PERSEPSI TENTANG PEMBELIAN RUMAH DI KAWASAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI

  PERSEPSI TENTANG PEMBELIAN RUMAH DI KAWASAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI

  

(Studi pada : Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di Kawasan Condongcatur Yogyakarta)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : Y. Bayu Setiawan 042214017

  Hitam adalah Hitam Putih adalah Putih Yang Hitam bisa menjadi Putih Yang Putih bisa menjadi Hitam (Bayu, 2007)

   

  “Closed  Book” Goes To “Open Book”   Why Not ??? 

  (Bayu, 18 November 2008)

  Kupersembahkan Skripsi ini untuk : Tuhan Yesus dan Bapa di Surga Bunda Maria Pelindungku Orang tuaku, anugrah terindah dalam hidupku

  Adik-adikku yang kusayang Keluagaku yang selalu mensupportku Mimpi-mimpiku yang menbuatku enggan terbangun dari tidurku Sahabat dan sobat-sobat yang selalu memberi keceriaan dalam hidupku Yogyakarta tercinta, disinilah mataku terbuka untuk melihat dan tahu bahwa banyak kehidupan lain yang selama ini tak kuketahui

  ABSTRAK PERSEPSI TENTANG PEMBELIAN RUMAH DI KAWASAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI

  

(Studi pada : Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di Kawasan Condongcatur Yogyakarta)

Y. Bayu Setiawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2009

  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Populasi dalam penelitian adalah semua pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur. Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (area sampling) yaitu teknik yang digunakan untuk menetukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber datanya sangat luas. Responden didapat dengan melakukan pengundian yaitu diambil dari sampel yang telah ditetapkan. Pengundian dilakukan secara berulang hingga responden yang ditargetkan tercapai. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas dengan menggunakan rumus

  Cronbach Alpha. Jawaban-jawaban kuesioner tersebut dianalisis dengan rumus

  analisis persentase, uji ANOVA guna mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan uji ANOVA, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya.

  Kata kunci : Persepsi konsumen, Pembelian rumah

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………… iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………….. v ABSTRAK ……………………………………………………………………. vi ABSTRACT ……………………………………………………………………. vii KATA PENGANTAR …………………………………………………………. viii DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xviii

  BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 4 C. Batasan Masalah …………………………………………………. .. 4 D. Tujuan Penelitian ………………………………………………… .. 5 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………..... 6 F. Sistematika Penulisan ……………………………………………. .. 7 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………… 9 A. Pengertian Manajemen Pemasaran …...…………………………. …. 9 B. Pengertian Pemasaran ……………………………………………….. 10 C. Pengertian Konsumen dan Pembeli Individual …………………….. 11 D. Perilaku Konsumen………………………………………………….. 11

  G. Lokasi ………………………………………………………………… 20 H. Lingkungan ………………………………………………………….

  21 I. Promosi ……………………………………………………………… 22 J. Proses Keputusan Pembelian………………………………………. … 25 K. Perumahan……………………………………………………………. 30 L. Penelitian Sebelumnya………………………………………………. . 34 M. Kerangka Konseptual…………………………………………………. 35 N. Rumusan Hipotesis………………………………………………….. . 37

  

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………… 38

A. Jenis Penelitian……….………………………………………………. 38 B. Lokasi Penelitian……………………………..................................... 38 C. Waktu Penelitian……………………………………………………. 38 D. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………..... 38 E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..… 39 F. Variabel Penelitian …………………………………………………. 40 G. Definisi Operasional………...………………………………………. 41 H. Populasi,Sampel dan Teknik Sampling…………………….………. 45 I. Teknik Pengujian Instrumen ……………………………………….. 48 J. Teknik Analisis Data ………………………………………………. 50

  BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN CONDONGCATUR… … .. 62 A. Batas Wilayah……………………………………….……………… 62 B. Keadaan Geografis…………………………………………………. 63 C. Luas Wilayah……………………………………………………… 64 D. Kependudukan……………………………………………………. 65 BAB V ANALISIS DATA ………………………………………………….. 70 A. Deskripsi Data …………………………………………………… 70 B. Pembahasan …………………………………………………….. 85 BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ………………

  92 A. Kesimpulan……………………………………………………….. 92

  B. Saran ………………………………………………………………

  93 C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel III.1 Uraian dari Variabel Pengukur ………………………………..

  43 Tabel III.2 Tabel Total Perumahan di Concongcatur yang akan diteliti….

  46 Tabel III.3 Tabel Jumlah Sampel yang Diperlukan Berdasarkan Kesamaan Populasi dan Tingkat Keakuratan yang Diharapkan…………….

  47 Tabel III.4 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test................................. 53 Tabel III.5 Ringkasan Anova Oneway.........................................................

  54 Tabel III.6 Uji Independent Sample T-Test.................................................. 55 Tabel III.7 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga,

  Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Usianya....................................................................................... 56 Tabel III.8 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga,

  Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Pekerjaannya............................................................................... 57 Tabel III.9 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga,

  Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatannya............................................................ 58 Tabel III.10 Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Persepsi

  Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi

  Tabel III.11 Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Jenis Pekerjaannya..................... 60

  Tabel III.12 Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatannya............... 61

  Tabel IV.1 Pembagian Luas Wilayah Kelurahan Condongcatur berdasarkan peruntukan tanah………………………………… 64 Tabel IV.2 Pembagian Luas Wilayah Kelurahan Condongcatur berdasarkan penggunaan tanah………………………………… 65 Tabel IV.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut

  Jenis Kelamin…………………………………………………… 66 Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut Usia……. 66 Tabel IV.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut

  Kelompok Pendidikan…………………………………………. 67 Tabel IV.6 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut Agama… 68 Tabel IV.7 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut

  Mobilitas Penduduk…………………………………………… 69 Tabel V.I Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap Harga

  72 Tabel V.3 Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap Lingkungan……………………………………………………… 73

  Tabel V.4 Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap Promosi…………………………………………………………... 73 Tabel V.5 Hasil Perhitungan Reliabilitas…………………………………..

  74 Tabel V.6 Jenis Kelamin Responden……………………………………….. 75 Tabel V.7 Status Perkawinan Responden…………………………………… 76 Tabel V.8 Usia Responden………………………………………………….. 76 Tabel V.9 Pendidikan Terakhir Responden………………………………….. 77 Tabel V.10 Pekerjaan Responden……………………………………………… 77 Tabel V.11 Pendapatan Responden…………………………………………… 78 Tabel V.12 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test……………………… 79 Tabel V.13 Ringkasan Anova Oneway Usia Pembeli Rumah di Perumahan..

  81 Tabel V.14 Ringkasan Anova Oneway Jenis Pekerjaan Pembeli Rumah di Perumahan....................................................................

  82 Tabel V.15 Ringkasan Anova Oneway Tingkat Pendapatan Pembeli Rumah di Perumahan....................................................................

  84 Tabel V.16 Uji Independent Sample T-Test Analisis Perbedaan Persepsi Harga, Kestrategisan Lokasi, Lingkungan dan Promosi dalam Tabel V.17 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan ditinjau dari Usia Pembeli Rumah di Perumahan........................................ 87 Tabel V.18 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan ditinjau dari Pekerjaan Pembeli Rumah di Perumahan............................... 89 Tabel V.19 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatan.................................................................... 90

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar II.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian……………………….. 28 Gambar II.2 Tahap-tahap antara Evaluasi berbagai Alternatif dan Keputusan Membeli………………………………………….

  29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah merupakan salah kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia

  di samping kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Rumah merupakan pengejawantahan pribadi manusia sebagaimana manusia berada dan hidup di antara sesamanya dan dalam lingkungan yang mendukung keberadaannya.

  Di dalam rumah manusia dididik, dibentuk, dan berkembang menjadi manusia yang berkepribadian, tentunya cara mendidik yang berbeda akan membentuk pribadi yang berbeda dan berkembang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya di dalam rumahnya. Bukan rumah saja yang membentuk pribadi mereka tetapi tidak menuntut kemungkinan faktor lingkungan juga berpengaruh dalam kepribadian orang (Djembalut, 1986:5).

  Dalam makna luas, rumah harus mampu membuka jalan dan memberikan saluran bagi kecenderungan, kebutuhan, aspirasi, dan keinginan manusia secara penuh, menuju perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan hidup manusia. Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk jasmani dan rohani yang hidup mandiri. Dalam hubungan ini fungsi rumah merupakan sarana pengamanan diri mampu mendorong pertemuan dan pemenuhan dirinya (Djembalut, 1986:5). Rumah juga memberi kehangatan manusiawi, yang dapat menumbuhkan rangsangan kejiwaan, dapat menggugah rasa dan suasana damai, aman dan tentram, penuh kerukunan dalam mengembangkan dan membangun diri maupun keluarganya untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin. Di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, manusia merupakan insan sosial, insan ekonomi, dan insan politik. Dalam kaitan dengan ini perumahan merupakan kebutuhan dasar yang bersifat struktural sebagai bagian dari kualitas kehidupan dan kesejahteraan rakyat (Djembalut, 1986:5).

  Membeli atau memilih rumah merupakan impian setiap individu, karena dengan mempunyai rumah mereka merasa terlindungi dan aman. Membeli atau memilih rumah bukanlah suatu hal yang mudah, karena rumah sebagai kebutuhan dasar mempunyai sifat yang berbeda dengan kebutuhan dasar yang lainnya. Pengeluaran untuk pengadaan rumah dapat dikategorikan sebagai investasi pribadi. Rumah sebagai benda yang dipakai, tidak sekali habis dipakai, sebaliknya malah nilai ekonomisnya akan selalu bertambah. Karena itu rumah yang dimiliki termasuk dalam daftar kekayaan pribadi seseorang (Djembalut, 1986:viii). Oleh karena itu dalam membali rumah banyak faktor yang perlu diperhatikan konsumen agar dikemudian hari tidak menimbulkan kekecewaan misalnya seperti harga, lokasi, keamanan, promosi, desain dan faktor yang lain. Citra Amanusa, harga perumahan mengalami kenaikan sebesar 10%-15%. Hal tersebut dipicu oleh naiknya harga bahan-bahan material yang membengkak naik seiring dengan adanya isu-isu kenaikan harga BBM (Anonim, 2008:14)..

  Pemahaman tentang perilaku konsumen dirasa diperlukan bagi para pengembang yang memasarkan rumah di perumahan, karena dengan mempelajari perilaku konsumen para pengembang akan banyak memperoleh informasi tentang keterlibatan konsumen secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan termasuk proses keputusan yang mendahului dari tindakan itu.

  Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera (Kotler,2006:228). Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi para pemasar untuk membedakan kelompok konsumen yang memang berbeda, dan mengembangkan rumah di perumahan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu. Hal ini penting agar perumahan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga terserap oleh mereka (pasar). Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi tentang Pembelian Rumah di

  

Kawasan Condongcatur ditinjau dari Karakteristik Demografis dan Sosial –

Ekonomi : Studi pada Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di

Kawasan Condongcatur Yogyakarta”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada lima rumusan masalah dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelaminnya?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya?

  4. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya?

  5. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatannya?

C. Batasan Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka peneliti menggunakan batasan masalah sebagai berikut :

1. Konsumen

  Konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli rumah di perumahan di daerah Condongcatur Yogyakarta khususnya di Citra Kedaton II, Bukit Permata Indah dan Griya Pesona Mulia.

2. Karakteristik Konsumen

  Karakteristik konsumen yang diteliti meliputi : jenis kelamin, status perkawinan, umur, pekerjaan, lamanya tinggal, jumlah anggota keluarga dan penghasilan.

  3. Perbedaan persepsi konsumen dalam membeli rumah di perumahan ditinjau dari jenis pekerjaan, usia, pekerjaan dan tingkat pendapatannya Perbedaan persepsi konsumen dalam membeli rumah di perumahan ditinjau dari jenis pekerjaan, usia, pekerjaan dan tingkat pendapatan meliputi perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi.

D. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan

  2. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelaminnya.

3. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya.

  4. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya.

  5. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatannya.

E. Manfaat Penelitian

  Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak :

1. Bagi Penyedia Perumahan

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penyedia perumahan, khususnya untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan, dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen secara parsial maupun simultan dalam membeli rumah di perumahan

  2. Bagi Calon Pembeli Rumah di Perumahan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi calon pembeli rumah di perumahan sehingga dalam pemilihan rumah sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Bagi Universitas

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan penelitian selanjutnya dan bagi kepustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bagi Penulis Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama masa perkuliahan dan di dunia nyata, sekaligus menambah wawasan.

F. Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih yang berkaitan dengan topik penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek

  penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian kuesioner, dan teknis analisis data.

  BAB IV : GAMBARAN UMUM Bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian. BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan pembahasannya. BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran – saran penulis yang

  sekiranya bermanfaat bagi pihak – pihak yang terkait, serta keterbatasan dalam penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi dunia bisnis dan perekonomian serta mempunyai aspek yang sangat penting bagi perusahaan. Secara umum pemasaran dibanding sebagai tugas untuk menciptakan,

  memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan.

  Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi, gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi (Kotler,2006:14).

  Menurut Boyd, Walker dan Larreeche (2000:18) manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

  Dari dua pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebuah proses analisa, perencanaan dan pelaksanaan (pengkoordinasian) dan pengendalian dan pengkonsepan, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan kelompok atau pasar untuk memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi atau perusahaan.

B. Pengertian Pemasaran

  Salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba adalah pemasaran. Menurut Kotler (2006:4) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Menurut Stanton (dalam Umar,2002:31), pemasaran dapat didefinisikan sebagai keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial.

  Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting dengan menciptakan, menawarkan dan mengembangkan hubungan tersebut, pemasaran berpusat pada sumber dan tujuan suatu organisasi pada kesempatan dan kebutuhan lingkungan.

  C. Pengertian Konsumen dan Pembeli Individual 1.

  Konsumen akhir Konsumen akhir mempunyai arti sebagai individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya (Dharmmestha dan Handoko,2000:10).

  2. Pembeli Individual Pembeli individual adalah seseorang yang melakukan pembelian tanpa ada sedikit sekali dipengaruhi oleh orang lain secara langsung, atau individu yang benar-benar melakukan pembelian (Dharmmestha dan Handoko,2000:12).

  D. Perilaku Konsumen

  Perilaku konsumen dapat ditimbulkan oleh adanya adanya beberapa bentuk interaksi antara faktor-faktor lingkungan di satu pihak, dan individu di lain pihak.

  Dharmmestha dan Handoko (2000:10) mendefinisikan perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses

  Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association) Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Amirullah,2002:2). Perilaku konsumen sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Umar,2002:50).

  Ada dua hal penting dalam perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa ekonomis. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga di mana, bagaimana kebiasaannya dan dalam kondisi macam apa barang dan jasa dibeli.

  Mempelajari perilaku konsumen adalah mengerti bagaimana individu- individu atau suatu organisasi dalam situasi pembelian dan saat ini sangat penting karena apabila perilaku konsumen dapat dimengerti maka dapat menciptakan suatu kesempatan bagi manajer pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen potensial dengan cara yang unik. Perilaku konsumen juga dapat membantu dalam menentukan strategi dan taktik pemasaran yang tepat. Dengan kata lain, perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang melibatkan interaksi dinamis antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dalam pertukaran barang-barang dan jasa.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

  Perilaku pembelian mengacu pada perilaku pembelian akhir-individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Setiap individu tentu dalam membeli atau memilih suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler dan Armstrong,2004:200-221) : 1.

   Faktor-faktor Budaya

  Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Pemasar selalu memahami peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.

  a.

  Budaya Budaya adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat yang terdiri dari keluarga dan instansi penting lain.

  b. Subbudaya Subbudaya adalah kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa. c.

  Kelas Sosial Kelas sosial adalah pembagian kelompok yang relatif permanen dan relatif teratur di mana anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial

  Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi konsumen tersebut.

  a.

  Kelompok Perilaku konsumen banyak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok adalah dua atau lebih sekelompok yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Dalam suatu kelompok-kelompok tersebut terdapat seorang pemimpin opini.

  Pemimpin opini adalah seseorang dalam suatu kelompok acuan dikarenakan ketrampilan khususnya, pengetahuan, kepribadian, atau karakteristik lainnya mampu mempengaruhi orang lain.

  b. Keluarga Anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat tempat konsumen berada yang paling penting, dan keluarga telah diteliti secar luas. Pemasar tertarik pada peran dan pengaruh suami, istri, dan anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda.

  c. Peran dan Status Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok-keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam tiap kelompok dapat didefinisikan berdasarkan peran dan statusnya. Peran terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang menggambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat. Orang terkadang memilih produk yang menunjukan status mereka di masyarakat.

3. Faktor Pribadi

  Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.

  a. Umur dan Tahap Siklus Hidup Sepanjang hidupnya, seseorang akan mengubah barang dan jasa yang dibelinya. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, tahap-tahap yang dilalui oleh suatu keluarga hingga menjadi matang. Para pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka berdasarkan siklus hidup dan mengembangkan rencana produk pemasaran yang tepat untuk b.

  Pekerjaan Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Para pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Bahkan, perusahaan dapat berspesialisasi membuat produk untuk melayani pekerjaan tertentu.

  c.

  Situasi Ekonomi Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.

  Pemasar barang sensitive terhadap pendapatan akan memperhatikan trend pendapatan, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menunjukkan titik resesi, pemasar akan mengambil langkah untuk mendesain ulang, mereposisi, dan mengganti harga produk mereka dengan cepat.

  d.

  Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola hidup sesorang yang tergambar pada psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO utama konsumen yaitu aktivitas, interest, dan opinions. Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia. e.

  Kepribadian dan Konsep Diri Setiap kepribadian yang berbeda-beda pada tiap-tiap orang mempengaruhi perilaku pembelian orang tersebut. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian, yaitu konsep diri seseorang. Dasar konsep diri ialah kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka itu adalah “kami adalah apa yang kami miliki.” Untuk itu seorang pemasar harus memperhatikan dan mengerti hubungan antara konsep diri dan kepemilikan.

4. Faktor-faktor Psikologis

  Pilihan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi pembelajaran, seta kepercayaan dan sikap.

  a. Motivasi Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

  b. Persepsi Persepsi ialah proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. c.

  Pembelajaran Saat orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipelajari. Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan,

  , tanggapan dan penguatan. Dorongan adalah stimulan internal kuat

  cues

  yang membangkitkan keinginan untuk bertindak. Cues atau petunjuk adalah stimulan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang memberi tanggapan.

  d. Keyakinan dan Sikap Keyakinan adalah pemikiran deskritif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide.

F. Harga

  1. Pengertian Harga Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah-istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang yang dapat memuaskan kebutuhan, sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif

  Tetapi perekonomian kita bukan sistem barter, maka untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu mengukur nilai suatu barang kita menggunakan uang, dan istilah yang istilah yang dipakai adalah harga. Jadi, harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.

  Memang sulit untuk mendefinisikan harga. Tetapi dalam keadaan yang lain harga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli.

  Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa : Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayannya (Dharmmestha, 2002: 147).

  2. Reaksi Konsumen Terhadap Harga Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.

  Minuman keras misalnya, lebih sering dinilai dengan harga daripada dengan rasa atau bahan-bahan yang digunakannya. Minuman keras yang lebih mahal biasanya dianggap lebih baik. Begitu pula beberapa macam barang konsumsi lainnya. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

  Konsumen sering juga menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior tingkatannya). Tetapi barang-barang yang sifatnya homogin seperti bensin, tidaklah demikian. Ada kenyataan bahwa harga yang sesuai dengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama. Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli oleh konsumen.

G. Lokasi

  Teori lokasi masuk dalam bidang ekonomi sejak dikembangkan oleh Von Thunen sekitar tahun 1880 dan teori lokasi diperkenalkan secara utuh baru oleh Walter Isard pada tahun 1952. Hal ini memang cukup mengherankan karena “dimana produksi dijalankan” jelas mempengaruhi efisiennya dengan demikian masuk dalam masalah ekonomi, Ada tiga hal yang menyebabkan timbulnya masalah ini (Djojodipuro, 1992:1) : 1.

  Bahwa masalah “dimana” lebih menarik perhatian ahli geografi daripada ekonomi, sehingga teori lokasi lebih cepat menjadi bagian ilmu geografi daripada ekonomi. Mungkin gejala ini yang membuat ahli ekonomi agak “acuh” terhadap teori lokasi.

  2. Peralatan yang dipakai adalah tidak biasa bagi ahli ekonomi.

3. Teori lokasi yang pada awalnya dikembangkan dalam tiga bentuk yang pada waktu itu lebih tampak berdiri sendiri.

  Von Thunen pada dasarnya mengembangkan teori daerah lokasi; karena lingkaran lokasi yang disusunnya merupakan daerah yang efisien sebagai lokasi perusahaan tertentu yang masih harus ditentukan tempat lokasinya dalam daerah tersebut.

  Begitupula dengan perumahan pihak penyedia perumahan harus pandai memilih tempat agar mudah menarik minat konsumen sehingga mereka menjadi sasaran yang menguntungkan. Lokasi yang strategis, dekat dengan pusat mempunyai daya tarik sendiri bagi konsumen dengan konsekuensi membayar harga yang lebih mahal.

H. Lingkungan

  Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut (Wikipedia Indonesia).

  Komponen Lingkungan (id.wikepedia.org/wiki/Lingkungan-16k) dibagi menjadi 3 yakni :

1. Komponen lingkungan fisik dan kimia misalnya kebisingan, radiasi, pestisida

2. Komponen lingkungan biotis misalnya spora, bakteri, tinja, tikus dan tumbuh- tumbuhan.

  3. Lingkungan sosial misalnya hubungan antar tetangga, atasan dengan bawahan, dan sebagainya Dalam hal ini perumahan masuk dalam bagian lingkungan sosial. Di mana mereka menjalin hubungan antar tetangga yang satu dengan yang lain.

  Lingkungan yang bersih, aman, dan tertata teratur bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

I. Promosi 1.

  Promosi Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran Promosi terkadang dianggap sama dengan komunikasi pemasaran, tetapi sebenarnya berbeda. Komunikasi pertukaran merupakan pertukaran informasi

  dua-arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlihat dalam

  pemasaran. Pertukaran dua-arah ini kadang-kadang disebut sebagai dialog pemasaran. Atau secara luas komunikasi pemasaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak (Dharmmestha, 2002: 234).

  Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran memudahkan/membantu pembeli dan penjual dengan (Dharmmestha, 2002: 235) :

  a. Menciptakan hubungan pertukaran b.Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran

  c. Menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan.

  d. Memperbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien.

  2. Pengertian Promosi Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu-arah, dan hanya dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak (Dharmmestha, 2002:234). Beberapa kegiatan yang ada di promosi yaitu :

  a. Periklanan Menurut William G. Nickels (dalam Dharmmestha, 2002:245), periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, sejumlah berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non- b.

  Personal Selling Menurut William G. Nickels (dalam Dharmmestha, 2002:260), personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

  c.

  Hubungan Masyarakat dan Publisitas Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat, dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat (Dharmmestha, 2002:269).

  Publisitas dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan kepada masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor (Dharmmestha, 2002:273).

  d. Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain

  

personal selling , periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya (Dharmmestha, 2002:279).

  J. Proses Keputusan Pembelian

  Para pemasar tentu jauh mendalami berbagai hal yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan suatu pengertian tentang bagaimana konsumen dalam kenyataannya mereka memutuskan memilih barang pada waktu membeli sesuatu. Para pemasar harus mengenal siapakah yang tercakup di dalamnya dan bagaimana langkah-langkah dalam proses pembelian itu.