MAKNA TEKS KARYA SASTRA PUISI (Studi Produksi dan Reproduksi Makna Teks Karya Sastra Puisi Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

  

Makna Teks Karya Sastra Puisi

(Studi Produksi dan Reproduksi Makna Teks Karya Sastra Puisi

di Kalangan Mahasiswa di Kota Surabaya)

Putri Asadini

  

Abstract

Reading activities conducted by the students in Surabaya city is now transformed into a fun

activity that is delighted as an activity in the spare time. In the midst of the emergence of

various popular product texts, it turns out that this students still had fondness of poetry literary

works especially the works of modern poetry such as free poetry and contemporary poetry.

Many people doesn’t like poetry because it requires a high concentration when reading and

logical reasoning, but it’s not happen with students in Surabaya city. Apparently, to likes and

delighted poetry literature isn’t only as entertainment and knowledge, but also as a

communication activity between readers and poets. This difference of perspective results in

different reading meanings of each reader. In this qualitative study aims to unveil the

production and reproduction meaning of literary works of poetry by students in Surabaya city.

This research use ethnography method with cultural studies approach in order to digging

reading activity as a cultural practice. This study also use The Pleasure of The Text theory

postulated by Roland Barthes and assisted by Intertextuality theory from Julia Kristeva to

reveal the meaning of poetry literature through reading pleasure and its association with social

and cultural background of the reader. This research get two typology of poetry literature

reader, that is emotional-pleasure reader and actualization-pleasure reader.

  Keyword : reading poetry literature, the production and reproduction of meaning, students, pleasure, intertextuality

  Pendahuluan

  Ilustrasi kalangan anak muda urban ialah kalangan yang mudah dibentuk oleh praktek- praktek budaya populer. Diproyeksikan mudah terpengaruh untuk melakukan aktifitas-aktifitas hedon yang disuguhi melalui mall, cafe, bar, termasuk juga film, buku bacaan, musik,

  

merchandise dan masih banyak lagi. Budaya populer yang mulai memasuki ranah karya sastra

  atau buku bacaan, akhirnya membuat kalangan anak muda urban ini tidak hanya aktif dalam konsumsi produk-produk budaya populer namun juga teks-teks bacaannya seperti yang tersajikan melalui karya sastra novel-novel populer. Begitu masif dalam konsumsi teks budaya populer membuat kalangan anak muda urban ini juga aktif dalam konsumsi sinergistik bahkan tindakan mendalam ialah mengimitasi teks budaya populer tersebut, seperti imitasi tokoh dalam bacaan. Nyatanya, diantara kalangan anak muda ini menyenangi hal yang bertolak belakang dengan ilustrasi tersebut, yakni dengan menggemari hal-hal yang berbau seni atau sastra, dimana kegemaran tersebut dilakukan dalam aktifitas membaca yang dipandang sebagai hal rekreatif dan menyenangkan (pleasure). Kalangan anak muda ini ialah kalangan mahasiswa.

  Dalam penelitian Hardianto (2011) aktifitas membaca yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa menjadi aktifitas yang cenderung rendah dilakukan dengan persentase 14.63%. Aktifitas membaca ini disinyalir pada jenis bacaan atau karya sastra ringan seperti novel. Dalam penelitiannya, Siswati (2010) menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyukai aktifitas membaca yang didominasi dengan bacaan karya sastra ringan, yakni novel. Demikian juga dengan data yang berhasil dijaring Dinas Kominfo Surabaya (2012) yang memberikan simpulan yang sama, yakni dominasi karya sastra yang lebih banyak dibaca atau dipinjam ialah novel, karena kontennya yang lebih ringan. Ternyata, didalam kalangan mahasiswa ini, selain menyukai novel, masih ada mahasiswa-mahasiswa yang menyukai karya sastra puisi yang disinyalir sebagai bacaan pilihan partikular, tanpa paksaan, dan dilakukan di kala luang.

  Fenomena tersebut berawal dari aktifitas maya mahasiswa yang aktif dalam memposting ataupun melakukan posting ulang pada tautan-tautan yang berorientasi pada puisi. Tidak hanya itu, dalam aktifitas maya tersebut, mahasiswa-mahasiswa ini juga terlihat berkomunikasi dengan sesama pengguna menggunakan kata-kata yang tidak biasa, yakni dengan menggunakan kata- kata puitis. Di lain kesempatan, mahasiswa menggunakan karya sastra puisi baik karya sasrta puisi yang dituliskan oleh penyair ataupun karya sastra puisi yang dituliskan oleh mahasiswa sendiri, dikonversikan dalam bentuk pementasan seperti teatrikal maupun musikalisasi. Inilah yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan, untuk mengungkapkan perilaku kalangan mahasiswa dalam konsumsi teks karya sastra puisi dan mengungkap kesenangan sebenarnya yang dirasakan oleh kalangan mahasiswa ini dalam terhadap karya sastra puisi.

  Bagaimanapun proses pembacaan yang dilakukan terhadap berbagai jenis bacaan karya sastra menghasilkan makna-makna yang berbeda-beda tiap pembacanya. Demikian dengan membaca karya sastra puisi. Disinyalir tidak puas dengan membaca, kalangan mahasiswa pun memilih untuk mengembangkan perilaku membaca dengan tindakan menulis atau membuat teks karya puisi.

  Penelitian ini menggunakan teori The Pleasure of The Text gagasan Roland Barthes (1975) yang mempostulasikan bahwa teks adalah objek kenikmatan yang dapat membangkitkan dan memberikan kesenangan kepada pembacanya melalui proses membaca. Barthes memperkenalkan dua istilah dalam hedonisme atau kesenangan membaca yaitu plaisir (terjemahan Bahasa Inggris: Pleasure) dan Jouissance (terjemahan Bahasa Inggris: Bliss). merupakan kesenangan dimana teks mampu memberikan perasaan gembira, senang,

  Pleasure

  dan kenyamanan ketika membaca karena teks dibaca dengan keikutsertaan kultur, sedangkan

  

bliss merupakan kesenangan (kebahagiaan) dimana teks mampu memberikan kesan bagi

  p embaca sehingga pembaca merasakan ‘kehilangan’. Dalam arti, pembaca menemukan ketidaknyamaan (kebosanan) dalam membaca secara individu baik itu berkaitan dengan selera bacaan, asumsi-asumsi kultur, psikologi, ingatan, nilai-nilai, dan sejarah, yang mengakibatkan hubungan krisis dengan bahasa. Apa yang ditonjolkan oleh Barthes ialah membaca secara idiosinkratik (Culler, 2003) yaitu hak dimana pembaca membaca demi apa yang dapat menyenangkan atau demi kesenangan yang ia dapatkan. Relasi antara teks dan pembaca ini sesungguhnya membangun sebuah ruang dimana pembaca dapat menciptakan, membentuk, dan mengkonstruksi makna terhadap karya sastra puisi. Hubungan antara pembaca dan teks ini sangatlah kuat dan selalu dinamis terutama dalam keadaan membaca yang juga melibatkan tidak hanya pengalaman pembaca tetapi juga kepentingan tertentu (Rosenblatt, 1988). Lebih dari itu, sesungguhnya relasi tersebut membentuk proses dialektika antara pembaca dengan teks dalam proses pembacaan yang beroperasi dalam konteks dan lingkungan pembaca. Keterkaitan antara teks satu dengan teks yang lain atau suatu karya dengan karya yang lainnya ini, dapat dikenal dengan istilah intertekstual, yang dikemukakan oleh Julia Kristeva (1980, dalam Raj, 2015).

  Metodologi Penelitian

  Penelitian ini dikaji dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode etnografi untuk memberikan deskripsi atau uraian yang mengungkapkan fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Dalam penelitian ini, fenomena yang diangkat ialah kalangan mahasiswa urban yang membaca karya sastra puisi. pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan bagaimana produksi dari proses pembacaan dan reproduksi makna teks yang berhasil di kembangkan oleh kalangan mahasiswa, sebagai unit masyarakat, dalam kegiatan membaca karya sastra puisi sebagai suatu praktek budaya. Penelitian ini lebih memfokuskan pada proses pembacaan dimana proses tersebut merupakan wadah, tempat, dan ranah bertemunya teks dengan pembaca sehingga menciptakan, melahirkan, dan membentuk suatu makna yang dikonstruksi dan beroperasi dalam latar sosial dan kultural pembaca.

  Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan dan diinginkan dengan cara triangulasi. Teknik triangulasi merupakan gabungan berbagai teknik pengumpulan data yakni observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi dari sumber data yang sama (Sugiyono, 2014).

  Untuk menjaring sumber data, peneliti menggunakan teknik snowball sampling dengan bantuan informan kunci (key informant) yang disesuaikan dengan kriteria informan. Peneliti mendapatkan 2 orang gatekeeper yang kemudian ditunjuk sebagai informan kunci, sekaligus (perantara) mampu memberikan referensi atau petunjuk untuk menemukan informan-informan lain yang sesuai dengan kriteria dan dapat dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini. Para informan yang dijaring ialah mahasiswa berusia kisaran 19 hingga 22 tahun, berjumlah 9 orang yang berasal dari daerah Sidoarjo, Surabaya, Mataram, Bekasi, dan Lumajang, yang memutuskan untuk menempuh pendidikan lanjut universitas di Kota Surabaya. Para informan yang terjaring ini berada dalam jurusan atau program studi, yakni jurusan Ilmu Komunikasi, jurusan Sastra Inggris, jurusan Sastra Indonesia, dan jurusan Sosiologi.

  Data yang didapat dari teknik wawancara mendalam akan diubah kedalam bentuk tertulis atau transkrip. Selanjutnya, proses pemberian label, data juga akan diseleksi dan disiangi atau mengalami reduksi hingga akhirnya data siap untuk ditampilkan dan dapat digunakan untuk analisis fokus penelitian dengan berlandaskan teori yang dipakai.

  Hasil dan Bahasan Pemaknaan Teks Karya Sastra Puisi Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Surabaya

  Awal perkenalan dengan karya sastra puisi dialami secara berbeda, ada yang dikarenakan tugas atau soal dari sekolah, ada yang mengenal puisi karena sebelumnya telah menyukai bacaan sejak kecil, ada yang mengenal puisi dari karya sastra lainnya, dan ada pula yang mengenal puisi karena salah satu kesenian yang diikuti di lingkungannya. Meskipun demikian, terlihat bahwa akfititas mengkonsumsi karya sastra puisi ialah aktifitas pretensi partikular. Dikatakan mengkonsumsi karena tidak semua mahasiswa menikmati puisi dengan cara membacanya, salah satunya menikmati dalam bentuk musikalisasi. Tanggapan atas pembacaan karya sastra puisi menimbulkan minat dan ketertarikan yang berdalih memperoleh kesenangan. Kesenangan yang ditangkap atas hubungan pembacaan tekstual dengan sensasi kenyamanan hingga mendatangkan pleasure melalui hal-hal yang direpresentasikan penyair (Barthes, 1975). Seperti pemilihan kata atau diksi, gaya bahasa, dan penulisan yang merupakan hal umum dinikmati dalam pembacaan karya sastra puisi. awal perkenalan bukan berarti ketertarikan karena ketertarikan mahasiswa terhadap karya sastra puisi justru beberapa diantaranya muncul saat memasuki masa perkuliahan dan beberapa lainnya memiliki ketertarikan jauh sebelum menjadi mahasiswa. Perkenalan ini tidak diproposisikan sebagai pengalaman pertama mahasiswa dalam membaca atau mengkonsumsi karya sastra puisi, melainkan lebih pada bagaimana mahasiswa memiliki rasa penasaran dan rasa ingin mengetahui lebih mendalam terhadap karya sastra puisi.

  Pembaca diharapkan sebagai sumber interpretasi dan makna namun disisi yang berbeda pembaca justru tidak dipandang sebagai sumber interpretasi dan makna tetapi sebagai pembentukan dari latar belakang sosial dan kultural (Kristeva, 1980, dalam Raj, 2015). Pembentukan latar belakang tersebut dapat menjembatani antara dirinya sebagai individu non- pembaca dengan penyair. Dari beragamnya jenis bacaan, mahasiswa tetap memilih karya sastra puisi sebagai bacaan terpilih. Memang, beberapa mahasiswa telah mengakui bahwa membaca karya sastra puisi sebagai bagian dari akademik, seperti termasuk dalam salah satu mata kuliah ataupun dijadikan sebagai objek penelitian dalam skripsi yang diteliti. Namun, bagi Barthes (1975) sendiri, kesenangan ini ialah suatu strategi pembaca untuk membaca. Jadi bagaimanapun pembacaan yang dilakukan pembaca, akan selalu menimbulkan kesenangan, sekalipun pembaca merasa bosan. Pembacaan apapun yang dilakukan terhadap jenis bacaan melukiskan suatu kesenangan, dimana kesenangan ini ialah metode untuk pembacaan dan arti kesenangan ini dekat sekali dengan kebosanan (Barthes, 1975). Kebosanan yang terjadi bukan karena ketidaksabaran ataupun penolakan dari pembaca melainkan aktifitas membaca tidak mampu ‘menyentuh’ pembaca, tidak mampu menggerakkan pembaca untuk mendapatkan kesenangan yang partikular.

  Bagi mahasiswa, mengkonsumsi karya sastra puisi dimaksudkan untuk memperoleh pengalaman, apakah itu dalam kesenangan bidang bahasa dan/atau sastra maupun kesenangan atas realitas. Pengalaman tersebut menjadi pluralitas teks yang ada dalam diri informan, yang mana kompleksitas pembacaan beroperasi dalam pengalaman lainnya seperti sosial dan kultural (Kristeva, 1980, dalam Raj, 2015). Pengalaman berasal dari teks-teks bertemu dengan kode- kode sosial dan kekuatan kultural (Barthes, 1975, dalam Culler, 2003). Ini diperkuat asumsi Kristeva (1980, dalam Raj, 2015), mengenai penempatan teks yang selalu beroperasi didalam latar belakang sosial dan kultural. Teks, demikian dengan karya sastra puisi, selalu berposisikan dalam latar sosial dan kultural, baik dalam pembentukannya maupun pengartiannya atau pemahamannya. Tidak hanya itu, lingkungan sosial seperti kehadiran sesama penyuka puisi turut mewarnai konsumsi karya sastra puisi mahasiswa. Dengan keberadaan sesama pencinta puisi, menggejalai munculnya dan berkembangnya kesenangan yang lebih mendalam terhadap sastra puisi. Terbukti dengan kesertaan mengikuti komunitas puisi, mendirikan sebuah komunitas puisi maupun membentuk grup (non komunitas) dengan membawa dan menampilkan puisi dalam bentuk yang dianggap lebih segar, tidak monoton dan lebih variasi. Diskusi, sharing, tukar pandangan dan sejenisnya juga dapat memperluas pengetahuan dan memberikan pengalaman serta menggali kesenangan-kesenangan lain yang dapat diserap dari mengkonsumsi karya sastra puisi. Keberadaan sosok sesama pencinta puisi bukan dimaksudkan mempengaruhi kesenangan akan puisi sebab kesenangan akan teks puisi merupakan kesenangan tekstual partikular. Oleh karena itu, keberadaan sosok sesama pencinta puisi dipertimbangkan sebagai pengalaman-pengalaman tertentu sebagaimana pengalaman sendiri.

  Proses Produksi, Reproduksi, Sirkulasi, dan Resirkulasi Teks Karya Puisi di Kalangan Mahasiswa Kota Surabaya

  Aktifitas menulis dan membuat karya puisi ialah aktifitas reproduksi yang dilakukan informan atas hal-hal dan kesenangan yang dipahami secara personal (Barthes, 1975). Reproduksi karya puisi informan ini merupakan konsumsi pribadi dan konsumsi publik. Meskipun demikian, beberapa informan telah mencampurkan kehidupan pribadinya dalam konsumsi publik, yang mana dapat diketahui dari penuturan informan terkait postingan yang merupakan luapan emosi atau luapan gagasan yang berpraktik dalam keadaan sosial dan kultural pembaca, baik keadaan sosial dan kultural di masa lalu maupun di masa yang sedang terjadi sekarang Kristeva (1980, dalam Raj, 2015). Reproduksi yang dilakukan melalui media elektronik seperti media sosial dan media website yang intens digunakan oleh informan (O’Reilly, 2005), ternyata tidak semua reproduksi karya puisi informan disebarkan melalui media elektronik tersebut. Proses reproduksi, sirkulasi hingga resirkulasi ini dibagi dalam proses aktifitas personal dan kelompok. Dalam aktifitas personal, dikotomi dalam aktifitas personal itu sendiri dan aktifitas aktual. Reproduksi karya puisi yang dibuat personal oleh informan disirkulasi melalui media dan akhirnya mendapatkan tanggapan (resirkulasi) berupa lisan dan non lisan seperti menyukai atau memberi tanda suka (like), kembali memposting postingan informan ataupun membagikannya. Aktifitas aktual ialah aktifitas dimana reproduksi, sirkulasi, dan resirkulasi ditujukan sebagai aktifitas aktualisasi diri. Reproduksi karya puisi dibuat personal untuk perlombaan ataupun event yang diadakan oleh beberapa pihak. Cara sirkulasi yang dilakukan ialah dengan mengirimkan atau mengedarkan karya-karya puisinya pada pihak yang bersangkutan (pihak yang menyelenggarakan perlombaan atau event). Dan ketika karya- karya puisi informan dipublikasi oleh pihak tersebut, baik secara online ataupun tercetak, maka karya-karya puisi informan sesungguhnya telah diresirkulasi.

  Dalam temuan data yang telah dianalisis, proses produktifitas karya sastra puisi mahasiswa yakni dari produksi, reproduksi, sirkulasi, dan resikulasi didiferensiasi atas personal productivity process, community productivity process, dan musical productivity process.

  Tabel Proses Produktifitas Diferensiasi dari Proses Produktifitas Personal, Proses Produktifitas Komunitas, dan Proses Produktifitas Grup Musikalisasi

  Productivit Personal Productivity Process Community Productivity Musical Group y Process Process Productivity

  Personal Ekspos Kajian Pentas Process Produksi & Reproduksi

  Dipublikasikan secara umum Karya puisi yang dibacakan, dibahas dalam sebuah forum diskusi

  Menandakan kesenangan akan karya sastra puisi sebagai kepuasan diri disimbolkan

   Karya sastra puisi sebagai aktifator, baik dari segi konsumsi atau pembacaan dan penulisan atau pembuatan (reproduksi).

   Menikmati pembacaan karya sastra puisi sebagai komunikasi antara pembaca dengan penyair.

   Kesenangan lainnya dari membaca karya sastra puisi berasal dari struktur-konten.

  Ketertarikan telah bangkit sebelum menjadi mahasiswa.  Menemukan kesenangan dalam karya sastra puisi sebagai bacaan pengetahuan dan hiburan yang dilakukan diwaktu luang.

  Ketertarikan muncul maupun menjadi intens ketika pembaca mahasiswa.

  Pemaknaan Teks Karya Sastra Puisi

  Tabel Tipologi Pembaca dari Pemaknaan dan Proses Produktifitasnya Aspek Emotional-Pleasure Reader Actualization-Pleasure Reader

  Reader.

  Ditampilkan Dipentaskan Kesenangan akan karya sastra puisi menghasilkan divergen pemaknaan sesuai dengan kesenangan terhadap konsumsi karya sastra puisi dan latar belakang masing-masing pembaca. Dimana karya sastra puisi merupakan suatu kesenangan, suatu praktek, dan sekaligus suatu produktifitas yang diposisikan dalam latar belakang sosial dan kultural pembaca. Dari data yang telah dianalisis, produksi dan reproduksi karya sastra puisi ini merupakan suatu kesenangan dan ekspesifitas pribadi pembaca. Dengan demikian pemaknaan yang disimpulkan atas aktifitas produksi, reproduksi, sirkulasi, dan resirkulasi di kalangan mahasiswa di Kota Surabaya ini membentuk tipologi pembaca dalam Emotional-Pleasure Reader dan Actualization-Pleasure

  Respon non lisan merupakan tanggapan nyata yang dilakukan.

  Menulis dalam media tulis dan media elektronik.

  Resirkulasi Respon lisan dan non lisan.

  Fiksasi dengan cara merundingkan kembali teks puisi sekaligus selarasi nada musik

  Membahas atau merundingkan dengan visualisasi dalam pentas,

  Membacakan karya puisi didepan anggota komunitas lainnya

  Mengedarkan atau mengirim melalui media elektronik dan tercetak

  Sirkulasi Diedarkan atau dipublikasikan melalui media elektronik

  Masing-masing anggota membuat sebait puisi kemudian digabungkan menjadi sebuah teks karya puisi

  Menulis karya puisi. Umumnya, teks puisi bertransforma si menjadi teks naskah teater

  Masing-masing anggota komunitas menulis dan membuat karya puisi

  Menulis dan membuat karya puisi umumnya disertai dengan intensi

  Menandakan kesenangan akan karya sastra puisi berikut asosiasinya dengan latar sebagai ekspresi diri dengan kehidupannya sebagai sebuah merefleksikan diri melalui karya aktifator. sastra puisi. Output produktifitas merupakan Produktifitas terhadap karya puisi bentuk kebebasan. ialah kebebasan yang merdeka secara aktif dan actual. Dengan pemahaman tersebut, pembaca memberikan batas pada karya puisi pribadi dan publik. Dari pemaknaannya terhadap Berdasarkan pemaknaannya, karya sastra puisi, produksi dan produksi dan reproduksi karya reproduksi lebih pada hal-hal puisi dibedakan dalam konsumsi

  Proses personal. Karya puisi pembaca pribadi dan konsumsi publik, yang Produksi, dipublikasikan melalui media, ditulis dan dibuat dalam media

  Reproduksi, terutama media sosial. Dari cetak dan elektronik. Reproduksi Sirkulasi, dan publikasi tersebut, karya puisi diedarkan dalam media

  Resirkulasi menimbulkan tanggapan dari elektronik dan dapat dikaji (bahas, Makna Karya pembaca-pembaca lainnya. diskusi, sharing) serta dapat

  Sastra Puisi mementaskannya. Muncul tanggapan tersebut dapat berupa lisan maupun non lisan.

  Kesimpulan

  Barthes (1975) mempostulasikan kesenangan membaca dengan kesenangan tekstual sebagai strategi membaca. Kesenangan yang dimaksudkan tersebut tidak sekedar kesenangan akan konsumsi teks yang memberikan sensasi kenyamanan pada pembaca saat proses pembacaan. Lebih dari itu, kesenangan yang menjadi fokus dan menarik perhatiannya ialah inskripsi-inskripsi yang membentuk praktek penulisan. Dalam implikasi kesenangan ini pun tidak terlepas dari ketergantungan akan teks-teks lainnya. Relasi antarteks ini mengungkapkan bahwa sebuah teks tidak diciptakan melainkan diproduksi dari kata-kata yang sudah ada dengan mengoperasikannya dalam sosial dan kultural (Kristeva, 1980, dalam Raj, 2015). Demikian dengan membaca karya sastra puisi yang menjadi praktek budaya kalangan mahasiswa di Kota Surabaya. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kesimpulan yakni konsumsi dan produksi serta reproduksi teks karya sastra puisi yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang menempuh pendidikan lanjut di Kota Surabaya merupakan suatu aktifitas kesenangan. Hal ini dibenarkan dalam temuan data yang telah dianalisis, bahwa aktifitas konsumsi atau membaca karya sastra puisi merupakan aktifitas partikular, non-kompulsif, dilakukan di waktu senggang, dan dilakukan sebagai bentuk kepuasan diri. Produksi dan reproduksi teks karya sastra puisi merupakan praktek pemaknaan yang dilakukan kalangan mahasiswa di Kota Surabaya sebagai suatu kesenangan yang beroperasi dalam lingkungan sosial dan kultural pembaca.

  Pemahaman atas kesenangan dan implikasi dalam latar sosial dan kultural ini menghasilkan perbedaan pemaknaan dalam dua tipe pembaca karya sastra puisi, yaitu :

  

Emotional-Pleasure Reader dan Actualization-Pleasure Reader. Emotional-Pleasure Reader

  merupakan pembaca yang memaknai karya sastra puisi sebagai bacaan yang memberikan kepuasan diri dengan refleksi diri sehingga mengkonsumsi karya sastra puisi menjadi bentuk ungkapan diri pembaca yang tidak dapat diekspresikan. Begitu pula dengan produktifitas yang dilakukan sejalan dengan pemaknaannya terhadap karya sastra puisi, dimana tulisan teks karya sastra puisi pembaca mengarah pada hal-hal pribadi atau personal experience. Actualization-

  

Pleasure Reader merupakan pembaca yang lebih konstruktif karena pembaca memaknai karya

  sastra puisi sebagai aktifator atau trigger dengan mengembalikan hakikat dari pengertian karya sastra. Dalam segi konsumsi atau produksi, pembaca memahaminya sebagai bentuk komunikasi

  Learning – March 2005 Vol. 2 Number 3. diakses dan diunggah

   Barthes, Roland. The Pleasure of The Text. Canada: HarperCollins Canada Ltd, 1975.

  Terjemahan Le Plaisir du Texte. tercetak.

  antara dirinya dengan sang penyair, mengeksplorasi tidak hanya dari representasi karya puisi tetapi juga inskripsi-inskripsi yang membentuk representasi tersebut. Sedangkan dalam segi produktifitas, pembaca mampu membedakan karya-karya mana saja yang dapat dipublikasikan dengan karya-karya mana saja yang tidak dapat dipublikasikan. Hal ini juga memperlihatkan bahwa pembaca memaknai karya sastra puisi sebagai aktifator karena animo pembaca untuk berkarya melalui karya sastra puisi (aktualisasi diri).

  Referensi

  Al-Zastrouw Ng. Strategi Kultural Menumbuhkan Budaya Baca. s.a. artikel online dalam Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca. diakses index.php?module=artikel&id=39 pada tanggal 18 Desember 2016.

  Alfi, Azizah Nur. Dampak AADC 2, Puisi Jadi Banyak Digemari. 2016. artikel online. Diakses tanggal 20 Maret 2017. Andriansyah, Moch. Hardiknas, Risma deklarasikan Surabaya Sebagai Kota Literasi. 2014. artikel online. Diaksesada tanggal 30 Desember 2016. Annamalai, Subashini, & Balakrishnan Muniandy. Reading Habit and Attitude among

  Malaysian Polytechnic Students. International Online Journal of Education Sciences, 2013, 5 (1), 32-41. diakses dan diungga tanggal 30 Desember 2016.

  

Badrun, Ahmad. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra). Surabaya: Surabaya Usaha Nasional, s.a.

  Basuki, Orin. Terminal Bungur Asih Sediakan Ruang Baca. 2012. artikel online. Diakses tanggal 30 Desember 2016. Braguglia, Kay H. Reading Habits of Business Students. Journal of College Teaching &

  • . Imaji, Musik, Teks. Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Burke, Michael (ed.). The Routledge Handbook of Stylistics. New York: Routledge, 2014. Cavallaro, Dani. Critical and Cultural Theory: Teori Kritis dan Teori Budaya. Yogyakarta: Niagara, 2004.

  Chettri, Kushmeeta, & S.K. Rout. Reading Habits: An Overview. IOSR Journal of Humanities & Social Science (IOSR-JHSS) Vol. 14 Issue 6 Sep.-Oct. 2013 PP 13-17. diakses dan diungg tanggal 30 Desember 2016.

  Culler, Jonathan. Barthes. Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2003. Dewan Kesenian Jawa Timur. Gerilya Sastra Luncurkan Buku Antologi

  Sastra ‘Suara-Suara

Pendatang’. 2015. artikel online. diakses www.dkjatim.com /news /content/gerilya-sastra- luncurkan-buku-antologi-sastra-suara-suara-pendatang pada tanggal 30 Desember 2016

  • . Sayembara Sastra 2017. 2017. artikel online. diakses tanggal 30 Desember 2016.

  Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya. Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012. diakses dan diungg 02 Maret 2017.

  Dinas Pendaftaran Pendudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya. Statistik Kependudukan 2016. diakses http://dispendukcapil.surabaya.go.id/stat _new/index.php pada tanggal 02 Maret 2017.

  Fiske, John. Memahami Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.

  • . Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif.

  Yogyakarta: Jalasutra, 2004. Hardianto, Deni. Studi Tentang Minat Baca Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

  Majalah Ilmiah Pembelajaran No. 01 Vol. 07 Mei 2011. diakses dan diunggah pada tanggal 02 September 2016. Hidayat, Taufik. [Personal communication] Wawancara 22 April 2017. Ida, Rachmah. Metode Penelitian : Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta : Prenada Media, 2014. Istiaviani, Hestia. Proses Pemaknaan Novel Genre Dystopia Di Kalangan Anak Muda Urban

  Dari Perspektif Cultural Studies. Skripsi. Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. 2015. Lefevere, Andre. Review: Intertextuality by Michael Worton and Judith Still. Comparative Literature Studies Vol.

  29 No. 2. 1992. diakses dan diunggah pada tanggal 30 Desember 2016. Mawarni, Amelia Tri. Produksi Makna Membaca Karya Sastra Lama di Kalangan Anak Muda

  Urban yang Tergabung Dalam Organisasi Ekstra Kampus. Skripsi. Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. 2016. Medar, Anand S., & Anand Y. Kenchakkanavar. Reading Habits by the Students of Karnataka

  Science College, Dharwad: A Study. International Journal of Enhanced Research in Educational Development Vol.3 Issue 4, July – August 2015. diakses dan diunggah he_Students_of_Karnataka_Science_College_Dharwad_ A_Study pada tanggal 30 Desember 2016.

  Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Mudjito. Materi Pokok Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

O’Reilly. What Is Web 2.0 : Design Patterns and Business Models for the Next Generation of Software. 2005. diakses www.oreilly.com pada 08 Oktober 2017

  Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Cet. IV.

  Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007. Rachmawati, Iin. Studi Resepsi Pembaca Terhadap Isu Homoseksual Dalam Teks Buku

  Westlife : Our Story (The Human Instinct To Find Love). Tesis. Program Magister Kajian Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga. 2013. Raj, P. Prayer Elmo. Text/Texts: Interrogati ng Julia Kristeva’s Concept of Intertextuality. Ars

  Artium: An International Peer Reviewed-cum-Refereed. Research Journal of Humanities and Social Sciences. vol. 3, January 2015: 77-80. diakses dan diunggah ada tanggal 30 Desember 2016. Risatyah, Anisa, Dan Mobit. Penelusuran Minat Baca Karya Sastra Prosa: Studi Kasus Pada

  Mahasiswa Semester VI Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Singaperbangsa Karawang. Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1, No. 3 September – November 2014: 41-45. diakses dan diunggah http://journal. unsika.ac.id/index.php/solusi/article/view/56 pada tanggal 23 September 2016. Rosenblatt, Louise. Writing and Reading: The Transactional Theory. Illinois University, 1988.

  Diakses dan diunggpada tanggal 11 Desember 2016. Siswati. Minat Membaca Pada Mahasiswa (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

  UNDIP Semester I). Jurnal Psikologi Undip Vol.8, No.2, Oktober 2010. diakses dan diunggpada tanggal 02 September 2016. Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Cet.VI. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2012. Spradley, James P. Metode Etnografi. ed. 2. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006. Storey, John. Teori Budaya dan Budaya Pop: Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies.

  Yogyakarta: Qalam, 2003. Sugihartati, Rahma. Masalah Minat Baca. Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012.

  • . Membaca, Gaya Hidup, dan Kapitalisme : Kajian Tentang Reading For Pleasure dari Pesfektif Cultural Studies. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
  • . Perilaku Adiktif Membaca Di Kalangan Remaja Urban (Ditinjau Dari Perspektif Studi Budaya). Jurnal Perkotaan Vol.3, No. 1, Juni 2011. diakses dan diunggah da tanggal 02 Maret 2017.

  Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014. Teeuw. A. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Cet-4. Bandung: Dunia Pustaka Jaya, 2013.

  Titscher, Stefan, et.al. Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Toha-Sarumpaet, Riris K (ed.). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia Tera, 2002. United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Reports 2015. diakses dan diungg pada tanggal 18 Desember 2016. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Literacy dalam laman Indonesia. 2015. diaksepada tanggal 18

  Desember 2016. Wellek, Rene, dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995. Zubaidi, Zaki. Playon, di Antara Kenangan dan Identitas Lokal. Edisi 27-12-2015. diakses

  a tanggal 30 Desember 2016.

Dokumen yang terkait

MAKNA KRITIK SOSIAL PADA PUISI KARYA WIJI THUKUL ( Analisis Semiotika Puisi Wiji Thukul pada Buku Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput )

14 78 22

Konstruksi Makna ngopi (Studi Fenomenologi Tentang KOnstruksi Makna Ngopi Di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung)

0 4 1

Konstruksi Makna Sosialita bagi Kalangan Sosialita di Kota Bandung (Studi Fenomenologi Tentang Konstruksi Makna Sosialita Bagi Kalangan Sosialita Di Kota Bandung)

2 41 117

KOORDINASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kantor Bersama Samsat Di Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 195

Makna Tato Di Kalangan Pengguna Tato Di Kota Palu

0 0 10

KOMUNITAS AMBON DAN BUDAYA RANTAU (Studi Tentang Pengetahuan Kearifan Lokal Di Kalangan Komunitas Ambon Dalam Memaknai Identitas Budayanya Di Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 3 245

KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG ABORSI (Deskriptif Kualitatif Tentang Makna Aborsi dan Reaksi di Kalangan Mahasiswi Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

MAKNA OLAHRAGA CALISTHENICS SEBAGAI GAYA HIDUP MASYARAKAT URBAN MUDA (Studi Tentang Konstruksi Sosial Olahraga Calisthenics di Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 22

MAKNA SUPLEMEN KEBUGARAN BAGI PENGGEMAR AKTIVITAS FITNESS DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Makna Suplemen Instant Pembentuk Tubuh Di Kota Surabaya ) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 16

Konstruksi Sosial Obesitas Pada Kalangan Remaja Di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Makna Obesitas Pada Remaja Obesitas Di Surabaya)

0 0 18