HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem SKRIPSI

  

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Disusun Oleh: FRANSISCA HENI DAMAYANTI NIM: 051334019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Disusun Oleh: FRANSISCA HENI DAMAYANTI NIM: 051334019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk:

  Yesus Kristus yang selalu mengasihiku, menemaniku dan memberikan kekuatan kepadaku untuk bertahan sejauh ini.

  Bunda Maria yang selalu menjaga dan menuntun langkahku.

Orangtuaku Bapak Slamet Rahardjo dan Ibu Yuliana Windu

  

MOTTO

And whatever you ask in prayer you will receive if you have faith Every dark light is followed by a light morning

  Success is not reached by chance, It is reached by choice (anton huang) Recognize that life is in constant motion and every change happens for a reason.

When you see boundaries as opportunity, the world becomes a limitless place (anton

huang)

  

Climb any mountain and believe without a doubt that you will succeed. This is the

power of the human spirit (anton huang)

Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih

berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun (George Bernard Shaw)

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : FRANSISCA HENI DAMAYANTI Nomor Mahasiswa : 051334019

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 03 September 2009 Yang menyatakan

  (FRANSISCA HENI DAMAYANTI)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Dan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja”.

  Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  4. Bapak S.Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

  5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

  6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

  7. Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Pak Wawiek atas segala bantuannya.

  8. Bapak Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  9. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK Sanjaya Pakem yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

  11. Adikku Margareta Yura Octaviani yang memberikan dukungan doa dan motivasi sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  12. Keluarga Bu De Bantul yang selalu memberikan perhatian, dukungan doa dan bantuan selama penulis kuliah dan menyusun skripsi ini.

  13. Semua keluarga dari ibu dan sepupu-sepupuku yang telah memberikan bantuan dan dukungan doa.

  14. Keluarga “ Mantari Kos” : Bapak dan Ibu Sukoco, Mas Ari, Ade, Ukit, Mbak Santi (Simbok), Mbak Zely (Suhu), Mbak Ima, Tri, Dian, Umi, Feby dan mbak mas penjaga warnet, terima kasih untuk dukungan doa dan kebersamaannya selama penulis tinggal kurang lebih 4 tahun.

  15. KOMPAK 05 : Esti, Ratna, Ruci, Dani, Niken, Tithe, Bangkit, Asih, Singgih, Ima, Tri, Riri, Era, Widi, Mas Eka, Ertyn, Eka cewek, Whilda, Rini, Iwak, dan semua teman angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan selama kurang lebih empat tahun di kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan indah bersama kalian.

  16. Seluruh kakak tingkat dan adik tingkat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungan dan kerja samanya selama ini.

  17. Semua teman (SMP, SMA, FB, LIA, dan lainnya) : Dita, Agus, Nopan, Aini, Totok, Veda, Anjar, Fitri, Vincent, Nico, Papi, Taufan, Ben, Mr. B, Miss. Iyus, Ninggar dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu terimakasih atas dukungan dan doanya.

  18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak

  

ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

  Fransisca Heni Damayanti Universitas Sanata Dharma

  2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja; (2) ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

  Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem yang berjumlah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 146 siswa. Teknik penarikan sampel adalah

  

purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner,

  wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis datanya adalah pengujian statistik non parametrik (Chi Square/Chi Kuadrat).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja dan derajat hubungannya adalah sedang (nilai Chi Square/Chi Kuadrat hitung = 19,8258> nilai

  

Chi Square /Chi Kuadrat tabel = 5,991 dan perbandingan C dengan Cmak = 0,4890) ;

  (2) ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja dan derajat hubungannya adalah kuat (nilai Chi Kuadrat Chi

  

Square /hitung = 47,8057 > nilai Chi Square/Chi Kuadrat tabel = 5,991dan

perbandingan C dengan Cmak = 0,7071).

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHING LEARNING PROCESS AND

THE INDUSTRIAL PRACTICE WITH THE VOCATIONAL SCHOOL

STUDENT READINEES TOWARD PROFESSIONAL ENVIRONMENT

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational School

  Fransisca Heni Damayanti Sanata Dharma University

  2009 The purpose of this research is to know : (1) the relationship between teaching learning process with the vocational school student readinees toward professional environment; (2) the relationship between industrial practice with the vocational school student readinees toward professional environment.

  This research was held in Sanjaya Pakem Vocational School. The population of this research were 276 students of Sanjaya Pakem Vocational School and the samples were 146 students. The technique of drawing the samples was purposive sampling. Technique collecting the data were questionnaire, interview and documentation, while the technique of analyzing data was Chi Square for non parametric statistics.

  The result indicates that : (1) there is relationship between the teaching learning process and the vocational school student readinees toward professional environmen (Chi Square value = 19,8258 > Chi Square table = 5,991), the coeficient correlation is medium (the comparison of C and Cmak is 0,4890); (2) there is relationship between the industrial practice and the vocational school student readinees toward professional (Chi Square value = 47,8057 > Chi Square table =5,991), the coeficient correlation is strong (the comparison of C and Cmak is 0,7071).

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi KATA PENGANTAR................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

  1 B. Batasan Masalah ..........................................................................

  4 C. Rumusan Masalah........................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian .........................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian .......................................................................

  5 BAB II TINJAUAN TEORETIK A. Pendidikan Kejuruan....................................................................

  6 B. Proses Belajar Mengajar ..............................................................

  10 C. Pendidikan Sistem Ganda ............................................................

  16 D. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja ................................................

  20 E. Kerangka Teoritik ........................................................................

  23

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................

  55 F. Kondisi Fisik Dan Lingkungan....................................................

  2. Hipotesis.............................................................. ................ 66

  b. Uji Linearitas..................................................................... 64

  a. Uji Normalitas................................................................... 63

  1. Pengujian Prasyarat Analisis

  B. Analisis Data

  A. Deskripsi Data.............................................................................. 60

  59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

  58 I. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya ......................

  57 H. Fasilitas/Peralatan Sekolah ..........................................................

  55 G. Fasilitas/Peralatan Sekolah ..........................................................

  50 E. Siswa SMK Sanjaya Pakem.........................................................

  26 B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................

  47 D. Sumber Daya Manusia.................................................................

  46 C. Struktur Kurikulum SMK ............................................................

  44 B. Tujuan Pendidikan SMK .............................................................

  39 BAB IV GAMBARAN SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah...........................................................

  34 H. Teknik Analisis Data ...................................................................

  28 G. Pengujian Instrumen Penelitian ...................................................

  27 F. Operasionalisasi Variabel ............................................................

  27 E. Teknik Pengumpulan Data...........................................................

  26 D. Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel...................

  26 C. Subjek Dan Objek Penelitian.......................................................

  C. Pembahasan................................................................................ 73

  BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................. 78 B. Keterbatasan Penelitian............................................................

  79 C. Saran-Saran.............................................................................. 80

  DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 82

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar ...............................................................................

  29 Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Praktik Kerja Industri.......................... 31

Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Kesiapan Siswa SMK Memasuki

  Dunia Kerja................................................................................... 33

Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Pelaksanaan Proses Belajar

  Mengajar ....................................................................................... 35

Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ... 36Tabel 3.6. Rangkuman Uji Validitas Kesiapan Siswa SMK Memasuki

  Dunia Kerja.................................................................................... 37

Tabel 3.7. Rangkuman Uji Reabilitas Instrumen Penelitian .......................... 39Tabel 3.8. Pedoman Intepretasi Hubungan Antar Variabel ........................... 43Tabel 4.1. Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem .................... 51Tabel 4.2. Daftar Guru Tetap SMK Sanjaya Pakem ...................................... 51Tabel 4.3. Daftar Guru Tidak Tetap SMK Sanjaya Pakem............................ 52Tabel 4.4. Daftar Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ...................................... 52Tabel 4.5. Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem............................................... 55Tabel 4.6. Daftar Sarana dan Prasarana SMK Sanjaya Pakem ...................... 56Tabel 4.7. Daftar Inventaris Kelas ................................................................. 57Tabel 4.8. Daftar Inventaris Sekolah.............................................................. 58Tabel 5.1. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar .......................................... 60Tabel 5.2. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri .............................................. 61Tabel 5.3. Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja ............................. 62Tabel 5.4. Hasil Pengujian Normalitas........................................................... 63Tabel 5.5. Hasil Pengujian Linieritas ............................................................. 64Tabel 5.6. Tabel Kontingensi Hubungan Pelaksanaan Proses Belajar

  Mengajar Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja (Setelah Penggabungan) ......................................... 67

Tabel 5.8. Tabel Kontingensi Hubungan Pelaksanaan Praktik Kerja

  Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja.................................................................................. 70

Tabel 5.9. Tabel Kontingensi Hubungan Pelaksanaan Praktik Kerja

  Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja (Setelah Penggabungan) .............................................................. 71

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................... 85 Lampiran 2. Data Induk Penelitian.............................................................. 93 Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ....................................... 102 Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi..................................................... 120 Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan Tipe II ............................................ 128 Lampiran 6. Data Mentah Uji Normalitas Dan Linearitas .......................... 131 Lampiran 7. Uji Normalitas Dan Linearitas ................................................ 135 Lampiran 8. Pengujian Hipotesis Dengan Chi Square................................ 137 Lampiran 9. Tabel Nilai r, F, Chi Kuadrat dan Interpolasi F ...................... 145 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian ................................................................ 149 Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian.................................................... 150

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagaimana ditegaskan dalam

  penjelasan Pasal 15 UU No. 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003:27) merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara spesifik pendidikan di SMK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai program kejuruannya (BSNP, 2006:7).

  Dalam rangka mencapai tujuannya, SMK melaksanakan suatu sistem pendidikan yang dikenal sebagai sistem pendidikan ganda (PSG). PSG adalah pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya (Depdiknas, 2004:11). Durasi pelatihan di industri dilaksanakan selama 4 (empat) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.

  Proses belajar mengajar di sekolah dan praktik kerja industri (prakerin) yang merupakan bagian dari PSG harus dilaksanakan secara seimbang agar tujuan pendidikan kejuruan tersebut di atas dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan adalah benar-benar bermutu dan siap memasuki dunia kerja. Namun agaknya kenyataan yang terjadi tidak sejalan dengan tujuannya yang diinginkan. Muslim (2007:4) menyatakan bahwa sebagian besar lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sulit untuk dilatih kembali dan kurang bisa mengembangkan diri. Fenomena yang terjadi pada lulusan pendidikan kejuruan adalah sebagai berikut (Muslim, 2007:4) :

  1. Pengetahuan dan keterampilan dasar pada bidang tertentu masih lemah sehingga kepercayaan diri dalam memasuki lapangan kerja kurang atau bahkan belum siap sama sekali.

  2. Tidak mempunyai orientasi masa depan atau visi ke depan yang jelas.

  3. Industri tidak percaya kepada kemampuan pengetahuan dan keterampilan lulusan pendidikan kejuruan, yang seharusnya mutu pendidikan kejuruan juga merupakan tanggung jawab moral industri.

  Menurut Samsudi (2008:1), secara nasional lulusan SMK yang langsung bisa memasuki dunia kerja baru 61% padahal idealnya adalah sebesar 80-85%.

  Lulusan SMK pada tahun 2006 mencapai 628.285 orang sedangkan proyeksi kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun 2007 hanya 385.981 orang (61,43%).

  Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan, Depdiknas, Fasli Jalal mengemukakan

  SMK yang menganggur adalah 13,44 persen sedangkan yang bekerja sebesar 7,35 persen. Kontribusi pengangguran pada tingkat SMK lebih tinggi dibandingkan lulusan pada jenjang pendidikan lainnya seperti sarjana yang hanya dua persen. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya kompetensi yang dimiliki para lulusan untuk memasuki dunia kerja (Hidayati, 2008:1).

  SMK Sanjaya Pakem merupakan salah satu SMK kelompok bisnis dan manajemen yang berada di Sleman. Menurut dokumen sekolah (BP, 2008:1) data 6 tahun terakhir (2003-2008) menunjukkan bahwa lulusan SMK Sanjaya Pakem yang belum bekerja yaitu 12,41%, 9,90%, 25,21%, 7,08%, 6,54% dan 20%. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat ketidaksiapan para lulusan SMK Sanjaya Pakem memasuki dunia kerja, yang berarti tujuan pendidikan kejuruan belum tercapai. Diduga kuat bahwa ketidaksiapan siswa memasuki dunia kerja disebabkan oleh belum optimalnya pelaksanaan belajar mengajar di sekolah dan pelaksanaan praktik kerja industri.

  Proses belajar mengajar dikatakan belum optimal karena minat siswa untuk belajar masih kurang, kurangnya sarana pendidikan khususnya buku pelajaran dan media pembelajaran seperti viewer dan OHP. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik. Akibatnya, siswa kurang siap memasuki dunia kerja karena mereka tidak cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Sedangkan prakerin dikatakan belum optimal karena jumlah institusi pasangan yang masih kurang dan lokasi kerja yang dimiliki siswa sehingga siswa tidak cukup memiliki pengalaman ketika harus memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

  Berdasarkan fenomena yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ”Hubungan Pelaksanaan Proses Belajar

  Mengajar Dan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja”. Penelitian ini mengambil studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem.

  B. Batasan Masalah

  Melihat begitu banyaknya faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja, maka peneliti hanya membatasi pada faktor pelaksanaan proses belajar mengajar dan praktik kerja industri saja. Responden yang dipakai adalah siswa kelas XI dan XII jurusan akuntansi, penjualan dan administrasi perkantoran yang telah mengikuti praktik kerja industri.

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah pelaksanaan proses belajar mengajar memiliki hubungan dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja?

  2. Apakah praktik kerja industri memiliki hubungan dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja?

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

  2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang keefektifan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dalam mempersiapkan siswa SMK memasuki dunia kerja.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat menambah daftar kepustakaan dan memberikan informasi tentang hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

  3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri siswa dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

BAB II TINJAUAN TEORETIK A. Pendidikan Kejuruan

  1. Pengertian Pendidikan Kejuruan Sekolah menengah kejuruan (SMK) berbeda dengan sekolah menengah atas (SMA). Dalam kurikulum SMK edisi 2004, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari.

  Pendidikan kejuruan menurut Evans (Muslim, 2007:1) adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut UU No. 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Muslim, 2007:1), pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.

  Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah (Muslim, 2007:1), pendidikan kejuruan yaitu pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan kejuruan pada hakikatnya adalah suatu

  (Pasaribu, 1982:96). Oleh karena pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk memberikan bekal guna memasuki lapangan pekerjaan, maka pendidikan ini terdiri dari praktik-praktik keterampilan sebagai isi utamanya. Diharapkan bahwa pendidikan ini tidak sekedar menghasilkan angkatan kerja yang

  trainable melainkan juga marketable.

  2. Tujuan Pendidikan Kejuruan Kurikulum SMK edisi 2004 (Depdiknas, 2004:7) menyatakan bahwa tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut : Tujuan umum: a.

  Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

  c.

  Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia.

  d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. Tujuan khusus:

  a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu, bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

  b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

  c.

  Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai

  Tujuan pendidikan kejuruan dinyatakan oleh Rupert Evans (Muslim, 2007:1) yaitu : a. Memenuhi masyarakat akan tenaga kerja.

  b. Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu.

  c. Mendorong motivasi untuk belajar terus.

  Bidang keahlian di SMK dapat dikelompokkan menurut bidang keahlian yang ditawarkannya yaitu kelompok pertanian dan kehutanan, kelompok rekayasa, kelompok bisnis dan manajemen, kelompok budaya dan kelompok kerumahtanggaan. SMK kelompok bisnis dan manajemen adalah sekolah kejuruan yang menawarkan program keahlian bisnis dan manajemen meliputi akuntansi, sekretaris dan penjualan. SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan (Jati, 2008:8-9) : a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang bisnis dan manajemen.

  b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis dan manajemen.

  c. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan untuk mengisi kebutuhan dunia kerja di bidang bisnis dan manajemen.

  d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif khususnya di bidang bisnis dan manajemen.

  3. Model Pendidikan Kejuruan Muslim (2007:2) mengemukakan beberapa model pendidikan kejuruan yaitu sebagai berikut : a. Model Pasar (Market Model )

  Merupakan sistem pendidikan yang merupakan tanggung jawab industri dan dijalankan sepenuhnya oleh industri. Pada model pasar pemerintah tidak terlibat dalam proses kualifikasi kejuruan. Model ini juga sering disebut Model Liberal dan langsung diarahkan pada produksi dan pasaran kerja.

  b. Model Sekolah (School Model) Merupakan pendidikan dimana pemerintah berperan merencanakan, mengorganisasikan dan memantau pelaksanaan pendidikan kejuruan.

  Model ini juga sering disebut model birokratik.

  c. Model Sistem Ganda (Dual System) Merupakan perpaduan antara model pasar dan model sekolah dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pengawas model pasar. Model ini juga disebut

  dual system.

  d.

  Model Pendidikan Koperatif (Cooperative Education) Merupakan pendidikan kejuruan yang diselenggarakan bersama antara sekolah dengan perusahaan. Model pendidikan ini terbagi dalam dua macam yaitu :

  1) School and enterprise, pendidikan kejuruan yang merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan industri.

2) Training center and enterprise

  e. Informal Vocational Education Merupakan sistem pendidikan yang lahir dengan sendirinya, atas inisiatif pribadi atau kelompok untuk memenuhi keterampilan yang tidak dapat dipenuhi di pendidikan formal.

  Menurut kurikulum SMK edisi 2004 (Depdiknas, 2004:11-12), pola penyelenggaraan pendidikan di SMK adalah sebagai berikut : a. Pola Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

  PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/ asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release,

  (satu) tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.

  b.

  Pola Multi Entry -Multi Exit Pola multi entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik dan sebagainya.

  c. Pendidikan Jarak Jauh Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah.

  Pola ini akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.

B. Proses Belajar Mengajar

  Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan guru dan siswa, dimana perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada peningkatan kemampuan sedangkan guru dalam mengajar harus pandai mencari pendekatan pembelajaran yang akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya (Tn, 2008:1).

  Proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Hal ini dikarenakan melalui proses belajar mengajar di sekolah, siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya menjadi bekal mereka ketika harus bekerja. Proses belajar mengajar yang berlangsung secara efektif dan efisien memudahkan siswa menyerap pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tersebut.

  Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk (Wahyudi, 2007:1), proses belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Lebih jauh, Popham dan Baker (Wahyudi, 2007:1), menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif tergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar.

  Analisis kebutuhan siswa juga sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan dan harapan siswa dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya dituntut dapat berjalan dengan efektif tetapi juga harus efisien. McWhorter (Wahyudi, 2007:1) menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk menunjukkan sesuatu dengan sedikit usaha, biaya, dan pengeluaran. Efisiensi mencakup penggunaan waktu dan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu. Keefektifan proses belajar mengajar ditentukan oleh komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Komponen- komponen proses belajar mengajar tersebut adalah :

  1. Siswa Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini dikemukakan oleh Kemp (Harryanto, 2008:1) bahwa ” students are the center of the teaching and

  

learning process, so they have to be involved in almost all the phrases of the

classroom interaction from planning to evaluation .” Siswa adalah inti dari

  proses belajar mengajar, sehingga mereka harus dilibatkan hampir disetiap interaksi kelas mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown (Harryanto, 2008:1) menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign language learner who is

  

intrinsically meeting in needs in learning the language will positively motivated

to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and direct their energies to the belajar bahasa tersebut, akan termotivasi secara positif untuk belajar. Ketika siswa termotivasi untuk belajar, mereka biasanya memperhatikan, terlibat secara aktif dalam pelajaran dan menujukan energi mereka untuk mengerjakan tugas.

  2. Guru Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif.

  Breen dan Candlin dalam Nunan (Harryanto, 2008:1) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.

  3. Materi Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa.

  Karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters (Harryanto, 2008:1) adalah : (a) adanya teks yang menarik; (b) adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa; (c) memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah mereka miliki; (d) materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.

  4. Tempat Ruang kelas adalah tempat proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.

  5. Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Menurut Burden dan Byrd (Harryanto, 2008:1), kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

  6. Fasilitas Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.

  Siswa dan guru merupakan komponen penting dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut berperan aktif dalam proses belajar mengajar sedangkan guru dituntut mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar dengan baik. Perencanaan proses belajar mengajar adalah yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar (Winataputra, 2008:1). Uno (2006:2) mengemukakan bahwa perencanaan adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik (Winataputra, 2008:1).

  Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen tujuan pembelajaran, komponen isi/materi pembelajaran, komponen kegiatan belajar mengajar, dan komponen evaluasi belajar. Ketika perencanaan proses belajar mengajar dikerjakan dengan baik maka pelaksanaan proses belajar mengajar juga akan berjalan dengan baik begitu pula evaluasinya.

  Pelaksanaan belajar mengajar terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Tujuan kegiatan pembuka adalah untuk menciptakan atmosfir pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi siswa terhadap topik yang akan dipelajari (Purnomo, 2007:16). Kegiatan pembuka dilakukan guru dengan mengajak siswa untuk melakukan apersepsi dan melihat kompetensi yang akan dicapai serta rencana kegiatannya (Tn, 2007:33). Kegiatan inti adalah keadaan dimana siswa menerima materi pelajaran dari guru. Dalam menyampaikan materi pelajaran, hendaknya guru menggunakan media dan metode yang dapat memicu keterlibatan siswa secara aktif. Kegiatan inti meliputi pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, menumbuhkan kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi, penilaian proses dan hasil belajar, dan penggunaan bahasa yang sesuai (Tn, 2007:34). Kegiatan penutup bertujuan untuk meninjau kembali sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran, memperoleh gambaran menyeluruh tentang hal-hal yang perlu dipelajari dan mengetahui keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran (Purnomo, 2007:16). Kegiatan penutup meliputi merefleksi pembelajaran, merangkum materi, menerima arahan dan tugas dari guru.

  Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses belajar mengajar. Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003, mengartikan evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efesiensi pelaksanaannya (Prijowuntato, 2006:5). Evaluasi adalah proses mengukur dan menilai (Uno, 2006:94). Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif (Uno, 2006:93).

  Prijowuntato (2006:3) mengemukakan bahwa pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif. Penilaian (assessment) diartikan sebagai memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik (Prijowuntato, 2006:4).

  Evaluasi memiliki tujuan yaitu (Pasaribu, 1983:116) : (1) mengumpulkan data yang membuktikan taraf kemajuan murid; (2) menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan; (3) memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa bersangkutan; (4) memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa; dan (5) memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar. Ngalim Purwanto (Prijowuntato, 2006:7) mengemukakan bahwa tujuan evaluasi adalah : (1) mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai mana kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran; dan (2) mengetahui keefektifan pengalaman- pengalaman mengajar, kegiatan belajar, dan metoda pembelajaran yang digunakan. Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinyu agar perkembangan siswa dapat terpantau dengan baik. Evaluasi meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif.

  Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menekankan pada teori (Sofa, 2008:1). Bloom (Prijowuntato, 2006:48) membedakan aspek kognitif menjadi 6 bagian yaitu: (1) ingatan/pengetahuan; (2) pemahaman/pengertian; (3) aplikasi; (4) analitis; (5) sintesis; dan (6) evaluasi.

  Depdiknas (2004:39) menyatakan bahwa cara penilaian untuk aspek kognitif yaitu : (1) tulis objektif; (2) tulis subjektif; (3) lisan; (4) unjuk kerja; (5) produk;

  Aspek psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik. Cara penilaian aspek psikomotorik (Depdiknas, 2004:39) yaitu : (1) unjuk kerja; (2) produk; (3) portofolio; dan (4) tingkah laku. Aspek afektif berhubungan dengan watak/perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral (Sofa, 2008:1).

  Cara penialaiannya yaitu (Depdiknas, 2004:39) : (1) unjuk kerja; (2) produk; (3) portofolio; dan (4) tingkah laku.

  Evaluasi yang digunakan umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu (Winkel, 1983:103) : (1) tes sumatif untuk menentukan angka kemajuan murid yang berupa tes ulangan selama semester berjalan, tes ulangan pada akhir semester; (2) tes formatif untuk mengetahui kesulitan siswa yang berupa tes akhir suatu bahan, tes latihan dalam kelas dan pekerjaan rumah.

C. Pendidikan Sistem Ganda

  Berikut akan diuraikan mengenai PSG secara lebih detail yaitu :

  1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG) PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb (Depdiknas, 2004:11). Menurut kurikulum 1994 (Jati, 2008:9), PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi antara program pendidikan sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di perusahaan. Pakpahan (Widiastuti, 2005:8) menyatakan bahwa PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan pekerjaan yang relevan terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu.

  2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda Menurut panduan pelaksanaan pendidikan sistem ganda bagi siswa

  SMK kelompok bisnis dan manajemen (Jati, 2008:9):

  a. Tamatan dapat menampilkan dirinya sebagai manusia yang beriman takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

  b. Memiliki kemampuan dan keterampilan praktis sesuai dengan program studinya masing-masing.

Dokumen yang terkait

KESIAPAN SOFT SKILLS SISWA SMK N 5 SEMARANG UNTUK MEMASUKI DUNIA KERJA

0 8 78

PENGARUH PERSEPSI TENTANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN, INFORMASI DUNIA KERJA DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BHAKTI PERSADA KENDAL

4 25 140

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA DI SMK SWASTA IMMANUEL KABANJAHET.P 2015/2016.

0 2 29

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA DI SMK BM DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 27

PENGARUH MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI SMK CITRA HARAPAN 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013.

0 1 27

PENGARUH MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 1 132

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN UNTUK MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XII PROGAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 139

KONTRIBUSI PRAKTIK INDUSTRI DALAM MENUNJANG KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK NEGERI 2 WONOSARI.

0 0 193

PENGARUH MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK N 1 PURBALINGGA.

0 1 180

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 20172018

0 0 20