BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Bella Putri Pertiwi BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-

  hari yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres normal dialami setiap individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan.

  Stres membuat seseorang yang mengalaminya berpikir dan berusaha keras dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau tantangan dalam hidup sebagai bentuk respon adaptasi untuk tetap bertahan (Purwati 2012).

  Prevalensi stres di dunia cukup tinggi, di Amerika sekitar 75% orang dewasa mengalami stres berat dan jumlahnya cenderung meningkat dalam satu tahun terakhir (America Psychological Association, 2013). Di Indonesia, sekitar 1,33 juta penduduk diperkirakan mengalami gangguan kesehatan mental atau stres, angka tersebut mencapai 14% dari total penduduk dengan tingkat stres akut (stress berat) mencapai 1- 3% (Hidayat, 2013).

  Sedangakan di Jawa Tengah 19 per mil penduduknya menderita stres. Jumlah tersebut mencapai sekitar 2,2% dari total penduduk Jawa Tengah mengalami stres, di Jawa Tengah tercatat 704.000 orang mengalami gangguan kejiwaan, 608.000 orang mengalami stres. Data tersebut menunjukkan bahwa stres bersifat universally, yaitu semua orang dapat merasakannya tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity (Riskesdas, 2013).

  Stres secara keseluruhan meliputi sumber-sumber stimulasi internal dan eksternal, stres menunjukkan kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi internal maupun lingkungan eksternal yang menuntut penyesuaian atas organisme, yaitu : a) Faktor Eksternal antara lain: faktor lingkungan, faktor sosial, faktor lembaga, peristiwa besar, gangguan sehari-hari. b) Faktor Internal antara lain: keturunan, kepribadian, sistem kepercayaan, pengalaman masa lalu (Christian,2005).

  Salah satu tugas perkembangan masa dewasa adalah menikah dimana dengan menikah tanggung jawab bukan untuk diri sendiri melainkan tanggung jawab sebagai istri. Peran istri yaitu untuk mendampingi suami serta dapat memberikan dukungan secara moral dan spiritual, membantu dalam mengambil keputusan, melayani suami, memanajemen keuangan dalam keluarga, mampu mengurus keluarga, awal sosialisasi bagi anak sejak dilahirkan, mendidik anak dan mengasuh anak, sebagai tempat bersandar bagi anak-anaknya (Havighurst dalam Hurlock, 2003).

  Para ibu banyak yang mengalami dilema dalam peran yang mereka lakukan sehari-hari. Di satu sisi mereka menginginkan untuk mengasuh anak-anak sepenuh hati, disisi lain mereka tetap ingin berkarya dan membentuk perekonomian keluarga. Kedua pilihan ini sering begitu sulit diputuskan. Akhirnya sering kali ada ketidaksesuaian antara keinginan dengan kenyataan yang dijalani para ibu rumah tangga (Kartono, 2007).

  Masalah-masalah yang dihadapi oleh ibu-ibu sangat beraneka ragam baik itu masalah individu atau bahkan masalah dengan lingkungan luar yang mana dapat memicu timbulnya stres dalam diri individu. Ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah yang ada pada ibu, baik ibu yang bekerja dan tidak bekerja akan menjadi suatu beban yang dirasakan, serta keadaan yang menekan pada diri ibu. Ibu yang tidak dapat mengontrol dan mengelola tekanan-tekanan masalah yang dihadapinya akan menjadi beban yang dirasa ibu sehingga ibu menjadi stres (Mufidah, 2009).

  Beberapa cara untuk mengurangi stress ada 2 metode yaitu metode fisik dan metode non fisik. Metode fisik antara lain memelihara kebugaran jasmani, melakukan aktivitas yang menggembirakan, latihan pernafasan, latihan relaksasi, berlibur, memelihara tanaman dan binatang. Sedangkan metode non fisik antara lain melalui pola makan yang sehat dan bergizi, menjalin hubungan harmonis, menghindari kebiasaan jelek, merencanakan kegiatan harian secara rutin, meluangkan waktu untuk diri sendiri (keluarga), menghindari diri dalam kesendirian (Sukadiyanto, 2010).

  Salah satu kebugaran jasmani adalah senam. Senam atau latihan fisik adalah suatu kegiatan yang meliputi keteraturan aktifitas fisik pada jangka waktu dengan intensitas waktu tertentu (Ansori, 2010). Senam yang dilakukan oleh masyarakat salah satunya adalah senam tera, ada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Arif Dwi Pradipta dkk yang berjudul Efektifitas Senam Tera terhadap tingkat setres pada lansia di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu dan kesimpulan yang diperolah dari penelitian Arif dkk yaitu senam tera efektif terhadap tingkat stress pada lansia di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

  Senam tera merupakan gerakan senam yang gerakannya disesuaikan dengan kondisi anatomi dan fisiologi tubuh (Nursalam 2006). Senam Tera Indonesia mengutamakan senam pernapasan, dimana gerakan-gerakannya disingkronkan dengan pola meridian dengan titik-titik kesehatan menurut teori Akupuntur.

  Senam Motera (modifikasi tera) yaitu cara mengubah senam tera yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya.

  Dengan berolahraga seperti senam tera dan senam motera dapat menurunkan hormon norepinephrine dan hormon epinephrine serta menghasilkan hormon endorphin yang selanjutnya berdampak akan muncul dan membawa rasa nyaman, senang dan bahagia karena hormon endorphin merupakan hormone bahagia.

  Studi Pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada dua Desa di Wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Pemalang yaitu Desa Sewaka dan Desa Paduraksa, di dapatkan hasil bahwa 8 dari 10 ibu mengalami stres, terdiri dari 62,5% mengalami stres sangat berat, 25% stres berat dan 12,5% mengalami stres sedang. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Senam Motera terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Ibu-ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Paduraksa Pemalang.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas penelititertarik untuk meneliti tentang Efektivitas Senam Motera terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Ibu- ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Paduraksa Pemalang..

C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini mengetahui efektivitas penerapan senam motera terhadap penurunan tingkat stres pada ibu-ibu di Wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Pemalang.

  2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui :

  a. Mengetahui karakteristik responden

  b. Mengetahui efektivitas senam motera terhadap penurunan tingkat stres pada ibu-ibu di Wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Pemalang.

  c. Menganalisa efektivitas penerapan senam motera pada ibu-ibu D.

   Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoristis Memberikan alternatif terapi non-farmakologi untuk menurunkan tingkat stres

  2. Manfaat Praktis

  a. Membantu mencegah terjadinya akibat lanjut dari stres yang berkepanjangan b. Memberikan alternatif terapi yang hemat biaya

  c. Sebagai bahan pertimbangan dalam konseling keluarga dalam menurunkan stres

E. Penelitian Terkait

  1

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Dwi Pradipta , DR. H. Moch. Agus

  2

  3 Krisno B, M.Kes , Nur Aini, S.Kep,Ns, M.Kep (2013) pada jurnal yang

  berjudul Efektifitas senam tera terhadap tingkat stres pada lansia di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

  Jenis penelitian ini yang digunakan dalam metode ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cobort yang ditelusuri sacara

  prospektif dengan meneliti efektifitas senam tera terhadap tingkat setres pada

  lansia. Penelitian ini dilakukan pada bulan September- Oktober 2013 di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Subjek penelitian ini adalah lansia yang melakukan senam tera dan lansia yang tidak melakukan senam tera (n=50) diambil dengan metode Quota Sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney.

  Hasil : berdasarkan hasil analisa uji mann-whitney dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan z hitung sebesar - 2,092. P value : 0,036 yang nilainya kurang dari α

  0,05 (z table = 1,96). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.

  Kesimpulan : Senam tera efektif terhadap tingkat setres pada lansi di Dusun Gondang Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

  Persamaan dengan penelitian ini adalah sama sama meneliti efektifitas senam tera terhadap tingkat stres, analisis data sama sama menggunakan uji Mann-

  Whitney.

  Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan tempat penelitian, sasaran yang dituju yaitu lansia, perbedaan desain penelitian cobort yang ditelusuri sacara prospektif, perbedaan rumus pengambilan sampel yaitu dengan metode Quota Sampling.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Prabayati, Ni Luh Gede(2014) pada jurnal yang berjudul Pengaruh Senam Tera terhadap Perubahan Tingkat Stres Wanita Bali dengan triple roles di Lingkungan Tegehkuri, Kelurahan Tonja, Denpasar.

  Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen (pre test and post

  

test with contol group design) . Tahap pengumpulan data dilaksanakan pada

  tanggal 1-27 Juli 2014. Besar sampel yang digunakan adalah 30 orang dengan teknik purposive sampling.Sampel lalu di bagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian ini memberikan Senam Tera sebanyak 12 kali selama 1 bulan kepada responden. Stres responden diukur dengan kuesioner Depression Anxiety

  

Stress Scales (DASS) yang telah diuji validitas dan rehabilitasnya. Uji yang

  digunakan dalam penelitian ini adalah independent sample t-test . Hasil dalam penelitian ini adalah terjadi perbedaan yang bermakna secara statistik, nilai sig (2tailed) sebesar 0,000 yang berarti terdapat pengaruh senam tera terhadap perubahan tingkat stres responden di lingkungan Tegehkuri Kelurahan Tonja.

  Berdasarkan hasil penelitian ini pengurus PKK Kelurahan Tonja dapat menerapkan Senam Tera sebagai latihan rutin bagi Wanita Bali dengan Triple

  

Roles, karena Senam Tera baik dilakukan secara rutin untuk menurunkan stres

yang dialami Wanita Bali dengan Triple Roles.

  Persamaan dengan penelitian ini adalah sama sama meneliti senam tera terhadap perubahan tingkat stres wanita, jenis penelitian menggunakan quasy eksperiment, stres responden diukur sama yaitu dengan kuesioner Depression

  

Anxiety Stress Scales (DASS), uji yang digunakan sama yaitu independent

sample t-test.

  Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan judul, perbedaan tempat penelitian, perbedaan sasaran penelitian yaitu wanita bali dengan triple roles, perbedaan pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Dzikri Ansori Jurnal Kesehatan

  Olahraga (2016) Vol. 06 No 2 edisi Oktober hal 418-425 pada jurnal yang

  berjudul Pengaruh Senam Tera terhadap tingkat Stres pada Lansia (Studi pada Posyandu Lansia Sawunggaling Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya).

  Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh senam tera terhadap tingkat stres pada lansia. Sehingga manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar manfaat senam tera terhadap tingkat stres pada lansia.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melihat perbedaan signifikan secara statistik dapat dilihat pada angka T hitung yaitu 18,34 dengan probabilitas 200< ½

  hitung lebih besar dari T tabel yaitu 18,34 > 2,045 untuk nilai minus

  α (0,05), T diabaikan, karena hasil penelitian tidak memihak pada satu kemungkinan hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat pengaruh senam tera terhadap penurunan stres pada lansia.

  Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti senam tera untuk mengurangi tingkat stres, mempunyai manfaat penelitian yang sama yaitu senam tera terhadap tingkat stres. Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan judul, perbedaan tempat penelitian, perbedaan responden jika penelitian tersebut mengambil responden lansia.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Pirous Apreviadizy dan Ardhiana Puspitacandri

  Jurnal Psikologi Tabularasa Volume 9, No.1,April 2014:58-65 pada jurnal yang berjudul Perbedaan Stres Ditinjau dari Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja.

  Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan stres antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Populasi pada penelitian ini adalah ibu bekerja dan ibu tidak bekerja di Perumahan PDAM Kelurahan Sidokare. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah delapan puluh responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh, yaitu dimana dalam teknik pengambilan sampel menggunakan anggota populasi seluruhnya digunakan sebagai sampel. Analisa data untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan stress pada penlitian ini menggunakan analisis uji-t. Dari hasil penelitian didapatkan t-hitung = 8,257; sig= 0,000<0,05 yang menunjukkan ada perbedaan stres antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja, dimana stres banyak dialami pada ibu yang bekerja (mean 35,88), dari pada ibu tidak bekerja (mean 25,85).

  Persamaan dengan penelitian ini adalah materi hampir sama yaitu perbedaan stres antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

  Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan judul, perbedaan tempat penelitian, perbedaan latar belakang,perbedaan teknik pengambilan sampel.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Lila Utami dan Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi pada jurnal yang berjudul Perbedaan tingkat stres ditinjau dari empty nest syndrome dan status ibu.

  Tujuan penelitian ini untuk menguji perbedaan tingkat stres ditinjau dari status ibu dan tingkat empty nest syndrome, serta menguji pengaruh antara interaksi tingkat empty nest syndrome dan status ibu terhadap tingkat stres. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian komparatif. Sampel adalah ibu rumah tangga dan ibu bekerja berjumlah 60 orang yang berdomisili di Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Data diambil menggunakan skala tingkat stresdan skala empty nest syndrome dengan metode skala likert. Analisis data menggunakan teknik analisis varian 2 jalur dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and Servise Solution) versi 17.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres ditinjau dari status ibu (p=0,000), terdapat perbedaan tingkat stres ditinjau dari tingkat empty nest syndrome (p=0,002), dan interaksi status ibu dengan empty nest syndrome tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat stres (p=0,625). Berdasarkan status ibu, ibu rumah tangga memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dari pada ibu bekerja. Berdasarkan tingkat empty nest syndrome, tingkat empty nest syndrome tinggi cenderung menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi dari pada tingkat empty nest

  syndrome rendah.

  Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, materi yang disampaikan hampir sama yaitu tentang tingkat stress pada ibu. Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan judul, perbedaan analisis data, perbedaan pengambilan sampel, perbedaan tempat penelitian.

  6. Penelitian oleh Rupdi yang berjudul Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi 2013.

  Hasil penelitian : Hasil analisa statistik dengan uji komparasi paired t-test menunjukan p value kelompok intervensi 0,000<0,05 dan kelompok kontrol 0,004<0,05 yang keduanya menunjukan adanya perbedaan. Hasil uji statistik independent t-test menunjukan p value sebesar 0,000<0,05 yang menyatakan H0 ditolak. Kesimpulan : Ada pengaruh senam lansia terhadap tingkat stres pada lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013.

  Persamaan dengan penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang stress (pre- test dan post-test).

  Perbedaan dengan peneliti tersebut adalah responden lansia, tempat penelitian, beda senam.

  7. Penelitian oleh Ari Priana yang berjudul Pengaruh Olahraga Senam Tai Chi Terhadap Kesehatan Mental Emosional Lanjut Usia Hasil penelitian membuktikan bahwa latihan senam Tai Chi berpengaruh secara berarti terhadap kesehatan mental emosional komunitas lanjut usia Kota Tasikmalaya. Kelompok senam Tai Chi. Komunitas lanjut usia di Kota Tasikamalaya memiliki kesehatan mental emosional tergolong normal, dianjurkan bagi masyarakat lanjut usia maupun yang belum menginjak usia lanjut agar memiliki kesadaran akan pentingnya berolahraga khususnya senam Tai Chi dengan rutin sehingga baik sebelum maupun sesudah menginjak usia lanjut memiliki kesehatan mental emosional yang baik sebagai penunjang kesehatan tubuh secara keseluruhan.

  Persaamaan dengan penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti senam Tai Chi.

  Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah sampel lansia, tempat penelitian, meneliti mental emosional.

  8. Penelitian oleh Ruslina yang berjudul Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan Stres Kerja Pada Wanita Bekerja Berdasarkan hasil analisis Product moment diperoleh nilai koefisienkolerasi rxy sebesar = 0,622 dengan p = 0,000; p ≤ 0,01, yang menunjukkan ada kolerasi positif yang sangat signifikan antara konflik peran ganda dengan stres kerja. Sumbangan efektif dari kedua variabel ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar = 0,387 yang menunjukkan bahwa konflik peran ganda mempengaruhi variabel stres kerja sebesar = 38,7% dan 61,3% sisanya dipengaruhi variabel lainnya. Subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat konflik peran ganda yang sedang dengan rerata empirik sebesar = 87,35 dan rerata hipotetik sebesar = 97,5. Subjek juga mempunyai stres kerja yang sedang dengan rerata empirik sebesar = 101,52 dan rerata hipotetik sebesar = 105. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengetahui stress kerja pada ibu-ibu.

  Perbedaan dengan penelitian ini yaitu perbedaan tempat penelitian, perbedaan variabel penelitian, perbedaan metode penelitian.

  9. Penelitian oleh Roni Wahyudi yang berjudul Hubungan Kebiasaan Berolahraga Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Tahun Pertama Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai P value = 0,045 (p<0,05), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau angkatan 2014.

  Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang kebiasaan berolahraga.

  Perbedaan dengan penelitian ini perbedaan populasi, perbedaan tempat, perbedaan metode penelitian.

  10. Penelitian oleh Ari Priana yang berjudul Pengaruh Olahraga Senam Tai Chi Terhadap Kesehatan Mental Emosional Lanjut Usia.

  Hasil penelitian membuktikan bahwa latihan senam Tai Chi berpengaruh secara berarti terhadap kesehatan mental emosional komunitas lanjut usia Kota Tasikmalaya. Kelompok senam Tai Chi komunitas lanjut usia di Kota Tasikmalaya memiliki kesehatan mental emosional tergolong normal, dianjurkan bagi masyarakat lanjut usia maupun yang belum menginjak usia lanjut agar memiliki kesadaran akan pentingnya berolahraga khususnya senam Tai Chi dengan rutin sehingga baik sebelum maupun sesudah menginjak usia lanjut memiliki kesehatan mental emosional yang baik sebagai penunjang kesehatan tubuh secara keseluruhan.

  Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti senam tai chi/senam tera.

  Perbedaan dengan penelitian ini yaitu perbedaan populasi, perbedaan tempat penelitian, perbedaan metode penelitian.

  11. Penelitian oleh Esterina Fitri Lestari yang berjudul Pengaruh Pelatihan Tawa Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lanjut Usia (Lansia) yang Tinggal di Panti Wreda Hargo Dedali Penelitian dilakukan pada lansia dalam kependudukan Institution Hargo Dedali.

  Jumlah subjek penelitian 14 orang, terdiri dari kelompok kontrol 7 orang dan 7 percobaan kelompok. Alat pengumpulan data pasang surut dalam bentuk tingkat stres pada lansia yang terdiri dari 59 item. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik Mann-Whitney U Test, dengan bantuan program statistik SPSS versi 12.0. Dari hasil analisis Data penelitian diperoleh nilai siginifikansi sebesar 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara latihan tawa untuk menurunkan tingkat stres pada lansia dalam kependudukan institusi Hargo Dedali.

  12. Penelitian oleh Muhammad Sholihuddin Zuhdi yang berjudul Tertawa Sebagai Media Terapi Depresi Pada Lanjut Usia.

  Metode penelitian yang penyusun gunakan adalah diskriptif kualitatif dan dapat menghasilkan penemuan sebagai berikut : 1) Bentuk terapi tertawa yang digunakan di Taman Pembinaan Lansia Wirosaban RW XIV, Surosutan, Umbulharjo, Yogyakarta adalah a) sekelompok orang melakukan kegiatan tertawa bersama-sama, dengan menggunakan permainan-permainan yang dapat membuat anggota tertawa secara spontan. b)kelompok orang tidak harus berusaha untuk tertawa, namun tertawa yang digunakan disini tertawa sejati yang lebih dalam dan lebih spontan, serta lebih mengalir dari tubuh. 2) Tertawa dapat efektif untuk membantu orang yang mengalami depresi karena setelah tertawa seseorang mengalami perubahan suasana hati yang awalnya gundah dan gelisah menjadi lebih nyaman, tekanan darah yang semulanya tinggi menjadi turun hingga normal.

  13. Penelitian oleh Nasruliyah Hikmatul Maghfiroh yang berjudul Efektivitas Terapi Relaksasi Meditasi Dalam Menurunkan Tingkat Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu meditasi secara teratur dapat mengurangi ketegangan otot dengan menurunkan respon stres, dan pernafasan yang dalam akan meningkatkan sirkulasi oksigen, sehingga otot-otot cenderung mengendur dan tekanan darah akan lancar. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa terapi relaksasi meditasi efektif dalam menurunkan tingkat stres.

  Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu sama-sama menggunakan terapi relaksasi atau meditasi untuk mengurangi tingkat stres.

  Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu perbedaan metode penelitian, perbedaan responden, perbedaan tempat penelitian.

  14. Penelitian oleh Masitah Sagala yang berjudul Efek Pelatihan Untuk Menurunkan Stres Kerja Pada Karyawan Di Pt Madubaru Yogyakarta.

  Analisis data menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil uji beda

  Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa skor Z = -2,936 dan p = 0,003

  (<0,05), artinya bahwa ada perbedaan stress kerja sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan relaksasi, hasil ini menunjukkan bahwa pemberian pelatihan relaksasi pada karyawan secara signifikan dapat menurunkan stres kerja.

  Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu sama-sama membahas tentang relaksasi dan meditasi.

  Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu perbedaan responden, perbedaan tempat penelitian perbedaan metode penelitian.