BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penetapan Upah Minimum Kota pada Tahun 2016 Untuk Masa Berlaku 2017 di Kota Semarang - PELAKSANAAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA SEMARANG TAHUN 2017 BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAH

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penetapan Upah Minimum Kota pada Tahun 2016 Untuk Masa Berlaku 2017 di Kota Semarang a. Pembentukan Dewan Pengupahan Kota Semarang Berdasarkan hasil wawancara, untuk susunan keanggotaan Depeko diatur dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor

  560/384/2015 tentang Pengupahan Kota Semarang Masa Bhakti Tahun 2015-2016. Keputusan walikota tersebut menyebutkan mengenai struktur anggotanya sebagai berikut :

  NO NAMA

INSTANSI KEDUDUKAN

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Drs. Eddy Riyanto, MM Maruto Umar Basuki, SE, Msi Budi Astuti, SH, MH Ekwan Priyanto, SH, MH Nuky Desiana, S.Si Suwito, BA Drs. Musoli Diah Supartiningtias, SH, MKn Umi Kholifah, SH, MH Disnakertrans Kota Semarang

  Universitas Diponegoro Semarang Disnakertrans Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang BPS Kota Semarang Kesbang Pol Kota Semarang Disperindag Kota Semarang Bagian Hukum Setda Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang KETUA

  Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Sumber Lampiran Keputusan Walikota Semarang Nomor 560/384/2015

Tabel 3.1 Daftar anggota dewan pengupahan

  13

  Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

  Disnakertrans Kota Semarang Dinas Pasar Kota Semarang KSPSI Kota Semarang DPD FKSPN Kota Semarang DPC FKSPN Kota Semarang DPC F.SP.KEP Kota Semarang DPC FSPI Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang

  21 Tri Retno Hadiningrum, SIP Budi Raharjo, SE Suwardiyono, SH Nanda Gunawan, SH Deny Andriyanto, A.Md Ahmad Zainudin, A.Md Suwardiyono, SH R. Noegroho Aprianto, SH Drs. Lilik Sunaryo Mardjono Suyanto, BA Mettoni AS Maaris, S.Psi Epy Apriandi, SH

  20

  19

  18

  17

  16

  15

  14

  12

  Berikut susuan keanggotaan Sekretariat Dewan Pengupahan Kota Semarang Masa Bhakti Tahun 2015-2018 sebagai berikut :

  11

  10

  Sidang Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang Sidang Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang berguna untuk mendapatkan hasil usulan UMK tahun 2017 oleh Unsur

  Sumber Lampiran Keputusan Walikota Semarang Nomor 560/384/2015 b.

  KETUA Anggota Anggota Anggota

  Disnakertrans Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang

  4 BUDI ASTUTI, SH, MH TJATUR NILAYANI, SH KENCANA SARI, SH SUDIYONO, SH, MH

  3

  2

  1

  NO NAMA

INSTANSI KEDUDUKAN

  Tripartid. Unsur Tripartid sendiri terdiri dari Pemerintah, Serikat Buruh/ Serikat Pekerja, dan Wakil dari Pengusaha (APINDO). Sidang pleno tersebut dilakukan pada hari Selasa tanggal Empat bulan Oktober Tahun Dua Ribu Enam Belas yang bertempat diruang Disnakertrans Kota Semarang yang saat ini telah berganti nama menjadi Disnaker Kota Semarang. Rapat Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengupahan Kota Semarang dan dihadiri oleh Anggota dan Sekretariat Dewan Pengupahan Kota Semarang.

  Agenda pada rapat tersebut adalah Pembahasan Rekomendasi UMK Tahun 2017. Dalam Sidang Pleno Dewan Pengupahan adapun tata tertib dalam pelaksanaanya. Tata tertib tersebut ialah : 1)

  Sebagai dasar hukum dalam Sidang Pleno adalah ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Keppres Nomor 107 Tahun 2004.

  2) Peserta Sekretariat Dewan Pengupahan adalah Anggota Dewan

  Pengupahan dan Anggota Sekretariat Dewan Pengupahan, apabila ada kehadiran Pihak Lain dalam Sidang Pleno atas ijin Pimpiman Sidang. 3)

  Hak suara hanya dimiliki oleh Anggota Dewan Pengupahan, sedangkan Anggota Sekretariat Dewan Pengupahan hanya memiliki hak bicara diminta oleh Pimpinan Sidang.

  4) Sidang Pleno sah apabila dihadiri oleh 2/3 Dewan Pengupahan dan sudah memenuhi semua unsur. Apabila pada waktu yang telah ditentukan belum mencapai quorum. Sidang Pleno ditunda untuk 1 (satu) kali dan setelah penundaan tersebut ternyata tetap belum memenuhi quorum maka Sidang Pleno tetap dilanjutkan.

  5) Apabila salah satu anggota/beberapa anggota tidak bisa hadir wajtu

  Sidang Pleno, maka dianggap telah menyetujui keputusan hasil Sidang Pleno dan Sidang Pleno beserta keputusannya dinyatakan sah apabila telah memenuhi angka 4.

  6) Anggota Dewan Pengupahan wajib hadir tepat waktu dan Sidang

  Pleno dimulai paling lambat 30 menit dari jadwal yang telah ditetapkan Sekretariat Dewan Pengupahan.

  7) Sidang Pleno dipimpin oleh Ketua Dewan Pengupahan. Apabila Ketua berhalangan hadir maka sidang dipimpin oleh Wakil Ketua.

  8) Apabila Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengupahan berhalangan hadir maka Sidang Pleno ditunda walaupun telah memenuhi quorum.

  9) Anggota Dewan Pengupahan tidak boleh mewakilkan kehadirannya dalam Sidang Pleno.

  10) Pengambilan keputusan dalam Sidang Pleno, diambil secara musyawarah mufakat.

  11) Apabila selama Sidang Pleno Dewan Pengupahan tidak tercapai kesepakatan maka keputusan diambil Pemimpin Sidang dibantu

  Wakil Unsur Apindo dan Wakil Unsur Serikat Pekerja dengan mempertimbangkan pendapat eksternal (Instansi terkait, Pakar, dll). 12)

  Pengesahan keputusan Sidang Pleno Dewan Pengupahan, dituangkan dalam Berita Acara Sidang Pleno Dewan Pengupahan yang dibuat/dicetak dalam kertas kop Dewan Pengupahan. 13)

  Berita Acara Sidang Pleno Dewan Pengupahan ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengupahan dan Sekretariat Dewan Pengupahan serta Wakil Unsur Apindo dan Wakil Unsur Serikat Pekerja dengan dibubuhi stempel Dewan Pengupahan. 14)

  Hal-hal yang menjadi hambatan atupun penolakan oleh anggota/sebagian anggota akan dibuat catatan khusus dan menjadi bagian dalam Berita Acara Sidang Pleno yang tidak terpisahkan.

15) Hal-hal lain yang disepakati.

  Dengan adanya tata tertib tersebut, maka diharapkan Sidang Pleno berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang sesuai dengan ketentuan. Adapun isi dan hasil dari Sidang Pleno, yakni: 1)

  Membuka data kenaikan UMK Tahun 2012-2016, sebagai berikut:

NO URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 JUMLAH

  

1. Kota 991.500 1.209.100 1.423.500 1.685.000 1.909.000 7.218.100

Semarang

2. Kab. 893.000 995.000 1.280.000 1.535.000 1.745.000 6.448.000

  Demak

  

3. Kab. 904.500 953.100 1.206.000 1.383.450 1.639.600 6.086.650

Kendal

  

4. Kab. 941.600 1.051.000 1.208.200 1.419.000 1.610.000 6.229.800

Semarang

  

5. Kota 901.396 974.000 1.170.000 1.287.000 1.450.953 5.783.349

Salatiga Sumber data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Semarang Tahun 2016

  2) Setelah meninjau data yang telah dibuka (seperti di atas), maka

  Dewan Pengupahan merumuskan usulan atau rekomendasi UMK Tahun 2017 menurut perhitungan dari masing-masing unsur.

  Usulan dari unsur pemerintah yang telah sesuai dengan ketentuan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dengan rumusan

  UM n = UM t + {UM t x (Inflasi t t )} + % Δ PDB

  Inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan data dari BPS Kota Semarang yakni : Tingkat inflasi nasional tahun ke tahun (September 2016

  • terhadap September 2015) sebesar 3,07%
  • : 5,04%

  : 4,73% PBD Triwulan III tahun 2015

  • : 4,92%

  PBD Triwulan IV tahun 2015

  • : 5,18%

  PBD Triwulan I tahun 2016

  PBD Triwulan II tahun 2016 Jumlah : 19,87% / 4

  : 4,97% Sehingga perhitungan UMK Kota Semarang Tahun 2017 berdasarkan PP Nomor 78 Tahun 2015 yaitu :

  UM = UM + {UM x (Inflasi ) + % Adj} n t t t + % Δ PDB t

  = 1.909.000 + {1.909.000 x (3,07% + 4,97%) + 0,01%} = 1.909.000 + 153.647,50 = 2.062.674,50 = 100% KHL

  Dapat diperhatikan perhitungan di atas Dewan Pengupahan dari Unsur Pemerintah dalam Rapat Pleno pada hari Selasa tanggal 04 Oktober telah melakukan perhitungan sesuai dengan formulasi PP Nomor 78 Tahun 2015 dengan hasil perhitungan sebesar Rp 2.062.674,50 (dua juta enam puluh dua ribu enam ratus tujuh puluh empat rupiah lima puluh sen). Perhitungan tersebut yang kemudian direkomendasikan untuk usulan UMK Tahun 2017 oleh Dewan Pengupahan Unsur Pemerintah kepada Walikota Semarang.

  Kemudian dalam pembahasan rapat selanjutnya disampaikan pula pertimbangan usulan UMK Tahun 2017 oleh Unsur Serikat Pekerja/ Serikat Buruh. Pertimbangan Unsur Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam merekomendasikan usulan UMK Tahun 2017 kepada Walikota berbeda dengan usulan yang disampaikan oleh unsur pemerintah, menurut pandangan Serikat Pekerja/ Serikat buruh perhitungan masih merujuk kepada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, dikarenakan dengan menggunakan PP Nomor 78 Tahun 2015 belum bisa dilaksanakan karena masih belum utuh mengenai peraturan tambahan tentang Formulasi dan Upah Minimum. Jadi perhitungan usulan UMK Tahun 2017 menurut unsur buruh menggunakan survey Kebutuhan Hidup Layak yang mereka lakukan sendiri hingga bulan Desember 2016 seperti dibawah ini :

  • – Rata 2.111.471 2.116.767 2.117.666 2.116.626,46 2.118.826,20 2.124.103,80 2.129.409,80 2.149.928,20 2.150.998,16 2.162.716,96

  39 Hasil Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Dari Serikat Pekerja

  Sumber data dari usulan saran dan pertimbangan dewan pengupahan unsur buruh untuk penetapan upah minimum Kota Semarang tahun 2017 No Nama Pasar Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

  1. Langgar 2.263.330 2.286.451 2.290.699 2.290.699 2.291.462 2.294.629 2.296.212 2.315.021

  2. Pedurungan 1.973.025 1.982.387 1.985.300 1.986.682 1.988.298 1.998.289 2.000.538 2.033.141

  3. Karang Ayu 1.990.585 1.992.814 1.994.280 1.996.216 1.992.284 2.001.317 2.007.870 2.012.481

  4. Mangkang 1.992.152 1.996.529 1.997.287 1.999.340 1.999.828 2.002.115 2.010.304 2.055.458

  5. Jatingaleh 2.318.266 2.318.754 2.320.552 2.321.325 2.321.940 2.324.169 2.332.125 2.333.515 Jumlah Jumlah Rata

  Secara matematis usulan dari unsur Serikat Pekerja/ Serikat Buruh dapat ditulis seperti berikut Rp 2.157.239,67 + 4,97% = 2.264.454,48. Perhitungan tersebut merupakan usulan yang diajukan untuk pekerja kepada Walikota Semarang untuk UMK Tahun 2017 dengan ketentuan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, sedangkan untuk masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun diberikan prosentase sebagai berikut : 1)

  Masa kerja 0 (nol) tahun adalah sebesar Upah Minimum Kota yang sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak bulan Desember tahun 2016 + pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 2.264.454,48

  2) Masa kerja 1 (satu) tahun keatas kurang dari 3 (tiga) tahun ditambah 3% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  3) Masa kerja 3 (tiga) tahun keatas kurang dari 6 (enam) tahun ditambah 4% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  4) Masa kerja 6 (enam) tahun keatas dari 9 (sembilan) tahun ditambah

  5% dari angka UMK 0 (nol) tahun 5)

  Masa kerja 9 (sembilan) tahun keatas dari 12 (dua belas) tahun ditambah 6% dari angka UMK 0 (nol) tahun 6)

  Masa kerja 12 (dua belas) tahun keatas dari 15 (lima belas) tahun ditambah 7% dari angka UMK 0 (nol) tahun 7)

  Masa kerja 15 (lima belas) tahun keatas dari 18 (delapan belas) tahun ditambah 8% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  8) Masa kerja 18 (delapan belas) tahun keatas dari 21 (dua puluh satu) tahun ditambah 9% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  9) Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun keatas ditambah 10% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  10) Masa Kerja 0 (nol) tahun adalah UMK

  11) Untuk yang 1 (satu) tahun keatas dengan rumusan = UMK Tahun 2016 + Selisih kenaikan UMK (2017-2016) + prosentasi masa kerja

  Kemudian setelah unsur pemerintah dan unsur serikat pekerja/ serikat buruh, unsur dari perwakilan pengusaha (APINDO) juga memberikan usulan pertimbangan UMK Semarang Tahun 2017 kepada Walikota Semarang dalam rapat Pleno tersebut. Dalam merumuskan perhitungan usulan UMK Semarang Tahun 2017 tersebut unsur pengusaha (APINDO) menggunakan formula perhitungan sesuai PP No.78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Perhitungan yang dilakukan seperti berikut :

  Dasar perhitungan Upah Minimum Kota Semarang Tahun 2017 1) : Upah Minimum tahun yang akan datang (UMK Tahun

  n

  UM 2017)

  2) : Upah Minimum tahun berjalan (UMK tahun 2016). Upah

  t

  UM Minimum Kota Semarang Tahun 2016 sebesar Rp 1.909.000,00

  3) : Inflasi Nasional yang dihitung dari periode Inflasilt

  September tahun lalun (2015) sampai dengan periode September tahun berjalan tahun (2016) sebesar 3,07% 4)

  ΔPDBt : pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional yang dihitungdan pertumbuhan PDB yang mencakup periode kuartal III dan IV tahun sebelumnya (2015) dan periode kuartal I dan II tahun berjalan (2016) sebesar 4,97%

  5) Pertahapan KHL : penyesuaia pencapaian KHL sebesar 0,01%

  Hasil Perhitungan Usulan Upah Minimum Kota Semarang Tahun 2017, sebagai berikut :

  UM n = UM t + {UM t x (Inflasi t t + Pentahapan KHL)} + % Δ PDB

  = 1.909.000 + {1.909.000 x ( 3,07% + 4,97% + 0,01%)} = 1.909.000 + (1.909.000 x 8,05% ) = 1.909.000 + 153.674,5 = 2.062.674,5

  Setelah Dewan Pengupahan dengan ketiga unsur memberikan usulannya, maka hasil rapat pleno disampaikan kepada Walikota melalui surat No. 561/4952/2016 perihal Usulan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Semarang Tahun 2017 yang pada akhirnya akan menjadi pertimbangan Walikota Semarang untuk memberikan usulan kepada Gubernur Jawa Tengah dalam menetatpkan UMK Kota Semarang Tahun 2017. Surat tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang.

  Dengan memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut : 1. Surat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang

  Nomor : 561/4952/2016 tanggal 05 Oktober 2016 Perihal Rekomendasi Usulan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Semarang Tahun 2017.

  2. Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor : 560/0017380 tanggal 01 Oktober 2016 perihal Rekomendasi Upah minimum Kabupaten/ Kota Tahun 2017.

  Walikota Semarang melakukan pengkajian dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut

  1. Peraturan Perundang-undangan di bidang Ketenagakerjaan.

  2. Ketenangan bekerja dan berusaha serta iklim kondusif di Kota Semarang.

  3. Hasil Rapat Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang.

  4. Hal-hal lain terkait dengan kebijakan Ketenagakerjaan khususnya masalah pengupahan.

  Di samping pertimbangan tersebut di atas Walikota Semarang juga mempertimbangkan keberlangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja, naja Walikota Semarang mengusulkan Upah Minimum Kota Semarang kepada Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp

  2.125.000,00 melalui surat Nomor : 561.64846 perihal Rekomendasi Upah Minimum Kota Semarang Tahun 2017.

  Dengan memperhatikan Berita Acara Sidang Pleno Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung pada hari Senin tanggal 14 November 2016 dan surat rekomendasi usulan upah dari Walikota Semarang maka Gubernur Jawa Tengah menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/ 50 Tahun 2016 Tentang Upah Minimum pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. Isi keputusan tersebut diantara lain menetapkan : 1)

  Upah Minimum pada 35 ( Tiga Puluh Lima ) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, yang terdaftar sebagai berikut :

  

NO KABUPATEN / KOTA UPAH MINIMUM

TAHUN 2017

  1. Kota Semarang Rp 2.125.000,00

  2. Kabupaten Demak Rp 1.900.000,00

  3. Kabupaten Kendal Rp 1.774.867,00

  4. Kabupaten Semarang Rp 1.745.000,00

  5. Kota Salatiga Rp 1.596.844,87

  6. Kabupaten Grobogan Rp 1.435.000,00

  7. Kabupaten Blora Rp 1.438.100,00

  8. Kabupaten Kudus Rp 1.740.900,00

  9. Kabupaten Jepara Rp 1.600.000,00

  10. Kabupaten Pati Rp 1.420.500,00

  23. Kabupaten Wonosobo Rp.1.457.100,00

  32. Kabupaten Pemalang Rp.1.460.000,00

  31. Kabupaten Pekalongan Rp.1.583.697,50

  30. Kota Pekalongan Rp.1,623.750,00

  29. Kabupaten Batang Rp.1.603.000,00

  28. Kabupaten Purbalingga Rp.1.522.500,00

  27. Kabupaten Banjarnegara Rp.1.370.000,00

  26. Kabupaten Cilacap Rp.1.693.689,00

  25. Kabupaten Banyumas Rp.1.461.400,00

  24 Kabupaten Kebumen Rp.1.433.900,00

  22. Kabupaten Temanggung Rp.1.431.500,00

  11. Kabupaten Rembang Rp 1.408.000,00

  21. Kabupaten Purworejo Rp.1.445.000,00

  20. Kabupaten Magelang Rp.1.570.000,00

  19. Kota Magelang Rp.1.453.000,00

  18. Kabupaten Klaten Rp.1.528.500,00

  17. Kabupaten Wonogiri Rp.1.401.000,00

  16. Kabupaten Karanganyar Rp.1.560.000,00

  15. Kabupaten Sragen Rp.1.422.585,52

  14. Kabupaten Sukoharjo Rp.1.513.000,00

  13. Kota Surakarta Rp 1.534.985,00

  12. Kabupaten Boyolali Rp 1.519.289,00

  33. Kota Tegal Rp.1.499.500,00

  34. Kabupaten Tegal Rp.1.487.000,00

  35 Kabupaten Brebes Rp.1.418.100,00 Sumber data Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun2016

  2) Upah minimum adalah upah bulanan terendah, terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

  3) Upah minimum hanya berlaku bagi pekerja/ buruh dengan tingkat paling rendah yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun.

  4) Upah pekerja dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih ditetapkan sesuai kesepakatan antara pekerja/ buruh atau serikat pekerja dengan pegusaha secar bipartit, dengan mempertimbangkan produktivitas dan kemapuan perusahaan.

  5) Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan upah minimum dapat mengajukan pengangguhan upah minimum keada

  Gubernur Jawa Tengah atau Pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku paling lama 10 (sepuluh) hari sebelum berlakunya Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun 2016 ini.

  6) Pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketentuan upah minimum dilarang mengurangi atau menurunkan besarnya upah yang telah diberikan.

  7) Bagi perusahaan yang wilayahnya kerjanya meliputi beberapa kabupaten/ kota dilarang membayar upah pekerjanya lebih rendah dari upah minimum yang berlaku di kabupaten/ kota.

  8) Pengawasan pelaksanaan Keputusan Gubernur Jawa Tengan

  Nomor 560/50 Tahun 2016 dilaksanakan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan sesuai dengan kompetensinya.

  9) Pada saat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun 2016 berlaku maka Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor

  560/66 Tahun 2015 Tanggal 20 Nopember 2015 tentang Upah Minimum pada 35 (tiga puluh lima) kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah dan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/46 Tahun 2016 tentang upah minimum tahun 2017 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

  10) Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun 2016 ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2017.

2. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun 2016 tentang Upah Minimum Pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kota Tahun 2016

  Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Ibu Budi Prabawaningdyah selaku Kepala Bagian Pengawasan Disnakertrans Jateng, pengawasan terhadap Pelaksanaan Ketetapan Upah Minimum dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan.

  Pengawasan di sini dilakukan tidak dengan melakukan pengecekan pada perusahaan satu per satu, tetapi menunggu adanya keluhan atau laporan dari pekerja suatu perusahaan yang merasa ada keadilan. Selama 1

  (satu) tahun berjalan sejak awal tahun 2017 sampai dengan September 2017. Di Semarang dengan total perusahaan sebanyak 4.180 terjadi 45 pelaporan mengenai masalah ketenagakerjaan, sedangkan pelaporan mengenai upah minimum dibawah ketetapan yang telah ditetapkan UMK tahun 2016 untuk tahun 2017 hanya terjadi 11 (sebelas) pelaporan saja.

  Hal tersebut bisa terjadi, karena adanya kecurangan dari pengusaha yang dengan sengaja tidak memberikan upah sesuai dengan ketentuan upah minimum kota atau dapat dikatan para pengusaha tersebut membayar upah di bawah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah pada tahun 2017. Tindak lanjut dari pelaporan yang ada, maka sesuai dengan perintah undang-undang terkait dalam pengawas ketenagakerjaan, Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan mengambil tindakan berupa: 1)

  Memeriksa, 2)

  Memberikan nota pemeriksaan, 3)

  Melakukan pembinaan, 4)

  Apabila perusahaan tidak mengindahkan aturan atau pembinaan serta himbauan maka dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk gelar perkara.

  Dari hasil wawancara tersebuthingga bulan Desember 2017 terdapat 1 (satu) perusahaan di Kota Semarang yang sedang menjalani gelar perkara karena tidak mengindahkan aturan yang telah diberikan terkait pengupahan.

3. Hambatan Dalam Menetapkan Upah Minimum Kota

  Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada narasumber terpercaya yaitu Ibu Umi Kholifa selaku wakil dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Semarang bidang Hubungan Indstrial dan sekaligus anggota Dewan Pengupahan Kota Semarang masa jabatan berlangsung, dapat diketahui bahwa setiap proses penetapan Upah Minimum Kota (UMK) Semarang memiliki tingkat kesulitan atau hambatan yang berbeda.

  Pada proses penetapan Upah Minimum Kota (UMK) Semarang tahun 2015 untuk masa berlaku 2016 yang lalu peredebatan sengit terjadi di ruang rapat pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang sehingga drama perseteruan antara unsur tripartit (Serikat Pekerja, Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Pihak Pemerintah) tidak dapat dihindarkan. Hal demikian terjadi karena pada saat itu peraturan yang digunakan belum menggunakan PP 78 tahun 2015 tentang Pengupahan. Peraturan yang digunakan pada saat itu adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pengupahan.

  Proses penetapan Upah Minimum Kota Semarang tahun 2016 untuk berlaku 2017 berjalan relatif lebih lancar, jika dibandingkan dengan proses penetapan Upah Minimum Kota (UMK) Semarang pada tahun- tahun sebelumnya. Proses tersebut menjadi relatif lebih lancar karena dikeluarkanya PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan yang memberikan suatu formulasi perhitungan upah yang lebih pasti, sedangkan pada tahun- tahun sebelumnya hanya mengacu pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

  Penetapan UMK dengan mengacu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dinilai relatif lebih banyak menimbulkan perdebatan akibat isi ketentuan yang kurang menjawab keinginan buruh dan pengusaha, tidak memberikan satu acuan pasti, menimbulkan perselisihan paham teori perhitungan dari perbedaan hasil survey kebutuhan hidup layak, sehingga hasil keputusan kurang memberikan rasa keadilan bagi buruh dan pengusaha.

B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Penetapan Upah Minimum Kota pada Tahun 2016 Untuk Masa Berlaku 2017 di Kota Semarang a.

  Pembentukan Dewan Pengupahan Kota Semarang Dalam proses pelaksanaan penetapan besaran upah minimum pada tahun 2016 untuk masa berlaku 2017 di Kab/Kota Semarang perlu diadakan pembentukan Dewan Pengupahan. Menurut Pasal 38 Kepres No 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan, Depekab/Depeko bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati/ Walikota dalam rangka pengusulan upah minimum Kabupaten/Kota dan/ atau upah minimum sektoral Kabupaten/Kota (UMSK), melakukan pengawasan penerapan sistem pengupahan di tingkat Kabupaten/Kota, menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan nasional. Susunan keanggotaan Depekab/Depeko terdiri dari Ketua yang merangkap sebagai anggota dan unsur Pemerintah, Wakil Ketua merangkap sebagai anggota dan unsur Perguruan Tinggi/ Pakar, Sekretaris merangkap sebagai anggota dari unsur Pemerintah yang mewakili Satuan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, dan lainya sebagai Anggota. Anggota Depekab/Depeko diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/ Walikota atas Usul Pimpinan Satuan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenaga kerjaan. Syarat menjadi anggota Depekab/Depeko harus memenuhi persyaratan yakni, warga negara Indonesia dengan pendidikan paling rendah Diploma 3 (D-3) serta memiliki pengalaman dan pengetahuan di bidang pengupahan dan pengembangan sumber daya manusia. Untuk masing-masing anggota diangkat untuk 1 (satu) kali masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

  Berdasarkan hasil wawancara, untuk susunan keanggotaan Depeko diatur dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor 560/384/2015 tentang Pengupahan Kota Semarang Masa Bhakti Tahun 2015-2016. Keputusan walikota tersebut menyebutkan mengenai struktur anggotanya sebagai berikut :

  NO NAMA

INSTANSI KEDUDUKAN

  1 Drs. Eddy Riyanto, MM Disnakertrans Kota Semarang KETUA

  2 Maruto Umar Basuki, SE, Msi Universitas Diponegoro Semarang Wakil Ketua

  Sumber Lampiran Keputusan Walikota Semarang Nomor 560/384/2015

  13

  Disnakertrans Kota Semarang BPS Kota Semarang Kesbang Pol Kota Semarang Disperindag Kota Semarang Bagian Hukum Setda Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang Disnakertrans Kota Semarang Dinas Pasar Kota Semarang KSPSI Kota Semarang DPD FKSPN Kota Semarang DPC FKSPN Kota Semarang DPC F.SP.KEP Kota Semarang DPC FSPI Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang DPK Apindo Kota Semarang Sekretaris

  21 Budi Astuti, SH, MH Ekwan Priyanto, SH, MH Nuky Desiana, S.Si Suwito, BA Drs. Musoli Diah Supartiningtias, SH, MKn Umi Kholifah, SH, MH Tri Retno Hadiningrum, SIP Budi Raharjo, SE Suwardiyono, SH Nanda Gunawan, SH Deny Andriyanto, A.Md Ahmad Zainudin, A.Md Suwardiyono, SH R. Noegroho Aprianto, SH Drs. Lilik Sunaryo Mardjono Suyanto, BA Mettoni AS Maaris, S.Psi Epy Apriandi, SH Disnakertrans Kota Semarang

  20

  19

  18

  17

  16

  15

  14

  12

Tabel 3.1 Daftar anggota dewan pengupahan

  11

  10

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  Dewan Pengupahan dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya, maka pelu dibentuk suatu Sekretariat Dewan Pengupahan Kota Semarang. Mengingat Sekretariat Dewan

  Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Pengupahan Kota Semarang Masa Bhakti sebelumnyak yakni Tahun 2012-2015 telah habis maka dibentuk Sekretariat Dewan Pengupahan yang baru. Berikut susuan keanggotaan Sekretariat Dewan Pengupahan Kota Semarang Masa Bhakti Tahun 2015-2018 sebagai berikut :

  NO NAMA

INSTANSI KEDUDUKAN

  1 BUDI ASTUTI, SH, MH Disnakertrans Kota Semarang KETUA

  2 TJATUR NILAYANI, SH Disnakertrans Kota Semarang Anggota

  3 KENCANA SARI, SH Disnakertrans Kota Semarang Anggota

  4 SUDIYONO, SH, MH Disnakertrans Kota Semarang Anggota Sumber Lampiran Keputusan Walikota Semarang Nomor 560/384/2015 b.

  Sidang Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang Sidang Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang berguna untuk mendapatkan hasil usulan UMK tahun 2017 oleh Unsur

  Tripartid. Unsur Tripartid sendiri terdiri dari Pemerintah, Serikat Buruh/ Serikat Pekerja, dan Wakil dari Pengusaha (APINDO). Sidang pleno tersebut dilakukan pada hari Selasa tanggal Empat bulan Oktober Tahun Dua Ribu Enam Belas yang bertempat diruang Disnakertrans Kota Semarang yang saat ini telah berganti nama menjadi Disnaker Kota Semarang. Rapat Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengupahan Kota Semarang dan dihadiri oleh Anggota dan Sekretariat Dewan Pengupahan Kota Semarang.

  Agenda pada rapat tersebut adalah Pembahasan Rekomendasi UMK Tahun 2017. Dalam Sidang Pleno Dewan Pengupahan adapun tata tertib dalam pelaksanaanya. Tata tertib tersebut ialah : 1)

  Sebagai dasar hukum dalam Sidang Pleno adalah ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Keppres Nomor 107 Tahun 2004.

  2) Peserta Sekretariat Dewan Pengupahan adalah Anggota Dewan

  Pengupahan dan Anggota Sekretariat Dewan Pengupahan, apabila ada kehadiran Pihak Lain dalam Sidang Pleno atas ijin Pimpiman Sidang. 3)

  Hak suara hanya dimiliki oleh Anggota Dewan Pengupahan, sedangkan Anggota Sekretariat Dewan Pengupahan hanya memiliki hak bicara diminta oleh Pimpinan Sidang. 4)

  Sidang Pleno sah apabila dihadiri oleh 2/3 Dewan Pengupahan dan sudah memenuhi semua unsur. Apabila pada waktu yang telah ditentukan belum mencapai quorum. Sidang Pleno ditunda untuk 1 (satu) kali dan setelah penundaan tersebut ternyata tetap belum memenuhi quorum maka Sidang Pleno tetap dilanjutkan.

  5) Apabila salah satu anggota/beberapa anggota tidak bisa hadir wajtu

  Sidang Pleno, maka dianggap telah menyetujui keputusan hasil Sidang Pleno dan Sidang Pleno beserta keputusannya dinyatakan sah apabila telah memenuhi angka 4.

  6) Anggota Dewan Pengupahan wajib hadir tepat waktu dan Sidang

  Pleno dimulai paling lambat 30 menit dari jadwal yang telah ditetapkan Sekretariat Dewan Pengupahan.

  7) Sidang Pleno dipimpin oleh Ketua Dewan Pengupahan. Apabila Ketua berhalangan hadir maka sidang dipimpin oleh Wakil Ketua.

  8) Apabila Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pengupahan berhalangan hadir maka Sidang Pleno ditunda walaupun telah memenuhi quorum.

  9) Anggota Dewan Pengupahan tidak boleh mewakilkan kehadirannya dalam Sidang Pleno.

  10) Pengambilan keputusan dalam Sidang Pleno, diambil secara musyawarah mufakat.

  11) Apabila selama Sidang Pleno Dewan Pengupahan tidak tercapai kesepakatan maka keputusan diambil Pemimpin Sidang dibantu

  Wakil Unsur Apindo dan Wakil Unsur Serikat Pekerja dengan mempertimbangkan pendapat eksternal (Instansi terkait, Pakar, dll). 12)

  Pengesahan keputusan Sidang Pleno Dewan Pengupahan, dituangkan dalam Berita Acara Sidang Pleno Dewan Pengupahan yang dibuat/dicetak dalam kertas kop Dewan Pengupahan. 13)

  Berita Acara Sidang Pleno Dewan Pengupahan ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengupahan dan Sekretariat Dewan Pengupahan serta Wakil Unsur Apindo dan Wakil Unsur Serikat Pekerja dengan dibubuhi stempel Dewan Pengupahan.

  14) Hal-hal yang menjadi hambatan atupun penolakan oleh anggota/sebagian anggota akan dibuat catatan khusus dan menjadi bagian dalam Berita Acara Sidang Pleno yang tidak terpisahkan.

15) Hal-hal lain yang disepakati.

  Dengan adanya tata tertib tersebut, maka diharapkan Sidang Pleno berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang sesuai dengan ketentuan. Adapun isi dan hasil dari Sidang Pleno, yakni: Pertama, membuka data kenaikan UMK Tahun 2012-2016, sebagai berikut :

  UMK

NO URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 JUMLAH

  

1. Kota 991.500 1.209.100 1.423.500 1.685.000 1.909.000 7.218.100

Semarang

  

2. Kab. 893.000 995.000 1.280.000 1.535.000 1.745.000 6.448.000

Demak

  

3. Kab. 904.500 953.100 1.206.000 1.383.450 1.639.600 6.086.650

Kendal

  

4. Kab. 941.600 1.051.000 1.208.200 1.419.000 1.610.000 6.229.800

Semarang

5. Kota 901.396 974.000 1.170.000 1.287.000 1.450.953 5.783.349

  Salatiga Sumber data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Semarang Tahun 2016

KENAIKAN UMK

  

1. Kota 30.177 217.600 214.400 261.500 224.000 947.877

Semarang

  

2. Kab. 45.113 102.000 285.000 255.000 210.000 897.113

Demak

  

3. Kab. 60.750 48.600 252.900 177.450 256.150 795.850

Kendal

  

4. Kab. 61.600 109.400 157.200 210.800 91.000 630.000

Semarang

  

5. Kota 61.396 72.604 196.000 117.000 163.953 610.953

Salatiga Sumber data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Semarang Tahun 2016

  Kedua, setelah meninjau data yang telah dibuka (seperti di atas), maka Dewan Pengupahan merumuskan usulan atau rekomendasi UMK Tahun 2017 menurut perhitungan dari masing-masing unsur.

  Yang pertama adalah usulan dari unsur pemerintah yang telah sesuai dengan ketentuan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dengan rumusan

  UM = UM + {UM x (Inflasi )} n t t t + % Δ PDB t Inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan data dari BPS Kota Semarang yakni : Tingkat inflasi nasional tahun ke tahun (September 2016 terhadap

  • September 2015) sebesar 3,07%
  • : 5,04%

  : 4,73% PBD Triwulan III tahun 2015

  PBD Triwulan IV tahun 2015 : 4,92%

  • : 5,18%

  PBD Triwulan I tahun 2016

  • Jumlah : 19,87% / 4

  PBD Triwulan II tahun 2016

  : 4,97% Sehingga perhitungan UMK Kota Semarang Tahun 2017 berdasarkan PP Nomor 78 Tahun 2015 yaitu :

  UM = UM + {UM x (Inflasi ) + % Adj} n t t t + % Δ PDB t

  = 1.909.000 + {1.909.000 x (3,07% + 4,97%) + 0,01%} = 1.909.000 + 153.647,50 = 2.062.674,50 = 100% KHL

  Dapat kita perhatikan perhitungan di atas Dewan Pengupahan dari Unsur Pemerintah dalam Rapat Pleno pada hari Selasa tanggal 04 Oktober telah melakukan perhitungan sesuai dengan formulasi PP Nomor 78 Tahun 2015 dengan hasil perhitungan sebesar Rp 2.062.674,50 (dua juta enam puluh dua ribu enam ratus tujuh puluh empat rupiah lima puluh sen). Perhitungan tersebut yang kemudian direkomendasikan untuk usulan UMK Tahun 2017 oleh Dewan Pengupahan Unsur Pemerintah kepada Walikota Semarang.

  Kemudian dalam pembahasan rapat selanjutnya disampaikan pula pertimbangan usulan UMK Tahun 2017 oleh Unsur Serikat Pekerja/ Serikat Buruh. Pertimbangan Unsur Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam merekomendasikan usulan UMK Tahun 2017 kepada Walikota berbeda dengan usulan yang disampaikan oleh unsur pemerintah, menurut pandangan Serikat Pekerja/ Serikat buruh perhitungan masih merujuk kepada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, dikarenakan dengan menggunakan PP Nomor 78 Tahun 2015 belum bisa dilaksanakan karena masih belum utuh mengenai peraturan tambahan tentang Formulasi dan Upah Minimum. Jadi perhitungan usulan UMK Tahun 2017 menurut unsur buruh menggunakan survey Kebutuhan Hidup Layak yayan mereka lakukan sendiri hingga bulan Desember 2016 seperti dibawah ini :

  • – Rata 2.111.471 2.116.767 2.117.666 2.116.626,46 2.118.826,20 2.124.103,80 2.129.409,80 2.149.928,20 2.150.998,16 2.162.716,96

  59 Hasil Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Dari Serikat Pekerja

  Sumber data dari usulan saran dan pertimbangan dewan pengupahan unsur buruh untuk penetapan upah minimum Kota Semarang tahun 2017 No Nama Pasar Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

  1. Langgar 2.263.330 2.286.451 2.290.699 2.290.699 2.291.462 2.294.629 2.296.212 2.315.021

  2. Pedurungan 1.973.025 1.982.387 1.985.300 1.986.682 1.988.298 1.998.289 2.000.538 2.033.141

  3. Karang Ayu 1.990.585 1.992.814 1.994.280 1.996.216 1.992.284 2.001.317 2.007.870 2.012.481

  4. Mangkang 1.992.152 1.996.529 1.997.287 1.999.340 1.999.828 2.002.115 2.010.304 2.055.458

  5. Jatingaleh 2.318.266 2.318.754 2.320.552 2.321.325 2.321.940 2.324.169 2.332.125 2.333.515 Jumlah Jumlah Rata

  Secara matematis usulan dari unsur Serikat Pekerja/ Serikat Buruh dapat ditulis seperti berikut Rp 2.157.239,67 + 4,97% = 2.264.454,48. Perhitungan tersebut merupakan usulan yang diajukan untuk pekerja kepada Walikota Semarang untuk UMK Tahun 2017 dengan ketentuan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, sedangkan untuk masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun diberikan prosentase sebagai berikut : 1)

  Masa kerja 0 (nol) tahun adalah sebesar Upah Minimum Kota yang sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak bulan Desember tahun 2016 + pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 2.264.454,48

  2) Masa kerja 1 (satu) tahun keatas kurang dari 3 (tiga) tahun ditambah 3% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  3) Masa kerja 3 (tiga) tahun keatas kurang dari 6 (enam) tahun ditambah 4% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  4) Masa kerja 6 (enam) tahun keatas dari 9 (sembilan) tahun ditambah

  5% dari angka UMK 0 (nol) tahun 5)

  Masa kerja 9 (sembilan) tahun keatas dari 12 (dua belas) tahun ditambah 6% dari angka UMK 0 (nol) tahun 6)

  Masa kerja 12 (dua belas) tahun keatas dari 15 (lima belas) tahun ditambah 7% dari angka UMK 0 (nol) tahun 7)

  Masa kerja 15 (lima belas) tahun keatas dari 18 (delapan belas) tahun ditambah 8% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  8) Masa kerja 18 (delapan belas) tahun keatas dari 21 (dua puluh satu) tahun ditambah 9% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  9) Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun keatas ditambah 10% dari angka UMK 0 (nol) tahun

  10) Masa Kerja 0 (nol) tahun adalah UMK

  11) Untuk yang 1 (satu) tahun keatas dengan rumusan = UMK Tahun 2016 + Selisih kenaikan UMK (2017-2016) + prosentasi masa kerja

  Kemudian setelah unsur pemerintah dan unsur serikat pekerja/ serikat buruh, unsur dari perwakilan pengusaha (APINDO) juga memberikan usulan pertimbangan UMK Semarang Tahun 2017 kepada Walikota Semarang dalam rapat Pleno tersebut. Dalam merumuskan perhitungan usulan UMK Semarang Tahun 2017 tersebut unsur pengusaha (APINDO) menggunakan formula perhitungan sesuai PP No.78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Perhitungan yang dilakukan seperti berikut :

  Dasar perhitungan Upah Minimum Kota Semarang Tahun 2017 1) : Upah Minimum tahun yang akan datang (UMK Tahun

  n

  UM 2017)

  2) : Upah Minimum tahun berjalan (UMK tahun 2016). Upah

  t

  UM Minimum Kota Semarang Tahun 2016 sebesar Rp 1.909.000,00

  3) Inflasilt: Inflasi Nasional yang dihitung dari periode September tahun lalun (2015) sampai dengan periode September tahun berjalan tahun (2016) sebesar 3,07%

  4) ΔPDBt : pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional yang dihitungdan pertumbuhan PDB yang mencakup periode kuartal III dan IV tahun sebelumnya (2015) dan periode kuartal I dan II tahun berjalan (2016) sebesar 4,97%

  5) Pertahapan KHL : penyesuaia pencapaian KHL sebesar 0,01%

  Hasil Perhitungan Usulan Upah Minimum Kota Semarang Tahun 2017, sebagai berikut :

  UM n = UM t + {UM t x (Inflasi t t + Pentahapan KHL)} + % Δ PDB

  = 1.909.000 + {1.909.000 x ( 3,07% + 4,97% + 0,01%)} = 1.909.000 + (1.909.000 x 8,05% ) = 1.909.000 + 153.674,5 = 2.062.674,5

  Setelah Dewan Pengupahan dengan ketiga unsur memberikan usulannya, maka hasil rapat pleno disampaikan kepada Walikota melalui surat No. 561/4952/2016 perihal Usulan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Semarang Tahun 2017 yang pada akhirnya akan menjadi pertimbangan Walikota Semarang untuk memberikan usulan kepada Gubernur Jawa Tengah dalam menetatpkan UMK Kota Semarang Tahun 2017. Surat tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang.

  Dengan memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut : 1)

  Surat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang Nomor : 561/4952/2016 tanggal 05 Oktober 2016 Perihal Rekomendasi Usulan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Semarang Tahun 2017.

  2) Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor : 560/0017380 tanggal 01

  Oktober 2016 perihal Rekomendasi Upah minimum Kabupaten/ Kota Tahun 2017.

  Walikota Semarang melakukan pengkajian dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut 1) Peraturan Perundang-undangan di bidang Ketenagakerjaan. 2)

  Ketenangan bekerja dan berusaha serta iklim kondusif di Kota Semarang.

  3) Hasil Rapat Pleno Dewan Pengupahan Kota Semarang. 4)

  Hal-hal lain terkait dengan kebijakan Ketenagakerjaan khususnya masalah pengupahan.

  Di samping pertimbangan tersebut di atas Walikota Semarang juga mempertimbangkan keberlangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja, maka Walikota Semarang mengusulkan Upah Minimum Kota Semarang kepada Gubernur Jawa Tengah sebesar Rp

  2.125.000,00 melalui surat Nomor : 561.6/4846 perihal Rekomendasi Upah Minimum Kota Semarang Tahun 2017.

  Dengan memperhatikan Berita Acara Sidang Pleno Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung pada hari Senin tanggal 14 November 2016 dan surat rekomendasi usulan upah dari Walikota Semarang maka Gubernur Jawa Tengah dan menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/ 50 Tahun 2016 Tentang Upah Minimum pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. Isi keputusan tersebut diantara lain menetapkan : 1)

  Upah Minimum pada 35 ( Tiga Puluh Lima ) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, yang terdaftar sebagai berikut :

  

NO KABUPATEN / KOTA UPAH MINIMUM

TAHUN 2017

  1. Kota Semarang Rp 2.125.000,00

  2. Kabupaten Demak Rp 1.900.000,00

  3. Kabupaten Kendal Rp 1.774.867,00

  4. Kabupaten Semarang Rp 1.745.000,00

  5. Kota Salatiga Rp 1.596.844,87

  6. Kabupaten Grobogan Rp 1.435.000,00

  7. Kabupaten Blora Rp 1.438.100,00

  8. Kabupaten Kudus Rp 1.740.900,00

  9. Kabupaten Jepara Rp 1.600.000,00

  10. Kabupaten Pati Rp 1.420.500,00

  23. Kabupaten Wonosobo Rp.1.457.100,00

  32. Kabupaten Pemalang Rp.1.460.000,00

  31. Kabupaten Pekalongan Rp.1.583.697,50

  30. Kota Pekalongan Rp.1,623.750,00

  29. Kabupaten Batang Rp.1.603.000,00

  28. Kabupaten Purbalingga Rp.1.522.500,00

  27. Kabupaten Banjarnegara Rp.1.370.000,00

  26. Kabupaten Cilacap Rp.1.693.689,00

  25. Kabupaten Banyumas Rp.1.461.400,00

  24 Kabupaten Kebumen Rp.1.433.900,00

  22. Kabupaten Temanggung Rp.1.431.500,00

  11. Kabupaten Rembang Rp 1.408.000,00

  21. Kabupaten Purworejo Rp.1.445.000,00

  20. Kabupaten Magelang Rp.1.570.000,00

  19. Kota Magelang Rp.1.453.000,00

  18. Kabupaten Klaten Rp.1.528.500,00

  17. Kabupaten Wonogiri Rp.1.401.000,00

  16. Kabupaten Karanganyar Rp.1.560.000,00

  15. Kabupaten Sragen Rp.1.422.585,52

  14. Kabupaten Sukoharjo Rp.1.513.000,00

  13. Kota Surakarta Rp 1.534.985,00

  12. Kabupaten Boyolali Rp 1.519.289,00

  33. Kota Tegal Rp.1.499.500,00

  34. Kabupaten Tegal Rp.1.487.000,00

  35 Kabupaten Brebes Rp.1.418.100,00 Sumber data Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun2016

  2) Upah minimum adalah upah bulanan terendah, terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

  3) Upah minimum hanya berlaku bagi pekerja/ buruh dengan tingkat paling rendah yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun.

  4) Upah pekerja dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih ditetapkan sesuai kesepakatan antara pekerja/ buruh atau serikat pekerja dengan pegusaha secara bipartit, dengan mempertimbangkan produktivitas dan kemapuan perusahaan.

  5) Pengusaha yang tidak meampu melaksanakan ketentuan upah minimum dapat mengajukan pengangguhan upah minimum keada