10.40.0156 Sufiana Edo Bella Karunia LAMPIRAN

  

LAMPIRAN

  

PEDOMAN WAWANCARA

(Interview Guide)

  1. Bagaimana cara orang tua dalam mengasuh dan mendidik Anda?

  2. Perasaan seperti apa yang Anda rasakan bila berada di tengah orang tua (keluarga) Anda?

  3. Sebelum menikah, Anda lebih suka aktif berkegiatan di dalam atau di luar rumah? Apa alasannya?

  4. Apakah pernah ada pengalaman yang tidak mengenakkan dalam hidup Anda? Bagaimana ceritanya?

  5. Apa dampak dari peristiwa tersebut bagi Anda sekarang?

  6. Bagaimana Anda memandang kondisi rumah tangga Anda yang belum memiliki keturunan?

  7. Apakah Anda yakin kalau suatu saat nanti akan dikaruniai keturunan?

  8. Apakah Anda merasa mampu mengatasi hal ini?

  9. Apakah ada hikmah di balik kondisi ini yang berdampak pada kehidupan rumah tangga Anda?

  10. Solusi apa saja yang pernah Anda upayakan supaya lekas mendapat keturunan?

  11. Pernahkah terbersit dalam benak Anda untuk menyerah saja terhadap keadaan ini?

  12. Manakah yang lebih nyaman bagi Anda, menghindari atau menghadapinya? Mengapa demikian?

  13. Saat ini, Anda lebih suka berkegiatan di dalam rumah atau di luar

  14. Apakah kondisi rumah tangga Anda yang hingga saat ini belum dikaruniai keturunan merupakan kondisi yang mengancam Anda?

  15. Bagaimana cara pandang Anda tentang hidup Anda?

  16. Manakah yang membuat Anda lebih nyaman, pasrah dan tidak berupaya, atau melangkah maju? Apa alasannya?

  17. Apa yang menjadi kesibukan Anda saat ini?

  18. Apa harapan Anda dalam 2-5 tahun kedepan?

LAPORAN VERBATIM PASANGAN PERTAMA

  “Perasaan seperti apa yang Anda rasakan bila berada di tengah orang tua (keluarga) Anda?”

  Social skills

  Kegiatan hidup,

  

gunung, bersama teman-

teman satu komunitas.

  orangnya. Sama teman atau ikut kegiatan di sekolah. Dulu saya hobi naik

  saya memang suka

kumpul-kumpul mbak

  “Dari masih muda dulu,

  “Kalau sebelum menikah dulu, Anda lebih suka aktif berkegiatan di dalam atau di luar rumah?”

  Feeling of positivity

  menemani saya dan adik- adik saya .”

  “Bahagia mbak kalau kumpul sama Bapak-Ibu. Apalagi kan sekarang masih ada dua-duanya, ya Puji Tuhan. Masih sehat-sehat

  

(SUAMI)

Peneliti Subjek Keterangan

  “Selamat sore, Pak..” “Sore, mbak.” (Tersenyum) “Kita mulai wawancaranya ya, Pak.

  “Kalau boleh tahu, Anda berapa bersaudara?”

  Parental explanatory style

  anaknya semua.”

  

lembut mbak ke anak-

  Ibu cenderung halus dan

  disiplin, begitu. Kalau ibu saya itu ibu rumah tangga.

  penting. Disiplin rohani, disiplin kegiatan sehari- hari.. Apalagi bapak saya kan polisi dan saya anak laki-laki satu-satunya. Jadi, saya lebih diajari tegas dan

  

juga untuk disiplin, itu

  “Bapak dan Ibu saya itu orang yang taat beragama, mbak. Setiap pagi ada doa pagi. Kemudian diajari

  Saya mau tanya, bagaimana sih cara orang tua dalam mengasuh dan mendidik Anda?”

  “Saya anak pertama. Adik saya dua, perempuan semua.” di luar memang.” Kegiatan hidup,

  “Ooo.. Kok suka “Lebih banyak berkegiatan alasannya petualangan, jadi nambah Social skills

  pengetahuan, pengalaman

  apa?” juga. Pernah ke sini ke situ,

  temannya

bertambah..Seru saja.

  Tapi sekarang sudah tidak pernah lagi naik gunung mbak, sudah tua hehehehe.” (Tersenyum) “Apakah pernah ada “Oh dulu sih pernah itu.. pengalaman yang tidak waktu saya sempat tegang mengenakkan dalam denga n Bapak saya.” hidup Anda?”

  Pengalaman “Oh, itu bagaimana “Jadi ceritanya Bapak saya itu inginnya saya jadi polisi ceritanya Pak?” juga sama seperti Bapak.

  Katanya lebih menjanjikan lah ibaratnya seperti itu, tapi saya terpanggil untuk jadi pendeta. Jadi saya dan Bapak sempat bersitegang, begitu.. Saya sekolah biaya sendiri mbak, Bapak tidak mau biayai kalau saya sekolah pendeta. Pas itu yang jadi kasian itu malah Ibu saya, Ibu jadi bingung dan sedih karena kan saya dan Bapak tidak saling sapa juga.”

  Mastery “Lalu, adakah yang “Apa yaa.. Jadi lebih sabar.

  dapat Anda petik dari Lebih mandiri juga cari experience uang untuk biaya sekolah. peristiwa tersebut?”

  Emm.. jadi paham juga

  saya bahwa yang

namanya orang tua itu

kan pasti ya pengen yang

terbaik buat anaknya.

  Akhirnya lama-lama Bapak keinginan saya. Saya juga

  

giat membuktikan ke

Bapak kalau saya bisa

sukses dan bahagia.”

  termasuk dalam hal ini saya juga yakin. Makanya saya terus berdoa dan

  “Solusi apa saja yang pernah Anda upayakan “Saya berdoa, saya ucapkan keinginan untuk

  .” Mampu mengambil manfaat

  

lebih dekat, sama-sama

berusaha

  mudah. Sejauh ini kami jadi

  

bersama kan. Jadi lebih

  Supaya kita apaya... ibaratnya menanggung

  

menjaga komunikasi,

saling menguatkan juga.

  “Saya dan istri jadi

  “Apakah ada hikmah di balik kondisi ini yang berdampak pada kehidupan rumah tangga Anda?”

  .” Penyerahan diri pada Tuhan

  berusaha

  memampukan kita,

  “Ada hikmahnya ya Pak, kalau dipikir- pikir..” (Tersenyum)

  “Saya yakin dalam setiap persoalan, Tuhan akan

  Optimis “Berarti apakah bisa dikatakan bahwa Anda merasa mampu mengatasi hal ini?”

  istri bisa hamil dan punya anak segera.”

  , karena saya juga percaya apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. Maka dari itu saya dan istri yakin terus kalau

  thinking

  “Kita kan sebagai manusia harus selalu positive

  “Apakah Anda merasa yakin kalau suatu saat nanti akan dikaruniai ketur unan?”

  Feeling of positivity

  .” (Tersenyum)

  hidup itu anugrah

  “Saya jalani hidup saya dengan penuh syukur. Apapun kondisinya. Kan

  “Iya..” (Tertawa) “Mengenai kondisi rumah tangga Anda yang saat ini belum memiliki keturunan, bagaimana Anda memandang hal ini?”

  Berusaha mengatasi keturunan?” Itu yang utama. Selain itu berbagai cara dapat saran dari dokter untuk hidup sehat, Contributory

  terutama jaga makanan. activities

  Kan ada jenis-jenis makanan anjuran dokter untuk kesuburan saya dan istri. Itu juga saya lakukan. Selain itu yaa tetap

  

berpikir positif kan biar

  rohaninya juga sehat. Apa namanya? Psikologis ya mbak?”

  “Iya Pak, sehat secara “Iya mbak hehehhe.” psikis, gitu ya?” “Pernahkah terbersit “Tidak ada kalau berpikir Tidak menyerah dalam benak Anda untuk menyerah. Esensi untuk menyerah hidup itu kan perjuangan ya terhadap keadaan ini?” mbak. Jadi nggak pernah itu ada rasa ingin menyerah.” (Tersenyum)

  Menghadapi “Manakah yang lebih “Menghadapi. Hidup itu nyaman bagi Anda, kan harus tetap kita jalani, menghindari atau pahit manisnya. Toh kan menghadapinya? Tuhan selalu ajarkan untuk Mengapa demikian?” punya pengharapan. Biar

  

jadi manusia kuat to,

  apalagi saya yakin pasti Tuhan tolong kok, mbak.” (Tersenyum)

  Tidak menarik “Lalu, sekarang ini “Seringnya di luar. Kan Anda lebih suka saya harus melayani, mbak. diri berkegiatan di dalam Ya senang kan bertemu rumah atau di luar jemaat banyak. Warm/ supportive rumah? Apa Bisa saling menguatkan relationship

  

dalam iman. Apalagi itu

  alasannya?”

  jadi bincang-bincang Feeling of bagaimana bisa segera positivity punya momongan. Banyak

  yang menyarankan solusi,

  

saya sih senang karena

  saya dan i stri.”

  “Maju terus pantang

  “Amin. Saya doakan juga. Terima kasih untuk wawancara ini

  masih ada. Sambil mempersiapkan dana juga untuk masa depan keluarga juga pastinya.”

  momongan, mbak. Kasih

cucu ke orang tua selagi

  “Ingin segera punya

  “Apa harapan Anda dalam 2-5 tahun kedepan?”

  “Saya pelayanan, menyampaikan khotbah. Selain itu juga mengajar pendidikan agama juga.”

  “Lalu apa yang menjadi kesibukan Anda saat ini?”

  “Maju yang seperti apa?” “Ya maju dalam pekerjaan, dalam pertemanan, dalam pengetahuan, kan banyak.”

  maju juga kehidupannya mbak.” Memiliki keinginan untuk maju

  mundur, hehehe.. Supaya

  “Manakah yang membuat Anda lebih nyaman, pasrah dan tidak berupaya, atau melangkah maju? Apa alasannya?”

  “Apakah kondisi rumah tangga Anda yang hingga saat ini belum dikaruniai keturunan merupakan kondisi yang mengancam Anda?”

  Feeling of positivity

  Hidup itu dinamis

  dan bersyukur, dan berusaha terus.”

  bagaimanapun itu harus selalu dijalani dengan sukacita. Apalagi anugrah berupa hidup itukan hanya satu kali. Harus gembira,

  pahit manisnya, tapi

  “Emmm... Hidup itu ada

  Penyerahan diri pada Tuhan “Bagaimana cara pandang Anda tentang hidup Anda?”

  Masalah bukan hal yang mengancam

  tahu kapan waktu yang tepat untuk memberi saya dan istri saya momongan.”

  sudah atur dan jauh lebih

  “Tidak. Saya yakin Tuhan

  “Terima kasih. Sama-sama mbak.”

LAPORAN VERBATIM PASANGAN PERTAMA

  Feeling of positivity

  Pengalaman

  “Banyak mbak. Saya kan dulu hidup susah. Mau sekolah saja susah. Saya sering bantu Ibu saya jualan

  “Apakah pernah ada pengalaman yang tidak mengenakkan dalam hidup Ibu? Bagaimana

  social skills

  Kegiatan hidup,

  ikut kegiatan sama

teman-teman. Karena

enak saja mbak, hiburan.”

  “Saya memang dasarnya

suka berteman mbak.

Kemana-mana main atau

  “Kalau sebelum menikah, Ibu lebih suka aktif berkegiatan di dalam atau di luar rumah? Apa alasannya?”

  “Wah berarti tetep ngerasa dekat ya, Bu?” “Iya.” (Tersenyum)

  

(ISTRI)

Peneliti Subjek Keterangan

  “Selamat sore, Bu..” “Iya.. Sore.” “Kita mulai wawancaranya ya.

  makan apa atau ada yang

mau diceritakan atau

nggak. Hampir setiap hari telepon

  “Berarti jarang ketemu ya, Bu?” “Iya tapi sering kontak- kontakan. Tanya ini itu,

  “Memangnya tinggal dimana, Bu?” “Di Kediri mbak. Keluarga saya asli sana. Terakhir ketemu sekitar tiga hampir empat bulan yang lalu.”

  “Selalu kangen untuk kumpul. Apalagi kan Bapak dan Ibu saya cukup jauh tinggalnya.”

  “Perasaan seperti apasih yang Ibu rasakan bila berada di tengah orang tua (keluarga) Ibu?”

  Parental explanatory style

  bagi saya. Demokratis mbak dalam keluarga kami.”

  

Bapak Ibu itu teladan

  “Caranya ya.. Emm mendidik dengan baik ya.

  Bagaimana cara orang tua dalam mengasuh dan mendidik Ibu?”

  .” anaknya ada enam mbak. Saya nomer dua. Jadi kebutuhan keluarga banyak.

  Saya mau sekolah tinggi, tapi ya begitu.. harus mengerti kondisi keluarga. Prihatin mbak waktu itu. Akhirnya saya nyambi kerja biar bisa tambah-tambah bayar sekolahan dan bantu- bantu Bapa k Ibu lah.”

  “Apa dampak dari “Jadi apaya, jadi terbiasa Mastery peristiwa tersebut bagi rekasa mbak. Terbiasa experience Ibu sekarang?” berjuang. Saya jadi

  terpaculah. Sekarang bisa

bantu-bantu Bapak Ibu

mbiayai adik-adik saya.

  Ini adik saya yang paling kecil ini masih SMA mbak. Jadi butuh biaya juga untuk sekolah.”

  “Bagaimana Ibu “Mmm.. sempat membuat Dampak negatif memandang kondisi down,merasa kecil hati. rumah tangga Ibu yang Apalagi kalau ditanya orang belum memiliki atau kerabat “mana keturunan?” anakny a?” begitu. Ada juga yang ngece. Tapi ya, saya Warm/ supportive

  relationship

ingat suami yang selalu

menguatkan saya

  .” “Apakah Ibu yakin “Harus yakin mbak. Saya Penyerahan diri kalau suatu saat nanti yakin Tuhan pasti pada Tuhan akan memiliki kabulkan doa saya dan keturunan?” suami agar segera punya

  momongan lah .”

  Bergantung pada “Berarti apakah bisa “Kalau tidak ada suami dikatakan bahwa Ibu mungkin saya sudah tidak suami merasa mampu mampu lagi kali ya mbak. mengatasi hal ini?” Suami saya selalu

  mendukung dan Warm/ supportive menguatkan saya. Dia relationships

  mengingatkan saya untuk mengusahakan macam- macam sambil berdoa juga.”

  Mampu “Apakah ada hikmah “Banyak mbak. Saya jadi di balik kondisi ini tahu kalau suami itu mengambil yang berdampak pada sangat peduli dan sayang manfaat kehidupan rumah juga sama saya. Ketika t angga Ibu?” saya resah, suami saya

  selalu menguatkan. Tidak pernah dia mengeluhkan keadaan. Kalau hikmahnya

  itusih yang paling saya rasakan.” Berusaha

  “Solusi apa saja yang “Beberapa kali kami ke pernah Ibu upayakan dokter. Kata dokter tidak mengatasi supaya lekas mendapat ada masalah, ini membuat persoalan dengan keturunan?” kami lega sekali. Masih berbagai cara terbuka harapan besar, tinggal tunggu waktu saja. Kami juga disuruh dokter Contributory

  untuk makan sayur- activities sayuran yang untuk menyuburkan itu lho. Itu

  juga selalu kami lakukan, sesuai saran dokter. Saya juga minum jamu-jamuan dan pijat juga agar bisa dapat momongan, saya coba itu semua. Minta doa

  

juga dari orang-orang

terdekat, keluarga, dari

jem aat juga.”

  “Pernahkah terbersit “Hampir mbak, sempat Dulu hampir dalam benak Ibu untuk saya down sekali, dulu. menyerah menyerah saja Sering menangis dan terhadap keadaan ini?” berpikir bahwa sudah

  

tidak ada lagi harapan.

  Tapi suami saya tidak

  Warm/ supportive relationship pernah berhenti

mengingatkan bahwa

selalu ada harapan. Tidak

  Suami juga selalu Penyerahan diri mengajak saya berdoa, pada Tuhan

  mohon pada Tuhan. Jadi

  sekarang saya bisa Sekarang tidak bangkit, tidak mau mau menyerah menyerah.”

  “Manakah yang lebih “Sekarang saya hadapi Menghadapi nyaman bagi Ibu, mbak. Saya tidak mau lari menghindari atau dari kenyataan. Saya akan menghadapinya? hadapi apa yang harus saya Mengapa demikian?” hadapi. Sambil tidak berhenti berusaha.”

  Tidak menarik “Sekarang, Ibu lebih “Saya suka kalau ada suka berkegiatan di kegiatan mbak. Mengajar diri dalam rumah atau di misalnya, atau kalau akhir luar rumah? Apa minggu biasanya alasannya?” menemani suami pelayanan. Kemarin.. eee.. minggu lalu ke Solo mbak, melayani jemaat di Gereja sana. Kalau ada kegiatan

  kan ramai mbak, ketemu banyak orang, kalau

mengajar juga ketemu

teman, ketemu anak didik juga. Jadi senang.. Tapi kalau mulai

  Sensitif bila

  disinggung-singgung soal

  disinggung soal

  

anak, saya malah jadi

  anak

  

agak sensitif, tergantung

cara ngomongnya juga

tapi.” (Tersenyum)

  “Apakah kondisi “Kalau takut itu termasuk Pernah merasa rumah tangga Ibu yang terancam nggak ya. Soalnya takut hingga saat ini belum dulu saya pernah takut (dampak negatif) memiliki keturunan sekali tidak bisa memberi merupakan kondisi anak ke suami saya (diam yang mengancam sejenak). Tapi suami malah cenderung santai saja. Dia

  Ibu?” terlalu positive thinking orangnya mbak. khawatiran ini..”

  Feeling of

  “Bagaimana cara “Saya bahagia punya pandang Ibutentang suami yang sangat peduli positivity

  dan menyayangi saya. Jadi

  hidup Ibu?” saya tidak mau bikin dia sedih, apalagi kalau saya negative thinking -an terus.. Saya ubah dengan positive

  thinking . Hidup saya jadi Hidup itu lebih mudah dijalani menyenangkan mbak dan menyenangkan, tidak terbeban, berserah Penyerahan diri sama Tuhan juga sambil pada Tuhan berusaha terus.”

  Memiliki “Manakah yang “Ya maju mbak. Positive membuat Ibu lebih thinking itu harus. Biar keinginan untuk nyaman, pasrah dan tidak jadi beban.” maju tidak berupaya, atau melangkah maju? Apa alasannya?”

  Mengajar, kemudian ikut “Apa yang menjadi kesibukan Ibu saat pelayanan. Ya paling itu ini?” saja..” “Apa harapan Ibu “Supaya cepat-cepat dalam 2-5 tahun dikasih momongan sama kedepan?” Gusti, susah senang selalu

  sama suami

  .” “Amin. Terima kasih “Oya, sama-sama mbak.” untuk wawancara hari (Tersenyum) ini ya Bu.”

LAPORAN VERBATIM PASANGAN KEDUA

  

(SUAMI)

Peneliti Subjek Keterangan

  “Selamat sore, Pak. “Okee. Monggo.” Kita mulai wawancaranya ya..” “Bagaimana cara orang “Bapak dan Ibu saya itu Parental tua dalam mengasuh punya prinsip. Kalau explanatory style dan mendidik Bapak?” mengasuh anak-anaknya itu ya bebas, terserah mau punya cita-cita macam apa, setinggi apa, kayak apa, yang penting laki-laki itu punya tanggung jawab sama pilihannya.”

  “Perasaan seperti apa “Ya seneng ya, sayangnya Feeling of yang Bapak rasakan kan sekarang orang tua positivity bila berada di tengah sudah nggak ada. Selalu orang tua (keluarga)?” kangen sama nasihat-

  nasihatnya. Enak lah kalau

  ada Bapak dan Ibu.” “Sebelum menikah, “Kalau saya ya lebih suka Kegiatan hidup, Bapak lebih suka aktif beraktivitas di luar Social skills berkegiatan di dalam rumah. Sejak dulu saya atau di luar rumah? hobi ngetril. Ikut komunitas Apa alasannya?” pecinta motor tril juga.

  Alesannya apa ya.. ya soalnya kan banyak

  

ketemu orang, tambah

channel

  .”

  Pengalaman “Apakah pernah ada “Emm apa ya, pengalaman pengalaman yang tidak tidak mengenakkan? mengenakkan dalam Mungkin waktu kehilangan hidup Bapak? orang tua ya, karena kan Bagaimana ceritanya?” saya dekat dengan Bapak

  Ibu saya. Apalagi beliau sedo kan karena sakit, jadi ya ada rasa sedih dalam diri

  Apalagi dulu saya sampai kemana-mana cari pinjaman dana untuk pengobatan rumah sakit.”

  “Tidak ya, sejauh ini biasa saja. Tidak ada dampak negatif yang saya rasakan. Malah santai, tapi tetap berusaha.”

  hikmahnya, saya sama istri sih ambil positifnya aja.

  “Ya semua kan ada

  “Apakah ada hikmah di balik kondisi ini yang berdampak pada kehidupan rumah tangga Bapak?”

  Merasa mampu mengatasi kesulitan

  

terus untuk mengatasi .”

  “Ya mampu asal berusaha

  Memiliki rasa percaya diri “Berarti bisa dikatakan bahwa Bapak merasa mampu mengatasi hal ini, begitu ya?”

  “Yakin. Saya yakin, karena ya berapa kali saya dan istri periksa ke dokter nggak ada masalah. Jadi ini tinggal berusaha aja terus supaya diparingi anak.”

  “Apakah Bapak yakin kalau suatu saat nanti akan dikaruniai keturunan?”

  Optimis “Adakah dampak negatif dari kondisi ini bagi diri Bapak?”

  “Apa yang bisa Bapak petik dari peristiwa tersebut?”

  Nanti juga diparingi anak,

asal usaha dan berdoa

terus.”

  “Ya ini kan kondisi yang mau tidak mau ya harus mau untuk kami hadapi. Saya termasuk santai saja. Kan ini namanya tahapan hidup jadi harus dijalani.

  “Bagaimana Bapak memandang kondisi rumah tangga Bapak yang belum memiliki keturunan?”

  Mastery experience

  Karena tidak ternilai harganya.”

  bersyukur selalu,

Alhamdulillah masih

diparingi sehat-sehat.

  kapanpun dibutuhkan, sama

  

lebih mapan. Biar siap

  “Jadi kepengen hidup

  Mungkin biar mapan dulu, jadi nanti pas punya anak Mampu mengambil manfaat

  mencukupi semua kebutuhan anak nantinya .”

  Berusaha “Solusi apa saja yang “Pernah waktu itu periksa pernah Bapak ke dokter pernah juga mengatasi upayakan supaya lekas adopsi anak. Tapi waktu persoalan dengan mendapat keturunan?” adopsi itu baru 8 bulan berbagai cara anaknya diambil sama orang tua kandungnya.

  Salah saya juga sih karena tidak ada hitam di atas putih. Lagian itu orang tua kandung dari si Denis (anak adopsinya) masih kerabat, tapi kerabat jauh. Mmm apalagi ya, oiya sama papah mertua saya pernah memberi jamu-jamuan

  sejenis obat herbal untuk

diminum sama saya dan

  istri saya. Kami rutin konsumsi obat itu. Sering juga tanya-tanya ke

  teman, tips- tips.”

  “Pernahkah terbersit “Nggak ya, kalo saya sih Tidak menyerah dalam benak Bapak ini sambil jalan. Jadi ya untuk menyerah

  

selama masih hidup ya

berusaha terus namanya

  terhadap keadaan ini?” juga manusia ya harus tetap usaha dan berdoa. Kayak Penyerahan diri pesan almarhumah Ibu saya pada Tuhan dulu kan begitu.”

  “Manakah yang lebih “Saya hadapi lah kondisi Menghadapi nyaman bagi Bapak, ini. Kalau mengelak juga menghindari atau nggak ada untungnya kok, menghadapinya? yakan..”

  Mengapa demikian?” “Kalau sekarang ini, “Ya ada waktunya masing- Tidak menarik Bapak lebih suka masing, Saya juga ada diri berkegiatan di dalam waktu dirumah bersama rumah? Apa alasannya?”

  untuk bersosialisasi,

ketemu teman ngetril,

menjalankan kerjaan. Ya

supaya hidup imbang,

nggak terkesan menutup diri. Apalagi kan saya ikut

  Feeling of positivity

  “Yang pasti segera punya

  tidak terpancang waktu. Ya begini bisnis saya.” “Apa harapan Bapak dalam 2-5 tahun

  properti. Jadi kegiatan saya

  jalan 1,5 tahun-an inilah kira-kira. Selain itu ya saya ada bisnis jual beli

  butik, distro juga. Sudah

  “Saya dan istri punya usaha

  “Apa yang menjadi kesibukan Bapak saat ini?”

  Memiliki keinginan untuk maju

  

jadi manusia berguna.”

  “Terus maju, karena kan hidup jalan terus ya. Nggak bisa kalo saya diam terus nggak ngapa-ngapain. Biar

  “Manakah yang membuat Bapak lebih nyaman, pasrah dan tidak berupaya, atau melangkah maju? Apa alasannya?”

  saja, sambil dibawa happy .”

  komunitas tril, udah lama sekali sejak saya bujang. Sampe sekarang masih ini.”

  angan-angan kami sudah

terwujud. Nunggu anak

  seperti sekarang. Beberapa

  

bersyukur sudah bisa

  “Alhamdullilah saya

  

  “Bagaimana cara pandang Bapak tentang hidup Bapak?

  Warm/ supportive relationship

  Masalah bukan hal yang mengancam

  sering sama istri

berkegiatan bersama.”

  “Tidak bisa dibilang mengancam juga. Sebenarnya ya ini kenyataan yang harus dihadapi. Mungkin belum waktunya. Ya tidak masalah, nanti juga dikasih. Malah saya kan jadi sering-

  “Apakah kondisi rumah tangga Bapak yang hingga saat ini belum dikaruniai keturunan merupakan kondisi yang mengancam Bapak?”

  momongan. Biar keluarga

  Jadi bisa tambah bahagia, begitu.. Selain itu supaya

  

lancar dalam pekerjaan

karena rencana mau buka cabang untuk butik.

  Doakan saja semoga tidak ada kendala, lancar-lancar ya..”

  “Oke Pak, kalau begitu “Oke, sama-sama ya..” terima kasih atas wawancara hari ini.”

LAPORAN VERBATIM PASANGAN KEDUA

  

(ISTRI)

Peneliti Subjek Keterangan

  “Selamat sore, mbak..” “Sore..” “Kita mulai “Mamah dan Papahnya Parental wawancaranya ya.. mbak itu sayang banget explanatory style Bagaimana cara orang sama mbak. Apa-apa tua dalam mengasuh didukung. Mbak sama dan mendidik mbak?” Anik itu cenderung

  dimanja kali ya sama

  papah dan mamah.” “Kalau Anik itu siapa “Oh, Anik itu adik saya mbak?” satu-satunya. Saya dua bersaudara, ya sama Anik ini. Kami diasuh dengan kasih sayang lah, intinya..”

  Feeling of

  “Perasaan seperti “Gimana ya, jadi seneng apasih yang mbak

  positivity

gitu.. Seru, bisa cerita-

  rasakan bila berada di cerita banyak. Suka duka tengah orang tua bareng-bareng. Biar gimanapun, keluarga yang Warm/ supportive

  (keluarga) mbak?”

  bisa nerima kita apa relationship

adanya. Dasarnya mbak

  emang deket sama

  

semuanya, sama Papah,

  Mamah, sama Anik juga..” Kegiatan hidup,

  “Sebelum menikah, “Mbak lebih seringnya mbak lebih suka aktif social skills

  

aktif kegiatan modelling

  berkegiatan di dalam gitu. Mbak emang ada atau di luar rumah? passion disitu. Sering ikut

  

lomba-lomba, fashion

  Apa alasannya?”

  show juga ke Jakarta.”

  “Kalau alasannya “Ya karena mbak ngerasa Kegiatan hidup, mbak?” passion mbak di situ, social skills

  terus juga disupport keluarga, banyak kenalan di banyak daerah. Seneng

  aja gitu, apalagi bisa

  

penghasilan, nambah

prestasi juga.Papah, Mamah, Anik suka Warm/ supportive nemenin juga, nyupport relationship

  mbak kalo pas lagi tampil. Ah. jadi kangen kan..” (Tersenyum)

  “Apakah pernah ada “Kalo pengalaman nggak Pengalaman pengalaman yang tidak enak sih banyak kali ya mengenakkan dalam yang udah mbak lewatin. hidup mbak? Kalau Dulu kan mbak aktif banget ada, bagaimana di dunia modelling, nah ceritanya?” waktu itu ikut kontes, terus nggak tau kenapa tiba-tiba nggak kesaring. Ya sedih karena kan itu impian mbak, terus baru beberapa bulan setelahnya, baru mbak tau kalo ternyata mbak nggak lolos karena nggak pake duit. Ya sedih banget lah mbak dengernya, kecewa, jengkel juga.. tapi ya sudahlah kan udah berlalu yakan.. Selain itu yang paling sedih itu pas mamah meninggal. Itu sedih banget rasanya. Mamah sakit kanker udah dua tahun an.”

  “Kanker apa mbak?” “Kanker rahim. Setelah lama kena kanker akhirnya mama udah nggak kuat mungkin. Sediiih banget karena kan deket sama mamah, apalagi jadi inget papah di Kudus jadi sendirian kan. Anik juga kerja di Jakarta. Sedangkan mbak di Yogya sama suami.” peristiwa tersebut bagi Anda sekarang?” apa Mamah, sekarang harus mandiri. Harus tegar deh

  

menghadapi apa aja .”

experience

  “Yakin. Karena mbak pernah periksa ke dokter dan nggak ada masalah. Kalo dipikir-pikir lagi ya.. justru karena nggak ada masalah kesehatan itulah, mbak harusnya semakin yakin kalo bisa punya anak kan.”

  ” Mampu mengambil manfaat

  ngerasa lebih deket sama

Allah, sama suami, jadi

kompak.

  “Ada. Kalo mbak jadi

  Penyerahan diri pada Tuhan “Apakah ada hikmah di balik kondisi ini yang berdampak pada kehidupan rumah tangga mbak?”

  minta sama Allah.” Merasa mampu mengatasi kesulitan

  berusaha, solat terus

  “Bisa lah pasti. mbak sama suami rutin cek, terus ya

  Memiliki rasa percaya diri “Apakah mbak merasa mampu mengatasi hal ini?”

  “Apakah mbak yakin kalau suatu saat nanti akan dikaruniai keturunan?”

  “Bagaimana mbak memandang kondisi rumah tangga mbak yang belum memiliki keturunan?”

  “Iya pusing, badan ngedrop, sampe sering banget ke rumah sakit, diinfus buat tambah cairan.”

  Dampak negatif “Sampe sakit juga ya mbak?”

  

tidur, sampe mbak sakit

juga, badan drop .”

  kepikiran melulu, susah

  

banget kalo nggak bisa

punya anak gimana.. Jadi

  macem-macem, takut

  

dulu, kecewa, tertekan

juga karena mikirnya

  “Mbak sempat sedih sih

  “Kompaknya bagaimana mbak?” “Sama-sama kompak gitu supaya lekas punya momongan, ke sana sini juga kompak untuk urusan kerjaan. Soalnya saya sama suami kan bisnisnya jalan berdua nih..”

  Berusaha “Solusi apa saja yang “Check up pernah, dikasi pernah mbak upayakan jamu sama papah juga, mengatasi supaya lekas mendapat yang pasti berusaha terus persoalan dengan keturunan?” sama suami, dan juga berbagai cara pernah ngurus Denis sih dulu.”

  “Denis siapa, mbak?” “Emm jadi dulu mbak tuh pernah kayak semacam

  

ngadopsi anak. Jadi anak

  itu adalah anaknya sodara jauhnya Papah. Nama anak itu Denis. Mbak udah sayang banget sama dia. Sampe dulu mbak bela- belain keluar dari kerjaan. Waktu itu kan mbak kerja kantoran di XL, terus mbak keluar biar bisa total ngurus Denis. Terus baru 8 bulan mbak asuh, diminta sama orang tua kandungnya. Mana dimintanya secara sepihak. Mbak sedih banget, nggak rela juga karena udah sayang banget sama Denis. Bayangin, delapan bulan lho mbak asuh dia sendiri, nggak pake baby sitter... Tapi ya sudah lah itu kan udah berlalu ya, semoga Denis bahagia aja sama orang tua kandungnya. Kasian juga kan..”

  Pernah hampir “Pernahkah terbersit “Dulu sempet mau nyerah dalam benak mbak karena tertekan, tapi menyerah untuk menyerah tertekan karena diri sendiri. kalau nggak bisa punya anak. Ibaratnya terlalu mendahului yang belum terjadi. Dulu ada harapan saat ada Denis, setelah ditinggal jadi makin sedih.. Kalau sekarang sih mbak

  Warm/ supportive mau terus berusaha, relationship suami juga ngajak mbak supaya optimis lagi, optimis terus, gitu.. Papah mbak juga begitu, dukung kami selalu..

  ” “Manakah yang lebih “Dihadapi. Kalo mbak Menghadapi nyaman bagi mbak, lebih nyaman

  menghadapinya, nggak tau

  menghindari atau menghadapinya? ya tapi kalau dihadapi jadi Mengapa demikian?” lebih mudah rasanya

  daripada dihindari. Kalau

  dihadapi kan bisa cari

  solusi, bisa tanya-tanya ke saudara atau teman- teman. Jadi a

  da usahanya.” “Mbak sekarang lebih “Ada kalanya dirumah Tidak menarik suka berkegiatan di untuk mengurus suami dan diri dalam rumah atau di mengatur rumah tangga, luar rumah? Apa ada kalanya juga diluar mengurus beberapa hal alasannya?” sekalian refreshing. Sebenarnya mbak itu tipe orang yang nggak bisa

  diam, supel gitu. Jadi

  masih sering ngumpul

  sama temen, sekedar

bertemu atau sharing.

Kan bisa cerita-cerita sama sahabat juga, saling menguatkan, saling

ngasih saran. Jadinya

seru. Terus juga itu.. apa.. ngurus butik sama distro. sepaneng aja gitu dirumah.” “Apakah kondisi rumah tangga mbak yang hingga saat ini belum dikaruniai keturunan merupakan kondisi yang mengancam mbak?”

  “Jujur,dulu mbak emang sempat mikir begitu.

  Penyerahan diri pada Tuhan “Manakah yang membuat mbak lebih nyaman, pasrah dan tidak berupaya, atau melangkah maju? Apa alasannya?”

  “Pengen segera punya

  aja sih.” “Apa harapan mbak dalam 2-5 tahun kedepan?”

  ngatur flownya karyawan

  pusat Yogya. Mbak lebih ke

  

dan distro letaknya di

  rintis bersama suami. Butik

  

usaha butik yang mbak

  “Saat ini sedang menggeluti

  “Apa yang menjadi kesibukan mbak saat ini?”

  teruuss..” Memiliki keinginan untuk maju

  Biar jadi semangat

  “Jelas melangkah maju.

  .” Hidup itu dinamis, menyenangkan

  

Takut kalau nggak bisa

punya anak selamanya

  

solat, minta sama Allah

  punya keinginan ya saya

  

bersyukur terus. Kalo

  ambil hikmahnya, jadi

  Tetap senang kok saya sih

  “Hidup .. ya kan selalu ada liku-likunya ya, wajar saja.

  “Bagaimana cara pandang mbak tentang hidup mbak?”

  Warm/ supportive relationship

  Dahulu pernah merasa takut (dampak negatif)

  kan harus dilalui dengan bahagia to.. Hidup hanya sekali, terlalu sempit kalau hanya memikirkan negatifnya saja, padahal banyak positifnya, banyak hikmahnya.”

  

punya suami yang bisa

menguatkan, support.

Sekarang nggak ada

takut-takut lagi. Hidup

  bagaimana. Tapi setelah dipikir-pikir, bersyukur

  

anak, pengen juga buka

cabang butik di

  

diberi kesehatan, selalu

saling mengasihi .”

  “Semoga ya mbak. Makasih mbak untuk wawancara hari ini.”

  “Oke, sama-sama Bella..”

LAPORAN VERBATIM PASANGAN KETIGA

  

seringnya di luar. Bapak

  Pengalaman

  “Dulu itu saya pernah tidak naik kelas mbak. Waktu SMP. Hahhaha pengalaman masa kecil saja sih itu. Sepertinya sederhana ya, tapi jadinya karena itu saya sempat diusir sama Bapak

  “Apakah pernah ada pengalaman yang tidak mengenakkan dalam hidup Anda? Bagaimana ceritanya?”

  Social skills

  .” Kegiatan hidup,

  Senang juga

  “Kalau alasannya apa?” “Jadi banyak teman kan..

  Social skills

  Kegiatan hidup,

  

Hobi saya olahraga dari

dulu itu.. sampe sekarang

juga masih rutin sama

teman-teman .”

  Ibu saya kerja, saya. Jadi kalau di rumah sendirian, tidak ada teman. Sukanya main sama teman, olahraga.

  

(SUAMI)

Peneliti Subjek Keterangan

  “Selamat malam, Pak. Kita mulai wawancaranya ya..

  “Sebelum menikah, Anda lebih suka aktif berkegiatan di dalam atau di luar rumah? Apa alasannya?”

  Feeling of positivity

  keras tapi baik dan sayang keluarga.

  “Nyaman, senang. Tapi dulu waktu masih kecil takut sama Bapak, dekatnya sama Ibu. Tapi lama-lama sudah biasa, Bapak walau

  saya.” “Perasaan seperti apa yang Anda rasakan bila berada di tengah orang tua (keluarga) Anda?”

  dekat ke Ibu

  “Apa Anda tidak dekat dengan Bapak Anda?” “Ya kalau dibanding dengan Ibu saya lebih

  Parental explanatory style

  .”

  Dekat sama saya

  “Bapak saya keras orangnya. Jadi saya diajari taat aturan. Kalau Ibu sih biasa, tidak sekeras Bapak.

  Bagaimana cara orang tua dalam mengasuh dan mendidik Anda?”

  “Suka semua, tapi saya menangis ke Bapak, akhirnya saya dicari untuk diajak pulang ke rumah.”

  “Begitu ya..” “Iya, dulu saya bingung sekali mau kemana, rencananya mau ke rumah nenek saya saja. Hahahaa.” (Tertawa)

  Mastery

  “Apa dampak dari “Sebenarnya karena peristiwa tersebut bagi kejadian itu saya makin experience

  bertanggung jawab. Dulu

  Anda sekarang?” kan saya suka main sama teman-teman, hampir setiap pulang sekolah lalu main, sampai tidak naik kelas. Susah banget untuk disuruh belajar. Tapi karena kejadian itu saya malah jadi

  terbuka pikirannya, kalau

harus tanggung jawab

  untuk sekolah. Tau kalau

  

begini, konsekuensinya

begini, kalau begitu, begitu..”

  “Kalau boleh tahu “Saya anak tunggal.” Anda itu berapa (Tersenyum) bersaudara?”

  Berusaha “Bagaimana Anda “Ini soal waktu saja saya memandang kondisi kira. Saya sih santai, yang memecahkan rumah tangga Anda penting berusaha, nanti masalah yang belum memiliki juga dikasih.” keturunan?”

  “Apakah Anda yakin “Yakin. Dulu teman saya Optimis, percaya kalau suatu saat nanti juga ada kok sudah lama diri akan dikaruniai sekali ingin punya anak, eh keturunan?” akhirnya diberi juga sama

  Yang Diatas. Apalagi dulu kan istri saya pernah hamil, tapi keguguran mbak. Jadi

  

saya yakin-yakin saja

kalau bisa punya anak.

  ” hamil dan keguguran begitu?” kandungan berapa bulan ya.. 3 bulan kalau tidak salah, terus keguguran.”

  “Apakah Anda merasa mampu mengatasi hal ini?”

  “Pernahkah terbersit dalam benak Anda untuk menyerah terhadap keadaan ini?”

  di luar. Senang saja kalau

ada aktivitas. Kalau di

  “Kalau seringnya ya kerja

  Penyerahan diri pada Tuhan “Anda lebih suka berkegiatan di dalam rumah atau di luar rumah? Apa

  .” Menghadapi

  

juga pasti dikasih dik

kalau memohon dan berdoa

  “Saya hadapi. Ya tidak apa-apa kalau sekarang belum punya anak, nanti

  “Manakah yang lebih nyaman bagi Anda, menghindari atau menghadapinya? Mengapa demikian?”

  .” Tidak menyerah

  usaha

  “Tidak. Saya optimis dan

  Berusaha mengatasi persoalan dengan berbagai cara

  “Bisa. Dengan mencoba mengusahakan macam- macam cara dik, tidak boleh berhenti berusaha.”

  kata Ibu saya bisa menambah kesuburan dan baik juga khasiatnya.”

  minum obat dari dokter, ikut program kehamilan,

konsumsi madu juga

sampai sekarang. Konon

  “Ke dokter, terus itu..

  “Solusi apa saja yang pernah Anda upayakan supaya lekas mendapat keturunan?”

  Yato, dik..” Mampu mengambil manfaat

  

Saya sebagai suami jadi

terbuka pikirannya, kalau bukan saya yang menyupport dia, siapa lagi.

  saya pernah menangis kalau datang bulan, karena kan dia berharap hamil. Dulu juga pernah keguguran.

  istri jadi dekat sekali. Istri

  “Hm.. Setiap kejadian ya ada hikmahnya. Saya sama