SIKAP WANITA KARIER DI INDONESIA TERHADAP EMANSIPASI WANITA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKAP WANITA KARIER DI INDONESIA TERHADAP EMANSIPASI WANITA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Felicia Citra Wibawa NIM : 079114114 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
For The Greater Good 大きな善のために
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi ini ku persembahkan untuk Papa dan Mama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana sebuah karya ilmiah.Yogyakarta, Penulis, Felicia Citra Wibawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Felicia Citra Wibawa ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap wanita karier di Indonesia terhadap emansipasi wanita. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita karier dengan rentang usia antara 22 – 55 tahun yang berjumlah 70 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Keseluruhan aitem berjumlah 40 aitem. Skala yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Estimasi reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Alpha Cronbach menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,940. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean empirik, mean teoritik, dan standar deviasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa wanita karier di Indonesia memiliki sikap positif yang signifikan terhadap emansipasi wanita. Hal ini didukung dengan adanya data bahwa mean empirik lebih besar dari mean teoritik (136,09 > 100) dengan p=0,000 (p<0,05). Lebih lanjut, hasil analisis menurut aspek sikap memperlihatkan hasil bahwa wanita karier memiliki aspek perilaku yang negatif terhadap emansipasi wanita, sedangkan aspek kognitif dan afektifnya adalah positif.
Kata Kunci : emansipasi wanita, kesetaraan gender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Felicia Citra Wibawa ABSTRACT The purpose of this study was to determined the attitude of career women in Indonesia towards the emancipation of women. The research method used in this study was descriptive quantitative. Subjects in this study are career women with age ranged between 22-55 years, amounting to 70 people. The instrument used in this study was a scale compiled by researcher. All items were 40 items. Scale that used have been tested for validity and reliability. Reliability estimation was done using Cronbach Alpha technique produces reliability coefficient of 0.940. Data analysis methods used in this research was descriptive statistical method which includes the presentation of data through tables, calculating the maximum value, minimum value, mean empirical, theoretical mean and standard deviation. Results of data analysis showed that career women in Indonesia have significant positive attitude towards the emancipation of women. This result supported by the comparison result expressing the empirical mean that is greater than the theoretical mean (136.09> 100) with p = 0.000 (p <0,05). Furthermore, according to the analysis on the attitude aspects, its showed that career women have negative behavioral aspects of attitude towards the emancipation of women, while the cognitive and affective aspects of attitude towards the emancipation of women were positive.
Keywords : the emancipation of women, gender equality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Felicia Citra Wibawa Nomor Mahasiswa : 079114114
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Sikap Wanita Karier di Indonesia Terhadap Emansipasi Wanita
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 22 Agustus 2013 Yang menyatakan, ( Felicia Citra Wibawa )
- ) File dapat diminta atau dikopi dari Perpustakaan USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang lebih tepat kecuali hatur sembah nuhun kepada Sang Hyang
Widhi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, peneliti menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan
tugas akhir ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S. selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dengan saran dan pendapat yang sangat bermanfaat bagi penelitian ini. Terimakasih atas bimbingan, kesabaran dan diskusi yang mengantarkan pemikiran dan penalaran dalam mengembangkan pola pikir.
2. Bapak Agung Santoso, M.A. yang telah membantu menjelaskan kembali metode
SPSS kepada peneliti, thank you very much, sir. It means a lot.
3. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendidik dan mengajar peneliti selama proses perkuliahan.
4. Segenap staf kesekretariatan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mas
Gandung, Bu Nanik dan Pak Gie yang membantu peneliti dalam pengurusan berkas-berkas dan pengarsipan data selama perkuliahan.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Papa dan mama yang selalu memberikan dukungan moral dan telah sabar
mendampingi peneliti selama proses penulisan skripsi.6. Ko Brian yang sudah sangat membantu proses pengumpulan data.
7. Tiok6strings. It’s been a long way and a ridiculously complex road. But in the
end I got here. Thanx for the discussion and bearing with me.
8. Mas Gendel, mas Bruno, mas Ndaru, mas Catax, mas Beni. Terimakasih atas
diskusi-diskusi filosofisnya.9. Ray yang setia mengantarkan peneliti kemana saja.
10. Nyowo, Jumpes, Sukun, Lia “D-FIN”, you guys are wonderfull friends, thanx for
all the cheering me up.
11. Semua subjek yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi skala
peneliti, baik pada proses try-out maupun proses penelitian.
12. Semua pihak yang senantiasa memberikan dukungan dan doa untuk keberhasilan
peneliti dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam tulisan ini. Akhir kata, peneliti berharap Tuhan Yang Maya Esa berkenan membalas segalakebaikan dan kemurahan hati semua pihak yang telah memberi bantuan, dukungan
dan doanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran, tanggapan dan kritik dari para pembaca sangat
diharapkan untuk memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
Psikologi.Yogyakarta, Juni 2013 Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 71. Manfaat Teoritis .............................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Praktis ............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
A. Wanita Karier .............................................................................................. 81. Pengertian Wanita Karier ...................................................................... 8
2. Konsep Peran Wanita menurut Budaya di Indonesia ............................ 9
3. Alasan Wanita Melakukan Karier ....................................................... 10
4. Hambatan Wanita Melakukan Karier.................................................. 11
B. Emansipasi Wanita .................................................................................... 12
1. Pengertian Emansipasi Wanita ...................................................... 12
2. Sejarah Emansipasi Wanita ........................................................... 13
3. Indikator Emansipasi Wanita ........................................................ 16
C. Sikap (Attitude) ......................................................................................... 18
1. Pengertian Sikap............................................................................ 18
2. Komponen Sikap ........................................................................... 19
3. Pembentukan Sikap ...................................................................... 19
4. Fungsi Sikap .................................................................................. 21
D. Sikap Wanita Karier di Indonesia terhadap Emansipasi Wanita .............. 23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 28PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 28
D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 29
E. Alat Ukur ................................................................................................... 30
F. Uji Coba Penelitian ................................................................................... 31
G. Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 32
1. Validitas .............................................................................................. 32
2. Seleksi Aitem ...................................................................................... 32
3. Reliabilitas .......................................................................................... 34
H. Metode Analisis Data ................................................................................ 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 36
A. Persiapan Penelitian .................................................................................. 36 B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 36 C. Hasil Penelitian ......................................................................................... 381. Karakteristik Subjek Penelitian ........................................................... 38
2. Uji Normalitas ..................................................................................... 40
3. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 40
4. Uji t ..................................................................................................... 41
D. Analisis Khusus ......................................................................................... 42
1. Aspek Sikap........................................................................................ 42
2. Indikator Emansipasi Wanita .............................................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 51
A. Kesimpulan ............................................................................................... 51 B. Saran .......................................................................................................... 521. Bagi wanita karier di Indonesia........................................................... 52
2. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1: Blue-print Skala Sikap Wanita Karier di Indonesia terhadap Emansipasi Wanita ................................................................... 31 Tabel 2: Distribusi Aitem Skala Sikap Wanita Karier di Indonesia terhadap Emansipasi Wanita ................................................................... 34 Tabel 3: Koefisien Reliabilitas Skala Sikap Wanita Karier di Indonesia terhadap Emansipasi Wanita ................................................................... 34
Tabel 4: Usia Subjek ............................................................................................. 38
Tabel 5: Pendidikan Terakhir Subjek .................................................................... 38
Tabel 6: Agama Subjek ......................................................................................... 39
Tabel 7: Status Pernikahan Subjek ........................................................................ 39
Tabel 8: Pekerjaan Subjek ..................................................................................... 39
Tabel 9: Uji Normalitas ......................................................................................... 40
Tabel 10: Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 41
Tabel 11: Uji t ....................................................................................................... 42
Tabel 12: Statistik Aspek Sikap ............................................................................ 42
Tabel 13: Statistik Indikator Emansipasi Wanita .................................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A: Skala Sikap Wanita Karier di Indonesia terhadapEmansipasi Wanita (Try Out) ....................................... 55
LAMPIRAN B: Data Try Out ............................................................................... 69
LAMPIRAN C: Uji Reliabilitas Try Out .............................................................. 82
LAMPIRAN D: Skala Sikap Wanita Karier di Indonesia terhadap Emansipasi Wanita ....................................................... 87LAMPIRAN E: Data Penelitian ............................................................................ 99
LAMPIRAN F: Statistik Penelitian .................................................................... 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja pada masa sekarang ini adalah sebuah aktifitas atau
kegiatan yang tidak asing lagi bagi manusia. Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa manusia perlu bekerja demi kelangsungan hidupnya.
Kegiatan bekerja sebenarnya selalu menyertai perkembangan hidup manusia. Pada jaman purbakala, manusia sudah harus bekerja agar bisa makan, yaitu dengan berburu. Lalu jaman berkembang, dan manusia mulai mencoba bercocok tanam untuk bisa makan. Kegiatan bekerja terus berkembang sehingga menjadi suatu kegiatan yang vital bagi tiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerja berarti sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Ada banyak jenis pekerjaan yang bisa dijalani seseorang, baik dalam hal jasa seperti dokter, guru, konselor, dan lain-lain, serta ada juga pekerjaan dalam bidang produksi, seperti petani, penulis, musisi, dan lain- lain. Tiap orang disarankan untuk memilih pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Pada masa sekarang, kegiatan bekerja tidak lagi terbatas hanya pada pria. Tidak jarang kita menemukan wanita yang bekerja, bahkan pekerjaan yang mereka lakukan juga tidak kalah beratnya dengan pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak jarang ada wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik ataupun kuli angkut barang di pasar. Dahulu wanita lebih dikenal dalam peran sebagai ibu rumah tangga (peran domestik), sehingga bila seorang wanita bekerja, maka pekerjaannya biasanya ada hubungannya dengan pekerjaan- pekerjaan di sekitar rumah tangganya. Rendahnya tingkat partisipasi wanita dalam pekerjaan disebabkan motivasi kerja wanita sering diwarnai oleh faktor-faktor sosial budaya yang akan membentuk sikap tertentu dalam bekerja, masih adanya anggapan bahwa wanita lebih baik melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga saja, serta kurangnya kesediaan masyarakat mengakui dan menghargai kemampuan wanita dalam pekerjaannya (Yuwana, 1984).
Kenyataannya pada masa kini, peran wanita telah mengalami banyak perubahan. Terjadi peningkatan luar biasa pada jumlah wanita yang bekerja. Wanita telah meningkatkan keberadaannya dalam pekerjaan yang sebelumnya didominasi oleh pria (Santrock, 1995). Para peneliti yang mempelajari wanita pada paruh kehidupan telah menemukan bahwa pekerjaan memainkan peran penting dalam banyak kesehatan psikologis wanita (Baruch & Barnett, dalam Santrock, 1995). Pernyataan ini dipertegas oleh seorang pemikir feminis Harriet Taylor, beliau berpendapat bahwa secara psikologis, bekerja itu amat penting bagi wanita. Agar wanita menjadi partner, dan bukannya budak dari sang suami (Tong, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perubahan peran wanita ini tentu saja tidak terjadi secara tiba-tiba. Proses ini telah dimulai sejak abad ke-18, oleh para pemikir awal feminis. Awalnya dimulai dengan munculnya para penulis wanita, dimana pada masa itu wanita dinilai tidak pantas untuk menulis buku, berpuisi, atau bermain drama. Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh para pria aristokrat. Proses ini lalu dikenal dengan sebutan emansipasi wanita, yang bertujuan kesetaraan antara pria dan wanita, baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain (Hollows, 2000). Gerakan emansipasi wanita tidak berhenti hanya sebatas untuk memberikan wanita kebebasan dalam menulis dan berpikir. Semenjak masa revolusi industri di Inggris pada tahun 1876, wanita juga diberikan kesempatan untuk bekerja, walaupun pada masa itu dengan upah yang lebih rendah daripada pria.
Seiring dengan perkembangan jaman, kondisi wanita bekerja kini telah jauh berubah. Wanita yang bekerja kini memperoleh upah yang setara dengan pria dan telah adanya cuti-cuti khusus yang diberikan pada wanita, seperti cuti kehamilan dan cuti datang bulan, perkembangan yang seperti ini adalah contoh dari faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah wanita bekerja pada masa kini.
Tidak semua kegiatan kerja disebut bekerja, ada juga yang dikenal dengan istilah berkarier. Kerja karier adalah kerja yang berjenjang, orang yang bekerja memiliki kemungkinan untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi (Martaniah, 1988). Wanita karier adalah wanita yang bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan menghayati serta menerima bahwa pekerjaannya itu merupakan jalan untuk mengembangkan kemampuan dirinya (Masdani, 1981).
Bertentangan dengan apa yang pernah menjadi kepercayaan umum, sebagian besar wanita bekerja tidak hanya untuk “keluar dari rumah” atau memenuhi kebutuhan psikologisnya. Seperti halnya pria, alasan wanita bekerja bermacam-macam, namun utamanya adalah karena kebutuhan ekonomi (Bohlander , 2004). Dengan berkarier (bekerja) wanita bisa menyumbangkan hasil jerih payahnya untuk meningkatkan standar kehidupan keluarganya. Meskipun wanita karier bisa mendapatkan keuntungan sosial ekonomi, wanita tersebut dituntut tetap bijaksana dalam mengurus rumah tangga. Ketidakmampuan mengurus rumah tangga bisa menyebabkan ketidakharmonisan keluarga (Aminatun, 2008).
Ada juga ibu yang berperan sebagai wanita karier bukan sekedar karena situasi ekonomi atau demi mengejar pendapatan, melainkan juga mengangkat status dirinya sebagai wanita yang mampu berprestasi di tengah-tengah kehidupan keluarga dan masyarakat (Aminatun, 2008).
Motivasi wanita karier tidaklah semata-mata demi mendapatkan keuntungan materi, tetapi juga mempunyai ciri khas aspek profesional dan idealisme. Aspek yang paling penting adalah adanya ambisi untuk maju dalam pekerjaan dengan meningkatkan jenjang-jenjang yang ada, dan keinginan melakukan pekerjaan seumur hidup dengan bekerja secara full-
time (Aminatun,2008). Kehadiran wanita dalam dunia kerja sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendesak. Sebagai wanita karier, wanita cenderung memiliki wawasan yang lebih luas, terbuka, dan bijaksana menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah keluarga dan masyarakat (Yuwana, 1984).
Apabila tugas seorang wanita yang telah berkeluarga hanya dibatasi mengurus rumah tangga dan mengasuh keluarga, bisa menyebabkan seorang wanita merasakan kejenuhan akan rutinitas hidup yang dijalani, karena pada kenyataannya tidak semua wanita hidup bahagia dalam lingkungan rumah tangga (Aminatun, 2008). Walaupun Harriet Taylor berpendapat bahwa secara psikologis, bekerja itu amat penting bagi wanita, dia juga mengisyaratkan dalam bukunya yang berjudul
Enfranchisement, bahwa seorang wanita harus memilih antara fungsi sebagai istri dan ibu, atau bekerja di luar rumah (Tong, 1998).
Di sisi lain, banyak juga ditemukan wanita karier yang mengalami konflik peran antara berkarier dan ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga mereka memiliki peran domestik sebagai ibu dari anak-anaknya, sebagai istri dari suaminya, dan sebagai anggota masyarakat. Sedangkan di dunia kerja mereka harus selalu berorientasi pada kinerja yang profesional. (Aminatun, 2008). Ketidakseimbangan dalam menjalani peran sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga dapat menyebabkan ketidakharmonisan keluarga.
Wanita karier di Indonesia selain menghadapi dilema pembagian peran, juga dihadapkan dengan tuntutan budaya. Indonesia sebagai sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Budaya membentuk suatu pola tersendiri di masyarakat, dan wanita karier sebagai bagian dari masyarakat diharapkan untuk mengikuti pola yang ada ini.
Dengan menepis segala rintangan yang ada, baik dari sisi kepercayaan masyarakat umum maupun kemampuan individu, wanita bekerja telah menjadi hal yang lumrah di masa kini. Banyak wanita bekerja tak lagi sekedar “bekerja”, tetapi mereka telah bergerak ke arah mengejar karir, hingga wanita karir menjadi trend masa kini.
Ucapan “kan sekarang jamannya emansipasi wanita” tak jarang terdengar, diutarakan oleh para wanita bekerja. Kondisi di mana wanita mampu bekerja bahkan berkarier memang adalah hasil dari perjuangan panjang program kesetaraan gender yang dikenal dengan nama emansipasi wanita. Akan tetapi, apakah para wanita yang bekerja tersebut benar-benar memiliki sikap positif terhadap emansipasi wanita? Sementara emansipasi wanita itu sendiri masih menjadi pokok pembicaraan yang kontradiktif dari sudut pandang budaya dan agama. Oleh karena itu peneliti hendak melihat dengan pasti, apakah para wanita yang melakukan kerja karier itu benar-benar memiliki sikap positif terhadap emansipasi wanita.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sikap wanita karir di Indonesia terhadap emansipasi wanita?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui sikap wanita karir di Indonesia terhadap emansipasi wanita.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan dasar untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai konflik yang dialami wanita karier.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai sikap wanita karier di Indonesia terhadap emansipasi wanita. Sehingga dapat dirancang program pengarusutamaan gender yang lebih tepat sasaran sesuai dengan sikap wanita karier tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita Karier
1. Pengertian Wanita Karier
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan (KBBI Daring, 2008) menjabarkan wanita sebagai perempuan dewasa, sedangkan perempuan adalah orang (manusia) yang mempunyai alat genital vagina, dapat mestruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui.
Dalam KBBI Daring (2008) disebutkan bahwa karier adalah perkembangan dan kemajuan di kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Selain itu karier juga dapat diartikan sebagai pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Martaniah (1998 dalam Aminatun, 2008) menambahkan bahwa kerja karier adalah kerja yang berjenjang, orang yang bekerja memiliki kemungkinan untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.
Masdani (dalam Aminatun, 2008) menyebutkan wanita karier adalah wanita yang bekerja pada pekerjaan yang berjenjang sehingga memiliki kemungkinan mencapai jenjang yang lebih tinggi dan menghayati serta menerima bahwa pekerjaannya itu merupakan jalan untuk mengembangkan kemampuan dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Konsep Peran Wanita menurut Budaya di Indonesia
Indonesia memiliki banyak ragam budaya, salah satu budaya yang mayoritas adalah budaya Jawa. Budaya Jawa memiliki istilah yang menyebutkan wanita sebagai “kanca wingking” atau teman di garis belakang, sebagai teman dalam mengelola urusan rumah tangga, khususnya urusan anak, memasak, mencuci, dan lain-lain. Hardanti (2002) mengatakan bahwa secara tradisional, peranan wanita selalu dikaitkan dengan rumah, dapur, dan anak.
Fausia & Nasyiah (dalam Dewanti, 2008) membedakan peranan wanita menjadi tiga kategori: a. Peranan produktif
Peranan produktif adalah peranan yang dikerjakan oleh wanita untuk memperoleh upah secara tunai atau menghasilkan barang- barang yang tidak dikonsumsi sendiri. Contohnya bekerja di sektor dormal dan informal b. Peranan reproduktif
Peranan reproduktif adalah peranan yang berhubungan dengan tanggung jawab pengasuhan anak dan tugas-tugas domestik yang dibutuhkan untuk menjamin pemeliharaan dan reproduksi tenaga kerja yang menyangkut kelangsungan keluarga. Contohnya melahirkan, memasak, mengasuh anak, mencuci, membersihkan rumah, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Peranan pengelolaan masyarakat dan politik
Peranan pengelolaan masyarakat (kegiatan sosial) mencakup kegiatan yang sifatnya menjalin kebersamaan, solidaritas antar masyarakat seperti arisan, upacara adat, sukarelawan, dan tanpa upah. Sedangkan pengelolaan politik adalah peranan yang dilakukan pada tingkat pengorganisasian komunitas pada tingkat formal secara politik, biasanya dibayar dan meningkatkan status/kekuasaan.
3. Alasan Wanita Melakukan Karier
Tidak seperti apa yang pernah menjadi kepercayaan umum, sebagian besar wanita memutuskan untuk bekerja tidak hanya karena merasa jenuh berada di rumah atau demi memenuhi kebutuhan psikologisnya. Seperti halnya pria, wanita memiliki bermacam-macam alasan untuk bekerja, namun yang utama adalah karena kebutuhan ekonomi (Bohlander , 2004).
Hardanti (2002) menyimpulkan, secara umum ada tiga hal yang menyebabkan wanita melakukan karier, yaitu: tuntutan ekonomi, dorongan keinginan membentuk karier, serta pembangunan memerlukan tenaga kerja dan wanita sebagai sumber daya pembangunan (Saljo, 1983; Suratiyah dkk., 1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Hambatan Wanita Melakukan Karier
Yuwana (1984 dalam Aminatun, 2008) mengatakan rendahnya tingkat partisipasi wanita dalam bidang pekerjaan disebabkan motivasi kerja wanita sering diwarnai oleh faktor-faktor sosial budaya yang akan membentuk sikap tertentu dalam bekerja, misalnya masih adanya anggapan bahwa wanita lebih baik melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga saja, serta kurangnya kesediaan masyarakat mengakui dan menghargai kemampuan wanita dalam pekerjaannya.
Aminatun (2008) menambahkan, wanita mengalami berbagai faktor penghambat dalam meniti jenjang karier yang lebih tinggi. Berbagai faktor penghambat tersebut diantaranya:
a. Masih adanya persepsi/ anggapan di kalangan masyarakat bahwa wanita yang meniti karier sering menjadi biang keladi dari setiap keretakan keluarga dan ketidakharmonisan suami dan anak
b. Tidak semua wanita karier mampu melakukan pembagian waktu antara keluarga dan karier.
Berdasarkan seluruh keterangan di atas, wanita karier bisa didefinisikan sebagai manusia perempuan yang memiliki pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju dan berkemungkinan untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi. Dalam melaksanakan pekerjaannya wanita tersebut telah melalui seluruh hambatan yang muncul (persepsi masyarakat ataupun pembagian waktu antara kerja dan keluarga), dan dengan alasan apapun (ekonomi, keinginan pribadi, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tuntutan pembangunan) menjalani pekerjaannya dengan pemahaman bahwa pekerjaannya itu adalah jalan untuk mengembangkan kemampuan dirinya.
B. Emansipasi Wanita
1. Pengertian Emansipasi Wanita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan (KBBI Daring, 2008), emansipasi memiliki dua pengertian. Pertama adalah pembebasan dari perbudakan; kedua, persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
KBBI Daring (2008) kemudian menjelaskan emansipasi wanita sebagai proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Munthe (2003) menyatakan, di Indonesia gerakan emansipasi dilakukan oleh organisasi-organisasi wanita berlandaskan pada gagasan Kartini. Kartini menuntut pendidikan bagi kaum wanita, berarti orientasinya lebih ditekankan pada tingkatan kecerdasan secara individual.
Sasaran yang lebih jauh ingin dicapai adalah mengangkat martabat kaumnya, sehingga sejajar dengan martabat kaum pria. Dengan demikian, maka gerakan emansipasi yang dilakukan oleh kaum wanita Indonesia dapat diartikan sebagai gerakan pembebasan kaum wanita dari ketergantungan pada orang lain, terutama pada kaum laki-laki. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
haknya seperti halnya yang berlaku pada kaum laki-laki, sehingga mereka tidak lagi menyandang sebutan “warga negara kelas dua”.
Emansipasi wanita pada intinya adalah upaya yang dilakukan kaum perempuan untuk mengejar ketertinggalannya dari kaum laki-laki, termasuk di dalamnya upaya untuk memperoleh kesamaan hak, peran, dan fungsi dalam berbagai aspek kehidupan (Murfitriati dan Sopari, 2009).
2. Sejarah Emansipasi Wanita
Kesadaran kaum wanita atas kondisi sosial yang semakin tidak memihak kaum wanita memunculkan perjuangan wanita. Kaum wanita menyadari bahwa ketertinggalannya dari kaum laki-laki sangat merugikan diri mereka, dan kondisi tersebut tidak terjadi dengan sendirinya. PBB kemudian menanggapi isu ini dengan memasukkan konsep emansipasi sebagai bagian dari Hak-hak Azasi Manusia (HAM), yang kemudian dideklarasikan pada tahun 1948 (Murfitriati dan Sopari, 2009).
Dalam modul Isu Global Gender Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN yang diterbitkan pada tahun 2009 diceritakan secara singkat sejarah emansipasi wanita. Perjuangan yang dimulai sejak deklarasi HAM ini berlanjut pada 12 Juli 1963, dengan munculnya gerakan global yang dipelopori oleh gerakan kaum wanita.
Gerakan ini berhasil mendeklarasikan suatu resolusi melalui Badan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOK) nomor 861 F. resolusi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibentuknya Komite Nasional kedudukan Wanita Indonesia (SK Menteri Negara Kesra No. 34/KPTS/Kesra/1968).
Untuk menjalankan konsep emansipasi tersebut dikembangkan berbagai program pemberdayaan perempuan (Women Empowerment
Programs). Pada tahun 1975 di Mexico City, PBB menyelenggarakan World Conference International Year of Women. Selanjutnya pada tahun
1980 di Kopenhagen, diselenggarakan World Conference UN Decade of
Women. Konferensi ini mengesahkan konvensi tentang peniadaan seluruh
bentuk diskriminasi terhadap perempuan (Convention on the Elimination
of all Form of Discrimination Against Women, CEDAW). Dalam
konferensi ini, Indonesia hadir diwakili oleh Menteri Urusan Peranan Wanita. Pada tahun 1984, pemerintah Indonesia meratifikasi hasil konvensi tersebut.
Dalam ICPD Kairo tahun 1994 dilakukan penyamaan konsep, yakni bahwa pemberdayaan perempuan merupakan kondisi dasar untuk stabilisasi kependudukan dan pembangunan yang berkelanjutan. Kesepakatan ICPD ini memberikan kontribusi penting dalam banyak konferensi yang diadakan selanjutnya, seperti Konferensi Puncak Sedunia tentang Pembangunan Sosial dan Konferensi Wanita Sedunia keempat di Beijing. FWCW di Beijing pada tahun 1995 menyatakan harus adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan status perempuan.
Pada tahun 2000 wakil dari 187 negara berkumpul atas prakarsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan Millenium Development Goals (MDG’s). MDG’s adalah kesepakatan bersama untuk mengubah kehidupan masyarakat dunia, termasuk mengurangi separuh dari jumlah masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kesepakatan ini kemudian menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan di seluruh negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kesepakatan ini dikenal dengan nama delapan tujuan pembangunan millenium, antara lain: a. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
b. Memenuhi standar pendidikan dasar
c. Meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan d. Mengurangi angka kematian bayi
e. Meningkatkan kesehatan ibu
f. Memerangi HIV dan AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
g. Mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan
h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Dari paparan di atas alur perkembangan konsep dan program gender dapat disimpulkan melalui bagan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 1 Bagan Perkembangan Konsep dan Program Gender
Perubahan
Peningkatan Pemberdaya Kesetaraan
Lingkungan
an dan Peranan
strategis
Perempuan Keadilan Perempuan ………...
Gender (WID) (WAD)
ICPD Cairo
(GAD)
1994 FWCW
1995 Peningkatan
Peningkatan Menciptakan MDG’s
kualitas 2000
aktivitas iklim dan
perempuan
publik = peluang yang
(sama dengan
beban ganda pria) sama (Modul Isu Kesetaraan Gender, 2009)
3. Indikator Emansipasi Wanita
Pada awal milenium, istilah emansipasi wanita sudah jarang digunakan, isu-isu emansipasi wanita berubah menjadi isu kesetaraan gender (Daulay, 2007). Dalam buku Parameter Kesetaraan Gender dalam
Pembentukan Peraturan Perundangan (2011), indikator kesetaraan gender
diuraikan menjadi:
a. Akses Adanya kesempatan yang setara antara pria dan wanita untuk memiliki/memperoleh sumber daya dalam segala bidang
(misalnya pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain).
b. Partisipasi Adanya kesempatan yang setara antara pria dan wanita untuk ikut andil dalam melaksanakan hak dan kewajibannya pada setiap kebijakan dan program pembangunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kontrol Adanya relasi kekuasaan yang setara antara pria dan wanita.
d. Manfaat Adanya kesetaraan manfaat yang diterima baik oleh pria maupun wanita dalam semua aspek kehidupan.
Berdasarkan empat indikator diatas, terdapat kemiripan antara indikator akses dan indikator partisipasi, sehingga kedua indikator ini dapat digabungkan. Kemiripan tersebut dapat dilihat dari penjabaran indikator akses, dimana pria dan wanita memiliki kesempatan yang setara untuk memiliki/ memperoleh sumber daya dalam segala bidang. Penjabaran ini sudah mencakup penjabaran indikator partisipasi dimana pria dan wanita memiliki kesempatan yang setara untuk melaksanakan haknya. Oleh karena aspek sumber daya juga merupakan bagian dari indikator partisipasi, maka kedua indikator ini dapat diukur dengan menggunakan aitem yang sama. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa emansipasi wanita adalah sebuah proses perjuangan panjang yang dilakukan tidak hanya oleh para wanita, bertujuan mencapai kesetaraan antara pria dan wanita dalam berbagai aspek kehidupan. Kemudian istilah ini mengalami perubahan istilah menjadi kesetaraan gender dengan indikator: partisipasi dan akses, kontrol, dan manfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Sikap (Attitude)
1. Pengertian Sikap
Ostrom (dalam Roeckelein, 1998) mengatakan ada lebih dari 30 perumusan teoritis yang berbeda yang dijelaskan dalam buku-buku teks mengenai teori sikap. Secara sederhana, sikap adalah kecenderungan untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu (Hewstone, Fincham, & Foster.
2005). Lebih lanjut lagi, Rokeach (dalam Gross, 2005) mendefinisikan sikap sebagai orientasi atau kecenderungan yang dipelajari, terhadap suatu objek atau situasi, yang menyediakan sebuah kecenderungan untuk merespon objek atau situasi tersebut secara positif (favourably) atau negatif (unfavourably).
Definisi lainnya menyebutkan sikap sebagai sebuah kecenderungan yang dipelajari untuk merespon objek tertentu secara kognitif, afektif dan perilaku (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 2000). Wolman (dalam Roeckelein, 1998) mendefinisikan sikap sebagai sebuah kecenderungan yang dipelajari untuk mengevaluasi atau bereaksi secara konsisten dengan cara tertentu, baik secara positif ataupun negatif, terhadap orang, tempat, konsep, atau benda tertentu.
Objek dari kecenderungan-kecenderungan ini sering disebut objek sikap (attitude object). Sikap secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku dalam hampir tiap interaksi sosial (Hewstone, Fincham, & Foster. 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Komponen Sikap
Para psikolog sosial secara umum sepakat, ada tiga komponen sikap (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 2000), yaitu: a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif terdiri dari pikiran-pikiran dan kepercayaan-kepercayaan individu mengenai objek sikap.
b. Komponen Afektif Komponen afektif meliputi perasaan dan emosi yang dirasakan individu mengenai objek sikap.
c. Komponen Perilaku (Behavioural) Komponen perilaku terdiri dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap sebuah objek sikap.
3. Pembentukan Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2011) adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman pribadi
Apa yang dialami individu akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan individu terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk memiliki tanggapan dan penghayatan, seseorang harus memiliki pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apabila seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
psikologis, individu tersebut akan cenderung membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut (Middlebrook dalam Azwar, 2011).