Pembangunan sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

BIODATA PENULIS

1. Data Pribadi

Nama : Fadhilah Rachmaniah

NIM : 10109553

Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 31 Desember 1991 Jenis Kelamin

Status Agama

: : :

Perempuan Belum Nikah Islam

Alamat : Jl. Uranus Tengah I No. 21 Bandung No. Telp./HP. : 081321192941

E-mail : dhilamdr@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan

1997 – 2003 : SD Negeri Karangpawulang 1 Bandung 2003 – 2006 : SMP Negeri 30 Bandung

2006 – 2009 : SMK Negeri 4 Bandung

2009 – 2014 : Program Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Bandung


(5)

PEMBANGUNAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGADAAN ALAT SURVEI DI PUSAT PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

FADHILAH RACHMANIAH

10109553

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia dengan judul “PEMBANGUNAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN BANDUNG”.

Laporan tugas akhir ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan semua pihak yang dengan segenap hati dan rasa tulus yang telah memberikan semua hal yang penulis butuhkan, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya. 2. Bapak Ginandjar, Ibu Lily Tambunan, Andhita Nadhirah dan M.

Fauzan Aminullah, atas segala dukungan, doa dan motivasi yang selalu menjadi kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Ibu Tati Harihayati M., S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan bagi penulis. 4. Bapak Hartana., A.md., M.T., selaku pembimbing di Pusat Penelitian

dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung.

5. Ibu Sufa’atin, S.T., M.Kom., selaku dosen penguji 1 yang telah memberikan masukan serta saran kepada penulis.

6. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T, selaku dosen penguji 3 yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

7. Ibu Utami Dewi, S.Kom., M.Kom, selaku dosen wali IF-13 yang selalu mendengarkan keluh kesah dan senantiasa memberikan masukan serta saran kepada penulis.


(7)

iv

8. Seluruh dosen pengajar di UNIKOM khususnya di Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu serta pengetahuannya. 9. Keluarga besar Rd. Abdurrachman dan H. Firman Tambunan yang

senantiasa memberikan dukungan dan doa restunya.

10. Gyta Nurul Windari, Linda Lestari, Cicy Eka Murdeni dan Septiani Nur Hasanah, yang selalu menemani penulis disaat senang maupun susah.

너희들최고다!

11. Rya, Teh Vika, April, Kang Baso, Kang Imam, Kang Heri, Eko, Ayu, Afif, Lutfi dan semua anak bimbingan ibunda yang telah berbagi suka dan duka selama masa pengerjaan tugas akhir ini.

12. Herlan, Irman, Ryan, Yana, Abud, Aras, Anto dan Sam yang menjadi teman seperjuangan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

13. Teman-teman IF-13 2009 yang telah bersama-sama melewati pahit manisnya bangku perkuliahan.

14. Ratih, Wiwid, Sari, Nana, Citra dan teman-teman IF-11 2009 yang selalu bersedia direpotkan dengan keluh kesah penulis.

15. Semua pihak yang telah terlibat dan ikut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin meskipun pada akhirnya hasilnya masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala masukan, saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna khusunya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Bandung, 25 Februari 2014


(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SIMBOL ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 6

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 6

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 7

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Profil Perusahaan ... 11

2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 11

2.1.2 Logo Instansi... 12

2.1.3 Visi dan Misi ... 13

2.1.4 Struktur Organisasi ... 14

2.1.5 Deskripsi Pekerjaan ... 15

2.2 Landasan Teori ... 17

2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ... 17

2.2.1.1 Pengambilan Keputusan ... 19

2.2.1.2 Karateristik SPK pada Pengolahan Informasi ... 19


(9)

vi

2.2.1.4 Komponen-komponen SPK ... 20

2.2.2 Metode Multi-Factor Evaluation Process (MFEP) ... 21

2.2.2.1 Penentuan Faktor Penting (Weight Factor) ... 21

2.2.2.2 Pemberian Bobot... 22

2.2.2.3 Evaluasi Factor Weight ... 22

2.2.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 24

2.2.4 Data Flow Diagram (DFD) ... 24

2.2.5 Bahasa Pemrograman ... 25

2.2.5.1 PHP ... 25

2.2.5.2 SQL ... 26

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27

3.1 Analisis Sistem ... 27

3.1.1 Analisis Masalah ... 27

3.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 28

3.1.2.1 Prosedur Pengadaan Alat Survei... 28

3.1.2.2 Prosedur Persetujuan dan Pelaporan ... 31

3.1.3 Analisis Proses Pembandingan Alat Survei sebagai Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dengan Metode Multifactor Evaluation Process ... 33

3.1.4 Analisis Aturan Bisnis ... 38

3.1.4.1 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Fakta ... 38

3.1.4.2 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Kebutuhan ... 39

3.1.4.3 Kesimpulan Analisis Aturan Bisnis ... 39

3.1.5 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39

3.1.6 Analisis Pengkodean ... 41

3.1.7 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 43

3.1.7.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 43

3.1.7.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak... 44

3.1.7.3 Analisis Pengguna... 44

3.2 Analisis Data ... 47


(10)

vii

3.3.1 Diagram Konteks ... 46

3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 51

3.3.3 Spesifikasi Proses ... 63

3.3.4 Kamus Data DFD... 80

3.4 Perancangan Kode ... 86

3.5 PerancanganData ... 87

3.5.1 Diagram Relasi ... 87

3.5.2 Struktur Tabel ... 88

3.5.3 Perancangan Struktur Menu... 95

3.5.4 Perancangan Antarmuka ... 96

3.5.4.1 Layar Login Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei ... 97

3.5.4.2 Layar Lupa Password... 98

3.5.4.3 Layar Beranda Staf Urusan Sarana ... 99

3.5.4.4 Layar Pengolahan Data Master ... 100

3.5.4.5 Layar Pengolahan Data Transaksi ... 101

3.5.4.6 Layar Pengolahan Data Alat Survei... 102

3.5.4.7 Layar Penambahan Data Alat Survei ... 103

3.5.4.8 Layar Pengubahan Data Alat Survei ... 104

3.5.4.9 Layar Pengolahan Data Kegunaan ... 105

3.5.4.10 Layar Penambahan Data Kegunaan ... 106

3.5.4.11 Layar Ubah Data Kegunaan ... 107

3.5.4.12 Layar Pengolahan Data Lokasi ... 108

3.5.4.13 Layar Penambahan Data Lokasi ... 109

3.5.4.14 Layar Ubah Data Lokasi ... 110

3.5.4.15 Layar Pengolahan Data Peneliti ... 111

3.5.4.16 Layar Penambahan Data Peneliti ... 112

3.5.4.17 Layar Ubah Data Peneliti ... 113

3.5.4.18 Layar Pengolahan Data Peminjaman ... 114

3.5.4.19 Layar Penambahan Data Peminjaman ... 115


(11)

viii

3.5.4.21 Layar Pengolahan Data Detail Peminjaman ... 117

3.5.4.22 Layar Penambahan Data Detail Peminjaman ... 118

3.5.4.23 Layar Ubah Data Detail Peminjaman ... 119

3.5.4.24 Layar Pengolahan Data Pemakaian ... 120

3.5.4.25 Layar Penambahan Data Pemakaian... 121

3.5.4.26 Layar Ubah Data Pemakaian ... 122

3.5.4.27 Layar Pengolahan Data Perawatan ... 123

3.5.4.28 Layar Penambahan Data Perawatan ... 124

3.5.4.29 Layar Ubah Data Perawatan ... 125

3.5.4.30 Layar Pengolahan Data Kriteria ... 126

3.5.4.31 Layar Pengolahan Data Kriteria ... 127

3.5.4.32 Layar Penambahan Data Kriteria ... 128

3.5.4.33 Layar Ubah Data Kriteria ... 129

3.5.4.34 Layar Pengolahan Data SubKriteria ... 130

3.5.4.35 Layar Penambahan Data SubKriteria ... 131

3.5.4.36 Layar Ubah Data SubKriteria ... 132

3.5.4.37 Layar Beranda Kepala Urusan Sarana ... 133

3.5.4.38 Layar Pengolahan Data Hasil Penghitungan ... 134

3.5.4.39 Layar Pengolahan Data Rekomendasi ... 135

3.5.5 Perancangan Pesan ... 136

3.5.6 Jaringan Semantik ... 136

3.5.7 Perancangan Prosedural ... 138

BAB 4 ... 146

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 146

4.1 Implementasi Sistem ... 146

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 146

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 147

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 147

4.1.4 Implementasi Antar Muka ... 154

4.2 Pengujian Sistem... 155


(12)

ix

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 157

4.3 Pengujian Beta ... 165

4.3.1 Wawancara Pengguna ... 166

4.3.2 Wawancara Pengujian Beta untuk Staf Urusan Sarana ... 166

4.3.3 Wawancara Pengujian Beta untuk Kepala Urusan Sarana ... 168

4.3.3 Wawancara Pengujian Beta untuk Kepala Sub Bidang ... 170

4.3.5 Kesimpulan Pengujian Beta ... 172

BAB 5 ... 173

KESIMPULAN DAN SARAN ... 173

5.1 Kesimpulan ... 173

5.2 Saran ... 173


(13)

174

DAFTAR PUSTAKA

[1] Robert, M. (1990). Sistem Informasi Manajemen untuk Manajemen

Modern. Jakarta: Erlangga.

[2] Haas, D. (2007). An Illustrated Guide to the Analythic Hierarchy

Process. Jakarta: Boku.

[3] Kadarsah. (1998). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

[4] M. Kom, K. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan. Yogyakarta: Andi.

[6] Turban, E. (2005). Sistem Pendukung Keputusan Sistem Cerdas.

Indonesia: Andi.


(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (PPPGL) Bandung adalah perusahaan milik pemerintah yang prioritas pokok kegiatannya adalah melakukan pengembangan litbang di kawasan pantai dan laut, pengembangan kelembagaan menuju kemandirian, dan pengembangan pelayanan jasa riset dan teknologi. Penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan pada dekade terakhir ini makin ditingkatkan terutama pada pencarian sumber daya mineral dan energi di laut dalam. Kegiatan tersebut merupakan perwujudan akan tanggung jawab pemerintah dan negara dalam menggali potensi sumber daya mineral dan energi yang terdapat di dasar laut, mulai dari kawasan pantai, perairan pantai, hingga ke batas terluar Landas Kontinen yang termasuk Zona Ekonomi Eksklusif. Salah satu faktor penting di dalam kegiatan penggalian potensi sumber daya mineral dan energi di dasar laut adalah alat-alat survei yang saat ini dikelola oleh Sub. Bidang Pengoperasian Sarana pada Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung. Salah satu tugas dari bidang ini adalah menyusun Rencana Pengadaan, penyimpanan dan inventarisasi Barang Milik Negara, dalam hal ini alat survei yang digunakan untuk kegiatan penelitian.

Proses pengadaan alat survei di PPPGL Bandung terdiri dari 3 (tiga) proses, yaitu proses pembandingan alat survei, pemilihan alat survei dan pembelian alat survei. Proses pembandingan alat survei dilakukan dengan cara membandingkan kriteria pertimbangan mutu, pertimbangan ekonomi, pertimbangan perawatan dan pertimbangan spesifikasi dari masing-masing alat survei. Hasil dari proses pembandingan alat survei adalah alat survei yang paling berkualitas yaitu alat survei dengan hasil pertimbangan kriteria paling baik, yang kemudian akan dipilih oleh Kepala Sub Bidang untuk disusun ke dalam Rencana Pengadaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Bapak Hartana selaku Kepala Urusan Sarana pada Sub Bidang Pengoperasian Sarana di PPPGL Bandung,


(15)

2

dengan jumlah alat survei yang mencapai lebih dari 200 (dua ratus), sistem yang berjalan saat ini belum mampu untuk menentukan alat survei paling berkualitas yang akan disusun ke dalam Rencana Pengadaan. Meskipun telah ada metode/cara pengambilan keputusan pengadaan alat survei, tetapi metode/cara tersebut dianggap masih ada kekurangan karena pada proses pengolahan kriteria dan pembandingan, petugas harus menghitung bobot kriteria dari banyak kategori dengan teknik manual yang membutuhkan waktu lama sehingga proses perekomendasian alat survei berkualitas yang akan disusun ke dalam Rencana Pengadaan menjadi terhambat.

Berdasarkan masalah yang ada saat ini di Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung, maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei yang mampu membantu Kepala Sarana dalam perekomendasian alat survei yang paling berkualitas sehingga dapat membantu Kepala Sub Bidang dalam penyusunan Rencana Pengadaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di latar belakang, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana membangun sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei pada Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan di PPPGL Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah membangun sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei pada Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan di PPPGL Bandung. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Membantu Kepala Urusan Sarana dalam memberikan rekomendasi alat survei yang paling berkualitas.

2. Membantu Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana dalam menyusun Rencana Pengadaan alat survei berdasarkan rekomendasi dari Kepala Urusan Sarana.


(16)

3

1.4 Batasan Masalah

Sistem pendukung keputusan ini mencakup banyak hal, namun agar prosesnya lebih terarah pada tujuan yang diinginkan, dibuatlah beberapa batasan atau ruang lingkup kajian. Batasan-batasan tersebut meliputi hal-hal berikut ini:

1. Penelitian dilakukan di Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL

2. Data yang akan diolah adalah data alat survei dan data kriteria pendukung keputusan pengadaan alat survei.

3. Proses yang terjadi di dalam sistem ini adalah: a. Pengolahan data alat survei

b. Perhitungan bobot kriteria alat survei dari tiap kategori

c. Pembandingan jumlah bobot kriteria alat survei dari tiap kategori d. Pemilihan alat survei dari tiap kategori

4. Proses pembandingan alat survei dilakukan pada masing-masing alat survei dari 14 (empat belas) kategori dengan kriteria sebagai berikut: 1) Kriteria Umum

a. Pertimbangan Mutu - Total Peminjaman - Total pemakaian (Jam) - Lama garansi (Bulan/Tahun) b. Pertimbangan Ekonomi - Harga beli (Rupiah)

- Harga suku cadang (Rupiah)

c. Pertimbangan Kemudahan Perawatan/Perbaikan - Lama waktu perawatan (Jam)

- Jumlah personil perawatan (Orang) 2) Kriteria Khusus

a. Pertimbangan spesifikasi untuk kategori Pengukur Kedalaman - Tingkat pancaran frekuensi (KHz)


(17)

4

- Akurasi pengukuran (m/cm/mm) - Kapasitas memori (MB/GB) - Kekuatan baterai (jam)

b. Pertimbangan spesifikasi untuk kategori Navigasi - Ukuran tampilan (inci)

- Resolusi tampilan (ppi) - Akurasi jarak (m/cm/mm)

- Water resistance level (IPXX)

- Kapasitas memori (MB/GB) - Jumlah feature

- Routing options (Lengkap/Ada/Tidak)

- Kekuatan baterai (jam)

c. Pertimbangan spesifikasi untuk kategori Pengukur Sudut dan Jarak

- Akurasi pembacaan (inci) - Ketelitian (detik)

- Weather construction (IPXX)

- Kedalaman penetrasi (m) - Kekuatan baterai (jam)

d. Pertimbangan spesifikasi untuk kategori Pengambil Contoh - Perpanjangan pegangan (m)

- Kapasitas (gram) - Panjang kabel (m) - Kekuatan baterai (jam)

e. Pertimbangan spesifikasi untuk kategori Penerima Sinyal Akustik

- Respon maksimal (dB) - Sensitivitas (mV/Pa) - Kedalaman maksimal (m) - Temperatur maksimal (Celcius) - Kekuatan baterai (jam)


(18)

5

f. Pertimbangan spesifikasi untuk Perekam Seismik dan Grafis - Sensitivitas frekuensi (Hz)

- Resistansi Kumparan (Ω) - Sensitivitas (V/m/s)

- Temperatur pengoperasian (Celcius) - Kekuatan baterai (jam)

g. Pertimbangan spesifikasi untuk Sumber Energi - Lama pemakaian (jam)

- Lama pengisian (jam)

h. Pertimbangan spesifikasi untuk Pengukur Pasang Surut dan Gelombang

- Tekanan (psi) - Akurasi pengukuran - Kekuatan baterai (jam)

i. Pertimbangan spesifikasi untuk Pengukur Arus - Akurasi pengukuran tekanan (psi)

- Kedalaman penetrasi (m) - Beban kedalaman laut (m) - Kekuatan Baterai (jam)

j. Pertimbangan spesifikasi untuk Pengukur Kecepatan Angin - Akurasi pengukuran kecepatan (m/s)

- Batas ukur kecepatan (knot) - Kekuatan baterai (jam)

k. Pertimbangan spesifikasi untuk Pengukur pH, Temp &Conductivity

- Akurasi keasaman (pH) - Batas suhu (derajat)

- Jumlah identifikasi senyawa - Kekuatan baterai (jam)

l. Pertimbangan spesifikasi untuk Pengukur Kemagnitan


(19)

6

- Bandwith (hZ)

- Ukuran (mm)

- Kekuatan baterai (jam)

m. Pertimbangan spesifikasi untuk Filter Audio

- Output maksimal (watt)

- Akurasi Frekuensi (Hz) - Filter (dB)

- Kekuatan baterai (jam)

n. Pertimbangan spesifikasi untuk Pengukur Gaya Berat - Akurasi pengukuran (kilogram/gram/milligram) - Batas pengukuran (mGal)

- Jumlah besaran

- Kekuatan baterai (jam)

5. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) karena data penelitian yang digunakan berupa angka-angka.

6. Keluaran yang akan dihasilkan dari sistem ini adalah: a. Informasi data alat survei

b. Informasi bobot alat survei dari tiap kategori

c. Informasi hasil pembandingan jumlah bobot alat survei dari tiap kategori

d. Informasi hasil pemilihan alat survei dari tiap kategori

7. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah

PHP dengan MySQL sebagai database dan sistem berbasis client-server.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan fakta-fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian dimasa sekarang


(20)

7

secara sistematis, faktual dan akurat. Metodologi penelitian ini memiliki dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian dan referensi-referensi yang telah diperoleh. Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan penelitian ke Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung. Studi lapangan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak dari Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung yaitu Bapak Hartana selaku Kepala Urusan Sarana pada Sub Bidang Pengoperasian Sarana.

2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode pengumpulan datauntuk memberikan landasan teoritis dan konseptual yang penting dan relevan dalam menyusun hipotesis, ataupun dalam menguraikan analisis. Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai literatur dari buku-buku, jurnal ilmiah, situs internet, dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti.


(21)

8

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak ini menggunakan model waterfall seperti pada Gambar 1.1. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan terurut, dimana tahap demi tahap yang akan dilalui harus menunggu tahap sebelumnya selesai dan berjalan berurutan. Tahap dari model ini adalah sebagai berikut:

1. Communication

Tahap communication merupakan tahap memahami masalah dan mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan petugas dari Sub Bidang Pengoperasian Sarana di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (PPPGL), serta mengumpulkan data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun internet yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei.

2. Planning

Tahap planning akan menghasilkan user requirement atau dapat dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan Staf dan Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana PPPGL Bandung dalam pembangunan sistem pendukung keputusan pengadaan alat survey, termasuk diantaranya rencana-rencana penting yang akan dilakukan seperti pemilihan alat survei dan penyusunan Rencana Pengadaan.

3. Modeling

Tahap modeling akan menerjemahkan data yang dirancang ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pengguna. Membuat perancangan dari data yang dimodelkan menggunakan ERD (Entity

Relationship Diagram) serta untuk menggambarkan pemodelan

fungsionalnya menggunakan DFD (Data Flow Diagram).

4. Construction

Tahap construction merupakan proses pembuatan kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Tahap penerjemahan data atau


(22)

9

pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database server yang menerima dan mengirimkan datanya. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing berupa pengujian blackbox terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan dari sistem tersebut untuk kemudian dapat diperbaiki.

5. Deployment

Tahap deployment bisa dikatakan final dari pembuatan software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean, maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian

software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara

berkala. Di dalam penelitian ini, pembangunan perangkat lunak tidak sampai ke tahap deployment.

Gambar 1.1 Model Waterfall [1]

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 berisi uraian tentang latar belakang permasalahan, rumusan dari permasalahan yang dihadapi, maksud dan tujuan dari penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan.


(23)

10

Bab 2 berisi tentang profil umum dari Pusat Penelitan dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), logo dari PPPGL, struktur organisasi dari PPPGL, landasan teori yang berisi teori-teori yang melandasi dari pembangunan sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei di PPPGL Bandung.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab 3 berisi analisis sistem, analisis sistem, analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (PPPGL), analisis metode, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis pengguna, analisis perangkat keras dan analisis perangkat lunak. Selain itu terdapat juga analisi basis data, analisis kebutuhan fungsional, diagram konteks, spesifikasi proses, kamus data, struktur tabel, perancangan antar muka, perancangan prosedural dan jaringan semantik untuk sistem yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab 4 merupakan berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat disertai juga hasil pengujian sistem yang dilakuan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (PPPGL) sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun apakah sudah memenuhi syarat sebagai sistem yang user-friendly. Untuk metode pengujian dalam sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei di PPPGL Bandung ini menggunakan metode pengujian black box.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari uraian proses pembangunan sistem serta saran-saran yang berkaitan dengan sistem untuk penulisan tugas akhir.


(24)

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

Profil perusahaan merupakan pembahasan mengenai sejarah, visi dan misi, struktur organisasi serta deskripsi jabatan pada perusahaan yang akan menjadi tempat dibangunnya sistem ini.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) tahun 1979. Pada tanggal 6 Maret 1984 kedua Seksi tersebut kemudian ditingkatkan menjadi Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 Tahun 1984.

Pada awal berdirinya, PPGL didukung oleh empat bidang teknis, yaitu, Bidang Geologi Kelautan, Bidang Geofisika Kelautan, Bidang Sarana Operasi Kelautan, Bidang Manajemen Informasi dan Bagian Umum, dengan jumlah sumber daya manusia 164 orang. Sarana dan prasarana yang dimiliki sebagian berasal dari P3G. Dalam perjalanannya, PPGL telah membangun Kapal Peneliti Geomarin I dan memiliki berbagai peralatan survei pantai. Kapal Peneliti Geomarin I diopeasikan untuk mendukung kegiatan pemetaan geologi kelautan bersistem skala 1:250.000 di perairan dangkal. Peralatan survei pantai dioperasikan untuk mendukung kajian geologi kelautan di kawasan pesisir.

Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 Tahun 2001, PPGL dimekarkan menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) di bawah Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada era tersebut PPPGL berkembang dengan semangat menuju kemandirian, sejalan dengan lingkungan strategis globalisasi, AFTA, perkembangan industri kelautan yang pesat, Otonomi Daerah dan kemitraan.


(25)

12

Peraturan Menteri ESDM No. 0030 Tahun 2005 mengukuhkan kembali PPPGL sebagai penunjang dalam upaya meningkatkan investasi sektor ESDM terutama penyediaan data klaim atas wilayah landas kontinen, dan peningkatan status cekungan migas di laut.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, PPPGL mempunyai tugas melaksanakan litbang bidang geologi kelautan di seluruh wilayah Laut Indonesia dalam rangka menunjang pembangunan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk melaksanakan tugas tersebut prioritas pokok kegiatan adalah melakukan pengembangan litbang di kawasan pantai dan laut, pengembangan kelembagaan menuju kemandirian dan pengembangan pelayanan jasa riset dan teknologi.Penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan di Indonesia pada dekade terakhir ini makin ditingkatkan terutama pada pencarian sumber daya mineral yang bernilai strategis dan ekonomis dalam menunjang pembangunan nasional. Hal ini sehubungan dengan makin terbatasnya sumber daya mineral dan energi di darat. Kegiatan tersebut merupakan perwujudan akan tanggung jawab pemerintah dan negara dalam menggali potensi sumber daya mineral dan energi yang terdapat di dasar laut, mulai kawasan pantai, perairan pantai hingga ke batas terluar Landas Kontinen termasuk Zona Ekonomi Eksklusif.

2.1.2 Logo Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung Logo merupakan identitas dari sebuah instansi sebagai komunikasi arti dan makna terhadap jati diri perusahaan. Logo dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung dapat dilihat pada Gambar 2.1


(26)

13

Arti logo Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) pada Gambar 2.1 adalah:

1. Rangka segi lima menggambarkan falsafah Bangsa Indonesia, Pancasila. 2. Bulatan warna kuning menggambarkan dunia, didalamnya terdapat 3 (tiga)

garis melintang dibagian tengah dan berwarna hitam menggambarkan letak negara Indonesia secara geografis berada ditengah garis khatulistiwa yang melintang dari Barat ke Timur.

3. Tiga garis tebal warna hitam bergelombang yang terletak di bagian bawah bulatan dunia, menggambarkan lapisan bumi Indonesia yang mengandung sumberdaya alam, mineral dan energi yang sangat potensial dan dikelola oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk meningkatkan kesejahteraan Bangsa Indonesia.

4. Gambar palu dan belencong berwarna hitam yang melintang di depan menara merupakan lambang peralatan dasar eksplorasi mineral (bahan tambang). 5. Dua gambar kilatan warna kuning menggambarkan kilatan arus listrik yang

merupakan energi sekunder.

6. Tulisan “ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL” yang berwarna

kuning diatas dasar hitam yang terletak dibawah bulatan dunia, yang ditulis pada garis khatulistiwa diujung kanan menunjukkan nama Departemen yang memilki lambang tersebut.

2.1.3 Visi dan Misi

PPPGL Bandung memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: 1. Visi

Menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan yang PROFESIONAL, UNGGUL, dan MANDIRI di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.

2. Misi

a. Melaksanakan Litbang dan pemetaan geologi kelautan dan potensi energi sumber daya mineral kawasan pesisir dan laut


(27)

14

b. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sarana-prasarana litbang

c. Memberikan kontribusi dalam perumusan evaluasi, dan rekomendasi kebijakan potensi energi dan sumber daya mineral di wilayah landas kontinen Indonesia

d. Memberikan pelayanan jasa teknologi dan informasi hasil litbang e. Melaksanakan pengembangan sistem mutu kelembagaan dan

HAKI litbang 2.1.4 Struktur Organisasi

Sebuah organisasi yang baik akan terbentuk apabila setiap anggota organisasi mengetahui tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan komunikasi antar bagian pada struktur organisasi perusahaan. Pada badan usaha ini memiliki struktur organisasi yang bisa dikatakan cukup baik sehingga dapat menunjang dalam melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien. Struktur organisasi yang ada pada PPPGL Bandung dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(28)

15

Kepala Subbidang Pengoperasian Sarana

Kaur Sarana Kaur Gedung dan

Jalan Kepala Bidang Sarana

Penelitian dan Pengembangan

Staf Urusan Gedung dan Jalan

Staf Urusan Sarana Kepala Subbagian

Pengelolaan Aset

Kaur Kendaraan Kaur Gedung dan

Jalan

Staf Urusan Gedung dan Jalan

Staf Urusan Kendaraan

Gambar2.2 Struktur Organisasi Bidang Sarana PPPGL

1.1.5 Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan digunakan untuk mengetahui tugas, wewenang, tanggung jawab dari masing-masing bagian. Deskripsi pekerjaan dari struktur organisasi PPPGL Bandung yang terdapat pada Gambar 2.2 adalah sebagai berikut:

Keterangan rincian pembagian tugas dari Bidang Pengoperasian Sarana adalah sebagai berikut:

1. Kepala Bidang Sarana:

- Mengkoordinasi pelaksanaan urusan rumah tangga - Mengkoordinasi urusan pemeliharaan aset

- Mengkoordinasi pelaksanaan urusan sarana. 2. Kepala Subbidang Pengelolaan Aset

- Mengkoordinasi pelaksanaan urusan rumah tangga


(29)

16

- Menghimpun dan mengkaji peraturan perundang-undangan di bidang pemeliharaan aset.

- Melakukan pengaturan penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dinas. - Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang perlengkapan dan

jasa.

- Menyusun laporan Subbidang PPA. 3. Kepala Subbidang Pengoperasian Sarana:

- Menyusun rencana dan program kerja Subbidang pengoperasian sarana. - Menghimpun dan mengkaji peraturan perundang-undangan di bidang

sarana.

- Melakukan penyusunan Rencana Pengadaan, penyimpanandan inventarisasi alat survei.

- Mempersiapkan bahan usul penetapan/pengalihan status aset UB. - Melakukan Penghapusan Barang Milik Negara (BMN).

- Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang perlengkapan dan jasa.

- Menyusun laporan Subbidang Pengoperasian Sarana. 4. Kepala Urusan Gedung dan Jalan

- Menyelenggarakan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran di bagian Gedung dan Jalan

- Merumuskan kebijakan teknis Bidang Teknik Sarana dan Prasarana 5. Kepala Urusan Sarana (Kaur Sarana)

- Menyelenggarakan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran di bagian Gedung dan Jalan

- Merumuskan kebijakan teknis Bidang Teknik Sarana dan Prasarana - Menelaah data dan informasi sebagai bahan penyusunan program

- Melaksanakan pemantauan dan pengawasan teknis dan analisa unjuk kerja 6. Sub Bidang Sarana

- Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data barang dan perlengkapan di Sub Bidang Sarana.


(30)

17

- Melakukan proses pembandingan dan pemilihan alat survei dari tiap kategori berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

- Menelaah data dan informasi inventarisasi alat survei sebagai bahan penyusunan Rencana Pengadaan

7. Staf Urusan Gedung dan Jalan

- Membantu pelaksanaan urusan pemeliharaan gedung dan jalan. 8. Staf Urusan Sarana

- Membantu pelaksanaan kegiatan di Urusan Sarana

- Mengumpulkan dan mengolah data alat surveidan perlengkapan di Urusan Sarana

- Mengolah data alat survei dan data transaksi alat survei di Urusan Sarana 2.2 Landasan Teori

Landasan teori dari penulisan skripsi ini menguraikan proses analisis sistem serta mendukung proses perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung. Dalam pembangunan sistem pendukung keputusan ini melibatkan berbagai sumber dan kajian teori di antaranya mengenai metode Multifactor Evaluation Process (MFP). Berikut ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi sumber kajian ilmu dari sistem pendukung keputusan.

2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data, SPK memberikan dukungan langsung pada permasalahan dan menyediakan alternatif pilihan dan menekankan kepada efektivitas pengambilan keputusan dalam upaya untuk menghasilkan keputusan dalam situasi yang terstruktur hingga yang tidak terstruktur.[1]

Tujuan SPK:

1. Membantu pengambil keputusan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.


(31)

18

2. Mendukung penilaian pengambil keputusan, bukan mencoba untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

Adapun beberapa Komponen SPK seperti terlihat pada Gambar 2.3 terdiri dari:

1. Data Management

Manajemen data yang di dalamnya termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh Database Management

System.

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal, atau berbagai model kuantitatif lainnya sehingga dapat memberikan kemampuan analisis bagi SPK.

3. Communication (dialog subsystem)

Pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah kepada SPK. Dengan hal ini berarti SPK menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem opsional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.


(32)

19

2.2.1.1 Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan suatu relasi memilih beberapa solusi yang dilakukan secara sadarsebagai sebuah strategi untuk pemecahan permasalahan. Secara umum, pengertian teori pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pemilihan tindakan sebagai cara untuk pemecahan permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal [2]. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan manajemen, untuk itu ada beberapa tahapan dalam mengambil keputusan, diantaranya adalah:

1. Identifikasi masalah

2. Pemilihan metode pemecahan masalah

3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan yang telah ditetapkan

4. Mengimplementasikan model yang telah ditetapkan 5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada 6. Melaksanakan solusi terpilih

Tahapan-tahapan yang telah disebutkan tersebut dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi kegiatan manajemen dalam mengambil keputusan suatu permasalahan.

2.2.1.2 Karateristik SPK pada Pengolahan Informasi

Pada pengolahan informasi data terdapat konsep-konsep pengolahan, yaitu: Pengolahan Data Elektronik (PDE), Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK pada pengolahan informasi adalah kemajuan secara revolusioner dari SIM dan PDE. Karena untuk PDE pengolahan data yang terfokus pada data, sedangkan SIM pengolahan data yang tefokus pada keputusan.[3]

SPK merupakan sistem yang ditujukan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi lagi, dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Berfokus pada keputusan, ditujukan pada manajer dan pengambil keputusan. 2. Menekan pada fleksibilitas, adaptibilitas dan respon cepat.


(33)

20

3. Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan. SPK dari sudut teorikal, tidak hanya sekedar evolusioner dari PDE dan SIM, tetapi SPK merupakan kelas sistem informasi manajemen secar keseluruhan untuk mendukung aktivitas pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.2.1.3 Karakterisik-karateristik dasar SPK

Dalam sistem pendukung keputusan, terdapat karateristik-karateristik dasar. Ada enam karateristik dasar dalam SPK, yaitu :

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada

management by perception.

2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.

4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.

5. Memiliki subsistem-subsitem yang teritegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.

6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi.

2.2.1.4 Komponen-komponen SPK

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) komponen utama atau subsistem, yaitu:

1. Subsistem Manajemen Basis Data (database)

Subsistem data merupakan komponen SPK penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dalam suatu basis data (database) yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut sistem manajemen basis data (database

management system).

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model base)

Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model tersebut diorganisasikan oleh pengelola model yaitu basis model (model base).


(34)

21

3. Susbistem Manajemen Bisnis Dialog (user sistem interface)

Keunikan lain dari SPK adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem dengan pemakai secara interaktif. Fasilitas ini dikenal dengan subsistem dialog. Melalui sistem dialog inilah sistem di implementasikan sehingga pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang.

2.2.2 Metode Multi-Factor Evaluation Process (MFEP)

Multi Factor Evaluation Process (MFEP) adalah metode kuantitatif yang

menggunakan „weighting system‟. Dalam pengambilan keputusan multi faktor,

pengambil keputusan secara subyektif dan intuitif mempertimbangkan berbagai faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihan. Untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan menggunakan sebuah pendekatan kuantitatif seperti MFEP. Langkah pertama pada metode ini adalah pembobotan (weighting) seluruh kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan. Langkah yang sama juga dilakukan terhadap alternatif-alternatif yang akan dipilih, yang kemudian dapat dievaluasi berkaitan dengan faktor–faktor pertimbangan tersebut. Metode MFEP menentukan alternatif dengan nilai tertinggi adalah solusi terbaik berdasarkan kriteria pilihan.[4]

2.2.2.1 Penentuan Faktor Penting (Weight Factor)

Dalam MFEP pertama-tama ditentukan kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan. Faktor-faktor penting tersebut ditentukan oleh perusahaan berdasarkan kepentingan dari alternatif-alternatif yang akan dibandingkan satu sama lain.Langkah yang sama dilakukan terhadap semua jenis alternatif apabila terdapat lebih dari satu jenis alternatif. Faktor penting (Weight

Factor) tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Weight Factor (WF)

Alternatif

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


(35)

22

2.2.2.2 Pemberian Bobot

Langkah selanjutnya adalah memberikan pembobotan kepada faktor-faktor yang digunakan dimana total pembobotan adalah 1 (Σ pembobotan= 1). Pemberian bobot pada faktor penting dapat dilihat pada rumus 2.1.

1 = WF3 + WF2 +

WF1 ……… (2.1)

Di mana:

WF = Weight Factor

Berdasarkan analisis penghitungan rumus 2.1, diberikan ilustrasi factor

weight dari masing-masing weight factor. Tabel factor weight dari masing-masing

weight factor dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2Factor Weight Weight Factor Factor Weight

WF1 0.60

WF2 0.15

WF3 0.25

Total 1

2.2.2.3 Evaluasi Factor Weight

Setelah dilakukan pembobotan, alternatif-alternatif yang telah ditentukan sebelumnya lalu dievaluasi denganmenghitung Factor Weight dari setiap alternatif. Sebagai ilustrasi evaluasi faktor dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tabel Factor Evaluation

Weight Factor Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

WF1 a11 a12 a13

WF2 a21 a22 a23

WF3 a31 a32 a33

Data evaluasi faktor penting dari tiap alternatif dapat dianalisis dengan menggunakan rumus 2.2.

....) * .... ( ) 31 * 3 ( ) 21 * 2 ( ) 11 * 1 (

X WF aWF aWF aWF a ……….. (2.2)

Di mana:


(36)

23

WF = Weight Factor

a = Factor Evaluation

Dengan adanya informasi yang terdapat pada Tabel 2.2, didapatkan jumlah total nilai evaluasi untuk setiap alternatif. Setiap alternatif mempunyai sebuah nilai evaluasi bagi ketiga faktor yang menjadi pertimbangannya, dan kemudian nilai faktor tersebut dikalikan dengan faktor evaluasi dan dijumlahkan untuk mendapatkan total nilai evaluasi untuk setiap alternatif. Data total nilai evaluasi dapat dianalisis dengan menggunakan rumus 2.3.

n x x x

x1 2 3 ...)

X    ……….………….. (2.3)

Di mana:

X= Total Weighted Evaluation

x = Weighted Evaluation

n = Jumlah Weighted Evaluation

Dengan adanya informasi yang terdapat pada Tabel 2.2, didapatkan jumlah total nilai evaluasi untuk setiap alternatif. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.3, di mana alternatif 1 memiliki nilai evaluasi total 1,17, dari Tabel 2.4 didapat bahwa alternatif 2 memiliki nilai evaluasi total 1,49, dan dari Tabel 2.5 didapat nilai alternatif 3 adalah 2,17.

Tabel 2.3 Tabel Alternatif 1

Factor Name Factor Weight Factor Evaluation WEIGHTED EVALUATION

WF1 0.60 2 1,2

WF2 0.15 6 0,9

WF3 0.25 5 1,25

TOTAL 1 1,17

Tabel 2.4 Tabel Alternatif 2

Factor Name Factor Weight Factor Evaluation

WEIGHTED EVALUATION

WF1 0.60 5 3

WF2 0.15 3 0,45

WF3 0.25 4 1


(37)

24

Tabel 2.5 Tabel Alternatif 3

Factor Name Factor Weight Factor Evaluation WEIGHTED EVALUATION

WF1 0.60 8 4,8

WF2 0.15 2 0,3

WF3 0.25 5 1,25

TOTAL 1 2,17

Berdasarkan penghitungan weighted evaluation dari 3 (tiga) alternatif, dapat dilihat bahwa alternatif 3 memiliki nilai total weighted evaluation yang paling besar. Hal ini dapat menjadi rekomendasi dalam menentukan pilihan dari 3 (tiga) alternatif yang tersedia.

2.2.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram atau biasa dikenal dengan diagram E-R

secara grafis menggambarkan isi sebuah database. ERD terbagi atas tiga komponen, yaitu entitas (entity), atribut (atribute), dan relasi atau hubungan

(relation). Secara garis besar entitas merupakan dasar yang terlibat dalam sistem.

Atribut atau field berperan sebagai penjelas dari entitas, dan relasi atau hubungan menunjukkan hubungan yang terjadi antara dua entitas[5].

1. Entitas (Entity)

Entitas (entity) menunjukkan objek-objek dasar yang terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda atau hal lain yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data.

2. Atribut (Atribute)

Atribut sering juga disebut sebagai properti (property) merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data.Atribut berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas.

3. Relasi (Relation)

Relasi atau hubungan adalah kejadian atau transaksi yang terjadi di antara dua entitas yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data.

2.2.4 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat perancangan sistem yang


(38)

25

untuk penggambaran analisis maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan kepada pemakai maupun pembuat program.[6] Bagian dari DFD adalah:

1. Arus Data (Data Flow)

Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

2. Proses

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

3. Kesatuan Luar (External Entity)

Kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lain yang akan memberikan masukan

(input) atau menerima keluaran (output) dari sistem.

4. File

Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam file. Aliran data diubah atau ditambahkan ke dalam file. 2.2.5 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman yang digunakan dalam sistem pengaturan dan pengawasan ini ialah PHPuntuk membangun websitenya, dan SQL untuk databasenya.

2.2.5.1PHP

PHP adalah akronim dari Personal Home Page Tools, yaitu suatu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTML.PHP memiliki skrip yang bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML. Skrip ini dapat membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru hasilnya dikirimkan ke browser.


(39)

26

2.2.5.2SQL

SQL (Structured Query Language) merupakan standar bahasa yang digunakan untuk memanipulasi atau Data Manipulation Language (DML) dan mendefinisikan atau Data Definition Language (DDL) objek-objek basis data sesuai dengan permintaan (request) dari pengguna sistem. Dimana DML (Data

Manipulatoin Language) adalah sekumpulan perintah-perintah query yang

digunakan untuk melakukan manipulasi data seperti penyimpanan data ke suatu tabel, lalu kemudian mengubahnya atau menghapusnya atau hanya sekedar menampilkan saja, sedang DDL (Data Definition Language) merujuk pada kumpulan perintah query yang digunakan untuk mendefinisikan objek-objek basis data seperti pembuatan tabel basis data atau indeks primer atau sekunder dan lain-lain.


(40)

(41)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

45

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

PEMBANGUNAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGADAAN ALAT SURVEI

DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

GEOLOGI KELAUTAN BANDUNG

Fadhilah Rachmaniah

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

E-mail : dhilamdr@gmail.com

ABSTRAK

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (PPPGL) Bandung adalah perusahaan milik pemerintah yang prioritas pokok kegiatannya adalah melakukan pengembangan di kawasan pantai dan laut. Salah satu faktor penting di dalam kegiatan penggalian potensi sumber daya mineral dan energi di dasar laut adalah alat-alat survei yang saat ini dikelola oleh Sub. Bidang Pengoperasian Sarana. Salah satu tugas dari bidang ini adalah menyusun Rencana Pengadaan alat survei yang digunakan untuk kegiatan penelitian. Dengan jumlah alat survei yang mencapai lebih dari 200 (dua ratus) unit, sistem yang berjalan saat ini belum mampu untuk menentukan alat survei paling berkualitas yang akan disusun ke dalam Rencana Pengadaan.

Penelitian ini mengangkat suatu kasus yaitu melakukan penilaian kualitas alat survei berdasarkan metode Multifactor Evaluation Process (MFEP). MFEP merupakan metode kuantitatif yang

menggunakan „weighting system‟. Pengambil keputusan secara subyektif mempertimbangkan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihan. Adapun penggunaan pendekatan analisis perangkat lunak pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis terstruktur. Berdasarkan hasil pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sistem yang dibangun dapat membantu Kepala Urusan Sarana untuk merekomendasikan alat survei yang paling berkualitas dan Kepala Sub Bidang untuk mendapatkan informasi mengenai alat survei yang paling berkualitas untuk disusun ke dalam Rencana Pengadaan.

Kata kunci : Sistem, Pendukung, Keputusan, Alat, Survei, MFEP

1. PENDAHULUAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (PPPGL) Bandung adalah

perusahaan milik pemerintah yang prioritas pokok kegiatannya adalah melakukan pengembangan litbang di kawasan pantai dan laut, pengembangan kelembagaan menuju kemandirian, dan pengembangan pelayanan jasa riset dan teknologi. Penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan pada dekade terakhir ini makin ditingkatkan terutama pada pencarian sumber daya mineral dan energi di laut dalam. Kegiatan tersebut merupakan perwujudan akan tanggung jawab pemerintah dan negara dalam menggali potensi sumber daya mineral dan energi yang terdapat di dasar laut, mulai dari kawasan pantai, perairan pantai, hingga ke batas terluar Landas Kontinen yang termasuk Zona Ekonomi Eksklusif. Salah satu faktor penting di dalam kegiatan penggalian potensi sumber daya mineral dan energi di dasar laut adalah alat-alat survei yang saat ini dikelola oleh Sub. Bidang Pengoperasian Sarana pada Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung. Salah satu tugas dari bidang ini adalah menyusun Rencana Pengadaan, penyimpanan dan inventarisasi Barang Milik Negara, dalam hal ini alat survei yang digunakan untuk kegiatan penelitian.

Proses pengadaan alat survei di PPPGL Bandung terdiri dari 3 (tiga) proses, yaitu proses pembandingan alat survei, pemilihan alat survei dan pembelian alat survei. Proses pembandingan alat survei dilakukan dengan cara membandingkan kriteria pertimbangan mutu, pertimbangan ekonomi, pertimbangan perawatan dan pertimbangan spesifikasi dari masing-masing alat survei. Hasil dari proses pembandingan alat survei adalah alat survei yang paling berkualitas yaitu alat survei dengan hasil pertimbangan kriteria paling baik, yang kemudian akan dipilih oleh Kepala Sub Bidang untuk disusun ke dalam Rencana Pengadaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Bapak Hartana selaku Kepala Urusan Sarana pada Sub Bidang Pengoperasian Sarana di PPPGL Bandung,

dengan jumlah alat survei yang mencapai lebih dari 200 (dua ratus), sistem yang berjalan saat ini belum mampu untuk menentukan alat survei paling berkualitas yang akan disusun ke dalam Rencana


(42)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

46

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033 Pengadaan. Meskipun telah ada metode/cara

pengambilan keputusan pengadaan alat survei, tetapi metode/cara tersebut dianggap masih ada kekurangan karena pada proses pengolahan kriteria dan pembandingan, petugas harus menghitung bobot kriteria dari banyak kategori dengan teknik manual yang membutuhkan waktu lama sehingga proses perekomendasian alat survei berkualitas yang akan disusun ke dalam Rencana Pengadaan menjadi terhambat.

Berdasarkan masalah yang ada saat ini di Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung, maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan pengadaan alat survei yang mampu membantu Kepala Sarana dalam perekomendasian alat survei yang paling berkualitas sehingga dapat membantu Kepala Sub Bidang dalam penyusunan Rencana Pengadaan.

Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) karena data penelitian yang digunakan berupa angka-angka.

1.1Metode Multi Factor Evaluation Process

Di dalam sebuah pengambilan keputusan, biasanya ditemukan banyak faktor yang menjadi pertimbangan sehingga akan menyulitkan untuk mengambil suatu keputusan yang paling baik. Pada keputusan-keputusan yang hanya melibatkan sedikit faktor pertimbangan, keputusan dapat diambil berdasarkan pertimbangan intuitif. Namun pada pengambilan keputusan yang melibatkan banyak faktor, perlu digunakan metode yang sesuai. Multi Factor Evaluation Process (MFEP) adalah metode kuantitatif yang menggunakan „weighting

system‟. Dalam pengambilan keputusan multi faktor,

pengambil keputusan secara subyektif dan intuitif mempertimbangkan berbagai faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihan. Untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan menggunakan sebuah pendekatan kuantitatif seperti MFEP. Langkah pertama pada metode ini adalah pembobotan (weighting) seluruh kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan. Langkah yang sama juga dilakukan terhadap alternatif-alternatif yang akan dipilih, yang kemudian dapat dievaluasi berkaitan dengan faktor–faktor pertimbangan tersebut. Metode MFEP menentukan alternatif dengan nilai tertinggi adalah solusi terbaik berdasarkan kriteria pilihan.

1.2Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data, SPK memberikan dukungan langsung pada permasalahan dan menyediakan alternatif pilihan dan menekankan

kepada efektivitas pengambilan keputusan dalam upaya untuk menghasilkan keputusan dalam situasi yang terstruktur hingga yang tidak terstruktur. Tujuan SPK:

1. Membantu pengambil keputusan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

2. Mendukung penilaian pengambil keputusan, bukan mencoba untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

Adapun beberapa Komponen SPK seperti terlihat pada Gambar 1 terdiri dari:

1. Data Management

Manajemen data yang di dalamnya termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh Database Management System.

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal, atau berbagai model kuantitatif lainnya sehingga dapat memberikan kemampuan analisis bagi SPK.

3. Communication (dialog subsystem)

Pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah kepada SPK. Dengan hal ini berarti SPK menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem opsional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Gambar 1 Model Konseptual SPK 2. ISI PENELITIAN

Analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena apabila terjadi kesalahan dalam tahap ini, akan mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Analisis sistem dapat


(43)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

47

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033 didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Analisis sistem ini berdasarkan proses pengadaan alat survei yang terjadi di Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung. Proses pengadaan alat survei terdiri dari 3 (tiga) proses utama, yaitu proses pembandingan alat survei, pemilihan alat survei dan pembelian alat survei. Proses pembandingan alat survei dilakukan dengan cara membandingkan kriteria dari masing-masing kategori alat survei. Hasil dari proses pembandingan alat survei adalah alat survei yang dianggap paling berkualitas dan akan direkomendasikan oleh Kepala Urusan Sarana kepada Kepala Subbidang untuk kemudian disusun ke dalam Rencana Pengadaan. Prosedur yang sedang berjalan saat ini dalam hal pengadaan alat survei di Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan PPPGL Bandung, terdiri dari 2 (dua) prosedur yaitu prosedur pengadaan alat survei dan prosedur persetujuan dan pelaporan pengadaan alat survei..

2.1 Pengadaan Alat Survei

Prosedur Pengadaan Alat Survei adalah prosedur yang melibatkan Kaur dan Staf Urusan Sarana, Kasubbid Pengoperasian Sarana dan Kabid Sarana Penelitian dan Pengembangan Sarana. Prosedur ini terdiri dari proses pembandingan alat survei, pemilihan alat survei dan penyusunan Rencana Pengadaan yang akan dilanjutkan dengan proses pembelian alat survei. Urutan prosedur pengadaan alat survei adalah sebagai berikut:

1. Pihak Staf Urusan Sarana memberikan formulir peminjaman alat survei kosong ke pihak Peneliti.

2. Pihak Staf Urusan Sarana memberikan formulir peminjaman alat survei kosong ke pihak Peneliti.

3. Peneliti mengisi formulir peminjaman alat survei kemudian memberikan formulir peminjaman alat survei yang telah terisi ke pihak Staf Urusan Sarana.

4. Pihak Staf Urusan Sarana melakukan pengecekan ketersediaan alat survei.

5. Apabila alat survei tersedia, maka pihak Staf Urusan Sarana akan mengarsipkan formulir peminjaman alat survei. Apabila alat survei tidak tersedia, pihak Staf Urusan Sarana akan memberikan dokumen terkait kepada Kepala Urusan Sarana untuk selanjutnya dilakukan

penghitungan dan pembandingan bobot kriteria dari alat survei yang tidak tersedia tersebut. 6. Hasil dari penghitungan dan pembandingan

bobot alat survei kemudian diarsipkan oleh pihak Kepala Urusan Sarana.

7. Kepala Urusan Sarana menentukan alat survei yang akan direkomendasikan kepada Kepala Sub Bidang berdasarkan hasil pembandingan jumlah bobot kriteria alat survei.

8. Alat survei yang direkomendasikan disusun ke dalam daftar rekomendasi alat survei untuk diberikan kepada Kepala Sub Bidang.

9. Kepala Sub Bidang melakukan pemilihan alat survei berdasarkan daftar rekomendasi.

10. Alat survei yang dipilih dimasukkan ke dalam daftar alat survei pilihan kemudian diarsipkan. 11. Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana

melakukan penyusunan Rencana Pengadaan berdasarkan arsip daftar alat survei pilihan

2.2 Persetujuan dan Pelaporan

Prosedur persetujuan dan pelaporan adalah proses pengajuan persetujuan yang diajukan oleh Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana kepada Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Sarana dan pemberitahuan kepada Kepala Bidang program yang bersangkuan perihal pembelian alat survei yang disusun di dalam Rencana Pengadaan

Urutan proses persetujuan dan pelaporan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana membuka dokumen Rencana Pengadaan alat survei pada arsip Urusan Sarana.

2. Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana menyerahkan Rencana Pengadaan alat survei pada Kepala Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan untuk mendapatkan persetujuan. 3. Kepala Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan memberikan keputusan persetujuan. Jika Kepala Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan tidak menyetujui Rencana Pengadaan, maka Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana akan melakukan peninjauan ulang terhadap dokumen tersebut. Jika Kepala Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan menyetujui Rencana Pengadaan tersebut maka Kepala Bidang akan menyerahkan Rencana Pengadaan yang telah disetujui kepada Kepala Sub Bidang untuk dilakukan proses yang lebih lanjut.

4. Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana menerima Rencana Pengadaan yang telah disetujui dan membuat laporan kegiatan berdasarkan Rencana Pengadaan tersebut. 5. Laporan kegiatan kemudian diserahkan kepada


(44)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

48

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

2.3 Analisis Proses Pembandingan Alat Survei sebagai Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dengan Metode Multifactor Evaluation Process

Proses pembandingan alat survei dengan menggunakan metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) memerlukan beberapa kriteria (weight factor) dan bobotnya untuk proses perhitungan sehingga akan didapatkan alternatif alat survei terbaik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Urusan Sarana di PPPGL Bandung, ditentukan 4 (empat) kriteria utama yang akan digunakan di dalam proses pembandingan alat survei.Data alat survei yang digunakan di dalam proses ini adalah data alat survei dari tahun 2010 – 2012. Empat kriteria utama yang digunakan dalam proses pembandingan alat survei dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Kriteria Utama Pembandingan Alat Survei

Kriteria Utama Persentase

Pertimbangan Mutu 20% Pertimbangan Ekonomi 20% Pertimbangan Perawatan 20% Pertimbangan

Spesifikasi

40%

Pada metode MFEP, koefisien dari kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari kriteria yang telah ditentukan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Koefisien Kriteria Utama

Kriteria Utama Persentase Koefisien

Pertimbangan Mutu

20 x 0.01 0.2 Pertimbangan

Ekonomi

20 x 0.01 0.2 Pertimbangan

Perawatan

20 x 0.01 0.2 Pertimbangan

Spesifikasi

40 x 0.01 0.4

Masing-masing kriteriautama alat survei memiliki sub-kriteria yang memiliki bobot presentase berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepentingan yang merupakan ketentuan dari pihak PPPGL Bandung. Pada kriteria Pertimbangan Mutu, sub-kriteria dan bobot presentase untuk masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3.

Tabel 3 Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan Mutu

NO Sub Kriteria Presentase

1 Total Peminjaman 40% 2 Total Pemakaian 40%

3 Lama Garansi 20%

Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Koefisien Sub-Kriteria Pertimbangan Mutu

Sub Kriteria Persentase Koefisien

Total Peminjaman

40 x 0.01 0.4 Total

Pemakaian

40 x 0.01 0.4 Lama Garansi 20 x 0.01 0.2 Pada kriteria Pertimbangan Ekonomi, sub-kriteria dan bobot presentase dari masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 5 Tabel 5 Tabel Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan

Ekonomi

NO Sub Kriteria Presentase

1 Harga Beli 50%

2 Harga Suku Cadang 50%

Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Koefisien Sub-Kriteria Pertimbangan Ekonomi

Sub Kriteria Persentase Koefisien

Harga Beli 50 x 0.01 0.5 Harga Suku Cadang 50 x 0.01 0.5 Pada kriteria Pertimbangan Ekonomi, sub-kriteria dan bobot presentase dari masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 7.

Tabel 7 Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan Perawatan

NO Sub Kriteria Presentase

1 Harga Beli 50%

2 Harga Suku Cadang 50%

Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 8.


(1)

2.3 Analisis Proses Pembandingan Alat Survei sebagai Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dengan Metode Multifactor Evaluation Process

Proses pembandingan alat survei dengan menggunakan metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) memerlukan beberapa kriteria (weight factor) dan bobotnya untuk proses perhitungan sehingga akan didapatkan alternatif alat survei terbaik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Urusan Sarana di PPPGL Bandung, ditentukan 4 (empat) kriteria utama yang akan digunakan di dalam proses pembandingan alat survei.Data alat survei yang digunakan di dalam proses ini adalah data alat survei dari tahun 2010 – 2012. Empat kriteria utama yang digunakan dalam proses pembandingan alat survei dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Kriteria Utama Pembandingan Alat Survei

Kriteria Utama Persentase Pertimbangan Mutu 20% Pertimbangan Ekonomi 20% Pertimbangan Perawatan 20% Pertimbangan

Spesifikasi

40%

Pada metode MFEP, koefisien dari kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari kriteria yang telah ditentukan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Koefisien Kriteria Utama

Kriteria Utama Persentase Koefisien Pertimbangan

Mutu

20 x 0.01 0.2 Pertimbangan

Ekonomi

20 x 0.01 0.2 Pertimbangan

Perawatan

20 x 0.01 0.2 Pertimbangan

Spesifikasi

40 x 0.01 0.4

Masing-masing kriteriautama alat survei memiliki sub-kriteria yang memiliki bobot presentase berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepentingan yang merupakan ketentuan dari pihak PPPGL Bandung. Pada kriteria Pertimbangan Mutu, sub-kriteria dan bobot presentase untuk masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3.

Tabel 3 Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan Mutu NO Sub Kriteria Presentase

1 Total Peminjaman 40% 2 Total Pemakaian 40%

3 Lama Garansi 20%

Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Koefisien Sub-Kriteria Pertimbangan Mutu Sub Kriteria Persentase Koefisien Total

Peminjaman

40 x 0.01 0.4 Total

Pemakaian

40 x 0.01 0.4 Lama Garansi 20 x 0.01 0.2 Pada kriteria Pertimbangan Ekonomi, sub-kriteria dan bobot presentase dari masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 5 Tabel 5 Tabel Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan

Ekonomi

NO Sub Kriteria Presentase

1 Harga Beli 50%

2 Harga Suku Cadang 50%

Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Koefisien Sub-Kriteria Pertimbangan Ekonomi

Sub Kriteria Persentase Koefisien Harga Beli 50 x 0.01 0.5 Harga Suku Cadang 50 x 0.01 0.5 Pada kriteria Pertimbangan Ekonomi, sub-kriteria dan bobot presentase dari masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 7.

Tabel 7 Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan Perawatan

NO Sub Kriteria Presentase

1 Harga Beli 50%

2 Harga Suku Cadang 50%

Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 8.


(2)

Tabel 8 Koefisien Sub-Kriteria Pertimbangan Perawatan

Sub Kriteria Persentase Koefisien Lama Waktu

Perawatan

50 x 0.01 0.5 Jumlah

Personil Perawatan

50 x 0.01 0.5

Penjelasan mengenai aturan penilaian dari sub kriteria Pertimbangan Ekonomi dan Pertimbangan Perawatan yang merupakan ketentuan dari pihak PPPGL dengan pemberian nilai berdasarkan besar nilai dari yang tertinggi sampai terendah dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Aturan Penilaian Sub Kriteria Ekonomi dan Perawatan

Range Nilai Bobot

< Rata-rata nilai 1.0 = Rata-rata nilai 0.5 > Rata-rata nilai 0.0

Pada kriteria Pertimbangan Spesifikasi, sub-kriteria dan bobot presentase dari masing-masing sub kriteria dapat dilihat secara rinci pada Tabel 10

Tabel 10 Presentase Sub-Kriteria Pertimbangan Spesifikasi

NO Sub Kriteria Bobot

1 Ukuran Tampilan (inchi)

40% 2 Resolusi Tampilan

(ppi)

30% 3 Akurasi Jarak (cm) 20% 4 Akurasi Jarak (cm) 10% Pada metode MFEP, koefisien dari masing-masing sub kriteria yang dihitung harus berjumlah 1 (satu), oleh karena itu semua presentase dari sub kriteria yang telah ditentukan akan dikalikan dengan 0.01 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Koefisien Sub-Kriteria Pertimbangan Spesifikasi

Sub Kriteria Persentase Koefisien Ukuran

Tampilan (inchi)

40 x 0.01 0.4

Resolusi Tampilan (ppi)

30 x 0.01 0.3 Akurasi Jarak

(cm)

20 x 0.01 0.2 Akurasi Jarak

(cm)

10 x 0.01 0.1

Sebagai contoh, proses pembandingan alat survei akan dilakukan pada kategori Navigasi. Pada kategori ini terdapat 3 (tiga) buah alternatif alat survei navigasi yang akan dibandingkan satu sama lain dengan menghitung bobot dari kriteria masing-masing alat survei. Rincian dari perkalian bobot kriteria Pertimbangan Mutu masing-masing alat survei dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Rincian Perkalian Bobot Kriteria Pertimbangan Mutu

No Alter natif

Pertimbangan Mutu

Jmlh Eva-luasi TPinja

m

TPak ai

Gara nsi 1

GPS 210

30 x 0.4

20 x 0.4

12 x 0.2

22.4 4.48

2

GPS 75

20 x 0.4

40 x 0.4

12 x 0.2

26.4 5.28

3

GPS 212 H

25 x 0.4

25 x 0.4

24 x 0.2

24.8 4.96

Rincian dari perkalian bobot kriteria Pertimbangan Ekonomi masing-masing alat survei dapat dilihat pada Tabel 13

Tabel 13 Rincian Perkalian Bobot Kriteria Pertimbangan Ekonomi

No Alternatif

Pertimbangan

Ekonomi Jml

Eva-luasi HBeli HSCdg

1 GPS 210

1.0x 0.5

1.0 x 0.5

1 0.2

2 GPS 75 0x 0.5 0 x 0.5 0 0 3

GPS 212 H

1.0x 0.5

1.0 x 0.5

1 0.2

Rincian dari perkalian bobot kriteria Pertimbangan Perawatan masing-masing alat survei dapat dilihat pada Tabel 14

Tabel 14 Rincian Perkalian Bobot Kriteria Pertimbangan Perawatan

N o

Alternat if

Pertimbangan Perawatan Jm

l

Evalua si Lam

a

Person il 1 GPS 210

0 x

0.5 0 x 0.5

0 0

2 GPS 75

0.5 x 0.5

1.0 x 0.5

0.7 5

0.15

3

GPS 212 H

1.0 x 0.5

1.0 x 0.5

1 0.2

Berdasarkan hasil penjumlahan evaluasi tiap kriteria, didapatkan jumlah bobot kriteria dari yang paling


(3)

besar hingga yang paling kecil. Dari jumlah tersebut, alternatif alat survei dari kategori Navigasi yang akan direkomendasikan untuk penyusunan Rencana Pengadaan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 3.15 Tabel Rekomendasi Alat Survei Navigasi

No Alter

natif PM PE PR PS Ttl 1 GPS

75 5.28 0 0.15 2.56 7.99 2

GPS 212 H

4.96 0.2 0.2 2,6 7.96

3 GPS

210 4.48 0.2 0 2,22 6.9

3.

PENUTUP

3.1 Hasil Pengujian

Pengujian sistem merupakan proses yang bertujuan untuk menemukan kesalahan dan kekurangan dari perangkat lunak yang diuji. Hasil dari pengujian ini adalah untuk mengetahui perangkat lunak yang dibangun apakah telah memenuhi kriteria yang sesuai dengan perancangan perangkat lunak tersebut. Pengujian perangkat lunak pada sistem ini menggunakan pengujian black box. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.

Penjelasan lebih lanjut mengenai skenario pengujian halaman Staf Urusan Sarana dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Skenario Pengujian Halaman Staf Urusan Sarana

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian Login Staf

Urusan Sarana

Mengisi data login Black box

Verifikasi data login Data Alat

Survei

Menambahkan data alat survei

Black box

Mengubah data alat survei

Menghapus data alat survei

Data Kegunaan

Menambahkan data kegunaan

Black box

Mengubah data kegunaan

Menghapus data kegunaan

Data Lokasi Menambahkan data lokasi

Black box

Mengubah data

Kelas Uji Butir Uji Jenis

Pengujian lokasi

Menghapus data lokasi

Data Peminjaman

Menambahkan data peminjaman

Black box

Mengubah data peminjaman Menghapus data peminjaman Data Detail

Peminjaman

Menambahkan data detail peminjaman

Black box

Mengubah data detail peminjaman Menghapus data detail peminjaman Data

Perawatan

Menambahkan data perawatan

Black box

Mengubah data perawatan

Menghapus data perawatan

Data Pemakaian

Menambahkan data pemakaian

Black box

Mengubah data pemakaian

Menghapus data kriteria

Data Kriteria Menambahkan data kriteria

Black box

Mengubah data kriteria

Menghapus data kriteria

Data Sub Kriteria

Menambahkan data subkriteria

Black box

Mengubah data subkriteria

Menghapus data subkriteria

Manajemen User

Mengubah password

Black box

Logout Menghapus session Staf Urusan Sarana

Black box

Penjelasan lebih lanjut mengenai skenario pengujian halaman Kepala Urusan Sarana dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Skenario Pengujian Halaman Kepala Urusan Sarana

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian Login Kaur

Sarana

Mengisi data login

Black box

Data Hasil Penghitungan

Menambahkan data hasil penghitungan


(4)

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian Mengubah data

hasil

penghitungan Menghapus data hasil

penghitungan Data

Rekomendasi

Menambahkan data rekomendasi

Black box

Mengubah data hasil

rekomendasi Menghapus data rekomendasi Manajemen

User

Mengubah password

Black box

Logout Menghapus session Kaur Sarana

Black box

Penjelasan lebih lanjut tentang mengenai pengujian halaman Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Skenario Pengujian Halaman Kasubbid Pengoperasian Sarana

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian Login

Kasubbid

Mengisi data login Black box

Manajemen User

Mengubah password

Black box

Logout Menghapus session Kasubbid

Black box

Berdasarkan rencana pengujian yang telah disusun, maka dilakukan pengujian login, data alat survei, data kegunaan, data lokasi, data peminjaman, data detail peminjaman, data perawatan, data pemakaian, data kriteria, data subkriteria, data hasil penghitungan dan data rekomendasi.

Pengujian untuk data benar login yang dilakukan oleh Staf Urusan Sarana, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Pengujian Data Benar Login Staf Urusan Sarana

Kasus dan Hasil Uji (Data Benar) Aktif

itas yang dilak ukan

Yang diharap

kan

Pengamatan Kesimpulan

Mem asuka n

Field

data NIP terisi

Field data NIP terisi

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji (Data Benar) Aktif

itas yang dilak ukan

Yang diharap

kan

Pengamatan Kesimpulan

NIP: 1000 1167 3 Mem asuka n

pass word

: 123

Field

data

password

terisi

Field data

password

terisi

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Mem asuka n NIP dan

pass word

yang valid dan mene kan tomb ol login

Menampi lkan halaman utama Staf Urusan Sarana

Menampilkan Halaman utama Staf Urusan Sarana

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Pengujian data benar kegunaan, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Pengujian Data Benar Kegunaan Kasus dan Hasil Uji (Data Benar) Aktif

itas yang dilak ukan

Yang diharap

kan

Pengamatan Kesimpulan

Mem asuka n data kegu naan: Nam a Kegu naan

Menampi lkan pesan

“Databer

hasil disimpan

Menampilkan

pesan “Data

berhasil

disimpan”

[ √ ] Diterima


(5)

Kasus dan Hasil Uji (Data Benar) Aktif

itas yang dilak ukan

Yang diharap

kan

Pengamatan Kesimpulan

Men guba h data kegu naan: Nam a Kegu naan

Menampi lkan pesan

“Data

berhasil

diubah”

Menampilkan

pesan “Data

berhasil

diubah”

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Men ghap us data kegu naan berda sarka n NoK egun aan

Menampi lkan Pesan

“Data

berhasil

dihapus”

Menampilkan

Pesan “Data

berhasil

dihapus”

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

Pengujian data salah kegunaan , hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 23 Pengujian Data Salah Kegunaan Kasus dan Hasil Uji (Data Benar) Aktif

itas yang dilak ukan

Yang diharap

kan

Pengamatan Kesimpulan

Field NoK egun aan tidak diisi

Menampi lkan pesan

“Field

NoKegu naan harus

diisi”

Menampilkan

pesan “Field

NoKegunaan

harus diisi”

[ √ ] Diterima

[ ] Ditolak

3.2 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan dan pengujian, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dapat membantu Kepala Urusan Sarana dalam memberikan rekomendasi alat survei yang paling berkualitas.

2. Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dapat membantu Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana dalam menyusun Rencana

Pengadaan alat survei berdasarkan rekomendasi Kepala Urusan Sarana.

Berdasarkan hasil yang telah dicapai, Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei masih memiliki beberapa kekurangan. Disarankan untuk menambahkan hal-hal yang dapat melengkapi Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei yang akan datang, diantaranya adalah proses tindak lanjut terhadap Rencana Pengadaan yang telah disusun sebelumnya oleh Kepala Sub Bidang Pengoperasian.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Robert, M. (1990). Sistem Informasi Manajemen untuk Manajemen Modern. Jakarta: Erlangga.

[2] Haas, D. (2007). An Illustrated Guide to the Analythic Hierarchy Process. Jakarta: Boku.

[3] Kadarsah. (1998). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

[4] M. Kom, K. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi. [6] Turban, E. (2005). Sistem Pendukung Keputusan Sistem Cerdas. Indonesia: Andi.

[7] Dokumentasi Alat Survei PPPGL Bandung (2012).


(6)

174

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diulas tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil

yang diperoleh dari proses analisis, desain dan implementasi dari

perancangan perangkat lunak yang dibangun dan telah dikembangkan serta

saran-saran yang akan menjadi catatan penting dan kemungkinan perbaikan

yang perlu dilakukan untuk proses pengembangan perangkat lunak

selanjutnya.

5.1

Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan dan pengujian, maka

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dapat membantu

Kepala Urusan Sarana dalam memberikan rekomendasi alat survei yang

paling berkualitas.

2. Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei dapat membantu

Kepala Sub Bidang Pengoperasian Sarana dalam menyusun Rencana

Pengadaan alat survei berdasarkan rekomendasi Kepala Urusan Sarana.

5.2

Saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai saat ini, Sistem Pendukung

Keputusan Pengadaan Alat Survei masih memiliki beberapa kekurangan.

Disarankan untuk menambahkan hal-hal yang dapat melengkapi Sistem

Pendukung Keputusan Pengadaan Alat Survei yang akan datang,

diantaranya adalah proses tindak lanjut terhadap Rencana Pengadaan yang

telah disusun sebelumnya oleh Kepala Sub Bidang Pengoperasian.