33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Penelitian tindakan kelas tentang upaya peningkatan keterampilan berbicara tentang pembelajaran tematik tema 6 Cita-Citaku subtema 2 Hebatnya Cita-Citaku dan subtema 3 Giat Berusaha Meraih Cita-Cita melalui PI-MTPS kelas IV SDN Tembarak Kabupaten Temanggung semester 2 tahun pembelajaran 2017/2018.

  Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan

  Perencanaan tindakan dalam siklus 1 yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran tematik ini tema yang digunakan adalah tema 6 Cita-Citaku dengan Subtema 2 Hebatnya Cita- Citaku. Dalam subtema Hebatnya Cita-Citaku, terdapat pemetaan KD dan mata pelajara. Mata pelajaran yang digunakan adalah mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, dengan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya dan KD 4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri. Berdasarkan tema, subtema yang telah dipilih kemudian dilanjutkan dengan penyusunan RPP. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu sebanyak 5 x 35 menit dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pertemuan kedua 3 x 35. Selain menyiapkan RPP juga menyiapkan perangkat evaluasi yang meliputi lembar observasi dan unjuk kerja yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan berbicara (terlampir), menentukan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain materi pembelajara tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestarian (terlampir), kisi-kisi pengukuran keterampilan berbicara (terlampir), gambar tentang tahapan siklus hidup hewan (terlampir).

2. Tindakan dan Observasi 1) Tindakan

  Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini menggunakan model pembelajaran PI-MTPS. Adapun tindakan dan observasi dapat dideskripsikan sebagai berikut: a.

  Pertemuan Pertama Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran ini, salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, siswa memberikan salam kepada guru, kemudian siswa menjawab kehadiran dengan cara menunjukan jari. Siswa menerima apersepsi dari guru berupa kuis tertulis yaitu: siswa akan memperhatikan gambar dokter hewan yang berada di layar LCD, perhatikan gambar di atas! Profesi apakah yang ditunjukkan pada gambar di atas? Adakah di antara kamu yang ingin menjadi dokter hewan seperti pada gambar di atas?, dan untuk menjadi seorang dokter hewan, tentu kamu harus mengetahui segala hal tentang hewan, termasuk daur hidupnya. Mengapa?. Siswa akan menerima tujuan pembelajaran.

  Kegiatan Inti siswa menyimak materi bacaan tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, siswa dengan bimbingan guru berfikir tentang rumusan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, siswa berani menyampaikan rumusan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya di depan kelas dengan berani, siswa membentuk kelompok berpasangan, siswa berdiskusi merumuskan masalah dengan pasangannya tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, siswa dengan pasangannya mengemukakan hasil pemecahan masalah yang berkaitan dengan siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya dengan ekspresi tenang dan siswa dapat merumuskan hipotesis tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya.

  Kegiatan penutup siswa melakukan refleksi pembelajaran, siswa menyimak informasi kegiatan yang akan dilakukan hari berikutnya. b.

  Pertemuan Kedua Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran ini guru memberi ice dengan mengajaka siswa bersama-

  

breaking sama menyanyikan lagu “disini

senang disana senang”, siswa menyimak tujuan pembelajaran dari guru.

  Kegitan inti siswa bersama pasangannya membuat skema siklus hidup hewan, siswa mengikuti diskusi pleno, siswa sharing tentang pembuktian hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestarian dengan lancar, siswa

  

sharing skema siklus hidup hewan dengan lancar, siswa memperhatikan contoh

  slogan yang ditanyangkan di LCD, siswa sharing slogan upaya pelestarian dengan lancar, siswa memperhatikan guru yang menjelaskan isi puisi, siswa menjelaskan kembali isi puisi, siswa membaca puisi dengan lafal yang tepat, siswa membaca puisi dengan intonasi yang tepat, siswa membaca puisi dengan ekspresi yang tepat.

  Dalam kegiatan penutup siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bimbingan guru, menerima penguatan dari guru, siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran.

  Dalam implementasi tindakan, secara bersama dilakukan observasi terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran PI-MTPS. Obsever yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi tindakan menggunakan pembelajaran PI-MTPS sub tema Hebatnya Cita-Citaku.

2) Observasi

  Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan tindakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Obsever yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir yang dilakukan oleh teman sejawat. Observer bertugas untuk mengamati pembelajaran melalui PI-MTPS. Observer menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2. Kelebihan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui PI-MTPS penilaian 3 pada nomor 2, 5, 6, 7, dan 9, aktivitas skor penilaian 2 atau rendah pada nomor 3,8 dan 10. Bahwa skor aktivitas guru kelas IV SDN Tembarak Temanggung dalam pembelajaran tematik terpadu melalui PI-MTPS siklus 1 secara rinci melalui lampiran 3.

  Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran melalui PI-MTPS melalui indikator mempersiapkan diri sebelum pembelajaran siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 9 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 11 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 5 siswa, skor penilaian 1 yaitu sebanyak 2 siswa. Melalui indikator menyimak materi siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 9 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 13 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 4 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 1 siswa. Melalui indikator berfikir merumuskan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 8 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 15 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 3 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 1 siswa. Melalui indikator berdiskusi merumuskan masalah dengan pasangannya siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 10 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 9 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 7 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 1 siswa. Melalui indikator merumuskan hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 8 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 14 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 3 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 2 siswa. Melalui indikator merumuskan hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 15 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 7 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 4 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 1 siswa. Melalui indikator membuat skema siklus hidup hewan siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 15 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 7 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 4 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 1 upaya pelestariannya dalam diskusi pleno siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 15 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 6 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 4 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 2 siswa. Melalui indikator melisankan puisi siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 15 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 8 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 1 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 1 siswa. Bahwa skor aktivitas siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung dalam pembelajaran tematik terpadu melalui PI-MTPS siklus 1 secara rinci melalui lampiran 3.

3. Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 maka selanjutnaya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah diadakan diskusi yang digunakan untuk merefleksi pembelajaran yang dilakukan bersama guru kelas, dan observer. Dalam diskusi berisi tentang pembelajaran tematik dapat meningkatkan keterampilan berbicara melalui model PI-MTPS bagi guru kelas, observer, dan siswa.

  Berdasarkan kegiatan yang dilaksankan pada siklus 1 kemudian diambil data secara kualitatif melalui penilaian proses yang terdiri dari penilaian tiap indikator keterampilan berbicara dari seluruh kelas. Dalam penguasaan keterampilan berbicara dibagi menjadi 3 kalsifikasi yaitu tinggi, sedang, rendah (menurut Nana Sudjana, 2012;77). Berikut ini tabel distribusi skor keterampilan berbicara siswa disetiap tahap pembelajaran tematik pada siklus

  1. Tabel 4.1

  

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara

Berdasarkan Beranian Merumuskan Masalah Siklus 1

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 18 66,7 2. 50-74 Sedang

  8 29,6 3. 25-49 Rendah 1 3,7 Jumlah

  27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada tahap keberanian membuat rumusan masalah siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi

  tinggi sebanyak 18 siswa (66,7%), siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang 8 siswa (29,6%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi rendah keterampilan berbicara dalam tahap membuat rumusan masalah sebanyak 1 siswa (3,7%).

Tabel 4.2 Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan Ekspresikan Pendapat Dalam Diskusi Siklus 1

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 18 66,7 2. 50-74 Sedang

  9 33,3 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahap mengekspresikan pendapat dalam diskusi siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi

  tinggi sebanyak 18 siswa (66,7%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 9 siswa (33,3%).

  Tabel 4.3

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan Sharing

Skema Siklus Hidup Hewan Siklus 1

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 20 74,1 2. 50-74 Sedang

  7 25,9 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahap sharing skema siklus hidup hewan siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi 20

  siswa (74,1%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang dalam mengemukakan pendapat sebanyak 7 siswa (25,9%).

  Tabel 4.4

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara

Berdasarkan Sharing Slogan Upaya Pelestarian Siklus 1

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 24 88,9 2. 50-74 Sedang

  3 11,1 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahap sharing slogan upaya pelestarian siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi

  sebanyak 24 siswa (88,9%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 3 siswa (11,1%).

  Tabel 4.5

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan

Penyampaian Puisi Pelestarian Siklus Hidup Hewan Berdasarkan Lafal

  

Siklus 1

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

  1. 75-100 Tinggi 16 59,2 2. 50-74 Sedang 9 33,3 3. 25-49 Rendah 2 7,4 Jumlah

  27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada tahap penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan lafal siswa yang masuk dalam keterampilan

  berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 16 siswa (59,2%), siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang 9 siswa (33,3%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi rendah keterampilan berbicara dalam tahap intonasi sebanyak 2 siswa (7,4%).

  Tabel 4.6

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan

Penyampaian Puisi Pelestarian Siklus Hidup Hewan Berdasarkan

  

Intonasi Siklus 1

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 16 59,2 2. 50-74 Sedang

  9 33,3 3. 25-49 Rendah 2 7,4 Jumlah

  27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada tahap penyampaian puisi pelestarian keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak16 siswa (59,2%), siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 9 siswa (33,3%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi keterampilan berbicara tingkat rendah sebanyak 2 siswa (7,4%).

  Tabel 4.7

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan

Penyampaian Puisi Pelestarian Siklus Hidup Hewan Berdasarka

  

Ekspresi Siklus 1

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 23 85,2 2. 50-74 Sedang

  4 14,8 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada tahap penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan ekspresi siswa yang masuk dalam

  keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 23 siswa (85,2%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang keterampilan berbicara dalam tahap kelancaran sebanyak 4 siswa (14,8%).

  Tabel distribusi klasifikasi keterampilan berbicara siswa tiap tahap diatas dapat digambarkan menggunakan diagram batang sebagai berikut:

  30

  25

  24

  23

  20 swa

  Tinggi

  20 si

  18

  18

  15 lah

  16

  16 Sedang m

10 Ju

  Rendah

  9

  9

  9

  8

  5

  7

  1

  

3

  2

  2

  4

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Sumber: Data sekunder Keterangan : 1 = Keberanian merumuskan masalah; 2 = Mengekspresikan pendapat

dalam diskusi; 3 = sharing skema siklus hidup hewan; 4 = sharing slogan upaya pelestarian;

5 = penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan lafal; 6 = penyampaian

puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan intonasi; 7 = penyampaian puisi pelestarian

siklus hidup hewan berdasarkan ekspresi.

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Tematik Siklus 1 Keterampilan berbicara tinggi jika peserta didik memperoleh rentang skor 75-100, sedangkan keterampilan sedang jika peserta didik memperoleh rentang skor 50-74 dan keterampilan berbicara rendah jika peserta didik memperoleh rentang skor 25-49. Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada indikator membuat rumusan masalah, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 18 siswa (66,7%), siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 8 siswa (29,6%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi rendah sebanyak 1 siswa (3,7%). Indikator berani mengemukakan pendapat siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 18 siswa (66,7%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 9 siswa (33,3%). Indikator mengemukakan pendapat, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 20 siswa (74,1%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 7 siswa (25,9%). Indikator pelafalan, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 24 siswa (88,9%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 3 siswa (11,1%). Indikator intonasi, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 16 siswa (59,2%), siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 9 siswa (33,3%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi rendah sebanyak 2 siswa (7,4). Indikator ekspresi, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 16 siswa (59,2%), siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 9 siswa (33,3%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi rendah sebanyak 2 siswa (7,4). Indikator kelancaran siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 23 siswa (85,2%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 4 siswa (14,8%).

  Hasil siklus 1 nampak masih kurang karena siswa belum mencapai keberhasilan indikator ≥80% dengan skor ≥75% dari seluruh jumlah siswa yang masuk klasifikasi keterampilan berbicara tinggi, maka selanjutnya perlu diadakan siklus 2.

  Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 1 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk ditingkatkan pada siklus 1 adalah sebagai berikut: A.

   Kelebihan 1.

  Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan keterampilan berbicara tingkat tinggi

  2. Pada saat kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan penguatan.

  3. Pelaksanaan RPP sudah runtut sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran PI-MTPS

  4. Pembelajaran menggunakan media gambar dan media LCD proyektor sehingga siswa tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.

  5. Siswa sudah mulai berani dan tidak malu-malu mengemukakan pendapat baik kepada guru maupun temannya yang sedang presentasi.

  6. Siswa semakin aktif berkomunikasi dengan siswa lainnya dan terjalin kerjasama yang baik dalam teman diskusinya.

  7. Siswa dapat menyimpulkan gagasan beberapa pendapat menjadi sebuah kesimpulan.

B. Kekurangan 1.

  Dalam awal pembelajaran kesiapan siswa juga harus diperhatikan terutama dalam pengaturan tempat duduk siswa.

  2. Harus memperhatikan waktu yang sudah dialokasikan agar implementasi pembelajaran PI-MTPS dapat maksimal, guru belum sepenuhnya sebagai fasilitator yang baik dan kurang melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.

  3. Siswa belum berani mengemukakan rumusan masalah yang berbobot baik kepada guru.

  4. Siswa masih ada yang bermain sewaktu siswa lain sedang membacakan

  Kekurangan diatas dapat ditangani dengan yang pertama perlu memperhatikan kesiapan siswa sebelum mengawali pembelajaran, perlu memperhatikan dalam manajemen waktu pembelajaran sehingga dengan pembelajaran PI-MTPS dapat berlangsung maksimal, semua siswa harus beraktivitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaar pembelajaran terutama siswa dibimbing untuk berani mengemukakan rumusan masalah yang berbobot, guru harus memberikan teguran kepada siswa yang bermain sewaktu siswa lain sedang membacakan puisi didepan kelas.

  Pelaksanaan Siklus 2

  Dalam pelaksanaan tindakan siklus 2 menggunakan pembelajaran PI- MTPS dengan kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 2 tahun

  pelajaran 2017/2018 melalui 3 prosedur. Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 2 yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan dan observasi, dan tahap refleksi.

1. Perencanaan

  Perencanaan tindakan dalam siklus 2 yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran tematik ini tema yang digunakan adalah tema 6 Cita-Citaku dengan Subtema 2 Hebatnya Cita- Citaku. Dalam subtema Hebatnya Cita-Citaku, terdapat pemetaan KD dan mata pelajara. Mata pelajaran yang digunakan adalah mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, dengan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya dan KD 4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri. Berdasarkan tema, subtema yang telah dipilih kemudian dilanjutkan dengan penyusunan RPP. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu sebanyak 5 x 35 menit dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pertemuan kedua 3 x 35. Selain menyiapkan RPP juga menyiapkan perangkat evaluasi yang meliputi lembar observasi dan unjuk kerja yang dilengkapi dengan rubrik tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain materi pembelajara tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestarian (terlampir), kisi-kisi pengukuran keterampilan berbicara (terlampir), gambar tentang tahapan siklus hidup hewan (terlampir).

2. Tindakan dan Observasi 1) Tindakan

  Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini menggunakan model pembelajaran PI-MTPS. Adapun tindakan dan observasi dapat dideskripsikan sebagai berikut: a.

  Pertemuan Pertama Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran ini, salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, siswa memberikan salam kepada guru, kemudian siswa menjawab kehadiran dengan cara menunjukan jari, guru mengulang sedikit materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan. (apersepsi), menerima tujuan pembelajaran.

  Kegiatan inti siswa menyimak materi bacaan tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, siswa dengan bimbingan guru berfikir tentang rumusan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, siswa berani menyampaikan rumusan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya di depan kelas dengan berani, siswa membentuk kelompok berpasanga, siswa berdiskusi merumuskan masalah dengan pasangannya tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, siswa dengan pasangannya mengemukakan hasil pemecahan masalah yang berkaitan dengan siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya dengan ekspresi tenang, siswa dapat merumuskan hipotesis tentang siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya.

  Kegiatan penutup siswa melakukan refleksi pembelajaran, siswa menyimak informasi kegiatan yang akan dilakukan hari berikutnya. b.

  Pertemuan Kedua Kegiatan pendahuluan guru memberi ice breaking dengan mengajaka siswa bersama- sama menyanyikan lagu “lihat kebunku”, siswa menyimak tujuan pembelajaran dari guru.

  Kegiatan inti siswa bersama pasangannya membuat skema siklus hidup hewan, siswa mengikuti diskusi pleno, siswa sharing tentang pembuktian hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestarian dengan lancar, siswa sharing skema siklus hidup hewan dengan lancar, siswa memperhatikan contoh slogan yang ditayangkan di LCD, siswa sharing slogan upaya pelestarian hutan dengan lancar, siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan isi puisi, siswa menjelaskan kembali isi puisi, siswa membaca puisi dengan lafal yang tepat, siswa membaca puisi dengan intonasi yang tepat, siswa membaca puisi dengan ekspresi yang tepat.

  Kegiatan penutup siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bimbingan guru, menerima penguatan dari guru, siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran.

  Dalam implementasi tindakan, secara bersama dilakukan observasi terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran PI-MTPS. Obsever yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi tindakan menggunakan pembelajaran PI-MTPS subtema 3 Giat Berusaha Meraih Cita- Cita.

2) Observasi

  Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan tindakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Obsever yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir yang dilakukan oleh teman sejawat. Observer bertugas untuk mengamati pembelajaran melalui PI-MTPS. Observer menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2. dari aktitivitas skor 4 semua indiaktor dari aktiviatas guru telah melaksanakan dengan sangat baik dikarena 10 indikator mendapat skor 4. Bahwa skor aktivitas guru kelas IV SDN Tembarak Temanggung dalam pembelajaran tematik terpadu melalui PI-MTPS siklus 2 secara rinci melalui lampiran 3.

  Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran melalui PI-MTPS melalui indikator mempersiapkan diri sebelum pembelajaran siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 14 siswa, dan skor penilaian 3 yaitu sebanyak 13 siswa. Melalui indikator menyimak materi siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 15 siswa dan skor penilaian 3 yaitu sebanyak 12 siswa. Melalui indikator berfikir merumuskan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 12 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 13 siswa, dan skor penilaian 2 yaitu sebanyak 2 siswa. Melalui indikator berdiskusi merumuskan masalah dengan pasangannya siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 11 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 15 siswa, dan skor penilaian 2 yaitu sebanyak 1 siswa. Melalui indikator merumuskan hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 10 siswa, skor penilaian 3 yaitu sebanyak 15 siswa dan skor penilaian 2 yaitu sebanyak 2 siswa. Melalui indikator membuat skema siklus hidup hewan siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 16 siswa dan skor penilaian 3 yaitu sebanyak 11 siswa. Melalui indikator membuat skema siklus hidup hewan siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 12 siswa dan skor penilaian 3 yaitu sebanyak 15 siswa. Melalui indikator sharing pembuktian hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya dalam diskusi pleno siswa yang memperoleh skor penilaian 4 yaitu sebanyak 14 siswa dan skor penilaian 3 yaitu sebanyak 12 siswa, skor penilaian 2 yaitu sebanyak 4 siswa, dan skor penilaian 1 sebanyak 2 siswa. Dalam aktivitas siswa ini sudah tidak ada yang mendapat skor penilaian pembelajaran tematik terpadu melalui PI-MTPS siklus 2 secara rinci melalui lampiran 3.

3. Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah diskusi yang digunakan untuk merefleksi pembelajaran yang dilakukan bersama guru kelas, dan observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran tematik melalui PI-MTPS bagi guru kelas, observer, dan siswa.

  Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 kemudian diambil data secara kualitatif melalui penilaian proses yang terdiri dari tiap indikator keterampilan berbicara dari seluruh kelas. Dalam penguasaan keterampilan berbicara dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berikut ini tabel distribusi skor keterampilan berbiara siswa disetiap tahap pembelajaran tematik melalui PI-MTPS pada siklus 2.

  Tabel 4.8

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara

Berdasarkan Beranian Merumuskan Masalah Siklus 2

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 24 88,9 2. 50-74 Sedang

  3 11,1 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada tahap keberanian merumuskan masalah siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara tinggi sebanyak 24

  siswa (88,9%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 3 siswa (11,1%).

  Tabel 4.9

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara Berdasarkan

Ekspresikan Pendapat Dalam Diskusi Siklus 2

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 26 96,3 2. 50-74 Sedang

  1 3,7 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada tahap mengekspresikan pendapat dalam diskus siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi

  sebanyak 26 siswa (96,3%), dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 1 siswa (3,7%).

  Tabel 4.10

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara

Berdasarkan Sharing Skema Siklus Hidup Hewan Siklus 2

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 25 92,6 2. 50-74 Sedang

  2 7,4 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada tahap sharing skema siklus hidup hewan siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi

  sebanyak 25 siswa (92,6%), dan dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 2 siswa (7,4%).

  Tabel 4.11

Distribusi Klasifikasi Keterampilan Berbicara

Berdasarkan Sharing Slogan Upaya Pelestarian Siklus 2

  

No. Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. 75-100 Tinggi 25 92,6 2. 50-74 Sedang

  2 7,4 Jumlah 27 100

  Sumber: Data primer

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada tahap sharing slogan upaya pelestarian siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi

  sebanyak 25 siswa (92,6%), dan dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 2 siswa (7,4%).

  Keterampilan Berbicara pada penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan lafal siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 27 siswa (100%), dalam penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan intonasi siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 27 siswa (100%), dan penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan ekspresi siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 27 siswa (100%).

  Tabel distribusi klasifikasi keterampilan berbicara siswa tiap tahap diatas dapat digambarkan menggunakan diagram batang pada gamabar 4.2 sebagai berikut:

  30

  25

  27

  27

  27

  26

  25

  25

  24

  20 swa si

  Tinggi

  15 lah m

  Sedang Ju

  10

  5

  3

  1

  2

  

2

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Sumber: Data sekunder Keterangan : 1 = Keberanian merumuskan masalah; 2 = Mengekspresikan pendapat dalam

diskusi; 3 = sharing skema siklus hidup hewan; 4=sharing slogan upaya pelestarian; 5 = penyampaian

puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan lafal; 6 = penyampaian puisi pelestarian siklus hidup

hewan berdasarkan intonasi; 7 = penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan ekspresi.

Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Tematik Siklus 2

  Keterampilan berbicara tinggi jika peserta didik memperoleh rentang skor 75-100, sedangkan keterampilan sedang jika peserta didik memperoleh rentang skor 50-74 dan keterampilan berbicara rendah jika peserta didik memperoleh rentang skor 25-49. Dari Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada indikator membuat rumusan masalah, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 24 siswa (88,9%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 3 siswa (11,1%). Indikator berani mengemukakan pendapat siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 26 siswa (96,3%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 1 siswa (33,7%). Indikator mengemukakan pendapat, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 25 siswa (92,6%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 2 siswa (7,4%). Indikator pelafalan, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 25 siswa (92,6%) dan siswa yang masuk dalam klasifikasi sedang sebanyak 2 siswa (7,4%). Indikator intonasi, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 27 siswa (100%). Indikator ekspresi, siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 27 siswa (100%). Indikator kelancaran siswa yang masuk dalam keterampilan berbicara klasifikasi tinggi sebanyak 27 siswa (100%).

  Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 terjadi peningkatan perkembangan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran tematik, dan setiap indikator siswa tidak ada yang berada pada klasifikasi rendah rata-rata siswa terdapat pada klaasiikasi tinggi. Berdasarkan data observasi mencapai 26

  menduduki klasifikasi keterampilan berbicara tinggi dan dapat

  siswa (96,3%)

  

dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan dinyatakan berhasil, karena siswa yang

mencapai keberhasilan indikator mencapai ≥80% dengan skor ≥75% dari seluruh jumlah siswa.

  Hal ini berarti indikator kinerja sudah tercapai dan tidak perlu diadakan siklus selanjutnya. Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 2 maka secara keseluruhan hasil refleksi antara lain:

A. Kelebihan 1.

  Pelaksanaan RPP sudah runtut sesuai dengan yang direncanakan 2. Ruang, alat, dan media pembelajaran serta kesiapan siswa sudah disiapkan dengan baik

  3. Selalu ada apersepsi yang dapat memotivasi siswa, dan tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik dan jelas pada setiap pertemuan

  4. Penguasaan materi sudah maksimal dan dikaitkan dengan realitas kehidupan, strategi sudah pembelajaran juga sudah baik, tujuan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, dapat menguasai kelas, dapat menghasilkan pesan menarik, dan siswa selalu dilibatkan dalam pembelajaran.

  5. Rasa ingin tahu siswa berkembang dengan baik yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru dengan mencatat hal-hal yang penting atas kesadaran siswa sendiri.

  6. Sebagian banyak siswa sudah berani mengemukakan pendapat untuk mengajukan pertanyaan maupun pendapatnya siswa tidak merasa malu saat mengemukakan pendapat baik kepada guru maupun temannya yang sedang presentasi.

  7. Siswa mampu mengembangkan keterampilan yang dimilikinya secara maksimal yang dapat dilihat dari karya-karyanya berupa gambar yang bagus dan bermakna 8. Siswa sangat aktif berkomunikasi dan bekerja sama dengan siswa lainnya 9. Siswa dapat menyimpulkan gagasan beberapa pendapat menjadi sebuah kesimpulan yang tepat

  10. Alokasi yang direncanakan sudah sesuai dengan yang dilaksanakan B.

  Rekomondasi 1. Strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat siswa terlibat aktif dan mengembangkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran tematik kegiatan teman diskusinya yang menuntu kerja sama siswa meskipun masih ada siswa yang perlu diperhatikan lebih khusus

  2. Penghargaan untuk siswa yang berani menjawab dan menyampaikan pendapat perlu ditingkatkan.

  Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui PI-MTPS pada pembelajaran tematik dengan tema 6 Cita-Citaku kelas IV SDN Tembarak Temanggung pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Hasil dari observasi kemudian dikelompokan menurut hasil skor masing-masing tahap dari pembelajaran. Keterampilan berbicara dibagi menjasi 3 klasifikasi keterampilan berbicara tinggi dengan menggunakan skor 75-100, klasifikasi sedang dengan skor 50-74, dan klasifikasi rendah dengan perolehan skor dibawah 50.

Tabel 4.12 Perbandingan Klasifikasi Keterampilan Berbicara Tiap Tahap Pada

  

Pembelajaran Tematik Siklus 1 dan Siklus 2

Klasifikasi

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  18

  18

  20

  24

  16

  16

  23 Tinggi

  8

  9

  7

  3

  9

  9

  4 Siklus 1 Sedang Rendah

  1

  2

  2 Jumlah

  27

  27

  27

  27

  27

  27

  27

  24

  25

  25

  27

  27

  27

  27 Tinggi Siklus 2 Sedang

  3

  2

  2 Rendah Jumlah

  27

  27

  27

  27

  27

  27

  27 Sumber: Data primer Keterangan : 1 = Keberanian merumuskan masalah; 2 = Mengekspresikan pendapat dalam diskusi; 3

= sharing skema siklus hidup hewan; 4 = sharing slogan upaya pelestarian; 5 = penyampaian puisi

pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan lafal; 6 = penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan

berdasarkan intonasi; 7 = penyampaian puisi pelestarian siklus hidup hewan berdasarkan ekspresi.

  Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa pada setiap tahap pada pembelajaran tematik. Pada siklus 1 tahap membuat rumusan masalah dari siklus 1 klasifikasi siswa masih ada yang berada pada 3 klasifikasi. Pada siklus 2 siswa hanya ada pada klasifikasi tinggi dan sedang. Untuk melihat perbandingan peningkatan dari masing-masing siklus dapat pada tabel distribusi klasifikasi keterampilan berbicara tinggi. Indikator kinerja pada penelitian ini semua siswa berada di klasifikasi tinggi pada keterampia berbicara.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil penelitian, nampak terjadi peningkatan keterampilan berbicara tinggi siswa pembelajaran tematik Tema 6 Cita-Citaku subtema 2 Hebatnya Cita-Citaku pada siswa kelas IV SDN Tembarak Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari pelaksanaan tindakan siklus 1 dan pelaksanaan tindakaan siklus 2. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dilaksankan dalam 2 kali pertemuan 2 pembelajaran. Dalam pelaksanaan setiap pertemua tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tidak terlepas dari adanya perencanaan tindakan. Perencanaan pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran yaitu berupa RPP. Dalam RPP siklus 1 dan siklus 2 memiliki kesamaan komponen dengan RPP pada umumnya yang terdiri dari (identitas sekolah, kelas, semester, tema/subtema dan alokasi waktua), komponen Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model pembelajaran, kegiatan pembelajaran (kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup), media, sumber belajar dan penelitian hasil belajar. Namun yang membedakan RPP ini adalah langkah- langkah pembelajaran pada kegiatan inti. Dalam kegiatan inti disusun indikator untuk mengukur kemampuan keterampilan berbicara, indikator yang digunakan mengadopsi dari pendapat beberapa ahli dipilih 7 indikator yang sesuai dengan pembelajaran PI-MTPS. Tujuh indikator keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran tematik terpadu pembelajaran PI-MTPS meliputi keterampilan keberanian merumuskan masalah, mengekspresikan pendapat dalam diskusi,

  

sharing skema siklus hidup hewan, sharing slogan upaya pelestarian,

  penyampaian puisi berdasarkan lafal, penyampaian puisi berdasarkan intonasi penyampaian puisi berdasarkan ekspresi. Pembelajaran PI-MTPS adalah pembelajaran yang menekankan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan dengan cara, siswa berfikir sendiri, berdiskusi dengan pasangannya dan berbagi kepada teman di kelas. Dengan tema 6 Cita-Citaku, subtema 2 Hebatnya Cita-Citaku dan Berusaha Meraih Cita-Cita dilakukan dengan langkah 1) menyimak materi pembelajaran siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, 2) berfikir untuk merumuskan masalah siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, 3) berdiskusi merumuskan masalah dengan pasangannya siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, 4) merumuskan hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya, 5) membuat skema siklus hidup hewan, 6) sharing pembuktian hipotesis siklus hidup hewan dan upaya pelestariannya dalam diskusi pleno, dan 7) melisankan puisi. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran PI-MTPS.

  Peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan persentase kemampuan keterampilan berbicara pada siklus 1 dan siklus 2 dalam setiap indikator. Dalam penguasaan keterampilan berbicara dibagi menjadi 3 kalsifikasi yaitu tinggi, sedang, rendah (menurut Nana Sudjana, 2012;77). Keterampilan berbicara tinggi jika peserta didik memperoleh rentang skor 75- 100, sedangkan keterampilan sedang jika peserta didik memperoleh rentang skor 50-74 dan keterampilan berbicara rendah jika peserta didik memperoleh rentang skor 25-49. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan berbicara tematik terpadu, yang diupayakan melalui PI-MTPS antar siklus, yakni sebanyak 44,4% dari seluruh siswa mencapai keterampilan berbicara tinggi di siklus 1 dan meningkat menjadi 81,4% dari seluruh siswa di siklus 2. Keterampilan berbicara dalam pembelajaran tematik terpadu meliputi keterampilan membuat rumusan masalah, keterampilan mengemukakan pendapat, terampil membaca puisi dengan intonasi, pelafalan dan ekpresi yang tepat serta lancar membaca puisi.

  Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan melalui skenario pembelajaran. Penelitian tentang keterampilan berbicara dengan mendesain pembelajaran telah dilakukan oleh Hanifah Yuniarti (2013) tentang ”Penerapan Model Think Pair Share dengan Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III SDN Karanganyar 02 Semarang”. Pengukuran keterampilan berbicara pemilihan kata, pelafalan kalimat, sikap siswa dan keberanian, ketepatan isi yang dibicarakan, dan kelancaran saat berbicara. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan keterampilan berbicara dari siklus 1 sebesar 2,4 meningkat menjadi 2,6 di siklus 2, dan siklus 3 mengalami peningkatan menjadi 2,72 melalui pembelajaran model TPS. Pembelajaran di kelas dalam kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu.

  Penelitian selanjutnya dilakukan oleh penelitian Denna Akhmad Yulian (2015) tentang “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair And Share dalam Pembelajaran IPS” peningkatan aspek keterampilan berbicara yang pada siklus 1 keterampilan berbicara peserta didik masih masuk ke dalam kategori kurang dan siklus 2 keterampilan berbicara peserta didik mengalami peningkatan ke dalam kategori baik sedangkan pada siklus 3 keterampilan berbicara peserta didik mengalami peningkatan segnifikan ke dalam kategori sangat baik melalui model pembelajaran TPS.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 251

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 4 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 12 112

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik Terpadu Melalui PI-MTPS Kelas IV SD Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 20

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

0 0 6