PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 2 BELITANG HILIR KALIMANTAN BARAT

  

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX SEMESTER I

SMP NEGERI 2 BELITANG HILIR KALIMANTAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program studi Pendidikan Fisika

Oleh:

MATIUS HERU WIJAYATNO

  

NIM : 041424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

Menjalani hidup bak kapal dilaut lepas…

Terkadang masalah datang dari dalam kapal itu sendiri…

Terkadang masalah datang dari luar kapal…

  

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah

bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan,

bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau

dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

  

(Yesaya, 41:10).”

Jangan pemah menyerah dengan kegagalan dan jadikanlah kegagalan sebagai suatu

pengalaman untuk memulai hidup yang lebih baik.

  

Berikanlah yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan mungkin itu tidak akan pernah cukup.

  

Tetapi, tetaplah berikan yang terbaik

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Bapa, Putera dan Roh Kudus

  Papa, Mama, Mba Yus, Mas Harto, Mas Agus dan Mas Yudi SMP Negeri 2 Belitang Hilir Almamaterku Semua orang yang kukasihi

  

ABSTRAK

  Wijayatno, Matius Heru. 2010. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Kemampuan Berhitung Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas IX Semester I SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sanata Dharma.

  Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah tingkat pendidikan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa; (2) apakah jenis pekerjaan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa; (3) apakah tingkat penghasilan orang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa; dan (4) apakah kemampuan berhitung siswa ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat pada bulan November 2009 sampai dengan Januari 2010. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belitang Hilir yang berjumlah 62 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan Chi-Kuadrat untuk pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar fisika siswa dan Uji Korelasi Pearson Product Moment untuk pengaruh kemampuan berhitung siswa terhadap pretasi belajar fisika dengan taraf signifikan 5%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh tingkat

  2

  2

  pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dengan χ < χ

  hitung critical

  yaitu 0,245 < 5,991; (2) tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap

  2

  2 χ χ

  prestasi belajar siswa dengan hitung < critical yaitu 0,343 < 5,991; (3) tidak ada pengaruh tingkat penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar siswa

  2

  2

  dengan χ hitung < χ critical yaitu 1,680 < 5,991; dan (4) ada pengaruh kemampuan berhitung siswa terhadap prestasi belajar siswa dengan r hitung >

  

ABSTRACT

  Wijayatno, Matius Heru. 2010. The Correlation of Parent’s Economy Social Status and Capacity Of Calculate to The Student’s Study Achievment of SMP Negeri 2 Belitang Hilir Third Grade Students. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

  This research was intended to know (1) whether there is an effect of parent’s education level to the student’s study achievement; (2) whether there is an effect of parent’s type of job to the student’s study achievement; (3) whether there is effect of parent’s income level to the student’s study achievement; (4) whether there is an effect of capacity of calculate to the student’s study achievement. This research was conducted in SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat in November 2009 until Januari 2010. There were 62 students of the third grade students of SMP Negeri 2 Belitang Hilir were involved to obtain data. The research used questionnaire, test and documentation as instruments. The data was analyzed using Chi-Square for the effect of parent’s economy social status to the student’s study achievement and Pearson Product Moment Correlation Analysis with significance level 5%.

  The results of this research were: (1) there were no effect of the parent’s

  2

  education level to the student’s study achievement with the result χ <

  hitung

  2

χ critical (0,245 < 5,991); (2) there were no effect of the parent’s type of job to the

  2

  2

  student’s study achievement with the result χ hitung < χ critical (0,343 < 5,991); (3) there were no effect of the parent’s income level to the student’s study

  2

  2

  achievement with result χ hitung < χ critical (1,680 < 5,991); and (4) there were

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Kemampuan Berhitung Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas IX Semester I SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat”.

  Penulis menyadari, bahwa penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan segala pihak, baik berupa pengetahuan, bimbingan, semangat dan dukungan serta kemudahan-kemudahan lainnya. Untuk semua itu, melalui skripsi ini patut dan layak penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Drs. Severinus Domi, M.si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Fisika Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Dr. Paulus Suparno, S.J, M.S.T, selaku Dosen Pembimbing yang memberi bantuan, dorongan dengan penuh kesabaran telah mengarahkan dan membimbing dalam penulisan skripsi ini.

  3. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  4. Komari, A.Md.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat yang memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

  5. Ibu I’is, selaku guru fisika yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.

  6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Santa Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya.

  7. Bapak Sugeng dan Bu Heni selaku staf Sekretariat JPMIPA atas bantuan dan kerjasamanya dalam melayani kepentingan mahasiswa.

  8. Bapak, Ibu, Mba Yus dan Mas Alo, Mas Harto, Mas Agus, Mas Yudi yang telah memberi perhatian, kasih sayang, dukungan, doa, bantuan serta senantiasa mendambakan keberhasilanku.

  9. Rosalia Guruh Rachmawati, S.Farm, Apt., yang telah menemani dalam suka maupun duka, memberikan kasih sayang, dukungan dan doa.

  10. Teman-temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2004, UKM Sepak Bola USD dan Kos Babe terima kasih atas segala bantuannya.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

  Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.

  Yogyakarta,

  31 Mei 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................ vi ABSTRAK .............................................................................................. vii

  ABSTRACK .............................................................................................. viii

  KATA PENGANTAR ............................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................

  1 A. Latar belakang .............................................................................

  1 B. Masalah Penelitian .......................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian .........................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................

  6 BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................

  7 A. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ...............................................

  7

  2. Tingkat Pendidikan ................................................................

  11 3. Pekerjaan Orang Tua .............................................................

  13 B. Kemampuan Berhitung ................................................................

  14 1. Kemampuan ..........................................................................

  15 2. Berhitung ...............................................................................

  15 C. Prestasi Belajar Fisika ..................................................................

  17 1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................

  17 2. Pengertian Fisika ...................................................................

  19 D. Kerangka Berpikir .......................................................................

  20 E. Hipotesis Penelitian .....................................................................

  23 BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................

  24 A. Jenis Penelititan ...........................................................................

  24 B. Tempat Penelitian ........................................................................

  25 C. Populasi Dan Sampel ...................................................................

  25 1. Populasi Penelitian .................................................................

  25 2. Sampel Penelitian ...................................................................

  25 D. Variabel Penelitian .......................................................................

  25 1. Variabel Bebas .......................................................................

  25 2. Variabel Terikat .....................................................................

  27 E. Instrumen Penelitian ....................................................................

  27 1. Kuesioner/Angket ..................................................................

  27 2. Tes .........................................................................................

  29

  F. Validitas .......................................................................................

  31 G. Teknik Analisis Data ...................................................................

  32 1. Analisis Chi-Kuadrat .............................................................

  33 2. Uji Korelasi Pearson Product Moment .................................

  34 BAB IV. ANALISIS DATA ...................................................................

  36 A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................

  36 1. Prestasi Belajar Fisika ............................................................

  36 2. Tes Kemampuan Berhitung ...................................................

  37 3. Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua ........................

  37

  4. Prestasi Belajar Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua ......................................................................................... 39 B. Analisis Data Penelitian ...............................................................

  43

  1. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa ...............

  44

  2. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa ...............

  45

  3. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Tingkat Penghasilan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa ...............

  47

  4. Analisis Uji Korelasi Pearson Product Moment Untuk Kemampuan Berhitung Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa 49 C. Pembahasan ..................................................................................

  52

  BAB V. PENUTUP .................................................................................

  55 A. Kesimpulan ..................................................................................

  55 B. Saran-Saran ..................................................................................

  56 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

  58 LAMPIRAN ............................................................................................

  60

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I Kisi-Kisi Kuesioner Sosial Ekonomi Orang Tua ..................

  28 Tabel II Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berhitung ...................................

  30 Tabel III Status Sosial Ekonomi Orang Tua ........................................

  37 Tabel IV Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua .

  38 Tabel V Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ...

  40 Tabel VI Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua .

  41 Tabel VII Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua ...........................................................

  43 Tabel VIII Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua ...........................................................

  43 Tabel IX Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua .............................................................

  45 Tabel X Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua .............................................................

  45 Tabel XI Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua ..........................................................

  46 Tabel XII Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua ..........................................................

  47 Tabel XIII Data Kemampuan Berhitung Dan Prestasi Belajar Fisika Siswa ......................................................................................

  48

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitan ....................................................... 61 LAMPIRAN II Surat Keterangan .......................................................... 62 LAMPIRAN III Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua .............. 63 LAMPIRAN IV Tes Kemampuan Berhitung .......................................... 67 LAMPIRAN V Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berhitung ................ . 70 LAMPIRAN VI Tes Prestasi Belajar Fisika ............................................ 71 LAMPIRAN VII Tabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi

  Belajar ........................................................................... 73 LAMPIRAN VIII Perhitungan Chi-Kuadrat .............................................. 76 LAMPIRAN IX Tabel Korelasi Pearson ................................................. 81

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas

  manusia. Perkembangan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan kemajuan berpikir manusia yang selalu merasa tidak puas dan selalu menghendaki hal yang lebih baik dari sebelumnya.

  Pendidikan sangatlah penting bagi sebuah bangsa yang sedang dalam proses membangun, contohnya bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia memperhatikan dunia pendidikan seperti yang tercantum pada UUD 1945

  BAB XIII pasal 31 ayat 2 yang menyatakan, ”pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam Undang-Undang. Undang-Undang RI nomor 2 tentang sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu.”

  Pada dasarnya manusia memerlukan pendidikan untuk berkembang menuju ke arah kedewasaan. Maka dapat dikatakan ada hubungan antara manusia dan pendidikan, artinya untuk menjadi manusia yang utuh atau sempurna memerlukan pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya atau menjadikan manusia dewasa susila atau membimbing anak ke arah kedewasaan (Suwarno, 1982:

  Arti pendidikan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengkajian dan pelatihan. Dalam pengertian yang agak luas pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan permohonan, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Anton Mulyono, 1990: 232).

  Menurut Dick Hartoko (1985: 36) ”sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara potensial memiliki peranan paling strategis bagi pembinaan generasi muda untuk berprestasi dalam proses pembangunan”. Keberhasilan siswa di sekolah salah satunya ditunjukkan melalui keberhasilan dalam belajar.

  Belajar merupakan proses menuju terjadinya proses perubahan tingkah laku. Terdapatnya perubahan dalam berperilaku menunjukkan telah terjadi kegiatan yang disebut belajar. Semakin banyak kemampuan yang diperoleh sampai menjadi milik pribadi, maka semakin banyak pula perubahan yang telah dialami (Winkel, 1984: 34). Menurut Sumadi Suryabrata (1984: 253) yang dimaksud dengan belajar itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Belajar adalah aktivitas yang membawa perubahan (dalam arti behavorial chances aktual maupun potensial).

  2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

  3. Perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

  Sejalan dengan pendidikan nasional, baik pada tingkat SMA maupun SMP, mata pelajaran fisika merupakan bagian dari mata pelajaran IPA. Fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah, menimbulkan sikap ilmiah, kepedulian pada produk teknologi melalui penerapan teori atau prinsip fisika yang sudah dikuasai sebelumnya.

  Keberhasilan proses belajar fisika tidaklah hanya ditunjukkan oleh keterampilan dan kelemahan guru, akan tetapi adanya interaksi antara pihak sekolah, orang tua dan masyarakat juga ikut mempengaruhi proses belajar fisika.

  Wens Tanslain (1992: 45) berpendapat bahwa anak-anak pertama kali mengalami proses belajar di dalam keluarga (1992: 45). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 pasal 25 ayat 1 menyatakan, ”pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah yang berlaku juga dalam hal biaya penyelenggaran pendidikan.” (Ichsan, 1996: 45). Status sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh besar terhadap prestasi belajar anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Gerungan (1983: 182) bahwa ”dengan adanya perekonomian yang cukup, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan berbagai kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat- alatnya” (1983: 182).

  Menurut Dimyati Mahmud (1990: 87) faktor yang mempengaruhi

  1. Status sosial ekonomi orang tua

  2. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual dan motivasi

  3. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kesempatan Selain status sosial ekonomi, dalam mempelajari fisika diperlukan adanya kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung yang merupakan bagian dari matematika telah banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Hal ini diperkuat oleh Kline dalam Karso dan Hendro Darmejo (1994: 92) yang menyatakan bahwa ” matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi kebenarannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.” (1994: 92)

  Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka muncul beberapa masalah dalam pikiran peneliti. Mungkinkah status sosial ekonomi orang tua turut menentukan prestasi belajar siswa di sekolah? Mungkinkah kemampuan berhitung juga ikut menentukan prestasi belajar siswa di sekolah? Apakah siswa yang memiliki status sosial ekonomi dan kemampuan berhitung tinggi prestasi belajar fisikanya juga tinggi? Apakah siswa yang memiliki status sosial ekonomi dan kemampuan berhitung rendah prestasi belajar fisikanya juga rendah?

  Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, maka penelitian dengan judul ”Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Kemampuan Berhitung Terhadap Prestasi Siswa Belajar Siswa SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat perlu dilakukan.

  B. Masalah Penelitian

  Permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah tingkat pendidikan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa?

  2. Apakah jenis pekerjaan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa?

  3. Apakah tingkat penghasilan orang ikut mempengaruhi prestasi belajar fiaika siswa?

  4. Apakah kemampuan berhitung siswa ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelititan ini adalah:

  1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jenis pekerjaan orang tua, terhadap prestasi belajar fisika.

  2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat penghasilan orang tua, terhadap prestasi belajar fisika.

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar fisika.

  4. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berhitung terhadap prestasi belajar fisika.

D. Manfaat Penelitian

  a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan guru fisika dalam penyesuaian strategi pembelajaran fisika agar didapatkan hasil yang baik.

  b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi sekolah dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika.

  c. Bagi Orang Tua Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam menentukan langkah-langkah dalam membimbing anaknya agar dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa.

  d. Bagi Pendidikan Fisika Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap metode pengajaran mata pelajaran fisika.

BAB II LANDASAN TEORI A. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Menurut Susanto (1977: 99) status adalah perbandingan peranan dalam

  masyarakat, status merupakan perncerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pengertian status juga diungkapkan oleh Sukanto yang mengatakan bahwa status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut (1982: 223).

  Dalam kehidupan masyarakat, sosial sering diartikan sebagai tingkat pergaulan atau keakraban seseorang dengan masyarakat atau warga. Pergaulan antar individu yang satu dengan individu lain dalam masyarakat akan mengakibatkan adanya interaksi sosial. Menurut Gerungan interaksi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kedudukan invidu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik (1988: 57).

  Berdasarkan pengetahuan yang didapat selama studi, kata ekonomi berasal dari dua bahasa Yunani yaitu ”oikos” yang berarti rumah tangga dan ”nomos” yang berarti aturan. Dari dua kata diatas dapat didefinisikan arti ekonomi yaitu suatu ilmu pengetahuan atau pedoman-pedoman yang berguna untuk mempelajari bagaimana dapat menemukan atau memenuhi segala

  Menurut Polak status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seseorang dalam masyarakatnya, yang meliputi unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang (1996: 307).

  Status sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi akademik. Remaja-remaja yang status sosial ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah ketimbang mereka yang status sosial ekonominya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, miskin (Dimyati, 1990: 87).

  Suatu keluarga yang status sosial ekonominya tinggi mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan keperluan pendidikan anaknya karena mereka dapat membelanjakan sebagian pendapatan mereka untuk keperluan yang berhubungan dengan pendidikan anak-anaknya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Suatu keluarga yang miskin memiliki pendapatan yang kurang, sehingga ia kurang dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan yang diperlukan anak-anaknya dalam meningkatkan prestasi belajarnya seperti buku pelajaran, les dan lain-lain.

  Menurut Mely G Tan yang dikutip dari Kuntjoroningrat bahwa “kedudukan sosial ekonomi dapat dikatakan atau dikategorikan tinggi, sedang dan rendah.”(1986: 102).

  Kedudukan sosial dan kedudukan ekonomi saling mempengaruhi, tetapi yang memiliki tingkat status ekonominya yang tinggi tetapi tingkat status sosialnya rendah dan sebaliknya.

  Menurut Prestel yang dikutip Gerungan, “yang menjadi kriterium tinggi rendahnya status sosial ekonomi meliputi macam dan tempat rumahnya dan beberapa kriterium lainnya mengenai kesejahteraan keluarga.” (1983: 183)

  Menurut Dimyati Mahmud “status sosial ekonomi keluarga meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas khusus, barang-barang berharga yang berada di rumah, seperti radio, televisi, mesin cuci, lemari es dan meubeler.” (1989: 99)

  Untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua peneliti akan menggunakan tiga faktor, yaitu tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua. Alasan tidak mengikutsertakan kepemilikan barang- barang berharga dan fasilitas khusus dalam rumah tangga sebagai salah satu faktor untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua, karena menurut peneliti kedua hal tersebut termasuk ke dalam tingkat penghasilan. Suatu keluarga yang memiliki tingkat penghasilan tinggi, maka besar kemungkinan keluarga tersebut menggunakannya untuk membeli barang-barang berharga (seperti radio, televisi, mesin cuci, lemari es, meubeler dan lain-lain) dan fasilitas-fasilitas lain. Sebaliknya, suatu keluarga yang memiliki tingkat penghasilan rendah, maka kecil kemungkinan keluarga tersebut menggunakannya untuk membeli barang-barang berharga dan fasilitas- fasilitas lain.

1. Tingkat Pendapatan

  Pendapatan merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua. Orang tua yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan anaknya baik dari segi kesehatan anak maupun fasilitas belajar anak.

  Sebaliknya orang tua yang mempunyai pendapatan rendah akan merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

  Menurut Gilarso (1986: 4) pendapatan adalah keseluruhan pendapatan orang tua yang bersumber dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan, yang dihitung sebagai pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap jasanya.

  Menurut Sumardi (1982: 92) pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: a. Pendapatan berupa uang

  Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain- lain, balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara di halaman rumah sendiri, hasil investasi serta keuntungan sosial. b. Pendapatan berupa barang Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang bersifat reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak dimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa seharga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.

  c. Pendapatan lain-lain Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang berasal dari penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman bahwa segala penerimaan bersifat transfer dan redistribusi. Biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang dan menang judi.

2. Tingkat Pendidikan

  Dalam rangka mencapai kepenuhan dirinya sebagai makhluk yang paling luhur di antara segala makhluk ciptaan lainnya, manusia perlu pendidikan dan memang hanya manusialah yang butuh pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tak akan dapat memiliki ”kecerdasan intelektual”,

  ”kecerdasan emosional”, ”kecerdasan spiritual” dan lain-lain (Adimassana, 2004: 15).

  a. Pengertian Pendidikan Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu perbuatan fundamental dalam bentuk komunikasi antar pribadi dan dalam proses tersebut terjadi proses pemanusiaan manusia muda dalam arti proses ”hominisasi” dan ”humanisasi” (Drijarkara, 1980: 74).

  Menurut UU Tentang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Dari pengertian di atas dapat diberi kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha yang secara sadar dilakukan oleh seseorang dengan cara bimbingan dan pengajaran dengan tujuan memanusiakan manusia muda dan bersifat manusiawi.

  b. Tingkat Pendidikan Orang Tua Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga/rumah tangga yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut bapak-ibu (Thamrin Nasution, 1985: 1). Sedangkan tingkat ditempuh oleh orang tua. Pendidikan formal yang dimaksud misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

  Tingkat pendidikan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Aswandi Bahar (1989: 28) mengatakan tingkat pendidikan orang tua juga mewarnai tingkat perhatian orang tua terhadap anaknya. Riles dalam Aswandi Bahar (1989: 128) mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dan tingkat pendidikan orang tua adalah merupakan dua unsur yang esensial dalam pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat ia turunkan atau ajarkan kepada anaknya sehingga dapat mengatasi masalah belajar anak. Semakin rendah pendidikan orang tua, maka ada kemungkinan akan mendapat hambatan dalam mengatasi masalah belajar anak.

  Selain mempengaruhi prestasi belajar anak, tingkat pendidikan orang tua juga ikut mempengaruhi tingkat penghasilan dan pekerjaan.

  Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi memungkinkan untuk mendapat jabatan yang lebih tinggi dan berpenghasilan tinggi.

3. Pekerjaan Orang Tua

  Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang tua untuk memperoleh penghasilan yang dapat berguna untuk kelangsungan hidup keluarga. Pekerjaan orang tua dapat dibagi menjadi jenis,yaitu: a. Pekerjaan pokok orang tua Pekerjaan pokok merupakan pekerjaan utama yang dilakukan oleh orang tua sebagai sumber penghasilan pokok dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

  b. Pekerjaan sampingan orang tua Pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan yang melengkapi pekerjaan pokok yang dilakukan oleh orang tua untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

B. Kemampuan Berhitung

  Menurut Muslim hampir semua cabang matematika misalnya logika, geometri dan kombinatorik, aljabar, analisis, probabilitas dan statistika serta analisis numerik, mempunyai aspek murni dan terapan. Bersama-sama dengan teori-teori pendukungnya misalnya teori himpunan, topologi dan teori graf, teori grup, teori fungsi, fungsional dan operator, teori partubasi, teori sampling dan lain-lain, ikut menunjang serta langsung terbentuknya dan berkembangnya berbagai cabang fisika klasik maupun modern (Paul, 1987: 247).

  Dalam penelitian ini, keterkaitan antara matematika dan fisika hanya peniliti tinjau dari satu sisi yang sangat mendasar, yaitu kemampuan berhitung siswa.

  1. Kemampuan

  Menurut Winkel (1983: 27) kemampuan atau intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi di sekolah yang didalamnya berfikir, main peranan dan disebut kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.

  ”Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan diri kita dalam melakukan sesuatu” (Poerwadarminta, 1999: 623).

  Kemampuan menurut Bloom, Kartwohl dan kawan-kawan memberikan tiga domain dalam taksonominya yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Roestiyah, 1992: 118). Kawasan kognitif berkenaan dengan keterampilan intelektual, memecahkan masalah dan proses penyimpanan informasi seperti mengingat kembali dan evaluasi. Selanjutnya kawasan psikomotorik berkaitan dengan dunia gerak.

  2. Berhitung

  Menurut Poerwadarminta (1999: 355) berhitung adalah mengerjakan hitungan seperti menjumlahkan, mangurangi, membagi, mengalikan, pemangkatan dan penarikan akar. Dalam era globalisasi dan semakin berkembangnya zaman, berhitung atau matematika memegang peranan penting, karena dengan bantuan berhitung (matematika) semua ilmu pengetahuan menjadi sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan

  Seiring dengan perkembangan zaman dapat dirasakan bahwa manusia banyak bergantung dengan hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan matematika. Dapat dibayangkan jika pengetahuan siswa tentang berhitungnya kurang, maka siswa akan mendapat banyak hambatan dalam mempelajari pelajaran yang lain.

  Dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Matematika Modern

  Untuk Orang Tua, Murid, Guru Dan SPG Ruseffendi mengatakan bahwa

  ”matematika makin lama makin diperlukan oleh bidang studi lainnya, seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Bahkan ilmu sosial misalnya ilmu ekonomi. Sedangkan ilmu-ilmu itu sendiri makin bertambah maju dan kompleks yang sendirinya memerlukan matematika lebih banyak dan kompleks pula. Untuk menjadi ahli ilmu sosial dan biologi yang baik tidak lepas dari matematika” (1980: 7).

  Berdasarkan pendapat diatas, untuk mempermudah dalam mempelajari pelajaran lainnya seorang siswa wajib memiliki penguasaan matematika atau kemampuan berhitung yang baik..

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kesanggupan atau kecakapan dalam mengerjakan hitungan- hitungan fisika yang selalu berkaitan dengan matematika yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk nilai.

C. Prestasi Belajar Fisika

1. Pengertian Prestasi Belajar

  Ada beberapa ahli yang ikut menyumbangkan pendapat mereka mengenai pengertian dari prestasi belajar antara lain: a. Menurut Poerwadarminta, ”prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan belajar.” (1987: 694) b. Prestasi belajar merupakan tingkatan/besarnya perubahan tingkah laku yang dicapai dari suatu pengalaman mengarah kepada penguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan dan keterampilan setelah seseorang belajar. (Nana Sudjana, 1989: 7) c. Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988: 3) d. Menurut Bloom yang dikutip Suharsimi (1987: 205) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

  e. Prestasi belajar dapat diartikan hasil pengolahan output dari suatu proses transformasi terhadap masukan atau input yang berupa materi pelajaran (Ngalim Purwanto, 1987: 115).

  Menurut Ngalim Purwanto, belajar dapat digambarkan sebagai berikut: Masukan Proses Hasil

  Hasil atau prestasi belajar dapat diketahui melalui hasil tes atau evaluasi belajarnya. Menurut Nana Sudjana (1990: 28) evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan.

  Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang mengarah kepada penguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan belajar dan menggunakan tes atau evaluasi belajar sebagai alat ukurnya.

  Piaget dalam Ginsburg dan Opper (Paul, 2001: 140) membedakan dua pengertian tentang belajar, yaitu (1) belajar dalam arti sempit dan (2) belajar dalam arti luas. Belajar dalam arti sempit adalah belajar yang hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar dalam arti luas yang disebut juga perkembangan adalah untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi.

  Menurut Mahmud (1990: 46), prestasi belajar yang diperoleh siswa berfungsi sebagai berikut:

  • indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa
  • lambang pemuasan hasrat ingin tahu
  • bahan informasi dalam inovasi pendidikan dengan asumsi prestasi belajar dapat mendorong siswa meningkatkan ilmu pengetahuan

  • indikator daya serap anak didik.

2. Pengertian Fisika

  Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengatahuan Alam. IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam.

  Menurut Kartika Budi, dipandang dari segi isi (content), dalam kegiatan belajar mengajar fisika (IPA, sains) yang harus dipahami adalah konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori (Paul, 1987: 233).

  Herbert Duxes mengatakan bahwa tujuan pembelajaran fisika antara lain sebagai berikut: 1). ”Melihat dunia lingkungan dalam segi alam dan teknik. 2). Memperoleh wawasan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan dan menerapkan gejala- gejala alam dilingkungan kehidupannya serta dunia pekerjaannya dikemudian hari

  3). Mengetahui dan memahami bahwa hal-hal dalam alam dapat tercakup dengan ukuran dan bilangan 4). Belajar menerapkan gambaran-gambaran model fisika untuk menerangkan hubungan antar benda dan mengetahui batas-batas keberlakuannya. 5). Melihat dan menyadari bahwa teknologi diarahkan untuk memenuhi

  6). Mengetahui apa yang dipersyaratkan dalam kegiatan sewaktu melakukan percobaan-percobaan dengan peralatan teknik serta memahami bahaya yang dapat timbul dan belajar menghindari kecelakaan

  7). Merasa selalu terangsang kearah sikap dasar yang kritis dan obyektif, serta terdorong untuk menanyakan dan berusaha untuk meneliti.” (1983: 70)

  Menurut Marthen Kanginan, ”fisika adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya.” (1984: 7) Dari beberapa pengertian di atas, maka fisika merupakan ilmu yang mempelajari kejadian alam dan memungkinkan untuk melakukan penelitian dan percobaan. Fisika dapat dipelajari di alam atau laboratorium. Sedangkan secara teori fisika dapat dipelajari melalui kegiatan analisis dengan berpatokan pada teori.

  Berdasarkan uraian di atas juga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fisika adalah tingkat perubahan yang diperoleh siswa dalam mempelajari fisika setelah melalui kegiatan belajar atau hasil yang didapat siswa setelah mengikuti proses pembelajaran fisika yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk tes atau evaluasi.

D. Kerangka Berpikir

  Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor ini faktor yang akan dibahas adalah status sosial ekonomi orang tua dan kemampuan berhitung siswa. Tinggi-rendahnya status sosial ekonomi orang tua dilihat dari tiga hal yaitu penghasilan, pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua.

  Status Sosial Ekonomi Orang Tua

  1. Pendidikan Orang Tua Tingkat pendidikan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat ia turunkan atau ajarkan kepada anaknya sehingga dapat mengatasi masalah belajar anak. Semakin rendah pendidikan orang tua, maka ada kemungkinan akan mendapat hambatan dalam mengatasi masalah belajar anak.

  2. Pendapatan Orang Tua Pendapatan merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua. Orang tua yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan anaknya baik dari segi kesehatan anak maupun fasilitas belajar anak.

  Sebaliknya orang tua yang mempunyai pendapatan rendah akan merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

  3. Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar anak. Semakin tinggi jabatan orang tua, maka semakin tinggi pula pendapatan atau penghasilannya. Selain itu, pekerjaan orang tua juga memungkinkan ikut mempengaruhi cara mengasuh anak atau mendidik anak.

  Kemampuan Berhitung

  Kemampuan berhitung merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena antara matematika dan fisika adalah dua ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan. Perhitungan- perhitungan seperti penarikan akar, perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian dan pemangkatan baik berupa bilangan bulat maupun pecahan seringkali dijumpai dalam mempelajari fisika. Sehingga seberapa kemampuan berhitung siswa akan mempengaruhi keberhasilan dalam mempelajari fisika.

  Status sosial ekonomi orang tua dan kemampuan berhitung merupakan dua hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar fisika. Bila seorang siswa memiliki kemampuan berhitung yang tinggi, tetapi tidak didukung oleh fasilitas yang mencukupi, maka prestasi belajar fisika tidak akan memuaskan.

  Sebaliknya, bila fasilitas serba mencukupi tetapi tidak didukung dengan kemampuan berhitung yang baik, maka prestasi belajar fisika tidak akan memuaskan.

E. Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan landasan teori di atas, maka peneliti mengajukan beberapa hipotesa, yaitu:

  1. Jenis pekerjaan orang tua mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

  2. Tingkat penghasilan orang tua mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

  3. Tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

  4. Kemampuan berhitung siswa mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Studi kasus Studi kasus adalah penelitian tentang subjek tertentu., di mana subjek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk subjek yang diteliti (Amirin, 1986 : 137). Penelitian ini mengambil suatu sekolah tertentu, sebagai subjek penelitian dan hasil yang diperoleh hanya berlaku untuk subjek yang diteliti.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 SIDAMANIK T.P 2015/2016.

0 2 34

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA CR DUYNHOVEN SERIBU DOLOK TA 2012/2013.

0 3 22

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I BATURETNO TAHUN AJARAN 2009 /2010.

0 1 11

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOREJO 2 KARANGMALANG SRAGEN.

0 0 16

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEPEDULIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEPEDULIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

PENGARUH DISIPLIN SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH DISIPLIN SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SMK VETERAN KLATEN.

0 1 9

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH MINAT BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 0 15

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI SEGUGUS KRESNA KECAMATAN SEMARANG BARAT

0 4 73

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI

0 2 156