Evaluasi penyesuaian fiskal positif atau fiskal negatif pajak penghasilan wajib pajak badan : studi kasus di perusahaan tekstil PT. Kusuma Mulia - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENYE PAJAK

  Studi K Salah Sa

  PROGRAM FAKULTAS

  

YESUAIAN FISKAL POSITIF ATAU FISK

AK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADA

SKAL NEGATIF AN

  i Kasus di perusahaan tekstil PT. Kusuma Muli SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonom

  Program Studi Akuntansi oleh : Feliana Cendya Kartika

  NIM : 052114020 M STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNT S EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHA YOGYAKARTA

  2012

  ulia nomi TANSI HARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ! "

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Evaluasi Penyesuaian Fiskal Positif atau Penyesuaian Fiskal Negatif PPh Badan : Studi kasus di perusahaan tekstil PT Kusuma Mulia.

  Penulisan dan penyusunan skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi, antaralain :

  1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, Sj, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si.,Akt., QIA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, masukan, koreksi dan saran terhadap skripsi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… iv HALAMAN PUBLIKIASI KARYA TULIS ………………………... v HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS …………………………. vi KATA PENGANTAR ………………………………………………... vii DAFTAR ISI …………………………………………………….……. xi DAFTAR TABEL ……………………………………………………. xii ABSTRAK …………………………………………………………... xiii ABSTRACT ………………………………………………………….. xiv

  BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………….

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………………..

  4 C. Batasan Masalah ……………………………………….

  4 D. Tujuan Penelitian ………………………………………..

  4 E. Manfaat Penelitian ………………………………………

  4 F. Sistematika Penulisan …………………………………..

  5 BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………….

  7 A. Pajak …………………………………………………….

  7

  1. Pengertian Pajak ……………………………………

  7

  2. Fungsi Pajak ………………………………………… 8

  3. Subjek Pajak ………………………………………… 8

  4. Jenis-jenis Pajak …………………………………….. 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Pajak Penghasilan ………………………………………… 11

  1. Pengertian Pajak Penghasilan ………………………… 11

  2. Objek Pajak Penghasilan ……………………………. 12

  3. Penghasilan yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak … 14

  4. Biaya-biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto …………………………………………………. 16

  5. Biaya-biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto …………………………………… 21

  6. Penyusutan dan Amortisasi …………………………. 25

  7. Tarif Pajak Penghasilan …………………………….. 36

  C. Penyesuaian Fiskal ………………………………………. 36

  D. Sanksi Perpajakan ……………………………………….. 48 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….

  51 A. Jenis Penelitian …………………………………………..

  51 B. Waktu Penelitian …………………………………………. 51

  C. Tempat Penelitian ………………………………………… 51

  D. Subjek Penelitian ………………………………………… 51 E. Data Penelitian …………………………………………..

  53 F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 53

  G. Teknik Analisis Data …………………………………….. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………….

  55 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan …………………………… 55

  B. Lokasi Perusahaan ……………………………………….. 56

  C. Struktur Organisasi ………………………………………. 58

  D. Pemasaran Produk ………………………………………… 62

  E. Klasifikasi Biaya Produksi ……………………………….. 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………………………….. 68 A. Paparan Data ……………………………………………… 68 B. Penyesuaian Fiskal oleh PT Kusuma Mulia ………………. 74 C. Penyesuaian Fiskal Menurut Teori ………………………… 77 D. Pembahasan ……………………………………………….. 81 BAB VI PENUTUP …………………………………………………….. 82 A. Kesimpulan ……………………………………………….. 82 B. Saran ……………………………………………………… 83 C. Keterbatasan Penulisan …………………………………… 83 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 84 LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud …………………………… 28Tabel 1.2 Tarif Amortisasi Harta Tidak Berwujud …………………….. 33Tabel 5.1 Neraca PT Kusuma Mulia per 31 Desember 2008 dan 2009 … 71Tabel 5.1 Laporan Laba Rugi PT Kusuma Mulia periode tahun 2008 dan tahun 2009 ……………………………………………………. 73Tabel 5.3 Perbandingan antara Penyesuaian Fiskal menurut

  PT Kusuma Mulia dengan Penyesuaian Fiskal menurut Teori... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK

  EVALUASI PENYESUAIAN FISKAL POSITIF ATAU PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN Studi Kasus di perusahaan tekstil PT Kusuma Mulia

  Feliana Cendya Kartika NIM : 052114020

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah penyesuaian fiskal yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun 2009 sudah tepat menurut perundang- undangan yang berlaku. Penelitian ini dilakukan di PT Kusuma Mulia yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto No 47 Solo, dimana perusahaan ini bergerak dibidang usaha tekstil. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data yang diterapkan adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif ini dilakukan dengan cara membandingkan antara penyesuaian fiskal yang dilakukan oleh perusahaan dengan penyesuaian fiskal berdasarkan kajian teori.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan penyesuaian fiskal positif atau penyesuaian fiskal negatif pada tahun 2009 tepat, ketetapan disini adalah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari penyesuaian fiskal yang dilakukan oleh PT Kusuma Mulia. Dalam melakukan penyesuaian fiskal, sebaiknya PT Kusuma Mulia selalu memperhatikan peraturan perpajakan, surat edaran, dan surat pemerintahan, sehingga tidak dikenakan sanksi dikemudian hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT

  AN EVALUATION OF POSITIVE FISCAL ADJUSTMENT OR NEGATIVE FISCAL ADJUSTMENT OF INSTITUTIONAL TAX PAYER’S INCOME

  TAX A case study in the tekstile company of PT Kusuma Mulia

  Feliana Cendya Kartika NIM : 052114020

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2012 This study aimed to evaluate whether the fiscal adjustment undertaken by the company in 2009 was appropriate according to the existing legislation. This research was conducted at PT KusumaMulia locating at HOS Cokroaminoto street number 47 Solo, where the company engaged in textile business. The data collection techniques used were interviews and documentation, while the data analysis technique applied was descriptive analysis technique. The descriptive analysis technique done by comparing the fiscal adjustment undertaken by the company and fiscal adjustment based on the theory.

  Based on the results of research had been done, it could be concluded that the company had made positive fiscal adjustment or negative fiscal adjustment in 2009 appropriately, which was in accordance with the existing regulations. This could be seen from the fiscal adjustment undertaken by PT KusumaMulia. In doing fiscal adjustment PT KusumaMulia should always pay attention to tax regulations, hand bill, and letters of the government, so as not to be penalized in the future.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah pungutan yang didasarkan pada pelaksanaan

  perundang-undangan perpajakan secara benar dan bukan merupakan kontribusi yang sifatnya sukarela. Pajak juga merupakan salah satu penerimaan negara yang memegang peranan penting, karena merupakan komponen terbesar dan sumber utama penerimaan dalam negeri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Sesuai dengan definisi tersebut, pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Meskipun demikian, tidak semua orang rela mengeluarkan uangnya untuk dibayarkan pajak karena menganggap pajak tersebut sebagai beban, sehingga timbul keinginan untuk mengurangi pajak tersebut, sama halnya keinginan untuk mengurangi beban-beban yang lain.

  Ada dua wajib pajak yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Wajib Pajak Orang Pribadi adalah orang pribadi yang telah memenuhi syarat perpajakan yang berlaku di Indonesia untuk menjadi wajib pajak yang mempunyai kewajiban untuk menghitung, menyetor dan melaporkan kewajiban pajaknya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KKP) terdekat. Sedangkan Wajib Pajak Badan adalah badan usaha yang telah memenuhi syarat perpajakan yang berlaku di Indonesia untuk menjadi wajib pajak yang mempunyai kewajiban untuk menghitung, menyetor dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  melaporkan kewajiban pajaknya kepada Kantor Pelayanan pajak (KKP) terdekat.

  Bagi suatu wajib pajak badan, pajak yang ditanggung merupakan salah satu elemen biaya atau sebagai pengurang laba yang didapat oleh perusahaan. Semakin tinggi pajak yang ditanggung semakin kecil laba bersih yang secara riil didapatkan. Wajib pajak dengan pemerintah mempunyai kepentingan berbeda dalam hal pembayaran pajak. Apabila ditinjau dari wajib pajak seperti wajib pajak badan, pajak penghasilan dapat dianggap sebagai beban yang mengurangi laba pemegang saham dan laba perusahaan.

  Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik wajib pajak yang berasal dari Indonesia maupun wajib pajak yang berasal dari luar Indonesia, yang dapat dipakai atau dikonsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama atau bentuk apapun. Maka pajak yang dikenakan atas penghasilan wajib pajak disebut Pajak Penghasilan (PPh).

  Dengan adanya Undang-undang Perpajakan maka diharapkan kesadaran dan tanggung jawab bagi setiap perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya yaitu membayar pajak penghasilan yang berdasarkan peraturan perpajakan, serta diharapkan aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak penghasilan dan pajak yang terutang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Laporan yang disusun secara rapi dan teratur akan dapat menghasilkan informasi mengenai pajak yang terutang dan dapat mempermudah Wajib Pajak Badan untuk mengisi SPT dan menyajikan informasi tentang posisi finansial dan hasil usaha.

  Setiap badan usaha yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan. Dalam menghitung PPh terutang, perusahaan atau orang pribadi yang mengadakan pembukuan tetap mendasarkan diri dari laporan keuangan komersial. Dari laporan keuangan komersial tersebut selanjutnya dilakukan penyesuaian fiskal.

  Terdapat dua macam penyesuaian fiskal, yaitu: penyesuaian fiskal positif dan penyesuaian fiskal negatif. Penyesuaian fiskal positif adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh Badan terhutangnya juga akan meningkat. Penyesuaian fiskal negatif adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya laba kena pajak. Adapun perhitungan laba menurut akuntansi keuangan atau biasa disebut dengan laporan keuangan komersial dan ada pula menurut perpajakan atau biasa disebut laporan keuangan fiskal. Secara umum perhitungan menurut Laba Komersial tentunya akan mengacu sepenuhnya pada SAK.

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Evaluasi Penyesuaian Fiskal Positif atau Penyesuaian Fiskal Negatif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah yaitu Apakah penyesuaian fiskal positif atau penyesuaian fiskal negatif PPh yang dilakukan oleh PT Kusuma Mulia sebagai Wajib Pajak Badan yang bergerak dibidang usaha tekstil sudah sesuai menurut Undang-undang yang berlaku?

  C. Batasan Masalah

  Evaluasi ini terbatas pada kesesuaian penyesuaian fiskal yang dilakukan oleh PT Kusuma Mulia dengan peraturan pajak yang berlaku.

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyesuaian fiskal positif atau penyesuaian fiskal negatif PPh yang dilakukan oleh PT Kusuma Mulia tahun 2009 apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai bahan informasi dan evaluasi terhadap penyesuaian fiskal positif atau penyesuaian fiskal negatif pajak penghasilan yang akan dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan tentang penyesuaian fiskal positif atau penyesuaian fiskal negatif pajak penghasilan yang dilakukan oleh PT Kusuma Mulia dan dapat menambah pengalaman penulis di bidang perpajakan.

  3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah reverensi di bidang perpajakan.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat masalah, dan sistematika penulisan.

  Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk mengolah data yang berasal dari perusahaan. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang metode-metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang dilakukan untuk mengolah data yang didapat dari perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan unit usaha perusahaan PT Kusuma Mulia Surakarta.

  Bab V : Analisis Dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang data-data yang diperoleh, dan analisis dari data-data yang diperoleh dari perusahaan. Bab VI : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil setelah menganalisis data-data yang didapat dari perusahaan, dan memberikan saran kepada PT Kusuma mulia untuk kemajuan perusahaan tersebut dikemudian hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak

1. Pengertian Pajak

  Pengertian pajak menurut P.J.A Adriani yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo:

  Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

  Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro, dalam bukunya Dasar- dasar hukum pajak dan pajak pendapatan (1990:5): Pajak adalah iuran rakyat ke kas negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

  (kontra prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:

  a. Pajak dipungut oleh negara berdasarkan kekuatan undang- undang serta aturan pelaksanaanya dan dapat dipaksakan.

  b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi langsung kepada individu oleh pemerintah.

  c. Pajak diperuntukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

  2. Fungsi Pajak

  Menurut Siti Resmi, pajak memiliki 2 (dua) fungsi, yaitu :

  a. Fungsi Budgetair ( Sumber keuangan Negara ) Fungsi budgetair artinya adalah pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan.

  b. Fungsi Regulered ( Mengatur ) Fungsi regulered adalah pajak sebagai alat untuk mangatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi dan untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Contoh untuk fungsi regulered ( mengatur ) adalah dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras.

  3. Subjek Pajak

  Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh undang- undang untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak berkenaan dengan penghasilan yang didapatkan dalam Tahun Pajak (Waluyo:2008,89).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Menurut pasal 2 Undang-undang nomor 36 Tahun 2008 yang menjadi subjek pajak adalah orang pibadi, warisan yang belum dibagi sebagai salah satu kesatuan menggatikan yang berhak, badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Firma, Koperasi Yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga dana pensiunan, dan bentuk usaha lainnya.

4. Jenis-jenis Pajak

  a. Menurut Golongannya

  1) Pajak langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh pajak langsung adalah Pajak Penghasilan.

  2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh pajak tidak langsung adalah Pajak Pertambahan Nilai.

  b. Menurut Sifatnya

  1) Pajak Subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat subjektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2) Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pajak objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh pajak objektif adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut Pemungutnya

  1) Pajak pusat, adalah pajak ang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh pajak pusat adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak atas Penjualan Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

  2) Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh pajak daerah adalah pajak reklame dan pajak hiburan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pajak Penghasilan

1. Pengertian Pajak Penghasilan

  Kata Pajak Penghasilan mengandung dua pengertian yang disatukan satu sama lain. Pengertian pertama mengenai arti pajak itu sendiri dan pengertian kedua mengenai arti penghasilan.

  Pengertian penghasilan menurut Standar Akunansi Keuangan mengenai penyajian Laporan Keuangan paragraph 70 yaitu : Kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikkan atau penambahan aktiva, ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penambahan modal.

  Dalam Undang-undang Perpajakan nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) penghasilan dapat diartikan sebagai : Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesa maupun dari

  Luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

  Dengan demikan, pengertian Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak (Siti Resmi, 2003:74).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Objek Pajak Penghasilan

  Berdasarkan Undang-undang perpajakan Nomor 36 Tahun 2008

  Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan, objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk keuntungan : a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.

  b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan, c. Laba Usaha

  Menurut akuntansi, laba usaha merupakan penjualan dikurangi dengan HPP dan biaya-biaya usaha, sedangkan sesuai acuan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT), laba bruto usaha merupakan penjualan dikurangi dengan HPP. Laba bruto ini setelah dikurangi dengan pengurangan atau biaya yang diperbolehkan disebut sebagai Penghasilan Netto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : 1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. 2) Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota. 3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, atau pengambil alihan usaha.

  4) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagai atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan.

  e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya ; f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. Deviden, dengan nama, dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

  h. Royalty; i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; m. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah; n. Premi asuransi; o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum kena pajak.

3. Penghasilan yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak

  Pengecualian objek pajak diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Undang- undang PPh yaitu: a. 1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.

  2) Harta Hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau sederajat; b. Warisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dan Wajib Pajak atau Pemerintah;

  e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa;

  f. Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada Badan Usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat : 1) Deviden berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2) Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara,

  Badan Usaha Milik Daerah yang menerima deviden paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tesebut;

  g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, naik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  h. Penghasilan dari modal yang ditanam oleh dana pensiun sebagaimana yang dimaksudkan dalam huruf g, dalam bidang- bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan; i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi; j. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh peruahaan resakdana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin perusahaan.

4. Biaya-biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

  Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang PPh, terdiri dari :

  a. Biaya yang secara langsung atau tidak lagsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain : 1) biaya pembelian bahan; 2) biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;

  3) bunga, sewa dan royalty;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5) biaya pengolahan limbah; 6) premi asuransi 7) biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; 8) biaya administrasi; dan 9) pajak kecuali pajak penghasilan Biaya-biaya diatas pada umumnya disebut juga biaya sehari-hari yang boleh dibebankan pada tahun pengeluaran. Untuk dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluaran tersebut harus memiliki hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.

  b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atau biaya lain yang memunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

  Untuk peneluaran-pengeluaran guna memperoleh harta berwujud dan harta tidak berwujud serta pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, maka pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau alokasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri keuangan.

  Untuk iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan boleh dibebankan sebagai biaya, sedangkan untuk iuran kepada pensiun yang pendiriannya belum disahkan oleh Menteri Keuangan maka belum boleh dibebankan sebagai biaya.

  d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta menurut tujuan yang semula tidak dimaksudkan untuk dijual atau dialihkan yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, sedangkan kerugian karena penjualan atau pegalihan harta yang dimiliki tetapi tidak digunakan dalam perusahaan, atau yang dimiliki tetapi tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, maka tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  e. Kerugian selisih kurs mata uang asing Kerugian yang dikarenakan fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

  f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia; Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia dalam jumlah yang wajar untuk menemukan teknologi atau sistem baru bagi pengembangan perusahaan boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan.

  g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan; Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan beasiswa, magang, dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan dengan memperhatikan kewajaran, termasuk beasiswa yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah beasiswa yang diberikan kepada pelajar, mahasiswa, dan pihak lain.

  h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat : 1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; 2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang Negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu

  4) Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k

  Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya dalam laporan Laba Rugi komersial dan telah melakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir. i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan

  Peraturan Pemerintah k. Biaya pembangunan infrastuktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah

5. Biaya-biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

  Biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak yang diatur pada Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah :

  a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti deviden, termasuk deviden yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

  Pembagian laba dalam bentuk apapun termasuk pembagian deviden oleh perusahaan asuransi kepada polis, pembayaran deviden kepada pemilik modal tidak boleh dikurangkan dari penghasilan badan yang membagikannya, karena pembagian laba merupakan bagian dari penghasilan badan yang akan dikenai pajak menurut Undang-undang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota.

  Biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota, seperti perbaikan rumah, biaya perjalanan, biaya premi asuransi tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan.

  c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lainnya yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha, cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan sosial, cadangan penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan, cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan, dan cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri.

  d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Untuk premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayarkan sendiri oleh Wajib Pajak Orang Pribadi tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, dan jika premi asuransi tersebut dibayar atau ditanggung oleh pemberi kerja, maka bagi pemberi kerja pembayaran tersebut boleh dibebankan sebagai biaya dan bagi pegawai yang bersangkutan merupakan penghasilan yang merupakan objek pajak.

  e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengam pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Dari Pasal 4 ayat (3) huruf d, penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan dianggap bukan merupakan objek pajak, dalam ketentuan ini penggantian atau imbalan dimaksud dianggap bukan merupakan pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya bagi pemberi kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.

  Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah pengeluaran yang jumlahnya wajar sesuai kelaziman usaha, berdasarkan ketentuan tersebut jumlah yang melebihi kewajaran tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya.

  g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf I sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

  h. Pajak Penghasilan.

  Yang dimaksudkan Pajak Penghasilan dalam ketentuan ini adalah Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.

  Biaya untuk keperluan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungan, pada hakekatnya merupakan penggunaan penghasilan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan, maka tida boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.

  Gaji yang diterima oleh anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, bukan merupakan pembayaran yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto badan tersebut. k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.

6. Penyusutan dan Amortisasi

  Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan nomor 36 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 atau pasal 11 A, maka pasal 11 atau pasal 11 A berisi sebagai berikut : a. Penyusutan

  1) Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta beruwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut. Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanah hak milik, termasuk tanah berstatus hak bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang pertama kali tidak boleh disusutkan, kecuali apabila tanah tersebut dipergunakan dalam perusahaan atau dimiliki untuk memperoleh penghasilan dengan syarat nilai tanah tersebut berkurang karena penggunaannya untuk memperoleh penghasilan, misalnya adalah tanah yang dipergunakan untuk perusahaan genteng, perusahaan keramik, dan perusahaan batu bara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2) Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas. Penggunaan metode penyusutan atas harta harus dilakukan secara taat asas, untuk harta berwujud berupa bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau metode saldo menurun.

  3) Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan pengerjaan harta tersebut.

  Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran atau pada bulan selesainya pengerjaan suatu harta sehingga penyusutan pada tahun pertama secara pro- kontra.