Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
ISBN : 979-8253-55-8
143
.L
Penulis:LKJIHGFEDCBA
H e ru S u tikn o
Redaksi Pelaksana :
M u rza n i
L a tif N u ru l I.
A . H u m a id i
i)
~
~
Balai Penelilian Perlanian lahan Bawa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
PENGANTARLKJIHGFEDCBA
L a h a n p a sa n g su ru t ya n g m e m iliki p o te n si b e sa r se b a g a i p e n g g a n ti
la h a n
p e rta n ia n
ya n g
h ila n g
d i Ja w a ,
p e n g e m b a n g a n n ya
h a m b a ta n b a ik te kn is m a u p u n so sia l e ko n o m i.
te ru ta m a
tiku s, d a n d e g ra d a si
ta n ta n g a n
te kn is, se d a n g ka n
h a m b a ta n e ko n o m i u ta m a .
m e n g g a n tika n
m enengah
m e lu a s, m e ru p a ka n
m o d a l d a n te n a g a m e ru p a ka n
S e la in itu , re n d a h n ya m in a t a n a k p e ta n i u n tu k
o ra n g tu a n ya d a la m
(1 0 -1 5 ta h u n
G a n g g u a n h a m a p e n ya kit,
la h a n ya n g se m a kin
ke ku ra n g a n
m e n g a la m i
ke d e p a n )
m e n g e lo la
u sa h a ta n i,
a ka n m e n ja d i
d a la m je n g ka
m a sa la h
se riu s ya n g
m e n ye b a b ka n la h a n tid a k te rm a n fa a tka n d e n g a n o p tim a l.
U n tu k
m e n g a ta si
hal
te rse b u t
B a littra
m e la ku ka n
re ka ya sa
ke le m b a g a a n ya n g d ise b u t U sa h a ta n i K o o p e ra tif, se b a g a i le m b a g a tin g ka t
p e ta n i ya n g m e n g h im p u n
p e re n ca n a a n ,
p e n ye d ia a n
u sa h a ta n i d a la m sa tu ke sa tu a n a ksi, m u la i d a ri
sa ra n a d a n p e m e lih a ra a n
a p lika si te kn o lo g i sa m p a i p e m a sa ra n h a sil.
b e rb e d a
dengan
Corporate Farming.
K o n se p u sa h a ta n i ko o p e ra tif
H a m b a ta n -h a m b a ta n
m e n g e n a i sta tu s p e m ilika n la h a n d a n p e n g u a sa a n
u sa h a ta n i ko o p e ra tif.
se su a i
dengan
p ra sa ra n a p ro d u ksi,
p siko lo g is
h a sil d ip e rb a iki d a la m
K o n se p in i b u ka n h a rg a m a ti d a la m a rti p e n ye su a ia n
ko n d isi
so sia l
e ko n o m i
dan
adat
se te m p a t
m a sih
m e m u n g kin ka n u n tu kd ila ku ka n .
D e m ikia n ,
se m o g a
b e rm a n fa a t
bagi pengem bangan
p e rta n ia n
di
la h a n p a sa n g su ru t.
P e n u lis
Usahatani Kooperatif
iii
DAnAR ISIPONMLKJIHGFEDCBA
H a la m a n
PENGANTAR
.
iii
PENDAHULUAN
.
V IS I D A N M IS I
3
V is i
3
M is i
3
BENTUK
DAN STRUKTUR
O R G A N IS A S I
4
1 . B e n t u k O r g a n is a s i
4
2 . S t r u k t u r O r g a n is a s i
6
3 . M e k a n is m e
9
SUMBER
K e r ja
DANA
M A N A JE M E N
10
O R G A N IS A S I
1 . P e re n c a n a a n
11
(Planning)
11
2 . P e n g o r g a n is a s ia n
13
3 . P e la k s a n a a n
14
4 . P e n g e n d a lia n
14
PENGEMBANGAN
LEM BAG A
14
P e r s p e k t if k e d e p a n
14
M a s a la h p e n g e m b a n g a n
16
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
17
Usahatani Kooperatif
v
USAHATANI KOOPERATIF
PENDAHULUAN
L a ta r B e la k a n g fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Lahan pasang surut menjadi semakin penting peranannya
pertanian Indonesia, terutama dalam hubungannya
bagi
dengan keamanan
pangan nasional. Beralih fungsinya lahan-Iahan sawah di Jawa yang telah
mencapai lebih dari satu juta hektar menjadikan lahan pasang surut menjadi
tumpuan harapan untuk mengkompensasi
khususnya beras, dari daerah tersebut.
hilangnya produksi pangan,
Lahan ini dirasa semakin penting
apabila terjadi kemarau panjang di Jawa dan daerah produsen pangan
lainnya.
Lahan
pasang
surut
dibalik
berbagai
kekurangannya,
seperti
keasaman lahan tinggi, miskin hara (W idjaja-AdhiTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a ', 1992), dan intensitas
gangguan hama penyakit dan gulma yang tinggi (Ismail e t a I, 1994), memiliki
keunggulan dalam hal ketersediaan air. Pad a saat lahan kering dan tadah
hujan, bahkan sebagian lahan irigasi, tak mung kin lagi diusahakan karena
kekurangan air, lahan pasang surut masih mung kin diusahakan dengan
berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
Pengembangan lahan pasang surut untuk pertanian tidak mudah
dilakukan karena selain kendala dan masalah teknis tersebut di atas,
masalah sosial ekonomi dan kelembagaan merupakan masalah yang cukup
berat untuk dihadapi.
Petani pasang surut yang hampir semuanya
pendatang, umumnya berasal dari lapisan ekonomi paling lemah di daerah
asalnya, sehingga kekurangan modal merupakan hal yang masih dihadapi
sampai saat ini.
Kepadatan penduduk daerah pasang surut yang relatif
rendah menyebabkan kekurangan tenaga kerja selalu dirasakan terutama
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
pada sa at musim sibuk, seperti pengolahan tanah, tanam dan panen.
Lemahnya kelembagaan pendukung pertanian menyebabkan sulitnya petani
mencari
sumber
pemasaran
permodalan
yang
ada
dan pemasaran
umumnya
berskala
hasil panen.
lokal
tidak
Sistem
mendukung
pengembangan pertanian, terutama peningkatan produksi pangan dengan
varietas unggul, karena preferensi konsumen lokal adalah padi lokal.
Padahal, Provinsi Kalimantan Timur yang masih defisit produksi pangannya
dapat menjadi tujuan pemasaran beras unggul asal Kalimantan Selatan.
Hal yang paling merisaukan adalah generasi muda pedesaan (anakanak petani) sangat sedikit yang tertarik untuk menjadi petani, karena
pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya.
Hampir semua anak-anak
petani yang menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ke atas bercitacita untuk bekerja di sektor industri dan jasa yang ada di kota terdekat,
menjadi polisi, pegawai negeri sipil, dsb. Dalam jangka menengah (15-20
tahun ke depan) sa at rata-rata petani mencapai umur 65 tahun atau lebih,
dikhawatirkan akan terjadi krisis manajemen usahatani, terutama tanaman
pangan.
Selain itu, kesempatan kerja yang terbuka relatif luas di kota
sekitarnya,
menyebabkan
sebagian
petani lebih suka bekerja di kota
meninggalkan lahannya setelah selesai tanam. Akibatnya, serangan hama
dan penyakit, serta gulma kurang mendapat perhatian petani tersebut, dan
akan membahayakan tanaman tetangganya bila sampai menjadi sarang
tikus (Sutikno TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a i, 2 0 0 3 ).
Keadaan
tersebut
di atas
perlu
dicari
solusinya
dan
untuk
mengantisipasinya Balittra melakukan rekayasa kelembagaan yang disebut
Usahatani Kooperatif (UK).
Lembaga ini merupakan satu unit usaha,
semacam koperasi produksi, di mana semua keputusan dan pengaturan
sarana
dan
prasarana
produksi,
teknologi
pemasaran hasil diatur dan diusahakan
2
H e ru S u tik n o
yang
digunakan,
oleh lembaga.
sampai
Lembaga ini
merupaka revitalisasi dan penyempurnaan
dari lembaga-Iembaga
yang
sudah ada sebelumnya yang umumnya mengalami stagnasi, bahkan tinggal
menjadi lembaga papan nama saja tanpa aktivitas.
VISI DAN MISIRQPONMLKJIHGFEDCBA
V is i
Usahatani
kooperatif
memiliki
visi: u s a h a ta n i
m a ju
(m o d e rn )
b e rk e la n ju ta n
d i s e tia p la h a n . Visi ini menggambarkan cita-cita untuk tak
membiarkan
adanya
lahan
tidur
atau
terbengkelai
dan
berusaha
mengusahakannya dengan teknologi maju (modern) sehingga produktivitas
lahan meningkat secara berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
M is i
Dari
visi di atas,
misi dari lembaga ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Mengusahakan agar tak ada lahan yang tak tergarap atau diusahakan
seadanya sehingga tak terjadi gangguan hama dan penyakit.
Bila ada
lahan yang tidak terurus, maka lahan tersebut akan diusahakan oleh
anggota usahatani kooperatif yang berminat atau lembaga ini sendiri.
2. Pemilihan
komoditas
yang
memiliki
keunggulan
kompetitif
dan
penggunaan bibit yang berkualitas baik.
3. Menyediakan prasarana dan sarana produksi, seperti: alsintan, bibit,
pupuk, pestisida, dsb., serta memelihara
jaringan
tata air secara
bersama.
4. Menerapkan teknologi terbaru secara efisien pad a setiap lahan garapan
anggota.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
3
5. Menjauhi/melarang
pembakaran lahan dalam penyiapan lahan.
6. Mengamankan gangguan penyakit dan hama, terutama tikus secara
bersama.
7. Penanganan panen dan pasca panen secara benar untuk peningkatan
mutu hasil pertanian.
8. Pemasaran bersama hasil pertanian untuk mendapatkan harga yang
lebih baik.RQPONMLKJIHGFEDCBA
B E N T U K D A N S T R U K T U R O R G A N IS A S I
1 . B e n tu k O rg a n is a s i
Bentuk organisasi yang paling cocok adalah k o p e ra s i, karena selain
memiliki motif ekonomi, juga memiliki fungsi sosial
(Hendrojogi, 2002).
dan kekeluargaan
Meskipun demikian, motif ekonomi akan menjadi
perhatian utama agar lembaga ini bergerak lebih dinamis.
pengalaman,
kebanyakan
koperasi
yang
terlalu
Berdasarkan
menonjolkan
fungsi
sosialnya mengalami stagnasi (kemandegan).
Perlu diketahui, usahatani kooperatif bukan merupakan koperasi
seperti Koperasi Unit Desa (KUD) yang lebih mirip koperasi jasa, tetapi
lembaga baru yang merupakan koperasi produksi.
Usahatani
kooperatif
merupakan
satu
kesatuan
usaha
yang
menghimpun sejumlah usahatani individual dalam satu hamparan, di mana
segala keperluan sarana dan prasarana, teknologi dan pemasaran hasil
diatur oleh lembaga.
Petani masih memiliki hak atas lahan dan hasilnya
dengan kewajiban mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan lembaga
dan memberikan kontribusi sesuai kesepakatan.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4
H e r u S u tik n o
P e rb a n d in g a n
corporate farming),
a n ta ra u s a h a ta n i k o rp o ra s i (C F ,
u s a h a ta n i in d iv id u a l d a n u s a h a ta n i k o o p e ra tif (U K ,
cooperative farming)
a d a la h s e p e rti p a d a T a b e l1 b e rik u t.
T a b e l1 .
P e rb a n d in g a n
k a ra k te ris tik
a n ta ra
Corporate
U s a h a ta n i In d iv id u a l d a n U s a h a ta n i k o o p e ra tif
FarmingTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(C F ) ,
(UK/Cooperative
Farming).fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C o rp o ra te
Hal
Penguasaan
Pengelolaan
Pembiayaan
Asal modal
Lahan
usaha
Penyediaan Saprodi dan Aisin
Teknologi yang digunakan
Pengawasan aplikasi teknologi
Pengawasan mutu hasil panen
Penguasaan hasil panen
Pemasaran hasil
Biaya manajemen
Hak suara
Pengusahaan lahan terlantar
Usahatani Kooperatif
Usahatani
Individual
F a rm in g
(C F )
(UK)
CF
CF
CF
CF
Petani
Petani
Petani
Petani/Pinjaman
CF
Petani
Tradisional
Semau petani
Petani
Petani
Petani
Tidak ada
Tidak perlu
Dibiarkan/Bera
Teknologi maju
CF
CF
CF
CF
Tinggi/standar perusahaan
Menurut besarnya saham
CF
Petani
Petani diatur UK
Petani
Anggota/Sumber
lainl Pinjaman UK
UK
Teknologi maju
UK
UK
Petani
Bersama melalui UK
Rendah/ditentukan anggota
Satu orang satu suara
UK
P e rb e d a a n u ta m a a n ta ra C F d a n U K a d a la h p a d a p e n g u a s a a n a s s e t
la h a n d a n h a s iln y a , y a itu p a d a C F s e p e n u h n y a d ik u a s a i o le h b a d a n u s a h a ,
sedangkan
pad a U K m a s ih d ik u a s a i p e ta n i.
P e ta n i h a n y a m e m b e rik a n
s e d ik it k o n trib u s i u n tu k U K y a n g d ik a itk a n d e n g a n p e n g e m b a lia n p in ja m a n
s e te la h p a n e n , ja s a p e m a s a ra n d a n iu ra n w a jib p e r p a n e n a n y a n g b e s a rn y a
d ite n tu k a n m u s y a w a ra h a n g g o ta .
penguasaan
la h a n
dan
D e n g a n d e m ik ia n h a m b a ta n p s ik o lo g is
h a s iln y a
yang
m enyebabkan
k e g a g a la n
p e n g e m b a n g a n C F d a p a t d ia ta s i pad a U K . P e rb e d a a n la in a d a la h p a d a C F
h a k s u a ra m e n u ru t b e s a rn y a s a h a m , s e d a n g k a n p a d a U K s a tu o ra n g s a tu
s u a ra .
Usahatani Kooperatif
5
Sedangkan perbedaan utama dengan usahatani individual adalah: (1)
penyediaan sarana produksi bibit, pupuk, dan traktor dilakukan oleh UK,
sehingga lebih efisien dalam pembiayaannya dan tepat waktu, (2) aplikasi
teknologi ditentukan dan diawasi dengan ketat oleh UK, dan (3) pemasaran
hasil dilakukan bersama melalui UK, sehingga posisi tawar menawar petani
lebih kuat dan petani akan memperoleh harga yang lebih baik.RQPONMLKJIHGFEDCBA
2 . S tru k tu r O rg a n is a s i
Lembaga
ini dipimpin
oleh seorang
Ketua yang dipilih secara
demokratis oleh para anggotanya dalam Musyawarah (Rapat Tahunan)
Anggauta
dan karenanya
mempertanggung-jawabkan
tindakannya pada anggota.
hasil kerja dan
Ketua dalam menjalankan tugasnya dibantu
oleh empat Kepala Bagian, yaitu: Perencanaan, Sarana, Budidaya dan
Pemasaran (Bagan 1).
Ketua
I
Bagian Perencanaan
Pengendalian
I
Musyawarah
Anggota
I
1
IJ
dan
,
r
I
+
Seksi
Pengadaan
Saprodi dan
Tenaga Kerja
Sekretaris
I
I
Bendahara
I
- - - - - - - - - - - - - - - .. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --.
+
,
Bagian Sarana
J
I
I
-.
Seksi
Pengadaan
Aisintan dan
Tata Air
I
Bagian Budidaya
I
I
•
1
Seksi
Penerapan
Teknologi
Seksi
Proteksi
Tanaman
I
Bagian Pemasaran
•
Seksi
Pengendalian
Mutu dan
Penyimpanan
-j
1
Seksi
Pemasaran
-
Bagan 1. Struktur Organisasi Usahatani KooperatifTSRQPONMLKJIHGFED
6
H e r u S u tik n o
T ugas pokok dan wewenang dari bagian-bagian tersebut adalah:
a.RQPONMLKJIHGFEDCBA
B a g ia n P e re n c a n a a n :
bersama bagian-bagian lain, membuat rencana
kegiatan tiap-tiap bagian yang sinkron dengan kegiatan bagian lain,
sistematis, logis dan dinamis. Logis di sini diartikan sebagai menyesuaikan
diri dengan kemampuan kelompok dalam segala hal dan dapat dicapai;
jadi bukan rencana yang tinggi (mengawang-awang),
ideal, tetapi tak
dapat dicapaiTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( u n a tta in a b le ) , seperti yang sering terjadi sa at ini pada
lembaga-Iembaga yang ada. Akan tetapi, rencana tersebut harus dinamis,
dalam arti harus ada peningkatan
pencapaian dari tahun ke tahun,
meskipun kecil. Selain menghimpun rencana, juga bagian ini bertugas
memantau/mengendalikan
pelaksanaannya,
dari waktu ke waktu, dan
memperingatkan bagian lain yang melakukan penyimpangan dari rencana
bersama ketua, atau melakukan koreksi/revisi rencana bila memang
diperlukan.
b. B a g ia n
S a ra n a :
bertugas
mencari/menyediakan
alsintan
(traktor,
thresher, dsb), tenaga kerja, sarana produksi dan pemeliharaan jaringan
alsintan.
Bagian
melaksanakannya
ini
membuat
rencana
bagiannya,
sesuai rencana/jadwal yang dibuat.
serta
Rencana yang
lebih terinci dibuat bagian ini, seperti giliran pengolahan tanah dengan
traktor per petani, jadwal pembersihan/pemeliharaan
tata air, dsb.
c. B a g ia n B u d id a y a : bertugas membuat rencana seperti tersebut di atas,
dan merincinya menjadi lebih spesifik, seperti: jadwal giliran semai, tanam
dan panen per petani. Dengan demikian tenaga kerja yang sedikit dapat
dioptimalkan penggunaannya secara harmonis dan kekeluargaan, tanpa
harus berebut.
Selain itu, aplikasi teknologi baru yang sudah disepakati
diawasi betul oleh Kepala Bagian ini. Contohnya, bila ada penyelewengan
jatah pupuk, misalnya dari jatah 200 kg Urea hanya diaplikasikan 100 kg
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
7
saja,
maka
bagian
ini akan
melaporkannya
kepada
ketua
untuk
ditindak/dikenai sangsi. Demikian juga dengan aplikasi teknologi lainnya,
sehingga
penerapan
teknologi dijamin dilakukan
secara benar dan
hasilnya diharapkan akan sesuai harapan. Proteksi tanaman merupakan
tugas bagian ini, sehingga rencana dan pelaksanaan gropyokan tikus,
pengawasan serangan hama harus dibuat oleh bagian ini.
d.RQPONMLKJIHGFEDCBA
B a g ia n P e m a s a r a n .
Pemasaran masih merupakan titik terlemah dari
sistem
produksi dan distribusi
memasarkan
pertanian.
Bila bagian
ini sukses
hasil pertanian dengan harga yang baik, maka adopsi
teknolgi bukan masalah lagi. Tetapi bila macet di sini, maka petani akan
jera melaksanakannya.
Karena buat apa memproduksi
barang yang
tidak/sulit laku, sementara biaya produksinya mahal. Untuk ini maka padi
yang di tanam merupakan varietas yang berharga jual tinggi,
dijual
berasnya dalam kemasan plastik berlabel (bermerek) ke daerah yang
memiliki selera sesuai dengan karakteristik beras tersebut. Padi varietas
Margasari dan Martapura juga dapat diusahakan untuk memenuhi pasar
lokal (Kalsel) dalam kemasan yang serupa.
Dalam hal ini diperlukan
pengendalian mutu gabah dan beras yang ketat.
Hanya beras yang
mempunyai spesifikasi mutu tinggi yang dijual dalam bentuk kemasan.
Untuk ini diperlukan sentuhan teknologi mulai dari pemilihan benih, teknik
budidaya dan teknologi pasca panen, termasuk kesesuaian atau TSRQPONMLKJIHG
s e ttin g
alat prosessing yang akurat.
Ketua, Sekretaris dan Bendahara, sering disebut sebagai pengurus,
sedangkan
bagian-bagian
manajer.
8
H e r u S u tik n o
dalam struktur organisasi
ini sering disebut
3.RQPONMLKJIHGFEDCBA
M e k a n is m e K e rja fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pada prinsipnya, segala kegiatan UK adalah oleh petani dan untuk
petani, sehingga semua fungsi manajemen dilakukan oleh petani, melalui
pengurus
dan manajer.
Mekanisme
kerja usahatani
kooperatif
dalam
hubungannya dengan anggota adalah sebagai berikut.
a. Semua
kebijakan,
mulai dari pemilihan
komoditas,
teknologi
yang
digunakan, jadwal pengolahan lahan dan tanam, jadwal kegiatan lain,
dibuat oleh pengurus
UK, kemudian
ditawarkan
pada musyawarah
anggota untuk dilakukan perbaikan dan persetujuan anggota. Segala hal
yang telah disepakati dalam musyawarah anggota bersifat mengikat dan
wajib dipatuhi oleh semua pihak.
b. Petani diwajibkan untuk:
(1) mengikuti/melaksanakan
segala
ketentuan
yang
telah
dimusyawarahkan dengan konsekuen.
(2) menggarap
lahannya secara benar dan bertanggung jawab (tidak
menelantarkan lahan/usahataninya).
(3) dalam hal petani tak sanggup mengusahakan lahannya, petani wajib
menyerahkan hak pengusahaan lahannya pada UK. Selanjutnya UK
akan menawarkan pada anggota yang sanggup menggarap dan bila
tidak, akan dikerjakan oleh UK yang pelaksanaannya dilakukan secara
bersama oleh anggota lain. Dalam hal ini, semua hasil menjadi milik
UK yang pembagiannya ditentukan oleh kesepakatan bersama.
(4) menggunakan teknologi maju sesuai ketentuan yang disepakati.
(5) membayar semua kewajibannya (pinjaman saprodi, iuran wajib, dsb)
tepat waktu sesuai kesepakatan.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
9
c. Pengurus wajib memberikan pelayanan dalam hal:
(1) membuat perencanaan kegiatan UK secara jelas dan terinci, meliputi
jadwal palang pertanaman, pemeliharaan jaringan tersier, jumlah dan
sa at penyediaan sarana produksi, jadwal giliran pentraktoran lahan,
pengaturan tenaga kerja, pengajuan kredit usahatani, pemasaran
hasil, dsb., dan melaksanakannya secara konsisten.
(2) penyediaan sarana produksi dengan kualitas baik.
(3) penyediaan traktor dan alsintan lainnya.
(4) membimbing dan mengawasi aplikasi teknologi maju oleh petani.
(5) mengamati gejala serangan hama dan penyakit, serta melaporkannya
pad a petugas terkait.
(6) membantu memasarkan
hasil panen petani dengan cara mencari
informasi pasar dan menghubungi pedagang.
d. Petani memiliki
100% hasil panennya
dan memberikan
kontribusi
pendanaan seperti disepakati setiap habis panen.
e. Pengurus memiliki hak untuk menerima insentifRQPONMLKJIHGFEDCBA
SUMBERDANA
Untuk dapat melaksanakan kegiatannya diperlukan
modal usaha
yang didapat dari iuran modal awal (uang pangkal), iuran per panenan, jasa
pinjaman
saprodi,
jasa
pemasaran
hasil
panen,
hasil
lahan
yang
pengusahaannya diserahkan pada UK, dan sumber lain yang legal, baik dari
pemerintah maupun swasta.
Mengingat kemampuan
permodalan petani yang sangat terbatas
diperlukan bantuan modal awal dari pemerintah (pusat dan daerah), paling TSRQPONMLK
10
H e ru S u tik n o
tidak berupa sarana produksi yang pengembaliannya dijadikan modal UK.
Bantuan yang paling rasional adalah untuk usahatani hortikultura (sayuran
dan buah-buahan) di musim kemarau mengingat tingkat keberhasilannya
yang cukup tinggi dan memberikan pendapatan yang cukup berarti dalam
waktu singkat (1-3 bulan).
Suatu contoh, diversifikasi dengan tanaman
tomat di pematang surjan seluas 0,125 ha (seperdelapan hektar) dapat
memberikan pendapatan bersih Rp 3.685.500, hanya dengan pengorbanan
biaya Rp 703.115.
Jumlah sebesar itu cukup untuk modal usahatani baik
padi maupun sayuran berikutnya.
MANAJEMEN ORGANISASI
Seperti
diketahui,
ada
empat
fungsi
manajemen,
yaitu:
1.
Perencanaan TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(P la n n in g ), 2. Pengorganisasian (O rg a n iz in g ), 3. Pelaksanaan
(A c tu itin g )
dan 4. Pengendalian (C o n tro llin g ).
Berikut ini secara garis besar
akan diuraikan keempatfungsi tersebut pad a UK.
1, RQPONMLKJIHGFEDCBA
P e re n c a n a a n (Planning)
Perencanaan merupakan hal terpenting, karena kata orang bijak:
" k a /a u k ita
gaga! m e m b u a t re n c a n a y a n g b a ik , b e ra rti m e re n c a n a k a n u n tu k
gagaf'. Perencanaan dibuat oleh masing-masing bagian, lalu dihimpun dan
disempurnakan oleh Bagian Perencanaan, melalui rapat pengurus. Apabila
UK masih berskala kecil (kurang dari 100 ha), bagian perencanaan dapat
dihilangkan dan fungsinya dipegang oleh Ketua.
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
11
Tahap-tahap perencanaan dilakukan melaui urutan sebagai berikut:
a. Tentukan komoditas apa yang akan diusahakan, untuk siapa dan kapan.
Komoditas
yang diusahakan
dipilih berdasarkan
tingkat keunggulan
kompetitifnya. Hasil penelitian (Sutikno TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a I, 2002) menunjukkan bahwa
untuk lahan pasang surut sulfat masam, urutan keunggulan kompetitif
tanaman adalah seperti pada Tabel 2. Nenas, meskipun secara finansial
paling kompetitif, tapi petani banyak yang tidak bersedia mengusahakan
dalam satu hamparan dengan padi, karena dikhawatirkan akan menjadi
sarang tikus. Sedangkan jeruk, meskipun kalah kompetitif dari tomat dan
lombok, tapi karena resiko serangan hama dan penyakit lebih rendah dan
memerlukan pemeliharaan
lebih ringan, maka lebih disukai petani, di
samping juga sebagai semacam cadangan pensiun. Namun lombok dan
tomat dapat dijadikan tanaman sela di antara jeruk.
meskipun
kalah
kompetitif
dari
tanaman
Padi Margasari
hortikultura
diusahakan petani, karena merupakan kebutuhan pokok.
tetap
akan
Akan tetapi
pengalaman dari satu desa di kawasan Terantang, pada Lahan-2, petani
mulai meninggalkan padi setelah jarak antar baluran menjadi hanya 5 m
(delapan balur per hektar), suatu hal yang harus diantisipasi di Lahan-1.
Tabel 2. Peringkat keunggulan kompetitif tanaman di lahan sulfat masam
Tipologi lahan pasang
surut sulfat masam
1. TipeA
2. Tipe B
3. Tipe C
Sumber:
12
Sutikno e t a i,
H e ru S u tik n o
Peringkat keunggulan kompetitif
1.
Jeruk
Nenas
Padi lokal
2002
2.
Kelapa
Tomat
Kc. Tanah
3.
Padi lokal
Lombok
Kedelai
4.
5.
Jeruk
Padi Margasari
Untuk siapa produk yang dihasilkan ditujukan, akan menentukan
varietas dan teknologi yang digunakan.
mensyaratkan
Sayuran untuk TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
s u p e r m a rk e t
be bas pestisida dan ini memerlukan teknologi tersendiri.
Apalagi untuk tujuan ekspor, mungkin malah harus be bas dari bahan kimia,
termasuk pupuk buatan, sehingga pertanian organik yang harus dilakukan.
Kapan dipasarkan, merupakan pertanyaan yang sering dilupakan
oleh petani, bahkan penyuluh. Usahakan jangan sampai panen jatuh pada
saat harga rendah, pilih saat panen di mana harga tinggi. Contoh, pada akhir
musim kemarau, mulai Agustus harga tomat cukup baik, karena daerah lahan
lain sudah tak memiliki air lagi untuk menanam. Pilih bulan Agustus sebagai
bulan panen dan mundurtiga bulan untuk menentukan sa at semai.
b. Tentukan paketteknologi yang akan digunakan.
c. Buatjadwal palang kegiatan usahatani.
d. Buatjadwal pengajuan kredit usahatani dan proposalnya.
e. Buatjadwal palang penyediaan sarana produksi.
f. Tentukan jenis dan kuantitas sarana produksi.
g. Rencanakan pemasaran hasil dengan menjajagi pedagang/pengusaha
mitra, buat kontrak kerjasama pemasaran bila diperlukan.
2.RQPONMLKJIHGFEDCBA
P e n g o rg a n is a s ia n
Dari struktur organisasi sudah jelas siapa yang melakukan dan
bertanggungjawab terhadap pekerjaan tertentu dan hak-haknya. Ketentuan
ini tinggal dipatuhi bersama secara konsekuen, ikhlas dan bertanggung
jawab.
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
13
3.RQPONMLKJIHGFEDCBA
P e la k s a n a a n fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dalam pelaksanaan rencana yang telah dibuat, diperlukan keseriusan
dan ketepatan waktu seperti yang telah digariskan.
pelaksanaan
harus mempertimbangkan
Perubahan waktu
waktu kritis pertanaman, yang
ditentukan oleh kondisi air seperti kebanjiran, kekeringan dan keasinan,
serta harga hasil panen (untuk hortikultura) agar terhindar dari harga yang
merugikan akibat panen raya di ekosistem lain (Iahan kering dan lebak).
4 .P e n g e n d a lia n
Fungsi manajemen ini sering dilupakan, padahal pengawasan atau
pengendalian yang terus menerus akan sangat menentukan keberhasilan
upaya-upaya yang dilakukan.
Pengawasan mutu bibit, ketepatan aplikasi
teknologi, pengamatan hama dan penyakit, pengendalian mutu hasil panen
harus selalu dilakukan.
Setahun sekali, setelah panen padi musim kemarau, dilakukan
evaluasi, mengenai seluruh kegiatan yang telah dilakukan, untuk melihat di
mana letak kekurangannya dan bagaimana seharusnya.
Hasil temuan
evaluasi ini dibawa ke Rapat Tahunan Anggota (RAT) untuk dilakukan
perbaikan dari rencana tahun sebelumnya.
PENGEMBANGAN LEMBAGA
P e rs p e k tif k e d e p a n
Usahatani kooperatif
didisain bukan untuk satu kelompok tani, tapi
untuk satu hamparan dari beberapa kelompok tani.
Luas hamparan
optimum belum diketahui, karena belum diadakan penelitian. Diperkirakan
luasan sekitar 100 ha (tiga sampai empat kelompok tani) masih dapat
dijangkau oleh kemampuan manajemen UK. Luasan yang terlalu sempitTSRQPONM
14
H e r u S u tik n o
akan menyebabkan kecilnya sumber pendapatan UK sehingga tak mampu
memberi insentif yang wajar terhadap pengurus, sebaliknya kalau terlalu
luas akan sulit dijangkau oleh manajemen UK yang tingkat pendidikannya
kurang memadai.
Apabila telah terbentuk cukup banyak UK, maka perlu dibentuk Induk
UK untuk mengkordinasikan gerakan UK dalam program tertentu. Misalnya
ada order permintaan atas suatu komoditas yang dapat diusahakan di UK,
maka Induk UK dapat bertindak sebagai eksportir.
Induk UK juga dapat
berperan sebagai lembaga intermediasi antara UK dan pemberi pinjaman
modal (Bank dan lembaga keuangan lain). Manajemen Induk UK terdiri atas
para profesional yang berjiwa wiraswasta TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( e n tr e p r e n e u r ) , dinamis dan
memiliki wawasan luas.
Hubungan kerja ini seperti digambarkan
pada
Bagan2.RQPONMLKJIHGFEDCBA
IN D U S T R I
BANK
PENGOLAHAN
US~~~T~~/
..
KOOPERAT~~
--~I
. USAHATANI
~OOPERATIF
Keterangan:
----+
Arus Informasi
Pasar
~
,----------~
USAHATANI
USAHATANI
K O O P E R A T IF
K O O P E R A T IF
Arus Barang
Intermediasi
hubungan UK
dengan Bank
Bagan 2. Hubungan kerja antara Usahatani Kooperatif, Induk Usahatani
Kooperatif dan Agen Ekonomi Luar.
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
15
M a s a la h p e n g e m b a n g a n fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Integrasi beberapa kelompok tani tidak mudah, karena akan terbentur
pada beberapa masalah antara lain (Sutikno TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a I, 2 0 0 3 ):
1. E g o is m e k e lo m p o k .
Suatu kelompok tentu menghendaki yang jadi
ketua berasal dari kelompoknya.
Hal ini mungkin dapat diatasi dengan
penggiliran personalia Ketua setiap periode.
2. S a lin g c u rig a .
Pengalaman menunjukkan adanya tendensi kecurigaan
di kalangan petani meskipun dalam satu kelompok.
antar kelompok dapat menimbulkan
Penggabungan
kecurigaan tentang menganak
emaskan anggota kelompok ketuanya, atau pengurusnya.
Untuk ini
distribusi personalia pengurus harus meliputi semua kelompok dan
transparansi dari pengurus sangat diperlukan.
3. P ro fe s io n a lis m e y a n g re n d a h . Akibat dari bagai-bagi jabatan pengurus
dan penggiliran ketua dapat menyebabkan wakil pengurus yang ditunjuk
kelompok menjadi tidak sesuai dengan kemampuannya.
4. M o d a l. Modal awal merupakan hal yang berat untuk ditanggung petani,
mengingat kondisi perekonomian petani yang masih tergolong lemah.
Mencari sumber permodalan sa at ini juga sui it, terbukti dari realisasi KUT
yang sangat rendah.
Keharusan adanya agunan yang diminta bank
menyebabkan lebih sulit lagi mendapatkan KUT.
Hal ini mung kin dapat
diatasi dengan keharusan adanya agunan diganti dengan jaminan dari
pemerintah
daerah
(PEMDA),
sepanjang
tingkat
keberhasilan
usahataninya tinggi, seperti usahatani hortikultura di musim kemarau.
Pemberian jaminan PEMDA harus diikuti adanya supervisi teknis dari
ahlinya. Contohnya, jaminan PEMDA untuk usahatani sayuran harus ada
konsultan ahli tanaman sayuran dan pemasaran.
16
H e ru S u tik n o
Kesalahan selama ini
adalah memberikan bantuan tanpa supervisi teknis budidaya tanaman dan
pemasaran.
S is te m p e m a s a ra n y a n g b e rs k a la lo k a l. Sampai sa at ini sebagian besar
5.RQPONMLKJIHGFEDCBA
produk pertanian Kalimantan Selatan masih berputar di dalam kawasan
sendiri.
Hal ini sangat menghambat pengembangan produksi, terutama
padi unggul yang kurang sesuai dengan preferensi konsumen
lokal.
Perluasan pasar merupakan keharusan dan sudah saatnya dilakukan
rekayasa pengembangan sistem pemasaran ke luar daerah.
PENUIUP
Konsep UK ini dibuat sebagai titik awal dari revitalisasi kelembagaan
pertanian yang tentu saja masih harus dilakukan penyempurnaan.
saran yang konstruktif sangat diharapkan.
peneliti
sosial
ekonomi
Balittra
akan
Kritik dan
Komunikasi lebih lanjut dengan
sangat
bermanfaat
dalam
pengembangan kelembagaan ini.
Dalam pengembangannya
modifikasi dari konsep ini dapat dilakukan
untuk disesuaikan dengan kondisi setempat.
DAnAR PUSIAKA
Hendrojogi, 2002. Koperasi, azas-azas, teori dan praktek. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Ismail, LG., T. Alihamsyah,
IPG. Widjaja-Adhi,
Suwarno, T. Herawati, R.
Taher, dan D.E. SianturiTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(e d s ), 1994. S e w in d u (1985-1993) P e n e litia n
P e rla n ia n
d i L a h a n R a w a , K o n trib u s i d a n P ro s p e k P e n g e m b a n g a n .
Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa, Swamps
II, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dep. Pertanian,
Jakarta.
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
17
~~
ctTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
J
Sutikno, H., M. Alwi, M. Thamrin dan Zaenuddin, 2002. Analisis keunggulan
kompetitiv usahatani tanaman pangan di berbagai tipologi lahan
pasang surut dan lebak. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2001, Balittra,
Banjarbaru.
Sutikno, H., M. Alwi dan M. Thamrin, 2003. Perancangan dan uji diagnostik
model usahatani kooperatif di daerah pasang surut. Laporan Hasil
Penelitian Tahun 2002, Balittra, Banjarbaru.
W idjaja-Adhi,
I.P.G., K.Nugroho,
D. Ardi S. dan A.S. Karama,
1992.
Sumberdaya lahan rawa: Potensi, keterbatasan dan pemanfaatan.
D a la m
S. Partohardjono dan M. Syam (eds).
Pengembangan
Terpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak.
Risalah
Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Surut
dan Rawa.
Bogor.
18
H e r u S u tik n o
Cisarua 3-4 Maret 1992, Puslibangtan-SW AMPS
II.
632
B
143
.L
Penulis:LKJIHGFEDCBA
H e ru S u tikn o
Redaksi Pelaksana :
M u rza n i
L a tif N u ru l I.
A . H u m a id i
i)
~
~
Balai Penelilian Perlanian lahan Bawa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
PENGANTARLKJIHGFEDCBA
L a h a n p a sa n g su ru t ya n g m e m iliki p o te n si b e sa r se b a g a i p e n g g a n ti
la h a n
p e rta n ia n
ya n g
h ila n g
d i Ja w a ,
p e n g e m b a n g a n n ya
h a m b a ta n b a ik te kn is m a u p u n so sia l e ko n o m i.
te ru ta m a
tiku s, d a n d e g ra d a si
ta n ta n g a n
te kn is, se d a n g ka n
h a m b a ta n e ko n o m i u ta m a .
m e n g g a n tika n
m enengah
m e lu a s, m e ru p a ka n
m o d a l d a n te n a g a m e ru p a ka n
S e la in itu , re n d a h n ya m in a t a n a k p e ta n i u n tu k
o ra n g tu a n ya d a la m
(1 0 -1 5 ta h u n
G a n g g u a n h a m a p e n ya kit,
la h a n ya n g se m a kin
ke ku ra n g a n
m e n g a la m i
ke d e p a n )
m e n g e lo la
u sa h a ta n i,
a ka n m e n ja d i
d a la m je n g ka
m a sa la h
se riu s ya n g
m e n ye b a b ka n la h a n tid a k te rm a n fa a tka n d e n g a n o p tim a l.
U n tu k
m e n g a ta si
hal
te rse b u t
B a littra
m e la ku ka n
re ka ya sa
ke le m b a g a a n ya n g d ise b u t U sa h a ta n i K o o p e ra tif, se b a g a i le m b a g a tin g ka t
p e ta n i ya n g m e n g h im p u n
p e re n ca n a a n ,
p e n ye d ia a n
u sa h a ta n i d a la m sa tu ke sa tu a n a ksi, m u la i d a ri
sa ra n a d a n p e m e lih a ra a n
a p lika si te kn o lo g i sa m p a i p e m a sa ra n h a sil.
b e rb e d a
dengan
Corporate Farming.
K o n se p u sa h a ta n i ko o p e ra tif
H a m b a ta n -h a m b a ta n
m e n g e n a i sta tu s p e m ilika n la h a n d a n p e n g u a sa a n
u sa h a ta n i ko o p e ra tif.
se su a i
dengan
p ra sa ra n a p ro d u ksi,
p siko lo g is
h a sil d ip e rb a iki d a la m
K o n se p in i b u ka n h a rg a m a ti d a la m a rti p e n ye su a ia n
ko n d isi
so sia l
e ko n o m i
dan
adat
se te m p a t
m a sih
m e m u n g kin ka n u n tu kd ila ku ka n .
D e m ikia n ,
se m o g a
b e rm a n fa a t
bagi pengem bangan
p e rta n ia n
di
la h a n p a sa n g su ru t.
P e n u lis
Usahatani Kooperatif
iii
DAnAR ISIPONMLKJIHGFEDCBA
H a la m a n
PENGANTAR
.
iii
PENDAHULUAN
.
V IS I D A N M IS I
3
V is i
3
M is i
3
BENTUK
DAN STRUKTUR
O R G A N IS A S I
4
1 . B e n t u k O r g a n is a s i
4
2 . S t r u k t u r O r g a n is a s i
6
3 . M e k a n is m e
9
SUMBER
K e r ja
DANA
M A N A JE M E N
10
O R G A N IS A S I
1 . P e re n c a n a a n
11
(Planning)
11
2 . P e n g o r g a n is a s ia n
13
3 . P e la k s a n a a n
14
4 . P e n g e n d a lia n
14
PENGEMBANGAN
LEM BAG A
14
P e r s p e k t if k e d e p a n
14
M a s a la h p e n g e m b a n g a n
16
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
17
Usahatani Kooperatif
v
USAHATANI KOOPERATIF
PENDAHULUAN
L a ta r B e la k a n g fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Lahan pasang surut menjadi semakin penting peranannya
pertanian Indonesia, terutama dalam hubungannya
bagi
dengan keamanan
pangan nasional. Beralih fungsinya lahan-Iahan sawah di Jawa yang telah
mencapai lebih dari satu juta hektar menjadikan lahan pasang surut menjadi
tumpuan harapan untuk mengkompensasi
khususnya beras, dari daerah tersebut.
hilangnya produksi pangan,
Lahan ini dirasa semakin penting
apabila terjadi kemarau panjang di Jawa dan daerah produsen pangan
lainnya.
Lahan
pasang
surut
dibalik
berbagai
kekurangannya,
seperti
keasaman lahan tinggi, miskin hara (W idjaja-AdhiTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a ', 1992), dan intensitas
gangguan hama penyakit dan gulma yang tinggi (Ismail e t a I, 1994), memiliki
keunggulan dalam hal ketersediaan air. Pad a saat lahan kering dan tadah
hujan, bahkan sebagian lahan irigasi, tak mung kin lagi diusahakan karena
kekurangan air, lahan pasang surut masih mung kin diusahakan dengan
berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
Pengembangan lahan pasang surut untuk pertanian tidak mudah
dilakukan karena selain kendala dan masalah teknis tersebut di atas,
masalah sosial ekonomi dan kelembagaan merupakan masalah yang cukup
berat untuk dihadapi.
Petani pasang surut yang hampir semuanya
pendatang, umumnya berasal dari lapisan ekonomi paling lemah di daerah
asalnya, sehingga kekurangan modal merupakan hal yang masih dihadapi
sampai saat ini.
Kepadatan penduduk daerah pasang surut yang relatif
rendah menyebabkan kekurangan tenaga kerja selalu dirasakan terutama
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
pada sa at musim sibuk, seperti pengolahan tanah, tanam dan panen.
Lemahnya kelembagaan pendukung pertanian menyebabkan sulitnya petani
mencari
sumber
pemasaran
permodalan
yang
ada
dan pemasaran
umumnya
berskala
hasil panen.
lokal
tidak
Sistem
mendukung
pengembangan pertanian, terutama peningkatan produksi pangan dengan
varietas unggul, karena preferensi konsumen lokal adalah padi lokal.
Padahal, Provinsi Kalimantan Timur yang masih defisit produksi pangannya
dapat menjadi tujuan pemasaran beras unggul asal Kalimantan Selatan.
Hal yang paling merisaukan adalah generasi muda pedesaan (anakanak petani) sangat sedikit yang tertarik untuk menjadi petani, karena
pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya.
Hampir semua anak-anak
petani yang menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ke atas bercitacita untuk bekerja di sektor industri dan jasa yang ada di kota terdekat,
menjadi polisi, pegawai negeri sipil, dsb. Dalam jangka menengah (15-20
tahun ke depan) sa at rata-rata petani mencapai umur 65 tahun atau lebih,
dikhawatirkan akan terjadi krisis manajemen usahatani, terutama tanaman
pangan.
Selain itu, kesempatan kerja yang terbuka relatif luas di kota
sekitarnya,
menyebabkan
sebagian
petani lebih suka bekerja di kota
meninggalkan lahannya setelah selesai tanam. Akibatnya, serangan hama
dan penyakit, serta gulma kurang mendapat perhatian petani tersebut, dan
akan membahayakan tanaman tetangganya bila sampai menjadi sarang
tikus (Sutikno TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a i, 2 0 0 3 ).
Keadaan
tersebut
di atas
perlu
dicari
solusinya
dan
untuk
mengantisipasinya Balittra melakukan rekayasa kelembagaan yang disebut
Usahatani Kooperatif (UK).
Lembaga ini merupakan satu unit usaha,
semacam koperasi produksi, di mana semua keputusan dan pengaturan
sarana
dan
prasarana
produksi,
teknologi
pemasaran hasil diatur dan diusahakan
2
H e ru S u tik n o
yang
digunakan,
oleh lembaga.
sampai
Lembaga ini
merupaka revitalisasi dan penyempurnaan
dari lembaga-Iembaga
yang
sudah ada sebelumnya yang umumnya mengalami stagnasi, bahkan tinggal
menjadi lembaga papan nama saja tanpa aktivitas.
VISI DAN MISIRQPONMLKJIHGFEDCBA
V is i
Usahatani
kooperatif
memiliki
visi: u s a h a ta n i
m a ju
(m o d e rn )
b e rk e la n ju ta n
d i s e tia p la h a n . Visi ini menggambarkan cita-cita untuk tak
membiarkan
adanya
lahan
tidur
atau
terbengkelai
dan
berusaha
mengusahakannya dengan teknologi maju (modern) sehingga produktivitas
lahan meningkat secara berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
M is i
Dari
visi di atas,
misi dari lembaga ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Mengusahakan agar tak ada lahan yang tak tergarap atau diusahakan
seadanya sehingga tak terjadi gangguan hama dan penyakit.
Bila ada
lahan yang tidak terurus, maka lahan tersebut akan diusahakan oleh
anggota usahatani kooperatif yang berminat atau lembaga ini sendiri.
2. Pemilihan
komoditas
yang
memiliki
keunggulan
kompetitif
dan
penggunaan bibit yang berkualitas baik.
3. Menyediakan prasarana dan sarana produksi, seperti: alsintan, bibit,
pupuk, pestisida, dsb., serta memelihara
jaringan
tata air secara
bersama.
4. Menerapkan teknologi terbaru secara efisien pad a setiap lahan garapan
anggota.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
3
5. Menjauhi/melarang
pembakaran lahan dalam penyiapan lahan.
6. Mengamankan gangguan penyakit dan hama, terutama tikus secara
bersama.
7. Penanganan panen dan pasca panen secara benar untuk peningkatan
mutu hasil pertanian.
8. Pemasaran bersama hasil pertanian untuk mendapatkan harga yang
lebih baik.RQPONMLKJIHGFEDCBA
B E N T U K D A N S T R U K T U R O R G A N IS A S I
1 . B e n tu k O rg a n is a s i
Bentuk organisasi yang paling cocok adalah k o p e ra s i, karena selain
memiliki motif ekonomi, juga memiliki fungsi sosial
(Hendrojogi, 2002).
dan kekeluargaan
Meskipun demikian, motif ekonomi akan menjadi
perhatian utama agar lembaga ini bergerak lebih dinamis.
pengalaman,
kebanyakan
koperasi
yang
terlalu
Berdasarkan
menonjolkan
fungsi
sosialnya mengalami stagnasi (kemandegan).
Perlu diketahui, usahatani kooperatif bukan merupakan koperasi
seperti Koperasi Unit Desa (KUD) yang lebih mirip koperasi jasa, tetapi
lembaga baru yang merupakan koperasi produksi.
Usahatani
kooperatif
merupakan
satu
kesatuan
usaha
yang
menghimpun sejumlah usahatani individual dalam satu hamparan, di mana
segala keperluan sarana dan prasarana, teknologi dan pemasaran hasil
diatur oleh lembaga.
Petani masih memiliki hak atas lahan dan hasilnya
dengan kewajiban mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan lembaga
dan memberikan kontribusi sesuai kesepakatan.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4
H e r u S u tik n o
P e rb a n d in g a n
corporate farming),
a n ta ra u s a h a ta n i k o rp o ra s i (C F ,
u s a h a ta n i in d iv id u a l d a n u s a h a ta n i k o o p e ra tif (U K ,
cooperative farming)
a d a la h s e p e rti p a d a T a b e l1 b e rik u t.
T a b e l1 .
P e rb a n d in g a n
k a ra k te ris tik
a n ta ra
Corporate
U s a h a ta n i In d iv id u a l d a n U s a h a ta n i k o o p e ra tif
FarmingTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(C F ) ,
(UK/Cooperative
Farming).fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
C o rp o ra te
Hal
Penguasaan
Pengelolaan
Pembiayaan
Asal modal
Lahan
usaha
Penyediaan Saprodi dan Aisin
Teknologi yang digunakan
Pengawasan aplikasi teknologi
Pengawasan mutu hasil panen
Penguasaan hasil panen
Pemasaran hasil
Biaya manajemen
Hak suara
Pengusahaan lahan terlantar
Usahatani Kooperatif
Usahatani
Individual
F a rm in g
(C F )
(UK)
CF
CF
CF
CF
Petani
Petani
Petani
Petani/Pinjaman
CF
Petani
Tradisional
Semau petani
Petani
Petani
Petani
Tidak ada
Tidak perlu
Dibiarkan/Bera
Teknologi maju
CF
CF
CF
CF
Tinggi/standar perusahaan
Menurut besarnya saham
CF
Petani
Petani diatur UK
Petani
Anggota/Sumber
lainl Pinjaman UK
UK
Teknologi maju
UK
UK
Petani
Bersama melalui UK
Rendah/ditentukan anggota
Satu orang satu suara
UK
P e rb e d a a n u ta m a a n ta ra C F d a n U K a d a la h p a d a p e n g u a s a a n a s s e t
la h a n d a n h a s iln y a , y a itu p a d a C F s e p e n u h n y a d ik u a s a i o le h b a d a n u s a h a ,
sedangkan
pad a U K m a s ih d ik u a s a i p e ta n i.
P e ta n i h a n y a m e m b e rik a n
s e d ik it k o n trib u s i u n tu k U K y a n g d ik a itk a n d e n g a n p e n g e m b a lia n p in ja m a n
s e te la h p a n e n , ja s a p e m a s a ra n d a n iu ra n w a jib p e r p a n e n a n y a n g b e s a rn y a
d ite n tu k a n m u s y a w a ra h a n g g o ta .
penguasaan
la h a n
dan
D e n g a n d e m ik ia n h a m b a ta n p s ik o lo g is
h a s iln y a
yang
m enyebabkan
k e g a g a la n
p e n g e m b a n g a n C F d a p a t d ia ta s i pad a U K . P e rb e d a a n la in a d a la h p a d a C F
h a k s u a ra m e n u ru t b e s a rn y a s a h a m , s e d a n g k a n p a d a U K s a tu o ra n g s a tu
s u a ra .
Usahatani Kooperatif
5
Sedangkan perbedaan utama dengan usahatani individual adalah: (1)
penyediaan sarana produksi bibit, pupuk, dan traktor dilakukan oleh UK,
sehingga lebih efisien dalam pembiayaannya dan tepat waktu, (2) aplikasi
teknologi ditentukan dan diawasi dengan ketat oleh UK, dan (3) pemasaran
hasil dilakukan bersama melalui UK, sehingga posisi tawar menawar petani
lebih kuat dan petani akan memperoleh harga yang lebih baik.RQPONMLKJIHGFEDCBA
2 . S tru k tu r O rg a n is a s i
Lembaga
ini dipimpin
oleh seorang
Ketua yang dipilih secara
demokratis oleh para anggotanya dalam Musyawarah (Rapat Tahunan)
Anggauta
dan karenanya
mempertanggung-jawabkan
tindakannya pada anggota.
hasil kerja dan
Ketua dalam menjalankan tugasnya dibantu
oleh empat Kepala Bagian, yaitu: Perencanaan, Sarana, Budidaya dan
Pemasaran (Bagan 1).
Ketua
I
Bagian Perencanaan
Pengendalian
I
Musyawarah
Anggota
I
1
IJ
dan
,
r
I
+
Seksi
Pengadaan
Saprodi dan
Tenaga Kerja
Sekretaris
I
I
Bendahara
I
- - - - - - - - - - - - - - - .. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --.
+
,
Bagian Sarana
J
I
I
-.
Seksi
Pengadaan
Aisintan dan
Tata Air
I
Bagian Budidaya
I
I
•
1
Seksi
Penerapan
Teknologi
Seksi
Proteksi
Tanaman
I
Bagian Pemasaran
•
Seksi
Pengendalian
Mutu dan
Penyimpanan
-j
1
Seksi
Pemasaran
-
Bagan 1. Struktur Organisasi Usahatani KooperatifTSRQPONMLKJIHGFED
6
H e r u S u tik n o
T ugas pokok dan wewenang dari bagian-bagian tersebut adalah:
a.RQPONMLKJIHGFEDCBA
B a g ia n P e re n c a n a a n :
bersama bagian-bagian lain, membuat rencana
kegiatan tiap-tiap bagian yang sinkron dengan kegiatan bagian lain,
sistematis, logis dan dinamis. Logis di sini diartikan sebagai menyesuaikan
diri dengan kemampuan kelompok dalam segala hal dan dapat dicapai;
jadi bukan rencana yang tinggi (mengawang-awang),
ideal, tetapi tak
dapat dicapaiTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( u n a tta in a b le ) , seperti yang sering terjadi sa at ini pada
lembaga-Iembaga yang ada. Akan tetapi, rencana tersebut harus dinamis,
dalam arti harus ada peningkatan
pencapaian dari tahun ke tahun,
meskipun kecil. Selain menghimpun rencana, juga bagian ini bertugas
memantau/mengendalikan
pelaksanaannya,
dari waktu ke waktu, dan
memperingatkan bagian lain yang melakukan penyimpangan dari rencana
bersama ketua, atau melakukan koreksi/revisi rencana bila memang
diperlukan.
b. B a g ia n
S a ra n a :
bertugas
mencari/menyediakan
alsintan
(traktor,
thresher, dsb), tenaga kerja, sarana produksi dan pemeliharaan jaringan
alsintan.
Bagian
melaksanakannya
ini
membuat
rencana
bagiannya,
sesuai rencana/jadwal yang dibuat.
serta
Rencana yang
lebih terinci dibuat bagian ini, seperti giliran pengolahan tanah dengan
traktor per petani, jadwal pembersihan/pemeliharaan
tata air, dsb.
c. B a g ia n B u d id a y a : bertugas membuat rencana seperti tersebut di atas,
dan merincinya menjadi lebih spesifik, seperti: jadwal giliran semai, tanam
dan panen per petani. Dengan demikian tenaga kerja yang sedikit dapat
dioptimalkan penggunaannya secara harmonis dan kekeluargaan, tanpa
harus berebut.
Selain itu, aplikasi teknologi baru yang sudah disepakati
diawasi betul oleh Kepala Bagian ini. Contohnya, bila ada penyelewengan
jatah pupuk, misalnya dari jatah 200 kg Urea hanya diaplikasikan 100 kg
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
7
saja,
maka
bagian
ini akan
melaporkannya
kepada
ketua
untuk
ditindak/dikenai sangsi. Demikian juga dengan aplikasi teknologi lainnya,
sehingga
penerapan
teknologi dijamin dilakukan
secara benar dan
hasilnya diharapkan akan sesuai harapan. Proteksi tanaman merupakan
tugas bagian ini, sehingga rencana dan pelaksanaan gropyokan tikus,
pengawasan serangan hama harus dibuat oleh bagian ini.
d.RQPONMLKJIHGFEDCBA
B a g ia n P e m a s a r a n .
Pemasaran masih merupakan titik terlemah dari
sistem
produksi dan distribusi
memasarkan
pertanian.
Bila bagian
ini sukses
hasil pertanian dengan harga yang baik, maka adopsi
teknolgi bukan masalah lagi. Tetapi bila macet di sini, maka petani akan
jera melaksanakannya.
Karena buat apa memproduksi
barang yang
tidak/sulit laku, sementara biaya produksinya mahal. Untuk ini maka padi
yang di tanam merupakan varietas yang berharga jual tinggi,
dijual
berasnya dalam kemasan plastik berlabel (bermerek) ke daerah yang
memiliki selera sesuai dengan karakteristik beras tersebut. Padi varietas
Margasari dan Martapura juga dapat diusahakan untuk memenuhi pasar
lokal (Kalsel) dalam kemasan yang serupa.
Dalam hal ini diperlukan
pengendalian mutu gabah dan beras yang ketat.
Hanya beras yang
mempunyai spesifikasi mutu tinggi yang dijual dalam bentuk kemasan.
Untuk ini diperlukan sentuhan teknologi mulai dari pemilihan benih, teknik
budidaya dan teknologi pasca panen, termasuk kesesuaian atau TSRQPONMLKJIHG
s e ttin g
alat prosessing yang akurat.
Ketua, Sekretaris dan Bendahara, sering disebut sebagai pengurus,
sedangkan
bagian-bagian
manajer.
8
H e r u S u tik n o
dalam struktur organisasi
ini sering disebut
3.RQPONMLKJIHGFEDCBA
M e k a n is m e K e rja fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pada prinsipnya, segala kegiatan UK adalah oleh petani dan untuk
petani, sehingga semua fungsi manajemen dilakukan oleh petani, melalui
pengurus
dan manajer.
Mekanisme
kerja usahatani
kooperatif
dalam
hubungannya dengan anggota adalah sebagai berikut.
a. Semua
kebijakan,
mulai dari pemilihan
komoditas,
teknologi
yang
digunakan, jadwal pengolahan lahan dan tanam, jadwal kegiatan lain,
dibuat oleh pengurus
UK, kemudian
ditawarkan
pada musyawarah
anggota untuk dilakukan perbaikan dan persetujuan anggota. Segala hal
yang telah disepakati dalam musyawarah anggota bersifat mengikat dan
wajib dipatuhi oleh semua pihak.
b. Petani diwajibkan untuk:
(1) mengikuti/melaksanakan
segala
ketentuan
yang
telah
dimusyawarahkan dengan konsekuen.
(2) menggarap
lahannya secara benar dan bertanggung jawab (tidak
menelantarkan lahan/usahataninya).
(3) dalam hal petani tak sanggup mengusahakan lahannya, petani wajib
menyerahkan hak pengusahaan lahannya pada UK. Selanjutnya UK
akan menawarkan pada anggota yang sanggup menggarap dan bila
tidak, akan dikerjakan oleh UK yang pelaksanaannya dilakukan secara
bersama oleh anggota lain. Dalam hal ini, semua hasil menjadi milik
UK yang pembagiannya ditentukan oleh kesepakatan bersama.
(4) menggunakan teknologi maju sesuai ketentuan yang disepakati.
(5) membayar semua kewajibannya (pinjaman saprodi, iuran wajib, dsb)
tepat waktu sesuai kesepakatan.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
9
c. Pengurus wajib memberikan pelayanan dalam hal:
(1) membuat perencanaan kegiatan UK secara jelas dan terinci, meliputi
jadwal palang pertanaman, pemeliharaan jaringan tersier, jumlah dan
sa at penyediaan sarana produksi, jadwal giliran pentraktoran lahan,
pengaturan tenaga kerja, pengajuan kredit usahatani, pemasaran
hasil, dsb., dan melaksanakannya secara konsisten.
(2) penyediaan sarana produksi dengan kualitas baik.
(3) penyediaan traktor dan alsintan lainnya.
(4) membimbing dan mengawasi aplikasi teknologi maju oleh petani.
(5) mengamati gejala serangan hama dan penyakit, serta melaporkannya
pad a petugas terkait.
(6) membantu memasarkan
hasil panen petani dengan cara mencari
informasi pasar dan menghubungi pedagang.
d. Petani memiliki
100% hasil panennya
dan memberikan
kontribusi
pendanaan seperti disepakati setiap habis panen.
e. Pengurus memiliki hak untuk menerima insentifRQPONMLKJIHGFEDCBA
SUMBERDANA
Untuk dapat melaksanakan kegiatannya diperlukan
modal usaha
yang didapat dari iuran modal awal (uang pangkal), iuran per panenan, jasa
pinjaman
saprodi,
jasa
pemasaran
hasil
panen,
hasil
lahan
yang
pengusahaannya diserahkan pada UK, dan sumber lain yang legal, baik dari
pemerintah maupun swasta.
Mengingat kemampuan
permodalan petani yang sangat terbatas
diperlukan bantuan modal awal dari pemerintah (pusat dan daerah), paling TSRQPONMLK
10
H e ru S u tik n o
tidak berupa sarana produksi yang pengembaliannya dijadikan modal UK.
Bantuan yang paling rasional adalah untuk usahatani hortikultura (sayuran
dan buah-buahan) di musim kemarau mengingat tingkat keberhasilannya
yang cukup tinggi dan memberikan pendapatan yang cukup berarti dalam
waktu singkat (1-3 bulan).
Suatu contoh, diversifikasi dengan tanaman
tomat di pematang surjan seluas 0,125 ha (seperdelapan hektar) dapat
memberikan pendapatan bersih Rp 3.685.500, hanya dengan pengorbanan
biaya Rp 703.115.
Jumlah sebesar itu cukup untuk modal usahatani baik
padi maupun sayuran berikutnya.
MANAJEMEN ORGANISASI
Seperti
diketahui,
ada
empat
fungsi
manajemen,
yaitu:
1.
Perencanaan TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(P la n n in g ), 2. Pengorganisasian (O rg a n iz in g ), 3. Pelaksanaan
(A c tu itin g )
dan 4. Pengendalian (C o n tro llin g ).
Berikut ini secara garis besar
akan diuraikan keempatfungsi tersebut pad a UK.
1, RQPONMLKJIHGFEDCBA
P e re n c a n a a n (Planning)
Perencanaan merupakan hal terpenting, karena kata orang bijak:
" k a /a u k ita
gaga! m e m b u a t re n c a n a y a n g b a ik , b e ra rti m e re n c a n a k a n u n tu k
gagaf'. Perencanaan dibuat oleh masing-masing bagian, lalu dihimpun dan
disempurnakan oleh Bagian Perencanaan, melalui rapat pengurus. Apabila
UK masih berskala kecil (kurang dari 100 ha), bagian perencanaan dapat
dihilangkan dan fungsinya dipegang oleh Ketua.
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
11
Tahap-tahap perencanaan dilakukan melaui urutan sebagai berikut:
a. Tentukan komoditas apa yang akan diusahakan, untuk siapa dan kapan.
Komoditas
yang diusahakan
dipilih berdasarkan
tingkat keunggulan
kompetitifnya. Hasil penelitian (Sutikno TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a I, 2002) menunjukkan bahwa
untuk lahan pasang surut sulfat masam, urutan keunggulan kompetitif
tanaman adalah seperti pada Tabel 2. Nenas, meskipun secara finansial
paling kompetitif, tapi petani banyak yang tidak bersedia mengusahakan
dalam satu hamparan dengan padi, karena dikhawatirkan akan menjadi
sarang tikus. Sedangkan jeruk, meskipun kalah kompetitif dari tomat dan
lombok, tapi karena resiko serangan hama dan penyakit lebih rendah dan
memerlukan pemeliharaan
lebih ringan, maka lebih disukai petani, di
samping juga sebagai semacam cadangan pensiun. Namun lombok dan
tomat dapat dijadikan tanaman sela di antara jeruk.
meskipun
kalah
kompetitif
dari
tanaman
Padi Margasari
hortikultura
diusahakan petani, karena merupakan kebutuhan pokok.
tetap
akan
Akan tetapi
pengalaman dari satu desa di kawasan Terantang, pada Lahan-2, petani
mulai meninggalkan padi setelah jarak antar baluran menjadi hanya 5 m
(delapan balur per hektar), suatu hal yang harus diantisipasi di Lahan-1.
Tabel 2. Peringkat keunggulan kompetitif tanaman di lahan sulfat masam
Tipologi lahan pasang
surut sulfat masam
1. TipeA
2. Tipe B
3. Tipe C
Sumber:
12
Sutikno e t a i,
H e ru S u tik n o
Peringkat keunggulan kompetitif
1.
Jeruk
Nenas
Padi lokal
2002
2.
Kelapa
Tomat
Kc. Tanah
3.
Padi lokal
Lombok
Kedelai
4.
5.
Jeruk
Padi Margasari
Untuk siapa produk yang dihasilkan ditujukan, akan menentukan
varietas dan teknologi yang digunakan.
mensyaratkan
Sayuran untuk TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
s u p e r m a rk e t
be bas pestisida dan ini memerlukan teknologi tersendiri.
Apalagi untuk tujuan ekspor, mungkin malah harus be bas dari bahan kimia,
termasuk pupuk buatan, sehingga pertanian organik yang harus dilakukan.
Kapan dipasarkan, merupakan pertanyaan yang sering dilupakan
oleh petani, bahkan penyuluh. Usahakan jangan sampai panen jatuh pada
saat harga rendah, pilih saat panen di mana harga tinggi. Contoh, pada akhir
musim kemarau, mulai Agustus harga tomat cukup baik, karena daerah lahan
lain sudah tak memiliki air lagi untuk menanam. Pilih bulan Agustus sebagai
bulan panen dan mundurtiga bulan untuk menentukan sa at semai.
b. Tentukan paketteknologi yang akan digunakan.
c. Buatjadwal palang kegiatan usahatani.
d. Buatjadwal pengajuan kredit usahatani dan proposalnya.
e. Buatjadwal palang penyediaan sarana produksi.
f. Tentukan jenis dan kuantitas sarana produksi.
g. Rencanakan pemasaran hasil dengan menjajagi pedagang/pengusaha
mitra, buat kontrak kerjasama pemasaran bila diperlukan.
2.RQPONMLKJIHGFEDCBA
P e n g o rg a n is a s ia n
Dari struktur organisasi sudah jelas siapa yang melakukan dan
bertanggungjawab terhadap pekerjaan tertentu dan hak-haknya. Ketentuan
ini tinggal dipatuhi bersama secara konsekuen, ikhlas dan bertanggung
jawab.
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
13
3.RQPONMLKJIHGFEDCBA
P e la k s a n a a n fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dalam pelaksanaan rencana yang telah dibuat, diperlukan keseriusan
dan ketepatan waktu seperti yang telah digariskan.
pelaksanaan
harus mempertimbangkan
Perubahan waktu
waktu kritis pertanaman, yang
ditentukan oleh kondisi air seperti kebanjiran, kekeringan dan keasinan,
serta harga hasil panen (untuk hortikultura) agar terhindar dari harga yang
merugikan akibat panen raya di ekosistem lain (Iahan kering dan lebak).
4 .P e n g e n d a lia n
Fungsi manajemen ini sering dilupakan, padahal pengawasan atau
pengendalian yang terus menerus akan sangat menentukan keberhasilan
upaya-upaya yang dilakukan.
Pengawasan mutu bibit, ketepatan aplikasi
teknologi, pengamatan hama dan penyakit, pengendalian mutu hasil panen
harus selalu dilakukan.
Setahun sekali, setelah panen padi musim kemarau, dilakukan
evaluasi, mengenai seluruh kegiatan yang telah dilakukan, untuk melihat di
mana letak kekurangannya dan bagaimana seharusnya.
Hasil temuan
evaluasi ini dibawa ke Rapat Tahunan Anggota (RAT) untuk dilakukan
perbaikan dari rencana tahun sebelumnya.
PENGEMBANGAN LEMBAGA
P e rs p e k tif k e d e p a n
Usahatani kooperatif
didisain bukan untuk satu kelompok tani, tapi
untuk satu hamparan dari beberapa kelompok tani.
Luas hamparan
optimum belum diketahui, karena belum diadakan penelitian. Diperkirakan
luasan sekitar 100 ha (tiga sampai empat kelompok tani) masih dapat
dijangkau oleh kemampuan manajemen UK. Luasan yang terlalu sempitTSRQPONM
14
H e r u S u tik n o
akan menyebabkan kecilnya sumber pendapatan UK sehingga tak mampu
memberi insentif yang wajar terhadap pengurus, sebaliknya kalau terlalu
luas akan sulit dijangkau oleh manajemen UK yang tingkat pendidikannya
kurang memadai.
Apabila telah terbentuk cukup banyak UK, maka perlu dibentuk Induk
UK untuk mengkordinasikan gerakan UK dalam program tertentu. Misalnya
ada order permintaan atas suatu komoditas yang dapat diusahakan di UK,
maka Induk UK dapat bertindak sebagai eksportir.
Induk UK juga dapat
berperan sebagai lembaga intermediasi antara UK dan pemberi pinjaman
modal (Bank dan lembaga keuangan lain). Manajemen Induk UK terdiri atas
para profesional yang berjiwa wiraswasta TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( e n tr e p r e n e u r ) , dinamis dan
memiliki wawasan luas.
Hubungan kerja ini seperti digambarkan
pada
Bagan2.RQPONMLKJIHGFEDCBA
IN D U S T R I
BANK
PENGOLAHAN
US~~~T~~/
..
KOOPERAT~~
--~I
. USAHATANI
~OOPERATIF
Keterangan:
----+
Arus Informasi
Pasar
~
,----------~
USAHATANI
USAHATANI
K O O P E R A T IF
K O O P E R A T IF
Arus Barang
Intermediasi
hubungan UK
dengan Bank
Bagan 2. Hubungan kerja antara Usahatani Kooperatif, Induk Usahatani
Kooperatif dan Agen Ekonomi Luar.
U s a h a ta n i K o o p e r a tif
15
M a s a la h p e n g e m b a n g a n fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Integrasi beberapa kelompok tani tidak mudah, karena akan terbentur
pada beberapa masalah antara lain (Sutikno TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e t a I, 2 0 0 3 ):
1. E g o is m e k e lo m p o k .
Suatu kelompok tentu menghendaki yang jadi
ketua berasal dari kelompoknya.
Hal ini mungkin dapat diatasi dengan
penggiliran personalia Ketua setiap periode.
2. S a lin g c u rig a .
Pengalaman menunjukkan adanya tendensi kecurigaan
di kalangan petani meskipun dalam satu kelompok.
antar kelompok dapat menimbulkan
Penggabungan
kecurigaan tentang menganak
emaskan anggota kelompok ketuanya, atau pengurusnya.
Untuk ini
distribusi personalia pengurus harus meliputi semua kelompok dan
transparansi dari pengurus sangat diperlukan.
3. P ro fe s io n a lis m e y a n g re n d a h . Akibat dari bagai-bagi jabatan pengurus
dan penggiliran ketua dapat menyebabkan wakil pengurus yang ditunjuk
kelompok menjadi tidak sesuai dengan kemampuannya.
4. M o d a l. Modal awal merupakan hal yang berat untuk ditanggung petani,
mengingat kondisi perekonomian petani yang masih tergolong lemah.
Mencari sumber permodalan sa at ini juga sui it, terbukti dari realisasi KUT
yang sangat rendah.
Keharusan adanya agunan yang diminta bank
menyebabkan lebih sulit lagi mendapatkan KUT.
Hal ini mung kin dapat
diatasi dengan keharusan adanya agunan diganti dengan jaminan dari
pemerintah
daerah
(PEMDA),
sepanjang
tingkat
keberhasilan
usahataninya tinggi, seperti usahatani hortikultura di musim kemarau.
Pemberian jaminan PEMDA harus diikuti adanya supervisi teknis dari
ahlinya. Contohnya, jaminan PEMDA untuk usahatani sayuran harus ada
konsultan ahli tanaman sayuran dan pemasaran.
16
H e ru S u tik n o
Kesalahan selama ini
adalah memberikan bantuan tanpa supervisi teknis budidaya tanaman dan
pemasaran.
S is te m p e m a s a ra n y a n g b e rs k a la lo k a l. Sampai sa at ini sebagian besar
5.RQPONMLKJIHGFEDCBA
produk pertanian Kalimantan Selatan masih berputar di dalam kawasan
sendiri.
Hal ini sangat menghambat pengembangan produksi, terutama
padi unggul yang kurang sesuai dengan preferensi konsumen
lokal.
Perluasan pasar merupakan keharusan dan sudah saatnya dilakukan
rekayasa pengembangan sistem pemasaran ke luar daerah.
PENUIUP
Konsep UK ini dibuat sebagai titik awal dari revitalisasi kelembagaan
pertanian yang tentu saja masih harus dilakukan penyempurnaan.
saran yang konstruktif sangat diharapkan.
peneliti
sosial
ekonomi
Balittra
akan
Kritik dan
Komunikasi lebih lanjut dengan
sangat
bermanfaat
dalam
pengembangan kelembagaan ini.
Dalam pengembangannya
modifikasi dari konsep ini dapat dilakukan
untuk disesuaikan dengan kondisi setempat.
DAnAR PUSIAKA
Hendrojogi, 2002. Koperasi, azas-azas, teori dan praktek. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Ismail, LG., T. Alihamsyah,
IPG. Widjaja-Adhi,
Suwarno, T. Herawati, R.
Taher, dan D.E. SianturiTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(e d s ), 1994. S e w in d u (1985-1993) P e n e litia n
P e rla n ia n
d i L a h a n R a w a , K o n trib u s i d a n P ro s p e k P e n g e m b a n g a n .
Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa, Swamps
II, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dep. Pertanian,
Jakarta.
U s a h a ta n i K o o p e ra tif
17
~~
ctTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
J
Sutikno, H., M. Alwi, M. Thamrin dan Zaenuddin, 2002. Analisis keunggulan
kompetitiv usahatani tanaman pangan di berbagai tipologi lahan
pasang surut dan lebak. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2001, Balittra,
Banjarbaru.
Sutikno, H., M. Alwi dan M. Thamrin, 2003. Perancangan dan uji diagnostik
model usahatani kooperatif di daerah pasang surut. Laporan Hasil
Penelitian Tahun 2002, Balittra, Banjarbaru.
W idjaja-Adhi,
I.P.G., K.Nugroho,
D. Ardi S. dan A.S. Karama,
1992.
Sumberdaya lahan rawa: Potensi, keterbatasan dan pemanfaatan.
D a la m
S. Partohardjono dan M. Syam (eds).
Pengembangan
Terpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak.
Risalah
Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Surut
dan Rawa.
Bogor.
18
H e r u S u tik n o
Cisarua 3-4 Maret 1992, Puslibangtan-SW AMPS
II.
632
B