AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni) DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER Repository - UNAIR REPOSITORY

  CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni)

  

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

SURABAYA

2012

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL

DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER RIZAL FIRDAUS

  CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni)

  

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

SURABAYA

2012

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL

DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER RIZAL FIRDAUS 050810281

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

  Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul:

  

Aktivitas Hipoglikemi dari Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto

(Andrographis paniculata) dan Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) dan

  

Profil Metabolit Sekunder

  untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Airlangga untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

  Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

  Surabaya, 15 Oktober 2012 Rizal Firdaus

  NIM: 050810281

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

SURAT PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Rizal Firdaus NIM : 050810281 Fakultas : Farmasi menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil tugas akhir yang saya tulis dengan judul:

  Aktivitas Hipoglikemi dari Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) dan Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Profil Metabolit Sekunder

  adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarisme, maka saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh. Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Surabaya, 15 Oktober 2012

  Rizal Firdaus NIM: 050810281

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Lembar Pengesahan

  

AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL

CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis

paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni)

  

DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi

Pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

  

2012

Oleh :

RIZAL FIRDAUS

050810281

  

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Prof. Dr. Sukardiman, Apt. MS Drs. Herra Studiawan, MS.

  

NIP. 19630109 198810 1 001 NIP. 19570310 198601 1001

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik- baiknya.

  Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Aktivitas Hipoglikemi dari Teh Herbal Campuran Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) dan Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Profil Metabolit Sekunder” ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Prof. Dr. Sukardiman, MS., Apt., sebagai pembimbing utama yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan baik moril maupun materiil kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. Drs. Herra Studiawan, MS., sebagai pembimbing serta yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, telah membimbing saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  3. Dr. Bambang Tri Purwanto, MS., Apt., sebagai dosen wali yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran telah memberi semangat dan membantu saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Umi Athiyah, MS., Apt., atas kesempatan yang diberikan kepada saya mengikuti pendidikan program Sarjana.

  5. Departemen Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengerjakan skripsi di departemen ini.

  6. Para dosen serta guru saya, yang telah mendidik serta mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. vii

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  7. Keluarga yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kedua orang tua saya, H. Muhammad Ari dan Hj. Kartini Dasawarsih serta kakak dan adik saya, Bayu Suherman, S.Si dan Farid Naufal.

8. Teman-teman Tim Antidiabetes yang selalu membantu, Riza Nurayu

  Fitriana, M. Ainun Najib, Awang Bilal S., Iqbal Aya Sofia, Pradipto Danendro, Yunita Andri dan Evan Susandi, serta laboran Laboratorium Hewan, M. Eko Adiputra.

  Akhir kata, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. viii

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

RINGKASAN

AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL CAMPURAN

  

HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI

(Swietenia mahagoni) DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER

  Rizal Firdaus Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi retina, ginjal, dan terutama sistem saraf (Debasis et al, 2011). Melihat etiologinya diabetes melitus (DM) di klasifikasikan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit autoimun atau idiopatik, DM tipe 2 yang terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin, Gestational Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan dan DM akibat penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat lain (Farmakologi dan Terapan FK UI, 2008; Dipiro et al, 2008).

  Banyak obat hipoglikemik oral, seperti sulfonilurea dan biguanides yang digunakan bersama dengan insulin untuk pengobatan diabetes melitus, namun obat ini memiliki efek samping yang signifikan (Debasis et al, 2011). Obat yang berasal dari tanaman obat sering dipertimbangkan dari segi keamanan dan biaya yang relatif lebih murah. Salah satu tanaman obat di Indonesia yang terkenal memiliki khasiat adalah sambiloto (Andrographis paniculata) dan mahoni (Swietenia mahagoni). Pada sambiloto terdapat andrografolida dan pada biji mahoni terdapat swietenin yang keduanya berfungsi dalam menghasilkan efek hipoglikemi.

  Dalam penelitian ini, dilakukan uji aktivitas hipoglikemi dari teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) untuk mengetahui efek sinergis dari kedua campuran tersebut. Selain itu, juga ditentukan profil metabolit sekunder dari masing-masing tanaman dan campuran keduanya dengan metode KLT Densitometri. Cara pembuatan teh herbal yaitu simplisia herba sambiloto

  

dan biji mahoni digiling menjadi serbuk halus yang kemudian akan

dimasukkan ke dalam tea bag sebanyak 10g. Untuk teh herbal campuran

herba sambiloto dengan biji mahoni maka dimasukkan serbuk halus yang

telah digiling ke dalam tea bag sesuai dengan perbandingan (1:1; 1:2; 2:1)

dengan berat total 10g. Tea bag ini kemudian akan di seduh dengan air

mendidih sebanyak 100ml. Hasil seduhan teh herbal inilah yang kemudian

akan di uji aktivitas hipoglikeminya pada hewan coba mencit diabetes yang

  ix

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

telah diinduksi aloksan. Sebelum diinduksi mencit harus dipuasakan 18 jam

terlebih dahulu (hanya disediakan minum). Aloksan monohidrat

diinjeksikan secara intraperitonial pada mencit dengan dosis 150mg/Kg BB

(Etuk, 2010). Kadar glukosa darah diperiksa setelah 72 jam dan kadar

glukosa darah mencit yang di atas 200 mg/dL adalah yang digunakan dalam

penelitian.

  Pada penelitian ini membutuhkan 48 ekor mencit yang dibagi

menjadi 8 kelompok dengan 6 ekor mencit untuk tiap kelompoknya.

Kelompok normal (non-diabetes) tidak diinduksi aloksan dan tidak

mendapat perlakuan sama sekali, kelompok kontrol negatif diberi perlakuan

CMC-Na 0,5% dan kelompok kontrol positif diberi perlakuan glibenklamid

(0,013mg/20g BB). Kelompok I adalah kelompok mencit diabetes yang

diberi perlakuan teh herbal herba sambiloto (0,4ml/20g BB). Kelompok II

adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal biji

mahoni (0,4ml/20g BB). Kelompok III adalah kelompok mencit diabetes

yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni

perbandingan (1:1) 0,4ml/20g BB. Kelompok IV adalah kelompok mencit

diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji

mahoni perbandingan (1:2) 0,4ml/20g BB. Sedangkan yang terakhir adalah

kelompok V yaitu kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh

herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan

(2:1) 0,4ml/20g BB. Evaluasi kadar glukosa darah mencit dilakukan pada

hari ke-1, 3, 5, dan 7 selama perlakuan. Pengambilan darah dilakukan 2 jam

setelah pemberian perlakuan dengan cara melukai ujung ekor hewan coba

mencit menggunakan jarum.

  Dari hasil perlakuan selama tujuh hari, didapatkan hasil

penelitian berupa profil kadar glukosa darah mencit terhadap pengaruh

pemberian teh herbal. Data dibuat dalam bentuk rata-rata ± SEM. Teh

herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan

(2:1) dengan dosis 0,4ml/20g BB yang memberikan penurunan kadar

glukosa darah mencit paling besar mulai dari hari ke-0 (417,80±76,60

mg/dL) hingga hari ke-7 (329,60±71,44 mg/dL) dengan rata-rata penurunan

kadar glukosa darah sebesar 88,20 mg/dL. Rata-rata penurunannya juga

lebih besar jika dibandingkan dengan kedua teh herbal tunggalnya maupun

perbandingan yang lainnya. Dilihat dari komposisinya, herba sambiloto

lebih dominan dalam teh herbal campuran tersebut. Artinya dalam

campuran ini, herba sambiloto memberikan kontribusi besar dalam

penurunan kadar glukosa darah. Jika dikombinasikan dengan biji mahoni,

maka akan memberikan efek yang sinergis dalam menurunkan kadar

glukosa darah.

  x

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Setelah itu dilakukan analisis statistik untuk mengetahui

perbedaan rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencit antar kelompok

perlakuan. Rata-rata penurunan dari masing-masing kelompok dianalisis

statistik menggunakan Anova One Way dan diperoleh nilai p hitung antar

kelompok = 0,006 (p<0,05). Untuk mengetahui kelompok mana yang

berbeda secara signifikan, analisis statistik dilanjutkan dengan Post Hoc

Test metode Tukey. Hasil analisis Post Hoc Test metode Tukey dari semua

kelompok, hanya kontrol positif yang memiliki perbedaan bermakna

  (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol negatif namun secara deskriptif teh herbal herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya mempunyai efek hipoglikemi pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan dalam waktu tujuh hari.

  Profil metabolit sekunder dari bahan uji dilakukan dengan metode KLT-Densitometri dengan menggunakan eluen campuran

Kloroform:Metanol (9:1). Setelah di eluasi, plat dilihat dibawah sinar UV

254nm dan 366nm untuk dilihat noda yang terbentuk. Di bawah sinar UV

254 nm, terlihat tiga totolan (teh herbal herba sambiloto, teh herbal bii

mahoni dan teh herbal campuran 1:1) menghasilkan dua noda, sedangkan

dua totolan lain (teh herbal campuran 1:2 dan 2:1) menghasilkan tiga noda.

Untuk andrografolida terlihat noda yang sangat jelas pada sinar UV 254nm.

Sedangkan jika dilihat di bawah sinar UV 366 nm noda dari totolan teh

herbal herba sambiloto dan standar andrografolida tidak muncul, namun

untuk keempat totolan lainnya muncul noda.

  Setelah dilihat di bawah sinar UV 254 nm dan 366 nm, plat KLT ®

  TLC kemudian dipayar menggunakan instrumen densitometer CAMAG

Scanner 3 untuk melihat profil kromatogram dan harga Rf-nya. Pada

pemayaran dengan sinar UV 254 nm, tercatat 3 hingga 5 noda yang muncul

pada tiap totolan (kecuali standar andrografolida) dengan nilai Rf yang

sangat beragam. Sedangkan pada pemayaran dengan sinar UV 366 nm,

terdapat 1 hingga 2 noda yang muncul pada tiap totolan (kecuali standar

andrografolida) dengan nilai Rf yang juga sangat beragam. Untuk noda

standar andrografolida mempunyai harga Rf 0,26 pada sinar UV 254nm,

sedangkan pada sinar UV 366nm noda andrografolida tidak muncul. Hal ini

diperkirakan karena senyawa andrografolida tidak bisa menyerap pada

panjang gelombang 366nm.

  Kemudian yang terakhir yaitu plat KLT disemprot dengan

penampak noda Anisaldehid-H SO Pada keenam bahan uji muncul 2

2

4 .

hingga 3 noda yang berwarna merah keunguan sampai ungu, yang

menunjukkan adanya senyawa terpenoid dengan harga Rf yang beragam.

  xi

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRACT

Hypoglycemic Activity Herbal Tea Combination of Andrographis

paniculata Herbs and Swietenia mahagoni Seeds and Their Secondary

Metabolite Profiling

  Rizal Firdaus Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder that continues to present a major world wide health problem. Numerous herbal drugs like

  

Andrographis paniculata and Swietenia mahagoni have been used by

  people of various cultures to treat diabetes. The aim of this research was to measure the hypoglycemic activity herbal tea of Andrographis paniculata herbs and Swietenia mahagoni seeds and their combination in alloxan- induced diabetic mice. The tea was prepared by brewing 10 g herbal tea with 100 ml of boiling water for 10 minutes. The herbal tea of

  

Andrographis paniculata herbs, Swietenia mahagoni seeds, combination

  with ratio 1:1, 1:2 and 2:1 (0.4 ml/20 g BW), was administered orally to groups I, II, III, IV and V respectively. The reference drug glibenclamide (0,013 mg/10 g BW) and CMC-Na were also administered orally to animals in positive and negative control group respectively.

  Oral administration of herbal tea for seven days resulted in a slight reduction in blood glucose level. Statistically there is no groups that has significant difference with negative control groups (P < 0.05) except positive control. Therefore the herbal tea combination of Andrographis

  

paniculata herbs and Swietenia mahagoni seeds with ratio 2:1, showed the

  biggest reduction in blood glucose level (88.20 ± 43.16 mg/dl). The secondary metabolite profiling was done by establish the TLC and chromatogram profile. TLC profiling was performed out using Chloroform:Methanol (9:1) as mobile phase. Then, TLC plate scanned in wavelength 254 nm and 366 nm using CAMAG TLC Scanner 3.

  Keywords: Andrographis paniculata, Swietenia mahagoni, hypoglycemic activity, herbal tea xii

  xiii

  2.1.1 Pengertian diabetes melitus........................................8

  2.4 Tinjauan Aloksan ................................................................19

  2.3 Tinjauan Glibenklamid .......................................................18

  2.2.2 Swietenia mahagoni. ..................................................15

  2.2.1 Andrographis paniculata ...........................................10

  2.2 Tinjauan Tanaman .............................................................10

  2.1.4 Terapi Oral Antidiabetes Drug (OAD) ......................9

  2.1.3 Klasifikasi ..................................................................9

  2.1.2 Epidemiologi..............................................................8

  2.1 Diabetes Melitus .................................................................8

  

DAFTAR ISI

Halaman

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1.4 Manfaat penelitian ..............................................................6

  1.3.2 Tujuan khusus ............................................................6

  1.3.1 Tujuan umum .............................................................6

  1.3 Tujuan Penelitian ................................................................6

  1.2 Rumusan Masalah ...............................................................5

  1.1 Latar Belakang ....................................................................1

  BAB I PENDAHULUAN

  KATA PENGANTAR ...........................................................................vii RINGKASAN ........................................................................................ix ABSTRACT ..........................................................................................xii DAFTAR ISI .........................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................xvii DAFTAR TABEL .................................................................................xix DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................xxi

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  2.5 Tinjauan Teh Herbal ...........................................................20

  2.5.1 Definisi teh herbal .....................................................20

  2.5.2 Metode rebusan (decoction) ......................................20

  2.6 Tinjauan Profil Metabolit Sekunder....................................21

  2.7 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .........................21

  2.7.1 Kromatografi lapis tapis (KLT) – Sinar Ultraviolet ...22

  2.7.2 Kromatografi lapis tipis (KLT) - Densitometri .........23

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

  3.1 Uraian Kerangka Konseptual ..............................................25

  3.2 Hipotesis penelitian.............................................................26

  3.3 Skema Kerangka Konseptual ..............................................28

  BAB IV METODE PENELITIAN

  4.1 Bahan, Alat dan Hewan Coba .............................................29

  4.1.1 Bahan penelitian.........................................................29

  4.1.2 Bahan kimia dan bahan lain .......................................29

  4.1.3 Alat.............................................................................29

  4.1.4 Hewan coba................................................................30

  4.1.5 Rancangan penelitan ..................................................31

  4.2 Metode penelitian................................................................31

  4.2.1 Pembuatan teh herbal herba sambiloto ......................31

  4.2.2 Pembuatan teh herbal biji mahoni .............................32

  4.2.3 Pembuatan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni ..........................................32

  4.3 Uji Aktivitas Hipoglikemi ..................................................34

  4.3.1 Penginduksian diabetes melitus ................................34

  4.3.2 Penentuan dosis..........................................................34

  4.3.3 Pembuatan larutan uji.................................................36

  4.3.4 Protokol penelitian uji aktivitas ................................39 xiv

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  4.3.5 Cara kerja ..................................................................40

  4.3.6 Skema kerja ...............................................................42

  4.4 Analisis statistik .................................................................43

  4.5 Studi profil metabolit sekunder ..........................................43

  4.5.1 Alat dan bahan ..........................................................43

  4.5.2 Prosedur KLT.............................................................44

  BAB V HASIL PENELITIAN

  5.1 Hasil uji aktivitas hipoglikemi ...........................................45

  5.1.1 Kelompok normal (non diabetes) ..............................45

  5.1.2 Kelompok kontrol negatif ..........................................46

  5.1.3 Kelompok kontrol positif ...........................................47

  5.1.4 Kelompok teh herbal herba sambiloto .......................48

  5.1.5 Kelompok teh herbal biji mahoni...............................49

  5.1.6 Kelompok teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni (1:1) ............................50

  5.1.7 Kelompok teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni (1:2) ............................51

  5.1.8 Kelompok teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni (2:1) ............................52

  5.2 Hasil analisis statistik .........................................................54

  5.3 Hasil studi profil metabolit sekunder .................................56

  5.3.1 Uji KLT-Densitometri ................................................56

  5.3.2 Uji penampak noda Anisaldehid-H SO .....................61

  2

  4 BAB VI PEMBAHASAN .....................................................................64

  BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

  7.1 Kesimpulan ........................................................................73

  7.2 Saran ..................................................................................74 xv

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFTAR PUSTAKA ............................................................................75 LAMPIRAN ..........................................................................................79 xvi

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR GAMBAR

  

Gambar Halaman

  2.1 Andrographis paniculata ...................................................12

  2.2 Andrografolida ...................................................................14

  2.3 Swietenia mahagoni ...........................................................16

  2.4 Swietenin ...........................................................................17

  2.5 Struktur kimia glibenklamid ..............................................19

  2.6 Struktur kimia aloksan .......................................................20

  3.1 Skema kerangka konseptual ..............................................28

  4.1 Alat glukometer dan strip glukosa .....................................29

  4.2 Skema rancangan penelitian ...............................................31

  4.3 Skema kerja penelitian .......................................................42

  5.1 Grafik efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni

  terhadap kadar glukosa darah mencit (mg/dL) ...................54

  5.2 Grafik efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni

  terhadap kadar glukosa darah mencit pada hari ke-0 dan hari ke-7 (mg/dL) ................................................................

  55

  5.3 Noda hasil uji KLT dengan fase diam silika gel GF

  ®

254 (Merck ) dan fase gerak Kloroform:Metanol

  (9:1) pada sinar UV 254nm.................................................56

  5.4 Profil kromatogram 3D pada sinar UV 254nm ...................57

  5.5 Noda hasil uji KLT dengan fase diam silika gel GF

  ® 254 (Merck ) dan fase gerak Kloroform:Metanol (9:1)

  pada sinar UV 366nm ........................................................59

  5.6 Profil kromatogram 3D pada sinar UV 366nm ..................60 xvii

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  5.7 Hasil uji penampak noda Anisaldehid-H SO dengan

  2

  4 ®

  fase diam silika gel GF 254 (Merck ) dan fase gerak Kloroform:Metanol (9:1) ....................................................62 xviii

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

  

Tabel Halaman

  V.1 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  kelompok normal (non-diabetes) ......................................45

  V.2 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  kelompok kontrol negatif (CMC-Na 0,5%) ......................46

  V.3 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  kelompok kontrol positif (Glibenklamid 0,013mg/20g BB) ............................................................47

  V.4 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  

kelompok teh herbal herba sambiloto (0,4 ml/20g

BB) ...................................................................................48

  V.5 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  kelompok teh herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB) ...........49

  V.6 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  

kelompok teh herbal campuran herba sambiloto

dengan biji mahoni (1:1) 0,4ml/20g BB ...........................50

  V.7 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  

kelompok teh herbal campuran herba sambiloto

dengan biji mahoni (1:2) 0,4ml/20g BB .........................51

  V.8 Profil kadar glukosa darah mencit (mg/dL) pada

  

kelompok teh herbal campuran herba sambiloto

dengan biji mahoni (2:1) 0,4ml/20g BB .........................52

  V.9 Efek teh herbal herba sambiloto dan biji mahoni terhadap kadar glukosa dalam darah mencit pada hari ke-1, 3, 5 dan 7.................................................................53 xix

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  V.10 Perbedaan harga rata-rata penurunan kadar glukosa

  darah mencit antar kelompok dari hasil uji Tukey ..........55

  V.11 Harga Rf Hasil Uji KLT-Densitometri pada Sinar UV 254nm........................................................................57

  V.12 Harga Rf Hasil Uji KLT-Densitometri pada Sinar UV 366nm........................................................................61

  V.13 Harga Rf dan warna noda hasil penampak noda Anisaldehid-H SO dengan eluen

  2

  4 Kloroform:Metanol (9:1) .................................................63

  xx

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

  1 Surat keterangan identifikasi..................................................79

  2 Tabel konversi perhitungan dosis .........................................81

  3 Hasil analisis statistik ............................................................82

  4 Profil berat badan mencit .......................................................86

  5. Dokumentasi penelitian .........................................................90 xxi

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi retina, ginjal, dan terutama sistem saraf. Konsumsi diet kaya kalori, obesitas, dan gaya hidup telah menyebabkan peningkatan terhadap jumlah penderita diabetes di seluruh dunia khususnya di Asia (Debasis et al, 2011).

  Diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Untuk prevalensi nasional Diabetes Melitus (DM), berdasarkan pemeriksaan glukosa darah pada penduduk usia di atas 15 tahun di perkotaan sebesar 5,7% dan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia di atas 15 tahun di perkotaan adalah 10,2% (Depkes RI, 2008).

  Melihat etiologinya, diabetes melitus (DM) dapat dibedakan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit autoimun atau idiopatik. DM tipe ini sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena pasien mutlak membutuhkan insulin eksogen (dari luar). Sedangkan DM tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Pada DM tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin dari luar, kadang-kadang cukup dengan diet dan pemberian

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  antidiabetik oral. Oleh karena itu DM tipe ini juga disebut dengan Non

  Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Jenis DM lain adalah

  (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang

  Gestational Diabetes Mellitus

  terjadi selama kehamilan. Gestational diabetes terjadi sekitar 7% dari semua kasus kehamilan. Jenis DM yang terakhir yaitu DM akibat penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat lain (Suherman dan Nafrialdi, 2011; Dipiro et al, 2008).

  Banyak obat hipoglikemik oral, seperti sulfonilurea dan biguanides, yang digunakan bersama dengan insulin untuk pengobatan diabetes mellitus, namun obat ini memiliki efek samping yang signifikan dan beberapa tidak efektif dalam diabetes kronis pasien. Hal ini membuat banyaknya peningkatan permintaan baru produk alami antidiabetes terutama neutraceuticals dengan efek samping lebih rendah dan potensi antidiabetes tinggi. (Debasis et al, 2011).

  Obat yang berasal dari tanaman obat sering dipertimbangkan dari segi keamanan dan biaya yang relatif lebih murah. Obat herbal yang digunakan untuk mengobati diabetes, sebagai terapi alternatif dilaporkan memiliki efek hipoglikemik yang beraneka ragam. Oleh karena itu perlu untuk mencari obat hipoglikemik yang lebih aman dan efektif untuk mengatasi masalah ini (Rao and Jamil, 2011).

  Salah satu tanaman obat di Indonesia yang terkenal memiliki khasiat adalah sambiloto (Andrographis paniculata). Andrographis memiliki sejarah panjang dalam penggunaan obat

  paniculata

  tradisional dan penggunaannya sangat populer selama satu abad terakhir. Selain terkenal efeknya dalam mendukung fungsi kekebalan tubuh normal, Andrographis paniculata juga telah terbukti membantu mendukung fungsi hati (hepatoprotektif), pengobatan malaria, hipertensi dan miokard infark (Rao, 2006).

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  Berdasarkan penelitian, ekstrak air dari Andrographis

  paniculata dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 41,51%

  hanya dalam 2 jam dari tikus diabetes yang diinduksi menggunakan aloksan (Hossain et al, 2007). Dalam penelitian lainnya Andrographis

  paniculata juga telah menunjukkan efek yang signifikan sebagai anti- hiperglikemia terhadap tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin.

  Andrografolida merupakan senyawa aktif dalam Andrographis

  paniculata yang telah menunjukkan efek yang signifikan sebagai anti- hiperglikemik (Rao, 2006).

  Selain itu tanaman yang memiliki khasiat sebagai antidiabetes adalah mahoni (Swietenia mahagoni). Di Indonesia dan India, biji

  Swietenia mahagoni digunakan sebagai obat rakyat untuk

  menyembuhkan diabetes. Swietenin merupakan senyawa aktif dalam

  Swietenia mahagoni yang berfungsi sebagai agen hipoglikemik (Preedy et al , 2011). Dari hasil penelitian, ekstrak air-metanol (2:3) dari biji Swietenia mahagoni dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus

  diabetes yang diinduksi streptozotocin sebesar 76,4% dalam waktu 21 hari (Debasis et al, 2011).

  Berdasarkan penelitian, aktivitas hipoglikemi juga ditunjukkan dari kombinasi empat ekstrak tanaman lain yaitu Juglans

  regia, Atriplex halimus, Olea Europea and Urtica dioica. Dari hasil

  penelitian tersebut didapatkan penurunan kadar glukosa dari 400 mg/dl menjadi 200 mg/dl atau penurunan sekitar 50% (Said et al, 2007).

  Sedangkan menurut penelitian lain yang menggunakan tanaman Asystasia gangetica and Morus indica, pada hewan coba yang di induksi dengan aloksan dan diamati selama 28 hari menunjukkan adanya perbedaan penurunan kadar glukosa pada ekstrak tunggal ataupun kombinasi keduanya. Pada ekstrak tunggal Asystasia gangetica

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  terjadi penurunan kadar glukosa dari 222 mg/dl menjadi 95 mg/dl dan pada ekstrak tunggal Morus indica terjadi penurunan kadar glukosa dari 222 mg/dl menjadi 84 mg/dl. Sedangkan untuk kombinasi keduanya terjadi penurunan kadar glukosa dari 222 mg/dl menjadi 61 mg/dl. Hal ini menunjukkan kombinasi dari ekstrak Asystasia gangetica and

  Morus indica dapat menurunkan kadar glukosa lebih besar daripada

  ekstrak tunggal dari masing-masing tanaman tersebut (Kumar et al, 2010).

  Dalam penelitian ini, akan dilakukan uji aktivitas hipoglikemi dari teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dengan biji mahoni (Swietenia mahagoni) untuk mengetahui efek sinergis dari kedua campuran tersebut karena berdasarkan penelitian, ekstrak tanaman bila dikombinasikan dapat menimbulkan efek yang sinergis sehingga dapat menambah keberhasilan terapi (Said et al, 2007).

  Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode rebusan (decoction) dengan air panas. Metode ini adalah metode pilihan ketika bekerja dengan tanaman yang memiliki kandungan larut air. Metode ini dipilih karena metode ekstraksinya sederhana, mudah digunakan dan ekonomis (Handa et al., 2008). Selain itu metode ini juga banyak terdapat di masyarakat karena cara pembuatannya yang mudah.

  Sebagai subyek percobaan digunakan mencit yang diinduksi oleh aloksan. Aloksan adalah diabetogen yang digunakan untuk mencapai penghancuran sel-

  β dan mengakibatkan efek yang selektif sitotoksik pada sel- β pankreas. Aloksan juga diyakini memberikan efek diabetogenik dengan aktivitas glukokinase yang menghambat pankreas, dan menyebabkan sel- β pankreas mati (Zhang et al, 2009).

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  Selain itu, juga ditentukan profil metabolit sekunder dari masing-masing tanaman dan campuran keduanya dengan metode KLT Sinar Ultraviolet dan Densitometri. Metabolit sekunder adalah senyawa yang diperlukan untuk interaksi tanaman dengan lingkungannya. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan terbagi ke dalam beberapa golongan utama antara lain alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. Banyak di antara metabolit sekunder tersebut mempunyai aktivitas biologis dapat mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah mengobati penyakit diabetes melitus yang merupakan penyakit yang terjadi karena defisiensi insulin (Saleh, 2007). Beberapa peran metabolit sekunder yang lain diantaranya misalnya sebagai antioksidan, menyerap cahaya UV, dan agen antiproliferatif serta berperan dalam proteksi tanaman terhadap mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus (Kennedy and Wightman, 2011). Banyaknya konfirmasi mengenai fungsi metabolit sekunder tanaman yang cukup beragam atau tidak diketahui efek sampingnya itu membuat hal ini belum sepenuhnya dieksplorasi potensinya misalnya untuk tujuan pengobatan (Uarrota et

  al, 2011). Oleh karena itu dalam penelitian ini dilihat kaitan profil

  metabolit sekunder dengan aktivitas hipoglikemi sehingga nanti dilihat profilling dari masing-masing kombinasi campuran tanaman, kombinasi manakah yang paling tinggi menurunkan kadar glukosa darah mencit dan profil metabolit sekunder dari campuran tersebutlah yang akan digunakan untuk menjamin kualitas produk pada proses standarisasi produk.

1.2 Rumusan Masalah 1.

  Apakah teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis

  paniculata ) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) mempunyai

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  efek menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan ?

  2. Bagaimana profil metabolit sekunder dari teh herbal herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya ?

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Untuk mengetahui adanya pengaruh dari pemberian teh herbal herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang di induksi aloksan.

  1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Menentukan adanya aktivitas hipoglikemi dari teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang di induksi aloksan

  2. Menentukan profil metabolit sekunder dari teh herbal herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan teh herbal biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta campuran keduanya menggunakan instrumen KLT - Densitometer

1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diabetes dan manfaat herba Sambiloto

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  (Andrographis paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) serta dapat dijadikan referensi obat alternatif yang berasal dari tanaman obat, sehingga dapat memanfaatkannya untuk dikembangkan menjadi produk herbal yang berkhasiat antidiabetes.

  Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan sumber kepustakaan dan bisa digunakan sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan tanaman obat antidiabetes, khususnya Herba Sambiloto (Andrographis

  paniculata ) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni).

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

  2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

  Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi retina, ginjal, dan terutama sistem saraf (Debasis et al, 2011).

  2.1.2 Epidemiologi

  DM tipe 1 adalah penyakit autoimun yang berkembang baik pada masa anak-anak atau remaja. DM tipe 1 terjadi 5% sampai 10% dari semua kasus DM dan kemungkinan disebabkan oleh individu secara genetik dan faktor lingkungan. Sedangkan untuk DM tipe 2 menyumbang sebanyak 90% dari semua kasus DM yang terjadi. Beberapa faktor risiko dari DM tipe 2 antara lain riwayat keluarga (yaitu, orang tua atau saudara kandung dengan diabetes), obesitas (yaitu,

  ≥ 20% dari berat badan ideal, atau Indeks

  2

  ), aktivitas fisik kurang, ras atau Massa Tubuh [BMI] ≥ 25 kg/m etnis, hipertensi (

  ≥ 140/90 mmHg pada orang dewasa), high- density lipoprotein (HDL) kolesterol ≤ 35 mg/dL dan atau tingkat trigliserida

  ≥ 250 mg/dL (Dipiro et al, 2008). Prevalensi DM tipe 2 meningkat dengan bertambahnya usia, terlebih pada perempuan dibandingkan pada pria. Meskipun prevalensi DM tipe 2 meningkat dengan bertambahnya usia, namun gejala dari DM akan semakin muncul pada masa remaja. Gestational diabetes mellitus (GDM) terjadi sekitar 7% dari semua kasus kehamilan. Wanita kebanyakan akan kembali ke normoglikemia setelah melahirkan,

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  tetapi 30% sampai 50% akan berkembang menjadi DM tipe 2 atau intoleransi glukosa pada kemudian hari (Dipiro et al, 2008).

  2.1.3 Klasifikasi

  Melihat etiologinya diabetes melitus (DM) dapat dibedakan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit autoimun atau idiopatik. DM tipe ini sering disebut Insulin