UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1- DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN ( Allium fistulosum L.)

  

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1- UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1- UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-

DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK

TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN

( ( ( Allium fistulosum L. Allium fistulosum L. Allium fistulosum L. ) ) )

SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Program Studi Farmasi Program Studi Farmasi Oleh: Oleh: Oleh:

  Valentinus Widyawan Valentinus Widyawan Valentinus Widyawan NIM : 088114068 NIM : 088114068 NIM : 088114068

FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA UNIVERSITAS SANATA DHARMA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012 2012 2012

  UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN ( METANOLIK BAWANG DAUN ( METANOLIK BAWANG DAUN ( Allium fistulosum L. Allium fistulosum L. Allium fistulosum L. ) ) )

SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Program Studi Farmasi Program Studi Farmasi Oleh: Oleh: Oleh:

  Valentinus Widyawan Valentinus Widyawan Valentinus Widyawan NIM : 088114068 NIM : 088114068 NIM : 088114068

  

FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA UNIVERSITAS SANATA DHARMA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2012 2012 2012

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

“Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa

kita lakukan adalah berbuat sebaik-baiknya dan

berbahagia hari ini.”

  

(Samuel Taylor Coleridge)

Skripsi ini aku persembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sebagai ungkapan rasa syukurku Ibu, Bapak, dan keluargaku

tanda hormat dan bhaktiku atas kasih sayang yang kalian berikan

tak lupa untuk almamaterku yang aku banggakan

  

“TUHAN adalah gembalaku,

takkan kekurangan aku”

Mazmur 23:1

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Valentinus Widyawan

  Nomor Mahasiswa : 08 8114 068

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1- DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN ( Allium fistulosum L. )

  

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Februari 2012 Yang menyatakan (Valentinus Widyawan)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan

  

Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) dan Penetapan

Kandungan Fenolik Total Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanolik Bawang

Daun (Allium fistulosum L.)” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Farnasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari begitu banyak bantuan dan dukungan dari semua pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  2. Prof. Dr. CJ. Soegihardjo, Apt. Sebagai Dosen Pembimbing yang telah

  memberikan bimbingan, pengarahan serta ilmu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

  3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. sebagai Dosen Penguji atas pengarahan dan kesediaannya menguji skripsi ini.

  4. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. sebagai Dosen Penguji atas pengarahan dan kesediaannya menguji skripsi ini.

  5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  6. Segenap laboran Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

  khususnya Mas Wagiran selaku laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia dan juga Mas Bimo selaku laboran Laboratorium Kimia Analisis Instrumen atas segala bantuan selama penulis melakukan penelitian.

  

7. Sahabat seperjuangan Angela Natalia Meta Karvitasaria, Rollando, Louis Aldo

  Sahala, Antonius Pandu Wilakartika, terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang telah dilewati bersama dalam penelitian ini.

  8. Ayesa Syenina, atas kasih dan segala perhatian, dukungan juga doanya.

  9. Semua sahabat-sahabat terbaikku, atas segala pengalaman tak terlupakan yang telah kita jalani.

  10. Teman-teman Farmasi kelas B angkatan 2008, dan FST 2008 terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita.

  11. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan yang tidak dapat desebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian dan penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan menjadi sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, Januari 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................................vi KATA PENGANTAR...........................................................................................vii DAFTAR ISI.........................................................................................................ix DAFTAR TABEL................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiv

  INTISARI............................................................................................................. xv

  

ABSTRACT.......................................................................................................... xvi

  BAB I PENGANTAR............................................................................................. 1 A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Perumusan Masalah.......................................................................................... 3 C. Keaslian penelitian............................................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 4 E. Tujuan............................................................................................................... 4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 5 A. Bawang Daun.................................................................................................... 5

  1. Morfologi tanaman...................................................................................... 5

  2. Kandungan kimia bawang daun................................................................... 6

  3. Kegunaan bawang daun................................................................................ 6

  B. Senyawa Fenolik............................................................................................... 7

  C. Ekstraksi............................................................................................................ 8

  D. Radikal Bebas.................................................................................................. 11

  E. Antioksidan..................................................................................................... 15

  F. Metode DPPH................................................................................................. 17

  G. Spektrofotometri............................................................................................. 18

  H. Validasi Metode Analisis................................................................................ 20

  I. Landasan Teori................................................................................................ 22 J. Hipotesis.......................................................................................................... 23

  BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 24 A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................... 24 B. Variabel........................................................................................................... 24 C. Definisi Operasional........................................................................................ 24 D. Bahan dan Alat Penelitian............................................................................... 25 E. Tata Cara Penelitian........................................................................................ 26

  1. Determinasi tanaman.................................................................................. 26

  2. Pengumpulan bahan.................................................................................... 26

  3. Preparasi bawang daun................................................................................27

  4. Pembuatan larutan pembanding dan uji..................................................... 28

  5. Uji pendahuluan.......................................................................................... 29

  6. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan................................................. 30

  7. Uji aktivitas antioksidan............................................................................. 31

  8. Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total................................ 32

  9. Penetapan kandungan fenolik total............................................................. 32

  F. Analisis Hasil.................................................................................................. 34

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 36 A. Hasil Determinasi Tanaman............................................................................ 36 B. Hasil Pengumpulan Bahan.............................................................................. 36 C. Hasil Preparasi Sampel................................................................................... 38 D. Hasil Uji Pendahuluan..................................................................................... 42

  1. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan........................................................ 42

  2. Uji pendahuluan fenolik............................................................................. 43

  E. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan......................................... 44

  1. Penentuan operating time (OT) metode uji aktivitas antioksidan ............. 44

  2. Penentuan panjang gelombang maksimum................................................ 46

  F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan.......................................... 47

  1. Akurasi....................................................................................................... 49

  2. Presisi......................................................................................................... 52

  3. Linearitas.................................................................................................... 52

  4. Spesifitas.................................................................................................... 53

  G. Hasil Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH..................... 54

  H. Hasil Optimasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total........................ 60

  1. Penentuan operating time (OT).................................................................. 60

  2. Penentuan panjang gelombang maksimum................................................ 61

  I. Hasil Validasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total......................... 62

  1. Akurasi....................................................................................................... 64

  2. Presisi......................................................................................................... 65

  3. Liniearitas................................................................................................... 65

  4. Spesifitas.................................................................................................... 65 J. Hasil Penentuan Kandungan Fenolik Total..................................................... 66

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 69 A. Kesimpulan..................................................................................................... 69 B. Saran................................................................................................................ 69 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 70 LAMPIRAN.......................................................................................................... 74 BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................... 90

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Rentang kesalahan yang diperbolehkan (Harmita, 2004)..............21 Tabel 2. Rentang CV yang masih dapat diterima (Harmita, 2004)............. 22 Tabel 3. Hasil %recovery dan % CV uji aktivitas antioksidan rutin........... 50 Tabel 4. Hasil %recovery dan % CV uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun.......................................... 51 Tabel 5. Hasil %IC rutin menggunakan radikal DPPH................................56 Tabel 6 Hasil %IC fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun menggunakan radikal DPPH......................................................... 57 Tabel 7. Hasil perhitungan IC

  50 fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang

  daun dan rutin................................................................................ 58 Tabel 8. Tingkat kekuatan antioksidan senyawa uji dengan metode DPPH

  (Ariyanto cit. Widodo, 2006)........................................................ 59 Tabel 9. Hasil pengukuran absorbansi baku asam galat............................. 63 Tabel 10. Hasil %recovery dan %CV penetapan kandungan fenolik total... 64 Tabel 11. Hasil perhitungan kandungan fenolik total................................. 67

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Reaksi radikal DPPH dengan antioksidan (Windono,2001) ......................................................................................................17

  Gambar 2. Diagram Skematis Spektrofotometer UV-Vis (Sastrohamidjojo, 2001) ...........................................................................................20

  Gambar 3. Skema jalannya penelitian........................................................... 35 Gambar 4. Hasil Uji pendahuluan uji aktivitas antioksidan ( A = Larutan

  DPPH; B = Larutan DPPH + rutin; C = Larutan DPPH + fraksi etil asetat ekstrak metanol bawang daun .................................... 43 Gambar 5. Hasil Uji pendahuluan uji fenolik ( A = pereaksi Follin Ciocalteu

  • fraksi etil asetat ekstrak metanol bawang daun; B = pereaksi Follin Ciocalteu + asam galat; C = blanko)................................ 44

  Gambar 6. Grafik penentuan OT rutin.......................................................... 45 Gambar 7. Grafik penentuan OT etil asetat.................................................. 45 Gambar 8. Spektra λ maksimum DPPH pada tiga seri konsentrasi

  Keterangan : konsentrasi A = 0,080 mM; konsentrasi B = 0,040 mM; konsentrasi C = 0,020 mM.................................................. 47 Gambar 9. Kurva persamaan regresi linear aktivitas antioksidan rutin..............................................................................................48 Gambar 10. Kurva persamaan regresi linear aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun........................................ 49 Gambar 11. Resonansi DPPH......................................................................... 54 Gambar 12. Struktur Rutin.............................................................................. 55 Gambar 13. Donasi proton senyawa antioksidan pada radikal DPPH............ 58 Gambar 14. Grafik penentuan OT asam galat................................................. 60 Gambar 15. Spektra λ maksimum hasil scanning pada tiga seri konsentrasi asam galat (Keterangan : konsentrasi asam galat A = 50 µg/mL; B

  = 100 µg/mL; C = 150 µg/mL)................................................... 61 Gambar 16. Reaksi senyawa fenolik dengan pereaksi Follin-Ciocalteu......... 66 Gambar 17. Struktur asam galat...................................................................... 67

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman bawang daun...................74 Lampiran 2. Gambar tanaman bawang daun dari daerah Wukirsari,

  Cangkringan, Sleman ....................................................................75 Lampiran 3. Perhitungan rendemen....................................................................75 Lampiran 4. Data penimbangan bahan.............................................................. 76 Lampiran 5. Data perhitungan konsentrasi DPPH, larutan pembanding dan larutan uji................................................................................ 77 Lampiran 6. Scanning pengkoreksi................................................................... 79 Lampiran 7. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan.................................... 82 Lampiran 8. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH................. 84 Lampiran 9. Perhitungan nilai IC fraksi etil asetat ekstrak metanol bawang

  50

  daun dan rutin................................................................................ 85 Lampiran 10. Uji statistik aktivitas antioksidan dengan SPSS 17.0.................... 85 Lampiran 11. Penimbangan untuk uji kandungan fenolik total......................... ..86 Lampiran 12. Optimasi penentuan kandungan fenolik total.............................. ..87 Lampiran 13. Penentuan kandungan fenolik total............................................... 89

  

INTISARI

  Radikal bebas merupakan salah satu faktor berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tubuh. Untuk mengurangi atau menangkal efek buruk yang ditimbulkan oleh radikal bebas dibutuhkan suatu antioksidan. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menetralkan reaksi radikal bebas dalam tubuh. Di dalam tumbuhan terdapat suatu senyawa fenolik dan flavonoid yang merupakan salah satu sumber antioksidan alami. Bawang daun merupakan salah satu tumbuhan yang biasanya digunakan untuk pelengkap sayuran namun ternyata memiliki kandungan flavonoid dan senyawa-senyawa golongan fenol.

  Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-

  picryl-hydrazyl), dan dinyatakan dengan nilai IC 50 (Inhibition Concentration).

  Adanya senyawa antioksidan dapat menyebabkan perubahan warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning dan terjadi penurunan absorbansi DPPH yang dapat diukur menggunakan spektrofotometer pada λ maksimum DPPH yaitu 515,8 nm. Penetapan kandungan fenolik total menggunakan metode Follin-Ciocalteu dan dinyatakan dengan nilai massa ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun. Senyawa fenolik dioksidasi oleh pereaksi fenol Follin- Ciocalteu dalam suasana basa sehingga terbentuk larutan berwarna biru yang memiliki λ maksimum 750 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun memiliki nilai IC sebesar (188 ± 5,22)

  50

  µg/mL dan tergolong memiliki aktivitas antioksidan lemah. Kandungan fenolik total sebesar (1,7 ± 0,04) mg ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat.

  Kata kunci : antioksidan, fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun, DPPH, kandungan fenolik total.

  

ABSTRACT

  Free radical is a dangerous factor that can cause various diseases in the body. To decrease or avoid the negative effects of free radicals there is a need for antioxidants. Antioxidants are compounds that can neutralize the reaction of free radicals inside the body. In plants there are phenolic and flavonoid compounds which is a source of natural antioxidants, Welsh onion, a plant that is generally used as a complementary vegetable, turns out to possess an amount of flavonoid and compounds from the phenol group.

  This research was executed to determine the antioxidant activity and the total amount of phenolic in the ethyl acetate fraction of the methanolic extract of Welsh onions. The antioxidant activity was tested using DPPH (1,1-diphenyl-2- picryl-hydrazyl) radical, and was indicated with a value of IC

  50 (Inhibition

  Concentration). The existence of antioxidant compounds can cause a change of colour in the DPPH solution from purple to yellow and a decline in the absorption of DPPH which can be measured using a spectrophotometer with the maximum wavelength of DPPH at 515.8 nm. The determination of the total phenolic amount was done using the Follin-Ciocalteu method and indicated with the equivalent mass value of gallic acid per gram ethyl acetate fraction of the methanolic extract of Welsh onions. The phenolic compound was oxidized with the phenol reactant Follin-Ciocalteu in an alkali environment, thus a blue solution was formed with a maximum wavelength of 750 nm. The results of this research showed that the ethyl acetate fraction of the methanolic extract of Welsh onions has an IC

  50 value

  of (188 ± 5,22) µg/mL and is classified to have a weak antioxidant activity. The total phenolic amount is (1,7 ± 0,04) mg equivalent mass value of gallic acid per gram ethyl acetate fraction of the methanolic extract of Welsh onions. Keyword : antioxidant, ethyl acetate fraction of the methanolic extract of Welsh onions, DPPH, the total phenolic amount

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

  reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mengembalikan kesetimbangannya, radikal bebas akan berusaha mendapatkan elektron dari molekul lain atau melepas elektron yang tidak berpasangan yang dimilikinya. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh, dan akan sangat berbahaya jika jumlahnya berlebihan dalam tubuh karena dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti jantung, penuaan dini, kanker, serta penyakit degeneratif lainnya. Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan metabolisme atau karena paparan radikal bebas dari luar melalui pernapasan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu antioksidan, yaitu suatu substansi yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit. Senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya pada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (Dalimartha & Soedibyo, 1998; Sibuea, 2003).

  Sebenarnya tubuh manusia sudah menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi jumlahnya seringkali tidak mencukupi untuk dapat menetralkan radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Kekurangan antioksidan di dalam tubuh membutuhkan asupan dari luar, sehingga keseimbangan antara antioksidan dan

  2 radikal bebas dalam tubuh dapat dijaga dan mencegah stres oksidatif dan penyakit penyakit kronis yang ditimbulkannya (Sofia, 2006).

  Terdapat dua macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Namun antioksidan alami lebih dikembangkan dalam masyarakat dibandingkan antioksidan sinetetik karena timbul kekhawatiran adanya efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antioksidan sintetik (Rohdiana, 2001).

  Antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai sumber tumbuhan seperti sayuran, buah-buahan dan juga rempah-rempah. Kebanyakan antioksidan yang terdapat pada tumbuhan merupakan senyawa fenolik atau polifenolik. Senyawa tersebut merupakan golongan flavonoid, dimana flavonoid telah terbukti memiliki kemampuan untuk merubah atau menangkal radikal bebas (Sarastani, dkk., 2002; Giorgio, 2000).

  Salah satu sumber antioksidan alami adalah sayuran. Bawang daun (Allium

  

fistulosum L.) merupakan sayuran yang biasa digunakan sebagai penyedap dan

  pelengkap aneka masakan. Bawang daun berkhasiat menghilangkan lendir dalam kerongkongan, menyembuhkan reumatik, dan kurang darah (Wahyuningsih, 2010). Hasil penapisan terhadap simplisia bawang daun menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid (Fransisca, Fidrianny, Ruslan, 2006). Menurut penelitian bawang daun memiliki aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa flavonoid seperti kuersetin dan kaempferol (Aoyama dan Yamamoto, 2007; Feng dan Liu, 2011).

  Untuk mengetahui besar aktivitas antioksidan dari Bawang daun dilakukan uji daya antioksidan menggunakan metode DPPH. Metode ini sederhana untuk

  3 dikerjakan, mudah, cepat dan peka. Aktivitas antioksidan dari suatu senyawa dapat diketahui dari penurunan absorbansi DPPH yang terjadi akibat penambahan senyawa tersebut (Zuhra et al., 2008).

  Berdasarkan hal-hal diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar aktivitas antioksidan dari bawang daun menggunakan metode DPPH yang besar nilai aktivitas antioksidannya dinyatakan dengan IC

  50 . Dan mengetahui

  seberapa besar kandungan fenolik total yang terdapat dalam bawang daun yang berperan dalam menghasilkan aktivitas antioksidannya.

B. Perumusan Masalah

  a. Berapa nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak bawang daun dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC ?

  50

  b. Berapakah kandungan fenolik total fraksi etil asetat bawang daun yang dinyatakan dengan massa ekivalen asam galat?

C. Keaslian penelitian

  Uji aktivitas antioksidan pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada sampel yang digunakan, yaitu fraksi etil asetat bawang daun. Berdasarkan pengamatan penulis, uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat bawang daun belum pernah dilakukan.

  4

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai aktivitas antioksidan yang dimiliki bawang daun, sehingga hasil penelitian dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi penelitian lebih lanjut maupun masyarakat luas mengenai potensi bawang daun sebagai salah satu sumber antioksidan alami.

E. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah menguji aktivitas antioksidan menggunakan radikal bebas DPPH dan menentukan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun.

  2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC 50.

  b. Mengetahui kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik bawang daun yang dinyatakan dengan massa ekivalen asam galat.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Bawang daun Bawang daun ( Allium fistulosum L.) berasal dari Siberia, dengan umbi

  memanjang, putih, serta kurang terkembang dan berdaun geronggang berwarna hijau. Dalam bahasa Inggris disebut Welsh onion, dalam bahasa Indonesia adalah bawang daun, di Jawa disebut bawang oncang (Heyne, 1987).

  1. Morfologi tanaman Struktur tubuh tanaman bawang daun terdiri atas : akar, batang semu, dan daun. Di samping itu, pada stadium reproduktif dapat menghasilkan bunga dan biji. Bawang daun termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar kesemua arah pada kedalaman antara 15-30 cm (Rukmana, 1995).

  Batang semu terbentuk dan tersusun dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi. Bagian batang semu yang tertimbun tanah umumnya berwarna putih bersih, sedangkan batang semu dipermukaan tanah berwarna hijau keputihan. Sifat hidup tanaman ini merumpun, yakni membentuk anak-anakan yang baru (Rukmana, 1995).

  Bentuk daun dari bawang daun dibedakan atas dua macam, yaitu bulat panjang didalamnya berlubang seperti pipa. Panjang pipih tidak berlubang. Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua. Panjang daun sangat bervariasi

  6

  antara 18-30 cm atau lebih, tergantung dari varieties dan kesuburan pertumbuhannya (Rukmana, 1995).

  Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm. Secara keseluruhan, bentuk bunga bawang daun seperti paying (umbrella). Bunga bawang daun dapat menyerbuk sendiri ataupun silang dengan bantuan serangga lalat-hijau ataupun dengan bantuan manusia, sehingga menghasilkan buah dan biji (Rukmana, 1995).

  Bentuk biji bawang daun umumnya agak pipih dan berwarna hitam. Biji ini dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif (Rukmana, 1995).

  2. Kandungan kimia bawang daun Bawang daun memiliki kandungan kuersetin dan juga kaempferol

  (Aoyama dan Yamato, 2007; Feng dan Liu, 2011).Daun ini memiliki kandungan vitamin A dan C tinggi, kalsium, protein, lemak, karbohidrat, serat dan kalori (Wahyuningsih, 2010). Bawang daun mengandung saponin, tanin serta daunnya juga mengandung minyak atsiri (Udechi, 2011). Hasil penapisan fitokimia bawang daun menunjukkan kandungan senyawa golongan flavonoid, steroid, triterpenoid, dan saponin (Fransisca, dkk., 2006).

  3. Kegunaan bawang daun Kebanyakan bawang daun digunakan sebagai sayuran dan berfungsi sebagai penyedap dan pelengkap aneka masakan. Daun ini mengandung unsur- unsur aktif yang memiliki daya bunuh bakteri (sebagai antibiotik) serta dapat merangsang pertumbuhan sel tubuh. Selain itu daun bawang juga berkhasiat

  7

  menghilangkan lendir dalam kerongkongan, menyembuhkan reumatik, dan kurang darah (Wahyuningsih, 2010). Bawang daun bersifat diuretik, diaforetik dan antiradang (Udechi, 2011). Bawang daun juga berguna bagi tubuh anatara lain untuk memudahkan pencernaan, menghilangkan lendir-lendir dalam kerongkongan, dan diduga dapat mendorong napas panjang (Rukmana, 1995).

B. Senyawa Fenolik

  Senyawa fenolik merupakan substansi organik, terdiri dari senyawa aromatik yang terikat dengan satu atau lebih substituen hidroksil (-OH). Senyawa utamanya adalah fenol namun kebanyakan fenolik merupakan polifenol. Sumber fenolik yang paling besar pada tumbuhan, dan diantara banyaknya senyawa polifenol yang telah diketahui, paling banyak adalah golongan flavonoid (Mann, Davidson, Hobss, Banthorpe, Harborne, 1994).

  Golongan fenolik yang terbanyak adalah flavonoid. Flavonoid memiliki sejumlah gugus hidroksil yang tidak tersubstitusi, atau suatu gula, sehingga flavonoid merupakan senyawa polar yang cukup larut dalam senyawa polar seperti metanol, etanol, butanol, aseton , dan air. (Markham,1988). Flavonoid biasanya terdapat dalam dua jenis, yaitu flavonoid bentuk aglikon dan flavonoid yang terikat gula (glikosida). Flavonoid yang terikat gula akan lebih larut dalam air sedangkan flavonoid aglikon akan lebih larut dalam etil asetat (Robinson, 1995).

  Senyawa fenolik meliputi beraneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang berciri sama yakni mempunyai cincin aromatik yang

  8

  mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenolik cenderung mudah larut dalam air karena umumnya berikatan dengan gula sebagai glikosida. Semua senyawa fenol berupa senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan di daerah spectrum UV. Selain itu. Senyawa fenolik menunjukkan geseran batokrom pada spektrumnya bila ditambahkan basa. Oleh sebab itu, senyawa fenolik dapat di identifikasi dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer (Harborne, 1987).

  Efek antioksidan terutama disebabkan karena adanya senyawa fenol seperti flavonoid dan asam fenolat. Biasanya senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah senyawa fenol yang mempunyai gugus hidroksi yang tersubstitusi pada posisi orto dan para terhadap gugus –OH dan -OR (Waji dan Sugrani, 2009)

  Fenolik memiliki aktivitas antioksidan kuat, hampir semua tanaman memiliki polifenol, sehingga penentuan fenolik ini dilakukan. Metode standar yang digunakan adalah Folin Ciocalteu. Untuk senyawa standar yang digunakan adalah asam galat. Metode ini terbukti memiliki spesifitas yang baik untuk berbagai ekstrak tanaman dan tidak terdapat masalah yang berarti dengan prinsip analisis (Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011).

C. Ekstraksi

  Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut. Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun hewan

  9

  tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan atau dikeringkan. Tiap-tiap bahan mentah obat disebut ekstrak, tidak mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai unsur, tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi dari ekstraksi (Ansel, 1989).

  Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (BPOM RI, 2005).

  Maserasi (maserace = mengairi, melunakkan) adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya, rendaman tersebut disimpan terlindungi dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Setelah waktu tersebut, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah tercapai. Dengan pengocokan dijamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Makin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan makin banyak yang diperoleh (Voigt, 1984).

  10

  Beberapa modifikasi dapat dilakukan pada metode maserasi, yakni:

  1. Digesti Merupakan maserasi dengan pemanasan lemah pada suhu 40 -50 C. Maserasi seperti ini hanya digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap pemanasan.

  2. Maserasi dengan mesin pengaduk Adanya penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus dapat mempersingkat waktu maserasi terjadi 6-24 jam.

  3. Remaserasi Merupakan maserasi dengan cairan penyari yang ada dua. Serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan pertama, dienapkan tuangkan dan diperas, kemudia dimaserasi kembali dengan cairan yang kedua.

  4. Maserasi melingkar Merupakan proses maserasi dengan cairan penyari yang selalu bergerak dan menyebar, dengan demikian proses maserasi akan menjadi lebih baik. Cairan penyari dipompa dari bawah bejana penyari, melalui pipa penghubung dan kemudian masuk kembali ke bejana penyari dengan cara diemburkan oleh alat penyembur ke permukaan serbuk simplisia. Proses tersebut dilakukan secara berulang hingga cairan penyari menjadi jenuh oleh zat aktif (Ansel, 1989).

  Ekstrak kasar perlu difraksinasi untuk memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama lainnya. Salah satu caranya adalah dengan metode ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair merupakan suatu teknik dimana suatu larutan (biasanya air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua

  11

  (biasanya pelarut organik), sehingga menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut ke dalam pelarut yang kedua. Pada prinsipnya, kedua pelarut yang digunakan tidak saling tercampurkan. Metode ektrasksi cairan-cairan yang sering digunakan adalah menggunakan alat corong pisah, dimana kedua pelarut yang tidak saling campur dimasukkan ke dalam corong pisah dan dilakukan penggojogan selama beberapa menit (Bassett, et al., 1991).

D. Radikal Bebas

  Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang tidak stabil san sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada lapisan atau orbital terluarnya. Merupakan juga suatu kelompok bahan kimia dengan reaksi jangka pendek yang memiliki satu atau lebih elektron bebas (Droge, 2002).

  Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.

  Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, dan penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi yang penting, yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit (Waji dan Sugrani, 2009).

  12

  Secara umum tahapan reaksi pembentukan radikal bebas mirip dengan rancidity oxidative, yaitu melalui 3 tahapan reaksi berikut.

  a. Tahap inisiasi, yaitu awal pembentukan radikal bebas. Misalnya :

    • Fe + OH + OH Fe + H O

  2 R 1 + H O R -H + OH

  2

  1 b. Tahap propagasi, yaitu pemanjangan rantai radikal.

  R + R -H R -H + OH

  2

  1

2 R H + R R + R -H

  3

  2

  3

  2

  c. Tahap terminasi, yaitu bereaksinya senyawa radikal dengan radikal lain atau dengan penangkap radikal, sehingga potensi propagasinya rendah.

  R R

  • 1 R -R

  1

  1

  1 R R

  • 2 R -R

  1

  2

  1 R R R -R dst +

  2

  2

  2

  2 (Winarsi, 2007).

  Radikal bebas yang ada ditubuh manusia berasal dari 2 sumber :

  a. Sumber endogen

  1. Autoksidasi Merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom C yang tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen. Superoksida merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous

  13

  (Fe II) juga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi (Droge, 2002).

  2. Oksidasi enzimatik Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas dalam jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in

  

ischemia-reperfusion), prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase,

  dan amino acid oxidase. Enzim myeloperoxidase hasil aktifasi netrofil, memanfaatkan hidrogen peroksida untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor (Inoue, 2001).

  3. Respiratory burst Merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan proses dimana sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar selama fagositosis. Lebih kurang 70-90 % penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam produksi superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel seperti NADPH-oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin, kompleks imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat mengaktifkan enzim NADPH-oxidase.

  Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst pada membran sel untuk memproduksi superoksida. Kemudian H O dibentuk dari superoksida dengan

  2

  2

  cara dismutasi bersama generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh bakteri (Albina and Reichner, 1998)

  14

  b. Sumber eksogen

Dokumen yang terkait

PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R & G.) DENGAN METODE DPPH DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK SERTA FLA

0 1 16

PENDAHULUAN PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R & G.) DENGAN METODE DPPH DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK SERTA FLAVONOID TOTALNYA.

0 7 16

DAFTAR PUSTAKA PENENTUAN FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU KLUWIH (Artocarpus communis J.R & G.) DENGAN METODE DPPH DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK SERTA FLAVONOID TOTALNYA.

0 2 5

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN ARBENAN (Duchesnea indica UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN ARBENAN (Duchesnea indica (Andr.) Focke) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aerugin

0 1 8

UJI AKTIVITAS ANTIRADIKAL FRAKSI NON POLAREKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) UJI AKTIVITAS ANTIRADIKAL FRAKSI NON POLAR EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH DISERTAI PENENTUAN KADAR FENOL DAN FL

0 1 17

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIRADIKAL FRAKSI NON POLAR EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH DISERTAI PENENTUAN KADAR FENOL DAN FLAVONOID TOTALNYA.

1 5 16

DAFTAR PUSTAKA UJI AKTIVITAS ANTIRADIKAL FRAKSI NON POLAR EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH DISERTAI PENENTUAN KADAR FENOL DAN FLAVONOID TOTALNYA.

0 4 5

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN CEPLIKAN (Ruellia tuberosa L.) DENGAN METODE DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl).

0 1 2

PENENTUAN AKTIVITAS ESTROGENIK FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR DAUN JERUJU (Acanthus ilicifolius L.) MENGGUNAKAN

0 0 17

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN ETANOL DAUN BERENUK (Crescentia cujete L.)

0 2 16