PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

  

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

  

Oleh:

Nur Salim

NIM : 211 11 020

  

JURUSAN AHWAL AL- SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh GelarSarjana Hukum Islam

  

Oleh:

Nur Salim

NIM : 211 11 020

  

JURUSAN AHWAL AL- SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi KepadaYth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Di sampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa : Nama : Nur Salim NIM : 211 11 020 Judul : PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN

  KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 26 Juni 2015 Pembimbing, Tri Wahyu Hidayati, M. Ag.

  NIP.19741123 2000 03 2002

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

  

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang )

  Oleh Nur Salim

  NIM: 21111020 telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Selasa, 11 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  Sekretaris Penguji : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. Penguji I : Nafis Irkhami, M.Ag., MA. Penguji II : Luthfiana Zahriani, SH., MH.

  Salatiga, 11 Agustus 2015 Dekan Fakultas Syari‟ah

  Dra. Siti Zumrotun, M.Ag NIP. 19670115 199803 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Salim NIM : 21111020 Jurusan : Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas

  : Syari‟ah Judul Skripsi : PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN

  KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang)

  menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 26 Juni 2015 Yang menyatakan,

  Nur Salim NIM. 211 11 020

  

MOTTO

“Hiduplah dengan petunjuk hati nurani mu, niscaya engkau akan selamat!”

“Hidupkanlah hidupmu dengan kesibukan dan kesuksesan!”

  

“Investasikan hidupmu untuk meraih ridla-Nya!”

“Bahagiakanlah ibundamu, niscaya engkau akan dapatkan kebahagiaan

hakiki!”

“Cinta itu memang indah, namun ketahuilah bahwa cinta-Nya itu Maha

  

Indah!”

“Keluarlah dari kamarmu, nikmatilah kekuasaan dan keindahan

pemandangan yang Allah cipatakan!

  

“Bekerjalah untuk masa depan bangsa dan agamamu!”

“Carilah guru yang dapat mendekatkan engkau kepada Allah!”

“Nikmati cintamu dengan membuat acara khusus dengan kekasih halalmu!”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada Sang Maha Cinta, Allah Swt, Nabi Muhammad Saw, Ibunda Siti Asiyah, Ayahanda Isrofi, Guru Pembuka hatiku Habib Abdillah Al-

  Aydrus, Kakak Musyafa‟, Kakak Rofiqoh, Adik Azizah, Sahabat sekaligus motivatorku M. Syukron Rofiq; Semua teman-temanku di organisasi LDK Darul Amal IAIN Salatiga, Al-Khidmah Kampus Kota Salatiga, JQH Al-

  Furqon IAIN Salatiga, PMII Komisariat Joko Tingkir Salatiga, Ma‟had Al-Ishlaah Tin gkir Lor, Ma‟had IAIN Salatiga, guru-guru MI Al-Manaar Bener Tengaran yang senantiasa memotivasiku; Semua dosen, karyawan dan teman- teman baik di kampus satu maupun kampus dua, khususnya Safitri Nur Annisah, Puji Tri Utami yang senantiasa menyemangatiku; Asatidz-asatidzah, tetanggaku yang menyayangiku, warga desaku yang ramah, dan semua teman wanita yang pernah aku kenal terutama yang membuatku tegar dalam menghadapi beberapa masalah. Terimakasih atas dukungan kalian semua, aku mampu menyelesaikan perjuanganku menuju gelar sarjana Hukum Islam dan menjadi orang yang besar seperti sekarang ini, Semoga amal-amal kalian dicatat sebagai amal yang memenuhi timbangan kelak di akhirat dan mendapatkan ridha-Nya, Amiin.

KATA PENGANTAR

  Dengan Asma Allah Yang Maha Penyayang.Segala puji hanya milik Allah swt atas segala kenikmatan yang bersifat lahir maupun batin yang senantiasa diberikan kepada kita. Shalawat salam semoga senantiasa Allah swt limpahkan kepada teladan kita, Nabi Muhammad saw beserta keluarga, keturunan, dan para sahabat beliau. Semoga Allah memberikan ampunan_Nya kepada para pemimpin yang adil, serta kaum mukminin dan mukminat yang setia kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya.

  Kita perlu mengerti akan pentingnya pengelolaan zakat fitrah secara baik, benar dan tepat sasaran. Maka pengelolaan yang berdasarkan hukum positif dan hukum Islam sangatlah diperlukan untuk teru diperhatikan baik hal yang disebut sebagai rukun maupun syaratnya. Sehingga kemaslahatan masyarakat akan tercapai.

  Dalam hal ini peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Rachmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Dra. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Syukron Makmun, M. Si selaku Kajur Ahwal Al- Syakhshiyyah IAIN Salatiga.

  4. Ibu Evi Ariyani, M. H selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

  6. Seluruh dosen IAIN Salatiga dan karyawan akademik yang tidak dapat saya sebut satu persatu.

  7. Bapak Moh. Khusen, M. Ag. M. A beserta staf jajarannya selaku Wakil Rektor di Bidang Kemahasiswaan.

  8. Seluruh pegawai perpustakaan kampus IAIN Salatiga.

  9. Teman-teman baik itu di organisasi, kampus IAIN Salatiga, maupun santri di Ma‟had STAIN Salatiga dan Ma‟had Al-Ishlaah Tingkir Lor, Salatiga.

10. Warga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

  Semarang, dan 11. Keluarga tercinta di rumah.

  Yang bersedia memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan do‟a sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Peneliti menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Maka peneliti mengharapkan kritik dan saran para pembaca untuk perbaikan karya tulis ini.

  Salatiga, 26 Mei 2015 Peneliti

  

ABSTRAK

  Salim, Nur. 2015. Pengelolaan Zakat Fitrah Berdasarkan Konsep Maslahat Lil

  Ummat (Studi Kasus Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

  Tengaran, Kabupaten Semarang). Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Tri Wahyu Hidayati.

  Kata Kunci: Pengelolaan, Zakat fitrah, dan Konsep Maslahat.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan potensi zakat dan pencarian kembali dalil-dalil untuk memperbaiki administrasi dan pengelolaan yang sudah terlaksana di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang selama bertahun-tahun. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang?, (2) Apa faktor-faktor penyebab tokoh agama desa Tengaran menerapkan prinsip maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah di Desa Tengaran?, (3) Bagaimanakah konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah menurut warga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang?, dan (4) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahah

  lil ummat ini berkaitan dengan pengelolaan zakat fitrah?

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pengelolaan zakat fitrah meliputi: pembentukan panitia, rapat musyawarah, pendataan muzakki dan

  

mustahiq zakat fitrah, pengumpulan dan pendistribusian. Sementara untuk faktor

  penyebab masyarakat memakai prinsip maslahat lil ummat ini adalah untuk tujuan pemerataan distribusi zakat. Hal ini diambil dari dalil-dalil yang ada di Kitab Fikih Syarah Fathul Qarib dan untuk respon dari masyarakat sendiri ada pro dan kontra mengenai pengelolaan dan administrasinya. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu mengarahkan masyarakat untuk memperbaiki istimbat hukum dan administrasi serta pengelolaan zakat fitrah ke depannya.

DAFTAR ISI

  i SAMPUL………………………………………………………………. ii

  LEMBAR BERLOGO………………………………………………… iii JUDUL………………………………………………………………… iv NOTA PEMBIMBING……………………………………………….. v PENGESAHAN………………………………………………………. vi PERNYATAAN KEASLIAN …………..……………………………. vii MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………. KATA PENGANTAR…………………………………………………. ix xi ABSTRAK……………………………………………………………... DAFTAR ISI…………………………………………………………… xii

  1 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………. 4 C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 5 D.

  Kegunaan Penelitian……………………………………………. 5 E. Penegasan Istilah……………………………………………….. 6 F.

  7 Tinjauan Pustaka………………………………………………..

  G.

  13 Metode Penelitian……………………………………………… 1.

  13 Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………… 2. Lokasi Penelitian…………………………………………… 14 3.

  14 Sumber Data………………………………………………..

  4.

  15 Kehadiran Peneliti………………………………………….

  5.

  15 Teknik Pengumpulan Data………………………………… 6.

  16 Analisis Data……………………………………………….

  7.

  17 Pengecekan Keabsahan Data……………………………… 8.

  18 Tahap Penelitian…………………………………………… H.

  18 Sistematika Penulisan………………………………………….

  20 BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………… A.

  20 Pengertian Zakat Fitrah………………………………………..

  B.

  29 Pengertian Pengelolaan dan Distribusi Zakat Fitrah…………...

  1.

  29 Pengertian Pengelolaan……………………………………..

  2. Pengertian Distribusi……………………………………….. 31 C.

  36 Konsep Maslahat Menurut Ushul Fikih………………………...

  1.

  36 Pengertian Maslahat………………………………………...

  2.

  36 Konsep Maslahat dalam Ushul Fikih………………………. BAB

  48 III PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH…..

  A.

  Kondisi Geografis Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang …………………………………………… 48 B. Kondisi Sosial dan Keberagamaan Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa

  Tengaran, Kabupaten Semarang………………………………… 49 1.

  Kondisi Sosial Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang………………………………………... 49 2. Kondisi Keberagamaan Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

  Kabupaten Semarang………………………………………... 50 C. Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Fitrah………………………….. 52 1.

  SejarahPengelolaan Zakat Fitrah…………………………… 52 2. Tata Cara Pengelolaan Zakat Fitrah………………………… 52 3. Pandangan Masyarakat terhadap Pengelolaan Zakat Fitrah… 55 a.

  Pandangan Panitia Musyawarah………………………… 55 b. Pandangan Panitia Pengumpul Zakat Fitrah…………….. 55 c. Pandangan Pendata Zakat Fitrah………………………... 60 d. Pandangan Mustahiq Zakat Fitrah………………………. 61 e. Pandangan Tokoh Agama……………………………….. 62 BAB IV.

  64 ANALISIS…………………………………………………… A. Analisis Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru Berdasarkan Hukum

  Positif……………………………………………………………. 64 B. Analisis Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru Berdasarkan Hukum

  Islam…………………………………………………….. 67

  BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP……………………………... 71 A. Kesimpulan………………………………………………………. 71 B. Saran……………………………………………………………… 74 1. Untuk Panitia Pengumpul Zakat Fitrah Dusun Kaliwaru…….. 74 2. Untuk Lembaga Kampus……………………………………... 74 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 75

  LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.

  Data Zakat Fitrah tahun 1434 H 2. Data Zakat Fitrah tahun 1435 H

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

  

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang )

  Oleh Nur Salim

  NIM: 21111020 telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Skripsi Fakultas Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Selasa, 11 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  Sekretaris Penguji : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. Penguji I : Nafis Irkhami, M.Ag., MA. Penguji II : Luthfiana Zahriani, SH., MH.

  Salatiga, 11 Agustus 2015 Dekan Fakultas Syari‟ah

  Dra. Siti Zumrotun, M.Ag NIP. 19670115 199803 2 002

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harta adalah karunia dan amanah yang diberikan oleh Allah Swt

  kepada manusia.Harta bukanlah menjadi hak pribadi saja. Dia memiliki fungsi sosial, artinya selain menjadi hak individu, dia juga harus ditasharufkan kepada individu yang lain.Manusia dibekali dengan akal yang mampu mengarahkan mereka untuk hidup dan bertahan hidup.Cara untuk bertahan hidup adalah dengan mengelola kekayaan alam dan kekayaan berupa harta.

  Dalam pandangan Islam terhadap harta itu sangat ideal.Islam mengajarkan kepada umatnya agar mempunyai etos kerja yang tinggi, bekerja dan mencari harta dengan sungguh-sungguh. Pada saat yang sama, harta itu harus dibelanjakan dengan baik, untuk beribadah, untuk sanak keluarga dan sebagiannya lagi disedekahkan kepada yang membutuhkan. (Yusuf, 2004: v)

  Ada bagian harta untuk orang lain yang memerlukannya karena dia memiliki fungsi sosial tadi.Dalam Islam dikenal dengan zakat, infaq, dan shadaqah.Zakat, infaq dan shadaqah merupakan salah satu ketetapan-Nya yang menyangkut harta. Karena Allah SWT menjadikan harta benda sebagai sarana kehidupan untuk manusia seluruhnya, maka ia harus diarahkan untuk kepentingan bersama (Yusuf. 2004:34)

  Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang seringkali ditemukan dalam Al- Qur‟an disandingkan dengan kewajiban shalat.Hal ini diatur dalam QS. Al-Baqarah: 43 yang berbunyi:

  

  “Dan dirikanlah shalat, dan bayarkanlah zakat, dan rukuklah kamu bersama orang- orang yang rukuk!”

  Zakat dalam Islam dibagi menjadi dua.Yaitu zakat fitrah dan zakat mal.Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan oleh muzakki dalam bentuk bahan makanan pokok sesuai kadarnya. Sementara zakat mal adalah zakat yang dikeluarkan oleh muzakki dalam bentuk barang/ benda sesuai kadar dan nishabnya.

  Berbicara mengenai zakat fitrah yang berupa makanan pokok tadi, tentunya harus sesuai dengan kadarnya yaitu sebesar 2,5 kilogram atau sebanyak 3,5 liter. Zakat fitrah ini biasanya dikeluarkan pada tanggal 1 Ramadhan hingga malam 1 Syawal atau maksimal sebelum shalat idhul fitri. Yusuf (2004: 49) menjelaskan bahwa kadar zakat fitrah untuk tiap orang, jika dibayar dalam bentuk biji-bijian makanan, seperti beras, gandum, atau jagung adalah sebanyak satu

  sha‟ (setara dengan 3,5 liter).

  Jika dibayar dalam bentuk uang, besarnya adalah senilai harga 3,5 liter biji-bijian makanan tersebut.

  Zakat fitrah ini diberikan/diperuntukkan kepada 8 asnaf yang disebut dengan mustahiq. Mereka yang disebut sebagai mustahiq meliputi: fakir, miskin, ghorim (orang yang mempunyai hutang), amil (panitia pengelola zakat), sabilillah (orang yang berjuang untuk agama Allah),

  

ibnu sabil (orang yang mengabdikan diri untuk kemajuan Islam), hamba

sahaya, dan muallaf (orang yang baru masuk Islam).

  Hal ini sudah diatur dalam QS. At-Taubah: 60 yang berbunyi: 

   “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin , pengurus-pengurus zakat (amil/panitia), para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

  Zakat bertujuan untuk mensejahterakan umat, sebagai ungkapan rasa syukur karena telah diberikan nikmat dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.swt. Dalam perkembangannya, Negara Indonesia membentuk sebuah lembaga pengelola zakat yang diberi nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). Hanya lembaga tersebut yang dilegalkan untuk mengelola zakat.Hal ini sesuai dengan amanah Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Zakat.Namun kenyataan yang terjadi di negara ini setiap desa membentuk lembaga pengelola zakat mandiri seperti halnya yang dilakukan oleh takmir masjid.

  Terkadang dalam pengelolaannya, zakat ini diberikan secara merata dan didistribusikan bukan hanya untuk 8 asnaf tetapi semua warga yang ada.Seperti halnya yang terjadi di sekolah-sekolah dan di desa- desa.Tidak berbeda dengan yang terjadi di Desa Tengaran. Ada sebuah keunikan yang terjadi di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang dimana zakat dikumpulkan di malam hari raya Idul Fitri, ditakar kembali dengan kadar sesuai jumlah anggota keluarga mustahiq (kaum dhuafa) dan didistribusikan secara merata tanpa melihat latar belakang profesi apakah dia tergolong 8 asnaf atau tidak.

  Terkadang juga beras yang dibayarkan sebagai zakat diperuntukkan kepada keluarga janda kaya ataupun orang tua yang memiliki jaminan sosial atau jaminan dana pensiun. Sehingga kurang sesuai dengan tuntuanan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah.

  Akan tetapi hal ini sudah menjadi tradisi turun-menurun semenjak Penjajahan Belanda dan disepakati oleh tokoh agama yang ada di desa.Mereka mendasarkan pada prinsip maslahat lil ummat.Atau dapat dikatakan sebagai mensejahterakan warga desa melalui zakat. Maka dalam hal ini saya mencoba mengangkatnya dalam sebuah penelitian skripsi dengan judul : ”Pengelolaan Zakat Fitrah berdasarkan Konsep

  Maslahat Lil Ummat : Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

  Kecamatan Tengaran, Kabu paten Semarang.”

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang? 2. Apa faktor-faktor penyebab tokoh agama desa Tengaran menerapkan prinsip

  

maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah di Desa Tengaran?

  3. Bagaimanakah konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah menurut warga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang?

  4. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahah lil ummat ini berkaitan dengan pengelolaan zakat fitrah?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui alasan mengapa tokoh agama Desa Tengaran memilih prinsip maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah di Desa Tengaran.

  3. Untuk mengetahui konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah menurut waga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang.

4. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahah lil ummat berkaitan dengan zakat fitrah.

D. Kegunaan Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis: a.

  Memperluas wawasan dalam ranah keilmuan perzakatan. b.

  Sebagai bahan referensi pembelajaran ilmu Mata Kuliah Hukum Zakat dan Wakaf khususnya tentang pengelolaan zakat fitrah.

  c.

  Sebagai bahan referensi pembelajaran ilmu tentang pengelolaan zakat fitrah bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi pembaca Dapat menambah wawasan tentang pengelolaan zakat fitrah serta bahan diskusi fikih kontemporer mengenai zakat fitrah dan problematikanya.

  b.

  Bagi peneliti 1.

  Menerapkan ilmu yang didapatkan dari Mata Kuliah Hukum Zakat dan Wakaf dalam menjawab persoalan zakat fitrah di masyarakat khususnya di Desa Tengaran.

  2. Menambah pengalaman berharga dari kegiatan penelitian yang terkait dengan pengelolaan zakat fitrah yang dilakukan di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang.

3. Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) dalam bidang hukum perdata Islam (syari‟ah).

E. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah dalam hal ini berguna untuk mengurangi kesalahan, ambiguitas dan ketidakpahaman pembaca dalam menelaah dan mengkaji penelitian. Maka dari itu, peneliti akan memberikan beberapa gambaran pengertian mengenai ruang lingkup dalam penelitian sebagaimana berikut ini:

1. Menurut UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan zakat,

  Pengelolaan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

  2. Zakat adalah nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah Ta‟ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan pelbagai kebaikan (Sabiq. 1978: 5).

  Sementara menurut UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, zakat diartikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

  Sementara zakat fitrah berarti zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik yang masih kecil (dalam kandungan) atau telah dewasa, laki- laki maupun perempuan dan orang merdeka maupun hamba sahaya, dikeluarkan pada akhir bulan Ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri (Farkhani, 2013: 111).

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat fitrah adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik yang masih kecil (dalam kandungan) atau telah dewasa, laki- laki maupun perempuan dan orang merdeka maupun hamba sahaya, dikeluarkan pada akhir bulan Ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri.

  3. Maslahat menurut Imam Al-Ghazali adalah mengambil manfaat dan menolak kemudharatan dalam rangka memelihara tujuan- tujuan syara‟ (Haroen, 1996: 114).

  4. Ummat adalah khalayak umum, publik, orang banyak. Hal ini disarikan dari pengertian maslahah al-

  „Ammah, yaitu kemaslahatan yang menyangkut kepentingan orang banyak (Haroen. 1996: 116).

  Sehingga maslahat lil ummat dapat diartikan sebagai sistem dalam usaha mengambil manfaat dan menolak kemadharatan guna kepentingan orang banyak dalam rangka menjaga tujuan- tujuan syara‟.

5. Tinjauan Pustaka

  Setelah penulis melaksanakan penelusuran literatur yang membahas mengenai zakat fitrah dan pengelolaannya, penulis telah menemukan beberapa referensi khususnya dari skripsi dan buku. Diantaranya yang dapat dijadikan sumber telaah pustaka adalah sebagai berikut: Dalam skripsi yang berjudul

  UrgensiTa‟mir Masjid dalam Pengelolaan Zakat Pasca Terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat di takmir Masjid Al-Huda Dukuh Ledok, Nurul Hidayah Dukuh Jurang Gunting dan Al-Musyarofah Dukuh Cebongan Kota Salatiga

  STAIN Salatiga 2012 Achmad Saifudin menjelaskan pengelolaan zakat yang dilakukan setiap tahun setiap bulan Ramadhan di Dukuh Ledok, Dukuh

  Jurang Gunting dan Dukuh Cebongan. Penelitiannya terfokus pada mengapa masyarakat khususnya takmir masjid membentuk panitia pengumpul zakat dalam mengelola zakat tanpa ijin dari pejabat yang berwenang. Padahal sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 18 ayat 1 bahwa pembentukan LAZ wajib mendapat ijin dari menteri atau pejabat yang berwenang.Sementara itu, masyarakat di Dukuh Ledok, Dukuh Jurang Gunting, dan Dukuh Cebongan melakukan pengelolaan zakat secara swakelola karena adanya sikap kurang percaya dengan UPZ resmi dan kekhawatiran warga jika penyaluran zakat kurang tepat sasaran. Dia menjelaskan bahwa kinerja ta‟mir masjid dalam pengelolaan zakat memiliki potensi yang baik untuk dijadikan sebagai kantong pengentasan kemiskinan meski cakupan kerja dalam lingkup lokal dan akibat hukum bagi takmir masjid yang melakukan pengelolaan zakat secara swadaya belum dapat dilaksanakan. Apabila dilaksanakan, maka banyak ketua takmir masjid yang akan dikenai hukuman pidana kurungan dan dikenai denda.

  KemudianCatur Dyah Handayani dalam skripsi yang berjudul

  

Peranan Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Salatiga Terhadap Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Tahun 2003-2006 STAIN Salatiga Tahun 2006

  menjelaskan tentang peran BAZ Kota Salatiga dalam mengelola zakat untuk memberdayakan perekonomian umat khususnya di Kota Salatiga dari tahun 2003 hingga 2006. Dari hasil penelitiannya, BAZ melakukan pengumpulan dana zakat yang dipungut dari para pegawai dan karyawan di wilayah Kota Salatiga, lalu disetorkan di Bank BPD cabang Kota Salatiga dengan nomor rekening 1.033.00075.2. dan didistribusikan kepada asnaf dengan prosentase 50% untuk fakir miskin, 40% untuk sabilillah, dan 10% untuk ibnusabil,

  

muallaf dan ghorim. Selain itu, dengan adanya wadah BAZ ini, warga

  Salatiga bisa saling menolong saudaranya (mustahiq), BAZ telah memaksimalkan kerja dalam organisasinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya fakir miskin dan memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia yaitu dengan pemberian bantuan bagi siswa SD, MI, dan SMP di Salatiga.

  Muhammad Fauzi dalam skripsi yang berjudul “Pelaksanaan

  

Penyaluran Zakat Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat (Studi Kasus di Desa Salamkanci Kecamatan Bandongan Kabupaten

Magelang) STAIN Salatiga Tahun 2012 menjelaskan bahwa selama ini

  potensi zakat di Indonesia belum dikembangkan secara optimal dan belum dikelola secara profesional. Sementara Pelaksanaan penyaluran zakat di Desa Salamkanci Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang sudah sesuai syari‟at dan ketentuan undang-undang yang berlaku dimana pengurus BAZIS menggunakan sistem pasif dan sistem aktif. UU No. 23 Tahun 2011 belum memberikan pengaruh positif di Kabupaten Magelang dibuktikan dengan belum adanya kantor sendiri bagi lembaga-lembaga pengelola zakat tidak terkecuali di Desa Salamkanci. Dalam hal mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan sebagaimana diamanahkan di UU No. 23 Tahun 2011 Pasal 3 ayat (2), tidak mudah dilaksanakan oleh BAZIS di Desa Salamkanci dikarenakan terbatasnya kesadaran masyarakat akan kewajiban zakat, sifat manusia yang kikir, pembenturan kepentingan selain membayar zakat mereka juga membayar tagihan listrik, PDAM, kredit motor dan sebagainya. Kemudian masalah faktor pendukung dalam pelaksanaan penyaluran zakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat adalah adanya peraturan daerah sebagai landasan bagi BAZIS dalam pengelolaan zakat, banyaknya ulama‟ sebagai fasilitator dalam pengelolaan zakat, SDM yang terampil dan profesional, pengelolaan zakat yang tertata dengan baik dan fasilitas dana operasional, sarana kerja dan dukungan kebijakan yang memadai.

  Rina Yatimatul Faizah dalam skripsi yang berjudul

  “Pelaksanaan dan

Pengelolaan Zakat Profesi dalam Tinjauan Fiqh dan Perundang-undangan di

Indonesia (Studi di LAZIS PT. PLN (Persero) APJ Salatiga” STAIN Salatiga

Tahun 2012) menjelaskan bahwa mekanisme penghimpunan zakat di PT. PLN

  unit layanan Kota Salatiga dilakukan berdasarkan Surat Keterangan General Manager PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 059.K/GM.DJTY/2005. Zakat tersebut diambil dari 2,5 % dari gaji bersih karyawan setiap bulannya. Kinerja LAZIS sudah cukup profesional dan optimal dalam pengelolaan dan pendistribusian dalam membantu masyarakat miskin untuk mengakses pendidikan.

  Tri Wahyu Hidayati dalam penelitiannya yang berjudul

  “Implikasi

UU No. 23 Tahun 2011 Terhadap Pengelolaan Zakat di Indonesia: (Studi

terhadap Lembaga Pengelola Zakat di Jawa Tengah) menjelaskan bahwa

  pemahaman BAZ dan LAZ terhadap UU No. 23 Tahun 2011 beragam, ada yang memahaminya secara detail dan ada pula yang hanya secara global saja. Ada beberapa BAZ dan LAZ yang menyambut Undang-undang ini dengan menunggu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan lanjut, ada pula beberapa LAZ yang tidak menyetujui beberapa pasal di dalamnya menyangkut keberadaan LAZ itu sendiri. Belum ada perubahan yang signifikan terhadap BAZ dan LAZ dalam melaksanakan pengelolaan zakat berdasarkan UU terbaru, sehingga mereka masih menggunakan UU No. 38 tahun 1999.Hal ini dikarenakan UU No. 23 Tahun 2011 masih menunggu PP dan uji materi dari Mahkamah Konstitusi terhadap beberapa pasal.

  Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dinyatakan bahwasanya amil zakat memiliki peran untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam hal mengumpulkan, mengambil dan mendistribusikan kepada mustahiq secara tepat sasaran dan benar caranya. Sementara dalam Pasal 17 menjelaskan fungsi dari amil itu sendiri yakni untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaanpengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaanzakat, masyarakat dapat membentuk LAZ.Maka dari itu, sangatlah perlu adanya pengawasan dan pendidikan berkala terhadap amil dalam hal pengelolaan dan pendistribusian ini.

  Sementara itu, peneliti akan memfokuskan penelitian dalam melihat bagaimana tata cara pelaksanaan pengelolaan zakat fitrah dengan menggunakan konsep maslahat lil ummat beserta faktor-faktor yang menjadikan mereka bersikukuh untuk membagikan zakat fitrah yang seharusnya disalurkan kepada orang fakir-miskin tetapi juga dibagikan kepada orang-orang kaya. Peneliti juga akan mengkaji secara mendalam mengenai sistem yang telah dibangun bertahun-tahun dalam hal pengelolaan zakat fitrah yang menerapkan prinsip kesetaraan dan kemerataan khususnya di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang.

6. Metode Penelitian

  Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a.

  Metode dan Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

  Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Munawaroh: 2012: 17).

  Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan sosiologis dan yuridis-normatif. Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang menggunakan berbagai metode pengumpulan data, diantaranya metode pengamatan, metode wawancara, metode analisis life history, metode analisis folklore, metode mencatat mimpi, metode survei lintas budaya dan metode- metode lain (Bungin, 2011: 94). Dalam hal ini peneliti akan menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Sementara itu, pendekatan yuridis-normatif adalah pendekatan yang digunakan untuk menemukan apakah suatu perbuatan hukum sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku atau tidak.Dengan pendeketan ini dapat diketahui apakah konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat sesuai dengan perundang-undangan dan hukum Islam.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

  Kabupaten Semarang.Peneliti bertindak sebagai pengumpul data sekaligus terjun langsung dan mewawancarai masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang.

  3. Sumber data Penelitian ini menggunakan dua sumber data sebagai berikut: a.

  Data Primer Merupakan keterangan atau fakta yang terjadi di lapangan. Data primer ini dapat diperoleh langsung dari tindakan panitia pengelola zakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang yang kurang sesuai dengan tuntunan hukum Islam, melainkan berdasarkan ijtihad tokoh agama desa melalui prinsip maslahat lil ummat.

  b.

  Data Sekunder Merupakan data yang mencakup dokumen-dokumen resmi baik berupa buku, majalah, artikel, hasil penelitian sebelumnya atau media lain yang menunjang sebagai landasan teori.

  4. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.Instrumen yang peneliti gunakan adalah alat tulis, dan alat dokumentasi.Akan tetapi instrumen tersebut hanyalah sebagai pendukung.Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan.Kehadiran peneliti disini adalah untuk mencari data-data mengenai pelaksanaan pengelolaan zakat fitrah berdasarkan konsep

  maslahat lil ummat dan dokumen-dokumen yang dapat dijadikan bahan

  analisis serta untuk melakukan wawancara terhadap panitia zakat fitrah guna menggali keterangan yang diperlukan.

  5. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipakai oleh peneliti dalam mengkaji objek adalah dengan metode wawancara (interview). Menurut Mulyana (2004: 180), wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Maslikhah, 2013: 321). Wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan beberapa narasumber diantaranya: a.

  Panitia pendata muzakki dan mustahiq untuk mengetahui kalkulasi kadar zakat yang telah terjadi beberapa tahun ke belakang.

  b.

  Panitia musyawarah pemutus muzakki dan mustahiq dalam hal ini tokoh agama Desa Tengaran guna mengetahui tata cara penunjukan mana warga yang termasuk muzakki dan mana yang sebagai mustahiq. c.

  Panitia pengumpul zakat fitrah guna mengetahui tata carapengelolaan zakat fitrah melalui konsep maslahat lil ummat.

  d.

  Panitia distributor/pembagi zakat fitrah untuk mengetahui cara pendistribusian zakat fitrah.

  e.

  Tokoh agama dan tokoh masyarakat guna mengetahui manfaat dari pengelolaan zakat fitrah melalui konsep maslahat lil ummat.