Pola ritme bagian C birama satu sampai tujuh.

Gambar Notasi 2.38. Pola ritme bagian C birama kedelapan

Kemudian sebelum masuk ke bagian D terdapat pola ritme tutti (pada birama 31) yang dimainkan sebanyak satu birama sama seperti tutti pada bagian introduksi sebagai jembatan antara bagian C ke bagian D.

Selanjutnya bagian D terdiri dari 8 birama (birama 32-39) kembali menggunakan sukat 4/4, bagian ini merupakan bagian solo keyboard pertama dengan pola ritme yang rancak ditandai dengan snare drum dimainkan dengan not 1/4 di tiap ketukan dan variasi bass drum menggunakan not 1/16 yang dimainkan pada open hi-hat. Kemudian pada birama 39 terdapat fill in yang syncope di ketukan ketiga.

Gambar 2.39. Pola ritme bagian D


(34)

38

Selanjutnya bagian E terdiri dari 8 birama (birama 40-47), bagian ini adalah bagian solo gitar pertama yang memiliki dinamika ritme berbeda dari bagian sebelumnya, ditandai dengan kombinasi pola ritme ride cymbal dengan not 1/4, snare drum dengan not 1/4 yang dimainkan pada ketukan ketiga dan dengan variasi not 1/16 pada ketukan keempat, bass drum dengan not 1/8, dan tiap birama keempat terdapat fill in yang berbeda.

Gambar Notasi 2.41. Pola ritma Bagian E

Gambar Notasi 2.42. Pola ritme fill in pertama

Gambar Notasi 2.43. Pola ritme fill in kedua

Berikutnya bagian F terdiri dari 8 birama (birama 48-55), pola ritme bagian F dibagi menjadi dua bagian bagian. Pola ritme bagian pertama terdiri dari dua birama pola ritme dengan masing-masing sukat 3/4 dan sukat 4/4. Pola ritme bagian kedua terdiri dari dua birama pola ritme dengan sukat 4/4. Terdapat pengembangan ritme pada pukulan bass drum di empat birama terakhir.


(35)

39

Gambar Notasi 2.45. Pola ritme F bagian kedua

Gambar Notasi 2.46. Pengembangan pola ritme bass drum

Bagian selanjutnya alur melodi kembali lagi seperti pada bagian B (birama 15-22) sama seperti bagian B, pada bagian B” ini terdiri dari 8 birama yang merupakan pengembangan pola ritme dari bagian B sebelumnya yang dimainkan dengan kombinasi di tom dan floor tom, di bagian ini dimainkan dengan kombinasi open hi-hat, snare drum, dan bass drum.

Gambar Notasi 2.47. Pola ritme bagian B” (pengembangan bagian B) Bagian selanjutnya yaitu bagian G yang terdiri dari 9 birama (birama 64-72), bagian ini merupakan bagian solo gitar kedua, pola ketukan drum pada bagian ini terdapat pukulan not 1/8 di ride cymbal, beberapa variasi pukulan open hi hat dengan tangan kiri di ketukan keempat.

Gambar Notasi 2.48. Pola ritme bagian G (solo gitar kedua)

Pada birama kesembilan di bagian G merupakan pola ritme fill in untuk jembatan menuju bagian selanjutnya.


(36)

40

Gambar Notasi 2.49. Pola ritme fill in birama sembilan bagian G

Bagian selanjutnya yaitu bagian H yang sepanjang 7 birama (birama

73-79). Bagian ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama terdiri dari dua birama dengan sukat 3/4 dan 4/4, bagian ini terdapat sinkopasi not 1/16 pada birama dengan sukat 4/4 ketukan ketiga dan keempat, pada birama dengan sukat 3/4 ketukan ketiga.

Gambar Notasi 2.50. Pola ritme pertama bagian H

Bagian kedua terdiri dua birama dengan sukat 4/4

Gambar Notasi 2.51. Pola ritme kedua bagian H

Di bagian ketiga terdiri dari dua birama 4/4 dan birama berikutnya break selama dua ketuk dengan sukat 2/4 untuk menuju bagian selanjutnya. Bagian ketiga ini merupakan unison, pola ritme drum mengikuti alur melodi gitar, bas, dan keyboard yang dimainkan di snare drum sehingga permainan drum menjadi tutti dengan instrument lainnya.


(37)

41

Selanjutnya bagian I yang pertama terdiri dari dua bagian (birama

82-84). Bagian pertama adalah dua birama yang terdiri dari satu birama bersukat 4/4 dan satu birama bersukat 7/8, pada birama bersukat 4/4 bagian pertama terdapat variasi pukulan not 1/16 di ride cymbal bell dengan pola ritme aksen yang sama dengan bass drum, pada birama bersukat 7/8 pola ritme not 1/16 bass drum dimainkan dengan kombinasi double pedal bass drum. Bagian pertama diulang satu kali.

Gambar Notasi 2.53. Pola ritme bagian pertama I

Bagian kedua merupakan pengulangan dari pola ritme birama 7/8, di bagian ini menggunakan variasi pukulan not 1/4 pada crash cymbal yang sebelumnya dimainkan dengan not 1/8 pada ride cymbal.

Gambar Notasi 2.54. Pola ritme bagian kedua I

Bagian selanjutnya merupakan bagian outro dengan sukat 4/4 terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari delapan birama 85-92, pola ritme bagian pertama terdapat kombinasi pukulan double pedal bass drum, terdapat fill-in dengan pola ritme triplet not 1/16 atau sextool pada pukulan snare drum dan bass drum. Pola ritme fill in yang kedua terdiri dari variasi pukulan snare drum, bass drum, dan tom dengan menggunakan not 1/32.


(38)

42

Gambar Notasi 2.56. Pola ritme fill in pertama

Gambar Notasi 2.57. Pola fill in kedua

Bagian kedua dari Outro terdiri dari enam birama, dengan pola ritme

yang hampir sama dengan bagian pertama namun ada variasi pengembangan pukulan snare drum pada tiap ketukan pertama dan ketiga. Pada birama terakhir yaitu birama kelima dan keenam merupakan pola ritme tutti sebagai jembatan menuju ke lagu “Strange Deja Vu”.

Gambar Notasi 2.58. Pola ritme bagian kedua Outro

Gambar Notasi 2.59. Pola ritme tutti menuju lagu “Strange Dejavu”

5. Analisis “Strange Deja Vu” karya Dream Theater

Lagu “Strange Deja Vu” termasuk di dalam album “Metropolis

Part.2:Scenes From A Memory” dari band Dream Theater. Repertoar ini

menceritakan tentang seseorang yang kembali mengingat masa lalunya dan mencoba melihat kembali kehidupannya di masa lalu. Repertoar ini bergenre Rock Progresif bertempo moderato31, kemudian di tengah


(39)

43

repertoar berubah menjadi tempo allegro32 dan di bagian akhir kembali lagi bertempo moderato. Repertoar ini terdapat beberapa variasi perpindahan sukat 4/4, 3/4, 6/4, 2/4, 7/8 dan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

Intro tutti Birama 1-2

Verse‟ Birama 3-18

Bridge‟ Birama 19-26

Verse‟‟ Birama 27-46

Bridge’’ Birama 47-54 Chorus Birama 55-75 Interlude Birama 76-119 Chorus Birama 120-136 Coda Birama 137-147

Tabel 2.5. Struktur Musik Strange Deja vu.

Pada bagian intro tutti mempunyai pola ritme yang sama dengan pola ritme tutti pada lagu “Overture 1928” (Gambar Notasi 2.29)

Gambar Notasi 2.60. Tutti Intro Strange Dejavu

Bagian verse‟ terdiri dari 16 birama (birama 3-18), satu pola bagian

verse‟ terdiri dari empat birama dengan pola ritme 8 beat. Terdapat variasi

pukulan not triplet 1/16 di birama dua dan pukulan not 1/32 pada birama keempat

Gambar Notasi 2.61. Pola ritme bagian Verse


(40)

44

Bagian berikutnya adalah bridge‟ , bagian ini terdiri dari 8 birama (birama 19-26), pola ritme menggunakan variasi not 1/16 yang dimainkan di ride cymbal, floor tom, snare dan hi-hat. Di bagian bridge‟ terdapat perpindahan sukat 4/4 dan sukat 3/4 secara bergantian.

Gambar Notasi 2.62. Pola ritme bagian bridge‟

Pada birama kedelapan menggunakan sukat 6/4 dan terdapat fill-in untuk menuju ke bagian verse yang kedua.

Gambar Notasi 2.63. Pola ritme fill-in birama kedelapan

Bagian verse yang kedua atau bagian yang dituliskan dengan verse” terdiri dari 16 birama (birama 27-46) yang terbagi menjadi tiga bagian, bagian yang pertama terdiri dari delapan birama menggunakan pola ritme 4 beat dengan variasi pukulan double pedal pada bass drum tiap dua birama ketuk keempat.

Gambar Notasi 2.64. Pola ritme bagian pertama verse”

Pada bagian kedua terdiri dari 8 birama, pola ritme berubah menjadi 8 beat dengan variasi pukulan not 1/16 pada bass drum menggunakan double pedal


(41)

45

Pada bagian yang ketiga terdiri dari 4 birama dengan pola ritme 8 beat, masih menggunakan double pedal pada bass drum yang memainkan pukulan not 1/16, snare drum dimainkan dengan not 1/8

Gambar Notasi 2.66. Pola ritme bagian ketiga verse”

Bagian selanjutnya yaitu bagian bridge yang kedua atau dituliskan dengan bridge”, terdiri dari 8 birama (birama 47-54). Bagian ini menggunakan sukat 4/4 dan sukat 3/4 secara bergantian, bagian bridge” ini menggunakan variasi pukulan not 1/8 pada jingle tamborine dan chinese cymbal secara bergantian

Gambar Notasi 2.67. Pola ritme bridge”

Bagian selanjutnya yaitu bagian chorus, yang terdiri dari dua bagian. Pola ketukan chorus bagian yang pertama menggunakan pola 16 beat, dan terdapat variasi penggunaan foot hi-hat untuk melakukan open/close hi-hat pada ketukan kedua

Gambar Notasi 2.68. Pola ritme chorus bagian yang pertama Pada birama keempat fill-in dimainkan dengan sukat 3/4


(42)

46

Chorus bagian yang kedua menggunakan pola 8 beat, di akhir birama bagian kedua ini terdapat percepatan tempo moderato menjadi allegro untuk menuju ke bagian selanjutnya

Gambar Notasi 2.70. Pola ritme chorus bagian yang kedua

Gambar Notasi 2.71. Bagian akhir chorus menuju Interlude

Bagian selanjutnya yaitu interlude dan terdapat 43 birama (birama 76-118), pada bagian ini tempo berubah menjadi Allegro yang terdiri dari tiga bagian pola ritme yang berbeda. Bagian yang pertama dimainkan dengan pola ketukan 8 beat dan menggunakan variasi double pedal pada bass drum.

Gambar Notasi 2.72. Pola ritme bagian pertama Interlude

Bagian kedua interlude dimainkan dengan pola ritme 4 beat, dimainkan di bell ride cymbal, snare, dan bass drum

Gambar Notasi 2.73. Pola ritme bagian kedua Interlude

di bagian kedua interlude terdapat variasi pukulan snare drum dan bass drum yang dibalik pada ketuk pertama dan kedua


(43)

47

Bagian ketiga pada interlude terdiri dari dua pola ritme 4 beat dengan sukat 4/4 dan sukat 7/8. Pada bagian ini menggunakan pukulan open hi-hat

Gambar Notasi 2.75. Pola ritme bagian ketiga Interlude

Selanjutnya mengulang bagian chorus (birama 120-136), tempo berubah menjadi moderato. Bagian selanjutnya yaitu coda (birama 137-147), pada bagian coda di dua birama terakhir dimainkan dengan teknik ritardando33.

6. Analisis Repertoar “Under Glass Moon” karya Dream Theater

“Under Glass Moon” adalah salah satu repertoar dari album “Images

and Words” karya Dream Theater yang dirilis pada tahun 1992. Dalam

repertoar ini terjadi beberapa kali pergantian sukat mulai dari 8/4, 4/4, 9/4, 7/8, dan 11/4 dan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

Intro Birama 1-29

Verse Birama 30-37

Pre-Chorus Birama 38-45

Chorus Birama 46-61

Intro” Birama 62-68

Verse” Birama 69-84

Pre-Chorus” Birama 85-95

Interlude Birama 96-164

Bridge Birama 165-168

Chorus” Birama 169-184

Outro Birama 185-188

Tabel 2.6. Struktur Musik Under Glass Moon


(44)

48

Bagian intro terbagi dalam dua bagian. Dimulai dengan unison solo gitar dan keyboard dengan sukat 8/4 pada birama 1 sampai 5 dan terjadi pengulangan satu kali. Drum dan bass mulai masuk pada birama keenam. Bagian kedua dimulai pada birama ke delapan belas dengan berganti sukat menjadi 4/4. Kemudian diakhiri dengan fill in pada birama 25. Secara keseluruhan bagian intro berjumlah dua puluh lima birama (birama 1-25)

Pada intro bagian pertama dibagi menjadi dua bagian. Pertama (birama 5-12) mengunakan pukulan not 1/16 pada bass drum dengan menggunakan double pedal dan pukulan not 1/4 pada bell ride cymbal. Bagian kedua (birama 13-15) masih menggunakan pola ritme yang sama, hanya terjadi pergantian pukulan pada bell ride cymbal berubah ke hi-hat. Sebagai jembatan menuju bagian A terdapat fill in dengan pukulan not 1/16 pada snare drum dan bass drum.

Gambar Notasi 2.76. Pola ritme pertama intro

Gambar Notasi 2.77. Pengembangan pola ritme pertama intro Pola ritme yang kedua pada bagian intro masih tetap menggunakan pukulan 1/16 pada bass drum yang membedakan adalah ketukan pada snare drum yang menggunakan pukulan 1/4 dan berganti sukat menjadi 4/4. Pola ritme pada snare drum cukup unik karena dibolak-balik di setiap birama seperti gambar berikut.


(45)

49

Gambar Notasi 2.78. Pola ritme kedua intro

Bagian selanjutnya memasuki bagian verse (birama 26-37). Pada bagian ini menggunakan sukat 6/4 dan menggunakan pola ritme 8 beat. Terdapat beberapa variasi open/close hi-hat diawal dan akhir birama. Vokal mulai masuk pada birama kelima. Pola ritme yang digunakan sebagai berikut.

Gambar Notasi 2.79. Pola ritme bagian verse

Bagian Pre-Chorus (birama 38-45) masih menggunakan pola ritme yang sama dengan bagian verse yaitu pola ritme 8 beat. Pola ritme dari bagian verse dikembangkan setiap 4 birama.

Gambar Notasi 2.80. Pola ritme Pre-Chorus

Selanjutnya pada bagian chorus (birama 46-61), terdapat dua pola ritme pada bagian ini masing-masing empat birama dan terdapat pengulangan. Pola ritme yang digunakan adalah 8 beat dengan pukulan 1/16 pada bass drum menggunakan double pedal.


(46)

50

Gambar Notasi 2.81. Pola ritme pertama chorus

Gambar Notasi 2.82. Pola ritme kedua chorus

Selanjutnya bagian intro”. Masih seperti pada bagian intro di awal tetapi terdapat pengembangan pola ritme tutti pada birama 62 sampai 68. Birama 63 berganti sukat menjadi 9/4 dan kembali berubah sukat menjadi 4/4 pada birama 64 sampai 66 kemudian birama 68 terjadi perubahan lagi menjadi 7/8 dan merupakan jembatan menuju bagian verse”.

Gambar Notasi 2.83. Pola ritme intro”

Bagian verse” (birama 69-84) menggunakan sukat 4/4 dengan pola ritme 8 beat. Birama 84 merupakan fill in sebagai jembatan menuju bagian pre-chorus. Pola ritme yang digunakan adalah sebagai berikut.


(47)

51

Gambar Notasi 2.85. Pola fill in bagian verse”

Bagian Interlude (birama 96-164) di bagi menjadi tiga bagian dan pola ritme yang digunakan juga beragam. Terdapat juga 3 kali pergantian sukat. Pola ritme yang digunakan adalah sebagai berikut.


(48)

52


(49)

53

Gambar Notasi 2.88. Pola ritme bagian ketiga interlude

Selanjutnya bagian Brige (birama 165-168). Dimainkan secara tutti dengan instrumen lainnya. Terdapat tiga kali pergantian sukat dengan pola ritme sebagai berikut.

Gambar Notasi 2.89. Pola ritme bagian bridge

Selanjutnya mengulang bagian chorus (birama 169-184) dan dilanjutkan bagian outro (birama 185-188).


(1)

48

Bagian intro terbagi dalam dua bagian. Dimulai dengan unison solo gitar dan keyboard dengan sukat 8/4 pada birama 1 sampai 5 dan terjadi pengulangan satu kali. Drum dan bass mulai masuk pada birama keenam. Bagian kedua dimulai pada birama ke delapan belas dengan berganti sukat menjadi 4/4. Kemudian diakhiri dengan fill in pada birama 25. Secara keseluruhan bagian intro berjumlah dua puluh lima birama (birama 1-25)

Pada intro bagian pertama dibagi menjadi dua bagian. Pertama (birama 5-12) mengunakan pukulan not 1/16 pada bass drum dengan menggunakan double pedal dan pukulan not 1/4 pada bell ride cymbal. Bagian kedua (birama 13-15) masih menggunakan pola ritme yang sama, hanya terjadi pergantian pukulan pada bell ride cymbal berubah ke hi-hat. Sebagai jembatan menuju bagian A terdapat fill in dengan pukulan not 1/16 pada snare drum dan bass drum.

Gambar Notasi 2.76. Pola ritme pertama intro

Gambar Notasi 2.77. Pengembangan pola ritme pertama intro Pola ritme yang kedua pada bagian intro masih tetap menggunakan pukulan 1/16 pada bass drum yang membedakan adalah ketukan pada snare drum yang menggunakan pukulan 1/4 dan berganti sukat menjadi 4/4. Pola ritme pada snare drum cukup unik karena dibolak-balik di setiap birama seperti gambar berikut.


(2)

49

Gambar Notasi 2.78. Pola ritme kedua intro

Bagian selanjutnya memasuki bagian verse (birama 26-37). Pada bagian ini menggunakan sukat 6/4 dan menggunakan pola ritme 8 beat. Terdapat beberapa variasi open/close hi-hat diawal dan akhir birama. Vokal mulai masuk pada birama kelima. Pola ritme yang digunakan sebagai berikut.

Gambar Notasi 2.79. Pola ritme bagian verse

Bagian Pre-Chorus (birama 38-45) masih menggunakan pola ritme yang sama dengan bagian verse yaitu pola ritme 8 beat. Pola ritme dari bagian verse dikembangkan setiap 4 birama.

Gambar Notasi 2.80. Pola ritme Pre-Chorus

Selanjutnya pada bagian chorus (birama 46-61), terdapat dua pola ritme pada bagian ini masing-masing empat birama dan terdapat pengulangan. Pola ritme yang digunakan adalah 8 beat dengan pukulan 1/16 pada bass drum menggunakan double pedal.


(3)

50

Gambar Notasi 2.81. Pola ritme pertama chorus

Gambar Notasi 2.82. Pola ritme kedua chorus

Selanjutnya bagian intro”. Masih seperti pada bagian intro di awal tetapi terdapat pengembangan pola ritme tutti pada birama 62 sampai 68. Birama 63 berganti sukat menjadi 9/4 dan kembali berubah sukat menjadi 4/4 pada birama 64 sampai 66 kemudian birama 68 terjadi perubahan lagi menjadi 7/8 dan merupakan jembatan menuju bagian verse”.

Gambar Notasi 2.83. Pola ritme intro”

Bagian verse” (birama 69-84) menggunakan sukat 4/4 dengan pola ritme 8 beat. Birama 84 merupakan fill in sebagai jembatan menuju bagian pre-chorus. Pola ritme yang digunakan adalah sebagai berikut.


(4)

51

Gambar Notasi 2.85. Pola fill in bagian verse”

Bagian Interlude (birama 96-164) di bagi menjadi tiga bagian dan pola ritme yang digunakan juga beragam. Terdapat juga 3 kali pergantian sukat. Pola ritme yang digunakan adalah sebagai berikut.


(5)

52


(6)

53

Gambar Notasi 2.88. Pola ritme bagian ketiga interlude

Selanjutnya bagian Brige (birama 165-168). Dimainkan secara tutti dengan instrumen lainnya. Terdapat tiga kali pergantian sukat dengan pola ritme sebagai berikut.

Gambar Notasi 2.89. Pola ritme bagian bridge

Selanjutnya mengulang bagian chorus (birama 169-184) dan dilanjutkan bagian outro (birama 185-188).